Anda di halaman 1dari 26

Book Report Kelompok 4

Pengembangan Profesional Guru

Dikerjakan untuk memenuhi tugas

Matakuliah : Profesi Pendidikan

Dosen Pembimbing : Dr. Murniati AR, M.Pd

Disusun Oleh :

Aqsamia Galidha (19061010100)


Cut Maytia (19061010100)
Nurhelna Dahliyani (1906101010011)
Putroe Prima Phonna (1906101010050)

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

TAHUN 2021 / 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Alhamdulillah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
penyusunan Book Report ini bisa selesai pada waktunya. Shalawat beriringkan
salam mari kita sanjung sajikan ke penghulu alam Nabi Muhammad SAW, yang
telah merubah pola pikir manusia dari alam kebodohan hingga alam yang penuh
dengan ilmu pengetahuan. Sehingga kami dapat menyelesaikan Book Report yang
berjudul “Pengembangan Profesional Guru”.
Untuk mencapai legalitas dan pandangan yang optimis maka kami telah
mencoba dengan kemampuan yang ada untuk membuat ringkasan Book Report
dengan sungguh-sungguh. Akhirnya kami menyadari selaku manusia biasa, adanya
ketidak sempurnaan dari penulisan Book Report ini. Meskipun kami telah berusaha
dengan semaksimal mungkin.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati kami berharap semoga Book
Report ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu,
kami memahami bahwa Book Report ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya Book Report selanjutnya yang lebih baik lagi. Semoga Book Report ini
bermanfaat bagi kami dan kita semua.

Darussalam, 09 Oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengatar .................................................................................................... ii


Daftar Isi ........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 3
BAB II INTISARI BUKU .................................................................................. 4
A. BAB 1 Guru Sebagai Profesi .................................................................... 4
B. BAB 2 Kompetensi Guru ......................................................................... 4
C. BAB 3 Tugas, Peran dan Tanggung Jawab Guru ...................................... 4
D. BAB 4 Perangkat Keprofesian Guru (Kode Etik) ...................................... 6
E. BAB 5 Perangkat Keprofesian Guru (Organisasi Asosiasi Keprofesian) ... 6
F. BAB 6 Perangkat Keprofesian Guru (Pengakuan, Perlindungan, dan
Penghargaam Profesi Guru) ...................................................................... 7
G. BAB 7 Kebijakan Umum Pengembangan Profesi Guru ............................ 7
H. BAB 8 Pengembangan Profesi Guru ......................................................... 8
I. BAB 9 Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) ........................ 8
J. BAB 10 Tantangan Pengembangan Profesionalisasi Guru ........................ 8
BAB III PEMBAHASAN................................................................................... 9
A. Konsep Dasar Pengembangan Profesional Guru ....................................... 9
B. Tujuan Kegiatan Pengemabangan Profesi Guru ...................................... 10
C. Jenis Kegiatan Pengembangan Profesi Guru ........................................... 10
D. Tantangan dan Problematik Pengembangan Profesional Guru/Pendidik .. 12
E. Model Pengembangan Profesi Guru ....................................................... 13
F. Rincian Macam Kegiatan Pengembangan Profesi Guru .......................... 14
G. Kegiatan Pengembangan Profesi Guru .................................................... 15
H. Strategi Pengembangan Profesi Guru/Pendidik ...................................... 15
BAB IV KESIMPULAN .................................................................................. 16

iii
A. Kesimpulan ............................................................................................ 16
B. Saran ..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam Book Report yang berjudul Pengembangan Profesinal Guru ini berisi
mengenai segala hal yang bersangkutan dengan pengembangan professional guru.
Kita ketahui pula bahwa seiring dengan tantangan kehidupan global, pendidikan
merupakan hal yang sangat penting karena pendidikan salah satu penentu mutu
Sumber Daya Manusia. Keunggulan suatu bangsa tidak lagi ditandai dengan
melimpahnya kekayaan alam, melainkan pada keunggulan Sumber Daya Manusia
(SDM).

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk mencapai butir-butir tujuan pendidikan tersebut perlu didahului oleh


proses pendidikan yang memadai. Agar proses pendidikan dapat berjalan dengan
baik, maka semua aspek yang dapat mempengaruhi belajar siswa hendaknya dapat
berpengaruh positif bagi diri siswa, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan
kualitas pendidikan. Pada peradaban bangsa mana pun termasuk Indonesia, profesi
guru bermakna strategis karena penyandangnya mengemban tugas sejati bagi
proses kemanusiaan, pemanusiaan, pencerdasan, pembudayaan, dan pembangun
karakter bangsa.

Guru sebagai komponen penting dalam sistem pendidikan diharapkan


mampumenjadi fasilitator, motivator dan dinamisator dalam proses belajar siswa.
Oleh karena itu guru dituntut untuk dapat mempunyai kompetensi dalam dunia

1
pendidikan. Dalam rangka pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, perlu
adanya metode pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampu oleh
masing-masing guru. Dengan demikian proses belajar mengajar akan berjalan
seiring dengan pengembangan aspek-aspek belajar siswa yang meliputi aspek
kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor.

