KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Desentralisasi Fiskal
Dalam Aksi Mitigasi dan
Adaptasi Perubahan Iklim
Persoalan LH
makin meng
hebat
1. Krisis
Ekosistem
2. Krisis SDA
AGENDA
REFORMASI
PEMERINTAH
Skema
insentif dan
Perubahan
Mekanisme dis-insentif
Pengelolaan
Sektoral Berbasis
Perbaikan Tata Sektor jangan performa
Kelola hanya dikelola kinerja
Skema Budget secara sektoral
Tagging
5
Kasus di Pusat: Climate Budget Tagging (SDG’s Goal#13)
Langkah-3
Validasi atas informasi kinerja program yang telah disusun
Source: Bappenas
Penyusunan Petunjuk Teknis Climate Budget Tagging
(Mitigasi)
MITIGASI ADAPTASI
(IDR Triliun) (IDR Triliun)
K/L
APBNP APBNP APBN APBNP APBNP APBN
2016 2017 2018 2016 2017 2018
KLHK 1,62 1,46 2,21 - - 1,12
Kementan 4,27 4,84 0,44 - - 0,23
ESDM 2,17 3,52 2,60 - - 0,35
Kemenhub 21 23.88 16,58 - - -
PUPR 43,23 48 50,38 - - 47,33
Kemenperin 0,054 0,043 0,028 - - -
KKP - - - - - 0,087
BMKG - 0,14
BIG - - - 0,007
BPPT - - - - 0,037
TOTAL 72,35 81,79 72,24 - - 49,2
11
Anggaran Perubahan Iklim
APBN Persentase
Anggaran
Anggaran
Perubahan
Perubahan Iklim
Iklim Belanja Transfer
Total terhadap APBN
Pusat Daerah
APBN-P
2016
72.4 1306.7 776.3 2083.0 3.5 %
APBN-P
2017
95.8 1366.9 766.3 2133.2 4.5 %
APBN
2018
121.5 1454.5 766.2 2220.2 5.4 %
Penandaan anggaran perubahan iklim APBNP 2016 & APBNP 2017 dilakukan terhadap aspek
Mitigasi. Sementara aspek Adaptasi Perubahan Iklim mulai dilakukan tahun 2018 setelah tercantum
sebagai 1 dari 7 tematik APBN sesuai PMK tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-K/L
Tahun Anggaran 2018
Berdasarkan hasil penandaan anggaran perubahan iklim selama tiga tahun menunjukkan
meningkatnya proporsi anggaran perubahan iklim terhadap APBN.
Kegiatan 4 K/L (KPUPR, Kementan, Kemnhub, KESDM) digunakan sebagai underlying asset dalam
penerbitan Green Sukuk.
Pusat
Daerah
Target
• DAU
Input • Merujuk kepada
• DAK • Alokasi
KUA-PPAS • Merujuk kepada • Pembagian
• Dekon pendanaan Renja dan Renstra berdasarkan
• TP berdasar urusan OPD sektor mitigasi,
dan kewenangan Pagu Per adaptasi
Pagu
Sumber • Fungsi
Lingkungan Hidup Indikatif OPD Perubahan Iklim
14
ISU UTAMA LOCAL GREEN
BUDGET TAGGING
1 2
Identifikasi akun Belanja Langsung (Permendagri
13/2006):
1. Belanja Pegawai (5.2.1) blnj kompensasi (gaji &
tunjangan) serta penghasilan lainnya;
2. Belanja Barang dan Jasa (5.2.2) pembelian brg & jasa yg
nilai manfaatnya < 12 bulan;
3. Belanja Modal (5.2.3) pembelian brg & jasa yng nilai
manfaatnya > 12 bulan;
15
METODOLOGI
Belanja Tidak Belanja Belanja Brg & Belanja
Langsung Pegawai Jasa Modal
1. Belanja Honorarium Blja brg pakai Tanah
pegawai (gaji dan upah habis
