OLEH :
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat bimbingannya saya
mampu menyusun makalah ini.
Makalah yang saya susun ini merupakan kutipan dari beberapa sumber dari internet
yang saya rangkum menjadi sebuah bentuk tulisan yang sistematis, semoga pembaca dapat
memahami bahwa perlunya kita mengetahui permasalahan di masyarakat khususnya “ konflik
internasional” yang dari tahun ke tahun menjadi sorotan di berbagai media masa.
Akhir kata saya berharap makalah ini menjadi inspirasi yang baru untuk karya-karya
selanjutnya dan dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkan informasi qtentang
masalah “konflik antar umat internasional” mohon maaf bila ada dalam makalah ini terdapat
kekurangan, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
DAFTAR ISI
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
Tujuan
Mengacu kepada permasalahan yang diajukan di atas, maka ada beberapa hal yang
menjadi tujuan dalam penelitian ini. adapun tujuan yang ingin dicapai adalah:Agar
Pemerintah disetiap negara yang lebih memperketat lagi keamanan kenegaraannya
1. Menganalisis apa solusi yang dilakukan untuk menangani koflik di Israel dan
Palestina
2. Mengidentifikasi cara yang dilakukan untuk mencegah terjadinya lagi dinegara
lain.
Manfaat
1. Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan yang sejenis
2. Sebagai alat pemicu kesadaran masyarakat dalam kehidupan bernegara.
BAB 2 PEMBAHASAN
Konflik antara Israel – Palestina di latar belakagi oleh klaim kedua bangsa tersebut
atas wilayah yang sama, yakni Palestina. Seperti yang dikemukakan oleh Kriesberg
(1998) bahwa suatu konflik akan muncul ketika dua atau lebih orang atau kelompok
memiliki keinginan aytau tujuan yang saling bertentangan, “A conflict exists when two
or more persons or groups manifest they belief that they have incompatible goals
maka kedua belah pihak tersebut pun telah sejak lama berperang untuk
memperebtkan wilayah ini. Sejarah membuktikan bahwa klaim kepemilikan atas
wilayah Palestina memang cukup sulit untuk diputuskan. 3000thn yang lalu penamaan
“Israel “ dan “palestina” berasal dari dua bangsa yang masuk ke wilayah tersebut pada
waktu yang bersamaan, yakni abad ke-12. Kata Israel berasal dari bangsa Yahhudi yang
menyebut diri mereka Bnei Israel (the people or tribe of Israel), yang mana
mempercayai bahwa tanah tersebut telah diberikan kepada mereka oleh Tuhan (Eretz
Israel/Land of Israel). Sedangkan kata Palestina berasal dari bangsa Philistines, yaitu
masyarakat asli Yunani, yang menetap dddi sekitar pantai Palestina bersamaan ketika
Yahuddi menguadsai bukit-bukit di bagian dalam wilayah tersebut. Hampir dua ratus
tahun kemudian Yahudi bersatu untuk mengalahan Philistines dan masyarakat lain
yang berada di Palestina. Tak lama setelah itu Kerajaan Israel pun kemudian berdiri
sekitar tahun 1000SM.
Hingga tahun 800-an SM Kerajaan Israel masih berkuasa atas tanah palestina.
Namun ketika bangsa asing datang dan melakukan penjajahan terhadap Palestina,
Yahudi di usir dan terpaksa mengungsi ke wilayah-wilayah lain seperti Eropa ddan
Mesopotamia (kini Irak). Pada tahun 700-an SM, kerajaan tersebut mulai ditaklukan
oleh kerajaan-kerajaan lain secara berturut-turut yakni Assyria , Babylon , ddan
Romawi sebagai bagian dari rencana perluasan pengaruh kerajaan. Setelah dikuasai
oleh Romawi, penakhlik terhadap Palestina mulai dilakukan atas dasar penyebaran
agama. Agama yg pertama kali menguasai Palestina adalah agama Islam yg dibawa
oleh pasukan gurun dan kemudian Agama Kristen yg dibawa oleh Crusadder. Tak lama
setelah Crusader berkuasa, Palestina diambil alih oleh Ottoman. Ottoman yang paling
lama menguasai Palestina yakni selama hampir 750 tahun dari tahun 1187 hingga
1918. Dan selama dalam penguasaan Ottoman bangasa yang paling ddominan saat itu
adalah bangsa Arab yang mayoritas beragama Islam.
