Anda di halaman 1dari 11

SOP Interpretasi Pemeriksaan Analisa Gas Darah

FORMAT PENILAIAN OSPE


(OBJECTIVE STRUCTURE PRACTICAL EXAMINATION

TINDAKAN
NO ASPEK YANG DINILAI
YA TIDAK
1. TAHAP PREINTERAKSI
a. Membaca rekam medic
2. TAHAP ORIENTASI
a. Mencocokkan identitas pasien dalam rekam medic
dengan identitas pada lembar hasil AGD
3. TAHAP KERJA
1.      Pertama-tama perhatikan pH (jika menurun klien
mengalami asidemia, dengan dua sebab asidosis metabolik
atau asidosis respiratorik; jika meningkat klien mengalami
alkalemia dengan dua sebab alkalosis metabolik atau
alkalosis respiratorik; ingatlah bahwa kompensasi ginjal
dan pernafasan jarang memulihkan pH kembali normal,
sehingga jika ditemukan pH yang normal meskipun ada
perubahan dalam PaCO2 dan HCO3 mungkin ada
gangguan campuran)
2.      Perhatikan variable pernafasan (PaCO2 ) dan
metabolik (HCO3) yang berhubungan dengan pH untuk
mencoba mengetahui apakah gangguan primer bersifat
respiratorik, metabolik atau campuran (PaCO2 normal,
meningkat atau menurun; HCO3 normal, meningkat atau
menurun; pada gangguan asam basa sederhana, PaCO2 dan
HCO3 selalu berubah dalam arah yang sama;
penyimpangan dari HCO3 dan PaCO2 dalam arah yang
berlawanan menunjukkan adanya gangguan asam basa
campuran).
3.      Langkah berikutnya mencakup menentukan apakah
kompensasi telah terjadi (hal ini dilakukan dengan melihat
nilai selain gangguan primer, jika nilai bergerak yang sama
dengan nilai primer, kompensasi sedang berjalan).
4.      Buat penafsiran tahap akhir (gangguan asam basa
sederhana, gangguan asam basa campuran)
Klasifikasi gangguan asam basa primer dan
terkompensasi:
1. Normal bila tekanan CO2 40 mmHg dan pH 7,4.
Jumlah CO2 yang diproduksi dapat dikeluarkan
melalui ventilasi.
2. Alkalosis respiratorik. Bila tekanan CO2 kurang
dari 30 mmHg dan perubahan pH, seluruhnya
tergantung pada penurunan tekanan CO2 di mana
mekanisme kompensasi ginjal belum terlibat, dan
perubahan ventilasi baru terjadi. Bikarbonat dan
base excess dalam batas normal karena ginjal belum
cukup waktu untuk melakukan kompensasi.
Kesakitan dan kelelahan merupakan penyebab
terbanyak terjadinya alkalosis respiratorik pada
anak sakit kritis.
3. Asidosis respiratorik. Peningkatan tekanan CO2
lebih dari normal akibat hipoventilasi dan dikatakan
akut bila peninggian tekanan CO2 disertai
penurunan pH. Misalnya, pada intoksikasi obat,
blokade neuromuskuler, atau gangguan SSP.
Dikatakan kronis bila ventilasi yang tidak adekuat
disertai dengan nilai pH dalam batas normal, seperti
pada bronkopulmonari displasia, penyakit
neuromuskuler, dan gangguan elektrolit berat.
4. Asidosis metabolik yang tak terkompensasi.
Tekanan CO2 dalam batas normal dan pH di bawah
7,30. Merupakan keadaan kritis yang memerlukan
intervensi dengan perbaikan ventilasi dan koreksi
dengan bikarbonat.
5. Asidosis metabolik terkompensasi. Tekanan CO2 <
30 mmHg dan pH 7,30--7,40. Asidosis metabolik
telah terkompensasi dengan perbaikan ventilasi.
6. Alkalosis metabolik tak terkompensasi. Sistem
ventilasi gagal melakukan kompensasi terhadap
alkalosis metabolik ditandai dengan tekanan CO2
dalam batas normal dan pH lebih dari 7,50 misalnya
pasien stenosis pilorik dengan muntah lama.
7. Alkalosis metabolik terkompensasi sebagian.
Ventilasi yang tidak adekuat serta pH lebih dari
7,50.
8. Hipoksemia yang tidak terkoreksi. Tekanan oksigen
kurang dari 60 mmHg walau telah diberikan
oksigen yang adekuat
9. Hipoksemia terkoreksi. Pemberian O2 dapat
mengoreksi hipoksemia yang ada sehingga normal.
10. Hipoksemia dengan koreksi berlebihan. Jika
pemberian oksigen dapat meningkatkan tekanan
oksigen melebihi normal. Keadaan ini berbahaya
pada bayi karena dapat menimbulkan retinopati of
prematurity, peningkatan aliran darah paru, atau
keracunan oksigen. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pemeriksaan yang lain seperti konsumsi dan
distribusi oksigen.
4. TAHAP TERMINASI
a. Mendokumentasikan hasil analisa
Indramayu,
…………………………………..
Mahasiswa, Pembimbing/Instruktur

