Anda di halaman 1dari 9

CRITICAL BOOK REPORT

(Pendidikan Agama Katholik Untuk Perguruan Tinggi)

Dosen pengampu : Oskar Rafael Tampubolon SS., M.PdK

DISUSUN OLEH

NAMA : RICKY BERLlYANDO NAINGGOLAN

NIM : 4203341005

MATA KULIAH : PENDIDIKAN AGAMA KHATOLIK

PSPB 20 A

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan tugas Critical Book Report ini dengan baik. Adapun tugas ini dibuat untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Pendidikan Agama Khatolik..

Penulis juga sangat berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian tugas ini dan juga kepada bapak Oskar Rafael Tampubolon SS., M.PdK. selaku
dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Agama Khatolik sehingga tugas Critical Book
Report ini dapat terselesaikan dengan baik. Namun demikian, penulis meminta maaf apabila
makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, maka dari itu
penulis menerima setiap kritik dan saran yang dapat membangun Critical Book Report ini
menjadi lebih baik lagi.

Selanjutnya, penulis berharap semoga Critical Book Report ini dapat memberikan
manfaat serta dapat menambah wawasan kepada para pembaca. Semoga Critical Book Report
ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya

Medan, February 2021

Ricky Berllyando Nainggolan


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Agama katolik juga mengenal Moral kristiani dimana moral kristiani mampu membantu
manusia untuk mengambil keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan terhadap Allah
dan menunjukkan jalan ke sikap kristiani yang diwujudkan dalam tindakan. Dengan
terbentuk moral kristiani yang baik tentu akan tercipta kehidupan yang rukun dan damai
pada masyarakat yang berciri plural (Indonesia). Gereja memiliki pandangan yang positif
terhadap agama-agama lain. Manusai juga tidak dapat dilepaskan dari kebudayan. Hal ini
disebabkan karena manusia adalah makhluk yang berbudaya. Dan gereja memandang
bahwa kebudayaan itu bermanfaat untuk mewartakan dan menjelaskan injil kepada
seluruh umat manusia.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang menjadi isi dari buku pendidikan agama katolik untuk perguruan tinggi
pada bab ketiga yang membahas tentang agama dan iman dihidupi dalam pluralitas?
2. Apa yang menjadi kelebihan dan kelemahan pada bab tersebut?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui isi dari buku pendidikan agama katolik untuk perguruan tinggi pada bab
ketiga yang membahas tentang agama dan iman dihidupi dalam pluralitas
2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan pada bab tersebut
BAB II

Agama Dan Iman Dihidupi Dalam Pluralitas


1. Pengalaman religius

Menurut buku Iman Katolik, (KWI, 1996), pengalaman religius pada hakikatnya
berarti bahwa manusia mengakui hidupnya sendiri sebagai pemberian dari Allah.
Dengan mengakui hidup sebagai pemberian, ia mengakui Allah sebagai “Pemberi
Hidup”. Memandang hidup sebagai pemberian merupakan penafsiran yang secara
positif mengartikan hidup sebagai sesuatu yang pantas disyukuri, sebagai anugerah
yang menggembirakan.

Ada beberapa macam pengalaman religius yang dialami oleh manusia yaitu antara
lain :

a) Pengalaman eksistensial yang dalam dirinya belum menyatakan hubungan


secara langsung dengan Allah. Misalnya; pengalaman-pengalaman profan yaitu
berhasil, gembira, gagal, sedih, tidak lulus, dan sebagainya.
b) Pengalaman eksistensial yang dalam dirinya mulai mengarah kepada Allah.
Misalnya, pengalaman-pengalaman keterbatasan manusia yaitu: kelahiran,
kehidupan, kematian, penyakit, dan sebagainya.
c) Pengalaman eksistensial yang dalam dirinya menunjukkan hubungan yang erat
antara manusia dengan Allah. Misalnya pengalaman kehidupan beragama yaitu :
doa, meditasi, dan sebagainya

Pandangan beberapa filsuf tentang pengalaman religius

a) Paul Tillich menyatakan pandangannya tentang pengalaman religius dengan


pengalaman takut. Dalam perasaan takut manusia kehilangan pegangan hidup,
sehingga manusia menjadi tak berdaya. Dalam keadaan seoerti itu manusia
memerlukan pertolongan dari luar yaitu dari allah.
b) Levinas berpendapat bahwa cinta menusia kepada sesamanya menjadi dasar
untuk mencintai allah

