HUKUM PERDATA
Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Hukum Perdata
KELOMPOK 4
Prodi: PPKN
Jakarta Timur
2022
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Sehingga kami dapat menyusun makalah tentang
“Hukum Perdata Indonesia”. Dengan menyelesaikan makalah ini semoga dapat berguna bagi
para pembaca, serta teman- teman sekalian. Hukum perdata indonesia merupakan hukum
perdata milik bangsa indonesia yang berinduk pada Kitab Undang –Undang Hukum Perdata
(KUHP) atau Burgerlijk Wetboek (BW). Sedangkan ketentuan KUHP itu sudah dicabut dan
diganti dengan undang –undang Indonesia , sedangkan sebagian lainnya masih berlaku ,
walaupun ada anggapan bahwa keberlakunay itu tidak secara mutlak . Hal ini disebabkan karena
KUHP sekarang dianggap tidak lebih dari himpunan peraturan hukum tidak tertulis . Dengan
demikian semoga makalah ini dapat berguna bagi para mahasiswa dalam kelancaran proses
belajarnya.
Penulis
Halaman Judul----------------------------------------------------------------------------1
Kata Pengantar---------------------------------------------------------------------------2
Daftar Isi----------------------------------------------------------------------------------3
Bab I Pendahuluan-----------------------------------------------------------------------4
A. Latar Belakang----------------------------------------------------------------4
B. Rumusan Masalah-----------------------------------------------------------4
C. Tujuan-------------------------------------------------------------------------4
Bab II Pembahasan----------------------------------------------------------------------5
1. Pengertian Hukum Perdata----------------------------------------------------5
2. Asas- Asas Hukum Perdata----------------------------------------------------6
3. Sistem Hukum Perdata---------------------------------------------------------7
4. Sumber- Sumber Hukum Perdata---------------------------------------------8
Bab III Studi Kasus----------------------------------------------------------------------9
Bab IV Analisa Dan Penyelesaian---------------------------------------------------10
Bab V Kesimpulan---------------------------------------------------------------------11
Daftar Pustaka--------------------------------------------------------------------------12
Hukum keluarga mempunyai hak dan kewajiban, yang pada dasarnya tidak bisa dinilai
dengan uang. Di dalam KUHPerdata, hukum satu ini disebutkan dalam aturan Buku I yang
berjudul tentang orang. Isinya yaitu mengatur hubungan yang tercipta dari hubungan
kekeluargaan seperti perkawinan, dan juga hukum kekayaan antara suami istri.
Jika hukum keluarga mengatur mengenai hubungan yang tercipta dari hubungan
kekeluargaan, maka hukum kekayaan ini mengatur antara orang dengan harta kekayaan yang
mereka miliki. Dimana hak dan kewajibannya dapat dinilai dengan uang. Hak dan kewajiban
yang bersifat seperti ini, umumnya bisa dipindahtangankan kepada orang lain.
Hukum Waris
Hukum waris di dalam KUHPerdata, diatur dalam Buku II yang berjudul tentang
kebendaan. Dengan demikian, hukum satu ini sebenarnya termasuk ke dalam hukum harta
benda. Meski demikian, hukum waris ini juga sangat erat kaitannya dengan hukum keluarga.
Karena untuk bisa mewarisi harta benda yang ada, maka harus mempunyai hubungan keluarga
dengan pewaris.
Secara garis besar, hukum waris mengatur tentang harta benda seseorang setelah orang
tersebut meninggal dunia. Hukum ini berisikan tentang peralihan hak serta kewajiban pewaris
kepada ahli warisnya, dalam bidang kekayaan. Sehingga sistematika hukum perdata satu ini juga
sangat erat kaitannya dengan hukum kekayaan, yang mempunyai sifat relatif.
Sumber hukum perdata tidak hanya satu. Sejauh ini ada dua sumber hukum perdata yakni
hukum perdata tertulis dan tidak tertulis atau kebiasaan. Sumber hukum tertulis pun banyak
macamnya. Berikut ini adalah contoh sumber hukum perdata tertulis:
CONTOH KASUS
Sempat terjadi ketegangan saat proses eksekusi yang melibatkan puluhan aparat
kepolisian ini, tapi tidak terjadi tindakan anarkistis. Saat proses eksekusi tanah tersebut,PN
Sleman membawa sebuah truk untuk mengangkut barang-barang pemilik rumah serta
backhoeuntuk menghancurkan rumah yang tampak baru berdiri di atas tanah seluas 647 meter
persegi. ”Kami hanya melaksanakan perintah atasan,” kata Juru Sita PN Sleman Sumartoyo
kemarin.
