Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akhlak Dan Tasawuf
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Kelas A
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahma-Nya, sehingga penulisan
makalah yang berjudul “ Pengertian, Sumber Ajaran, Asal Usul Tasawuf, Tujuan, Latar
Belakang Timbulnya Tasawuf “ ini dapat tersusun sampai dengan selesai Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER......................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB III
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................................1
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tasawuf...............................................................................................................2
D. Tujuan Tasawuf.....................................................................................................................4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................................................6
B. Saran.....................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tasawuf merupakan salah satu cabang ilmu keislaman yang lebih menekankan pada
dimensi atau aspek spiritual dalam Islam.1 Tasawuf adalah ilmu yang mulia karena
berkaitan dengan ma`rifah kepada Allah Ta`ala dan mahabbah kepada-Nya. Dan
tasawuf adalah ilmu yang paling utama secara mutlak.2 Lahirnya tasawuf bersamaan
dengan timbulnya agama Islam itu sendiri, maka dari itu ilmu tasawuf tidak lepas dari
pengaruh Al-Qur`an dan hadits. Inti untuk mencapai tasawuf adalah beriman kepada
Allah, menyerahkan diri kepada-Nya, mengamalkan amalan yang sholeh dan
menjauhi serta meninggalkan semua larangan-larangan Allah Swt.
Kajian Tasawuf merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kajian Islam di
Indonesia. Sejak masuknya Islam di Indonesia telah tampak unsur tasawuf mewarnai
kehidupan keagamaan masyarakat, bahkan hingga saat ini nuansa tasawuf masih
kelihatan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pengamalan keagamaan sebagian
kaum muslimin Indonesia, terbukti dengan semakin meraknya kajian Islam dan juga
melalui gerakan Tarekat Muktabarah.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tasawuf
Pengertian tasawuf menurut Etimologo, menurut Amin Syukur adalah istilah yang
baru di dunia Islam. Istilah tersebut belum ada pada zaman Rasulullah saw, juga pada
zaman para sahabat namun prakteknya sudah dijalankan pada masa itu. Bahkan,
tasawuf sendiri tidak ditemukan dalam dalam Al-Qur’an. Tasawuf adalah sebutan
untuk mistisisme Islam. Dalam pandangan etimologi kata suϔi mempunyai pengertian
yang berbeda. Menurut Haidar Bagir, kata sufi berasal bahasa Arab yang merujuk
pada beberapa kata dasar. Di antaranya adalah: 1. Kata shaff (baris, dalam shalat),
karena dianggap kaum sufi berada dalam shaff pertama. 2. Kata Shuf, yakni bahan
wol atau bulu domba kasar yang biasa mencirikan pakaian kaum suϐi. 3. Kata Ahlu
as-Shuffah, yakni parazahid (pezuhud), dan abid (ahli ibadah) yang tak punya rumah
dan tinggal di serambi masjid Nabi, seperti Abu Hurairah, Abu Dzar al-Ghifary,
Imran ibn Husein, Abu Ubaidah bin Jarrah, Abdullah ibn Mas’ud, Abdullah ibn
Abbas, dan Hudzifah bin Yaman. 4. Ada juga yang mengaitkannya dengan nama
sebuah suku Badui yang memiliki gaya hidup sederhana, yakni Bani Shufah. Dan
yang paling tepat pengertian tasawuf berasal dari kata suf (bulu domba), baik dilihat
dari konteks kebahasaan, sikap sederhana para suϐi maupun aspek kesejarahan.
Sedangkan menurut Terminologi tasawuf di definisikan oleh beberapa ahli yaitu:
a. Imam Junaid dari Baghdad (w. 910) mendefinisikan tasawuf sebagai mengambil
setiap sifat mulia dan meninggalkan setiap sifat rendah. Atau keluar dari budi
perangai yang tercela dan masuk kepada budi perangai yang terpuji.
b. Syekh Abul Hasan Asy Syadzili (w.1258), syekh subi besar dari Arika Utara,
mendefinisikan tasawuf sebagai praktik dan latihan diri melalui cinta yang dalam
dan ibadah untuk mengembalikan diri kepada jalan Tuhan.
