KEMENTERIAN KEUANGAN RI
PERBAIKAN TATA
KELOLA
PEMERINTAHAN
Skema
insentif dan
Perubahan
Mekanisme dis-insentif
Pengelolaan
Sektoral Berbasis
Perbaikan Tata Sektor jangan performa
Kelola hanya dikelola kinerja
Skema Budget secara sektoral
Tagging
INPUT ACTIVITAS OUTPUT “what we produce” OUTCOME “what we change” ANALISIS DAN
“what we invest” “what we do” Indikator Kinerja Target Kinerja Indikator Kinerja Target Kinerja
PERUMUSAN KONDISI:
Sumber daya Berbagai proses Produk akhir yang dihasilkan Keadaan yang ingin dicapai atau
atau prasyarat yang diperlukan dari serangkaian proses yang dipertahankan pada penerima
yang dibutuh untuk diperuntukkan bagi customer manfaat dalam periode waktu
kan selama atau target group agar tertentu,
menghasilkan
proses meng outcome dapat terwujud
output Short Medium Long
hasilkan atau Change in Change in Change
CUSTOMER
men-deliver learning action in
Sikap Perilaku condition
output Pengguna produk atau layanan Kondisi
Langkah-3
Validasi atas informasi kinerja program yang telah disusun
MITIGASI ADAPTASI
(IDR Triliun) (IDR Triliun)
K/L
APBNP APBNP APBN APBNP APBNP APBN
2016 2017 2018 2016 2017 2018
KLHK 1,62 1,46 2,21 - - 1,12
Kementan 4,27 4,84 0,44 - - 0,23
ESDM 2,17 3,52 2,60 - - 0,35
Kemenhub 21 23.88 16,58 - - -
PUPR 43,23 48 50,38 - - 47,33
Kemenperin 0,054 0,043 0,028 - - -
KKP - - - - - 0,087
BMKG - 0,14
BIG - - - 0,007
BPPT - - - - 0,037
TOTAL 72,35 81,79 72,24 - - 49,2
6
PR BERSAMA
Pusat
Daerah
Target
• DAU
Input • Merujuk kepada
• DAK KUA-PPAS • Merujuk kepada • Pembagian
• Alokasi
• Dekon pendanaan Renja dan Renstra berdasarkan
• TP berdasar urusan OPD sektor mitigasi,
dan kewenangan Pagu Per adaptasi
Pagu
Sumber • Fungsi
Lingkungan Hidup Indikatif OPD Perubahan Iklim
8
ISU UTAMA LOCAL GREEN
BUDGET TAGGING
1 2
Identifikasi akun Belanja Langsung (Permendagri
13/2006):
1. Belanja Pegawai (5.2.1) blnj kompensasi (gaji &
tunjangan) serta penghasilan lainnya;
2. Belanja Barang dan Jasa (5.2.2) pembelian brg & jasa yg
nilai manfaatnya < 12 bulan;
3. Belanja Modal (5.2.3) pembelian brg & jasa yng nilai
manfaatnya > 12 bulan;
9
METODOLOGI
Belanja Tidak Belanja Belanja Brg & Belanja
Langsung Pegawai Jasa Modal
1. Belanja Honorarium Blja brg pakai Tanah
pegawai (gaji dan upah habis
& tunjangan); Peralatan
Bhn/material Mesin
2. Bunga;
3. Subsidi; Jasa kantor Gedung
4. Hibah; Premi asrnsi Jalan
5. Bansos; OM KB Bangunan
6. Belaja Bagi Cetak
Hasil; Irigasi
7. Bantuan Sewa Jaringan
Keuangan Perjadin
8. Belanja Tidak Pakaian dinas
Terduga
10
Green Budget Tagging (GBT)
Provinsi xxx
• Berdasarkan hasil kesepakatan
pertemuan pendahuluan;
• GBT dimensinya lebih luas dibandingkan
Climate Change Budget Tagging;
