Anda di halaman 1dari 22

Nama : Ary Anugrah Febriansyah

Nim : 062001600023

TUGAS MANAJEMEN PROYEK

BAB 2

1. Sejak dahulu telah dikenal adanya proyek besar dan kompleks seperti membangun candi,
piramida dan istana, sehingga penanganannya bukan merupakan hal baru. Apakah
perbedaannya dengan jaman kini sehingga perlu dicari pendekatan pengelolaan yang
mendorong timbulnya ilmu manajemen proyek?

2. Kegiatan proyek (E-MK) bertujuan mewujudkan gagasan menjadi bentuk fisik, seperti
fasilitas produksi atau produk baru. Sedangkan kegiatan operasi bermaksud
mendayagunakan fasilitas atau produk hasil proyek. Dengan latar belakang demikian,
identifikasikanlah perbedaan penekanan terhadap berbagai aspek pengelolaan yang
diperlukan!

3 . Manajemen klasik atau general management dianggap kurang efektif menanggapi


kegiatan proyek. Mengapa demikian? Dalam hal-hal apa kekurangan tersebut terlihat jelas?

4. Konsep manajemen proyek tersusun setelah pemikiran-pemikiran manajemen terdahulu


diterapkan dalam pengelolaan berbagai kegiatan. Berikan contoh masukan pemikiran
terdahulu yang dominan terhadap manajemen proyek dan jelaskan sejauh mana
pengaruhnya!

5. Apakah yang dimaksud dengan arus horisontal? Apa tujuannya dan bagaimana mekanisme
bekerjanya?

6. Mengapa aspek koordinasi dan integrasi mendapat penekanan utama dalam


penyelenggaraan proyek lebih daripada pengelolaan kegiatan rutin? Uraikan jawabannya!

7. Dalam sejarah perkembangan manajemen proyek dikenal adanya kedudukan seperti


ekspeditor proyek, koordinator proyek, dan pemimpin proyek. Jelaskan fungsi mereka
masing-masing! Dalam organisasi proyek yang dikenal saat ini, fungsi tersebut dipegang
oleh siapa?

8. Terdapat tumpang tindih (overlaping) berbagai komponen disiplin ilmu "general


management" dan manajemen proyek. Sebutkan dan jelaskan!
JAWABAN
1. Manajemen proyek tumbuh karena dorongan mencari pendekatan pengelolaan yang sesuai
dengan tuntutan dan sifat kegiatan proyek, suatu kegiatan yang dinamis dan berbeda dengan
kegiatan operasional rutin.

2. a . Jenis dan l ntensitas Kegiatan Cepat Berubah dalam Kurun Waktu yang Relatif Pendek
b. Sifat Kegiatan yang Nonrutin dengan Sasaran Jelas dan Waktu Terbatas
c . Sifat Kegiatan yang Bermacam macam serta Meliputi Berbagai Keahlian

d . Bersifat Multikompleks
e . Kegiatan Berlangsung Sekali Lewat dengan Kadar Risiko Tinggi

f. Peserta Mempunyai Multisasara yang Seringkali Berbeda

g. Waktu Mulai dan Penutupan


3. Teori manajemen yang memiliki aliran klasik ini menyatakan bahwa manajemen sesuai
dengan fungsi fungsi yang terdapat pada manajemen . Teori manajemen klasik tak lepas dari
birokrasi yang berdasarkan pada dasar hierarki Oleh karenanya pada aliran klasik ini terdapat
pembagian kerja, struktur organisasi, hierarki proses fungsional serta pengawasan.
Kemampuan dan perhatian manajemen diarahkankepada penerapan fungsi manajemen
tersebut.
Kelebihan Teori Manajemen Aliran Klasik
1. Memberi format atau bentuk organisasi
2. Memberi kontribusi tentang konsep organisasi yang berupa birokrasi yang
berdasarkan hierarki. Dan sampai pada masa kekinian, hal tersebut juga masih
dipergunakan secara luas di organisasi organisasi yang sudah modern.
3. Memberi pondasi dasar pada organisasi, bentuknya berupa proses fungsional,
pembagian kerja, struktural serta pengawasan
4. Pembagian tugas yang sudah jelas berdasarkan keahlian yang dimiliki oleh tiap tiap
anggota, maka dari itu tidak diperlukan lagi waktu untuk memahami dan menguasai
keterampilan baru
5. Adanya spesialisasi kewenangan dan pekerjaan, maka kegiatan kegiatan pekerjaan
akan lebih cepat diselesaikan
Kekurangan Teori Manajemen Aliran Klasik
1. Teori Manajemen Aliran Klasik kurang maksimal untuk dapat diterapkan pada kondisi
yang kompleksitasnya sangat tinggi seperti akhir akhir ini
2. Kurangnya aspek sosial terutama yang menyangkut kebutuhan kebutuhan terkait
pekerja sebagai manusia. Teori ini tidak melihat adanya ketegangan ketegangan yang
muncul akibat kebutuhan pekerja yang tidak bisa dipenuhi. Manajer hanya fokus
untuk memperhatikan segi fisik dan materi.
3. Motivasi hanya mengarah pada ekonomi semata, sering kali terjadi pemutusan tenaga
kerja hanya untuk memperoleh tingkat produktifitas yang diinginkan
4. Adanya keterbatasan dan sempitnya fokus terhadap efisiensi dari perspektif penting
yang lain. Perspektif yang menganggap remeh peran serta individu indiviu yang ada
dalam organisasi

4. Dari sejumlah pemikiran manajemen modern, sedikitnya ada tiga yang berpengaruh besar
dan berkaitan erat dengan konsep manajemen proyek. Ketiga pemikiran manajemen modern
itu adalah manajemen klasik atau manajemen fungsional atau "general management",
pemikiran sistem, dan pendekatan contingency. Manajemen klasik menjelaskan tugas-tugas
manajemen berdasarkan fungsinya, yaitu merencanakan,mengorganisir, memimpin, dan
mengendalikan. Seringkali dimasukkan pula fungsi staffing ke dalam manajemen klasik.
Namun, banyak pendapat yang menganggap bahwa tugas ini telah termasuk dalam fungsi
mengorganisir .

5 . arus horisontal adalah pengelola proyekdalam hal ini para manajer, tenaga ahli, pengawas,
dan lain-lain yang berhubungan dengan kegiatan pelaksanaan proyek-yang dalam rangka
melakukan tugasnya membuka hubungan atau komunikasi satu dengan yang lain agar arus
kegiatan dapat mengalir secara horisontal. Ini dapat merupakan individu atau kelompok (tim),
antara tim inti proyek dengan departeman fungsional di dalam organisasi perusahaan, ataupun
dengan organisasi dan bagian organisasi di luar perusahaan. Pertimbangannya adalah bila
hanya memakai arus kegiatan vertikal (jalur vertikal), diperlukan waktu yang terlalu lama
karena harus mengikuti prosedur birokrasi yang berlapis-lapis, yang semula dirancang dan
diperlukan untuk kegiatan rutin operasional. Dengan adanya arus kegiatan horisontal,
diharapkan pihak-pihak yang bersangkutan dapat membicarakan dan merundingkan langsung
secara kontinu masalah yang dihadapi, termasuk tindak lanjut y ang diperlukan demi
keberhasilan pelaksanaan tugas-tugas yang diserahkan kepada mereka.

6. proyek-proyek berukuran sedang dan besar


(mega). Untuk mengatasi masalah , lazim diusahakan langkah-langkah sebagai
berikut:
• Mengadakan rapat koordinasi atau kontak
bentuk lain di antara pihak yang berkepentingan.
• Membentuk panitia ad-hoc dengan anggota
yang terdiri dari wakil organisasi yang
berkepentingan.
• Membuat prosedur dan peraturan kerja
sama.
• Membuat rencana kerja dengan melibatkan mereka yang bersangkutan.

