Book Report Kelompok 4 Pengembangan Profesional Guru
Book Report Kelompok 4 Pengembangan Profesional Guru
Disusun Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Alhamdulillah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
penyusunan Book Report ini bisa selesai pada waktunya. Shalawat beriringkan
salam mari kita sanjung sajikan ke penghulu alam Nabi Muhammad SAW, yang
telah merubah pola pikir manusia dari alam kebodohan hingga alam yang penuh
dengan ilmu pengetahuan. Sehingga kami dapat menyelesaikan Book Report yang
berjudul “Pengembangan Profesional Guru”.
Untuk mencapai legalitas dan pandangan yang optimis maka kami telah
mencoba dengan kemampuan yang ada untuk membuat ringkasan Book Report
dengan sungguh-sungguh. Akhirnya kami menyadari selaku manusia biasa, adanya
ketidak sempurnaan dari penulisan Book Report ini. Meskipun kami telah berusaha
dengan semaksimal mungkin.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati kami berharap semoga Book
Report ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu,
kami memahami bahwa Book Report ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya Book Report selanjutnya yang lebih baik lagi. Semoga Book Report ini
bermanfaat bagi kami dan kita semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
A. Kesimpulan ............................................................................................ 16
B. Saran ..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam Book Report yang berjudul Pengembangan Profesinal Guru ini berisi
mengenai segala hal yang bersangkutan dengan pengembangan professional guru.
Kita ketahui pula bahwa seiring dengan tantangan kehidupan global, pendidikan
merupakan hal yang sangat penting karena pendidikan salah satu penentu mutu
Sumber Daya Manusia. Keunggulan suatu bangsa tidak lagi ditandai dengan
melimpahnya kekayaan alam, melainkan pada keunggulan Sumber Daya Manusia
(SDM).
1
pendidikan. Dalam rangka pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, perlu
adanya metode pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampu oleh
masing-masing guru. Dengan demikian proses belajar mengajar akan berjalan
seiring dengan pengembangan aspek-aspek belajar siswa yang meliputi aspek
kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor.
2
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas di dalam Book Report tentang Pengembangan Profesional Guru ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep dari pengembangan profesional pada guru?
2. Apa saja tantangan dan problematik dalam pengembangan profesional guru?
3. Bagaimanakah strategi dalam pengembangan profesional guru?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Pengembangan Profesional
Guru ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep dari pengembangan profesional pada guru
2. Untuk mengetahui tantangan dan problematik yang ada dalam pengembangan
profesional guru
3. Untuk mengetahui strategi dalam pengembangan profesional guru
3
BAB II
INTISARI BUKU
Dari berbagai pengertian yang diberikan oleh para ahli pada bagian guru
sebagai profesi ini maka dapat disimpulkan bahwa profesi merupakan hasil dari
belajar yang dilakukan secara sungguh-sungguh melalui pendidikan dan
pengalaman serta latihan-latihan sehingga menciptakan keahlian, keterampilan, dan
komitmen yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan juga bagi pihak lain.
Perbedaan profesi guru dengan profesi lainnya terletak pada tugas dan
tanggungjawabnya. Tugas dan tanggungjawab erat kaitannya dengan kemampuan
guru itu sendiri (kompetensi guru itu sendiri), Udin Syaefudin Saud (2009: 44),
dijelaskannya bahwa kompetensi merupakan pilar dari suatu profesi, seorang
profesional yang kompeten harus dapat menunjukkan karakteristik utamanya.
Pada BAB 3 dengan judul sub bab mengenai tugas, peran, dan tanggung
jawab guru dapat disimpulkan sebagai berikut, menurut Moh. Uzer Usman (2005:
8) beliau menuliskan bahwa tugas guru meliputi tugas profesi, kemanusiaan, dan
kemasyarakatan. Dimana tugas profesi antara lain: mendidik, mengajar, dan
4
melatih. Mendidik adalah meneruskan dan mengembangkan nilai hidup. Mengajar
adalah meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Melatih
adalah mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa. Selain itu ada juga tugas
kemanusiaan yang mencakup: guru menjadi orang tua kedua, auto-pengertian,
transformasi diri, autoidentifikasi. Ada pula tugas kemasyarakatan yang meliputi
mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara yang bermoral
pancasila, mencerdaskan bangsa.
Selanjutnya ada peranan guru menurut Udin Syaefudin Saud (2009: 36)
meliputi empat peranan yaitu yang pertama adalah guru sebagai pengajar, yang
kedua adalah guru sebagai pengajar dan pendidik, yang ketiga adalah guru sebagai
pengajar, pendidik, agen pembaharuan dan pembangunan masyarakat, dan yang
keempat adalah guru yang berkewenangan ganda sebagai pendidik profesional
dengan bidang keahlian lain selain kependidikan.
