Disusun oleh:
ONCAN POERBA, SH. & ASSOCIATES.
”Advocates & Legal Consultant”
2013
1
Oncan Poerba, SH -Advokat
PEMBUKTIAN
Pembuktian sebagai salah satu acara dalam persidangan perkara perdata,
dalam rangka mengajukan bukti-bukti yang dimiliki para pihak yang bersengketa.
Karena pembuktian sebagai faktor terpenting dalam memperjungkan kebenaran
yang menyangkut hak-hak yang dimiliki para pihak yang berperkara
dipersidangan. Tanpa pembuktian, maka tidak mungkin hak-hak seseorang dapat
diperjuangkan sebagaimana mestinya, sekalipun seseorang itu memiliki
kebenaran.
Sebagaimana dalam praktek hukum acara perdata dipersidangan,
menyangkut tentang pembuktian yang diajukan oleh para pihak yang berperkara
sangat dipentingkan, untuk menentukan tentang kebenaran segala dalil yang
disebutkan oleh Penggugat maupun Tergugat. Lemahnya suatu pembuktian
mengakibatkan tidak adanya dasar dan alasan untuk membenarkan terhadap
seluruh dalil-dalil yang diajukan dalam pemeriksaan dipersidangan, sehingga
jika sebagai Penggugat maka gugatan akan ditolak, sedangkan jika sebagai
Tergugat maka apa yang dipertahankan sebagai dalil jawabannya tidak akan
diterima. Penyerahan alat bukti, dilakukan dipersidangan pada acara
pembuktian, karena dengan demikian alat bukti yang diajukan memiliki kekuatan
hukum yang harus dipertimbangkan dalam menjatuhkan putusan nantinya.
Sering terjadi dalam dunia praktek bagi Pengacara/Advokat memiliki
kelemahan dalam pembuktian, karena kurangnya penguasaan kasus yang
dihadapkan kepadanya dan atau kurangnya pengetahuan hukum menyangkut
tentang pembuktian serta tidak cermatnya dalam mempersiapkan menghadapai
pembuktian. Karena itu berhati-hatilah dalam merumuskan suatu gugatan jika
sebagai Penggugat atau jawaban jika sebagai Tergugat. Kesalahan dalam
membuktikan terhadap sesuatu kebenaran hukum yang diperjuangkan akan
berakibat ditolaknya gugatan atau tidak akan diterimanya atau ditanggapinya
jawaban yang diajukan.
2
Oncan Poerba, SH -Advokat
ALAT BUKTI
Apakah yang dimaksud alat bukti ? sebagaimana diketahui alat bukti
adalah berupa alasan dan dasar yang diajukan untuk membuktikan kebenaran
atas suatu perkara yang diajukan dipengadilan, seperti bukti keterangan saksi,
bukti tertulis bukti pengakuan dan lain-lain. (Pasal 164 HIR).
Dalam praktek beracara dipengadilan pembuktian surat dan saksi serta
pengakuan dari pihak lawan, menjadi bukti yang sempurna dalam
mempertahankan terhadap dalil-dalil yang dikemukakan dipersidangan. Jika tidak
demikian, maka tidak satupun alat bukti yang diajukan menjadi dasar kekuatan
pembuktian terhadap dalil alasan yang dikemukakan para pihak untuk
menentukan kebenaran hukum atas apa yang diajukan, bahkan jika antara alat
bukti yang satu dengan alat bukti yang lain serta keterangan saksi yang satu
dengan yang lain tidak saling berhubungan, maka sudah barang tentu, gugatan
dan jawaban para pihak dikesampingkan.
