Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
PENGUJIAN SIFAT FISIOLOGI DAN BIOKIMIA BAKTERI

DOSEN PEMBIMBING :

Noni Ramadhini, SP., M.Sc

DISUSUN OLEH :

MUCHAMMAD FAJAR HIDAYATULLAH (20025010080)

GOLONGAN B2

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”


JAWA TIMUR
SURABAYA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karakterisasi dan klasifikasi sebagian besar mikroba seperti bakteri
berdasarkan pada reaksi enzimatik ataupun biokimia. Mikroba dapat tumbuh pada
beberapa tipe media, memproduksi tipe metabolit tertentu yang di deteksidengan
interaksi mikroba dengan reagen tes yang menghasilkan warna reagen. Reaksi-
reaksi dalam sel akan teridentifikasi dengan melakukan pengujian-pengujian
tertentu. Sel akan memberikan respon sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya, misalnya menghasilkan enzim katalase, enzim gelatinase atau
kemamupuan untuuk menghidrolisis lemak.
Secara morfologis, biakan maupun sel bakteri yang berbeda dapat tampak
serupa. Karena itu ciri fisiologis atau biokimiawi merupakan kriteria yang amat
penting di dalam identifikasi spesimen yang tidak dikenal. Tanpa hasil
pengamatan fisiologis yang memadai mengenai organisme yang diperiksa maka
penentuan spesiesnya tidaklah mungkin dilakukan.
Uji fisiologi biasanya identik dengan uji biokimia. Uji fisiologis bakteri
dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri berdasarkan aktivitas selnya. Bakteri
yang dapat menghidrolisis pati mempunyai aktivitas amilolitik, yaitu
menghasilkan enzim amilase yang dapat mengubah pati menjadi molekul-molekul
gula sederhana (monosakarida) untuk kebutuhan metabolisme sel.
Aktivitas tersebut ditandai dengan adanya zona bening di sekeliling
koloni pada uji hidrolisis pati. Uji biokimia yang biasanya dipakai dalam kegiatan
identifikasi bakteri atau mikroorganisme yang antara lain uji katalase, koagulase,
dan lain-lain. Pengujian biokimia merupakan salah satu hal yang sangat penting
dalam dunia mikrobiologi. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan praktikum
“Uji Fisiologi dan Biokimia Bakteri”.

1.2. Tujuan

Tujuan dari praktikum uji fisiologi dan biokimia baktrni yaitu untuk
mengidentifikasi sifat fisiologi dan biokimia pada mikroba.
BAB II

METODOLOGI PRAKTIKUM
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan 


Tabel 4.1 Hasil Pengamatan
 
No. Uji Fisiologi Isolat Keterangan
dan Biokimia
1. Gram (-) warna
merah/merah muda
(+) warna
biru/keungu-unguan
Gambar  4.1  
Bakteri Gram positif dan Gram negatif
(Purnawati et al., 2018)
2. KOH (-) berlendir
menyerupai gerah
        dan lengket 
K O
H (+) tidak berlendir
(+)            KOH (-)          
Gambar 4.2 
Uji KOH 
3.  Katalase (-) tidak adanya
gelembung gas  
(+) adanya
gelembung gas

Gambar 4.3
Uji katalase (Purnawati et al., 2018)