c. Ibn Khaldun mendifinisikan tasawuf adalah semacam ilmu syar’iyah yang timbul
kemudian dalam agama. Asalnya ialah bertekun ibadah dan memutuskan pertalian
dengan segala selain Allah, hanya menghadap kepada Allah semata. Menolak
hiasan-hiasan dunia, serta membenci perkara-perkara yang selalu memperdaya
orang banyak, kelezatan harta-benda, dan kemegahan. Dan menyendiri menuju
jalan Tuhan dalam khalwat dan ibadah”.
d. Ibnu Maskawayh mengatakan akhlak ialah suatu keadaan bagi diri atau jiwa yang
mendorong (diri atau jiwa itu) untuk melakukan perbuatan dengan senang tanpa
didahului oleh daya pemikiran dan pertimbangan kerana sudah melekat dalam
dirinya.
e. Harun Nasution dalam bukunya falsafat dan Mistisme dalam Islam menjelaskan
bahwa, tasawuf merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari cara dan
jalan bagaimana seorang Islam bisa sedekat mungkin dengan Tuhan.
f. Amin syukur mendefinisikan tasawuf sebagai sistem latihan dengan kesungguhan
(riyadhah mujahadah) untuk membersihkan, mempertinggi dan memeperdalam
aspek kerohanian dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah (taqarrub) sehingga
segala perhatian hanya tertuju kepada Nya.Jadi, tasawuf adalah ilmu untuk
mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, men-jernihkan akhlaq, membangun
dhahir dan batin, untuk memperoleh kebahagiaan yang abadi. Dari deϐinisi tentang
tasawuf di atas diperhatikan dan dipahami secara utuh, maka akan tampak selain
berorientasi spiritual, tasawuf juga berorientasi moral. Dan dapat disimpulkan bahwa
basis tasawuf ialah penyucian hati dan penjagaannya darisetiap cedera, dan bahwa
produk akhirnya ialah hubungan yang benar dan harmonis antara manusia dan Allah.
Dengan demikian, supi adalah orang yang telah dimampukan Allah untuk
menyucikan hati dan menegakkan hubungannya dengan Dia dan ciptaan-Nya dengan
melangkah pada jalan yang benar, sebagaimana dicontohkan dengan sebaik-baiknya
oleh Nabi Muhammad SAW.
Zakaria al-Anshari berkata, "Tasawuf adalah ilmu yang dengannya diketahui tentang
pembersihan jiwa, perbaikan budi pekerti serta pembangunan lahir dan batin, untuk
memperoleh kebahagiaan yang abadi."
Ahmad Zaruq berkata, "Tasawuf adalah ilmu yang bertujuan untuk memperbaiki hati
dan memfokuskannya hanya untuk Allah semata. Fikih adalah ilmu yang bertujuan
untuk memperbaiki amal, memelihara aturan dan menampakkan hikmah dari setiap
hukum. Sedangkan ilmu tauhid adalah ilmu yang bertujuan untuk mewujudkan dalil-
dalil dan menghiasi iman dengan keyakinan, sebagaimana ilmu kedokteran untuk
memelihara badan dan ilmu nahwu untuk memelihara lisan."
Imam Junaid berkata, "Tasawuf adalah berakhlak luhur dan meninggal kan semua
akhlak tercela."
Zakaria al-Anshari (wafat 929 H), Ta'ligat 'ala ar-Risalah al-Qusyairiyyah. Abu Abbas Ahmad Zaruq
al-fasi (wafat 899 H), Qawa'id at-Tashawwuf. Musthafa Ismail al-Madani, An-Nashrah an-
Nabawiyyah.
Sumber sumber tasawuf yaitu ilmu tauhid, ilmu fiqih, ilmu akhlaq, ilmu kalam, Al-
Qur’an, hadis dan ilmu-ilmu lain dalam Islam yang penamaannya baru muncul
setelah Rasul wafat, demikian juga dengan ilmu tasawuf, eksistensi namanya baru
dikenal jauh setelah Rasul wafat. Namun ilmu tasawuf sesungguhnya bersumber dari
Allah, Rasul, ijma, ijtihad sufi dan qiyas sufi.
1. Allah
Allah merupakan zat sumber ilmu tasawuf, tidak ada seseorang yang mampu
menciptakan ilmu tasawuf selain Allah. Baik melalui perantaran lain atau secara
langsung. Melalui Al-Quran dengan metode membaca, menyimak, menganalisis
isi kandungan Al-Quran itu.
