Anda di halaman 1dari 15

Oncan Poerba, SH -Advokat

PRAKTEK DALAM MENGAJUKAN


ALAT BUKTI, PENGANTAR ALAT BUKTI
DAN KESIMPULAN
=========================

Dalam Rangka Program


Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA)
Fakultas Hukum UGM dengan PERADI.

Disusun oleh:
ONCAN POERBA, SH. & ASSOCIATES.
”Advocates & Legal Consultant”

2013

1
Oncan Poerba, SH -Advokat

PEMBUKTIAN
Pembuktian sebagai salah satu acara dalam persidangan perkara perdata,
dalam rangka mengajukan bukti-bukti yang dimiliki para pihak yang bersengketa.
Karena pembuktian sebagai faktor terpenting dalam memperjungkan kebenaran
yang menyangkut hak-hak yang dimiliki para pihak yang berperkara
dipersidangan. Tanpa pembuktian, maka tidak mungkin hak-hak seseorang dapat
diperjuangkan sebagaimana mestinya, sekalipun seseorang itu memiliki
kebenaran.
Sebagaimana dalam praktek hukum acara perdata dipersidangan,
menyangkut tentang pembuktian yang diajukan oleh para pihak yang berperkara
sangat dipentingkan, untuk menentukan tentang kebenaran segala dalil yang
disebutkan oleh Penggugat maupun Tergugat. Lemahnya suatu pembuktian
mengakibatkan tidak adanya dasar dan alasan untuk membenarkan terhadap
seluruh dalil-dalil yang diajukan dalam pemeriksaan dipersidangan, sehingga
jika sebagai Penggugat maka gugatan akan ditolak, sedangkan jika sebagai
Tergugat maka apa yang dipertahankan sebagai dalil jawabannya tidak akan
diterima. Penyerahan alat bukti, dilakukan dipersidangan pada acara
pembuktian, karena dengan demikian alat bukti yang diajukan memiliki kekuatan
hukum yang harus dipertimbangkan dalam menjatuhkan putusan nantinya.
Sering terjadi dalam dunia praktek bagi Pengacara/Advokat memiliki
kelemahan dalam pembuktian, karena kurangnya penguasaan kasus yang
dihadapkan kepadanya dan atau kurangnya pengetahuan hukum menyangkut
tentang pembuktian serta tidak cermatnya dalam mempersiapkan menghadapai
pembuktian. Karena itu berhati-hatilah dalam merumuskan suatu gugatan jika
sebagai Penggugat atau jawaban jika sebagai Tergugat. Kesalahan dalam
membuktikan terhadap sesuatu kebenaran hukum yang diperjuangkan akan
berakibat ditolaknya gugatan atau tidak akan diterimanya atau ditanggapinya
jawaban yang diajukan.

2
Oncan Poerba, SH -Advokat

ALAT BUKTI
Apakah yang dimaksud alat bukti ? sebagaimana diketahui alat bukti
adalah berupa alasan dan dasar yang diajukan untuk membuktikan kebenaran
atas suatu perkara yang diajukan dipengadilan, seperti bukti keterangan saksi,
bukti tertulis bukti pengakuan dan lain-lain. (Pasal 164 HIR).
Dalam praktek beracara dipengadilan pembuktian surat dan saksi serta
pengakuan dari pihak lawan, menjadi bukti yang sempurna dalam
mempertahankan terhadap dalil-dalil yang dikemukakan dipersidangan. Jika tidak
demikian, maka tidak satupun alat bukti yang diajukan menjadi dasar kekuatan
pembuktian terhadap dalil alasan yang dikemukakan para pihak untuk
menentukan kebenaran hukum atas apa yang diajukan, bahkan jika antara alat
bukti yang satu dengan alat bukti yang lain serta keterangan saksi yang satu
dengan yang lain tidak saling berhubungan, maka sudah barang tentu, gugatan
dan jawaban para pihak dikesampingkan.

