Anda di halaman 1dari 4

FACTOR KEWIRAUSAHAAN

Menurut sosiologi tidak atau adanya umpan social dapat meotivasi individu unuk
mengambil usaha kewirausahaan. Beberapa hal yang penting yang melatarbelakangi ;
1. Keluarga
factor ini berarti memperhatikan umlah anggota keluarga, jenis keluarga, berdasarkan situasi
ekonominya. Hal ini menyediakan keamanan keungan yag lebih baik dalam bentuk kepemilikan
harta bersama, yang memungkinkan seorang individu elakukan resiko bisnis. System keluarga
bersama juga membantu dalam ekstani bisnis. Kekurangan usaha keluarga bersama adalah
kurangnya kemandirian dalam hal pengambilan keputusa.

2. Agama
Dalam masyarakat tertentu agama memiliki pengaruh kuat pada diri seseorang untuk kehidupan
sehari-hari Agama bertindak sebagai factor yang mempengaruhi kewirausahaan.
Agama Islam Misalnya : Allah telah memberikan kemampuan untuk bekerja dan dilarang untuk
mengemis. Hal ini mengakibatkan seseorang harus bisa berusaha.
Prinsip keagamaan yang berhubungan dengan kewirausahaan yaitu ;
a. Persaudaraan universal manusia
b. Pengabdian kepada tuhan sebagai kekuatan social untuk pelayanan social
c. Semua usaha pribadi dan social merupakan persembahan efisiensi seseorang pada Tuhannya
d. Pembangunan dan pemeliharaan obligasi antara manusia untuk meningkatkan kualitas,
martabat manusia dan kasih saying antar makhluk.
Jadi berdasarkan prinsip-prisip tersebut, seseorang yang taat beragama akan termotivasi untuk
membuka dan mengembangkan suatu peluang kewirausahaan yang akan memberikan
kesempatan atau lowongan pekerjaan bagi masyarakat banyak. Minimal wirausaha tersebut
berguna untuk mengembangkan potensi diri sendiri. setelah wirausaha itu berhasil, barulah bisa
dikembangkan dan menghasilkan lowongan pekerjaan bagi orang lain.
3. Usia
Produktivitas kerja dipengaruhi oleh usia seseorang dalam berwirausaha dimana semakin mud
seseorang maka produktivitasnya semakin baik karena orang muda memiliki stamina yang lebih
di banding yang sudah berumur.

4. Tempat Tinggal
Latar belakang lingkungan tempat tinggal seseorang sangat mempengaruhi dimana biasanya
seseorang yang tinggal di lingkungan yang memiliki tingkat pendidikan yagn lebih tinggi akan
lebih kreatif dan termotivasi untuk berwirausaha dibanding dengan seseorang yang tinggal di
daerah yang tingkat pendidikannya kurang.
Selain itu, seseorang yang tinggal di lingkungan yang lokasi geografinya strategis untuk
memiliki peluang baik dalam berwirasaha. Misalnya, di Kota Padang, masyarakat Padang lebih
berpeluang untuk membuka usaha rumah kontarakan atau sewaan

5. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang dapat mengantarkan seseorang untuk menemukan peluang baru. Sebagai
contoh, ahli kimia atau fisika lebih dulu dalam menemukan teknologi dibandingkan ahli sejarah
karena penelitian memberikan mereka akses pada informasi tentang peluang dimana orang lain
tidak mendapatkannya (Freeman, 1982). Diantara tipe-tipe pekerjaan yang menyediakan akses
pada informasi, yang paling signifikan adalah Research and Development (Klepper dan Sleeper,
2001). Karena penelitian dan pengembangan menciptakan sebuah informasi baru yang
menyebabkan perubahan teknologi, sehingga menjadi sebuah sumber utama dari peluang
(Aldrich, 1999) maka orang yang bekerja dalam bidang penelitian dan pengembangan akan lebih
cepat mengetahui tentang adanya peluang dan perkembangan teknologi dibandingkan orang lain.
Contoh yang paling dekat dengan kita adalah penemuan VCO oleh dosen MIPA Kimia UGM,
Bapak Bambang Prastowo. Beliau adalah seorang peneliti. Beliau menemukan cara untuk
mengambil minyak kelapa tanpa ada proses pemanasan. Hasilnya, ternyata minyak tersebut
memiliki khasiat yang banyak dan lebih baik. Hasilnya penelitiannya beliau jual dan
mendapatkan keuntungan banyak.

