Tugas Mandiri:
Stase Praktik Keperawatan Dasar Profesi (KDP)
HALAMAN JUDUL
Disusun Oleh:
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Sdr. K
dengan Cedera Kepala Berat di Ruang IMC Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta”.
Laporan ini disusun sebagai syarat memenuhi tugas mandiri Praktik Stase
Keperawatan Dasar Profesi (KDP). Laporan ini dapat selesai dengan baik tidak lepas
dari campur tangan dan dukungan berbagai pihak, yaitu :
1. Bapak dr. Purwoadi Sujatno, Sp.,PD.,MPH., selaku Direktur Rumah Sakit
Bethesda Yakkum Yogyakarta yang telah memberi izin kepada mahasiswa untuk
melaksanakan praktik profesi ners.
2. Ibu Vivi Retno Intening, S. Kep., Ns., MAN., selaku Ketua STIKES Bethesda
Yakkum Yogyakarta.
3. Ibu Ethic Palupi, S. Kep., Ns., MNS., selaku Ketua Prodi Pendidikan Profesi
Ners STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.
4. Ibu Fransisca Winandari, S.Kep., Ns., MAN, selaku perceptorship akademik
yang telah memberikan bimbingan dan saran selama penyusunan laporan.
5. Bapak Wahyu Widiyanto, S.Kep., Ns., selaku pembimbing klinik di ruang PSA.
6. Ibu Nuning Sulistyowati, S.Kep., Ns., selaku pembimbing klinik di ruang PSA.
7. Semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan ini, yang tidak dapat
penyusun sebutkan satu persatu.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, maka
dari itu penulis mengharap kritik dan saran membangun demi meningkatkan
kesempurnaan laporan ini. Akhir kata semoga laporan ini bermanfaat.
Yogyakarta, Agustus 2021
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR................................................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................................2
1. Pengertian.......................................................................................................4
2. Anatomi Fisiologi...........................................................................................4
3. Klasifikasi ....................................................................................................10
4. Patoflowdiagram...........................................................................................10
5. Pemeriksaan Penunjang................................................................................11
1. Pengkajian.....................................................................................................17
2. Diagnosis Keperawatan................................................................................19
4. Discharge Planning.......................................................................................20
iv
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN...............................................................22
1. IDENTITAS..................................................................................................22
3. PEMERIKSAAN FISIK...............................................................................31
4. RENCANA PULANG..................................................................................35
5. DIAGNOSTIK TEST...................................................................................36
6. PROGRAM PENGOBATAN.......................................................................36
7. PROGRAM TINDAKAN.............................................................................39
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cidera Kepala merupakan adanya pukulan atau benturan mendadak pada
kepala dengan atau tanpa kehilangan kesadaran. Cedera kepala merupakan
salah satu penyebab kematian dan kecacatan pada kelompok usia produktif
yaitu antara umur 15 – 45 tahun dan lebih di dominasi oleh kaum laki-laki
yang sebagian besar disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, berupa tabrakan
kendaraan sepeda motor, mobil, sepeda dan penyeberang jalan yang ditabrak,
sisanya disebabkan oleh jatuh dari ketinggian, tertimpa benda, olah raga,
korban kekerasan dan lain sebagainya (Tobing, 2011).
Cedera kepala masih merupakan permasalah kesehatan global sebagai
penyebab kematian, disabilitas, dan deficit mental. Cedera kepala menjadi
salah satu penyebab kematian disabilitas pada usia muda. Penderita cedera
kepala sering mengalami edema cerebri yaitu akumulasi kelebihan cairan di
intraseluler atau ekstraseluler ruang otak atau perdarahan intrakranial yang
mengakibatkan meningkatnya tekanan intra kranial. (Kumar, dkk, 2013)
World Health Organization tahun 2015, mengatakan bahwa cedera kepala
mencapai 500.000 kasus, terdiri dari cidera kepala ringan sebanyak 296.678
orang (59,3%),cidera kepala sedang sebanyak 100.890 orang (20,70%) dan
cidera kepala berat sebanyak 102.432 orang (20,4%). Dari jumlah kasus
tersebut 10 % penderita meninggal sebelum tiba dirumah sakit. Di Indonesia
jumlah korban kecelakaan lalu lintas pada tahun 2014 terdapat 24.469 orang
dengan jumlah kematian 9.865 orang (39,9%) tahun 2015 terdapat 32.271
orang dengan jumlah kematian 11.204 orang (34,7%) dan pada tahun 2016
menjadi 33.827 kasus dengan jumlah kematian 11.610 orang (34,4%). Dari
data tahun 2014 di atas didapatkan bahwa setiap harinya terdapat 31 orang
1
2
yang atau dengan kata lain setiap 45 menit terdapat 1 orang yang meninggal
akibat kecelakaan lalu lintas (Riskesdas, 2013 ).