& tunjangan); Peralatan
Bhn/material Mesin
2. Bunga;
3. Subsidi; Jasa kantor Gedung
4. Hibah; Premi asrnsi Jalan
5. Bansos; OM KB Bangunan
6. Belaja Bagi Cetak
Hasil; Irigasi
7. Bantuan Sewa Jaringan
Keuangan Perjadin
8. Belanja Tidak Pakaian dinas
Terduga
16
Green Budget Tagging (GBT)
Provinsi XXX
• Berdasarkan hasil kesepakatan
pertemuan pendahuluan;
• GBT dimensinya lebih luas dibandingkan
Climate Change Budget Tagging;
• Daftar rujukan dari Green Planning and
Budgeting (BKF, Kemenkeu) yang
diterjemahkan ke dalam Cluster
Pembangunan Hijau WWF yaitu:
1) Perlindungan SDA;
2) Pertanian;
3) Energi & Industri;
4) Transportasi & Tata Kota/Tata Daerah;
5) Kesehatan & Pendidikan;
6) Penanggulangan Bencana &
Kebijakan Pendukung Lainnya
17
Kesepakatan Awal GBT Prov xxxx
• OPD yang dianalisis terdiri dari:
• Dokumen yang di analisis adalah DPA OPD 1) Din Kesehatan;
APBD 2014-2016;
2) Din Perindustr & Perdag;
• Diselaraskan dgn visi dan misi Prov xxxxx. Dgn 3) Dinas Kelautan Perikanan;
demikian akan terlihat misi mana yang
terimplementasi dan teranggarkan dlm APBD 4) Dinas Kehutanan;
serta sinkronisasi nya; 5) BLH;
1) Misi 4 Meningkatkan pengelolaan SDA 6) Bappeda;
yang optimal dan berwawasan LH 7) Din Peternakan;
RPJMD 2010-2015; 8) Din Pendidikan;
2) Misi 2 Meningkatkan kualitas 9) Din Pertanian;
pendidikan, kes, kehidupan beragama & 10) Din PU;
berbudaya;
11) Din Perkebunan;
2) Misi 4 Meningkatkan daya saing daerah
12) Din ESDM;
melalui optimalisasi pemb eko kerakyatan
didukung IPTEK berwawasan LH; 13) Dinas Budpar;
3) Misi 5Meningkatkan akses dan 14) Balitbangda;
infrastruktur umum energi berkelanjutan 15) Din Perhub;
SDA RPJMD 2016-2020 16) Badan Ketapang;
17) BPBD 18
Beberapa Catatan Awal
TOTAL APBD 19
KELENGKAPAN DATA OPD
NO SKPD 2014 2015 2016
1 Dinas Kesehatan 1 1 1
2 Dinas Perindustrian, Perdagangan 1 1 1
3 Dinas Kelautan dan Perikanan 1 1 1
4 Dinas Kehutanan 1 1 1
5 Badan Lingkungan Hidup (BLH) 1 1 X
6 BAPPEDA (Badan Perencanaan Daerah) 1 1 1
7 Dinas Peternakan 1 1 1
8 Dinas pendidikan 1 1 1
9 Dinas Pertanian 1 1 1
10 Dinas Pekerjaan Umum X 1 1
11 Dinas perkebunan 1 1 1
12 Dinas energi dan sumber dan mineral 1 1 1
13 Dinas kebudayaan dan Pariwisata 1 1 1
14 Badan Penelitian dan Pengembangan daerah 1 1 1
15 Dinas perhubungan 1 1 1
16 Badan Ketahanan Pangan 1 1 X
17 BPBD 1 1 1
20
PERSENTASE BELANJA HIJAU THD TOTAL BELANJA
LANGSUNG APBD 2014-2016
1,8 2200
1,7
1,6
2100
1,4
ANGGARAN
1,2 2000
HIJAU
1,1
PERSENTASE
NYA MASIH
1
1900
0,8
RELATIF KECIL
0,79
NAMUN TREN
0,6 1800
TERUS
MENINGKAT
0,4
1700
0,2
0 1600
21
% JENIS BELANJA HIJAU OPD
BPBD 60
Balitbangda ? 50 IMPROVEMENT
Dinas Bud Par
VERIFIKASI ??
