Anda di halaman 1dari 2

Menguak Misteri Khidir Dalam Pandangan Sunnah

Bab 11
Siapakah Yang Pernah Bertemu Khidir Pasca Nabi SAW?
Hal 71-79
Ikha, Icha, Ubed

Hadist ke 1
Abdul Aziz Al-Uwaisi, dan kami mendapatkannya dari Ali bin Abi Ali Al-Hasyimi, dari Ja'far bin
Muhammad bin Ali bin Husein, dari bapaknya, bahwa Ali bin Abi Thalib berkata "Ketika Nabi Saw wafat,
ada seseorang yang datang untuk takziah. Anehnya, mereka hanya dapat mendengar suara pelannya,
namun tidak dapat melihat postur tubuhnya."Kemudian orang itu berkata: "Assalamu'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh, wahai ahlul bait. Tiap tiap yang berjiwa akan merasakan kematian. Dan
sesungguhnya pada hari kiamat sajalah-disempurnakan pahalamu. Sesungguhnya Allah pelipur lara dari
segala musibah, berada di balik semua kebinasaan, dan mengetahui segala yang telah berlalu. Hanya
kepada Allahlah kalian harus mempercayakan semuanya, hanya kepada-Nya kalian berharap.
Sesungguhnya musibah yang sebenarnya adalah ketika diharamkannya seseorang menerima pahala."
Ja'far berkata, ayahku memberitahu bahwa Ali bin Abi Thalib kwh berkata , " Tahukah kalian siapa dia ?
Dia ini adalah Khidir.
Hadist ke 2
Muhammad bin Manshur Al - Jazar meriwayatkan dari Muhaïnmad bin Ja'far dan Abdullah bin Maimun
Al - Qadah, semuanya berasal dari Ja'far bin Muhammad, dari bapaknya, dari Ali bin Husein, kudengar
ayahku berkata : Ketika Rasulullah Saw telah tiada, seorang pentakziah datang berkunjung, mereka yang
berada di tempat itu mendengar suaranya yang pelan, namun mereka tidak dapat melihat diriny .
Kemudian dia berkata : ' Assalamu'alaikum warahmatullah ' wahai ahlul bait. Sesungguhnya Allah
pelipur lara dari segala musibah, berada di balik semua kebinasaan, dan mengetahui segala yang telah
berlalu. Hanya kepada Allah kalian harus mempercayakan semuanya, hanya kepadaNya kalian berharap.
Sesungguhnya musibah yang sebenarnya adalah ketika diharamkannya seseorang menerima pahala . "
Kemudian Ali kwh ber kata, " Tahukah kalian siapa dia, inilah dia Khidir."
Hadist ke 3
Disampaikan oleh Muhammad bin Yahya bin Abi Umar Al-Udnay, disampaikan oleh Muhammad bin
Ja’far, dia berkata: ayahku dia adalah ja’far bin muhammmad al-shadiq, menyebutkan hadis dari
ayahnya, dari kakeknya, dari Ali bin Abi Thalib " Ada sekelompok orang dari suku Quraisy masuk ke
dalam dan dia sedang berada di tempat itu" Kemudian dia berkata, " Maukah aku sampaikan pada kalian
tentang Abu Al - Qasim ? " Mereka berkat ," tentu." Kemudian disebutkan sebuah hadis panjang dia
sampai tentang Nabi Saw , dan akhir cerita yang kan adalah sebagai berikut : Lalu Jibril berkata : " Wahai
Ahmad bagimu keselamatan , ini adalah akhir tanah yang kusinggahi di bumi, haryalah demi kepen
tinganmu ( menyampaikan risalah Islam ) aku dibutuhkan berada di dunia."
lanjutan
Ketika Rasulullah tiada, dan orang berdatangan untuk melayat, ada seseorang yang datang, mereka
mendengar suaranya yang pelan, tapi mereka tidak melihat sosok tubuhnya. Kemudian orang misterius
itu berkata : " Assalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuh wahai ahlul bait, sesungguhnya Allah
pelipur lara dari segala musibah, berada di balik semua kebinasaan, dan mengetahui segala yang telah
berlalu. Hanya kepada Allah kalian harus mempercayakan semuanya, hanya kepada - Nya kalian