DALAM JAWAB-MENJAWAB:
JAWAB-MENJAWAB
Dalam proses pemeriksaan di peradilan tentang jawab-menjawab, yaitu Gugatan
Penggugat, Jawaban Tergugat atas Gugatan Penggugat, Replik dan Duplik, sebagai
suatu bentuk pengakuan para pihak yang dapat dimanfaatkan sebagai pembuktian dan
dasar untuk mengungkapkan suatu kebenaran hukum, bagi kepentingan masing-masing
pihak baik Penggugat maupun Tergugat. Dan dari pengakuan-pengakuan dalam
jawaban-menjawab itu, dapat pula dirumuskan untuk kepentingan membuat
kesimpulan. Mengapa demikian, karena jawab-menjawab para pihak dalam berperkara,
sebagai suatu bentuk pernyataan/pengakuan tentang suatu kebenaran, menyangkut
tentang hal-hal yang dianggap telah terbukti atau hal-hal yang dianggap telah tidak
terbukti.
Seperti misalnya, Penggugat menyampaikan bahwa jawaban Tergugat atas
gugatan Penggugat dan atau duplik, dengan menyebutkan dasar dari inti yang didalilkan
oleh Tergugat adalah sebagai pengakuan Tergugat, maka hal sedemikian tersebut

3
Oncan Poerba, SH -Advokat
dianggap sebagai hal-hal yang telah terbukti atau hal-hal yang dianggap tidak terbukti.
Demikian pula sebaliknya Tergugat menyampaikan bahwa hal-hal yang dikemukakan
dalam gugatan Penggugat dan atau repliknya, dengan menyebutkan dasar dari inti
pengakuan Penggugat yang didalilkan oleh Penggugat adalah sebagai pengakuan
Penggugat yang dianggap sebagai hal-hal yang telah terbukti atau hal-hal yang
dianggap tidak terbukti. Maka oleh karena itu, seorang Advokat haruslah cermat, teliti
dan menguasai kasus yang sedang dihadapkan kepadanya, agar apa yang
diperjuangkan untuk mencapai kebenaran hukum dan keadilan tidak akan tertingkalkan.

DALAM BUKTI TERTULIS:


TERTULIS
Pengajuan bukti tertulis, sangat dipentingkan dalam pemeriksaan perkara perdata.
Mengapa demikian, sebab sebagaimana yang diketahui bahwa bukti formal dalam
perkara perdata, merupakan bagian yang sangat dipentingkan dan tidak terpisahkan
pada pembuktian pemeriksaan secara tertulis, yang sekaligus dapat pula membuat
alasan hukum masing-masing pihak dalam menyusun kesimpulan.
Oleh karena itu, alat-alat bukti tertulis yang diajukan, benar-benar dapat
dirumuskan sebagai alat bukti tentang terbukti atau tidaknya atas suatu perkara yang
diajukan dalam pemeriksaan perkara tersebut, baik untuk kepentingan Penggugat
maupun untuk kepentingan Tergugat. Apakah antara bukti tertulis yang satu dapat
memiliki hubungan dengan bukti tertulis yang lain, sehingga dapat dijadikan sebagai
pembuktian yang penuh dan sempurna, bahkan dari pembuktian surat dapat diambil-alih
untuk kepentingan lawan yang dapat dijadikan suatu kepentingan hukum tentang terbukti
atau tidaknya atas suatu dalil terhadap suatu objek perkara yang diajukan para pihak
yang bersengketa kepada hakim pemeriksa perkara dipersidangan.

DALAM BUKTI KETERANGAN SAKSI:

Demikian pula keterangan saksi sebagai salah satu bentuk pembuktian yang
memiliki kekuatan hukum mengikat dalam perkara perdata, karena diterangkan dibawah