Meskipun langkah di atas telah dilakukan,seringkali hasil yang diperoleh tidak


memuaskan.Oleh karena itu, pilihan yang dianggaptepat adalah dibentuknya institusi atau
posisipermanen selama proyek berlangsung, yangberfungsi sebagai koordinator dan
integratoragar kegiatan itu ditangani sebagai kesatuanutuh oleh individu yang memiliki
tanggungjawab atas keberhasilan proyek secara keseluruhan.

7. Ekspeditor proyek tidak rnelaksanakan fungsi rnanajer, tetapi rnengerjakan dua fungsi
pokok, yaitu:
• Sebagai "ekspeditor pekerjaan".
• Sebagai pusat kornunikasi penyelenggaraan proyek.
Ekspeditor rnenjelaskan "bahasa" dan aspek teknik yang kornpleks rnenjadi parameter yang
perlu diketahui oleh pirnpinan dan mereka yang berkepentingan seperti biaya,
jadwal, mu tu, harga barang, dan situasi umum proyek. Sebagai pusat kornunikasi, ekspeditor
proyek siap rnenjawab pertanyaan dan memberikan infomasi kernajuan proyek dan masalah
lain kepada stake holder.
-Koordinator proyek adalah pirnpinan staf dan mempunyai kebebasan untuk bertindak dan
bertanggung jawab atas tindakannya. la melaksanakan kepemimpinannya melalui prosedur,
bukan otoritas lini.
-Konfederasi Proyek
Mernpunyai fungsi rnanajernen, seperti merencanakan, mengorganisir, mernirnpin,
melakukan motivasi, dan mengendalikan kegiatan proyek, termasuk juga pekerjaan
ekspeditor dan koordinator. Meskipun demikian, konfederasi proyek belum memiliki otoritas
lini secara penuh.
-Manajemen Proyek
Di sini manajer proyek memnpunyai wewenang penuh untuk rnernirnpin penyelenggaraan
proyek. Di sarnping itu, ia rnerniliki jalur kontak yang luas, baik ke dalarn maupun ke luar,
seperti ke pernirnpin perusahaan yang bersangkutan, kontraktor, rekanan, subkontrak dan
lain-lain. Beberapa perusahaan a tau badan menggunakan bentuk organisasi di atas sesuai
dengan perkernbangan usahanya. Meskipun saat ini rnanajernen proyek dianggap telah
turnbuh ke tingkat "kedewasaan", ini bukan berarti bahwa bentuk awalnya tidak dijumpai
lagi.

8. manajemen proyek merupakan profesi multidisiplin dan bersifat kompleks yang


tumpangtindih (overlaping) dengan disiplin lain, sepertiilmu teknik, sosial, dan ekonomi.
Seberapabesar tumpang tindih dan dukungan tersebutbergantung pada sektor (industri, bidang
atauarea) yang sedang mengaplikasikan manajemenproyek. Misalnya, sektor
pembangunanindustri akan memerlukan banyak dukungandisiplin ilmu arsitek, engineering,
dankonstruksi. Secara sederhana pengaruh danmasukan konsep dari ilmu di atas dapat dilihat
pada Gambar 2-1.
BAB 4

1 . Apakah yang dimaksud dengan pendekatan atau pemikiran sistem? Pendekatan ini
dianggap amat relevan untuk menghadapi proyek. Uraikan di mana letak relevansinya.
Jelaskan pula bahwa pemikiran sistem tidak dapat dipisahkan dari pengelolaan proyek besar
dan kompleks yang mengandung unsur engineering cukup besar.

2. Siklus proyek dinyatakan sebagai bagian dari siklus sistem. Apakah implikasi keadaan
demikian?

3. Dalam usaha mewujudkan gagasan menjadi kenyataan fisik, yang kemudian


mengoperasikannya, dikenal adalah siklus sistem dan siklus biaya yang saling terkait.
Agar didapatkan keseimbangan optimal antara kedua siklus tersebut perlu dianalisis dan
diperhitungkan parameter-parameter yang bersangkutan. Sebutkan dari parameterparameter
tersebut yang lazimnya paling sulit ditentukan!

4. Bagaimana proses dan mekanisme pendekatan analisis sistem dibandingkan dengan cara
analisis yang lain? Jelaskan tahap-tahap analisis sistem.

5. Sebutkan tahap-tahap engineering sistem dibandingkan dengan kegiatan proyek E-MK


pada tahap konseptual, PP /Definisi dan awal implementasi (engineering terinci). Bagaimana
kesimpulan saudara?

6. Metodologi analisis sistem dan engineering sistem merupakan pendekatan yang penting
dan dipraktekkan pada tahap konseptual, perencanaan dan sebagai tahap implementasi
fisik proyek. Uraikan apakah terdapat macam proyek yang kurang memerlukan penekanan
pendekatan tersebut di atas.

7. Pada aspek dan tahap mana, aplikasi manajemen sistem perlu ditekankan pada proses
penyelenggaraan proyek?

8. Sebutkan satu tindakan terpenting agar proses integrasi dapat berlangsung dengan lancar.
Terangkan jawaban Anda!

9. Manajemen interface dengan pihak luar seringkali merupakan hal yang amat sulit dan
memerlukan pendekatan yang khusus. Jelaskan pemyataan tersebut!

10. Mengingat stake holder memiliki kepentingan yang berbeda bahkan kadang-kadang juga
berlawanan, sebutkan bagaimana cara pimpro harus menghadapi dan menanganinya!

JAWAB

1. Pemikiran sistem berpengaruh besar terhadap konsep rnanajemen proyek terutarna bagi
proyek-proyek besar dan kompleks yang bertujuan mewujudkan gagasan menjadi kenyataan
atau bentuk fisik.
"Suatu kebulatan a tau totalitas yang berfungsisecara utuh, disebabkan adanya
saling ketergantungan di antara bagianbagiannya dinamakan suatu sistem." (A
whole that functions as a whole by virtue ofinterdependence of its parts is called a system
Sebagai contoh adalah suatu organisasi perusahaan yang utuh dan menyeluruh akan
terdiri dari bagian-bagian yang saling tergantung baik berupa fisik dan nonfisik seperti
pimpinan, tenaga pelaksana, keahlian, material, peralatan, dana, logistik, pemasaran,
informasi dan lain-lain. Definisi lain yang lebih terinci perihal pemikiran sistem datang dari
H. Kerzner (1989):
"Sekelompok komponen yang terdiri dari manusia dan/ a tau bukan manusia
(nonhuman) yang diorganisir dan diatur sedemikian rupa sehingga komponenkomponen
tersebut dapat bertindak sebagai satu kesatuan dalam mencapai tujuan, sasaran bersama atau
hasil akhir". Definisi di atas menjelaskan pentingnya aspek pengaturan dan pengorganisasian
komponen dari suatu sistem untuk mencapai sasaran bersama,karena hila tidak ada
sinkronisasi dan koordinasi yang tepat maka kegiatan masingmasing komponen, subsistem,
atau bidang dalam suatu organisasi akan kurang saling menunjang.
Seperti telah disebutkan di atas, kegunaan pendekatan ini amat menonjol terutama untuk
menganalisis dan mengelola suatu fenomena, seperti kegiatan proyek yang besar
dan kompleks, dikarenakan pendekatan ini mempunyai kemampuan membuat situasi yang
selintas kelihatan tidak teratur (terdiri dari kegiatan-kegiatan yang tidak sejenis, dan ditangani
oleh berbagai bidang internal dan eksternal perusahaan) menjadi rangkaian yang tertib dan
saling terkait.