DALAM JAWAB-MENJAWAB:
JAWAB-MENJAWAB
Dalam proses pemeriksaan di peradilan tentang jawab-menjawab, yaitu Gugatan
Penggugat, Jawaban Tergugat atas Gugatan Penggugat, Replik dan Duplik, sebagai
suatu bentuk pengakuan para pihak yang dapat dimanfaatkan sebagai pembuktian dan
dasar untuk mengungkapkan suatu kebenaran hukum, bagi kepentingan masing-masing
pihak baik Penggugat maupun Tergugat. Dan dari pengakuan-pengakuan dalam
jawaban-menjawab itu, dapat pula dirumuskan untuk kepentingan membuat
kesimpulan. Mengapa demikian, karena jawab-menjawab para pihak dalam berperkara,
sebagai suatu bentuk pernyataan/pengakuan tentang suatu kebenaran, menyangkut
tentang hal-hal yang dianggap telah terbukti atau hal-hal yang dianggap telah tidak
terbukti.
Seperti misalnya, Penggugat menyampaikan bahwa jawaban Tergugat atas
gugatan Penggugat dan atau duplik, dengan menyebutkan dasar dari inti yang didalilkan
oleh Tergugat adalah sebagai pengakuan Tergugat, maka hal sedemikian tersebut
3
Oncan Poerba, SH -Advokat
dianggap sebagai hal-hal yang telah terbukti atau hal-hal yang dianggap tidak terbukti.
Demikian pula sebaliknya Tergugat menyampaikan bahwa hal-hal yang dikemukakan
dalam gugatan Penggugat dan atau repliknya, dengan menyebutkan dasar dari inti
pengakuan Penggugat yang didalilkan oleh Penggugat adalah sebagai pengakuan
Penggugat yang dianggap sebagai hal-hal yang telah terbukti atau hal-hal yang
dianggap tidak terbukti. Maka oleh karena itu, seorang Advokat haruslah cermat, teliti
dan menguasai kasus yang sedang dihadapkan kepadanya, agar apa yang
diperjuangkan untuk mencapai kebenaran hukum dan keadilan tidak akan tertingkalkan.
Demikian pula keterangan saksi sebagai salah satu bentuk pembuktian yang
memiliki kekuatan hukum mengikat dalam perkara perdata, karena diterangkan dibawah
sumpah. Para Pihak berperkara yaitu Penggugat atau Tergugat dengan mengajukan
keterangan saksi-saksi dipersidangan, termasuk pula menjadi bagian dalam membuat
kesimpulan, dengan memuat tentang inti-inti pokok dari keterangan saksi-saksi yang
4
Oncan Poerba, SH -Advokat
diajukan, karena tujuannya adalah sebagai dasar hukum untuk membuktikan tentang
terbukti atau tidaknya sesuatu hak dan kewajiban dalam perkara perdata berdasarkan
keterangan saksi-saksi yang diajukan masing-masing pihak, baik sebagai Penggugat
ataupun sebagai Tergugat. Sebab keterangan saksi-saksi termasuk sebagai salah satu
nilai kekuatan pembuktian yang sempurna terhadap fakta hukum yang terjadi dari suatu
permasalahan hukum dalam perkara perdata demi kepentingan kebenaran dan
hukumnya bagi para pihak yang berperkara. Bahkan Penggugat ataupun Tergugat dapat
memanfaatkan setiap saksi yang diajukan oleh Para Pihak bagi kepentingan pihak
lawannya, tentang suatu kebenaran atas suatu peristiwa hukum yang menyangkut objek
perkara yang sedang diperiksa di pengadilan. Oleh karena itu, kecerdikan dan
kecermatan serta penguasaan atas hukum dan permasalahan pada suatu sengketa
sangat diperlukan pada saat mengajukan pertanyaan kepada saksi-saksi.
Sehingga berhati-hatilah dalam mengajukan pertanyaan kepada saksi di hadapan
persidangan, sebab segala hal-hal yang terungkap di hadapan persidangan sebagai nilai
kekuatan pembuktian dan fakta hukum untuk mengungkapkan suatu kebenaran pada
suatu perkara, yang dapat dimanfaatkan pula nantinya dalam merumuskan suatu
kesimpulan.