Berdasarkan data di atas penulis tertarik untuk menyusun laporan asuhan
keperawatan dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Sdr. K dengan Cedera
Kepala Berat di Ruang IMC Rumah Sakit Bethesda Yakkum Yogyakarta”
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana konsep dasar medis cedera kepa berat?
2. Bagaimana konsep dasar keperawatan cedera kepala berat?
3. Bagaimana asuhan keperawatan pada kasus cedera kepala berat?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengetahui asuhan keperawatan pada kasus
gangguan pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan secara tepat
pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
b. Mahasiswa mampu merumuskan diagnosis keperawatan pada pasien
dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
c. Mahasiswa mampu menyusun rencana keperawatan pada pasien
dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
d. Mahasiswa mampu melakukan intervensi keperawatan pada pasien
dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
e. Mahasiswa mampu membuat evaluasi keperawatan pada pasien
dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Fisiologi
3. Patoflowdiagram
World Health Organization tahun 2015, mengatakan bahwa cedera kepala
mencapai 500.000 kasus, terdiri dari cidera kepala ringan sebanyak 296.678
orang (59,3%),cidera kepala sedang sebanyak 100.890 orang (20,70%) dan
cidera kepala berat sebanyak 102.432 orang (20,4%). Dari jumlah kasus
tersebut 10 % penderita meninggal sebelum tiba dirumah sakit.
4. Klasifikasi
a. Pukulan langsung
3
4
5. Pemeriksaan Penunjang
5
d. Pemeriksaan fisik
1) Sistem respirasi: Suara nafas, pola nafas (kusmaull, cheyene stokes,
biot, hiperventilasi, ataksik), nafas berbunyi, stridor, tersedak, ronki,
mengi positif (kemungkinan karena aspirasi).
2) Kardiovaskuler: Pengaruh perdarahan organ atau pengaruh
peningkatan tekanan intracranial (TIK).
3) Kemampuan komunikasi: Kerusakan pada hemisfer dominan, disfagia
atau afasia akibat kerusakan saraf hipoglosus dan saraf fasialis.
4) Psikososial: Data ini penting untuk mengetahui dukungan yang didapat
pasien dari keluarga.
5) Aktivitas/istirahat: Lemah, lelah, kaku dan hilang keseimbangan,
perubahan kesadaran, letargi, hemiparese, guadriparese, goyah dalam
berjalan (ataksia), cidera pada tulang dan kehilangan tonus otot.
6) Sirkulasi: Tekanan darah normal atau berubah (hiper/normotensi)
perubahan frekuensi jantung nadi bradikardi, takhikardi dan aritmia.
7) Integritas Ego: Perubahan tingkah laku/kepribadian, mudah
tersinggung, delirium, agitasi, cemas, bingung, impulsive dan depresi.
6
8) Eliminasi: buang air besar (BAB) atau buang air kecil (BAK)
mengalami inkontinensia/disfungsi.
9) Makanan/cairan: Mual, muntah, perubahan selera makan, muntah
(mungkin proyektil), gangguan menelan (batuk, disfagia).
10) Neurosensori: kehilangan kesadaran sementara, vertigo, tinitus,
kehilangan pendengaran, perubahan penglihatan, diplopia, gangguan
pengecapan/pembauan, perubahan kesadaran, koma. Perubahan status
mental (orientasi, kewaspadaan, atensi dan kinsentarsi) perubahan
pupil (respon terhadap cahaya), kehilangan penginderaan, pengecapan
dan pembauan serta pendengaran. Postur (dekortisasi, desebrasi),
kejang. Sensitive terhadap sentuhan / gerakan.