Selanjutnya pada bab 3 ini juga ada menjelaskan tentang tanggung jawab
guru, dimana tugas dan tanggung jawab guru sebagai pembimbing memberi
tekanan terhadap tugas memberikan bantuan kepada siswa dalam memecahkan
masalah yang dihadapinya. Tugas dan tanggung jawab sebagai administrator kelas
pada hakikatnya merupakan jalinan antara ketatalaksanaan bidang pengajaran dan
ketatalaksanaan pada umumnya. Tanggung jawab mengembangkan kurikulum
membawa implikasi bahwa guru dituntut untuk mencari gagasan-gagasan baru,
penyempurnaan praktik pendidikan, khususnya dalam praktik penganggaran.
Tanggung jawab mengembangkan profesi pada dasarnya ialah tuntutan dan
panggilan untuk selalu mencintai, menghargai, menjaga, dan meningkatkan tugas
dan tanggung jawab profesinya. Tanggung jawab dalam membina hubungan
dengan masyarakat berarti guru harus dapat berperan menempatkan sekolah sebagai
bagian integral dari masyarakat serta sekolah sebagai pembaharu masyarakat (Udin
Syaefudin Saud, 2009: 35)
5
D. BAB 4 : Perangkat Keprofesian Guru (Kode Etik Profesi Keguruan)
Pada materi perangkat keprofesian guru ini menjelaskan tentang kode etik
profesi keguruan, dijelaskan bahwa pengertian kode etik guru adalah norma dan
asas yang disepakati dan diterima oleh guru-guru Indonesia sebagai pedoman sikap
dan perilaku dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota
masyarakat, dan warga negara (Kebijakan Pengembangan Profesi Guru: 2012).
Setelah itu dijelaskan pula mengenai penetapan, tujuan, dan sanksi dari kode
etik. Dimana untuk penetapan kode etik tidak boleh dilakukan oleh orang secara
perorangan, melainkan harus dilakukan oleh orang-orang yang diutus untuk dan
atas nama anggota-anggota profesi dari organisasi tersebut (Soetjipto, 2005: 32).
Selanjutnya ada tujuan kode etik yang meliputi hal-hal antara lain seperti
untuk menjunjung tinggi martabat profesi, menjaga dan memelihara kesejahteraan
para anggotanga, meningkatkan pengabdian para anggota profesi, meningkatkan
mutu profesi, dan meningkatkan mutu organisasi profesi (R. Hermawan S dalam
Soetjipto, 2005: 31).
Dan untuk guru yang melanggar akan dikenakan sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan yang berlaku pada organisasi profesi atau menurut aturan
negara. Tentu saja, guru tidak secara serta-merta dapai disanksi karena tudingan
melanggar Kode Etik profesinya. Pemberian sanksi itu berdasarkan atas
rekomendasi objektif. Pemberian rekomendasi sanksi terhadap guru yang
melakukan pelanggaran terhadap KEGI merupakan wewenang Dewan Kehormatan
Guru Indonesia (DKGI).
Pada BAB 5 ini menjelaskan tentang perangkat keprofesian guru yaitu ada
organisasi asosiasi keprofesian, dimana organisasi profesi lahir sebagai akibat
perkembangan jenis bidang tertentu yang semakin meningkat dan diprakarsai oleh
para pengemban bidang yang bersangkutan.
6
Organisasi profesional keguruan Indonesia yang dibentuk pada 25
Nopember 1945 selain menjadi wadah untuk menyatukan tujuan juga berfungsi
untuk melindungi anggotanya, meningkatkan dan mengembangkan karir, serta
mensejahterakan anggotanya.
7
H. BAB 8 : Pengembangan Profesi Guru
8
BAB III
PEMBAHASAN
Secara etimologi, istilah profesi berasal dari bahasa inggris, yaitu profession
atau bahasa latin, profecus, yang artinya mengakui, adanya pengakuan, menyatakan
mampu atau ahli dalam melakukan suatu pekerjaan. Sedang secara terminologi,
profesi berarti suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi
pelakunya yang di tekankan pada pekerjaan mental, yaitu ada persyaratan
pengetahuan teoritis sebagai instrumen untuk melakukan perbuatan praktis, bukan
pekerjaan manual. Jadi suatu profesi harus memiliki tiga pilar pokok, yaitu
pengetahuan, keahlian, dan persiapan akademik.
Profesionalis Guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu
keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan. Guru profesional adalah guru
yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan
dan pembelajaran. Di dalam dunia pendidikan, guru adalah seorang pendidik,
9
pembimbing, pelatih, dan pengembang kurikulum yang dapat menciptakan kondisi
dan suasana belajar dan kondosif yaitu suasana belajar yang menyenang, menarik,
memberi rasa aman, memberikan ruang pada siswa, untuk berpikir aktif, kreatif,
dan inovatif dalam mengeksplorasi dan mengelaborasikan kemampuannya.