sumpah. Para Pihak berperkara yaitu Penggugat atau Tergugat dengan mengajukan
keterangan saksi-saksi dipersidangan, termasuk pula menjadi bagian dalam membuat
kesimpulan, dengan memuat tentang inti-inti pokok dari keterangan saksi-saksi yang
4
Oncan Poerba, SH -Advokat
diajukan, karena tujuannya adalah sebagai dasar hukum untuk membuktikan tentang
terbukti atau tidaknya sesuatu hak dan kewajiban dalam perkara perdata berdasarkan
keterangan saksi-saksi yang diajukan masing-masing pihak, baik sebagai Penggugat
ataupun sebagai Tergugat. Sebab keterangan saksi-saksi termasuk sebagai salah satu
nilai kekuatan pembuktian yang sempurna terhadap fakta hukum yang terjadi dari suatu
permasalahan hukum dalam perkara perdata demi kepentingan kebenaran dan
hukumnya bagi para pihak yang berperkara. Bahkan Penggugat ataupun Tergugat dapat
memanfaatkan setiap saksi yang diajukan oleh Para Pihak bagi kepentingan pihak
lawannya, tentang suatu kebenaran atas suatu peristiwa hukum yang menyangkut objek
perkara yang sedang diperiksa di pengadilan. Oleh karena itu, kecerdikan dan
kecermatan serta penguasaan atas hukum dan permasalahan pada suatu sengketa
sangat diperlukan pada saat mengajukan pertanyaan kepada saksi-saksi.
Sehingga berhati-hatilah dalam mengajukan pertanyaan kepada saksi di hadapan
persidangan, sebab segala hal-hal yang terungkap di hadapan persidangan sebagai nilai
kekuatan pembuktian dan fakta hukum untuk mengungkapkan suatu kebenaran pada
suatu perkara, yang dapat dimanfaatkan pula nantinya dalam merumuskan suatu
kesimpulan.

SURAT PENGANTAR DAN PENYERAHAN ALAT BUKTI

PENGAJUAN SURAT PENGANTAR ALAT BUKTI:

Dalam praktek hukum acara perdata dipersidangan, sudah menjadi


kebiasaan untuk mengajukan alat bukti berupa bukti tertulis atau bukti tulisan
atau bukti surat, yang dibuat dengan Surat Pengantar Alat Bukti Tertulis, yaitu
dengan cara mengajukan surat permohonan sebagai pengantar alat bukti tertulis
kepada Majelis Hakim pemeriksa perkara perdata, dengan maksud agar dari alat
bukti tertulis yang diajukan dapat diketahui tentang apa saja yang diajukan oleh
masing-masing pihak, dengan memberikan jenis keterangan masing-masing bukti
tertulis yang diajukan dan berapa pula jumlah alat bukti tertulis yang diajukan
oleh para pihak. Jika sebagai Penggugat alat bukti Tertulis dapat disingkat dari

5
Oncan Poerba, SH -Advokat
urutan yang pertama yaitu P-1 s/d P-10, dan seterusnya. Dan jika sebagai
Tergugat alat bukti tertulis dapat disingkat dari urutan yang pertama yaitu T-1 s/d
T-10, dan seterusnya.
Dalam praktek dipersidangan pengajuan Surat Pengantar Alat Bukti, sangat
dipentingkan untuk diketahuinya lebih pasti, tentang apa saja alat bukti tertulis
yang diajukan oleh Para Pihak dalam perkara perdata kepada Majelis Hakim
pemeriksa perkara. Pengajuan surat pengantar alat bukti tertulis diajukan
bersamaan pada saat diserahkannya alat bukti tertulis tersebut kepada hakim
pemeriksa perkara, yaitu pada saat acara pembuktian penyerahan alat bukti
tertulis. Dan biasanya pengajuan surat pengantar dan alat bukti diajukan
bersamaan dan diajukan sebelum acara pembuktian memberikan keterangan
saksi.

PENYERAHAN ALAT BUKTI:

Bahwa pada saat acara sidang pengajuan surat pengantar alat bukti,
bersamaan dengan itu pula, diajukan sejumlah alat bukti yang disampaikan
kepada Majelis Hakim pemeriksa perkara tersebut yaitu :

- Bukti Asli Surat Tertulis bersama-sama dengan foto copy yang telah
dimetaraikan dicap stempel kantor pos.
- Selanjutnya Hakim pemeriksa, akan meneliti perbandingan atas Surat
Asli dengan foto copy yang diajukan.
- Kemudian jika telah diteliti dan dicermarti antara yang asli dan yang foto
copy, maka surat bukti yang asli dikembalikan kepada masing-masing
pihak. Sedangkan yang fotocopy diterima oleh Hakim pemeriksa perkara,
dengan disebutkan pada bagian atas Surat Bukti fotocpoy tersebut
sesuai dengan aslinya.
- Dan selanjutnya dimasukkan menjadi satu dalam berkas perkara yang
diperiksa dalam perkara perdata tersebut.