4.2 Pembahasan
Bakteri mempunyai bentuk bulat (coccus), batang (basil), dan lengkung(spiral),
namun bentuk bakteri juga dapat dipengaruhi oleh umur. Bakteri dapat mengalami
perubahan bentuk yang disebabkan faktor makanan, suhu, dan lingkungan, juga dapat
mengalami pleomorfi, yaitu bentuk yang bermacam-macam dan teratur walaupun
ditumbuhkan pada syarat pertumbuhan yang sesuai. Bakteri dapat hidup soliter maupun
berkoloni dan berkembang biak dengan cara membelah diri. Bakteri juga mempunyai
beberapa morfologi koloni yaitu circular, irregular, spindle, filamentous, dan rhizoid.
Pengamatan morfologi koloni dilakukan setelah mendapatkan biakan murni. Pengamatan
makroskopis meliputi bentuk, warna, tepian, dan elevasi koloni bakteri (Ismail, 2017)
Ciri fisiologi maupun biokimia merupakan kriteria yang amat penting di dalam
identifikasi spesimen bakteri yang tak dikenal karena secara morfologis biakan maupun
sel bakteri yang berbeda dapat tampak serupa, tanpa hasil pengamatan fisiologis yang
memadai mengenai organik yang diperiksa maka penentuan spesiesnya tidak mungkin
dilakukan. Karakteristik dan klasifikasi sebagian mikroba seperti bakteri berdasarkan
pada reaksi enzimatik ataupun biokimia. Mikroba dapat tumbuh pada beberapa tipe
media memproduksi tipe metabolit tentunya yang dideteksi dengan interaksi mikroba
dengan reagen test yang mana menghasilkan perubahan warna reagen. 

Karakterisasi morfologi dilakukan dengan uji motilitas dan pewarnaan Gram. Uji
motilitas dilakukan dengan cara mengamati pergerakan bakteri di bawah mikroskop.
Sedangkan pewarnaan gram dilakukan dengan membuat lekapan kering pada kaca objek.
Lekapan kering bakteri diteteskan dengan pewarna ungu kristal dan digenangi selama 1
menit, lalu dibilas dengan akuades. Selanjutnya genangi iodin gram selama 2 menit, lalu
dibilas kembali. Kemudian dipucatkan dengan meneteskan alkohol 95% keatas lekapan
bakteri tersebut hingga sisa pewarna ungu kristal larut. Berikutnya, teteskan dengan
pewarna safranin selama 30 detik lalu dibilas. Lekapan yang telah diwarnai tersebut
diamati pada mikroskop dengan perbesaran 1000x.

Uji fisiologi biasanya identik dengan uji biokimia. Uji gram merupakan langkah
awal dalam identifikasi bakteri. Uji gram bertujuan untuk mengetahui kelompok bakteri
gram negatif atau positif. Uji gram dilakukan dengan meneteskan larutan KOH 3% pada
koloni bakteri di atas obyek glass steril, kemudian koloni diangkat ke atas pelan-pelan
dengan menggunakan jarum ose. Apabila koloni bakteri membentuk benang (elastis),
maka bakteri tersebut bersifat gram negatif, jika sebaliknya bakteri tersebut gram positif
(Stoica, 2016).

Pengecatan gram termasuk pengecatan diferensial karena dapat digunakan untuk


membedakan bakteri dalam dua kelompok besar, yaitu bakteri gram positif dan bakteri
gram negatif. Dalam pengecatan gram, tahap-tahap yang dilakukan yaitu mewarnai
bakteri dengan cat warna utama basa, yaitu larutan cat kristal violet, diikuti dengan
mordant yaitu larutan lugol’s iodine, untuk mengintensifkan cat utama. Kemudian
mencuci sel dengan larutan peluntur alkohol untuk menghilangkan violet kristal,
selanjutnya diwarnai dengan cat penutup safranin. Sel-sel yang tidak dapat melepaskan
cat utama pada saat pelunturan akan tetap berwarna ungu disebut bakteri Gram positif,
sedangkan sel-sel yang melepaskan cat utama dan mengikat safranin sehingga berwarna
merah muda disebut bakteri Gram negatif karena tidak mampu mengikat warna kristal
violet dan hanya terwarnai oleh safranin.
Pengujian gram dengan KOH didasarkan pada pelisisan lipid oleh KOH yang
mana bakteri gram negatif memiliki lapisan lipid bilayer, peptidoglikan yang tipis, dan
sebagian besar dinding selnya tersusun atas lipoprotein yang akan lisis ketika ditetesi
KOH, sehingga menyebabkan DNA keluar sel. Adanya viskositas tinggi dari DNA yang
keluar sel tersebut menghasilkan substansi mucus yang tampak seperti lendir jika ditarik
ke atas. Sedangkan gram positif dinding selnya tersusun atas lapisan peptidoglikan yang
tebal sehingga tidak mudah lisis akibat KOH. Lendir tersebut merupakan komponen
kromosom sel bakteri Gram negatif yang membrane selnya telah dirusak oleh KOH 3%.
Hal ini ditunjukkan dengan tidak terbentuknya lendir saat direaksikan dengan larutan
KOH 3%. Tidak terbentuknya lendir pada bakteri gram positif karena dinding sel bakteri
gram positif lebih resisten terhadap KOH sehingga dinding sel tidak pecah. Kuatnya
dinding sel ini yang membuat DNA tetap berada didalam sel.