(……………………………..) (…………………………………….)

Keterangan :
1. Untuk penilaian pengetahuan yang mendukung, criteria yang digunakan sebagai berikut:
100 : bila semua jawaban benar
80 : bila 80 % jawaban benar
60 : bila 60 % jawaban benar
40 : bila 40 % jawaban benar
20 : bila 20 % jawaban benar
0 : bila tidak ada jawaban benar
2. Untuk penilaian sikap, kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
4 : selalu
3 : sering
2 : kadang-kadang
1 : jarang

Sampel darah yang akan dianalisis dengan menggunakan tes ini merupakan darah arteri yang
biasa digunakan yaitu arteri radialis karena mudah terambil.
Tes Rentang Normal Dewasa Interpretasi
PO2 80-100 mmHg  Meningkat:
menandakan
pemberian O2 yang
berlebihan
 Menurun:
mengindikasikan
penyakit CAL
(coronary arteri
lesion), bronkhitis
kronis, Ca. bronkus
dan paru-paru,
cystic fibrosis,
RDS, anemia,
atelektasis, atau
penyebab lain yang
mengakibatkan
hipoksia
PCO2 35-45 mmHg  Meningkat:
mengindikasikan
kemungkinan CAL,
pneumonia, efek
anestesi, dan
penggunaan opioid
(asidosis respiratori)
 Menurun:
mengindikasikan
hiperventilasi /
alkalosis respiratori
Ph 7,35-7,45  Meningkat:
menandakan
alkalosis
metabolisme atau
respiratori
 Menurun:
menandakan
asidosis
metabolisme atau
respiratori
HCO3- 22-26 mEq/L  Meningkat:
mengindikasikan
kemungkinan
asidosis respiratori
sebagai kompensasi
awal dari alkalosis
metabolisme
 Menurun:
mengindikasikan
kemungkinan
alkalosis respiratori
sebagai kompensasi
awal dari asidosis
metabolisme
SaO2 95-100%  Menurun:
mengindikasikan
kerusakan
kemampuan
hemoglobin untuk
mengantarkan O2
ke jaringan
 
 Langkah-langkah untuk menilai gas darah:
1.      Pertama-tama perhatikan pH (jika menurun klien mengalami asidemia, dengan
dua sebab asidosis metabolik atau asidosis respiratorik; jika meningkat klien
mengalami alkalemia dengan dua sebab alkalosis metabolik atau alkalosis
respiratorik; ingatlah bahwa kompensasi ginjal dan pernafasan jarang memulihkan pH
kembali normal, sehingga jika ditemukan pH yang normal meskipun ada perubahan
dalam PaCO2 dan HCO3 mungkin ada gangguan campuran)
2.      Perhatikan variable pernafasan (PaCO2 ) dan metabolik (HCO3) yang
berhubungan dengan pH untuk mencoba mengetahui apakah gangguan primer
bersifat respiratorik, metabolik atau campuran (PaCO 2 normal, meningkat atau
menurun; HCO3 normal, meningkat atau menurun; pada gangguan asam basa
sederhana, PaCO2 dan HCO3 selalu berubah dalam arah yang sama; penyimpangan
dari HCO3 dan PaCO2 dalam arah yang berlawanan menunjukkan adanya gangguan
asam basa campuran).
3.      Langkah berikutnya mencakup menentukan apakah kompensasi telah terjadi
(hal ini dilakukan dengan melihat nilai selain gangguan primer, jika nilai bergerak
yang sama dengan nilai primer, kompensasi sedang berjalan).
4.      Buat penafsiran tahap akhir (gangguan asam basa sederhana, gangguan asam
basa campuran)
    Tabel gangguan asam basa:
Jenis gangguan pH PCO2 HCO3
Asidosis respiratorik akut
N
Asidosis respiratorik terkompensasi sebagian    