Dan setelah semua alat bukti yang diajukan oleh Penggugat atau Tergugat,
baik tertulis maupun saksi-saksi maka acara selanjutnya, para pihak yang
berperkara membuat Kesimpulan dengan menganalisa secara hukum tentang
pembuktian yang diajukan untuk menjelaskan tentang kebenaran yang diajukan
secara hukum dalam pemeriksaan dipersidangan dengan menghubungkan pula

6
Oncan Poerba, SH -Advokat
antara bukti yang satu dengan bukti yang lainnya.
Demikian pula jika para pihak yang berperkara, dalam mencatat keterangan
saksi-saksi, haruslah teliti dan cermat, karena apa yang diterangkan oleh saksi
merupakan bagian pembuktian dari apa yang diperjuangkan terhadap kebenaran
yang terjadi dalam pemeriksaan perkara dipersidangan. Oleh karena itu, baik
apa yang ditanyakan, oleh masing-masing pihak maupun oleh Majelis Hakim,
dicatat, dan selanjutnya apa yang dijawab oleh saksi dicatat sesuai dengan apa
yang diterangkan oleh saksi yang bersangkutan. Hal sedemikian tersebut penting
karena, sebagai dasar dalam memperjuangkan hak-hak hukum dari masing-
masing pihak sehingga menemukan kebenaran dan selanjutnya akan dituangkan
dan dianalisa secara hukum pada acara kesimpulan nantinya.
Sehingga setiap apa yang didalilkan oleh para pihak, sebagai landasan
untuk dibuktikan dalam persidangan, agar para pihak dapat mempertahankan
hak-hak hukumnya, lemahnya dalam pembuktian secara hukum, sekalipun
memiliki kebenaran, dapat berakibat apa yang diperjuangkan tidak akan berhasil
sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, sudah barang tentu para pihak dalam
membuktikan harus telati dan cermat, terutama jika para pihak yang berperkara
diwakili oleh Pengacara/advokat yang bertindak sebagai kuasanya. Dan untuik
memenuhi kejelasan dalam pembuktian ini, agar dapat diketahui lebih jelas,
perhatikan contoh surat pengantar alat bukti.

7
Oncan Poerba, SH -Advokat

Contoh : Surat Pengantar Alat Bukti Tertulis.

Hal : Bukti tertulis dari PENGGUGAT atau TERGUGAT.


Lamp. : 10 alat bukti tertulis.

Kepada Yang Terhormat:


Majelis Hakim
Pemeriksa Perkara Perdata
No...../Pdt.G/2012/PN.Slmn.
Pada Pengadilan Negeri Sleman.

Dengan hormat,
Untuk dan atas nama Penggugat atau Tergugat, dalam perkara perdata
No...../Pdt.G/2012/PN.Slmn, Pada Pengadilan Negeri Sleman, maka pada
kesempatan ini perkenankanlah kami sebagai kuasanya, mengajukan bukti
tertulis sebagai berikut :

Jika sebagai Penggugat sebagai berikut :


1. P-1 : Asli. Photo Copy yang telah disesuaikan dengan aslinya berupa
kwitansi pembayaran atas pembelian tanah dan bangunan rumah,
tertanggal 1 Januari 2012. yang diatandatangani oleh Tergugat sebagai
tandaterima atas sejumlah uang pembayaran tersebut.
2. dan seterusnya, dengan bukti tertulis yang lain s/d 10.
Jika sebagai Tergugat sebagai berikut :
1. T-1 : Asli. Photocopy yang telah disesuaikan dengan aslinya berupa
kwitansi pembayaran hutang atas hutang Tergugat kepada Penggugat
tertanggal 12 Januari 2012, yang ditandatangani oleh Penggugat atas
pembayaran hutang tersebut.
2. Dan seterusnya, dengan bukti tertulis yang lain s/d 10.

Demikianlah pengantar bukti tertulis yang diajukan Penggugat atau


Tergugat, atas perhatian Majleis Hakim Yang terhormat kami haturkan
terimakasih.

