Anda di halaman 1dari 16

KEBIJAKAN PELAYANAN KEBIDANAN

‘Kebijakan dalam kebidanan mengenai Teori Sosial dan Pilihan Pelayanan’’

Disusun Oleh :

Sri Hermayati (P00340421022)


Titin Verayensi (P00340421023)
Veronica Maharani (P00340421024)
Wahyu Atika Anggraini (P00340421025)
Wulan Dari Arpan (P00340421026)
Yuni Dwi Astuti (P00340421027)

Dosen Pembimbing :

Wenny Indah PES, SST, M.Keb

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

PRODI DIV ALIH JENJANG


KEBIDANAN CURUP
TA.2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya sehingga
penulis dapatmenyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Kebijakan Dalam
Kebidanan MengenaiTeori Sosial”. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak
mendapat tantangan danhambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak
tantangan itu bisa teratasi. Oleh karenaitu, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telahmembantu dalam penyusunan makalah
ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpaldari Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam Penulisan makalah ini, penulis merasa masih banyak kekurangan-


kekurangan baikpada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang dimiliki penulis. Untukitu kritik dan saran dari semua pihak sangat di harapkan
oleh tim penulis demi penyempurnaanpembuatan makalah ini. Tim penulis
mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacasemua, terutama bagi tim
penulis sendiri. Semoga Allah memberkahi makalah ini sehinggabermanfaat bagi kita
semua.

Curup, 10 Februari 2022

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………...…………. ii

DAFTAR ISI ……..………………………………………………...…………………. iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1

A. Latar belakang ......................................................................................................1

B. Rumusan masalah ................................................................................................2

C. Tujuan ...................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 3

A. Kehamilan …........................................................................................................ 3

B. Persalinan Nifas …................................................................................................ 7

C. Medikalisasi …...................................................................................................... 9

D. Pilihan Pelayanan ................................................................................................. 9

BAB III PENUTUP....................................................................................................... 12


A. Kesimpulan …………………………………………………………….……… 12

B. Saran …............................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator penting dalam
menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan
kematian terkait dengan kehamilan. Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara
umum, pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Sensitifitas
AKI terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan
pembangunan sektor kesehatan. Kasus kematian Ibu meliputi kematian ibu hamil,
ibu bersalin dan ibu nifas. Target global Suitainable Development Goals (SDGs)
adalah menurunkan AKI menjadi 70 per 100.000 KH, Mengacu dari kondisi saat ini,
potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan AKI adalah off track, yang
berarti usaha untuk menurunkan AKI. Berdasarkan program SDG‟s maka disusunlah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019.
Sembilan agenda yang dikenal dengan Nawa Citta tujuan kelima yaitu meningkatkan
kualitas hidup masyarakat melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan
peningkatan layanan kesehatan masyarakat. Nawa Citta menargetkan AKI 306 per
100.000 kelahiran hidup dan menurunkan AKB 24 per 100.000 kelahiran. Penyebab
langsung kematian ibu masih diduduki karena perdarahan, sementara itu, penyebab
tidak langsung juga berperan cukup besar dalam menyebakan kematian ibu.
Sebagian besar penyebab kesakitan dan kematian ibu tersebut dapat dicegah, salah
satunya dengan asuhan kesehatan ibu terfokus pada Asuhan Persalinan Normal yaitu
persalinan bersih dan aman.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Kehamilan Kebijakan Dalam Kebidanan Mengenai


Teori Sosial
2. Apa yang dimaksud dengan Persalinan Nifas Kebijakan Dalam Kebidanan
Mengenai Teori Sosial.

3. Apa yang dimaksud dengan Medikalisasi Kebijakan Dalam Kebidanan Mengenai


Teori Sosial.

4. Apa yang dimaksud dengan Pilihan Pelayanan Kebijakan Dalam Kebidanan


Mengenai Teori Sosial

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Kehamilan Kebijakan Dalam


Kebidanan Mengenai Teori Sosial .