5
Oncan Poerba, SH -Advokat
urutan yang pertama yaitu P-1 s/d P-10, dan seterusnya. Dan jika sebagai
Tergugat alat bukti tertulis dapat disingkat dari urutan yang pertama yaitu T-1 s/d
T-10, dan seterusnya.
Dalam praktek dipersidangan pengajuan Surat Pengantar Alat Bukti, sangat
dipentingkan untuk diketahuinya lebih pasti, tentang apa saja alat bukti tertulis
yang diajukan oleh Para Pihak dalam perkara perdata kepada Majelis Hakim
pemeriksa perkara. Pengajuan surat pengantar alat bukti tertulis diajukan
bersamaan pada saat diserahkannya alat bukti tertulis tersebut kepada hakim
pemeriksa perkara, yaitu pada saat acara pembuktian penyerahan alat bukti
tertulis. Dan biasanya pengajuan surat pengantar dan alat bukti diajukan
bersamaan dan diajukan sebelum acara pembuktian memberikan keterangan
saksi.
Bahwa pada saat acara sidang pengajuan surat pengantar alat bukti,
bersamaan dengan itu pula, diajukan sejumlah alat bukti yang disampaikan
kepada Majelis Hakim pemeriksa perkara tersebut yaitu :
- Bukti Asli Surat Tertulis bersama-sama dengan foto copy yang telah
dimetaraikan dicap stempel kantor pos.
- Selanjutnya Hakim pemeriksa, akan meneliti perbandingan atas Surat
Asli dengan foto copy yang diajukan.
- Kemudian jika telah diteliti dan dicermarti antara yang asli dan yang foto
copy, maka surat bukti yang asli dikembalikan kepada masing-masing
pihak. Sedangkan yang fotocopy diterima oleh Hakim pemeriksa perkara,
dengan disebutkan pada bagian atas Surat Bukti fotocpoy tersebut
sesuai dengan aslinya.
- Dan selanjutnya dimasukkan menjadi satu dalam berkas perkara yang
diperiksa dalam perkara perdata tersebut.
Dan setelah semua alat bukti yang diajukan oleh Penggugat atau Tergugat,
baik tertulis maupun saksi-saksi maka acara selanjutnya, para pihak yang
berperkara membuat Kesimpulan dengan menganalisa secara hukum tentang
pembuktian yang diajukan untuk menjelaskan tentang kebenaran yang diajukan
secara hukum dalam pemeriksaan dipersidangan dengan menghubungkan pula
6
Oncan Poerba, SH -Advokat
antara bukti yang satu dengan bukti yang lainnya.
Demikian pula jika para pihak yang berperkara, dalam mencatat keterangan
saksi-saksi, haruslah teliti dan cermat, karena apa yang diterangkan oleh saksi
merupakan bagian pembuktian dari apa yang diperjuangkan terhadap kebenaran
yang terjadi dalam pemeriksaan perkara dipersidangan. Oleh karena itu, baik
apa yang ditanyakan, oleh masing-masing pihak maupun oleh Majelis Hakim,
dicatat, dan selanjutnya apa yang dijawab oleh saksi dicatat sesuai dengan apa
yang diterangkan oleh saksi yang bersangkutan. Hal sedemikian tersebut penting
karena, sebagai dasar dalam memperjuangkan hak-hak hukum dari masing-
masing pihak sehingga menemukan kebenaran dan selanjutnya akan dituangkan
dan dianalisa secara hukum pada acara kesimpulan nantinya.
Sehingga setiap apa yang didalilkan oleh para pihak, sebagai landasan
untuk dibuktikan dalam persidangan, agar para pihak dapat mempertahankan
hak-hak hukumnya, lemahnya dalam pembuktian secara hukum, sekalipun
memiliki kebenaran, dapat berakibat apa yang diperjuangkan tidak akan berhasil
sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, sudah barang tentu para pihak dalam
membuktikan harus telati dan cermat, terutama jika para pihak yang berperkara
diwakili oleh Pengacara/advokat yang bertindak sebagai kuasanya. Dan untuik
memenuhi kejelasan dalam pembuktian ini, agar dapat diketahui lebih jelas,
perhatikan contoh surat pengantar alat bukti.