Sleman 15 September 2012.

8
Oncan Poerba, SH -Advokat
Kuasa Hukum Penggugat atau Tergugat.
ttd

KESIMPULAN
Nama Advokat.

Dalam praktek beracara di peradilan untuk membuat dan atau menyusun


kesimpulan telah menjadi kebiasaan dilakukan dalam acara pemeriksaan pada
sidang perkara perdata, setelah para pihak baik Penggugat maupun Tergugat,
mengajukan jawab-menjawab dan mengajukan pembuktian baik tertulis maupun
saksi. Sehingga akhirnya sampai pada tahap acara KESIMPULAN. Akan tetapi
di dalam Hukum Acara Perdata, tidak ditemui tentang pengaturan yang
menyangkut hal kesimpulan.
Sehubungan dengan tidak diaturnya KESIMPULAN dalam Hukum Acara
Perdata, maka untuk membuat kesimpulan dalam perkara perdata bukanlah
merupakan suatu keharusan. Oleh sebab itu, timbul suatu pertanyaan, apakah
membuat kesimpulan itu sangat diperlukan dan/atau mengapa kesimpulan harus
ada dan dipentingkan dalam penyelesaian perkara perdata?
Untuk dapat memenuhi kepentingan hukum yang lebih baik dan sempurna
bagi para pihak yang bersengketa terhadap suatu perkara dalam perkara
perdata, tidak keliru jika kesempatan itu dipergunakan untuk menyampaikan
Kesimpulan. Hal ini dimaksudkan agar semua alasan hukum yang diajukan
para pihak, dapat dijadikan landasan dari fakta hukum yang terungkap
dipersidangan, demi untuk ditemukan suatu kebenaran dari jawab-menjawab dan
pembuktian yang diajukan para pihak yang berperkara. Sehingga apa yang
dipertahankan, memperoleh atau memiliki kepastian hukum bagi kepentingan
para pihak yang berperkara, sebagaimana yang dimohonkan pada pemeriksaan
di Pengadilan, dengan maksud agar dijatuhkan suatu keputusan sesuai dengan
harapan Para Pihak yang bersengketa sebagaimana menurut hukum dan
keadilan.
Oleh karena itu, untuk mempertahankan kepentingan hukum masing-masing,

9
Oncan Poerba, SH -Advokat
sebagaimana maksud dan tujuan dari para pihak berperkara, menurut hemat
kami, sebaiknya dibuat/diajukan kesimpulan. Mengapa demikian, karena dalam
menangani suatu masalah di sidang pengadilan, baik Penggugat maupun
Tergugat sebagai pihak dalam perkara perdata, sangat diperlukan
menyampaikan pendapat hukum kepada Hakim yang memeriksa dan mengadili
perkara yang bersangkutan, tentang terbukti atau tidak suatu gugatan yang
diajukan oleh Penggugat, atau terbukti atau tidak suatu jawaban/bantahan yang
diajukan oleh Tergugat, dengan harapan akan mempermudah Hakim dalam
memeriksa dan mempertimbangkan perkara yang diajukan kepadanya,
dihubungkan terhadap pembuktian hukum dan peraturan peraturan hukum yang
berlaku serta fakta kebenaran dari suatu peristiwa hukum.

Apakah yang dimaksud dengan Kesimpulan? Kesimpulan adalah rumusan-


rumusan dan analisa hukum yang dibuat oleh Penggugat atau Tergugat, sesudah
terjadinya pemeriksaan jawab-menjawab (Gugatan Penggugat, Jawaban
Tergugat atas Gugatan Penggugat, Replik, Duplik) dan pembuktian, baik tertulis
maupun saksi-saksi yang diajukan para pihak yang berperkara, sekaligus
melakukan penilaian hukum terhadap alat bukti yang diajukan pihak lawan
maupun pihaknya sendiri, untuk membuktikan tentang terbukti atau tidaknya dari
bukti-bukti yang diajukan kedua belah pihak.
Kesimpulan umumnya diajukan secara tertulis, walaupun dalam
persidangan dimungkinkan mengajukan secara lisan. Akan tetapi dalam perkara
perdata, karena banyaknya suatu kepentingan hukum yang akan dituangkan
dalam pemeriksaan perkara perdata, maka sudah sebaiknya dilakukan secara
tertulis.
Untuk mengetahui lebih jelas; bagaimana merumuskan kesimpulan
terhadap surat gugatan, jawab-menjawab, replik dan duplik yang diajukan para
pihak? Dan bagaimana pula merumuskan kesimpulan dari bukti-bukti tertulis dan
bukti saksi-saksi yang diajukan para pihak? Serta bagaimana pula mengajukan
kesimpulan terhadap permohonan para pihak dalam berperkara? Maka untuk
menjawab pertanyaan tersebut, maka akan dijelaskan dengan contoh sebagai