Untuk mewujudkan niat baik yang tertuang di dalam Undang-Undang


Nomor 20Tahun 2003 tersebut perlu adanya komitmen dari berbagai pihak,
terutama pemerintah dalam mengakomodasikan keinginan para guru dalam
pengembangan karier sesuai dengan Pasal 40 ayat (1) c pembinaan karier sesuai
dengan tuntutan pengembangan kualitas.

2
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas di dalam Book Report tentang Pengembangan Profesional Guru ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep dari pengembangan profesional pada guru?
2. Apa saja tantangan dan problematik dalam pengembangan profesional guru?
3. Bagaimanakah strategi dalam pengembangan profesional guru?

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Pengembangan Profesional
Guru ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep dari pengembangan profesional pada guru
2. Untuk mengetahui tantangan dan problematik yang ada dalam pengembangan
profesional guru
3. Untuk mengetahui strategi dalam pengembangan profesional guru

3
BAB II

INTISARI BUKU

A. BAB 1 : Guru Sebagai Profesi

Dari berbagai pengertian yang diberikan oleh para ahli pada bagian guru
sebagai profesi ini maka dapat disimpulkan bahwa profesi merupakan hasil dari
belajar yang dilakukan secara sungguh-sungguh melalui pendidikan dan
pengalaman serta latihan-latihan sehingga menciptakan keahlian, keterampilan, dan
komitmen yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan juga bagi pihak lain.

B. BAB 2 : Kompetensi Guru

Kompetensi merupakan kemampuan seseorang guru dalam melaksanakan


profesi keguruannya. Pekerjaan yang bersifat profesional memerlukan beberapa
bidang ilmu yang secara sengaja harus dipelajari dan kemudian diaplikasikan bagi
kepentingan umum (Moh Uzer Usman, 2005: 14).

Perbedaan profesi guru dengan profesi lainnya terletak pada tugas dan
tanggungjawabnya. Tugas dan tanggungjawab erat kaitannya dengan kemampuan
guru itu sendiri (kompetensi guru itu sendiri), Udin Syaefudin Saud (2009: 44),
dijelaskannya bahwa kompetensi merupakan pilar dari suatu profesi, seorang
profesional yang kompeten harus dapat menunjukkan karakteristik utamanya.

C. BAB 3 : Tugas, Peran, dan Tanggung Jawab Guru

Pada BAB 3 dengan judul sub bab mengenai tugas, peran, dan tanggung
jawab guru dapat disimpulkan sebagai berikut, menurut Moh. Uzer Usman (2005:
8) beliau menuliskan bahwa tugas guru meliputi tugas profesi, kemanusiaan, dan
kemasyarakatan. Dimana tugas profesi antara lain: mendidik, mengajar, dan

4
melatih. Mendidik adalah meneruskan dan mengembangkan nilai hidup. Mengajar
adalah meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Melatih
adalah mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa. Selain itu ada juga tugas
kemanusiaan yang mencakup: guru menjadi orang tua kedua, auto-pengertian,
transformasi diri, autoidentifikasi. Ada pula tugas kemasyarakatan yang meliputi
mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara yang bermoral
pancasila, mencerdaskan bangsa.

Selanjutnya ada peranan guru menurut Udin Syaefudin Saud (2009: 36)
meliputi empat peranan yaitu yang pertama adalah guru sebagai pengajar, yang
kedua adalah guru sebagai pengajar dan pendidik, yang ketiga adalah guru sebagai
pengajar, pendidik, agen pembaharuan dan pembangunan masyarakat, dan yang
keempat adalah guru yang berkewenangan ganda sebagai pendidik profesional
dengan bidang keahlian lain selain kependidikan.

Selanjutnya pada bab 3 ini juga ada menjelaskan tentang tanggung jawab
guru, dimana tugas dan tanggung jawab guru sebagai pembimbing memberi
tekanan terhadap tugas memberikan bantuan kepada siswa dalam memecahkan
masalah yang dihadapinya. Tugas dan tanggung jawab sebagai administrator kelas
pada hakikatnya merupakan jalinan antara ketatalaksanaan bidang pengajaran dan
ketatalaksanaan pada umumnya. Tanggung jawab mengembangkan kurikulum
membawa implikasi bahwa guru dituntut untuk mencari gagasan-gagasan baru,
penyempurnaan praktik pendidikan, khususnya dalam praktik penganggaran.
Tanggung jawab mengembangkan profesi pada dasarnya ialah tuntutan dan
panggilan untuk selalu mencintai, menghargai, menjaga, dan meningkatkan tugas
dan tanggung jawab profesinya. Tanggung jawab dalam membina hubungan
dengan masyarakat berarti guru harus dapat berperan menempatkan sekolah sebagai
bagian integral dari masyarakat serta sekolah sebagai pembaharu masyarakat (Udin
Syaefudin Saud, 2009: 35)

5
D. BAB 4 : Perangkat Keprofesian Guru (Kode Etik Profesi Keguruan)

Pada materi perangkat keprofesian guru ini menjelaskan tentang kode etik
profesi keguruan, dijelaskan bahwa pengertian kode etik guru adalah norma dan
asas yang disepakati dan diterima oleh guru-guru Indonesia sebagai pedoman sikap
dan perilaku dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota
masyarakat, dan warga negara (Kebijakan Pengembangan Profesi Guru: 2012).