2. Siklus proyek adl bagian dari siklus sistem pendekatan atau konsep sistem tepat digunakan
dlm

usaha mencapai keberhasilan suatu proyek terutama


proyek yg ukurannya besar dan kompleks. Awal proyek yaitu tahap konseptual dan
PP/Definisi
Kegiatan perencanaan --- termasuk pengambilan keputusan ---
kegiatan yg dominan, mk analisis sistem akan meningkatkan kualitas
keputusan yg diambil.
• Tahap implementasi
Setelah proyek lulus seleksi & evaluasi serta tersedia sumberdaya
Æ manajemen proyek memusatkan perhatian pd keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan dgn cara:
– Mengelola peserta proyek (konsultan, kontraktor, rekanan penyandang
dana,dll) dgn menekankan bhw mereka adl subsistem dari suatu sistem
(proyek).
– Mengelola proyek dgn kesadaran bhw proyek adl bagian dari siklus
sistem --- mengikuti pola siklus proyek dgn memperhatikan keperluan
utk tahap berikutnya.
– Mengelola proyek dgn memahami siklus proyek dan siklus sistem shg dpt
mengikuti dinamika kegiatan dan mengantisipasi kapan, jumlah, dan jenis
sumberdaya yg harus disediakan.

3. - parameter sistem

persyratan teknis dalam :


a.presentasi dan efisiensi
b.keandalan
c. pemiliharaan
d.kemandirian
e.keamanaan
f.mobilitas,dll
- siklus biaya
biaya untuk : studi kelayakan penelitian dan pengembangandesai enginering
pengadaan peralatan dan material manufakrut atau konstruksi operasi,produksi/utilasi
pemeliharaan dan dukungan limbah
· Keseimbangan optimal yang terdapat pada siklus biaya dan parameter sistem .
yang paling sulit ditentukan yakni Perhatian thd biaya harus integral,sistem mempunyai biaya
akuisisi rendah tapi biaya operasional dan pemeliharaan tinggi. sehingga hal ini sulit untuk
ditentukan,seharusnya dalam pencapaian tujuan proyek tersebut di dalam pemeliharaan serta
biayanya dapat disesuaikan atau seimbang.

4. Tahap pertama adalah formulasi atau merumuskan ide yang timbul awal dari ide tersebut
dapat berupa gagasan yang masih berupa konsep , kemudian dikembangkan dengan
memberikan penjelasan perihal tujuan , lingkup , resiko , dan lain – lain .

Tahap berikutnya adalah penelitian yang mengumpulkan dan mempelajari data dan informasi
perihal gagasan tersebut , pada tahap ini , komponen sistem dan hubungan diantaranya
diidentifikasi , kemudian sumber daya yang diperlukan dan antisipasi hambatan yang
mungkn timbul diperkirakan .selanjutnya alternatif untuk mencapai tujuan yang dimaksud
disajikan .

Periode selanjutnya adalah tahap analisis yang membuahkan kesimpulan . pada tahap ini
umumnya dibuat model untuk membandingkan alternatif – alternatif yang hasilnya diajukan
kepada yang berwenang untuk diambil keputusan .

Tahap akhir adalah verifikasi , disini kesimpulan yang telah diambil uji coba dalam praktek
atau pengunaannya secara nyata , dengan demikian akan diketahui kebenaran atau
kekurangan kesimpulan yang telah diambil .
Dari proses diatas terlihat bahwa metode analisis sistem relatif memerlukan waktu untuk
menyelesaikan langkah – langkah yang diperlukan sebelum sampai kepada suatu
kesimpulan , tetapi menyajikan suatu cara yang logis dan konsisten .Oleh karena itu apabila
yang dihadapi adalah pemilihan berbagai macam alternatif , maka metode ini dapat
menghasilkan keputusan yang lebih akurat dibanding pertimbangan yang hanya bersifat
intuitif.