7
Oncan Poerba, SH -Advokat
Dengan hormat,
Untuk dan atas nama Penggugat atau Tergugat, dalam perkara perdata
No...../Pdt.G/2012/PN.Slmn, Pada Pengadilan Negeri Sleman, maka pada
kesempatan ini perkenankanlah kami sebagai kuasanya, mengajukan bukti
tertulis sebagai berikut :
8
Oncan Poerba, SH -Advokat
Kuasa Hukum Penggugat atau Tergugat.
ttd
KESIMPULAN
Nama Advokat.
9
Oncan Poerba, SH -Advokat
sebagaimana maksud dan tujuan dari para pihak berperkara, menurut hemat
kami, sebaiknya dibuat/diajukan kesimpulan. Mengapa demikian, karena dalam
menangani suatu masalah di sidang pengadilan, baik Penggugat maupun
Tergugat sebagai pihak dalam perkara perdata, sangat diperlukan
menyampaikan pendapat hukum kepada Hakim yang memeriksa dan mengadili
perkara yang bersangkutan, tentang terbukti atau tidak suatu gugatan yang
diajukan oleh Penggugat, atau terbukti atau tidak suatu jawaban/bantahan yang
diajukan oleh Tergugat, dengan harapan akan mempermudah Hakim dalam
memeriksa dan mempertimbangkan perkara yang diajukan kepadanya,
dihubungkan terhadap pembuktian hukum dan peraturan peraturan hukum yang
berlaku serta fakta kebenaran dari suatu peristiwa hukum.
10
Oncan Poerba, SH -Advokat
berikut :
“CONTOH”
KESIMPULAN
SEBAGAI PENGGUGAT ATAU TERGUGAT.
=======================================
Kepada Yth.
Majelis Hakim Pemeriksa Perkara Perdata
No
Pada Pengadilan Negeri
Di
Dengan hormat,
Untuk dan atas nama, Penggugat (bilamana sebagai Penggugat), atau Tergugat (bilamana sebagai
Tergugat), dalam kesempatan ini perkenankanlah kami mengajukan Kesimpulan dalarn perkara perdata
No ................sebagai berikut :
Gugatan Penggugat.
1. Bahwa pada intinya Penggugat mengajukan gugatan yang pada intinya adalah dst .......... .... ....
2. Bahwa pada intinya Penggugat mengajukan Replik adalah sebagai berikut dst.........................
Jawaban Tergugat.
1. Bahwa pada intinya Tergugat mengajukan jawaban yang pada intinya adalah sebagi berikut dst
2. Bahwa pada intinya Tergugat mengajukan Duplik yang Pada intinya adalah sebagai berikut dst
BUKTI PENGGUGAT :
1. Bukti Surat/Tertulis
Bahwa Penggugat mengajukan bukti surat adalah dari Bukti P-1 s/d P- 5.
2. Bukti Saksi
Bahwa Penggugat mengajukan bukti saksi 3 (tiga) orang yang diajukan dibawah sumpah yaitu :
a. Nama :.................b.......................c.....................
BUKTI TERGUGAT :
1. Bukti Surat/Tertulis
Bahwa Tergugat mengajukan bukti tertulis adalah dari Bukti T-1 s/d T-6
11
Oncan Poerba, SH -Advokat
2. Bukti Saksi.
Bahwa Tergugat mengajukan bukti saksi empat (4) orang vang diajukan dibawah sumpah
yaitu : a. Nama....... b..........................c.............................d............................
Dalam Eksepsi :
Menyampaikan secara hukum tentang kewenangan dari suatu pengadilan dalam mengadili suatu
perkara, seperti misalnya :
Kompetensi Absolut :
Menyangkut kewenangan dari pengadilan, apakah berwenang mengadili suatu perkara.
