Anda di halaman 1dari 20

PENGANGGARAN BERBASIS

KINERJA
Our Topic...

Sejarah Definisi Prinsip Elemen

Indikator Siklus Komponen Penerapan

Keuntungan Aplikasi
Sebelum ini kita menerapkan sistem
penganggaran yang bersifat line-item
(tradisional) yaitu suatu sistem penganggaran
yang disusun dengan penekanan terhadap
pengendalian atas pengeluaran.

Penggantinya penganggaran berbasis kinerja,


bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan publik dan memperkuat dampak
dari peningkatan pelayanan kepada publik
Anggaran Berbasis Kinerja adalah penyusunan penganggaran yang
didasarkan atas perencanaan kinerja, yang terdiri dari program dan
kegiatan yang akan dilaksanakan dan indikator kinerja yang ingin
dicapai oleh suatu entitas anggaran (Indrawati, 2007)

Anggaran Yang Berorientasi Pada Kinerja adalah suatu sistem


penganggaran yang berorientasi output organisasi dan
berkaitan sangat erat terhadap visi-misi dan rencana strategis
organisasi

Anggaran kinerja mengalokasikan sumberdaya pada program bukan


pada unit organisasi semata dan memakai ukuran output
sebagai indikator kinerja organisasi
Pengertian Anggaran Berbasis Kinerja
Anggaran berbasis kinerja adalah
– anggaran yang menghubungkan anggaran negara
(pengeluaran negara) dengan hasil yang diinginkan (output
dan outcome) sehingga setiap rupiah yang dikeluarkan
dapat dipertanggungjawabkan kemanfaatannya.

– Performance based budgeting dirancang untuk


menciptakan efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas dalam
pemanfaatan anggaran belanja publik dengan output dan
outcome yang jelas sehingga semua anggaran yang
dikeluarkan dapat dipertangungjawabkan secara
transparan kepada masyarakat luas.
PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA
adalah penyusunan anggaran dengan memperhatikan
keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran dan
hasil yang diharapkan termasuk efisiensi dalam
pencapaian hasil dan keluaran tersebut”.
(mengacu pada Pasal 7 ayat (1) PP No.21/2004)

Dalam penganggaran berbasis kinerja diperlukan


indikator kinerja, standar biaya, dan evaluasi kinerja
dari setiap program dan jenis kegiatan”
(mengacu pada Pasal 7 ayat (2) PP No.21/2004)
Prinsip-prinsip Pengelolaan Anggaran Berbasis Kinerja Yang Baik

Suatu Sistem Pengelolaan Anggaran yang baik harus mencakup prinsip-prinsip seperti di
bawah ini :
– Realistis , artinya perencanaan anggaran dilakukan dengan memperhitungkan
kebutuhan yang sesungguhnya (real) sehingga pada waktu pelaksanaan tidak jauh
menyimpang dari rencana;
– Transparan, terbuka bagi masyarakat baik dalam penerimaan maupun pengeluaran.
Hal ini memperkecil kemungkinan kesempatan penyalahgunaan anggaran;
– Sesuai dengan otorisasi, artinya dana publik dibelanjakan sesuai dengan otorisasi
yang telah ditetapkan ;
– Laporan yang benar dan baik; artinya laporan pengeluaran sesuai dengan pengeluaran
aktual atau sesungguhnya, dilaporkan tepat waktu dan sesuai dengan ketentuan.
– Adanya pengawasan dan audit , artinya pengawasan dan audit baik oleh pihak luar
(eksternal) maupun internal dilaksanakan dengan benar dan dapat diandalkan;
– Kepastian tersedianya dana; artinya unit pengguna anggaran harus mempunyai
kepastian mengenai ketersediaan dananya.
– Taat peraturan; artinya ada suatu budaya pengelolaan keuangan yang mampu
meningkatkan ketaatan terhadap peraturan.
– Adanya output dan outcome yang harus dicapai baik dalam jangka waktu satu tahun
(mengacu pada RKA_KL)maupun lima tahun (sesuai dengan Rencana Strategis)
– Adanya ukuran atas output dan outcome yang menunjukkan kinerja
Elemen-Elemen Penganggaran Berbasis Kinerja