2. Rasullah SAW.
Rasul merupakan sumber kedua setelah Allah bagi para sufi dalam mendalami
Dan pengembangan ilmunya,karena hanya kepada Rasul sajalah Allah menitipkan
wahyu-Nya, tentulah Rasul pula yang lebih banyak tahu tentang sesuatu yang
tersirat di balik yang tersurat dalam Al-Qur'an. Semua keterangan tersebut hanya
ada di hadis Rasulullah, maka sumber yang kedua ilmu tasawuf adalah Hadis
(Sunnah Rasul)
3. Ijma
Ijma merupakan esensi yang sangat penting dalam ilmu tasawuf, karenanya
mereka dijadikan sebagai sumber yang ke tiga dalam ilmu tasawuf setelah Al-
Qur'an dan Hadis.
4. Ijtihad
Dalam kesendiriannya,para sufi banyak menghadapi pengalaman anehpengalaman
itu merupakan guru terbaik, namun Allah memberi akal untuk berfikir semaksimal
mungkin sebagai alat pembeda antara kepositifan dengan kenegatifan dalam
pengalaman
.
5. Qiyas
Qiyas merupakan penghantar sufi untuk dapat berijtihad secara mandiri jika
sedang terpisah dari jama’ahnya.
Zakaria al-Anshari (wafat 929 H), Ta'ligat 'ala ar-Risalah al-Qusyairiyyah. Abu Abbas Ahmad
Zaruq al-fasi (wafat 899 H), Qawa'id at-Tashawwuf. Musthafa Ismail al-Madani, An-Nashrah an-
Nabawiyyah.
C. Asal-usul Tasawuf
1. Sufisme berasal dari bahasa Arab suf, yaitu pakaian yang terbuat dari wol pada
kaum asketen (yaitu orang yang hidupnya menjauhkan diri dari kemewahan
dan kesenangan). Dunia Kristen, neo platonisme, pengaruh Persi dan India ikut
menentukan paham tasawuf sebagai arah asketis-mistis dalam ajaran Islam.
3. Tasawuf dan sufi berasal dari kota Bashrah di negeri Irak. Dan karena suka
mengenakan pakaian yang terbuat dari bulu domba (Shuuf), maka mereka disebut
dengan Sufi. Soal hakikat Tasawuf, ia itu bukanlah ajaran Rasulullah dan
bukan pula ilmu warisan dari Ali bin Abi Thalib ra. Menurut Asy Syaikh Ihsan Ilahi
Zhahir berkata: “Tatkala kita telusuri ajaran Suϔi periode pertama dan terakhir,
dan juga perkataan-perkataan mereka baik yang keluar dari lisan atau pun yang
terdapat di dalam buku-buku terdahulu dan terkini mereka, maka sangat berbeda
dengan ajaran Al-Qur'an dan As Sunnah. Dan kita tidak pernah melihat asal usul
ajaran Sufi ini di dalam sejarah pemimpin umat manusia Muhammad SAW, dan juga
dalam sejarah para shahabatnya yang mulia, serta makhluk-makhluk pilihan
Allah Ta’ala di alam semesta ini. Bahkan sebaliknya, kita melihat bahwa ajaran
Sufi ini diambil dan diwarisi dari kerahiban Nashrani, Brahma Hindu, ibadah
Yahudi dan zuhud Buddha.
Zakaria al-Anshari (wafat 929 H), Ta'ligat 'ala ar-Risalah al-Qusyairiyyah. Abu Abbas Ahmad Zaruq
al-fasi (wafat 899 H), Qawa'id at-Tashawwuf. Musthafa Ismail al-Madani, An-Nashrah an-
Nabawiyyah.
D. Tujuan Tasawuf
Pada dasarnya hakikat Tasawuf adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT. Melalui
penyucian diri dan perbuatan-perbuatan (amaliyah) Islam. Oleh karena itu, beberapa
tujuan Tasawuf adalah Ma’rifatullah (mengenal Allah secara mutlak dan lebih jelas).