11) Nyeri/Keyamanan: sakit kepala dengan intensitas dan lokai yang
berbeda, wajah menyeringa, merintih, respon menarik pada rangsang
nyeri yang hebat, gelisah
12) Keamanan: Trauma/injuri kecelakaan, fraktur dislokasi, gangguan
penglihatan, gangguan range of motion (ROM), tonus otot hilang
kekuatan paralysis, demam, perubahan regulasi temperatur tubuh.
13) Penyuluhan/Pembelajaran: Riwayat penggunaan alcohol/obat-obatan
terlarang.
2. Diagnosis Keperawatan
a. Risiko perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan cedera kepala
b. Pola nafas tidak efektif berhubungan gangguan neurologis
c. Risiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan
ketidakseimbangan cairan
d. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan
e. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
f. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan hipoksiaa serebral
g. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan neuromskuler
7
2. Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama Manajemen jalan nafas
berhubungan gangguan 3 x 24 jam pola nafas membaik dengan kriteria 1. Monitor pola nafas
hasil : 2. Monitor bunyi nafas
neurologis
1. Ventilasi semenit meningkat tambahan
2. Dispnea menurun 3. Monitor sputum
3. Penggunaan otot bantu nafas menurun 4. Lakukan
4. Frekuensi nafas membaik penghisapan lendir
5. Kedalaman nafas membaik kurang dari 15 detik
9
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Tgl Pengkajian: 25 Mei 2021 Pukul: 07.30 WIB Oleh: Kelompok 1
1. IDENTITAS
a. Pasien
Nama :
Tempat/tgl lahir (umur) :
Agama :
Status perkawinan : Belum menikah
Pendidikan :
Pekerjaan :
Lama Bekerja :
Suku / Bangsa : Jawa Indonesia
Tgl. Masuk RS : 2021
No. RM :
Ruang : Ruang PSA
Diagnosis Kerja/Medis :
Alamat :
b. Keluarga/ penanggungjawab
Nama :
Hubungan :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
10
11
c. Kesehatan pasien
1) Keluhan utama saat dikaji
Tidak terkaji.
2) Keluhan tambahan saat dikaji
Tidak terkaji karena.
3) Alasan utama masuk Rumah Sakit
Pasien mengalami
4) Riwayat Penyakit Sekarang (sejak sblm masuk RS sampai saat dikaji)
Pada tanggal 24 Mei 2021 pukul 00.30
5) Riwayat Penyakit yang lalu:
Keluarga pasien mengatakan pasien.
6) Alergi
Keluarga pasien mengatakan pasien memiliki alergi dingin.
d. Kesehatan Keluarga
Keterangan
: Perempuan
: Laki-laki
: Pasien
: Serumah
: Meinggal
Keterangan:
Pasien merupakan anak ke-3 dari 3 bersaudara. Pasien tinggal semdiri karena kedua
kakaknya telah menikah. Kakak pertama perempuan dan kakak kedua laki-laki.
Kedua orang tua pasien sudah meninggal. Ayah pasien meninggal ketika pasien
berumur 10 tahun karena sebuah kecelakaan dan Ibu pasien meninggal pada tahun
12
2015 karena sakit kanker payudara. Keluarga pasien (kakak) mengatakan bahwa
tidak ada sakit turunan seperti DM, ataupun hipertensi.