Setelah itu dijelaskan pula mengenai penetapan, tujuan, dan sanksi dari kode
etik. Dimana untuk penetapan kode etik tidak boleh dilakukan oleh orang secara
perorangan, melainkan harus dilakukan oleh orang-orang yang diutus untuk dan
atas nama anggota-anggota profesi dari organisasi tersebut (Soetjipto, 2005: 32).

Selanjutnya ada tujuan kode etik yang meliputi hal-hal antara lain seperti
untuk menjunjung tinggi martabat profesi, menjaga dan memelihara kesejahteraan
para anggotanga, meningkatkan pengabdian para anggota profesi, meningkatkan
mutu profesi, dan meningkatkan mutu organisasi profesi (R. Hermawan S dalam
Soetjipto, 2005: 31).

Dan untuk guru yang melanggar akan dikenakan sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan yang berlaku pada organisasi profesi atau menurut aturan
negara. Tentu saja, guru tidak secara serta-merta dapai disanksi karena tudingan
melanggar Kode Etik profesinya. Pemberian sanksi itu berdasarkan atas
rekomendasi objektif. Pemberian rekomendasi sanksi terhadap guru yang
melakukan pelanggaran terhadap KEGI merupakan wewenang Dewan Kehormatan
Guru Indonesia (DKGI).

E. BAB 5 : Perangkat Keprofesian Guru (Organisasi Keprofesian Guru)

Pada BAB 5 ini menjelaskan tentang perangkat keprofesian guru yaitu ada
organisasi asosiasi keprofesian, dimana organisasi profesi lahir sebagai akibat
perkembangan jenis bidang tertentu yang semakin meningkat dan diprakarsai oleh
para pengemban bidang yang bersangkutan.

6
Organisasi profesional keguruan Indonesia yang dibentuk pada 25
Nopember 1945 selain menjadi wadah untuk menyatukan tujuan juga berfungsi
untuk melindungi anggotanya, meningkatkan dan mengembangkan karir, serta
mensejahterakan anggotanya.

F. BAB 6 : Perangkat Keprofesian Guru (Pengakuan, Perlindungan, dan


Penghargaan Profesi Guru)

Pada BAB 6 ini, dijelaskan mengenai perangkat leprofesian guru,


pengakuan, perlindungan, dan penghargaan profesi guru, dimana pengakuan status
guru merupakan pengakuan resmi pemerintah bahkan secara yuridis hal itu telah
jauh melangkahi apa yang kini dihadapi oleh profesi keguruan dalam forum
internasional. Selanjutnya untuk perlindungan guru di indonesia di atur dalam UU
No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kemudian Peraturan
Pemerintah (PP) No. 38 Tahun 1992 tentang Tenaga Kependidikan. Selanjutnya
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dan kemudian dalam
UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan dalam PP No. 74 Tahun 2008.
Dan untuk penghargaan dan imbalan yang diterima guru sesuai dengan pengakuan
terhadap statusnya. Sebagai tenaga yang diangkat mereka memperoleh imbalan gaji
serta tunjangan jabatan fungsionalnya.

G. BAB 7 : Kebijakan Umum Pengembangan Profesi Guru

Selanjutnya pada BAB 7 ini dijelaskan mengenai mengapa diperlukannya


pengembangan profesi guru, karena seperti yang kita ketahui bahwa pengembangan
profesi guru perlu mendapatkan perhatian, karena guru memiliki tugas dan peran
bukan hanya memberikan informasi-informasi ilmu pengetahuan dan teknologi,
melainkan juga membentuk sikap dan jiwa yang mampu bertahan dalam era
hiperkompetisi.

7
H. BAB 8 : Pengembangan Profesi Guru

Selanjutnya pada BAB 8 ini dijelaskan mengenai usaha pengembangan


profesi guru, strategi apa saja yang dapat dilakukan untuk menngkatkan
pengembangan profesi guru, teknik pengembangannya bagaimana, dan bagaimana
pendekatan pengembangannya.

I. BAB 9 : Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

PKB dilaksanakan sejak guru memiliki golongan kepangkatan III/a dengan


melakukan pengembangan diri, dan sejak golongan kepangkatan III/b guru wajib
melakukan publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif. Untuk naik dari golongan
kepangkatan IV/c ke IV/d guru wajib melakukan presentasi ilmiah. PKB
dikembangkan atas dasar profil kinerja guru sebagai perwujudan hasil PK Guru dan
didukung dengan hasil evaluasi diri, secara umum PKB ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas layanan pendidikan di sekolah/madrasah yang berimbas
pada peningkatan mutu pendidikan.