2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Persalinan Nifas Kebijakan Dalam
Kebidanan Mengenai Teori Sosial

3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Medikalisasi Kebijakan Dalam


Kebidanan Mengenai Teori Sosial

4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Pilihan Pelayanan Kebijakan


Dalam Kebidanan Mengenai Teori Sosial.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kehamilan

Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu


sosial, kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang
bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan
keluarganya. Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar.
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan kesehatan ibu
hamil kepada semua ibu hamil di wilayah kabupaten/kota tersebut dalam kurun
waktu kehamilan. Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk
mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi: deteksi dini,
pengobatan atau rujukan.. Asuhan kebidanan didasari pada filosofi bahwa
kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah/fisiologis. Merupakan proses
yang normal dan bukan penyakit. Proses childbirth merupakan kejadian fisik,
psikososial dan kultural. Seni dalam asuhan kebidanan meliputi pengetahuan, kapan
dan bagaimana memberikan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan, serta
mempertahankan proses persalinan berjalan alamiah.

B. Persalinan Dan Nifas

Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap


kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih
dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan.Setiap bidan dalam memberikan
asuhan persalinan harus berpandangan bahwa proses tersebut adalah alamiah dan
normal sehingga dalam memberikan asuhan seorang bidan tidak perlu memberikan
intervensi yang berlebihan. Dalam memberikan asuhan setiap bidan mempunyai
metode tersendiri yang disesuaikan dengan kondisi klien, serta budaya yang dianut
oleh klien dan keluarga.

Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi
dan tanggap terhadap budaya setempat. Berdasarkan pernyataan kompetensi maka
dapat dirumuskan pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap
bidan, yaitu:

1. Pengetahuan dasar

a. Fisiologi nifas.

b. Proses involusi dan penyembuhan sesudah persalinan / abortus.

c. Proses laktasi / menyusui dan teknik menyusui yang benar serta


penyimpangan yang lazim terjadi termasuk pembengkakan payudara, abses,
mastitis, puting susu lecet, puting susu masuk. Konsep Kebidanan dan
Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan

d. Kebutuhan nutrisi nifas, kebutuhan istirahat, aktivitas dan kebutuhan


fisiologis lainnya seperti pengosongan kandung kemih.

e. Kebutuhan nutrisi bayi baru lahir.

f. Adaptasi psikologis ibu sesudah bersalin dan abortus.

g. Bonding dan attachement orangtua dan bayi baru lahir untuk menciptakan
hubungan positif.

h. Indikator subinvolusi misalnya perdarahan yang terus menerus, infeksi.

i. Indikator masalah-masalah laktasi.


j. Tanda dan gejala yang mengancam kehidupan misalnya perdarahan
pervaginaan menetap, sisa plasenta, renjatan (shock) dan preeklamsi post
partum.

k. Indikator pada komplikasi tertentu dalam periode post partum, seperti


anemia kronis, hematoma vulva, retensi urine dan incontinensia alvi.

l. Kebutuhan asuhan dan konseling selam dan sesudah abortus.

m. Tanda dan gejala komplikasi abortus.

2. Ketrampilan dasar

a. Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan yang terfokus, termasuk


keterangan rinci tentang kehamilan, persalinan, dan kelahiran.

b. Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus pada ibu.

c. Pengkajian involusi uterus serta penyembuhan perlukaan/luka jahitan.

d. Merumuskan diagnisa masa nifas.

e. Menyusun perencanaan.

f. Memulai dan mendukung pemberian ASI eksklusif.

g. Melaksanakan pendidikan kesehatan pada ibu meliputi perawatan diri sendiri,


istirahat, nutrisi dan asuhan bayi baru lahir.

h. Mengidentifikasi hematoma vulva dan melaksanakan rujukan bilamana perlu.

i. Mengidentifikasi infeksi pada ibu, mengobati sesuai kewenangan atau merujuk


untuk tindakan yang sesuai.
j. Penatalaksanaan ibu post partum abnormal sisa plasenta, renjatan dan infeksi
ringan.

k. Melakukan konseling pada ibu tentang seksualitas dan KB pasca persalinan.

l. Melakukan konseling dan memberi dukungan untuk wanita pasca absorsi.

m. Melakukan kolaborasi atau rujukan pada komplikasi tertentu.

n. Memberikan antibiotika yang sesuai.

o. Mencatat dan mendokumentasikan temuan-temuan dan intervensi yang


dilakukan.