6. Tingkat pendidikan
Seseorang ag meiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan lebih bisa mengeksploitasikan
kesempatan untuk berwirausaha karena mereka lebih mengetahui peluang-peluang wirausaha
yang mungkin dijalankan sesuai dengan bidangnya. Contohnya seorang sarjana perawat bisa
membuka home care karena dia mempunyai skill di sana. Jadi, seseorang yang hanya lulusan
SMA kecil kemugkinan terpikir untuk membuka usaha home care.

7. Budaya

8. Ikatan Sosial
Salah satu cara yang penting agar individu bisa mendapatkan akses informasi tentang
peluang kewirausahaan adalah melalui interaksi dengan orang lain atau jejaring sosial mereka.
Struktur dari jejaring sosial seseorang akan mempengaruhi informasi apa yang mereka terima
dan mengkategorikan informasi tersebut.
Ikatan yang kuat pada seseorang yang kita percayai sepenuhnya, juga sangat
menguntungkan dalam menemukan peluang. Dalam ikatan yang kuat, terdapat kepercayaan
sehingga individu dapat mempercayai sepenuhnya keakuratan informasi yang datang dari orang
tersebut. Kepercayaan dalam keakuratan informasi merupakan hal yang penting untuk penemuan
peluang karena wirausahawan membutuhkan akses informasi, dan selanjutnya
mensintesiskannya.
Beberapa penelitian mendukung pendapat ini bahwa ikatan sosial meningkatkan
kemungkinan seseorang dalam menemukan peluang kewirausahaan. Sebagai contoh, Zimmer
dan Aldrich (1987) mempelajari kelompok etnik yang bekerja secara mandiri di tiga kota di
Inggris dan menemukan bahwa kebanyakan pemilik usaha mendapatkan informasi tentang
peluang kewirausahaan melalui channel mereka.

9. Akses Informasi
Beberapa orang mampu mengenali peluang lebih baik karena mereka memiliki informasi
lebih dibandingkan orang lain (Hayek, 1945; Kirzner, 1973). Informasi ini memungkinkan
seseorang untuk mengetahui bahwa sebuah peluang adalah sebuah anugerah ketika orang lain
mengabaikan situasi tersebut. Informasi pengalaman hidup yang spesifik, seperti pekerjaan atau
kehidupan sehari-hari dapat memberikan akses pada informasi dimana orang lain belum tentu
mendapatkannya (Venkataraman, 1997). Pengalaman hidup ini memberikan proses permulaan
pada informasi bahwa orang lain telah menggunakan sumberdaya secara tidak lengkap atau tidak
proporsional, seperti perubahan teknologi atau perkembangan peraturan yang baru.
10. Pengalaman hidup
Aktivitas tertentu memberikan referensi pada pengatahuan yang dibutuhkan untuk
mengetahui peluang. Dalam faktanya, penelitian sebelumnya telah menunjukkan kejadian dari
dua aspek pengalaman hidup yang meningkatkan probabilitas seseorang untuk mengetahui
peluang yaitu pekerjaan dan pengalaman yang berbeda.
Variasi dalam pengalaman hidup menyediakan akses pada informasi yang baru dan dapat
membantu seseorang dalam menemukan peluang. Penemuan peluang ini kadang seperti
menyusun puzzle, karena sebuah kepingan informasi yang baru kadang memiliki elemen yang
hilang dan membutuhkan kecermatan bahwa peluang baru telah hadir. Variasi dalam pengalaman
menyebabkan seseorang akan menerima informasi yang baru. Selanjutnya, dari hal tersebut
individu dapat menemukan kepingan peluang (Romanelli dan Schoonhoven, 2001) karena
individu dengan pengalaman hidup dan pekerjaan yang banyak akan memiliki akses dalam
pengalaman yang beranekaragam (Casson, 1995).
Delmar dan Davidsson (2000) telah membandingkan sampel secara acak dari 405 orang
yang memiliki bisnis dengan sebuah kelompok kontrol yang juga dipilih secara acak dan
menemukan bahwa dalam proses memulai sebuah bisnis umumnya mereka adalah orang yang
sering berpindah-pindah kerja dibandingkan kelompok kontrol.

Anda mungkin juga menyukai