• Daftar rujukan dari Green Planning and
Budgeting (BKF, Kemenkeu) yang
diterjemahkan ke dalam Cluster
Pembangunan Hijau WWF yaitu:
1) Perlindungan SDA;
2) Pertanian;
3) Energi & Industri;
4) Transportasi & Tata Kota/Tata Daerah;
5) Kesehatan & Pendidikan;
6) Penanggulangan Bencana &
Kebijakan Pendukung Lainnya
11
Kesepakatan Awal GBT Prov xxxx
• • OPD yang dianalisis terdiri dari:
• 1) Din Kesehatan;
2) Din Perindustr & Perdag;
3) Dinas Kelautan Perikanan;
4) Dinas Kehutanan;
5) BLH;
6) Bappeda;
7) Din Peternakan;
8) Din Pendidikan;
9) Din Pertanian;
10) Din PU;
11) Din Perkebunan;
12) Din ESDM;
13) Dinas Budpar;
14) Balitbangda;
15) Din Perhub;
16) Badan Ketapang;
17) BPBD 12
Beberapa Catatan Awal
TOTAL APBD 13
KELENGKAPAN DATA OPD
NO SKPD 2014 2015 2016
1 Dinas Kesehatan 1 1 1
2 Dinas Perindustrian, Perdagangan 1 1 1
3 Dinas Kelautan dan Perikanan 1 1 1
4 Dinas Kehutanan 1 1 1
5 Badan Lingkungan Hidup (BLH) 1 1 X
6 BAPPEDA (Badan Perencanaan Daerah) 1 1 1
7 Dinas Peternakan 1 1 1
8 Dinas pendidikan 1 1 1
9 Dinas Pertanian 1 1 1
10 Dinas Pekerjaan Umum X 1 1
11 Dinas perkebunan 1 1 1
12 Dinas energi dan sumber dan mineral 1 1 1
13 Dinas kebudayaan dan Pariwisata 1 1 1
14 Badan Penelitian dan Pengembangan daerah 1 1 1
15 Dinas perhubungan 1 1 1
16 Badan Ketahanan Pangan 1 1 X
17 BPBD 1 1 1
14
PERSENTASE BELANJA HIJAU THD TOTAL BELANJA
LANGSUNG APBD 2014-2016
1,8 2200
1,7
1,6
2100
1,4
ANGGARAN
1,2 2000
HIJAU
1,1
PERSENTASE
NYA MASIH
1
1900
0,8
RELATIF KECIL
0,79
NAMUN TREN
0,6 1800
TERUS
MENINGKAT
0,4
1700
0,2
0 1600
15
% JENIS BELANJA HIJAU OPD
BPBD 60
Balitbangda ? 50 IMPROVEMENT
Dinas Bud Par
VERIFIKASI ??
Dinas ESDM
Dinas Perkebunan
? 40
Dinas PU
Dinas Pertanian ? 30
Dinas Pendidikan
Dinas Kehutanan ?
Dinas KP ? 10
Dinas Perindag
VERIFIKASI ??
Dinas Kesehatan
0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 100,0 0
BP BBJ BM
16
KELENGKAPAN REGULASI
17
PP 46/2017
Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup
[21]
SKEMA PENDANAAN DAERAH
(UU 33/2004 dan Implementasinya sd 2019)
Mendanai
Pemerataan dan Mendanai
kebutuhan Mendanai
mendanai kebutuhan Pengaturan
khusus daerah kebutuhan Reward
kebutuhan daerah belanja Khusus
(dukungan non-reguler
(seluruh urusan) operasional
belanja modal)
Tujuan mengatasi pemerataan mendanai kegiatan insentif dalam Mendanai Mendanai kegiatan
ketimpangan fiskal kemampuan khusus yang meningkatkan kualitas penyelenggaraan urusan bidang
antara pusat dan keuangan antar- merupakan urusan pengelolaan keuangan pemerintah daerah untuk pembangunan desa
daerah Daerah daerah dan sesuai daerah, layanan dasar, menunjang prioritas dan pemberdayaan
(keseimbangan (keseimbangan dengan prioritas dan pengentasan Nasional masyarakat desa.