2. POLA FUNGSI KESEHATAN
a. Pola nutrisi-Metabolik
1) Sebelum sakit
- Frekuensi makan :
- Jenis makanan/diet:
- Porsi yang dihabiskan : porsi
- Makanan tambahan/vitamin :
- Kebiasaan makan :
- Nafsu makan:
- Banyaknya minum (cc/24 jam) :
- Jenis minuman :
- Perubahan BB 6 bulan terakhir:
2) Selama sakit
- Jenis makanan :
- Frekuensi makan :
- Porsi makan yang dihabiskan :
- Banyak minum dalam sehari 150 cc, jenis air putih
- Pasien terpasang NGT ukuran 16 fr
- Keluhan: pasien mengalami penurunan kesadaran
b. Pola Eliminasi
1) Sebelum sakit
a) Buang air besar BAB
- Frekuensi : 1 kali sehari
- Waktu : pagi hari
- Warna : coklat
- Konsistensi : lembek
- Posisi waktu BAB : jongkok
- Penghantar untuk BAB : Tidak ada
- Pemakaian obat : Pasien tidak menggunakan obat
- Keluhan : Tidak ada
b) Buang air kecil (BAK)
13
4 = tergantung total
b) Kebutuhan tidur
- Jumlah tidur dalam sehari
Tidur siang : 4-5 jam
Tidur malam : pasien sering begadang
- Tidur yang diutamakan adalah tidur siang
- Kebiasaan pengantar tidur : Tidak ada
- Klien tidur sendiri
- Perangkat/alat yang selalu digunakan untuk tidur : bantal dan
selimut
- Keluhan dalam hal tidur : Tidak ada
c) Kebutuhan istirahat
- Klien beristirahat seringnya dengan menonton televisi
2) Selama Sakit
a) Keadaan Aktivitas
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilitas di TT
Berpindah
Ambulasi/ROM
Ket. 0 = mandiri
1 = alat bantu
2 = dibantu orang lain
3 = dibantu orang lain dan alat
4 = tergantung total
b) Kebutuhan Tidur
- Jumlah tidur dalam sehari :
Tidur siang :Pasien lebih banyak tidur
15
1) Penggunaan tembakau
- Pasien merokook, sehari bisa menghabiskan satu bungkus rokok (12 batang)
2) NAPZA:
Tidak
3) Alkohol
Tidak
4) Intelektual
Tidak bisa dikaji
f. Pola reproduksi-seksualitas
1) Gangguan hubungan seksual : Tidak terkaji
2) Pemahaman terhadap fungsi seksual : tidak terkaji
3) Masalah menstruasi/hormonal : Tidak ada keluhan
g. Pola kognitif-persepsi/sensori
1) Keadaan mental : Pasien somnolen, E:2 V:2 M:4 , GCS=8
2) Berbicara : Pasien hanya mengerang ketika diberi rangsangan
3) Bahasa yang dikuasai : Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa
4) Kemampuan membaca : Tidak bisa dikaji
5) Kemampuan berkomunikasi : Pasien tidak dapat berkomunikasi secara verbal
6) Kemampuan memahami informasi : Kemampuan memahami informasi pasien
menurun
7) Tingkat ansietas : pasien terlihat gelisah
8) Ketrampilan berinteraksi: Pasien dapat memahami interaksi dengan orang lain
9) Pendengaran : Pendengaran pasien baik
10) Penglihatan : Penglihatan pasien baik
11) Vertigo : Pasein tidak memiliki riwayat vertigo
12) Tak nyaman/nyeri :Tidak bisa dikaji. Namun pasien mengernyitkan dahi
ketika lengan kanan digerakkan
13) Upaya yang dilakukan untuk mengatasi nyeri : Mengistirahatkan pasein (bed
rest)
17
3. PEMERIKSAAN FISIK
a. Pengukuran TB : 172 cm
b. Pengukuran BB : 60 kg
BB Ideal: [TB-100]-[(TB-100) x 10%]
= [172-100]-[(172-100) x 10%]
= 64,8
IMT: BB (kg) / TB(m)2
= 60 / 2,9584
= 20,2 (BB Ideal)
c. Pengukuran tanda vital
1) Tekanan darah: 110/70 mmHg, diukur di lengan kiri, posisi pasien
supinasi
2) Nadi : 71 x/mnt, irreguler, diukur di nadi radial, kualitas lemah
3) Suhu : 37,90C, diukur di dahi menggunakan thermometer digital
4) Respirasi : 22 x/mnt, reguler, tipe pernapasan dalam
d. Tingkat Kesadaran (kuantitatif & kualitatif)
1) Kualitatif : Delirium
2) Kuantitatif : E : 2 V:2 M:4
e. Keadaan umum
Pasien tampak sakit berat. Alasan : klien mengalami penurunan
kesadaran, klien terpasang ngt, dc, neck collar, 02 nasal, terpasang
restrain, dan klien bedrest total
f. Urutan Pemeriksaan Fisik:
1) Kulit secara menyeluruh
Warna kulit cokelat, turgor kulit elastis, terdapat memar pada pelipis,
lecet di dagu pipi dan lengan kanan.