5. a. Tahap-tahap engineering system

b. dibandingkan proyek e-MK pd thp konseptual


dari definisi n awal implementasi
Pemahaman akan sifat siklus engineering sistem adalah penting untuk
mengantisipasi , mengarahkan , dan merencanakan tindakan – tindakan pengelolaan yang
tepat dalam aspek desain engineering . Siklus sistem dan siklus engineering sistem dimuli
dengan timbulnya kebutuhan . Bila hal tersebut terjadi , yang harus dihadapi pertama tama
adalah mengindentifikasi seberapa jauh keperluan tersebut harus dipenuhi dan
memperkirakan secara kasar seberapa besar sumber daya yang sekiranyadiperlukan . pada
taraf belum diperlukan analisis cara memecahkan persoalan yang timbul secara spesifik ,
tetapi baru dipusatkan pada cara mencari jawaban atas pertanyaan apakah benar kebutuhan
tersebut harus segera diatasi dan diprioritaskan . adapun tahap atau proses selanjutnya adalah
seperti dibawah ini .
1. Tahap Konseptual
Memperjelas dan merumuskan permasalahan dalam suatu studi kelayakan , termasuk
menentukan tujuan dan sasaran .mengkaji dasar – dasar keperluan untuk mewujudkan
sistem , operasi sistem dan pemeliharaan .
2. Desain Pendahuluan dan Definisi Sistem
Menentukan fungsi utama sistem berarti meletakkan dasar untuk penyusunan kriteria dan
spesifikasi peralatan yang diperlukan , kualitas dan kuantitas pegawai , fasilitas kemudian
mengelompokkan kedalam sistem , dilanjutkan dengan melakukan analisis untuk
mengevaluasi alternatif desain secara terperinci seperti :
· Melihat semua aspek untuk mewujudkan sistem ( konstruksi atau manufaktur ) operasi
dan pemeliharaan telah diperhatikan
· Mendefinisikan masing – masing fungsi semua komponen sistem
( peralatan utama , peralatan pendukung dan lain – lain )
· Mencari keseimbangan antara keperluan dengan sumber daya yang tersedia , dengan
mengkaji parameter teknis yang dibandigkan dengan siklus biaya .
Jadi misalnya pada suatu proyek E-MK , maka kegiatan ini mencoba
menerjemahkan kebutuhan kebutuhan operasi , pemeliharaan , dan pendukungnya kedalam
parameter desain engineering secara spesifik , kuantitatif dan kualitatif .
3. Desain Terinci
Desain terinci melanjutkan segala sesuatu yang dasar – dasarnya telah diletakkan pada
langkah sebelumnya , terdiri dari kegiatan – kegiatan yang menyiapkan deskripsi konfigurasi
subsistem , komponen sistem dan perincian lain – lainnya .
Pada akhirnya desain terinci menghasilkan dokumen – dokumen seperti gambar – gambar
enginering , gambar konstruksi dan lain – lain . termasuk kegiatan desain terinci adalah
membuat model dan menyusun prosedur tes dan evaluasi . secara singkat kegiatan ini terdiri
dari :
· Deskripsi dari spsifikasi , kriteria dan konfigurasi terinci dari subsistem atau komponen
sistem
· Membuat dokumen engineering subsistem seperti gambar engineering ,gambar
konstruksi dan lain – lain
· Membuat model dari sistem yang hendak dibangun
· Menyiapkan prosedur inspeksi , tes dan evaluasi .
Seperti yang telah disinggung dimuka bahwa desain engineering hendaknya ditujukan kearah
pemenuhan kebutuhan operasi dan pemeliharaan system dengan mengingat kendala biaya
siklus sistem . oleh karena itu pada taraf desain terinci ini , masalah tersebut hendaknya
telah dapat dipecahkan dan dimasukan sebagai syarat – syarat yang harus dipenuhi dalam
pembuatan produk – produk desain engineering .
Adapun kebutuhan operasi dan pemeliharaan yang dominan terdiri dari :
Memenuhi kinerja teknis ( technical performance ) , baik kapasitas maupun
mutu
- Bersifat tangguh atau dapat dipercaya ( reliable ) , beroperasi dengan baik selama
kurun waktu yang telah ditentukan .
- Memperhatikan faktor manusia yang akan mengerjakan operasi dan pemeliharaan ,
tidak sulit , tidak cepat melelahkan dan cukup memperhatikan aspek keamanan ( safety )
- Memperhatikan faktor productibility , constructibility , dan maintainability
- Keluwesan atau fleksibility , misalnya suatu sistem yang diwujudkan harus mampu
beroperasi dengan kapasitas yang berubah – ubah atau mutu yang bervariasi
- Transportasi , sistem , atau produk yang dihasilkan telah memasukkan faktor
transportasi yang dihadapi , misalnya ukuran , dimensi , berat rakitan dan lain – lain
- Pemerksaan dan inspeksi yaitu apakah sistem atau produk yang dihasilkan telah
memperhatikan kemudahan bagi pemeriksaan inspeksi dan testing yang setiap waktu
diperlukan
- Tersedianya material atau komponen dilokasi atau daerah ynag berdekatan.
Setelah memperhatikan kebutuhan – kebututhan diatas maka faktor terakhir yang tidak kalah
penting adalah pertimbangan ekonomis .
Bagaimanapun baiknya hasil desain egineering yang dibuat harus didukung juga
oleh faktor ekonomi , agar dapat direalisasi dan dipertanggungjawabkan dalam jangka
panjang .
Gambar 3.4 menunjukan beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam desain
engineering dan bila telah tercapai pemecahan serta kesimpulan akhir,ditampung
(incorporated) dalam produk-produk desain terinci.
4. Pabrikasi dan Konstruksi
Pada tahap ini engineering sistem mendukung aspek engineering dari seluruh kegiatan , mulai
dari pembelian material , peralatan pabrikasi dan manufaktur , konstruksi , inspeksi dan uji
coba , dalam rangka mewujudkan sistem yang diinginkan menjadi kenyataan fisik , yang siap
untuk dioperasikan .
5. Operasi atau Produksi
Pada tahap ini sistem beroperasi atau berproduksi ( misalnya pabrik) , atau utilisasi
( misalnya pesawat terbang ) . pendekatan engineering sistem bermaksud mendukung sistem
yang telah terwujud agar dapat beroperasi sesuai dengan kapasitas atau prestasi yang telah
ditentukan dengan cara antara lain melakukan pemeriksaan , inspeksi berkala , evaluasi untuk
perbaikan dan lain – lain .
6. Pendukung dan Pemeliharaan
Tahap keenam ini merupakan aspek engineering dari pemeliharaan yang dapat dimodifikasi
bila diperlukan dan didukung pelayanan teknis yang lain agar sistem dapat beroperasi atau
berfungsi sesuai dengan yang diharapkan
7. Menurun dan Berhenti
Disini funsi sistem mulai menurun , misalnya karena bagian – bagian yang merupakan
komponen ( peralatan ) telah menjadi usang dan akhirnya seluruh sistem berhenti karena
tidak ekonomis lagi untuk berfungsi . pada aspek engineering diadakan evaluasi apakah
perbaikan memang sudah tak ekonomis lagi untuk dilakukan .
Sepanjang proses engineering sistem dilakukan kegiatan evaluasi untuk menyakini bahwa
sistem yang akan diwujudkan betul – betul dapat memenuhi tujuan dan sasaran yang telah
ditentukan seperti kriteria mutu , prestasi dan efisiensi dalam operasi atau penggunaanya .
perihal siklus proyek . dimanakah letak siklus proyek tersebut bila dihubungkan dengan
siklus sistem , misalnya , sistem produk ? mengingat proyek adalah kegiatan atau usaha yang
bertujuan mewujudkan gagasan menjadi bentuk fisik , maka hal ini sama dengan bagian dari
sistem yaitu mulai dari definisi keperluan ,tahap konseptual , engineering pendahuluan
,engineering terinci , sampai dengan konstruksi atau manufaktur .disini instalasi atau produk
hasil proyek telah terwujud dalam bentuk fisik . tahap atau proses perwujudan tersebut sering
disebut akuisisi ( acquisition ) . Adapun proses dari siklus sistem selanjutnya , seperti operasi
atau produksi dan pemeliharaan , sudah diluar siklus proyek . Meskipun demikian , dalam
menentukan berbagai faktor dan parameter pada proses akuisisi harus diperhitungkan
keperluan – keprluan tahap operasi atau produksi dan pemeliharaan . Inilah yang merupakan
ciri pokok pendekatan total sistem . Pada masa awal proyek ,yaitu pada tahap konseptual dan
pp/definisi dimana kegiatan perencanaan termasuk pengambilan keputusan merupakan
kegiatan yang dominan maka penggunaan analisis sistem akan menaikkan kualitas keputusan
yang akan diambil .Pada tahap implementasi yaitu setelah proyek dinyatakan lulus evaluasi
dan seleksi serta telah tersedia sumber daya.
menurut saya sikslus enginering siste lebih optimal didalam pencapaian Proses yang teratur
dalam aspek engineering untuk mewujudkan gagasan menjadi sistem yg diinginkan bagi
keperluan operasi/utilisasi.

6. macam proyek yang kurang memerlukan penekanaan

Pokok-pokok metodoogi sistem seperti pemakaian analisis sistem sebagai pola


pengambilan keputusan ,engineering sistem untuk proses mewujudkan gagasan menjadi
sistem secara fisik,dan manejemen sistem sebagai pendekatan pengelolaan yang menekankan
aspek koordinasi dan integrasi subsistem agar menjadi satu siste terpadu mengarah
kesuksesnya tujuan sistem.Semua ini tepat untuk dihunakan dalam usaha mencapai
keberhasilan penyelenggaraan proyek,terutama bagi proyek yang berukuran besar dan
kompleks seperti proyek E-Mk.
Pada masa awal proyek ,yaitu pada tahap konseptual dan pp/definisi dimana kegiatan
perencanaan termasuk pengambilan keputusan merupakan kegiatan yang dominan maka
penggunaan analisis sistem akan menaikkan kualitas keputusan yang akan diambil .Pada
tahap implementasi yaitu setelah proyek dinyatakan lulus evaluasi dan seleksi serta telah
tersedia sumber daya,manajemen proyek memusatkan perhatian pada keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan dengan cara :
Mengelola para pserta proyek (konsultan,kontraktor,rekanan penyandang dana ,dan
lain-lain) dengan pengertian bahwa mereka adalah subsistem dari suatu sistem (proyek)
.Mereka harus diarahkan untuk mencapai sasaran bersama, yaitu keberhasilan
proyek,meskipun terdapat tujuan yang berlainan.(pemilik ingin menekan biaya
proyek,sedangkan kontraktro atau rekanan ingin meningkatkan laba).
Mengelola proyek dengan menyadari bahwa proyek adalah bagian dari siklus sistem
yang utuh,jadi mengikuti pola tahap konseptual,desain pendahuluan dan pengembangan,
desain terinici,sampai pada koonstruksi atau manufaktur, dengan memperhatikan keperluan-
keperluan untuk tahap berikutnya (operasi atau produksi dan pemeliharaan).
Mengelola proyek dengan memahami siklus proyek dan siklus sistem , sehingga
dapat mengikuti dinamika kegiatan dan mengantisipasi kapan, jumlah, dan jenis sumber daya
yang harus disediakan.
Dimasa berlangsungnya proyek (siklus proyek),aktivitas pengelolaan akan mengalami
perubahan dengan intensitas sesuai dengan macam dan bessarnya kegiatan yang dihadapi
pada waktu itu.Sedangkan pada tahap operasi atau produksi pengelolaan bersifat operasional
rutin .Sekali lagi ditekankan disini bahwa salah satu aplikasi yang penting dari pendekatan
sistem pada pengelolaan proyek adalah bahwa proyek tersebut merupakan bagian dari total
sistem ,sehingga keinginan atau syarat-syarat yang diperlukan agar produk atau fasilitas
produksi dapat bekerja dengan efektif dan efisien pada operasi haruslah diperhatikan pada
waktu mengelola proyek.

