Anda di halaman 1dari 5

Nama : Nida Asma Karima

NIM : 1900005357

Kelas : 6G

1. Latar belakang
Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa memiliki keanekaragaman
budaya dan potensi sumber daya alam yang begitu melimpah. Keanekaragaman yang
dimiliki Indonesia ini tentu penting untuk dilestarikan dan dikembangkan supaya tidak
hilang dimakan zaman yang semakin maju dan berkembang. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk menjaga potensi tersebut yaitu melalui upaya pendidikan. Sebagaimana
yang diungkapkan Inanna (2021: 37) bahwa pendidikan merupakan suatu proses
pembelajaran, pengetahuan, keterampilan serta kebiasaan seseorang yang diwariskan
melalui bentuk pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Melalui pengenalan tentang
keadaan lingkungan, sosial, dan budaya di sekitar kepada peserta didik akan lebih
memungkinkan mereka untuk akrab dengan lingkungannya.
Kurikulum merupakan salah satu komponen penting dari sistem pendidikan yang
dijadikan sebagai acuan oleh satuan pendidikan. Adapun kurikulum yang dapat
diterapkan pada satuan pendidikan yaitu kurikulum muatan lokal. Menurut Surat
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan nomor
0412/U/1987 tanggal 11 Juli 1987, bahwa kurikulum muatan lokal adalah program
pendidikan yang isi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam dan
lingkungan budaya serta kebutuhan daerah dan wajib dipelajari oleh murid di daerah
tersebut (Nafisah, 2016: 458). Setiap pengembangan kurikulum hendaknya dapat
mempelajari keadaan yang ada di lingkungan sekitar masyarakat, supaya apa yang
dipelajari di sekolah sesuai dengan apa yang mereka alami di lingkungan sekitar mereka.
Menerapkan kurikulum muatan lokal dalam kegiatan pembelajaran, tentu harus dapat
dilaksanakan dengan strategi pembelajaran yang tepat. Dalam menyusun strategi
pembelajaran terdapat beberapa komponen yang harus diperhatikan di antaranya yaitu
tujuan, guru, siswa, materi pelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan
evaluasi (Mansur, 2012:73). Materi adalah salah satu hal yang harus diperhatikan.
Penyajian materi muatan lokal tentu harus disesuaikan dengan potensi daerah tertentu
supaya dapat mempermudah siswa dalam memperoleh sumber belajar serta dapat
melakukan kegiatan belajar sendiri dengan memanfaatkan lingkungan di sekitarnya.
Muatan lokal yang dapat diterapkan dan dikembangkan di kelas IV sekolah dasar
yaitu pada prakarya tentang membuat aksesoris pelengkap busana. Aksesoris yaitu
pelengkap busana yang sifatnya hanya untuk menambah keindahan si pemakai seperti
cincin, kalung, leontin, bross, dan lain sebagainya (Yuliati, 2019:14). kalung adalah
perhiasan atau aksesoris yang pemakaiannya dikaitkan atau digantungkan pada leher
seseorang (Ernawati, 2008: 24). Bahan yang dapat digunakan untuk membuat aksesoris
yaitu dapat dari manik-manik, kain, logam, emas, perak, dan lain sebagainya.
Alasan pemilihan materi muatan lokal membuat aksesoris pelengkap busana yaitu
sesuai dengan kompetensi dasar prakarya kelas IV pada kompetensi dasar 4.15 yaitu 4.15
Membuat karya kreatif berupa benda aksesoris pelengkap busana dengan berbagai bahan
dan cara pembuatan. Selain alasan tersebut, keragaman potensi daerah wonosobo yang
memiliki potensi yang begitu beragam turut menjadi salah satu alasan dipilihnya materi
ini. Salah satu potensi yang dimiliki wonosobo yaitu batik. Yang membedakan batik
wonosobo dengan batik dari daerah lain yaitu, pada batik wonsobo sebagain besar
didasari dari pengembangan motif carica dan purwaceng (Alamsyah: 2019,174). Melalui
kearifan lokal berupa batik wonosobo ini, diharapkan dapat mengenalkan dan menambah
wawasan peserta didik kelas IV mengenai batik di daerah wonosobo serta dapat
mengembangkannya menjadi muatan local dalam prakarya berupa pembuatan aksesoris
pelengkap busana dari kain batik wonosobo. Dengan demikian, alasan mengapa penulis
memilih materi muatan lokal tentang membuat aksesoris pelengkap busana ini.
2. Materi muatan lokal asli/sebelum pengembangan
A. Pengertian Aksesoris
Aksesoris adalah salah satu jenis pelengkap busana berupa benda-benda yang
dapat menambah nilai keindahan bagi pemakai. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, aksesoris adalah barang yang berfungsi sebagai pelengkap dan pemanis
busana. Contoh aksesoris di antaranya yaitu kalung, gelang, anting-anting, pita
rambut, bros, penjepit hias, cincin, dan lain sebagainya.
B. Bahan dan Alat Membuat Aksesoris
Untuk membuat aksesoris dibutuhkan berbagai alat dan bahan. Bahan dan
peralatan yang diperlukan dalam mmebuat aksesoris di antaranya yaitu tang, gunting,
paku, ring, rantai, kawat, senar, karet, senar karet, manik-manik, mutiara, tali aneka
warna, pita, renda, kancing, serta ornament karakter. Bahan yang telah disebutkan
sebelumnya adalah berupa bahan buatan. Bahan alam juga dapat digunakan untuk
membuat aksesoris di antaranya yaitu biji-bijian, kerang.
C. Muatan Lokal Daerah Wonosobo
Sebagai pesona khas budaya bangsa Indonesia, macam-macam batik terdapat
di berbagai daerah Indonesia salah satunya yaitu Wonosobo. Sentra pembuatan batik
di wonosobo yaitu berada di Desa Talunombo, Sapuran dan Kleurahan Kertek
Kecamatan Kertek. Yang membedakan batik wonosobo dengan batik daerah lain
yaitu pada batik wonosobo memiliki ciri khas corak tanaman wonosobo yaitu
purwaceng dan daun carica. Adapun corak lainnya yaitu berupa topeng wonosobo.