10
Oncan Poerba, SH -Advokat
berikut :

“CONTOH”
KESIMPULAN
SEBAGAI PENGGUGAT ATAU TERGUGAT.
=======================================

HAL : KESIMPULAN DALAM PERKARA


PERDATA NO .....................................
============================

Kepada Yth.
Majelis Hakim Pemeriksa Perkara Perdata
No
Pada Pengadilan Negeri
Di

Dengan hormat,
Untuk dan atas nama, Penggugat (bilamana sebagai Penggugat), atau Tergugat (bilamana sebagai
Tergugat), dalam kesempatan ini perkenankanlah kami mengajukan Kesimpulan dalarn perkara perdata
No ................sebagai berikut :

I. DALAM GUGATAN DAN JAWAB MENJAWAB PENGGUGAT atau TERGUGAT.

Gugatan Penggugat.

1. Bahwa pada intinya Penggugat mengajukan gugatan yang pada intinya adalah dst .......... .... ....
2. Bahwa pada intinya Penggugat mengajukan Replik adalah sebagai berikut dst.........................

Jawaban Tergugat.

1. Bahwa pada intinya Tergugat mengajukan jawaban yang pada intinya adalah sebagi berikut dst
2. Bahwa pada intinya Tergugat mengajukan Duplik yang Pada intinya adalah sebagai berikut dst

II. PEMBUKTIAN PENGGUGAT ATAU TERGUGAT.

BUKTI PENGGUGAT :

1. Bukti Surat/Tertulis
Bahwa Penggugat mengajukan bukti surat adalah dari Bukti P-1 s/d P- 5.
2. Bukti Saksi
Bahwa Penggugat mengajukan bukti saksi 3 (tiga) orang yang diajukan dibawah sumpah yaitu :
a. Nama :.................b.......................c.....................

BUKTI TERGUGAT :

1. Bukti Surat/Tertulis
Bahwa Tergugat mengajukan bukti tertulis adalah dari Bukti T-1 s/d T-6

11
Oncan Poerba, SH -Advokat
2. Bukti Saksi.
Bahwa Tergugat mengajukan bukti saksi empat (4) orang vang diajukan dibawah sumpah
yaitu : a. Nama....... b..........................c.............................d............................

III. PEMERIKSAAN SETEMPAT (PS).

Penjelasan keterangan tentang Pemeriksaan setempat, bilamana dilakukan pemeriksaan setempat,


diperlukan untuk pembuktian suatu perkara , dengan memberikan alasan-alasan hukum untuk
kepentingan para pihak.

IV. TENTANG HUKUMNYA

Dalam Eksepsi :
Menyampaikan secara hukum tentang kewenangan dari suatu pengadilan dalam mengadili suatu
perkara, seperti misalnya :

Kompetensi Absolut :
Menyangkut kewenangan dari pengadilan, apakah berwenang mengadili suatu perkara.
Misalnya : apakah Pengadilan Negeri atau Pengadilan Tata Usaha Negara atau Pengadilan Agama
atau Pengadilan Militer.

Kompetensi Relatif :
Menyangkut kewenangan Pengadilan mana yang sejenis dalam mengadili suatu perkara:
Misalnya : apakah Pengadilan Negeri Yogyakarta atau Pengadilan Negeri Sleman, karena domisili
hukum pengadilan ditentukan para pihak.