10
1. Pengembangan Intensif (intensive development)
11
hampir bisa dipastikan dia akan terpuruk secara profesi. Dengan kata lain, mungkin
dia telah menentukan sikap untuk berhenti menjadi guru!
12
E. MODEL PENGEMBANGAN PROFESI GURU
Banyak cara yang di yang dilakukan oleh guru untuk menyesuaikan dengan
perubahan, baik itu secara perorangan, kelompok atau dalam satu sistem yang diatur
oleh lembaga. Dibawah ini adalah model pengembangan guru, yaitu:
2. Observation/Assessment
Observasi dan penilaian dari intruksi menyediakan guru dengan data yang
dapat direfleksikan dan dianalisis untuk tujuan peningkatan belajar sisiwa. Refleksi
oleh guru pada praktiknya dapat ditingkatkan oleh observasi lainnya.
4. Training (Pelatihan)
Ada teknik-teknk dan perilaku-perilaku yang pantas untuk ditiru guru dalam
kelas. Guru-gurru dapat merubah perilaku mereka dan belajar meniru perilaku
dalam kelas mereka. Inquiry (Pemeriksaan) Pengembangan profesional adalah
studi kerjasama oleh para guru sendiri untuk permasalahan dan isu yang timbul dari
usaha untuk membuat praktik mereka konsisten dengan nilai-nilai bidang
pendidikan.
13
F. RINCIAN MACAM KEGIATAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU
14
pengembangan kurikulum, meliputi keikutsertaan dalam penyusunan standar
pendidikan dan pedoman lain yang bertaraf nasional. Masing-masing kegiatan
pengembangan profesi diberikan angka kredit sesuai Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara (Kepmenpan) No. 84/1993 yang berlaku.
1. Mengikuti pendidikan.
2. Menangani proses pembelajaran.
3. Melakukan kegiatan pengembangan profesi dan,
4. Melakukan kegiatan penunjang.
Pengembangan profesi tenaga pendidik bukan sesuatu yang mudah, hal ini
disebabkan banyak faktor yang dapat mempengaruhinya, untuk itu pencermatan
lingkungan dimana pengembangan itu dilakukan menjadi penting, terutama bila
faktor tersebut dapat menghalangi upaya pengembangan tenaga pendidik. Dalam
hubungan ini, faktor birokrasi, khususnya birokrasi pendidikan sering kurang/tidak
mendukung bagi terciptanya suasana yang kondusif untuk pengembangan profesi
tenaga pendidik.
15
Sebenarnya, jika mengacu pada peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan pendidikan, birokrasi harus memberikan ruang dan mendukung
proses pengembangan profesi tenaga pendidik, namun sistem birokrasi kita yang
cenderung minta dilayani telah cukup berakar, sehingga peran ideal sebagaimana
dituntun oleh peraturan perundang-undangan masih jauh dari terwujud.
Dengan mengingat hal tersebut, maka diperlukan strategi yang tepat dalam
upaya menciptakan iklim kondusif bagi pengembangan profesi tenaga pendidik,
situasi kondusif ini jelas amat diperlukan oleh tenaga pendidik untuk dapat
mengembangkan diri sendiri kearah profesionilisme pendidik. Dalam hal ini,
terdapat beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk menciptakan situasi yang
kondusif bagi pengembangan profesi pendidik, yaitu:
2. Strategi Debirokratisasi
16
3. Pendidikan dan Pelatihan
a. In-house Training (IHT)
b. Program Magang
c. Kemitraan Sekolah
17
e. Pelatihan Berjenjang dan Khusus
h. Pendidikan Lanjut
18
b. Seminar
c. Workshop
d. Penelitian
Bahan ajar yang ditulis oleh guru dapat berbentuk diktat, buku
pelajaran, ataupun buku dalam bidang pendidikan.
Media pembelajaran yang dibuat oleh guru dapat berbentuk alat peraga, alat
praktikum sederhana, maupun bahan ajar elektronik atau pembelajaran.
Karya teknologi/seni yang dibuat guru dapat berupa karya yang bermanfaat
untuk masyarakat atau kegiatan pendidikan serta karya seni yang memiliki nilai
estetika yang diakui oleh masyarakat.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
20
B. Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Saud, Udin S. & Cicih Sutarsih (2007) Pengembangan Profesi Guru SD, Bandung:
UPI Press.
Soetjipto dan Raflis Kosasi (2004) Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta.
Jurnal :
Web :
Rusianti, Seni. 2018. Pengembangan Profesi dam Karir Guru, diakses pada 16
November 2021 pukul 19.06.
22