7. Manajemen sistem yaitu mengelola suatu organisasi atau usaha denan pendekatan
sistem .Sama halnya dengan dua metodologi yang lain ,manajemen sistem juga berorientasi
ke totalitas .

Hal ini berarti penekanan terletak pada keberhasilan tujuan sistem secara keseluruhan
dengan demikian pengelolaan dilakukan berdasarkan pertimbangan optimasi total sistem dan
bukan komponen-komponennya .Manajemen sistem menitikberatkan pada terseenggaranya
koordinasi dan integrasi diantara komponen-komponennya ,baik dalam aspek
perencanaan.implementasi ataupun pengendalian agar terdapat sinkronisasi dalam usaha
mencapai tujuan total sistem secara efektif .H.Kerzner (1989) merumuskan definisi
manajemen sistem dipandang dari sudut pengelolaan perusahaan sabagai berikut :
“sejumlah unsur baik manusia ataupun bukan manusia (nonhuman) dioganisir dan diatur
sedemikian rupa sehingga unsur-unsur tersebut bertindak sebagai kesatuan dalam rangka
mencapai tujuan.”
Jadi manajemen sistem ditandai oleh orientasi keberhasilan misi total sistem.
Keputusan – keputusan didasarkan atas optimasi total sistem,bukan unsur-unsurnya
(kepentingan perusahaan,bukan kepentingan divisi-divisi logistik, pemasaran,
manufaktur,dan lain-lain).Umumnya usaha-usaha besar melibatkan banyak organisasi sebagai
peserta ,sehingga penanggung jawab langsung dalam hal ini pimpinan sistem ,hendaknya
mencurahkan perhatiannya pada masalah-masalah berupa saling ketergantungan dan
keterkaitan diantara organisasi atau komponen organisasi peserta (subsistem).

8. Agar proses integrasi dan koordinasi berlangsung efektif:

1. Menciptakan suasana yg mendukung (condusive).


2. Menjalin proses perencanaan, implementasi, dan pengendalian scr
ketat dlm berbagai aspek kegiatan dan peserta.
3. Mengelola konflik scr tepat.
4. Memelihara komunikasi yg aktif dgn stakeholder. Menciptakan suasana yg mendukung
agar perusahaan ybs siap menerima dan mendukung aktivitas yg diperlukan proyek
Tindakan yg diperlukan:
1. Identifikasi peserta/pelaksana proyek, penjelasan adanya
proyek, dan garis besar rencana pengelolaan.
2. Identifikasi bidang fungsional dan manajer yg akan berperan.
3. Menunjuk pimpro sbg penanggungjawab proyek.
4. Menerbitkan project charter ttg batas-batas otoritas
pimpro dgn manajer fungsional.
5. Identifikasi keperluan sumberdaya (dana, peralatan, personil,
dll).
6. Menyiapkan prosedur koordinasi proyek ttg tata cara kerja
sama antara para peserta proyek.
2. Menjalin perencanaan-pengendalian yg tepat
Komponen yg kelihatannya terpecah-pecah diharapkan dpt menjadi kesatuan yg terpadu.
.3. Mengelola konflik scr tepat
Konflik terjadi jk dua atau lebih individu/kelompok mengadakan
kerja sama Mengelola konflik dlm proyek berarti mengelola individu/kelompok yg hrs
bekerja sama dlm wkt yg relatifpendek, dgn sasaran yg sekaligus sama dan berbeda Konflik
yg tdk berlebihan dan dikelola dgn baik dpt berdampak Positif Konflik yg berlebihan dan
tidak dikelola dgn baik dpt berdampak merugikan Penyebab konflik misalnya penentuan
alokasi sumberdaya,termasuk tenaga ahli, peralatan, dan dana

4. Memelihara komunikasi dgn stakeholder


Pimpro umumnya hrs menyediakan sebagian besar wkt utk komunikasi --- rapat operasional
proyek, rapat menyusun dan mereview laporan, dll Komunikasi terbuka mencegah hal yg
berdampak negatif
thdp usaha integrasi, misalnya:
- perbedaan persepsi
- antagonisme antar-pelaku
- antagonisme antar-organisasi
- sikap melawan perubahan (resistance to change)
Lawrence dan Lorch
Spesialisasi dan integrasi Agar para spesialis tdk “tenggelam” dlm dunianya sendiri.

9. RD Achibald (1979) “Interface Management adl merencanakan dan mengendalikan


interaksi antara berbagai unsur kegiatan dan organisasi para peserta atau stakeholder pada
waktu dan area tertentu” Contoh: manajemen di zona saat terjadi interaksi antara proyek
dengan organisasi peserta dengan pendekatan khusus yakni :

1. Aktif ikut serta dalam kegiatan proyek


2. Dalam jangka pendek/panjang akan terkena dampak positif atau
negatif dari adanya proyek
3. Memiliki kepentingan pada hasil proyek

10. Beberapa stakeholder penting adalah:

– Pimpro dan tim inti proyek yaitu penanggung jwb atas pengelolaan proyek
– Pelanggan atau pemilik proyek yaitu pihak yg akan memakai atau memiliki produk hasil
proyek
– Sponsor yaitu penyandang dana
– Pelaksana yaitu pihak yg mengerjakan kegiatan proyek misalnya kontraktor dan konsultan
– Organisasi atau pihak lain spt pemerintah atau badan berwenang yg keputusannya dpt
mempengaruhi proyek
– Pemerhati lingkungan yaitu pihak yg akan terkena dampak proyek dlm arti positif maupun
negatif.

BAB 6

1. Dalam studi kelayakan, aspek teknis dan aspek-aspek lain seperti ekonomi, finansial,
pemasaran mempunyai keterkaitan erat dan saling mengisi atau memberi umpan balik.
Jelaskan pengertian tersebut!

2. Jelaskan peranan aspek teknis pada pembentukan atau penyusunan suatu lingkup proyek!

3. Terdapat kecenderungan yang semakin berkembang dalam memilih lokasi proyek seperti
mengarah ke pinggir kota, daerah industri eksklusif, resource versus technology base.
Mengapa timbul kecenderungan demikian? Uraikan pula sebab-sebabnya.
4. Sebutkan fungsi gedung atau bangunan sipil pada proyek E-MK. Faktor-faktor apa yang
perlu diperhatikan dalam pemilihan gedung satu lantai dan multilantai untuk tempat proses
produksi?

5. Apa perbedaan antara aspek teknis dengan desain engineering pada proyek E-MK?

JAWAB

1. Maksud dan tujuan pengkajian aspek teknis adalah sebagai berikut:

a. Pada tahap awal bertujuan merumuskan gagasan yang timbul ke dalam batasan yang
konkret dari segi teknis.
b. Selanjutnya hasil pengkajian aspek teknis (yang semakin mendalam) dipakai sebagai
masukan pengkajian aspek-aspek lain seperti finek, AMDAL, perkiraan biaya dan jadwal.
c. Akhirnya lingkup aspek teknis sampai kepada kegiatan desain engineering terinci,
menghasilkan cetak biru (blue print) proyek yang akan dibangun. Butir a dan b dikerjakan
pada studi kelayakan sedangkan butir c di tahap-tahap PP I definisi dan implementasi fisik.
Pengkajian aspek teknis mencakup hal-hal
sebagai berikut:
• Menentukan letak geografis lokasi.
• Mencari dan memilih teknologi proses produksi.