2. Agama, wahyu, dan iman


a) Agama
Agama adalah suatu jenis sistem sosial yang dibuat oleh penganut- penganutnya
yang berporos pada kekuatan-kekuatan nonempiris yang dipercayainya dan
didayagunakannya untuk mencapai keselamatan bagi diri mereka dan masyarakat
luas umumnya. Keselamatan atau masuk surga sebagai tujuan hidup beragama
adalah : hidup dekat atau damai dengan Allah Sang Pencipta dan sesama. Karena
yang mempunyai surga atau keselamatan itu Allah, kita ingin hidup damai, dekat
dengan Allah dan mulai dalam hidup ini sepantasnya "berbaikan" dengan Allah.
Dimensi-dimensi agama
1. Dimensi praktis-ritual
Tampak dalam upacara atau tindak ritual yang dibuat oleh manusia sebagai
pengungkapan simbolis mengenai hubungan manusia dengan dasar muasal
hidup, dengan Allah yang penuh misteri.
2. Dimensi Emosional-Eksperiensial
Dimensi ini menunjuk pada perasaan dan pengalaman para penganut agama
yang bervariasi.
3. Dimensi Naratif-Mitis
Dimensi ini menyajikan kisah atau ceritera-ceritera suci untuk direnungkan
dan dipetik maknanya.
4. Dimensi Filosofis-Doktrinal
Dimensi ini menyajikan pemikiran rasional, argumentasi dan penalaran
terutama menyangkut ajaran-ajaran agama, pendasaran hidup dan pengertian
dari konsep-konsep yang dianut oleh agama itu.
5. Dimensi Legal-Etis
Dimensi ini menyangkut perwujudan keyakinan dalam bentuk perilaku moral
dalam arti luas.
6. Dimensi Sosial-Institusional
Dimensi ini menyangkut paguyuban dari pemeluk agama.
Paguyubanpaguyuban atau persekutuan-persekutuan ini lahir, sebagai
kemanunggalan orang- orang yang merasa searah dan sekeyakinan di dalam
menghayati bakti mereka kepada Allah.
7. Dimensi material
Dimensi ini menyangkut barang-barang, benda-benda, alat dan sarana yang
digunakan untuk pemujaan atau untuk pelaksanaan kehidupan agama.
b) Wahyu
Manusia dapat mencapai pengetahuan tentang Tuhan karena wahyu Tuhan.
Wahyu tentang Tuhan termuat dalam Kitab Suci. Dalam Dei Verbum 2 dikatakan
bahwa : "Allah berkenan mewahyukan diri-Nya. Dengan wahyu itu Allah yang
tidak kelihatan dengan kelimpahan Cinta Kasih-Nya menyapa manusia sebagai
sahabat-Nya dan bergaul dengan mereka, untuk mengundang mereka ke dalam
persekutuan dengan diri-Nya dan menyambut mereka di dalamnya".
c) Iman
Iman merupakan hubungan pribadi dengan Allah, yang hanya mungkin karena
rahmat Allah. Akan tetapi, iman tidaklah buta. Orang beriman mengetahui
kepada siapa ia percaya. Unsur pengetahuan ini, yang berakar dalam pengalaman
hidup dan pengalaman religius manusia, sungguh- sungguh bersifat insani. Oleh
sebab itu, pengalaman religius perlu dibedakan (bukan dipisahkan!) dari iman
sendiri.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kelebihan Buku


1. Dalam buku ini, terdapat banyak kalimat ayat-ayat alkitab yang menyangkut
pembahasan

3.2 Kekurangan Buku


1. Kurangnya pembahasan inti pada buku ini lebih banyak cerita-cerita yang kurang
sesuai dengan judul
2. Banyak kata-kata yang kurang dimengerti oleh penulis
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Buku pendidikan agama katolik ini dapat kita gunakan sebagai sumber untuk menambah
wawasan kita akan ayat-ayat alkitab. Selain itu dari berbagai cerita yang terdapat pada
bab ini kita dituntut untuk menalar dan memikirkan makna dari cerita tersebut.

4.2 Saran
Untuk lebih mengetahui lebih luas mengenai agama katolik ini kita diharapkan untuk
lebih sering membaca alkitab yang mana dalam alkitab terdapat seluruhnya yang
menyangkut bab bahasan mata kuliah agama katolik ini.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, I. (2016). PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:


RISTEKDIKTI.

Anda mungkin juga menyukai