1. Visi dan Misi yang hendak dicapai


2. Tujuan
3. Sasaran
4. Program
5. Kegiatan.
PENJABARAN VISI MISI MENJADI SUB KEGIATAN
RENCANA KERJA
VISI

MISI

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROGRAM

KEGIATAN

SUB KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA :
1. Inputs:
Segala sesuatu yg dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan
untuk menghasilkan keluaran
2. Proses:
Sesuatu yg menunjukkan cara/nuansa pencapaian sasaran dan tujuan, atau
hasil yg akan diperoleh dlm waktu harian, mingguan,bulanan.
3. Outputs:
Sesuatu yg diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan yg dpt berupa
fisik & atau non fisik
4. Outcomes:
Segala sesuatu yg mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada
jangka menengah (efek langsung)
5. Benefit:
Sesuatu yg terkait dg tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan
6. Impact:
Pengaruh yg ditimbulkan baik positif maupun negatif pada setiap tingkatan
indikator berdasarkan asumsi yg telah ditetapkan

11
11
Pengadaan
INPUT /MASUKAN O.Generik
Sumberdaya (anggaran/dana, sumberdaya manusia, peralatan/teknologi, material) Jumlah Dana
Yang dipergunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan Rp

1.Ketaatan pd Hk
PROSES /Aturan
Upaya yang dilakukan dalam rangka mengolah masukan menjadi keluaran 2.Rata-rata Waktu
Pengadaan
OUTPUT/KELUARAN
Sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan baik berupa fisik Jumlah Obat Generik
/non Yang tersedia
fisik

OUTCOMES/HASIL
Segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya output/keluaran. Kualitas pengobatan
Hasil nyata yang diperoleh setelah adanya output/keluaran

BENEFIT/MANFAAT
Tingkat Kesembuhan
Manfaat yang diperoleh dari adanya indikator hasil

IMPACT/DAMPAK
Pengaruh yang ditimbulkan dari adanya manfaat yang diperoleh dari hasil dari Tingkat Kesehatan
suatu Masy
12
Kegiatan. Sifatnya makro, regional 12
12
SIKLUS
ANGGARAN
PENETAPAN
KINERJA PENETAPAN
SASARAN: OUTPUT
KEGIATAN/
& OUTCOME
SUB KEG.

PENETAPAN
JENIS &
PENETAPAN BESARAN INPUT
PROGRAM

MENGHITUNG
ANGGARAN DNG
PENGUKURAN STANDAR BIAYA
KINERJA

1 s/d 5 dimuat PERTANG- PELAKSANAAN


didalam dokumen GUNG KEGIATAN &
anggaran JAWABAN PEMBELANJAAN
5 KOMPONEN POKOK
DALAM PENGANGGARAN
BERBASIS KINERJA SATUAN KERJA MEMPUNYAI
KELUARAN YANG JELAS &
TERUKUR SEBAGAI AKIBAT DARI
PELAKSANAAN KEGIATAN

SATUAN KERJA SEBAGAI


PENANGUNGJAWAB
PERHITUNGAN ANGGARAN
PENCAPAIAN
DIDASARKAN PADA STANDAR
KELUARAN/OUTPUT
BIAYA (BERSIFAT UMUM DAN
KEGIATAN/ SUBKEGIATAN
BERSIFAT KHUSUS)

RANGKAIAN TINDAKAN YG
DILAKSANAKAN SATUAN KERJA PEMBEBANAN
SESUAI DENGAN TUGAS POKOKNYA ANGGARAN PADA
UNTUK MENGHASILKAN KELUARAN JENIS BELANJA YANG
YANG DITENTUKAN SESUAI
Penerapan penganggaran berbasis kinerja yang baik dapat memberikan
landasan yang kuat untuk :

Menghitung biaya yang dibutuhkan, mengkaitkan biaya dengan aktivitas


(a) dan hasil-hasil yang diharapkan

Pengambilan keputusan kebijakan dan penentuan prioritas anggaran, guna


(b)
menajamkan informasi tentang aktivitas, satuan biaya, dan outcomes.

Pengendalian pengeluaran, guna memastikan keabsahan, validasi,


(c) kewajaran, keakuratan, dan kejujuran dalam pengelolaan anggaran;

Pengelolaan terhadap aktivitas yang sedang berjalan, guna mengevaluasi


(d)
sejauhmana keberhasilan pelaksanaan program/ kegiatan.