J. BAB 10 : Tantangan Pengembangan Profesionalisasi Guru

Ronald Brandt dalam Pengembangan Profesi Guru (Udin Syaefudin Saud,


2009: 116) menyatakan, “Hampir semua usaha reformasi dalam pendidikan seperti
pembaharuan kurikulum dan penerapan metode mengajar baru, akhirnya tergantung
kepada guru. Tanpa mereka menguasai bahan pelajaran dan strategi belajar
mengajar, tanpa mereka dapat mendorong siswanya untuk belajar ssungguh-
sungguh guna mencapai prestasi yang tinggi, maka segala upaya peningkatan mutu
pendidikan tidak akan mencapai hasil yang maksimal”.

8
BAB III

PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU

Secara etimologi, istilah profesi berasal dari bahasa inggris, yaitu profession
atau bahasa latin, profecus, yang artinya mengakui, adanya pengakuan, menyatakan
mampu atau ahli dalam melakukan suatu pekerjaan. Sedang secara terminologi,
profesi berarti suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi
pelakunya yang di tekankan pada pekerjaan mental, yaitu ada persyaratan
pengetahuan teoritis sebagai instrumen untuk melakukan perbuatan praktis, bukan
pekerjaan manual. Jadi suatu profesi harus memiliki tiga pilar pokok, yaitu
pengetahuan, keahlian, dan persiapan akademik.

Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian


tertentu. Artinya, jabatan profesional tidak bisa dilakukan atau dipegang oleh
sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak di persiapkan secara khusus untuk
melakukan suatu pekerjaan tersebut. Melainkan melalui proses pendidikan dan
pelatihan yang disiapkan secara khusus untuk bidang yang diembannya. Misalnya
seorang guru profesional yang memiliki kompetensi keguruan melalui pendidikan
guru seperti ( S1-PGRI, S1 Kependidikan, AKTA Pendidikan) yang diperoleh dari
pendidikan khusus untuk bidang tersebut.

Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang


dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian atau
kecakapan yang memenuhi mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi.

Profesionalis Guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu
keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan. Guru profesional adalah guru
yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan
dan pembelajaran. Di dalam dunia pendidikan, guru adalah seorang pendidik,

9
pembimbing, pelatih, dan pengembang kurikulum yang dapat menciptakan kondisi
dan suasana belajar dan kondosif yaitu suasana belajar yang menyenang, menarik,
memberi rasa aman, memberikan ruang pada siswa, untuk berpikir aktif, kreatif,
dan inovatif dalam mengeksplorasi dan mengelaborasikan kemampuannya.

B. TUJUAN KEGIATAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU

Tujuan kegiatan pengembangan profesi guru adalah untuk meningkatkan


mutu guru agar guru lebih profesional dalam pelaksanaan tugas dan tanggung
jawabnya. Jadi, kegiatan tersebut bertujuan untuk memperbanyak guru yang
profesional, bukan untuk mempercepat atau memperlambat kenaikan
pangkat/golongan. Selanjutnya sebagai penghargaan kepada guru yang mampu
meningkatkan mutu profesionalnya, diberikan penghargaan, di antaranya dengan
kenaikan pangkat/golongannya.

Dalam kaitannya dengan program bimbingan penulisan karya ilmiah, maka


penulisan karya tulis ilmiah sendiri yang merupakan salah satu kegiatan
pengembangan profesi guru, bukanlah sebagai tujuan akhir tetapi sebenarnya
merupakan wahana untuk melaporkan kegiatan yang telah dilakukan guru untuk
meningkatkan mutu pendidikan, khususnya pembelajaran di sekolah.

C. JENIS KEGIATAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU

Membicarakan tentang profesionalisme guru, tentu tidak bisa dilepaskan


dari kegiatan pengembangan profesi guru itu sendiri. Secara garis besarnya,
kegiatan pengembangan profesi guru dapat dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu:

1. Pengembangan intensif (intensive development).


2. Pengembangan kooperatif (cooperative development) dan;
3. Pengembangan mandiri (self directed development) (Glatthorm, 1991).

10
1. Pengembangan Intensif (intensive development)

Pengembangan intensif (intensive development) adalah bentuk


pengembangan yang dilakukan pimpinan terhadap guru yang dilakukan secara
intensif berdasarkan kebutuhan guru. Model ini biasanya dilakukan melalui
langkah-langkah yang sistematis, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai
dengan evaluasi dan pertemuan balikan atau refleksi. Teknik pengembangan yang
digunakan antara lain melalui pelatihan, penataran, kursus, loka karya, dan
sejenisnya.