Inti sari ajaran Tasawuf bertujuan memperoleh hubungan langsung dengan Allah
SWT.Sehinga seseorang akan merasa berada di hadirat-Nya.Tasawuf memliki tujuan
yang baik yaitu kebersihan diri dan taqorrub kepada Allah SWT. Namun, Tasawuf
tidak boleh melanggar apa-apa ynag telah jelas diatur dalam Al-Qur’an dan As-
sunnah , baik dalam aqidah, pemahaman ataupun tata cara yang dilakukan, Mustafa
Zuhri mengatakan bahwa tujuan perbaikan akhlak itu, ialah untuk membersihkan
kalbu dari kotoran-kotoran hawa nafsu dan amarah sehingga hati menjadi suci dan
bersih, bagaikan cermin yang dapat menerima Nur cahaya Tuhan.
Ada beberapa peran Tasawuf dalam kehidupan modern, antara lain:
Sedangkan pokok-pokok ajaran tasawuf yang diklaim berasal dari agama Nashrani
antara lain adalah:
a) Sikap fakir Al-Masih adalah fakir dan Injil disampaikan kepada orang fakir sebagai
dikatakan Isa dalam Injil Matius, "Beruntunglah kami orang-orang miskin karena bagi
kamulah kerajaan Allah. Beruntunglah kamu orang lapar karena kamu akan kenyang."
b) Tawakkal kepada Allah dalam soal penghitungan. Para
pendeta telah mengamalkan dalam sejarah hidupnya. sebagaimana dikatakan dalam
Injil. "Perhatikan burungburung di langit, dia tidak menanam, dia tidak mengetan dan
tidak duka cita pada waktu susah. Bapak kamu dari langit memberi kekuatan
kepadanya. Bukankah kamu lebih mulia dari pada burung?"
c) Peranan Syekh yang menyerupai pendeta. Bedanya pendeta dapat menghapuskan
dosa.
d) Selibasi, yaitu menahan diri tidak kawin karena kawin bisa mengalihkan diri dari
Tuhan.
e) Penyaksian, dimana Sufi menyaksikan hakikat Allah dan mengadakan hubungan
dengan Allah, demikian pula Injil telah menerangkan terjadinya hubungan langsung
dengan Tuhan,"
Reynold Nicholson, Jalaluddin Rumi, Ajaran dan Pengalaman Sufi (Jakarta: Pustaka Firdaus), 1993,
hlm. 16
Harun Nasution. Filsafat dan Mistisisme Dalam Islam Hal. 59
Reynold Nicholson, Jalaluddin Rumi, Ajaran dan Pengalaman Sufi (Jakarta: Pustaka Firdaus),
1993, hlm. 16 Harun Nasution. Filsafat dan Mistisisme Dalam Islam Hal. 62
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tasawuf ialah kesadaran murni yang mengarahkan jiwa pada kesungguhan amal
untuk menjauhkan keduniaan/ zuhud untuk melakukan pendekatan dari pada
Allah SWT. Posisi Tasawuf terhadap ilmu-ilmu Islam lainnya sangat jelas dan
gamblang. Tasawuf merupakan bagian tak berpisahkan dari keseluruhan
bangunan Syari’ah; bahkan ia merupakan ruh/hakikat/inti dari syariah.
2. Perkembangan tasawuf pada abad pertama dan kedua hijriyah disebut sebagai
fase kezuhudan. Baru pada abad ketiga dan keempat hujriyah disebut sebagai
fase tasawuf kemudian pada abad kelima hijriyah dikenal sebagai fase
konsolidasi yakni memperkuat tasawuf dengan dasarnya yang asli yaitu al-
Qur`an dan al-Hadis atau yang sering disebut dengan tasawuf sunny yakni
tasawuf yang sesuai dengan tradisi (sunnah) Nabi dan para sahabatnya. Dan pada
abad keenam hijriyah muncultasawuf falsafi yakni tasawuf yang memadukan
antara rasa (dzauq) dan rasio (akal), tasawuf bercampur dengan filsafat.
B. Saran
Dalam penulian makalah “ Pengertian, Sumber Ajaran, Asal Usul, Tujuan, Latar
Belakang Timbulnya Tasawuf ”. Penulis menyadari banya kekurangan danjauh
dari kata sempurna. Penulis mengharapkan kritik atas makala agar nantinya
makala ini akan membawa manfaat kepada pembaca.
DAFTAR PUSTAKA