2. Pengertian Evaluasi Proyek


Evaluasi Proyek, juga dikenal sebagai studi kelayakan proyek (atau studi kelayakan
bisnispada proyek bisnis), merupakan pengkajian suatu usulan proyek (atau bisnis), apakah
dapat dilaksanakan (go project) atau tidak (no go project), dengan berdasarkan berbagaiaspek
kajian. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah suatu proyek dapat dilaksanakan dengan
berhasil, sehingga dapat menghindari keterlanjuran investasi modal yang terlalu besar untuk
kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Dilihat dari kapan evaluasi dilakukan pada
proyek, dapat dibedakan 4 jenis evaluasi proyek:
• Evaluasi terhadap usulan proyek yang akan didirikan (pre-project evaluation);
• Evaluasi terhadap proyek yang sedang dibangun (on-construction project evaluation);
• Evaluasi terhadap proyek yang telah dioperasionalisasikan (on-going project
evaluation).
• Evaluasi terhadap proyek yang telah berakhir (post-project evalution study).

2. Hal-Hal yang Perlu Diketahui dalam Evaluasi Proyek


Sebelum dilakukan suatu evaluasi proyek, perlu diidentifikasikan hal-hal berikut:
• Ruang Lingkup Kegiatan Proyek, yakni pada bidang-bidang apa saja proyek akan
beroperasi (mission statement of business).
• Cara kegiatan proyek dilakukan, yakni apakah proyek akan ditangani sendiri, atau
ditangani juga oleh (beberapa) pihak lain?
• Evaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan keberhasilan seluruh proyek, yakni
mengidentifikasi faktor-faktor kunci keberhasilan proyek.
• Sarana yang diperlukan oleh proyek, menyangkut bukan hanya kebutuhan seperti:
material, tenaga kerja, dan sebagainya, tetapi juga fasilitas-fasilitas pendukung seperti
jalan raya, transportasi, dan sebagainya.
• Hasil kegiatan proyek tersebut serta biaya-biaya yang harus ditanggung untuk
memperoleh hasil tersebut.
• Akibat-akibat yang bermanfaat ataupun yang tidak dari adanya proyek tersebut.
• Langkah-langkah rencana untuk mendirikan proyek, beserta jadwal masing-masing
kegiatan tersebut.
3. Perbedaan Intensitas Evaluasi Proyek
Tidak setiap proyek akan diteliti dengan intensitas yang sama. Beberapa proyek mungkin
harus diteliti dengan sangat mendalam, dengan mencakup berbagai aspek yang
berpengaruh. Beberapa lainnya mungkin cukup diteliti pada beberapa aspek saja. Bahkan ada
yang diteliti secara sederhana dan tidak formal. Beberapa faktor menentukan intensitas studi
evaluasi proyek:
a. Besarnya dana yang ditanamkan: semakin besar dana yang ditanamkan, intensitas studi
akan semakin mendalam.
b. Tingkat ketidakpastian proyek: semakin sulit memperkirakan penghasilan penjualan, biaya,
aliran kas, dan lain-lain, maka biasanya studi evaluasi proyek akan semakin hatihati.
c. Kompleksitas elemen-elemen yang mempengaruhi proyek: semakin kompleks faktorfaktor
yang mempengaruhi proyek, semakin hati-hati dan mendalam studi evaluasi proyek tersebut.

3. 1. Faktor endowment
Faktor endowment memang sulit untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh karena
itu dipergunakan istilah. Yang dimaksud dengan faktor endowment adalah tersedianya faktor
produksi secara kualitatif dan kuantitatif pada suatu negara atau daerah. Faktor endowment
ini meliputi tanah, tenaga dan modal. Semakin banyak faktor endowment yang dimiliki oleh
suatu negara atau daerah, semakin banyak pula yang harus diperhatikan dalam menentukan
lokasi suatu industri.

2. Pasar dan harga


Tujuan akhir seorang pengusaha adalah membuat keuntungan. Oleh karena itu, maka ia harus
mampu menjual barang yang dihasilkannya dengan harga yang lebih tinggi daripada yang
dikeluarkan. Dalam hubungannya dengan masalah ini, maka pasar menjadi relevan. Luas
pasar ditentukan tiga unsur, yaitu:

Jumlah penduduk
Pendapatan perkapita
Distribusi pendapatan.

3. Bahan baku dan energi


Proses produksi merupakan usaha untuk mentransformasikan bahan baku ke dalam hasil
akhir yang mempunyai nilai lebih tinggi. Proses transformasi ini terjadi dengan
mempergunakan energi dalam berbagai bentuk. Bahan baku yang dipergunakan dapat
merupakan bahan mentah atau barang setengah jadi.

4. Aglomerasi, keterkaitan antar jenis industri dan penghematan ekstern.


Kota besar biasanya menarik sebagai lokasi industri oleh karena itu, di kota mudah terjadi
aglomerasi. Terkumpulnya berbagai jenis industri mengakibatkan timbulnya external
economies yang dalam hal ini merupakan penghematan aglomerasi. Penghematan ini terjadi
karena faktor-faktor luar dan dinikmati oleh semua industri yang ada di kota tersebut.

Dua hal penghematan aglomerasi; pertama adalah penghematan yang diperoleh industri
sejenis atau industri yang mempunyai hubungan satu sama lain dan yang kedua adalah
penghematan yang diperoleh perusahaan individual yang berlokasi di daerah perkotaan.
Penghematan ini terutama didapat karena adanya infrastruktur di daerah perkotaan yang
berkembang pesat.

5. Kebijaksanaan Pemerintah
Pemerintah dapat menentukan lokasi industri. Kebijaksanaan ini merupakan dorongan atau
hambatan dan bahkan larangan untuk industri berlokasi di tempat tertentu. Dewasa ini,
dorongan oleh kebijaksanaan lingkungan, perencanaan kota yang didasarkan atas pembagian
daerah – lazim disebut zoning merupakan kebijaksanaan yang makin biasa. Seperti yang telah
disebut di atas, maka kebijaksanaan dapat mengarah ke pengaturan lingkungan, tetapi juga
atas pertimbangan pertahanan atau ekonomi. Selain industri mengakibatkan pencemaran
udara, industri juga selalu merupakan sasaran dalam perang, oleh karena itu lokasinya perlu
dipisahkan dari daerah permukiman.

Dewasa ini makin penting arti pembangunan daerah. Daerah yang kurang maju perlu
didorong pertumbuhan ekonominya dan yang terlampau maju relatif terhadap daerah lain
perlu dihambat. Dengan demikian akan diperoleh keseimbangan antar daerah dalam
pembangunan ekonomi suatu negara. Sarana untuk mencapai tujuan itu antara lain dengan
mendorong atau melarang industri di tempat tertentu. Kebijaksanaan ini biasanya disebut
kebijaksanaan langsung. Cara lain yang bersifat tidak langsung adalah melalui keringanan
atau penundaan pajak (tax holiday) dan pemberian fasilitas kredit.

Sejak tahun 1970-an terdapat penentuan lokasi industri yang dikenal dengan istilah kawasan
industri (industrial estate). Kawasan ini merupakan sebidang tanah seluas beberapa ratus
hektar yang telah dibagi dalam kavling dengan luas yang berbeda sesuai dengan keinginan
yang diharapkan oleh pengusaha. Daerah tersebut minimum dilengkapi dengan jalan antar
kavling, saluran pembuangan limbah dan gardu listrik yang cukup besar untuk menampung
kebutuhan pengusaha yang diharapkan berlokasi di tempat tersebut. Ini disebut upaya
penghematan ekstern yang diharapkan meningkat. Bila makin banyak industri yang berlokasi
di tempat tersebut, maka penghematan ekstern akan meningkat atau terjadinya proses
aglomerasi.