2. Pengembangan Kooperatif (cooperative development)

Pengembangan kooperatif (cooperative development) adalah suatu bentuk


pengembangan guru yang dilakukan melalui kerja sama dengan teman sejawat
dalam suatu tim yang bekerja sama secara sistematis. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kemampuan profesional guru melalui pemberian masukan, saran,
nasehat, atau bantuan teman sejawat. Teknik pengembangan yang digunakan bisa
melalui pertemuan KKG atau MGMP/MGBK. Teknik ini disebut juga dengan
istilah peer supervision atau collaborative supervision.

3. Pengembangan Mandiri (self directed development)

Pengembangan mandiri (self directed development) adalah bentuk


pengembangan yang dilakukan melalui pengembangan diri sendiri. Bentuk ini
memberikan otonomi secara luas kepada guru. Guru berusaha untuk merencanakan
kegiatan, melaksanakan kegiatan, dan menganalisis balikan untuk pengembangan
diri sendiri. Teknik yang digunakan bisa melalui evaluasi diri (self evaluation/self
supervision) Idealnya, setiap guru dapat melibatkan diri dalam ketiga jenis kegiatan
pengembangan profesi di atas. Jika seorang guru tidak satupun berusaha melibatkan
diri (dilibatkan) dalam ketiga jenis kegiatan pengembangan profesi tersebut, maka

11
hampir bisa dipastikan dia akan terpuruk secara profesi. Dengan kata lain, mungkin
dia telah menentukan sikap untuk berhenti menjadi guru!

Di antara ketiga jenis kegiatan pengembangan profesi di atas, kegiatan


pengembangan mandiri (self directed development) tampaknya merupakan sebuah
alternatif yang paling memungkinkan. Secara psikologis, guru akan memiliki
kemerdekaan diri yang lebih dalam menjalani tugas-tugas profesionalnya, tanpa
banyak bergantung dan tekanan dari pihak luar.

D. TANTANGAN DAN PROBLEMATIK PENGEMBANGAN


PROFESIONAL GURU/PENDIDIK

Guru merupakan sesorang yang berperan sangat penting dalam proses


pendidikan, disamping faktor-faktor lain seperti sarana prasarana, biaya,
kurikulum, sistem pengelolaan, dan peserta didik sendiri. Apa yang kita siapkan
dalam proses pendidikan berupa sarana prasarna, biaya dan kurikulum, hanya akan
berarti jika diberi arti oleh guru.

Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan beratnya tantangan yang


dihadapi oleh proesi keguruan dalam usaha untuk meningkatkan kewibawaanya
dimata masyarakat . Menurut Dedi supriadi, (1999:104-106) ada beberapa faktor
yang mempengaruhi yaitu:

1. Kekurangjelasan tentang definisi profesi keguruan.


2. Desakan kebutuhan masyarakat dan sekolah akan guru.
3. Sulitnya standar mutu guru dikendalikan dan dijaga.
4. PGRI belum banyak aktif melakukan kegiatan-kegiatan yang secara sistematis
dan langsung berkaitan dengan peningkatan profesionalisme guru.
5. Perubahan yang terjadi dalam masyarakat melahirkan tuntutan-tuntutan baru
terhadap peran (role expectation) yang seharusnya dimainkan oleh guru.

12
E. MODEL PENGEMBANGAN PROFESI GURU

Banyak cara yang di yang dilakukan oleh guru untuk menyesuaikan dengan
perubahan, baik itu secara perorangan, kelompok atau dalam satu sistem yang diatur
oleh lembaga. Dibawah ini adalah model pengembangan guru, yaitu:

1. Individual Guided Staff Development

Individual guided staff development (Pengembangan guru yang dipadu


secara individual) Para guru dapat menilai kebutuhan belajar mereka dan mampu
belajar aktif serta mengarahkan diri sendiri. Para guru harus dimotivasi saat
menyeleksi tujuan belajar berdasrk penilaian personil dari kebutuhan mereka.

2. Observation/Assessment

Observasi dan penilaian dari intruksi menyediakan guru dengan data yang
dapat direfleksikan dan dianalisis untuk tujuan peningkatan belajar sisiwa. Refleksi
oleh guru pada praktiknya dapat ditingkatkan oleh observasi lainnya.

3. Involvement In A Development/Improvement Process

Pembelajaran orang dewasa lebih efektif ketika mereka perlu untuk


mengetahui atau perlu memcahkan suatu masalah. Guru perlu untuk memperoleh
pengetahuan atau keterampilan melalui keterlibatan pada proses peningkatan
sekolah atau pengembangan kurikulum.

4. Training (Pelatihan)

Ada teknik-teknk dan perilaku-perilaku yang pantas untuk ditiru guru dalam
kelas. Guru-gurru dapat merubah perilaku mereka dan belajar meniru perilaku
dalam kelas mereka. Inquiry (Pemeriksaan) Pengembangan profesional adalah
studi kerjasama oleh para guru sendiri untuk permasalahan dan isu yang timbul dari
usaha untuk membuat praktik mereka konsisten dengan nilai-nilai bidang
pendidikan.