3. Ketrampilan tambahan

Melakukan insisi pada hematoma vulva.

C. Medikalisasi

Terkait dengan hal nutrisi, aturan “medikalisasi” yang bertentangan dengan


filosofi Normal and Natural Childbirth seringkali melarang makan dan minum bagi
wanita yang akan melahirkan. Alasan yang digunakan lebih kepada historisitas
daripada medis. Ketakutan yang melatarbelakangi kebijakan ini adalah bahwa jika
seorang wanita yang akan melahirkan harus menjalani operasi sesar dengan
penggunaan obat bius, kemungkinan dia akan muntah dan menghirup sisa-sisa
makanan ke dalam paru-parunya ketika dia dalam keadaan tidak sadar karena efek
obat bius tersebut. Pembuat kebijakan ini berharap agar larangan makan dan minum
selama proses melahirkan akan menjamin tidak adanya sisa makan yang bisa
dimuntahkan.

D. Pilihan Pelayanan
Pelayanan kebidanan adalah pelayanan yang diberikan oleh bidan yang telah
terdaftar memperoleh SIPB (Surat Ijin Praktek Bidan) dari dinas kesehatan.
Pelayanan kebidanan merupakan seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab
praktek profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan
meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan
keluarga dan masyarakat.

Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,


yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya
keluarga yang berkualitas. Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga
dan masyarakat, yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan
pemulihan. Layanan kebidanan dapat dibedakan menjadi:

1. Layanan kebidanan primer adalah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi


tanggungjawab bidan

2. Layanan kebidanan kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan


sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai
salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan

3. Layanan kebidanan rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam
rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu
pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun
yang menolong persalinan, juga layanan rujukan yang dilakukan oleh bidan ke
tempat/fasilitas pelayanan kesehatan lain secara horisontal maupun vertikal atau
ke profesi kesehatan lainnya. Layanan kebidanan yang tepat akan meningkatkan
keamanan dan kesejahteraan ibu serta bayinya.

Pelayanan kebidanan yang bermutu yaitu pelayanan kebidanan yang dapat


memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kebidanan yang sesuai dengan tingkat
kepuasan rata-rata penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan
standart pelayanan kebidanan yang telah ditetapkan. Ukuran pelayanan kebidanan
bermutu:

1. Ketersediaan pelayanan kebidanan (Available).

2. Kewajaran pelayanan kebidanan (Appropriate).

3. Kesinambungan pelayanan kebidanan (Continue).

4. Penerimaan jasa pelayanan kebidanan (Acceptable).

5. Ketercapaian pelayanan kebidanan (Accesible).

6. Keterjangkauan pelayanan kebidanan (Affordable).

7. Efisiensi pelayanan kebidanan (Efficient)8. Mutu pelayanan kebidanan


(Quality) Praktik Kebidanan

Praktik kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan


pelayanan/asuhan kebidanan kepada klien dengan pendekatan manajemen
kebidanan. Sedangkan manajemen kebidanan adalah pendekatan yang dilakukan
oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sitematis.

Praktik kebidanan merupakan implementasi dari ilmu kebidanan oleh bidan


yang bersifat otonom, kepada perempuan, keluarga dan komunitasnya, didasari
etika dan kode etik bidan. Standar Praktik Bidan adalah wewenang/batasan
kewenangan dalam melaksanakan praktek kebidanan yang meliputi 24 standar dan
dikelompokkan menjadi 5 bagian:

1. Standar pelayanan umum:


a. Persiapan untuk kehidupan keluarga sehat.

b. Pencatatan dan pelaporan.