3. Standar Kompetensi
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dan sistematis
dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
Kompetensi Dasar
4.15 Membuat karya kreatif berupa benda aksesoris pelengkap busana dengan berbagai
bahan dan cara pembuatan

4. Konsep pengembangan
Karya kreatif berupa aksesoris pelengkap busana
Muatan lokal yang dikembangkan: Batik Wonosobo.
Produk : Kalung
Bahan yang digunakan untuk membuat aksesoris yaitu kain batik wonosobo, manik-
manik, senar, tang, gunting, alat menjahit.
Berikut ilustrasi dari produk yang hendak dikembangkan.

Langkah Ilustrasi produk Langkah pembuatan

1 Menyiapkan alat dan bahan


meliputi
Alat: gunting, lem tembak,
tang,
Bahan: bahan batik
wonosobo ukuran 18 cm x
75 cm, potongan bahan 6 cm
x 6 cm, manik-manik,
aksesoris/pelengkap kalung.

2 Lipat memanjang bahan


batik wonosobo ukuran 18
cm x 75 cm, lalu jahit.

3 Setelah itu balik kain yang


telah dijahit, lalu disetrika
sampai rapi.

4 Kemudian jahit jelujur ujung


bahan, lalu ikat dengan erat
dan ratakan ujungnya.
5 Setelah itu rangkai manik-
manik sesuai dengan yang
diinginkan, lalu hubungkan
dengan kedua ujung bahan
yang telah dijahit

6 Kalung dari bahan batik siap


digunakan sebagai
pelengkap busana.

REFERENSI
Alamsyah, A. Perkembangan Motif Batik di Wonosobo. Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian
Antropologi, 2(2), 158-175.
Busana, J. T. MODEL PEMBELAJARAN PROJECT WORK PEMBUATAN AKSESORIS
KALUNG DARI BENANG PADA MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN KELAS XI BUSANA BUTIK 2 SMK NEGERI 8
SURABAYA.
Inanna, dkk. 2021. Landasan Pendidikan. Klaten: Tahta Media Grup.
Mansur, N. (2012). Urgensi kurikulum muatan lokal dalam pendidikan. Jurnal Ilmiah
Didaktika:Media Ilmiah Pendidikan dan Pengajaran, 13(1).
Nafisah, D. (2016). Peran pendidikan muatan lokal terhadap pembangunan karakter bangsa.
Citizenship Jurnal Pancasila Dan Kewarganegaraan, 4(2), 451-468.

Anda mungkin juga menyukai