13
F. RINCIAN MACAM KEGIATAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU

Untuk setiap kegiatan dalam kegiatan pengembangan profesi yang


dilakukan dengan baik dan benar diberikan angka kredit. Angka kredit adalah
angka yang diberikan berdasarkan penilaian atas prestasi yang telah dicapai oleh
seorang guru dalam mengerjakan butir rincian kegiatan yang dipergunakan sebagai
salah satu syarat untuk pengangkatan dan kenaikan pangkat dalam jabatan guru.

Penetapan Angka Kredit adalah penetapan hasil penilaian prestasi kerja


guru yang telah memenuhi syarat untuk kenaikan jabatan/pangkat yang ditetapkan
oleh pejabat yang berwenang.Sementara ini untuk kenaikan pangkat dari golongan
IV/a ke golongan IV/b ke atas seorang guru dipersyaratkan untuk mengumpulkan
angka kredit dari bidang kegiatan pengembangan profesi guru minimal sebesar dua
belas (12) point. Pada bidang pengembangan profesi tersebut meliputi kegiatan
sebagai berikut:

1. Melakukan kegiatan karya tulis/karya ilmiah (KTI) di bidang pendidikan.


2. Membuat alat pelajaran/alat peraga atau alat bimbingan.
3. Menciptakan karya seni.
4. Menemukan teknologi tepat guna di bidang pendidikan.
5. Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.

Lingkup kegiatan karya tulis/karya ilmiah (KTI) di bidang pendidikan,


meliputi: karya ilmiah hasil penelitian, pengkajian, survei dan atau evaluasi di
bidang pendidikan, karya tulis berupa tinjauan atau ulasan ilmiah gagasan sendiri
dalam bidang pendidikan, tulisan ilmiah populer, prasaran dalam pertemuan ilmiah,
buku pelajaran, diktat pelajaran dan karya alih bahasa atau karya terjemahan.
Membuat alat pelajaran/alat peraga atau alat bimbingan, melliputi pembuatan alat
peraga dan alat bimbingan.

Menciptakan Karya Seni meliputi Karya Seni Sastera, Lukis, Patung,


Pertunjukan, Kriya dan sejenisnya. Menemukan teknologi tepat guna di bidang
pendidikan, meliputi teknologi yang bermanfaat di bidang pembelajaran, seperti
alat praktikum, dan alat bantu teknis pembelajaran. Mengikuti kegiatan

14
pengembangan kurikulum, meliputi keikutsertaan dalam penyusunan standar
pendidikan dan pedoman lain yang bertaraf nasional. Masing-masing kegiatan
pengembangan profesi diberikan angka kredit sesuai Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara (Kepmenpan) No. 84/1993 yang berlaku.

G. KEGIATAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU

Setiap guru wajib melakukan berbagai kegiatan dalam melaksanakan tugas


dan tanggungjawabnya. Lingkup kegiatan guru tersebut meliputi:

1. Mengikuti pendidikan.
2. Menangani proses pembelajaran.
3. Melakukan kegiatan pengembangan profesi dan,
4. Melakukan kegiatan penunjang.

Berkaitan dengan program Bimbingan Penulisan Karya Ilmiah, maka


penulisan karya ilmiah adalah salah satu dari kegiatan pengembangan profesi guru.
Kegiatan pengembangan profesi adalah kegiatan guru dalam rangka penerapan dan
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan keterampilan untuk
meningkatkan mutu proses pembelajaran dalam rangka menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat bagi pendidikan pada umumnya maupun lingkup sekolah pada
khususnya.

H. STRATEGI PENGEMBANGAN PROFESI PENDIDIK/GURU

Pengembangan profesi tenaga pendidik bukan sesuatu yang mudah, hal ini
disebabkan banyak faktor yang dapat mempengaruhinya, untuk itu pencermatan
lingkungan dimana pengembangan itu dilakukan menjadi penting, terutama bila
faktor tersebut dapat menghalangi upaya pengembangan tenaga pendidik. Dalam
hubungan ini, faktor birokrasi, khususnya birokrasi pendidikan sering kurang/tidak
mendukung bagi terciptanya suasana yang kondusif untuk pengembangan profesi
tenaga pendidik.

15
Sebenarnya, jika mengacu pada peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan pendidikan, birokrasi harus memberikan ruang dan mendukung
proses pengembangan profesi tenaga pendidik, namun sistem birokrasi kita yang
cenderung minta dilayani telah cukup berakar, sehingga peran ideal sebagaimana
dituntun oleh peraturan perundang-undangan masih jauh dari terwujud.