6. Kebijaksanaan Pengusaha.
Kebijaksanaan ini dilatarbelakangi oleh ketersediaan sarana dan prasarana yang dapat
mendukung produktivitas dari industri yang bersangkutan. Dalam industri biasanya pusat
perusahaan menentukan lokasi cabang-cabangnya. Lokasi cabang ini ditentukan sesuai
dengan fungsinya sebagai unit produksi, unit distribusi atau unit penjualan. Bila cabang
berfungsi sebagai unit produksi, maka masalah bahan baku maupun pasar akan masuk dalam
pertimbangan, sebaliknya bila cabang berfungsi sebagai unit distribusi, maka lokasi di
persimpangan jalan, karena memungkinkan memakai sarana angkutan ke berbagai arah.

Sedangkan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan didalam penentuan lokasi industri


menurut Sritomo Wignjosoebroto adalah sebagai berikut:
1. Lokasi pasar (market Location)
Pasar atau market yaitu lokasi dimana pembeli berdomisili adalah salah satu faktor yang
harus diperhatikan didalam penentuan lokasi industri. Tergantung dari macam produk yang
dihasilkan, pasar ini bisa secara luas tersebar atau terpusatkan.

2. Lokasi sumber bahan baku (raw material location)


Lokasi dari sumber bahan baku untuk produksi sangat pula berpengaruh di dalam
menentukan lokasi pabrik yang akan didirikan. Beberapa industri karena sifat dan keadaan
dari proses menufakturing memaksa untuk menempatkan industrinya yang berdekatan
dengan sumber bahan bakunya. Sebagai contoh industri baja secara tradisional akan
meletakkan industrinya dekat dengan sumber batu bara, karena industri ini akan banyak
sekali memanfaatkan energi batu bara sebagai bahan baku yang umum untuk proses
pembakaran. Pada dasarnya disini ada tiga kelas bahan baku yang umum dijumpai dalam
suatu proses industri yaitu sebagai berikut:

Pure materials. Material yang termasuk sebagai bahan baku di dalam proses manufakturing
yang secara nyata tidak akan kehilangan prosentase berat/volumenya pada akhir proses
berlangsung.
Weight lossing materials. Material yang sebagaian dari berat/volumenya akan tetap tinggal
pada saat akhir produksi berlangsung.
Ubiquities. Material yang dapat dengan mudah diketemukan pada setiap tempat.

Berdasarkan ketiga macam bentuk material tersebut diatas, maka lokasi pabrik dapat
ditentukan, yaitu dengan aturan umum sebagai berikut:

Bilamana suatu single raw materials dipergunakan tanpa banyak kehilangan berat/volumenya
dalam akhir proses produksinya, maka sebaiknya pabrik ditempatkan sedekat mungkin
dengan sumber bahan baku diperoleh, atau bisa sedekat mungkin dengan lokasi pasar dimana
produk akan didistribusikan atau pula diantaranya.
Bilamana bahan baku akan kehilangan berat/volume secara nyata pada akhir proses produksi,
maka lokasi pabrik dapat dan seharusnya diletakkan sedekat mungkin dengan lokasi sumber
bahan baku diperoleh.
Bilamana suatu jenis bahan baku secara mudah diperoleh di setiap tempat, maka lokasi pabrik
dapat ditempatkan sedekat mungkin dengan area pemasaran.

3. Alat Angkutan (transportation)


Masalah tersedia tidaknya fasilitas-fasilitas adalah juga sangat menentukan didalam proses
pemilihan media transportasi yang tepat, maka beberapa pertimbangan harus dilakukan
seperti:

Macam/jenis fasilitas transportasi yang ada pada daerah asal dan tujuan (kereta api, kapal
laut, truk, dan lain-lain)
Relatif biaya masing-masing media transportasi tersebut
Derajat kepentingan dari pengiriman barang tersebut
Kondisi-kondisi khusus yang diharapkan proses pengiriman barang yang ada (pendinginan,
keamanan, dan lain-lain)

4. Sumber energi (power)


Hampir dapat dipastikan bahwa semua industri memerlukan tenaga listrik untuk berbagai
macam kebutuhan dalam proses produksinya. Secara umum sebagaian perusahaan akan lebih
senang untuk membeli energi ini (dari perusahaan listrik) daripada harus membuat instalasi
listrik sendiri. Biasanya publik utility akan pula dapat mensuplai energi pada tingkat biaya
yang lebih murah/rendah dibandingkan bila harus menyediakannya sendiri.

5. Iklim (climate)
Iklim atau cuaca secara nyata akan banyak mempengaruhi efektivitas, efisiensi, dan tingkah
laku pekerja di dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Berdasarkan hasil penelitian,
manusia akan dapat bekerja dnegan nyaman didalam ruangan yang temperaturnya dapat
dijaga sekitar 20 derajat celcius.

6. Undang-undang dan sistem perpajakan


Aturan ataupun undang-undang yang dikeluarkan oleh suatu pemerintah baik tingkat pusat
maupun tingkat daerah akan pula memperngaruhi proses pemilihan lokasi industri. Beberapa
aspek dari operasi suatu industri yang umum diatur oleh undang – undang adalah berupa jam
kerja maksimal, usia kerja minimal, dan kondisi-kondisi kerja lainnya. Disamping itu besar
kecilnya pajak yang harus disetorkan oleh suatu industri akan pula berbeda-beda tergantung
dimana lokasi industri tersebut akan didirikan.

7. Air dan limbah industri


Pada dasarnya industri tertentu, masalah tersedianya air dalam jumlah besar mutlak sekali
diperlukan untuk proses produksinya, memilih lokasi industridengan suplai air cukup sangat
penting sekali bagi industri baja, industri kertas dan lain-lain. Air untuk kebutuhan industri ini
secara umum tersedia dari tiga macam sumber utama, yaitu:

Surface water, yaitu air yang berasal dari sumber-sumber air seperti sungai, danau dan lain-
lain.
Ground water, yaitu air yang berasal dari sumber air di bawah tanah (wells).
Air yang berasal dari penampungan hujan (raian water)

Selanjutnya proses pembuangan limbah industri belakangan ini banyak pula mendapatkan
sorotan tajam dari berbagai pihak masyarakat, sehingga masalah pengendalian limbah
industri sekarang ini juga merupakan satu paket yang secara bersama-sama harus dipikirkan
pada saat perencanaan pendirian dan penentuan lokasi suatu industri (Wignyosoebroto, 16-
19).
8. Ketersediaan Bahan Mentah
Bila suatu industri membutuhkan bahan mentah yang besar dan karenanya bahan mentah
merupakan komponen yang amat penting dari keseluruhan proses operasi industri, maka
variabel ini merupakan variabel dominan/signifikan dalam penentuan lokasi industri.
Beberapa jenis industri ini antara lain, industri baja, semen, alimunium, gula, dan rotan.
Sehubungan dengan bahan mentah ini, beberapa yang perlu untuk didapat informasinya
adalah:

Jumlah kebutuhan bahan mentah satu periode (tahun) dan selama usia investasi.
Kelayakan harga bahan mentah, baik sekarang maupun masa datang.
Kapasitas, kualitas dan kontinuitas sumber bahan mentah.
Biaya-biaya pendahuluan yang dieprlukan sebelum bahan mentah siap diproses, misalnya
biaya pengakutan dan lain-lain.

9. Tenaga Listrik dan Air


Untuk jenis industri hulu, misalnya industri baja, alumunium, demikian pula semen,
keperluan akan pembangkit tenaga, khususnya tenaga listrik amat mutlak diperlukan. Juga
misalnya untuk industri kertas, jumlah air yang besar amat diperlukan.