Sebagai Penggugat :
Menekankan hukumnya, bahwa Pengadilan yang mengadili perkara ini mempunyai kewenangan
memeriksa, dengan menunjukkan dasar hukum, misalnya: Pengadilan Negeri Yogyakarta,
mempunyai kewenangan dalam memeriksa/mengadili perkara ini. Contoh: menunjuk domisili
hukum pada suatu pengadilan.

Sebagai Tergugat :
Menekankan hukumnya bahwa Pengadilan yang mengadili perkara ini tidak mempunyai
kewenangan untuk memeriksa perkara ini, dengan menunjukkan dasar hukumnya. Misalnya:
Pengadilan Negeri Yogyakarta tidak mempunyai kewenangan dalam memeriksa/ mengadili perkara
ini. Contoh : Menunjuk domisili hukum pada suatu pengadilan.

Dan lain-lain sebagainya.......?

Dalam Pokok Perkara/Konpensi :


Menganalisa secara hukum terhadap pembuktian yang diajukan oleh Penggugat atau Tergugat,
sekaligus dihubungkan dengan pasal-pasal hukum.
Sebagai Penggugat :
1. Berdasarkan bukti P-1 dan P-2 terbukti bahwa Penggugat, dst...............................
2. Berdasarkan saksi Penggugat si A atau B atau C, terbukti bahwa Penggugat dst ..
3. Berdasarkan pengakuan Tergugat sebagaimana dalam jawabannya, atau dalam Duplik atau
dalam pemeriksaan saksi yang menyatakan tidak keberatannya Tergugat dalam keterangan
pemeriksaan saksi tersebut, terbukti Tergugat dst......
Sebagai Tergugat :

12
Oncan Poerba, SH -Advokat
1. Berdasarkan buktiT-1 dan T-2 terbukti bahwa tergugat telah dst ............................
2. Berdasarkan saksi Tergugat si A atau si B atau si C, terbukti bahwa Tergugat dst .
3. Berdasarkan pengakuan Penggugat dalam gugatan, atau dalam Replik atau dalam
pemeriksaan saksi vang menyatakan tidak keberatannya Penggugat dalam keterangan saksi
tersebut, terbukti dst ....................................................................
Dalam Rekonpensi :
Menganalisa secara hukum terhadap pembuktian yang diajukan oleh Penggugat atau Tergugat,
sekaligus dihubungkan dengan pasal-pasal hukum.

Sebagai Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konpensi :


1. Bahwa berdasarkan bukti T - 2, terbukti bahwa Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konpensi
misalnya mempunyai hak atas objek sengketa, dst........................
2. Bahwa berdaarkan keterangan saksi si A atau si B terbukti Penggugat Rekonpensi/Tergugat
Konpensi, misalnya objek sengketa adalah Hak Milik dari Tergugat Konpensi/Penggugat
Rekonpensi. Dll.
3. Bahwa berdasarkan pengakuan dari Tergugat Rekonpensi dalam jawaban pada Repliknya dan
tidak keberatannya terhadap saksi si A dan si B sebagai saksi Penggugat Rekonpensi/Tergugat
Konpensi, terbukti dst .........................................

Sebagai Tergugat Rekonpensi/Penggugat Konpensi :


1. Bahwa berdasarkan bukti P-3, tidak terbukti bahwa Penggugat Rekonpensi, misalnya
mempunyai hak alas objek sengketa, sebagaimana dalam gugatan Rekonpensinya dst ............
2. Bahwa berdasarkan saksi si A atau si B terbukti bahwa misalnya objek sengketa bukanlah hak
milik dari Penggugat Rekonpensi dst..............................................................................................
3. Bahwa berdasarkan pengakuan dari Penggugat Rekonpensi dalam jawaban pada Dupliknya
dan tidak keberatannya terhadap saksi si A atau si B Sebagai saksi Penggugat
Konpensi/Tergugat Rekonpensi, terbukti dst..................................................................................