berharap. Sesungguhnya musibah yang sebenarnya adalah ketika diharamkannya seseorang
mendapatkan pahala . wassalamu'alaikum. " Kemudian Ali kwh. berkata, " Apakah kalian tahu siapa dia ?
Dia adalah Khidir . "
Hadist ke 4
Dari Sa'id bin Abdullah, dari Ibn Umar r.a, dia berkata : " Ketika Rasulullah Saw wafat, Abu Bakar datang
dan masuk ke dalam kamarnya. Ketika melihat Rasul, dia berkata, Innalillâh wa inna ilaihi raji'ûn .
Kemudian dia shalat jenazah. Ahlul bait juga ikut bersiap- siap melakukan shalat sehingga suasana
menjadi riuh. Ketika suasana hening sejenak, mereka mendengar sebuah suara pelan seseorang di
pintu:" Assalamu'alaikum wahai ahlul bait, tiap - tiap yang mempunyai jiwa akan merasakan kematian.
Dan sesungguhnya pada hari kiamat pahala mereka akan disempurnakan. Ingatlahı sesungguhnya Allah
berada di balik setiap jiwa, menjadi penolong dari setiap ketakutan. Hanya kepada Allah kalian
memohon, dan mempercayakan segalanya. Sesungguhnya orang yang tertimpa musibah adalah orang
yang diharamkan mendapatkan paha la. "Mereka mendengarkan suara itu dan menangis tersedu - sedu.
Mereka mengangkat wajah, namun tidak mendapatkan siapa - siapa, lalu mereka kembali menangi . Tak
berapa lama, mereka kembali mendengar seseoran , " Wahai ahlul bait, ingatlah kepada Allah, dan
pujilah dia dalam setiap keadaan, agar kalian menjadi orang - orang yang ikhlas. Sesungguhnya Allah
pelipur lara dari segala musibah dan pengganti dari segala kebinasaan. Maka percaya kanlah kepada -
Nya , dan hanya kepada - Nya kalian taat . Sesungguhnya orang yang mendapat musibah adalah orang
yang diharamkan mendapatkan pahala. " Kemudian Abu Bakar berkata, " Kedua orang ini adalah Khidir
dan Ilyas, mereka berdua hadir pada wafatnya Rasulullah. "
Hadist ke 5
Dalam kitabnya Al - Janaiz Ibn Syahin berkata, hadis ini kami dapatkan dari Ibn Abu Daud, dari Ahmad
ibn Amr bin Al–Siraj dari Ibn Wahab - orang yang mendapat cerita dari Muhammad bin Ajlan, ' dari
Muhammad bin Al Munkadir. Dia berkata, ketika Umar bin Khattab shalat jenazah. Tiba - tiba ada orang
yang membisikinya dari belakang , " Maukah kau menunggu aku untuk shalat, semoga Allah
merahmatimu. " Kemudian Umar menunggunya hingga dia berada di shaf, lalu Umar bertakbir. (Ketika
shalat usai ) dia berdoa : " Jika Engkau mengazabnya, sungguh ia telah bermaksiat pada - Mu . Jika
Engkau mengampuninya, maka ia sangat mem butuhkan rahmat dari - Mu. " Lalu Umar dan para
sahabat melihat orang tersebut. Ketika jenazah sudah disemayamkan dalam kubur, orang tadi
meratakan tanah kuburan itu, lalu berkata, " Berbahagialah engkau wahai penghuni kubur, sekalipun
engkau tidak menjadi orang pintar, pemungut pajak, penyimpan harta, juru tulis, atau penjaga
keamanan. Lalu Umar berkata, "Bawalah orang itu kemari, kita akan bertanya kepadanya tentang
shalatnya dan juga tentang perkataannya tadi. " Ternyata orang itu telah berlalu dari mereka, dan
terlihat bekas telapak kakinya sebesar satu dzira. Lalu Umar berkata, " Demi Allah ini adalah Khidir yang
pernah diceritakan Rasulullah Saw " Ibn Al - Jauzi berkata, di dalam peri wayatan hadis ini terdapat
orang yang tak dikenal ( majhul ) , juga mata rantai perawinya terputus persis nya antara Ibn Al -
Munkadir dan Umar.

Anda mungkin juga menyukai