vertikal) horizontal) nasional kemiskinan
Karakteristik telah ditentukan Layanan dasar Kegiatan bidang Sesuai kebutuhuan dan Pelayanan dasar publik Pelayanan dasar
Kegiatan (earmarked) publik dan ekonomi reguler (10), prioritas daerah dan prioritas nasional publik di tingkat
penugasan (9), dan berdasarkan usulan K/L desa
afirmasi (6) selaku executing agency
Instrumen Kebijakan Bagi hasil bidang Tidak spesifik DAK penugasan Kegiatan untuk Kegiatan untuk Dukungan
Fiskal yang kehutanan peruntukannya bidang lingkungan peningkatan kualitas peningkatan kualitas pengelolaan
berorientasi (block grant) hidup dan kehutanan lingkungan hidup lingkungan hidup kegiatan pelestarian
Lingkungan lingkungan hidup
Variabel dalam Bagi Hasil Dana Variabel Kriteria teknis bidang pengelolaan sampah Konservasi dan Pelestarian
formula alokasi yang Reboisasi (60% kewilayahan lingkungan hidup dan pembangunan kawasan lingkungan hidup
terkait bidang pusat, 40% kehutanan pedesaan di Taman
Kehutanan provinsi penghasil) Nasional Gunung Leuser
Mekanisme Terukur, Tidak terukur, Terukur, sebagai dasar Terukur, ditetapkan Terukur, dengan Terukur, sebagai
pengawasan kinerja earmarked untuk karena bersifat mekanisme dalam perencanaan diilakukan pre-audit dasar mekanisme
atas penggunaan kegiatan reboisasi block grant penyaluran dan dan penganggaran (persetujuan rencana penyaluran dan
dana penyerapan dana keu. daerah kerja oleh K/L), dan penyerapan dana
rekomendasi penyaluran
dari K/L
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DJPK, 2018
TRANSFER
KE
DAERAH
PROVINSI
FORMULA
TAPE
KAB/KOTA
PRIORITAS
SEKTOR
TAKE
DESA
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI
24
BELANJA APBD PROVINSI SETIAP TAHUN
BelanjaTransferPemprov
Belanja SKPD
Bagi Hasil
Bankeu Hibah Bansos PDRD
TAPE
Provinsi ke Kabupaten
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
NAD
Sumut
Sumbar
Riau
Jambi
Sumsel
Bengkulu
Bankeu 2015
Lampung
DKI Jkt
Jabar
Jateng
Kalteng
Kalsel
Kaltim
Sulut
Sulteng
Sulses
Sultra
Bankeu 2017
Bali
NTB
NTT
Maluku
Papua
Malut
Banten
Belanja APBD Provinsi 2015-2017
Babel
Gorontalo
Kepri
Papua Barat
Sulbar
26
Kaltara
0,00
5,00
10,00
20,00
25,00
15,00
NAD
Sumut
Sumbar
Riau
Jambi
Sumsel
Bengkulu
Lampung
DKI Jkt
Jabar
Jateng
DIY
Sulteng
Sulses
Sultra
Bali
2016
NTB
NTT
Maluku
Papua
2017
Malut
Belanja APBD Provinsi 2015-2017
Banten
Babel
Gorontalo
Kepri
Papua…
27
Sulbar
Kaltara
FILOSOFI DESENTRALISASI FISKAL*
Pelaksanaan kebijakan Otonomi daerah dan Desentralisasi Fiskal dilakukan melalui penyerahan kewenangan
diikuti dengan penyerahan sumber-sumber pendanaan atau berdasarkan prinsip money follows functions dan
dilengkapi dengan money follows program.
Pendidikan
Kesehatan
Pekerjaan umum
Perumahan rakyat
Trantibmum & Linmas
Sosial, dll
Transfer ke Daerah
& Dana Desa
Pendidikan
Kesehatan
Infrastruktur
Pertanian
PELAYANAN NON
DASAR PELAYANAN DASAR
1. Kelautan &
1. Tenaga Kerja, 11. Koperasi, Perikanan
1. Pendidikan; 2. Pemberdayaan Usaha Kecil & 2. Pariwisata
2. Kesehatan; Perempuan & Menengah, 3. Pertanian
3. PU & tt ruang; Pelindungan 12. Penanaman 4. Kehutanan
Anak, Modal, 5. ESDM
4. Perumahan & kwsn
3. Pangan, 13. Kepemudaan & 6. Perdagangan
permukiman 4. Pertanahan, Olahraga,
5. Tramtibum & linmas 7. Perindustrian
5. Lingkungan 14. Statistik, 8. Transmigrasi
6. sosial Hidup, 15. Persandian,
6. Adminduk & 16. Kebudayaan,
Capil, 17. Perpustakaan
7. Pemberdayaan dan Kearsipan
Masy dan
Desa,
8. Pengendalian
Standar Pelayanan pddk & KB,
Minimal 9. Perhubungan, DJPK, 2018
10.RIKominfo,
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN
PENYERAHAN SUMBER PENDANAAN
dari PUSAT ke DAERAH
Gap
DJPK, 2018
DJPK, 2018
33
DJPK, 34
2018
35
DJPK, 2018
DJPK, 2018
36
DJPK, 2018
37
DJPK, 2018
38
39
#DAU dan Hutan
Tdk sesuai dgn filosofi
Alokasi DAU bersifat zero
dasar DAU sbg vertical
equalization sum game;
41
Insentif pengelolaan sampah - terobosan
kebijakan APBN untuk mendukung
pendanaan lingkungan hidup
DID pengelolaan sampah sebagai salahsatu komponen perhitungan dan
pengalokasian DID 2019.