Asidosis respiratorik terkompensasi  penuh N

Asidosis metabolik akut


N
Asidosis metabolik terkompensasi sebagian      
Asidosis metabolik terkompensasi penuh N

Asidosis respiratorik dan metabolic

Alkalosis respiratorik akut     N


Alkalosis respiratorik tekompensasi sebagian

Alkalosis respiratorik terkompensasi penuh N

Alkalosis metabolik akut N

Alkalosis metabolik terkompensasi sebagian

Alkalosis metabolic terkompensasi penuh


N
Alkalosis metabolik dan respiratorik    

    
  
  Klasifikasi gangguan asam basa primer dan terkompensasi:
11. Normal bila tekanan CO2 40 mmHg dan pH 7,4. Jumlah CO2 yang diproduksi dapat
dikeluarkan melalui ventilasi.
12. Alkalosis respiratorik. Bila tekanan CO2 kurang dari 30 mmHg dan perubahan pH,
seluruhnya tergantung pada penurunan tekanan CO2 di mana mekanisme kompensasi
ginjal belum terlibat, dan perubahan ventilasi baru terjadi. Bikarbonat dan base excess
dalam batas normal karena ginjal belum cukup waktu untuk melakukan kompensasi.
Kesakitan dan kelelahan merupakan penyebab terbanyak terjadinya alkalosis respiratorik
pada anak sakit kritis.
13. Asidosis respiratorik. Peningkatan tekanan CO2 lebih dari normal akibat hipoventilasi
dan dikatakan akut bila peninggian tekanan CO2 disertai penurunan pH. Misalnya, pada
intoksikasi obat, blokade neuromuskuler, atau gangguan SSP. Dikatakan kronis bila
ventilasi yang tidak adekuat disertai dengan nilai pH dalam batas normal, seperti pada
bronkopulmonari displasia, penyakit neuromuskuler, dan gangguan elektrolit berat.
14. Asidosis metabolik yang tak terkompensasi. Tekanan CO2 dalam batas normal dan pH di
bawah 7,30. Merupakan keadaan kritis yang memerlukan intervensi dengan perbaikan
ventilasi dan koreksi dengan bikarbonat.
15. Asidosis metabolik terkompensasi. Tekanan CO2 < 30 mmHg dan pH 7,30--7,40.
Asidosis metabolik telah terkompensasi dengan perbaikan ventilasi.
16. Alkalosis metabolik tak terkompensasi. Sistem ventilasi gagal melakukan kompensasi
terhadap alkalosis metabolik ditandai dengan tekanan CO2 dalam batas normal dan pH
lebih dari 7,50 misalnya pasien stenosis pilorik dengan muntah lama.
17. Alkalosis metabolik terkompensasi sebagian. Ventilasi yang tidak adekuat serta pH lebih
dari 7,50.
18. Hipoksemia yang tidak terkoreksi. Tekanan oksigen kurang dari 60 mmHg walau telah
diberikan oksigen yang adekuat
19. Hipoksemia terkoreksi. Pemberian O2 dapat mengoreksi hipoksemia yang ada sehingga
normal.
20. Hipoksemia dengan koreksi berlebihan. Jika pemberian oksigen dapat meningkatkan
tekanan oksigen melebihi normal. Keadaan ini berbahaya pada bayi karena dapat
menimbulkan retinopati of prematurity, peningkatan aliran darah paru, atau keracunan
oksigen. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemeriksaan yang lain seperti konsumsi dan
distribusi oksigen.
Latihan
Gunakan contoh kasus di bawah ini untuk mengetes tingkat pengetahuan anda mengenai asam-
basa. Baca tiap contoh kasus dan usahakan untuk menentukan penyebab dari tanda dan gejala
yang terjadi. Kemudian, baca bagian interpretasi untuk mengetahui sejauh mana yang anda
ketahui.
Contoh kasus 1
Mary Baker, 34 tahun, datang ke UGD dengan pernafasan pendek yang akut dan nyeri pada sisi
kanan. Dia merokok satu pak setiap harinya dan baru saja mulai mengkonsumsi pil KB. Tekanan
darahnya 140/80 mm Hg; denyut jantung 110 / menit; laju pernafasan 44/ menit. Nilai ABG yaitu
:
• pH :7,50
• PaCO2 : 29 mm Hg
• Tekanan parsial oksigen arteri (PaO2) : 64 mm Hg
• HCO3- : 24 mm Hg
• Oxygen saturation (SaO2) : 86 %
Interpretasi : nilai ABG menunjukkan alkalosis respiratori tanpa kompensasi. pH dan PaCO2
pasien alkalosis, dan HCO3- normal, mengindikasikan tidak ada kompensasi. Anda akan
memberikan terapi oksigen, sesuai kebutuhan, untuk meningkatkan SaO2 hingga mencapai lebih
dari 95%, menenangkan pasien agar dapat bernafas lebih perlahan dan teratur untuk mengurangi
kehilangan CO2; berikan analgesik , sesuai kebutuhan, untuk meredakan nyeri; dan bantu dia
secara emosional untuk mengurangi kecemasan. Berdasarkan data yang ada, dapat diperkirakan
kemungkinan penyebabnya yaitu pulmonary embolism.