 Katalase adalah enzim yang dimiliki oleh mayoritas bakteri dan terlibat dalam
dekomposisi hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen. Hidrogen peroksida dan
oksigen digunakan untuk transport elektron dalam fermentasi bakteri aerobik maupun
aerobik fakultatif. (Stoica, 2016). Uji katalase bertujuan untuk mengetahui enzim katalase
yang dihasilkan bakteri dengan cara meneteskan larutan hidrogen peroksida (H2O2) 3%
pada koloni bakteri di atas obyek glass steril. jika terdapat gelembung maka bakteri
tersebut positif mengandung enzim katalase.  

Pada uji katalase diamati terbentuknya gelembung oksigen pada isolate setelah
penetesan larutan Hidrogen peroksida (H2O2) 3%. Apabila terbentuk gelembung oksigen
maka isolate tersebut mampu menghasilkan enzim katalase. Reaksi positif uji katalase
ditunjukkan dengan membentuk gelembung-gelembung yang berarti ada pembentukkan
gas Oksigen (O2) sebagai hasil pemecahan H2O2 oleh enzim katalase yang diproduksi
oleh bakteri tersebut. 

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari hasil praktikum ikali ini adalah :
1. Uji fisiologi biasanya identik dengan uji biokimia. Uji-uji biokimia yang
dilakukan dalam praktikum ini antara lain uji O/F, uji katalase, uji oksidase,
hidrolisis gelatin, dan uji motilitas.
2. Uji gram merupakan langkah awal dalam identifikasi bakteri. Uji gram bertujuan
untuk mengetahui kelompok bakteri gram negatif atau positif. Hasil uji gram
positif berwarna ungu, dan gram negatif berwarna merah muda.
3. Uji KOH dihasilkan gram negative berlendir menyerupai gerah dan lengket, dan
gram positif tidak berlendir.
4. Uji Katalase bertujuan untuk mengetahui enzim katalase yang dihasilkan bakteri
dengan cara meneteskan larutan hidrogen peroksida. Hasil uji katalase gram
negatif tidak adanya gelembung gas dan gram positif terdapat gelembung gas.
5.2 Saran
Praktikan diharapkan lebih teliti dalam memperhatikan materi yang diberikan
asisten lab dan dosen pembimbing. Agar lebih paham maksud dari materi tersebut. 

DAFTAR PUSTAKA

Apriani, Ike. 2015. Isolasi, Seleksi Dan Karakterisasi Bakteri Mannolitik Yang
Berasal Dari Serasah Tanaman Sawit. Jurnal Bioilmi Volume 1 No. 1. 
Ismail, Yulia Sari,. dkk. 2017. Isolasi, karakterisasi dan uji aktivitas antimikroba
bakteri asam laktat dari fermentasi biji kakao (Theobroma cacao L.).
Jurnal BIOLEUSER, 1(2):45-53.
Stoica C. 2016. Biochemical test & Method for bacterial Identification; Catalase –
Test.
Irfan ,M.  2018. Kualitas Mikrobiologis Dangke Yang Dibuat Pada Berbagai
Level Ekstrak Getah Pepaya Dan Suhu Pemanasan. Jurnal Perbal 6 (3) : 7-
15.

Anda mungkin juga menyukai