Dinas ESDM
Dinas Perkebunan
? 40
Dinas PU
Dinas Pertanian ? 30
Dinas Pendidikan
Dinas Kehutanan ?
Dinas KP ? 10
Dinas Perindag
VERIFIKASI ??
Dinas Kesehatan
0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 100,0 0
BP BBJ BM
22
KELENGKAPAN REGULASI
23
PP 46/2017
Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup
[27]
SKEMA PENDANAAN DAERAH
(UU 33/2004 dan Implementasinya sd 2019)
Mendanai
Pemerataan dan Mendanai
kebutuhan Mendanai
mendanai kebutuhan Pengaturan
khusus daerah kebutuhan Reward
kebutuhan daerah belanja Khusus
(dukungan non-reguler
(seluruh urusan) operasional
belanja modal)
Pelaksanaan kebijakan Otonomi daerah dan Desentralisasi Fiskal dilakukan melalui penyerahan kewenangan
diikuti dengan penyerahan sumber-sumber pendanaan atau berdasarkan prinsip money follows functions dan
dilengkapi dengan money follows program.
Pendidikan
Kesehatan
Pekerjaan umum
Perumahan rakyat
Trantibmum & Linmas
Sosial, dll
Transfer ke Daerah
& Dana Desa
Pendidikan
Kesehatan
Infrastruktur
Pertanian
PELAYANAN NON
DASAR PELAYANAN DASAR
1. Kelautan &
1. Tenaga Kerja, 11. Koperasi, Perikanan
1. Pendidikan; 2. Pemberdayaan Usaha Kecil & 2. Pariwisata
2. Kesehatan; Perempuan & Menengah, 3. Pertanian
3. PU & tt ruang; Pelindungan 12. Penanaman 4. Kehutanan
Anak, Modal, 5. ESDM
4. Perumahan & kwsn
3. Pangan, 13. Kepemudaan & 6. Perdagangan
permukiman 4. Pertanahan, Olahraga,
5. Tramtibum & linmas 7. Perindustrian
5. Lingkungan 14. Statistik, 8. Transmigrasi
6. sosial Hidup, 15. Persandian,
6. Adminduk & 16. Kebudayaan,
Capil, 17. Perpustakaan
7. Pemberdayaan dan Kearsipan
Masy dan
Desa,
8. Pengendalian
Standar Pelayanan pddk & KB,
Minimal 9. Perhubungan, DJPK, 2018
10.RIKominfo,
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN
PENYERAHAN SUMBER PENDANAAN
dari PUSAT ke DAERAH
Keseimbangan vertikal
Transfer dengan syarat
(conditional transfer)
kinerja penugasan
Redistribusi dan Alokasi tanpa syarat
(unconditional transfer)
kriteria afirmasi
Pemerintah
DJPK, 2018
PEMETAAN INSTRUMEN DESENTRALISASI FISKAL BERORIENTASI LINGKUNGAN
DBH SDA DAU DAK DID HIBAH DANA DESA
Tujuan mengatasi pemerataan mendanai kegiatan insentif dalam Mendanai Mendanai kegiatan
ketimpangan kemampuan khusus yang meningkatkan penyelenggaraan urusan bidang
fiskal antara keuangan antar- merupakan urusan kualitas pengelolaan pemerintah daerah pembangunan
pusat dan daerah Daerah daerah dan sesuai keuangan daerah, untuk menunjang desa dan
(keseimbangan (keseimbangan dengan prioritas layanan dasar, dan prioritas Nasional pemberdayaan
vertikal) horizontal) nasional pengentasan masyarakat desa.