Misalnya : apakah Pengadilan Negeri atau Pengadilan Tata Usaha Negara atau Pengadilan Agama
atau Pengadilan Militer.
Kompetensi Relatif :
Menyangkut kewenangan Pengadilan mana yang sejenis dalam mengadili suatu perkara:
Misalnya : apakah Pengadilan Negeri Yogyakarta atau Pengadilan Negeri Sleman, karena domisili
hukum pengadilan ditentukan para pihak.
Sebagai Penggugat :
Menekankan hukumnya, bahwa Pengadilan yang mengadili perkara ini mempunyai kewenangan
memeriksa, dengan menunjukkan dasar hukum, misalnya: Pengadilan Negeri Yogyakarta,
mempunyai kewenangan dalam memeriksa/mengadili perkara ini. Contoh: menunjuk domisili
hukum pada suatu pengadilan.
Sebagai Tergugat :
Menekankan hukumnya bahwa Pengadilan yang mengadili perkara ini tidak mempunyai
kewenangan untuk memeriksa perkara ini, dengan menunjukkan dasar hukumnya. Misalnya:
Pengadilan Negeri Yogyakarta tidak mempunyai kewenangan dalam memeriksa/ mengadili perkara
ini. Contoh : Menunjuk domisili hukum pada suatu pengadilan.
12
Oncan Poerba, SH -Advokat
1. Berdasarkan buktiT-1 dan T-2 terbukti bahwa tergugat telah dst ............................
2. Berdasarkan saksi Tergugat si A atau si B atau si C, terbukti bahwa Tergugat dst .
3. Berdasarkan pengakuan Penggugat dalam gugatan, atau dalam Replik atau dalam
pemeriksaan saksi vang menyatakan tidak keberatannya Penggugat dalam keterangan saksi
tersebut, terbukti dst ....................................................................
Dalam Rekonpensi :
Menganalisa secara hukum terhadap pembuktian yang diajukan oleh Penggugat atau Tergugat,
sekaligus dihubungkan dengan pasal-pasal hukum.
DALAM EKSEPSI :
Sebagai Penggugat:
Sebagai Tergugat :
Sebagai Penggugat
- Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
- Menetapkan Penggugat adalah ............................................................
- Menghukum Tergugat untuk mengosongkan objek sengketa atau kepada siapa saja atas izin
Tergugat,...................................................
- Dan lain-lain sebagainya,......................................................................
- Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara ini;
13
Oncan Poerba, SH -Advokat
Sebagai Tergugat :
- Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
- Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara ini;:
DALAM REKONPENSI :
Demikian Kesimpulan yang diajukan oleh Penggugat (bilamana sebagai Penggugat) dan atau Tergugat
(bilamana sebagai Tergugat), atau Penggugat Rekonpensi (bilamana sebagai Penggugat Rekonpensi
atau bilamana sebagai Tergugat Rekonpensi), dan atau juga bilamana sebagai Penggugat Intervensi
atau Tergugat Intervensi, atas perhatian Majelis Hakim Yang Terhormat kami ucapkan terimakasih.
Yogyakarta, .............................
ttd. ttd.
ttd. ttd.
14
Oncan Poerba, SH -Advokat
Demikianlah materi Pembuktian, Alat Bukti dan Surat Pengantar Alat Bukti
serta Kesimpulan yang diajukan sebagai PENGGUGAT maupun sebagai
TERGUGAT, dan terhadap apa yang disampaikan dalam tulisan ini hanya
merupakan dasar-dasar umum, dan masih banyak lagi untuk dikembangkan
sebagai pengetahuan dalam praktek terhadap pengajuan Pembuktian dan
kesimpulan dalam memperjuangkan suatu kebenaran, agar memenuhi
sebagaimana menurut hukum acara perdata bagi kepentingan para pihak dalam
menjalankan hukum acara perdata. Semoga dapat menjadi persiapan menuju
sebagai advokat.
Penyusun :
ttd.
15