Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Gangguan jiwa masih sebagai salah satu masalah kesehatan yang sangat penting
diperhatikan, hal itu karenakan penderita tidak mempunyai kemampuan untuk menilai realistis
yang buruk. Menurut Mahmuda (2018) Gangguan jiwa menyebabkan terjadinya kegagalan
individu dalam kemampuannya mengatasi keadaan sosial, rendahnya harga diri, rendahnya
tingkat kompetensi dan sistem pendukung yang berinteraksi dimana individu berada pada
tingkat stress yang tinggi. Meskipun gangguan jiwa tidak dianggap sebagai hal yang
menyebabkan kematian secara langsung namun manjadi masalah yang serius di Indonesia
karena gangguan jiwa akan mempengaruhi produktivitas dan kualitas kesehatan individu dan
menjadi beban berat bagi keluarga baik mental ataupun materi karena penderita tidak
produktif (Maramis, 2015).

Menurut data WHO (World Health Organization) pada tahun 2019, terdapat 264 juta
orang mengalami depresi, 45 juta orang menderita gangguan bipolar, 50 juta orang mengalami
demensia, dan 20 juta orang mengalami skizofrenia.Kementrian Kesehatan (Kemenkes)
mencatat hingga juni 2020 ada sebnayak 277 ribu kasus kesehaan jiwa di Indonesia. Jumlah
kasus keseahatan jiwa itu mengalami peningkatan dibandingkan 2019 yang hanya 197 ribu
orang

Pengobatan orang dengan gangguan jiwa harus dilakukan dengan teratur agar
mengurangi kekambuhan kembali pada penderitanya. salah satu faktor dalam mengurangi
tingkat kekambuhan pada pasien dengan meningkatkan kepatuhan dalam meminum obat.
kepatuhan minum obat ialah sikap menuntaskan menelan obat sesuai dengan jadwal serta
dosis obat yang dianjarkan oleh petugas kesehatan, tuntas bila obathabis tepat waktu, serta
tidak tuntas bila obat tidak habis tepat waktu (Yosep, 2011). Sebagian askep yang
mempengaruhi kepatuhan minum obat antara lain perilaku ataupun motivasi penderita mau
sembuh, kepercayaan, dukungan keluarga,dukungan sosial,sokongan petugas kesehatan
(Niven, 2008).

Motivasi merupakan salah satu aspek yang berguna dalam kepatuhan berobat. Motivasi
adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk
melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.motivasi bisa dimaknai sebagai alasan yang
kuat untuk melakukan suatu tindakan. motivasi paling terbaik didapatkan melalui keluarga.

ODGJ membutuhkan dorongan atau motivasi yang kuat dari keluarga karena dinamika
keluarga karena dinamika keluarga memegang peranan penting dalam menimbulkan
kekambuhan. keluarga juga berperan penting dalam proses penyembuhan dan perawatan
anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa dirumah. keberhasilan perawatan di rumah
sakit tidak akan berjalan lancar jika tidak dilanjutkan di rumah dan akan mengakibatkan
kekambuhan kembali dan harus mendapatkan pengobatan ulang.

Berdasarkan fenomena diatas peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang
“Hubungan motivasi keluarga dengan tingkat kepatuhan berobat klien gangguan jiwa di”

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah yang kaji oleh peneliti adalah apakah
ada “Hubungan Motivasi keluarga dengan kepatuhan berobat klien gangguan jiwa

3. Tujuan penelitian

Adapun tujuan yang ingin peneliti capai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.1 Tujuan umum

Mengetahui hubungan motifasi keluarga dan kepatuhan kontrol berobat klien gangguan
jiwa di

3.2 Tujuan khusus

1. Mengindentifikasi motivasi keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan


gangguan jiwa

2. Mengindentifikasi kepatuhan kontrol berobat keluarga yang memiliki anggota


keluarga dengan gangguan jiwa.

4. Manfaat Penelitian

4.1 Manfaat teoritis

Secara teoritis,hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjai referensi atau masukan
bagi perkembangan ilmu kesehatan dan menambah kajian ilmu kesehatan khususnya ilmu
keperawatan untuk mengetahui pentingnya motivasi keluarga terhadap kepatuhan control
berobat pada klien gangguan jiwa.

4.2 Manfaat praktis

1) Bagi keluarga

Penelitian ini diharapkan memberi informasi mengenai bagaimana Motivasi keluarga


dengan kepatuhan kontrolberobat pada klien gangguan jiwa di
2) Bagi perawat Puskesmas

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran tentang pentingnya kepatuhan


berobat pada klien gangguan jiwa yang baik dan benar.

3) Bagi peneliti selanjutnya

Menjadikan penelitian ini sebagai data pembanding bagipeneliti selanjutnya dan hasil
penelitian yang diperoleh diharapakan dapat dimanfaatkan bagi perkembangan ilmu dibidang
kesehatan terutama bidang keperawatan jiwa.
BAB 2

TiNJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Motivasi

2.1.1 Pengertian Motivasi

Menurut Robbins dalam (irviani & Fauzi, 2018) ”Menyatakan motivasi sebagai proses yang
menyebabkan (intensity), arahan (direction), dan usaha terus menerus (persistence) individu
menuju pencapaian tujuan”.

Motivasi adalahpemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerjaseseorang agar


merekamampu bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegritas dengan segala upayanya untuk
mencapai kepuasaan (Hafidzi dkk, 2019).

2.2 Jenis Motivasi

Menurut djamarah dalam Chandra motivasi dibagi menjadi 2 jenis yaitu sebagai berikut :

2.2.1 Motivasi instrinstik

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang ditimbulkan dari diri seseorang. Motivasi ini
biasanya timbul karena adanya harapan, tujuan dan keinginan seseorang terhadap sesuatu
sehingga dia memiliki semangatuntuk mencapai itu.

Menurut Sardiman (2014) mengemukakan bahwa motivasi adalah motif-motif yang


menjadi aktif atau berfungsinya sehingga tidak perlu rangsangan dari luar, karena dari dalam
diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

2.2.2 Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik merupakan kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik


adalah motivasi yang aktif dan berfungsi harus dengan adanya rangsangan dari luar. Motivasi ini
tetap diperlukan seseorang agardia tetap mau beraktivitas.

Anda mungkin juga menyukai