kemiskinan
Karakteristik telah ditentukan Layanan dasar Kegiatan bidang Sesuai kebutuhuan Pelayanan dasar publik Pelayanan dasar
Kegiatan (earmarked) publik dan reguler (10), dan prioritas daerah dan prioritas nasional publik di tingkat
ekonomi penugasan (9), dan berdasarkan usulan K/L desa
afirmasi (6) selaku executing agency
Instrumen Bagi hasil bidang Tidak spesifik DAK penugasan Kegiatan untuk Kegiatan untuk Dukungan
Kebijakan Fiskal kehutanan peruntukannya bidang lingkungan peningkatan kualitas peningkatan kualitas pengelolaan
yang berorientasi (block grant) hidup dan kehutanan lingkungan hidup lingkungan hidup kegiatan
Lingkungan pelestarian
lingkungan hidup
Variabel dalam Bagi Hasil Dana Variabel Kriteria teknis bidang pengelolaan sampah Konservasi dan Pelestarian
formula alokasi Reboisasi (60% kewilayahan lingkungan hidup dan pembangunan kawasan lingkungan hidup
yang terkait bidang pusat, 40% kehutanan pedesaan di Taman
Kehutanan provinsi Nasional Gunung Leuser
penghasil)
Mekanisme Terukur, Tidak terukur, Terukur, sebagai Terukur, ditetapkan Terukur, dengan Terukur, sebagai
pengawasan kinerja earmarked untuk karena bersifat dasar mekanisme dalam perencanaan diilakukan pre-audit dasar mekanisme
atas penggunaan kegiatan block grant penyaluran dan dan penganggaran (persetujuan rencana penyaluran dan
dana reboisasi penyerapan dana keu. daerah kerja oleh K/L), dan penyerapan dana
rekomendasi penyaluran
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI dari K/L
DJPK, 2018
Identifikasi Sumber Pendanaan dan Kebutuhan:
Contoh di Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Sumber-sumber pendanaan ke daerah
berorientasi lingkungan hidup
• DBH SDA (DR)
• DAK penugasan (LH dan kehutanan)
• DID (lingkungan hidup)
• Dana Desa (pelestarian LH) Ruang/fleksibilitas fiskal, tergantung:
• Hibah (peningkatan kualitas LH) • Prioritas pembangunan (sesuai RPJMD, RKP)
• Bantuan Keuangan (Otsus bidang LHK) • Pengeluaran mandatori (misal: 20% pendidikan)
• Kemampuan keuangan (ekonomi, defisit, sanksi)
Gap
DJPK, 2018
DJPK, 2018
36
DJPK,37
2018
38
DJPK, 2018
DJPK, 2018
39
DJPK, 2018
40
DJPK, 2018
41
42
#DAU dan Hutan
Tdk sesuai dgn filosofi
Alokasi DAU bersifat zero
dasar DAU sbg vertical
equalization sum game;
APBN Belanja
DEKONSENTRASI/TUGAS PEMB
Pendapatan TAPE
Pendapatan TAKE Pendapatan
APBD APBD
Provinsi Belanja Kab/Kota Belanja APBDesa Belanja
BelanjaTransferPemprov
Belanja SKPD
Hibah Bagi Hasil
Bankeu Bansos
PDRD
TAPE
Provinsi ke Kabupaten
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
NAD
Sumut
Sumbar
Riau
Jambi
Sumsel Bankeu
Bengkulu
Lampung
DKI Jkt
Jabar
Jateng
Kalbar
Kalteng
Kalsel
Kaltim
Sulut
Sulteng
Bankeu
Sulses
Sultra
Bali
NTB
NTT
Maluku
Papua
Malut
Banten
Belanja APBD Provinsi 2015-2017
Babel
Gorontalo
Kepri
Papua Barat
Sulbar
46
Kaltara
5,00
10,00
0,00
15,00
20,00
25,00
NAD
Sumut
Sumbar
Riau
Jambi
Sumsel
Bengkulu
Lampung
DKI Jkt
Jabar
Jateng
DIY
Sulteng
Sulses
Sultra
Bali
2016
NTB
NTT
Maluku
Papua
2017
Malut
Belanja APBD Provinsi 2015-2017
Banten
Babel
Gorontalo
Kepri
Papua…
47
Sulbar
Kaltara
Apakah TAPE (TAF,2018)?
