Anda di halaman 1dari 3

Nama : Riko Aldi Kusuma

Prodi : Administrasi Publik


Judul : Administrasi Pencatatan Pada Pernikahan Dini Melalui Pengajuan
Dispensasi Nikah

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pernikahan atau yang disebut dengan perkawinan, berasal dari bahasa arab
yaitu Nakaha yang artinya menghimpun dan Zawwaja artinya pasangan.1 Dari
pengertian secara bahasa dapat diketahui bahwa singkatnya perkawinan memiliki arti
menghimpun 2 orang menjadi satu, melalui perkawinan ini dua manusia
dipertemukan oleh Allah SWT untuk menjadi suami istri yang saling saling
melengkapi.
Tujuan dari pernikahan yaitu menciptakan rumah tangga yang Sakinah,
Mawaddah Wa Rahmah. Sedangkan, pernikahan dalam undang-undang bertujuan
untuk menciptakan perkawinan yang kekal serta bahagia sesuai dengan ketuhanan,
tujuan ini sama dengan yang ada pada KHI, sementara itu dalam hukum adat tujuan
perkawinan berbeda-beda tergantung lingkungan masyarakat adat dan agama yang
dianut, apabila sudah dilakukan sesuai kepercayaan agamanya maka dianggap sah.2
Usia pernikahan Ideal menurut Undang-undang yaitu pria berusia 19 tahun dan
wanita berusia 19 tahun. Namun dalam kehidupan sehari-hari sangat mudah untuk
kita menemukan pasangan yang menikah di bawah usia pernikahan yang telah
ditetapkan oleh undang-undang, yang disebut dengan pernikahan di bawah umur
adalah jika salahsatu atau kedua belah pihak mempelai belum mencapai usia yang
telah ditentukan. Pemerintah Indonesia melalui peraturan perundang-undangan

1
Tinuk Dwi Cahyani.” Hukum Perkawinan”. (Malang: UMM Press. 2020) h. 1
2
Tinuk Dwi Cahyani.” Hukum Perkawinan”. (Malang: UMM Press. 2020) h. 2
melarang pernikahan anak di bawah umur bukan tanpa alasan, anak dibawah umur
dianggap belum siap untuk menjalani kehidupan berumah tangga baik segi fisik,
psikologis maupun finansial. Kondisi fisik dan psikologis yang belum matang tentu
akan berdampak buruk pada kehidupan sehari-hari, dari segi fisik misalnya
perempuan yang secara fisik belum siap tentu akan meningkat resiko kematian ibu
dan bayi dan resiko stunting pada anak.
Akan tetapi undang-undang memberikan pengecualian terhadap penyimpangan
dari larangan pernikahan anak di bawah umur ini, yang biasa dikenal dengan
Dispensasi Nikah. Dispensasi Nikah adalah pemberian hak kepada seseorang untuk
menikah meski belum mencapai batas usia pernikahan. Menurut undang-undang
pengajuan dispensasi nikah diajukan oleh orang tua dari salah satu atau kedua pihak
calon mempelai, Bagi pasangan yang beragama Islam, permohon tersebut diajukan ke
Pengadilan Agama, sedangkan bagi pemeluk Agama lain diajukan ke Pengadilan
Negeri. Pengadilan hanya dapat memberikan dispensasi atas alasan yang sangat
mendesak.
Pernikahan memiliki 2 syarat yang harus dipenuhi yaitu syarat materiil dan syarat
formil. Syarat materiil yaitu syarat yang ditentukan oleh agama terkait pernikahan
sedangkan syarat formil yaitu setiap pernikahan harus melalui pencatatan dan
dibukukan. Negara mewajibkan pencatatan pernikahan sebagai upaya Negara untuk
melindungi setiap warga negaranya, pencatatan pernikahan ini tidak hanya
berdampak pada sebatas pernikahan tercatat saja namun juga memperkuat posisi
pernikahan tersebut di mata hukum sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
Pernikahan yang sah di secara hukum akan selalu disertai dengan akibat hukum yang
muncul setelahnya. Akibat hukum tersebut meliputi beberapa hal yaitu kewajiban
dan hak yang timbul di antara suami istri, kedudukan anak dan harta kekayaan.
Pernikahan anak pada dasarnya tidak diperbolehkan dalam undang-undang
namun sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa terdapat dispensasi nikah dapat
diperoleh melalui pengajuan dispensasi, itu artinya pernikahan anak di bawah umur
juga wajib dilakukan pencatatan. Namun pada kenyataannya kebanyakan pernikahan
anak di bawah umur ini dilakukan tanpa mengajukan dispensasi dan pencatatan
pernikahan, sedangkan undang-undang mewajibkan pencatatan setiap pernikahan
warga Negaranya. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat
mengenai regulasi yang ada sehingga berdampak pada tidak tercatatnya pernikahan
anak di bawah umur yang berdampak pada lemahnya posisi pernikahan, kedudukan
anak dan harta kekayaan secara hukum sehingga berpotensi merugikan salah satu
pihak jika terdapat masalah di kemudian hari.
Beranjak dari permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih
dalam mengenai “ Administrasi Pencatatan Pada Pernikahan Dini Melalui
Pengajuan Dispensasi Nikah”.

Anda mungkin juga menyukai