Perjanjian Perdamaian Camp David pada tahun 1978 antara Mesir dan Israel terdiri
dari dua kerangka kerjasama atau perjanjian yaitu: A Framework for Peace in
Middle East dan A Framework for the Conclusion of a Peace Treaty between Egypt
and Israel. Kerja sama yang kedua mengarah menuju perjanjian perdamaian Mesir
dan Israel yang ditandatangani pada tahun 1979.
1. Perjanjian yang pertama terdiri dari tiga bagian. Bagian yang pertama
adalah kerangka negosiasi untuk membangun otoritas otonomi
pemerintahan sendiri di Tepi Barat dan Jalur Gaza dan untuk sepenuhnya
mengaplikasikan Resolusi Dewan PBB 242. Perjanjiannya diadakan untuk
mengakui hak-hak sah bagi warga Palestina dan prosesnya dengan
diimplementasikan pemerintahan sendiri bagi Rakyat Palestina selama
lima tahun. Sudah cukup jelas bahwa perjanjian ini menyangkut
semenanjung Sinai namun rupanya di masa mendatang diartikan berbeda
oleh Israel, Mesir dan AS. Nasib Yerussalem dengan sengaja tidak
dimasukkan dalam perjanjian ini. Bagian kedua adalah mengenai
hubungan antara Mesir dan Israel, yang isi utamanya ada pada perjanjian
kedua. Bagian ketiga adalah “Afisiliasi Prinsip” yang mengemukakan
prinsip-prinsip apa yang harus dipatuhi dalam hubungan antara Israel dan
negara tetangga Arab lainnya.
2. Perjanjian kedua berisi basis bagi perjanjian perdamaian enam bulan
kemudian, yang khususnya menentukan nasib Semenanjung Sinai. Israel
setuju untuk menarik pasukan bersenjatanya dari Sinai, dan mengevakuasi
4500 warga sipilnya dari sana serta menngembalikannya pada mesir
sebagai balasan diplomasi, dan menjamin kebebasan untuk melewati
Terusan Suez dan jalur laut lainnya, dan terdapat larangan bagi militer
Mesir untuk ditempatkan di semenanjung Sinai khususnya sejauh 20-40
km dari Israel. Israel juga setuju untuk membatasi pasukannya sajuh 3 km
dari perbatasan Mesir dan menjamin kebebasan masuk dan keluar antara
Mesir dan Yordania. Dengan penarikan tersebut, Israel juga
mengembalikan tambang minyak Mesir di sebelah barat Sinai dan juga
membuat AS mengirimkan subsidi beberapa milyar dolar pertahunnya bagi
kedua negara, Israel dan Mesir dan dikirimkan sebagai hadiah dan paket
bantuan.
BAB 3 PENUTUP
Menyantuni konflik Palestin ini bukanlah suatu perkara yang mudah,
menanganinya bukan perkara yang boleh berlaku tanpa berusaha. Ia menuntut seluruh tenaga
untuk memugar kesedaran ummah dalam memastikan penindasan yang berlaku ke atas umat
Islam ini tidak berterusan selamanya. Usaha-usaha kesedaran, walau sekecil manapun usaha
itu, sungguh akan membuahkan sesuatu yang pasti akan menggegar bumi yang dijajah Israel
itu. Umat Islam dengan kekuatan akidahnya, tidak akan membiarkan rakan-rakan mereka terus
dirundung nasib malang. Ayuh bergerak ke arah melahirkan masyarakat prihatin dan kumpulan
pressure group bagi membangkitkan hal penindasan umat Islam Palestin ini di peringkat
antarabangsa dan seterusnya menekan Israel agar mereka mematuhi keputusan-keputasan
rasmi badan-badan berpengaruh seperti PBB dan juga Majlis Keselamatan PBB. Karen
Armstrong (1997b: 246) menyatakan bahawa di bawah pemerintahan Islam bermulanya era
masyarakat boleh hidup dalam keadaan berbilang agama. Beliau menegaskan: “The Muslims
had established a system that enabled Jews, Christians and Muslims to live in Jerusalem
together for the first time.”
BAB 4 DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.academia.edu/24771363/MAKALAH_KONFLIK_ISRAEL_DAN_PALESTINA