Transfer dana dari pemerintah provinsi ke
kabupaten/kota berbasis pada kinerja dalam menjaga
lingkungan hidup
Indikator
Tutupan terumbu karang dan
Tutupan Hutan padang lamun
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
Perubahan
Tutupan Hutan High conservation values
Formula
Memberikan insentif
Percepatan pencapaian target
pertama terhadap inisiatif
NDC Pemerintah 2030
positif kab/kota
PRINSIP-PRINSIP DAN PRASYARAT
TAPE (TAF, 2018)
• Tidak memerlukan tambahan anggaran, mengubah
mekanisme penggunaan di APBD Provinsi;
• Indikator berbasis output dan outcome;
• Berlaku untuk seluruh kabupaten/kota;
• Pencapaian indikator dapat ditinjau setiap tahun;
• Ada lembaga yang mengompilasi dan memperbaharui
data, serta memantau kinerja kabupaten/kota dalam
mencapai indikator TAPE;
• Menempatkan aspek lokalitas dan prioritas daerah
sebagai indikator utama;
Contoh-contoh GAGASAN indikator untuk opsi
kedua – UNTUK DIDISKUSIKAN (TAF, 2018)
• kawasan hutan/lindung yang berhasil dicegah dari kebakaran
hutan/aktivitas ilegal berdasarkan hasil monitoring yang dilaporkan
• daerah aliran sungai yang berhasil diselamatkan sebagai sumber mata
air masyarakat
• lahan kritis yang berhasil direhabilitasi atas usulan program ke
pemprov
• perhutanan sosial yang diusulkan ke BPSKL
• taman hutan rakyat yang ditetapkan
• alih fungsi lahan yang berhasil dicegah/diproteksi di wilayah yang
memiliki nilai konservasi tinggi (HCV) di APL
• wilayah lahan kritis di APL yang berhasil dipulihkan kembali
• “no-take zone” di wilayah laut
• Kebijakan daerah untuk moratorium izin perkebunan sawit
• Kebijakan daerah untuk menangani kebakaran hutan dan lahan
• Adanya kelembagaan lokal untuk melaksanakan agenda penyelamatan
ekologis
KONTEKS AWAL TAKE
• Pemerintah Pidie mengusulkan adanya perubahan mekanisme
alokasi Dana Desa 2018 dengan menggunakan 2 opsi :
Perbup Pidie
Nomor 12 Tahun
55
Bagaimana alokasi TAPE dihitung dengan 2 skenario?
indeks tutupan hutan 75% pagu alokasi dana dibagi ke tiap daerah
berbasis indeks perubahan luas tutupan
hutan
Daerah dengan
deforestasi > deforestasi
maksimum tidak mendapatkan dana
insentif 56
Bagaimana kondisi tutupan hutan di Riau, Sumsel,
Kaltara dan Papua, serta perubahannya?
57
Bagaimana hasil simulasi TAPE di Riau (total dana TAPE
Rp50 milyar)?
40 Skenario 1: Alokasi Dasar +/- Skenario 2: Alokasi Dasar + Insentif
Rp MIlyar
12
Insentif/Disinsentif
Rp MIlyar
30
20
10
10
Alokasi
0 8
Dasar
-10
-20 6
-30
Alokasi Dasar 4
-40
Insentif/…
-50
2
-60
-70
0
Kuantan…
Kampar
Bengkalis
Pelalawan
Siak
Meranti
Rokan Hilir
Kota Dumai
Indragiri Hilir
Rokan Hulu
Indragiri Hulu
Kuantan Singingi
Meranti
Kampar
Bengkalis
Siak
Pelalawan
Kota Dumai
Rokan Hulu
Indragiri Hulu
Indragiri Hilir
Rokan Hilir
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI
58
Bagaimana hasil simulasi TAPE di Sumatera Selatan (total
dana TAPE Rp50 milyar)?
10
20 Insentif/Disinsentif
Milyar Rupiah
9
15
Alokasi Dasar 8
10 Alokasi…
7
Insentif
5 6
5
0
4
-5
3
-10
2
-15 1
Milyar Rupiah
12
10 Skenario 1
Banyuasin
Lahat
OKU
PALI
OKI
Pagar Alam
Musi Banyuasin
OKU Timur
Muara Enim
Musi Rawas
Empat Lawang
OKU Selatan
Musi Rawas Utara
PELALAWAN KAMPAR
• Luas tutupan hutan 2015: 318.521 ha. • Luas tutupan hutan 2015: 189.658 ha.