Dengan mengingat hal tersebut, maka diperlukan strategi yang tepat dalam
upaya menciptakan iklim kondusif bagi pengembangan profesi tenaga pendidik,
situasi kondusif ini jelas amat diperlukan oleh tenaga pendidik untuk dapat
mengembangkan diri sendiri kearah profesionilisme pendidik. Dalam hal ini,
terdapat beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk menciptakan situasi yang
kondusif bagi pengembangan profesi pendidik, yaitu:

1. Strategi Perubahan Paradigma

Strategi ini dimulai dengan mengubah paradigma birokasi agar menjadi


mampu mengembangkan diri sendiri sebagai institusi yang berorientasi pelayanan,
bukan dilayani.

2. Strategi Debirokratisasi

Strategi ini dimaksudkan untuk mengurangi tingkatan birokrasi yang dapat


menghambat pada pengembangan diri pendidik. Strategi tersebut di atas
memerlukan metode operasional agar dapat dilaksanakan, strategi perubahan
paradigma dapat dilakukan melalui pembinaan guna menumbuhkan penyadaran
akan peran dan fungsi birokrasi dalam kontek pelayanan masyarakat, sementara
strategi debirokratisasi dapa dilakukan dengan cara mengurang dan
menyederhanakan berbagai prosedur yang dapat menjadi hambatan bagi
pengembangan diri tenaga pendidik serta menyulitkan pelayanan bagi masyarakat.

16
3. Pendidikan dan Pelatihan
a. In-house Training (IHT)

Pelatihan dalam bentuk IHT adalah pelatihan yang dilaksanakan secara


internal dikelompok kerja guru, sekolah, atau tempat lain yang ditetapkan untuk
menyelenggarakan pelatihan. Strategi pembinaan melalui IHT dilakukan
berdasarkan pemikiran bahwa sebagian kemampuan dalam meningkatkan
kompetensi dan karier guru tidak harus dilakukan secara eksternal, tetapi dapat
dilakukan oleh guru yang memiliki kompetensi yang belum dimiliki oleh guru lain.
Dengan srategi ini diharapkan dapat menghemat waktu dan biaya.

b. Program Magang

Program magang adalah pelatihan yang dilaksanakan didunia kerja atau


industri yang relevan dalam rangka meningkatkan kompetensi profesional guru.
Program magang ini diperuntukan bagi guru dan dapat dilakukan selama periode
tertentu, misalnya, magang disekolah tertentu untuk belajara menejemen kelas atau
menejemen sekolah efektif. Program magang dipilih sebagai alternatif pembinaan
dengan alasan bahwa keterampilan tertentu yang memerlukan pengalaman nyata.

c. Kemitraan Sekolah

Pelatihan melalui kemitraan sekolah dapat dilaksanakan antara sekolah


negeri dan swasta. Jadi pelaksanaannya dapat dilakukan di sekolah atau di tempat
mitra sekolah. Pembinaan lewat mitra sekolah diperlukan dengan alasan bahwa
beberapa keunikan atau kelebihan yang dimiliki mitra, misalnya, dibidang
menejemen sekolah atau kelas.

d. Belajar Jarak Jauh

Pelatihan melalui belajar jarak jauh dapat dilaksanakan tanpa menghadirkan


instruktur dan peserta pelatihan dalam satu tempat tertentu, melainkan dengan
sistem pelatihan melalui internet dan sejenisnya. Pembinaan lewat belajar jarak jauh
dilakukan dengan pertimbangan bahwa tidak semua guru terutama di daerah
terpencil.

17
e. Pelatihan Berjenjang dan Khusus

Pelatihan jenis ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pelatihan yang diberi


wewenang, dimana program disusun secara berjenjang mulai dari jenjang dasar,
menengah, lanjut, dan tinggi. Jenjang pelatihan disusun berdasarkan tingkat
kesulitan dan jenis kompetensi. Pelatihan khusus (spesialisasi) disediakan
berdasarkan kebutuhan khusus atau disebabkan adanya perkembangan baru dalam
keilmuan tertentu.

f. Kursus Singkat di Perguruan Tinggi atau Lembaga Pendidikan Lainnya

Kursus singkat dimaksud untuk melatih meningkatkan kemampuan guru


dalam beberapa kemampuan melakukan penelitian tindakan kelas, menyusun karya
ilmiah, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran.

g. Pembinaan Internal Oleh Sekolah

Pembinaan internal ini dilaksanakan oleh kepala sekolah dan guru-guru


yang memiliki kewenangan membina, melalui rapat dinas, rotasi tugas mengajar,
pemberian tugas-tugas internal tambahan, dan diskusi dengan teman sejawat.

h. Pendidikan Lanjut

Pembinaan profesi guru melalui pendidikan lanjut juga merupakan alternatif


bagi peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru. Pengikutsertaan guru dalam
pendidikan lanjut ini dapat dilaksanakan dengan memberikan tugas belajar baik
dalam maupun luar negeri bagi guru yang berprestasi. Pelaksanaan pendidikan
lanjut ini akan menghasilkan guru-guru pembina yang dapat membantu guru-guru
lain dalam upaya pengembangan profesi.

4. Non Pendidikan dan Pelatihan


a. Diskusi Masalah Pendidikan.