2. Standar pelayanan antenatal:

a. Identifikasi ibu hamil.

b. Pemeriksaan dan pemantauan antenatal

c. Palapasi abdominal

d. Pengelolaan anemia pada kehamilan

e. Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan

f. Persiapan persalinan

3. Standar pertolongan persalinan:

a. Asuhan persalinan kala I

b. Persalinan kala II yang aman

c. Penatalaksanaan aktif persalinan kala III

d. Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomi

4. Standar pelayanan nifas

a. Perawatan bayi baru lahir

b. Penanganan pada 2 jam pertama setelah persalinan


c. Pelayanan bagi ibu dan bayi masa nifas

5. Standar penanganan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal

a. Penanganan perdarahan dalam kehamilan TM III

b. Penanganan kegawatan pada eklampsia

c. Penanganan kegawatan pada partus lama/macet

d. Persalinan dengan penggunaan vakum ekstraktor

e. Penanganan retensio plasenta

f. Penanganan perdarahan post partum primer (1-24 jam setelah kelahiran)

g. Penanganan perdarahan post partum sekunder (2 hari setelah kelahiran)

h. Penanganan pada infeksi nifas sepsis puerperalisi.

i. Penanganan pada asfiksia neonatorum/sulit bernafas 


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu


sosial, kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang
bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan
keluarganya. Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar.
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan kesehatan ibu
hamil kepada semua ibu hamil di wilayah kabupaten/kota tersebut dalam kurun
waktu kehamilan. Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk
mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi: deteksi dini,
pengobatan atau rujukan.

Asuhan kebidanan didasari pada filosofi bahwa kehamilan dan persalinan


merupakan proses alamiah/fisiologis. Merupakan proses yang normal dan bukan
penyakit. Proses childbirth merupakan kejadian fisik, psikososial dan kultural. Seni
dalam asuhan kebidanan meliputi pengetahuan, kapan dan bagaimana memberikan
asuhan yang sesuai dengan kebutuhan, serta mempertahankan proses persalinan
berjalan alamiah. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap
kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih
dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan.Setiap bidan dalam memberikan
asuhan persalinan harus berpandangan bahwa proses tersebut adalah alamiah dan
normal sehingga dalam memberikan asuhan seorang bidan tidak perlu memberikan
intervensi yang berlebihan. Dalam memberikan asuhan setiap bidan mempunyai
metode tersendiri yang disesuaikan dengan kondisi klien, serta budaya yang dianut
oleh klien dan keluarga. Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui
yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat.
B. Saran

1. Setelah membaca makalah ini, kita diharapkan mampu mengambil kebijakan


dalam pelayanan kebidanan.

2. Dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan kita mengenai kebijakan
dalam kebidanan
DAFTAR PUSTAKA

Infodatin. Pusat Data dan Informasi kementerian kesehatan RI. 2014. Situasi
Kesehatan Ibu. Jakarta.

Kemenkes RI, 2016. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016. : Kementrian


Kesehatan RI, Jakarta JNPKKR. 2017. Asuhan Persalinan Normal.
JNPKKR: Jakarta.

Ludka & Robert (Davies, L. & Deery), R. 2014. Nutrition in Pregnancy and
Childbirth: Food for Thought, Routledge, London and New York.

Scheepers, H.C. & Essed, G.G.M. Aspects of Food and Fluid Intake During
Labour. European J.Obgyn. 1998; 78(1):37-40 Speak, S. Food Intake in
Labour: The Benefits And Drawbacks. J.Perinat Educ. 2002; 21:42

Arifia, M.I. 2010. Makan dan Minum Menjelang Melahirkan. Melalui


http://babyorchestra.wordpress.com/2010/10/22/makan-dan-minum-
menjelangmelahirkan/. Diakses pada tanggal 2 Maret 2018. Pusdiknakes –
WHO – JHPIEGO. 2003.

Asuhan Intrapartum. Jakarta. Aprilia, Y. 2011. Bagaimana Agar Memiliki Proses


Melahirkan yang Indah. Melalui http://www.bidankita.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=338:ba gaimana- agar-memiliki-
proses-melahirkan-yang-indah&catid=44:naturalchildbirth&Itemid=56.
Diakses pada tanggal 2 Maret 2018.

Anda mungkin juga menyukai