2) Kepala
- Bentuk kepala normocephal, kulit kepala bersih tidak ada
ketombe
- Pertumbuhan rambut lebat, rambut berwarna hitam
- Kesan wajah simetris
19
3) Mata
- Mata bersih
- Konjungtiva merah muda, sklera berwarna putih
- Pupil isokor
- Kelopak mata kanan terlihat memar
- Refleks terhadap cahaya = kanan : positif, kiri : positif
- Terdapat bekas luka lecet pelipis kanan
4) Telinga
- Fungsi pendengaran baik
- Bentuk telinga simetris
- Terdapat luka robek pada telinga kanan
- Terdapat sedikit pus
- Terdapat bekas jahitan di telinga kanan (9 jahitan)
5) Hidung
- Posisi septum di tengah
- Tidak terdapat sekret pada hidung
- Nyeri sinus, polip : tidak ada
- Penggunaan aksesoris : tidak ada
- Pasien terpasang NGT di lubang hidung sebelah kiri
- Terpasang O2 nasal 2liter/menit
6) Mulut dan tenggorokan
- Pasien tidak mampu berbicara dan mengunyah
- Bibir kering
- Tidak ada luka
- Uvula ditengah
- Kondisi gigi,orofaringm tonsil : tidak terkaji, karena klien sulit
untuk membuka mulutdengan kondisinya yang somnolen
- Orofaring: bau nafas, terdapat dahak
7) Leher
- Terpasang neck collar
8) Tengkuk: Tidak terkaji karena klien mengalami cedera servikal
20
9) Dada
a) Inspeksi
(1) Dada tampak simetris
(2) Tidak tedapat kelainan bentuk dada
(3) Terdapat luka ditutup kassa
(4) Retraksi dada tidak ada
(5) Ekspansi dada simetris
(6) Pernafasan 22 x/menit jenis pernafasan dada-perut
(7) Ictus cordis : tidak tampak
b) Palpasi
(1) Dada simetris sewaktu bernafas
(2) Tidak terdapat nyeri tekan pada bagian dada
(3) Tidak teraba ada massa
(4) Pernafasan dalam
c) Perkusi
Batas-batas jantung :
Atas : ICS 2sinistra
Bawah : ICS 6 sinistra
Kanan : ICS 2 linea sternalis dekstra
Kiri : ICS 5 linea mid clavikula sinistra
d) Auskultasi
(1) Suara vesikuler : di lapang paru
(2) Terdengar suara ronkhi
(3) Bunyi jantung : S1 dan S2 (lub dub)
10) Punggung
Pasien tidak memiliki kelainan bentuk tulang punggung , punggung
berwarna kecoklatan, dan tidak ada luka
11) Abdomen
a) Inspeksi
(1) Warna kulit cokelat merata
(2) Bentuk/kontur : datar/ rata
21
15) Refleks
- Refleks fisiologis: tidak bisa dikaji, klien mengalami penurunan
kesadaran
- Reflek patologis: Babinski (-)
4. RENCANA PULANG
a. Bantuan yang diperlukan setelah pulang :
Perawatan kateter dan NGT, cara pemberian makan melalui NGT, latih
ROM pasif pada pasien (mika-miki)
b. Antisipasi masalah perawatan diri di rumah :
Edukasi untuk melakukan home care
c. Di tempat tinggalnya, pasien tinggal dengan :
Pasien tinggal bersama 2 kakak kandungnya.
d. Keinginan tinggal setelah pulang :
Tinggal di rumah sebelumnya
e. Pelayanan kesehatan yang di gunakan sebelumnya :
Rumah Sakit, Puskesmas
f. Kendaraan yang digunakan saat pulang :
Mobil
g. Antisipasi terhadap keuangan setelah pulang :
BPJS
23
5. DIAGNOSTIK TEST
a. Pemeriksaan Laboratorium
1)
b. Pemeriksaan CT-Scan
Kesan: Terdapat odema serebri, SAH.