10. Supply Tenaga Kerja


Tersedianya tenaga kerja, baik untuk tenaga kerja terdidik maupun terlatih akan berpengaruh
terhadap biaya produksi yang ditanggung perusahaan. Dapat dijumpai misalnya pendirian
iondustri rokok, industri pengolahan tembakau, disamping pertimbangan bahwa bahan
mentah pertimbangan jumlah, kualitas dan biaya tenaga kerja merupakan perhatian pertama.

11. Fasilitas Transportasi


Fasilitas transportasi ini berkaitan dengan pertimbangan bahan mentah dan pertimbangan
pasar. Jika lokasi mendekati bahan mentah, maka fasilitas transportasi terutama perhitungan
dalam kaitannya ongkos transportasi menuju pasar dengan tidak berarti tidak diperhitungkan
biaya transportasi dari sumber bahan mentah ke lokasi industri, demikian pula sebaliknya.

12. Hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia, maupun di tingkat lokal pada rencana
lokasi.
Hal ini dipertimbangkan karena mungkin terdapat peraturan yang melarang pendirian usaha
baru pada lokasi tertentu atau justru mungkin akan mendapatkan fasilitas dan keringanan lain.
Di Indonesia misalnya, tersedia kawasan industri cilacap, walaupun karena faktor lain yang
kurang menguntungkan sedikit investor yang menanamkan modalnya pada lokasi tersebut.

4. A. G edung Berlantai Satu atau


Bertingkat
Dalam menentukan rancangan gedung tempat proses produksi dan mesin-mesin, pertama-
tama yang perlu dipikirkan adalah apakah gedung akan didesain satu lantai (single story) atau
bertingkat (multi story). Masing-masing desain tersebut memiliki keuntungan dan
kekurangan. Bangunan satu lantai dengan tiang-tiang tidak rapat (12-20 meter) dilengkapi
kolom-kolom horisontal pada plafon untuk pergerakan peralatan, akan menambah
fleksibilitas operasi dan pemeliharaan. Penerangan cukup dan merata. Penanganan aliran
material (produk, bahan mentah atau setengah jadi) mudah dilakukan. Keuntungan bangunan
satu lantai dari segi konstruksi adalah memerlukan struktur pondasi yang relatif ringan dan
tidak terlalu sulit menanggulangi getaran yang disebabkan oleh mesin. Untuk bangunan
bertingkat, keuntungan yang menonjol adalah mengurangi keperluan tanah, susunan
denahnya kompak dan memungkinkan penggunaan gaya berat pada arus pergerakan barang.
Sedangkan aspek yang kurang menguntungkan adalah struktur dan pondasinya harus
tangguh. Berdasarkan kenyataan di atas, bangunan satu lantai akan dipilih bila harga tanah
tidak tinggi dan pabrik memiliki peralatan atau mesin-mesin yang berat. Sedangkan jika
harga tanah mahal dan p eralatan atau mesin pabriknya ringan akan dipilih bangunan
bertingkat. Jadi, secara singkat keuntungan yang akan diperoleh dari suatu gedung yang
dirancang secara tepat untuk operasi adalah
sebagai berikut:
-Memperlancar dan memperpendek arus
barang yang diproses.
-Mengurangi biaya penanganan .
-Memudahkan pengawasan dan supervisi .
-Memudahkan pekerjaan pemeliharaan .
-Mengurangi keperluan penyimpanan .
-Memperkecil keperluan inventori.
-Memberi kenyamanan kepada buruh dan
pegawai. Salah satu perlengkapan penting dari gedung adalah sistem pembersih dan pengatur
udara.
Sistem ini bukan saja ditujukan untuk kenyamanan tetapi juga untuk menjaga kesehatan
karena proses produksi sering menyebabkan timbulnya bahan sampingan yang tidak diingini
seperti debu, asap, uap air, dan lainlain.

B . Gedung Administrasi
Jenis gedung admistrasi pabrik tidak seragam,mulai dari yang sederhana sampai mewah.
Tetapi pada dasarnya dibangun dengan memperhatikan fungsi utamanya, yaitu untuk
mengelola dan mengadministrasikan kegiatan pabrik. Ciri-ciri pokoknya adalah bertingkat
satu atau dua, berdinding tembok dengan peredam suara dan air condition. Perlengkapan
lainnya adalah sistem telekomunikasi dan reproduksi. Kamar atau ruang untuk para
pimpinan, ruang luas terpisah masing masing untuk personil keuangan, kepegawaian,
pengadaan, dan lain-lain. Juga tersedia
ruang rapat dan ruang tamu. Setelah ditentukan macam gedung yang akan dibangun, langkah
berikutnya adalah memikirkan tempat kedudukannya di dalam lokasi (battery limit) pabrik.

C. Penerangan
Penerangan yang cukup serta warna cat yang sesuai, di samping merupakan sebagian dari
kebutuhan pokok operasi juga meningkatkan rasa nyaman di tempat kerja. Keadaan ini akan
menaikkan produktivitas, efisiensi, kebersihan dan mengurangi kecelakaan. Perlu diusahakan
intensitas sinar yang merata (tidak ada bayang-bayang) dan tidak menimbulkan sumber
panas. Lampu flouressent atau neon sesuai untuk maksud di atas. W arna cat yang kontras
dan memantulkan sinar dengan kuat akan menyilaukan pemandangan.
D. Kebisingan
Di banyak negara, peraturan keselamatankerja menuntut agar kebisingan di tempat kerja
dijaga tidak melebihi ambang batas, karena kebisingan yang berlebihan dapat mengganggu
kesehatan, mempercepat rasa
lelah dan mengganggu konsentrasi berpikir. Cara-cara yang sering digunakan untuk
mengendalikan kebisingan di pabrik adalah sebagai berikut:
• Memisahkan dengan memasang dinding penyekat sumber kebisingan, denganmemakai
material peredam suara.
• Mengurangi intensitas kebisingan dengan memperbaiki kondisi mesin yang menjadi sumber
seperti menerapkan pemiliharaan secara teratur, memperbaiki segera bila terjadi kerusakan
yang menyebabkan
kebisingan.
• Memperhatikan faktor kebisingan pada waktu memilih mesin. Usaha lain adalah dengan
memperhitungkan
faktor kebisingan pada waktu merencanakan denah instalasi, terutama bila menggunakan
gedung bertingkat

5. 1. Kapasitas Desain
Kapasitas design adalah kapasitas menurut rancangan design enginering, yaitu maksimum
output yang dapat dicapai menurut perhitungan.
2. Kapasitas Efektif
Kapasitas efektif adalah kapasitas yang sesungguhnya setelah memasukkan parameter-
parameter seperti faktor servis, pemeliharaan, dan kondisi-kondisi lain yang
dihadapi dalam operasi. Pada umumnya, kapasitas efektif lehih
rendah dari kapasitas desain.lebih lama bila unit telah heroperasi dalam waktu cukup lama.
Perencanaan kapasitas meliputi pertimhangan jangka pendek dan panjang. Jangka
pendek memperhitungkan peruhahan produksi sewaktu-waktu seperti fluktuasi permintaan
pasar, tersedianya bahan mentah (musiman), dan lain-lain. Jangka panjang berhuhungan
dengan tingkat prakiraan produksi jangka panjang. Seringkali hesamya kapasitas yang
diperlukan untuk memenuhi kehutuhan jangka pendek herheda dengan untuk jangka panjang.
Bila terjadi variasi demikian dengan perhedaan yang cukup hesar, umumnya dilakukan hal-
hal sehagai herikut:
• Memberikan fleksibilitas design yang cukup tinggi pada sistem yang hendak dibangun.
• Mengusahakan perencanaan yang bertujuan "meratakan" hehan.

Anda mungkin juga menyukai