19% tutupan hutan Riau 12% tutupan hutan Riau
Indeks TH (0,1-1,0): 0,57
Indeks TH (0,1-1,0): 1,00
• Luas tutupan hutan 2017: 185.430 ha.
• Luas tutupan hutan 2017: 257.694 ha.
Perubahan tutupan hutan 2015-
Perubahan tutupan hutan 2015- 2017: -4,228 ha.
2017: -60,827 ha.
Indeks PTH (0,0-1,0): 0,60
Indeks PTH (0,0-1,0): 0,00
• Pendapatan dari Pemprov 2018:
• Pendapatan dari Pemprov 2018: Rp6,9 Rp31,0 milyar
milyar • Tambahan Dana TAPE:
• Tambahan Dana TAPE: Skenario 1: Rp12,8 milyar (41%
transfer 2018)
Skenario 1: Rp0 (0% transfer 2018)
Skenario 2: Rp8,1 milyar (26%
Skenario 2: Rp2,6 milyar (37% transfer 2018)
transfer 2018)
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI
63
Bagaimana contoh dampak TAPE terhadap
pendapatan kabupaten di Sumatera Selatan?
20
Sken…
15
Sken…
10
0
Nunukan
Bulungan
Malinau
Kota Tarakan
Tana Tidung
MALINAU BULUNGAN
• Luas tutupan hutan 2015: 3.800.370 ha. • Luas tutupan hutan 2015: 913.937 ha.
65% tutupan hutan Kaltara 16% tutupan hutan Kaltara
Indeks TH (0,1-1,0): 1,00 Indeks TH (0,1-1,0): 0,32
• Luas tutupan hutan 2017: 3.795.750 ha. • Luas tutupan hutan 2017: 884.791 ha.
Perubahan tutupan hutan 2015-2017: - Perubahan tutupan hutan 2015-
4.620 ha. 2017: -29.146 ha.
Indeks PTH (0,0-1,0): 0,55 Indeks PTH (0,0-1,0): 0,00
• Pendapatan dari Pemprov 2018: Rp43,8 • Pendapatan dari Pemprov 2018:
milyar Rp48,9 milyar
• Tambahan Dana TAPE: • Tambahan Dana TAPE:
Skenario 1: Rp20,9 milyar (48%
Skenario 1: Rp0 (0% transfer 2018)
transfer 2018)
Skenario 2: Rp8,1 milyar (19% Skenario 2: Rp1,0 milyar (2%
transfer 2018) transfer 2018)
ASMAT MERAUKE
• Luas tutupan hutan 2016: 2.285.779 ha • Luas tutupan hutan 2016: 1.914.585
9,1% tutupan hutan Papua ha.
7,6% tutupan hutan Papua
Indeks TH (0,1-1,0): 1,00
Indeks TH (0,1-1,0): 0,83
• Luas tutupan hutan 2017: 2.286.337 ha.
• Luas tutupan hutan 2017: 1.902.143
Perubahan tutupan hutan 2016-2017: - ha.
558 ha.
Perubahan tutupan hutan 2016-
Indeks PTH (0,0-1,0): 0,92 2017: -12.442 ha.
• Pendapatan dari Pemprov 2018: Rp Indeks PTH (0,0-1,0): 0,0
126,7 milyar • Pendapatan dari Pemprov 2018: Rp
• Tambahan Dana TAPE: 139,6 milyar
Skenario 1: Rp 14,7 milyar (12% • Tambahan Dana TAPE:
transfer 2018) Skenario 1: Rp 4,2 milyar (3%
Skenario 2: Rp 16,2 milyar (13% transfer 2018)
transfer 2018) Skenario 2: Rp 2,6 milyar (2%
transfer 2018)
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI
67
Apa kesimpulan kedua skenario?
Skenario Skenario
1 2
Terima Kasih