Lokasi tanah yang berada di pinggir Jalan Kaliurang Km 17 ini merupakan tanah
sengketa antara Juminten dengan Susilowati Rudi Sukarno sebagai pemohon eksekusi. Kasus
hukum yang telah berjalanselamatujuh tahun ini berawal dari masalah utang piutang yang
dilakukan oleh kedua belah pihak, utang yang dimaksud disini adalah juminten berhutang
tentang pembuatan sertifikat tanah serta tidak mau mengganti rugi uang yang sudah diberi oleh
susilowati .
Klien kami telah membeli tanah ini dan juga sebidang tanah milik Ibu Juminten lainnya
di daerah Jalan Kaliurang Km 15 seharga Rp335 juta.Total tanah ada 997 meter
persegi.Masalahnya berawal saat termohon tidak mau diajak ke notaris untuk menandatangani
akta jual beli, padahal klien kami sudah membayar lunas,” papar Titiek Danumiharjo, kuasa
hukum Susilowati Rudi Sukarno. Kasus ini sebenarnya telah sampai tingkat kasasi, bahkan
peninjauan ulang. Dari semua tahap,Susilowati Rudi Sukarno selalu memenangkan perkara.
Pihak Juminten yang tidak terima karena merasa tidak pernah menjual tanah milik
mereka, berencana menuntut balik dengan tuduhan penipuan dan pemalsuan dokumen. ”Kami
merasa tertipu, surat bukti jual beli palsu,”tandas L Suparyono, anak kelima Juminten.
PEMBAHASAN
1. Analisa
Hukum perdata adalah ketentuan hukum materil yang mengatur hubungan antara
orang/individu yang satu dengan yang lain. Hukum perdata berisi tentang hukum orang, hukum
keluarga, hukum waris dan hukum harta kekayaan yang meliputi hukum benda dan hukum
perikatan.
Kasus diatas termasuk kasus perdata khususnya perikatan karena telah terjadi persetujuan
antara Juminten dengan Susilowati dalam hal jual-beli tanah. Dalam hukum perdata peristiwa
yang dapat dikategorikan sebagai hukum perikatan adalah jka terjadi suatu ikatan persetujuan
antara 2 pihak yang melahirkan hak dan kewajiban diantara keduanya dalam lingkup hukum
kekayaan.
Tetapi dalam kasus diatas telah terjadi suatu sengketa tanah antara Juminten dan
Susilowati. Sengketa ini berawal dari utang piutang yang mana Juminten berhutang tentang
pembuatan sertifikat tanah serta tidak mau mengganti rugi uang yang sudah diberi oleh
Susilowati. Dalam kasus ini, Juminten dianggap merugikan Susilowati, karena sudah dianggap
menipu berupa tidak maunya Juminten membuat akta sertifikat tanah dan dari itu pula Juminten
tidak mau mengganti dengan uang, karena Juminten beranggapan tidak pernah menjual tanah
miliknya kepada Susilowati, padahal penyimpanan atau pendaftaran tanah itu wajib demi
terlaksanakannya kepastian hukum. Sehingga Juminten dianggap ingkar janji (wanprestasi) atau
tidaak memenuhi perikatan tersebut.
Dalam KUH Perdata pasal 1366 berbunyi “Setiap orang bertanggung jawab tidak saja
untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatanya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan
karena kelalaian atau kurang hati-hatinya”. Disini jelaslah bahwa Juminten melanggar UU
tersebut.
2. Solusi
Menurut Kami, solusi dari permasalahan ini agar pihak Juminten segera membayar
tentang hutangnya dalam pembuatan sertifikat tanah terhadap Susilowati dan mebyar ganti rugi
uang yang sudah diberi oleh Susilowati agar permasalahn ini cepat terselesaikan. Karena dalam
permasalahan ini pihak juminten lah yang bersalah yang tercantum jelas dalam KUH perdata
1366, dan disini pihak Juminten sudah ingkar janji dan tidak memenuhi perjanjian bersama.
Saran untuk Juminten agar segera mengembalikan yang sudah disetujui bersama Susilowati jika
ingin permasalahan ini cepet terselesaikan.
KESIMPULAN
hukum perdata adalah serangkaian peraturan hukum yang mengatur hubungan subjek hukum
(orang dan badan hukum) yang satu dengan subjek hukum yang lain dengan menitikberatkan
pada kepentingan pribadi dari subjek hukum tersebut.
Mr. C. Asser’s Handleiding tot de beoefening van het Nedherlands Burgerlijk Recht, Vijfde Deel
: Van Bewijs, N.V. Uigevers Maatschappij, W.E.J. Tjeenk Willink, Zwolle. 1953.
Moh. Taufik Makaro, SH. MH, Pokok-Pokok Hukum Acara Perdata, 2004. Jakarta: PT. Rineka
Cipta