Contoh kasus 2
John Stewart, 22 tahun, dibawa ke UGD akibat overdosis obat antidepresan trisiklik. Dia dalam
keadaan tidak sadar dan laju pernafasan 5 hingga 8 per menit. Nilai ABG sebagai berikut :
• pH : 7,25
• PaCO2 : 61 mm Hg
• Tekanan parsial oksigen arteri (PaO2) : 76 mm Hg
• HCO3- : 26 mm Hg
• Oxygen saturation (SaO2) : 89 %
Interpretasi : nilai ABG ini menunjukkan asidosis respiratori tanpa kompensasi. pH dan PaCO2
pasien asidosis dan HCO3- normal, mengindikasikan tidak terjadi kompensasi. Anda akan
memberikan O2, jika diperlukan. Pasien dapat diintubasi untuk menjaga jalan nafas dan dibantu
dengan ventilator mekanis. Anda juga dapat menangani penyebab sampingan dengan melakukan
gastric lavage dan memberikan charcoal aktif. Kondisi pasien yang demikian dapat berlanjut
menjadi asidosis metabolic. Jika hal ini terjadi, berikan sodium bikarbonat untuk mengembalikan
keadaan asidosis tersebut.

Contoh kasus 3
Steve Burr, 38 tahun, mengalami diabetes tipe 1. Dia telah mengalami kurang enak badan selama
3 hari terakhir dan belum makan ataupun mendapatkan injeksi insulin. Dia mengalami
kebingungan dan letargik. Laju pernafasan 32 / menit, dan nafasnya beraroma buah (fruity odor).
Level glukosa serum 620 mg/dl. Saat menerima 40% O2, nilai ABG sebagai berikut :
• pH : 7,25
• PaCO2 : 56 mm Hg
• Tekanan parsial oksigen arteri (PaO2) : 80 mm Hg
• HCO3- : 15 mm Hg
• Oxygen saturation (SaO2) : 93 %
Interpretasi : Nilai tersebut menunjukkan asidosis campuran. pH, HCO3-, dan PaCO2 seluruhnya
mengindikasikan asidosis.

Anda mungkin juga menyukai