Pelaporan pelaksanaan anggaran dan akuntabilitas kinerja, agar tidak hanya


(e)
berfokus pada input dan output, tetapi juga pada outcomes.
Keuntungan Penerapan Anggaran Berbasis
Kinerja
1. Anggaran Berbasis Kinerja memungkinkan pengalokasian
sumber daya yang terbatas untuk membiayai kegiatan
prioritas pemerintah sehingga tujuan pemerintah dapat
tercapai dengan efisien dan efektif.
2. Pelaksanaan kegiatan pemerintah yang transparan. Dengan
anggaran yang jelas, dan juga output yang jelas, serta
adanya hubungan yang jelas antara pengeluaran dan
output yang hendak dicapai maka akan tercipta
transparansi
3. Anggaran memungkinkan untuk peningkatan efisiensi
administrasi. Dengan adanya fokus anggaran pada output
dan outcome maka diharapkan tercipta efisiensi dan
efektivitas dalam pelaksanaan pekerjaan
Aplikasi Penganggaran Berbasis Kinerja
(DKK Sukoharjo)
VISI
“Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Paripurna
Menuju Masyarakat yang Sehat, Sejahtera dan
Mandiri“

MISI
1. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan
sebagai bagian dari upaya pembangunan
kesehatan untuk mewujudkan masyarakat
yang sehat dan sejahtera.
2. Membentuk tata kehidupan masyarakat
yang berperilaku hidup bersih dan sehat
dengan mengembangkan pemberdayaan
masyarakat, menuju kemandirian
3. Meningkatkan pengendalian penyakit
dengan upaya pencegahan penyakit menular
dan tidak menular serta mewujudkan
kualitas kesehatan lingkungan
4. Mewujudkan kualitas sumber daya
kesehatan yang profesional
Lanjutan...
Tujuan PROGRAM
1. Meningkatkan jumlah, mutu dan penyebaran
tenaga kesehatan ; Program Peningkatan
2. Meningkatkan jumlah, efektifitas dan
efisiensi penggunaan biaya kesehatan ;
Kapasitas Sumber Daya
3. Meningkatkan ketersediaan sarana, Aparatur
prasarana dan dukungan logistic yang
semakin merata, terjangkau dan
dimanfaatkan oleh masyarakat. KEGIATAN
Sasaran
1. Tersedianya berbagai tenaga kesehatan yang Pendidikan dan Pelatihan
sesuai dan mendukung konsep Kebijakan Formal
Paradigma Baru Puskesmas
2. Berkembangnya system pembiayaan pra
upaya dalam bentuk JPKM
3. Tersedianya peralatan kesehatan yang sesuai
SUB KEGIATAN
dengan kebutuhan masyarakat Pelatihan Kader Berdaya
4. Tersedianya perbekalan kesehatan yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Anggaran
Pelatihan Kader
Berdaya
PMK NO 32
Kegiatan Item Unit Cost Satuan Jumlah Total
Tahun2018
Pelatihan
Kader Honor Narasumber 1.700.000 orang/jam 3 5.100.000 hal 81
Berdaya Transport PP-ekonomi
Narasumber
(Solo-Jakarta) 2.342.000 1 2.342.000 hal 99
Transport Narsum Kota
Semarang 250.000 orang/kali 2 500.000 hal 77

Transport lokal peserta 150.000 orang/kali 100 15.000.000 hal 81

Snack peserta 15.000 orang/kali 2X100 3.000.000 hal 90

Makan siang peserta 38.000 orang/kali 100 3.800.000 hal 90

Total 29.742.000
THANK YOU
Sumber:
- Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 32/PMK/2018 Tentang
Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2019
https://drive.google.com/open?id=18nUscBmArpu5TRnjRjiumIA9
ANwvXhab

- Dokumen Pelaksanaan Anggaran DKK Kab Sukoharjo 2019


https://drive.google.com/open?id=1OeDtQOnkslHyruFb4Xjq0u3o
FOb4LmFL

- Tabel Profil Kab Sukoharjo 2018


https://drive.google.com/open?id=15_4C8EBMy9uIF9OpiloY_0cXJ
o3BqQup

Anda mungkin juga menyukai