6. PROGRAM PENGOBATAN
a. Ketese 2 x 50 mg melalui IV
b. Tisoz 2 x 1 gr melalui IV
c. Phenytoin 2 x 100 mg melalui IV
d. Lansoprazole 1 x 40 mg melalui IV
e. Manitol 1 x 125 cc melalui IV
f. Ranitidine 2 x 25 mg melalui IV
g. Paracetamol 2 x 1000 mg melalui IV bila perlu
ANALISIS OBAT
tersambung ke
anus), gastritis,
dehidrasi berat.
2. Tizos 2 x 1 Untuk Hipersensitivitas Syok, reaksi Observasi
gr melaui IV mengobati terhadap hipersensitif, adanya efek
infeksi serius kandungan obat. defisiensi vitamin samping obat
yang sakit kepala, dan kaji
disebabkan gangguan saluran tanda-tanda
oleh bakteri pencernaan vital.
toksik. perdarahan
intracranial
aktif.
6. Ranitidine 2 Dyspepsia Riwayat porfiria Mual dan Observasi
x 25 mg kronis, akur dan muntah, sakit adanya efek
melalui IV GERD. hipersensitivitas kepala, insomnia, samping obat
terhadap vertigo, ruam, dan kaji
ranitidine. konstipasi dan tanda-tanda
diare. vital.
7. PROGRAM TINDAKAN
a. Oral hygiene
b. Zonde
c. Pengobatan obat melalui IV: Ketese 2 x 50 mg, Tisoz 2 x 1 gr, Phenytoin 2 x
100 mg, Lansoprazole 1 x 40 mg, Manitol 1 x 125 cc, Ranitidine 2 x 25 mg,
Paracetamol 2 x 1000 mg.
26
ANALISIS DATA
- Pasien gelisah
5. Reflesk saraf membaik 3. Berikan posisi semi fowler 3. Menurunkan aliran darah
300 ke otak karena otak
mengalami edema
4. Minimalkan stimulus 4. Lingkungan yang nyaman
akan memberikan
dengan menyediakan
Kelompok 1 kenyamanan kepada
lingkungan yang tenang.
pasien sehingga
diperlukan untuk
mempertahankan
lingkungan yang nyaman.
5. Diuretic osmosis
5. Kolaborasi pemberian membantu mengurangi
diuretic osmosis. terjadinya penumpukan
cairan.
Kelompok 1 Kelompok 1
lingkungan 3. Kadar sel darah putih dalam 2. Berikan perawatan luka 2. Agar tidak terjadi
batas normal(5.000-10.000) pada kulit yang mengalami infeksi pada luka
Kelompok 1 4. Kultur area luka membaik luka pasien.
Kelompok 1 3. Mencegah transmisi
bakteri dan infeksi
3. Cuci tangan sebelum dan
nosokomial
sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
4. Agar pasien dan
pasien
keluarga dapat
4. Jelaskan tanda dan gejala
mengetahui tanda dan
infeksi
gejala infeksi.
5. Obat antibiotik
5. Kolaborasikan pemberian
digunakan untuk
obat antibiotik
mengatasi dan
Kelompok 1 mencegah terjadinya
infeksi akibat bakteri.
Kelompok 1
DAFTAR PUSTAKA
Kumar, S., Andreti, J., Zhafira, N, H., (2013). “ The Analysis of Product, Price,
Place, Promotion, and Service Quality on Customer’s Buyer Decision of
Convenience Store,” International Journal of Advences in Managament and
Economics.
Muttaqin, A. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan sistem
Persyarafan, Jakarta: Salemba Medika.
Smeltzer & Bare (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Bruner &
Suddarth. Edisi 8.Jakarta : EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan Edisi 1 Cetakan 3. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi
dan Kriteria Hasil Keperawatan Edisi 1 Cetakan 3. Jakarta: Dewan Pengurus
Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Wijaya, A.S dan Putri, Y.M. (2013). Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan
Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha Medik