• Ada 10 daerah (DKI Jakarta,
Kota Padang, Kota Bogor, Kota
Depok, Kota Cimahi, Kota
Malang, Kota Surabaya, Kota
Banjarmasin, dan Kota
Makassar) yang lolos ‘audisi’
dan ditetapkan sebagai
penerima DID pengelolaan
sampah pada APBN 2019
dengan total alokasi Rp. 93,8
miliar atau 0.94% dari total
alokasi DID.
skema DID lingkungan hidup ini perlu dipertahankan
• Masuknya kinerja/inovasi
dan dikembangkan sebagai instrument pendanaan pengelolaan sampah dalam
berbasis kinerja lingkungan hidup daerah pengalokasian DID telah
menambah porsi DID tiap
daerah penerima sebesar 11%
Draf Konsep TANE 42
hingga 45%.
DAK Fisik Bidang Lingkungan
Hidup dan Kehutanan
43
Apakah TAPE (TAF,2018)?
Transfer dana dari pemerintah provinsi ke
kabupaten/kota berbasis pada kinerja dalam menjaga
lingkungan hidup
Indikator
Tutupan terumbu karang dan
Tutupan Hutan padang lamun
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
Perubahan
Tutupan Hutan High conservation values
Formula
Memberikan insentif
Percepatan pencapaian target
pertama terhadap inisiatif
NDC Pemerintah 2030
positif kab/kota
PRINSIP-PRINSIP DAN PRASYARAT
TAPE (TAF, 2018)
• Tidak memerlukan tambahan anggaran, mengubah
mekanisme penggunaan di APBD Provinsi;
• Indikator berbasis output dan outcome;
• Berlaku untuk seluruh kabupaten/kota;
• Pencapaian indikator dapat ditinjau setiap tahun;
• Ada lembaga yang mengompilasi dan memperbaharui
data, serta memantau kinerja kabupaten/kota dalam
mencapai indikator TAPE;
• Menempatkan aspek lokalitas dan prioritas daerah
sebagai indikator utama;
KONTEKS AWAL TAKE
• Pemerintah Pidie mengusulkan adanya perubahan mekanisme
alokasi Dana Desa 2018 dengan menggunakan 2 opsi :
Perbup Pidie
Nomor 12 Tahun
UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Memandatkan penetapan Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup sebagai instrumen
Pengelolaan Lingkungan Hidup pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
PP 46/2017 tentang Instrumen Ekonomi Salah satunya mengatur mengenai Pengelolaan Dana Lingkungan Hidup (PDLH) dengan
Lingkungan Hidup pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU)
Perpres 77/2018 tentang Pengelolaan Dana Mengatur mengenai pembentukan unit organisasi non-eselon untuk mengelola dana
Lingkungan Hidup lingkungan hidup yang ditetapkan dengan PMK
Draft PMK tentang Struktur dan Tata Kelola Dokumen yang disusun berdasarkan draft tata kelola dan rencana strategis bisnis Badan
BLU Dana Lingkungan Hidup Layanan Umum Pengelolaan Dana Lingkungan Hidup
Penyampaian Izin Prinsip terkait Penetapan Perpres Nomor Rapat Koordinasi di Kemenko
Pembentukan Satuan Kerja 77/2018 tentang Pengelolaan Dana Perekonomian melibatkan KLHK,
BPDLH oleh Menkeu kepada Lingkungan Hidup Kemenkeu, dan KESDM
MenPANRB
Nov 2015 Des 2015 Nov 2017 Sep 2018 Okt 2018 Jan 2019
Surat MenLHK kepada MenPANRB Penetapan PP Nomor 46/2017 Rapat Koordinasi di Kemenko
perihal pembentukan Badan tentang Instrumen Ekonomi Perekonomian melibatkan KLHK,
Pengelola Dana Perubahan Lingkungan Hidup Kemenkeu, Bappenas, Kementan,
Iklim/Lingkungan KemenESDM, KKP, dan
Kemendagri
51
Bentuk Layanan & Ruang Lingkup BPDLH
APBD Subsid
Pemupukan i
Dana
(Perpres No.