Diskusi ini diselenggarakan secara berkala dengan topik diskusi sesuai


dengan masalah yang dialami di sekolah.

18
b. Seminar

Pengikutsertaan guru dalam kegiatan seminar dan pembinaan publikasi


ilmiah juga dapat menjadi model pembinaan berkelanjutan bagi peningkatan
keprofesian guru. Kegiatan ini memberikan peluang kepada guru untuk berinteraksi
secara ilmiah dengan kolega seprofesinya berkaitan dengan hal-hal terkini dalam
hal upaya peningkatan kualitas pendidikan.

c. Workshop

Kegiatan ini dilakukan untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi


pembelajaran, peningkatan kompetensi maupun pengembangan karirnya.
Workshop dapat dilakukan misalnya dalam kegiatan menyusun KTSP, analisis
kurikulum, pengembangan silabus, penulisan rencana pembelajaran.

d. Penelitian

Penelitian dapat dilakukan guru dalam bentuk penelitian tindakan kelas,


penelitian eksperimen, ataupun jenis lain dalam rangka peningkatan mutu
pembelajaran.

e. Penulisan Buku/Bahan Ajar

Bahan ajar yang ditulis oleh guru dapat berbentuk diktat, buku
pelajaran, ataupun buku dalam bidang pendidikan.

f. Pembuatan Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang dibuat oleh guru dapat berbentuk alat peraga, alat
praktikum sederhana, maupun bahan ajar elektronik atau pembelajaran.

g. Pembuatan Karya Teknologi/Karya Seni

Karya teknologi/seni yang dibuat guru dapat berupa karya yang bermanfaat
untuk masyarakat atau kegiatan pendidikan serta karya seni yang memiliki nilai
estetika yang diakui oleh masyarakat.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Konsep dasar dari pengembangan profesional guru didefinisikan sebagai


kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam
bidang pendidikan. Guru profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang
dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pembelajaran. Di dalam
dunia pendidikan, guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan
pengembang kurikulum yang dapat menciptakan kondisi dan suasana belajar dan
kondosif yaitu suasana belajar yang menyenang, menarik, memberi rasa aman,
memberikan ruang pada siswa, untuk berpikir aktif, kreatif, dan inovatif dalam
mengeksplorasi dan mengelaborasikan kemampuannya.

Menurut Dedi supriadi, (1999:104-106), ada beberapa faktor yang berkaitan


dengan beratnya tantangan yang dihadapi oleh proesi keguruan dalam usaha untuk
meningkatkan kewibawaanya dimata masyarakat yaitu seperti kekurang jelasan
tentang definisi profesi keguruan yang membuat guru masih bingung akan hal
tersebut, seelah itu ada desakan kebutuhan masyarakat dan sekolah akan guru,
sulitnya standar mutu guru dikendalikan dan dijaga, PGRI yang belum banyak aktif
melakukan kegiatan-kegiatan yang secara sistematis dan langsung berkaitan dengan
peningkatan profesionalisme guru. Perubahan yang terjadi dalam masyarakat
melahirkan tuntutan-tuntutan baru terhadap peran (role expectation) yang
seharusnya dimainkan oleh guru.

Strategi dalam pengembangan profesional guru yang pertama yanitu


melalui strategi perubahan paradigma, selanjutnya ada strategi debirokratisasi,
selanjutnya melalui Pendidikan dan pelatihan, dan bisa juga melalui non pendidikan
dan pelatihan seperti pembuatan karya seni, melalukan seminar, dll.

20
B. Saran

Berdasarkan makalah Pengembangan Profesional Guru ini, untuk


mendapatkan hasil yang lebih sempurna dalam penulisan makalah maka kami
menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati penyusun sangat mengharapkan kritik dan
sarannya demi kesempurnaan makalah ini.

21
DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Danim, Sudarwan, (2011), Pengembangan Profesi Guru, Jakarta: Kencana Prenada


Media Group.

Saud, Udin S. & Cicih Sutarsih (2007) Pengembangan Profesi Guru SD, Bandung:
UPI Press.

Soetjipto dan Raflis Kosasi (2004) Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta.

Sumana (1994), Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta, Kanisius.

Yamin, Martinis (2007) Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, Ciputat:


Gaung Persada Press.

Jurnal :

Hasanah, A. (2012). Pengembangan profesi guru.

Supriadi, O. (2009). Pengembangan profesionalisme guru sekolah dasar. Jurnal


Tabularasa, 6 (1), 27-38.

Putri, ADK, & Imaniyati, N. (2017). Pengembangan profesi guru dalam


meningkatkan kinerja guru (Pengembangan profesional guru dalam meningkatkan
kinerja guru). Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran , 2 (2), 93-101.

Web :

Rusianti, Seni. 2018. Pengembangan Profesi dam Karir Guru, diakses pada 16
November 2021 pukul 19.06.

22

Anda mungkin juga menyukai