Berdasarkan keterangan-keterangan dan alasan-alasan sebagaimana tersebut diatas, mohon kepada


Majelis Hakim Pemeriksa perkara perdata No ....................agar memberikan keputusan Sebagai
berikut:

DALAM EKSEPSI :

Sebagai Penggugat:

- Menolak Eksepsi yang diajukan oleh Tergugat untuk seluruhnya:

Sebagai Tergugat :

- Menerima Eksepsi Tergugat untuk seluruhnya :

DALAM POKOK PERKARA/KONPENSI :

Sebagai Penggugat
- Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
- Menetapkan Penggugat adalah ............................................................
- Menghukum Tergugat untuk mengosongkan objek sengketa atau kepada siapa saja atas izin
Tergugat,...................................................
- Dan lain-lain sebagainya,......................................................................
- Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara ini;

13
Oncan Poerba, SH -Advokat

Sebagai Tergugat :
- Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
- Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara ini;:

DALAM REKONPENSI :

Sebagai Penggugat Rekonpensi :


- Mengabulkan gugatan Rekonpensi untuk seluruhnya;
- Menyatakan bahwa objek sengketa adalah Hak dari Penggugat Rekonpensi; ............
- Dan lain-lain sebagainya,......................................................................
- Menghukum Tergugat Rekonpensi untuk membayar biaya perkara ini;

Sebagai Tergugat Rekonpensi / Penggugat Konpensi :

1. Menolak gugatan Rekonpensi dari Penggugat Rekonpensi untuk seluruhnya;


2. Menghukum Penggugat Rekonpensi untuk membayar biaya perkara ini;

Demikian Kesimpulan yang diajukan oleh Penggugat (bilamana sebagai Penggugat) dan atau Tergugat
(bilamana sebagai Tergugat), atau Penggugat Rekonpensi (bilamana sebagai Penggugat Rekonpensi
atau bilamana sebagai Tergugat Rekonpensi), dan atau juga bilamana sebagai Penggugat Intervensi
atau Tergugat Intervensi, atas perhatian Majelis Hakim Yang Terhormat kami ucapkan terimakasih.

Yogyakarta, .............................

Hormat kami Sebagai Penggugat Hormat kami


Penggugat atau Kuasa (Tergugat Rekonpensi) Tergugat atau Kuasa
Hukum Penggugat Konpensi/ atau sebagai Tergugat Hukum Tergugat Konpensi/
Tergugat Rekonpensi. (Penggugat Rekonpensi) Penggugat Rekonpensi.

ttd. ttd.

Nama terang Penggugat atau Nama terang Tergugat atau


Kuasa Penggugat Konpensi/ Kuasa Tergugat Konpensi/
Tergugat Rekonpensi. Penggugat Rekonpensi.

Atau bilama mana masuk pihak ke III :

Hormat kami Bilamana masuk pihak Hormat kami


Kuasa Hukum ke III sebagai Kuasa Hukum
Penggugat Intervensi Penggugat Intervensi Tergugat Intervensi (Penggugat
dalam perkara yang asal dan Tergugat asal).
sedang berjalan

ttd. ttd.

Nama terang Tergugat Intervensi.


Nama terang Penggugat Intervensi.

14
Oncan Poerba, SH -Advokat

Demikianlah materi Pembuktian, Alat Bukti dan Surat Pengantar Alat Bukti
serta Kesimpulan yang diajukan sebagai PENGGUGAT maupun sebagai
TERGUGAT, dan terhadap apa yang disampaikan dalam tulisan ini hanya
merupakan dasar-dasar umum, dan masih banyak lagi untuk dikembangkan
sebagai pengetahuan dalam praktek terhadap pengajuan Pembuktian dan
kesimpulan dalam memperjuangkan suatu kebenaran, agar memenuhi
sebagaimana menurut hukum acara perdata bagi kepentingan para pihak dalam
menjalankan hukum acara perdata. Semoga dapat menjadi persiapan menuju
sebagai advokat.

Sepenggal harapan bagi advokat:


”Tak ada yang lebih baik, untuk memperjuangkan hukum, terlebih dahulu
mengalahkan diri sendiri. Dan jika telah mengalahkan diri sendiri, maka barulah
kita dapat mengalahkan orang lain, demi untuk kebenaran dan keadilan hukum.”
Semoga Sukses yaaa.....................

Penyusun :
ttd.

ONCAN POERBA, SH & ASSOCIATES


Advocates & Legal Consultants.

YOGYAKARTA 4 Mei 2013.

15

Anda mungkin juga menyukai