77/2018) Perdagangan
Karbon
Sumber Lainnya,
termasuk Hibah & Donasi
Fungsi BPDLH:
Komite Pengarah
Pengelola Dana Ketua: Menko Perekonomian
Wakil Ketua: MenLHK
Anggota: Menkeu, Mendagri, MenESDM, Menhub,
Mentan, MenPPN, Menperin, MenKP
arahan kebijakan dan evaluasi
Persetujuan
proposal proyek
Proposal
APBN, APBD BPDLH proyek
Opsi jendela: K/L Teknis
Perubahan Iklim, Pengusula
Antara lain melalui skema:
Investasi Lingkungan, n
• REDD+ Norway
Dana EBTKE, dll proyek
Donor: • FCPF WB (2023)
• BioCarbon Fund (2030) operasional
• Negara Proposal
lain Rekomendasi proyek
• Swasta pendanaan
• NGO Dana
• Dll. proyek
Dan
Fungsi Bank Kustodian: Bank Kustodian a Beneficiaries
Penyimpan Dana
Contoh proyek yang dapat didanai:
• Pembangunan infrastruktur energi melalui pemanfaatan
Energi Baru Terbarukan (EBT)
• Pengembangan teknologi Konservasi Energi
• Pencegahan kebakaran hutan dan lahan
53
Alur Proses BPDLH: Mekanisme 2
Komite Pengarah
Ketua: Menko Perekonomian
Wakil Ketua: MenLHK
Anggota: Menkeu, Mendagri, MenESDM, Menhub,
Mentan, MenPPN, Menperin, MenKP
arahan kebijakan dan evaluasi
54
Opsi Konsep Investasi/Operasional (1/3)
GCF
MoF
AE
Minimal cost
pass–through
GoI NDC
BPDLH commitmen
ts
Carbon credit 10 yr 20 yr 30 yr
purchase loan loan loan
SL SL SL
proje proje proje
ct
ct assisting implementation,
Coordination, ct M&E
and
55
KLHK
Sumber: BKF, Kemenkeu
Opsi Konsep Investasi/Operasional (2/3)
Bond proceeds
Issuer – CK
MoF BPDLH Investors
Carbon credit
Province Interest and payback
purchase
For project
costs/investments
CK Peatlands
KLHK restoration
projects
Coordination,
assisting Flow of funds
implementation, Coordination
GoI NDC and M&E Flow of ‘carbon credits’
commitments
SL project
KLHK
BPDLH SL project
1-x%
SL project
Minimum floor price for carbon credits
(x% capped quantity)
Flow of funds
Coordination
GoI NDC Flow of ‘carbon credits’
commitments
?
Green Climate Fund GCF merupakan entitas pelaksana dari mekanisme
keuangan United Nations Framework Convention on
GCF
GCF didirikan oleh organ tertinggi UNFCCC yakni
Conference of the Parties (COP) 16 di Cancun, Meksiko pada
tahun 2010. Secara resmi, GCF mulai beroperasi pada tahun
2015 dan berkantor pusat di Songdo, Korea Selatan
4.6 5.7 ?
Committed
Mobilized
10.3 Replenishment
Program Kesiapan
Kesiapa
Persiapan Proyek
1 GCF, untuk 2 Pembangunan
n
Pendanaan GCF : USD 100 juta Pendanaan GCF : USD 100 juta
Co-financing : USD 310 juta Co-financing : USD 721,5 juta
Program fasilitas pendanaan bagi pengembangan energi panas Program blended finance facility dengan skema pendanaan berbeda
bumi yang secara spesifik untuk de-risking pembiayaan pada sesuai fase pengembangan, konstruksi dan implementasi suatu proyek.
tahap eksplorasi. Implementasi program akan bekerja sama Implementasi di 11 negara. Indonesia diestimasikan akan dapat
dengan PT SMI selaku executing entity. menyerap minimal USD 43,9 juta dari nilai proyek total.
Pendanaan
Proposal perlu memiliki NDA/focal
Dukungan Kesiapan atau Permintaan pendanaan
Readiness Support (RS) RS
point agar dapat mengakses
pendanaan GCF
• Badan Kebijakan Fiskal
mewakili Menteri Keuangan
ditetapkan sebagai NDA-
GCF Indonesia berdasarkan
No-Objection Letter
Keputusan Menteri
Menerima
Permintaan Permintaan Keuangan Nomor
RS kepada No-
RS dari NDA 756/KMK.10/2017
Ringkasan dan
NDA Objection
Letter (NOL)
Arsitektur GCF
Jendela
National Adaptation Plans
• Nilai maksimum proyek/ program USD 10
(NAPs)
juta
• Memiliki risiko/dampak sosial dan
Pendanaan lingkungan yang minimal
Dampak pada Pembangunan Dampak terkait isu gender, lingkungan, dan sosial
Berkelanjutan
Kebutuhan penerima manfaat Kerentanan dan kebutuhan pembiayaan dari negara dan
proyek penduduk penerima manfaat
Efisiensi dan efektivitas Dampak ekonomi, jika mungkin, keuntungan finansial dari proyek/program
Terima Kasih