Anda di halaman 1dari 3

Kezia Yohana (19/444747/EK/22565)

Etika Bisnis dan Profesi (A) – Tugas Week 02

Analisis Kasus
1. What are the systemic, corporate, and individual ethical issues raised by this case?
Isu dalam kasus ini bersifat sistemik karena kondisi ekonomi pada tahun 1996 hingga
2000 memiliki peran terhadap terjadinya perbudakan. Pada masa itu, harga biji kakao
menurun sehingga para petani terpaksa melakukan perbudakan dan perdagangan anak
untuk menghindari biaya tenaga kerja yang tinggi. Isu sistemik lainnya yaitu
lemahnya penegakan hukum pekerja anak sebab para pejabat daerah mau menerima
suap dari para perdagangan anak tersebut. Isu etika perusahaan terletak pada
perusahaan perantara, seperti Daniels Midland Co., Barry Callebaut, dan Cargill Inc.,
yang membeli dari petani lalu menjual produk kepada perusahaan manufaktur besar
ini menyadari perbudakan yang terjadi namun tidak melakukan tindakan untuk
menyelamatkan anak-anak baik langsung maupun tidak. Isu etika individu terletak
pada para petai kakao yang melakukan perbudakan serta konsumen yang mengetahui
perbudakan tersebut. Konsumen tidak seharusnya mengabaikan hal tersebut karena
untuk setiap pembelian coklat, mereka berkontribusi terhadap kelangsungan
perbudakan dalam industri coklat.
2. In your view, is the kind of child slavery discussed in this case absolutely wrong no
matter what, or is it only relatively wrong (i.e., if one happens to live in a society such
as ours that approves of child slavery)? Explain your view and why you hold it.
Perbudakan anak dalam kasus ini benar-benar salah sebab mereka memperlakukan
anak-anak secara tidak baik, seperti dikurung dalam sel isolasi, dipaksa bekerja 12
jam tanpa digaji, serta dipukuli. Salah satu cara untuk menjustifikasi apakah sebuah
perbuatan etis atau tidak, yaitu perbuatan tersebut tidak boleh merugikan dan
mellnggar hak orang lain. Dalam kasus ini, perbudakan merugikan anak-anak secara
fisik dan mental, baik dalam konteks negara memperbolehkan pekerja anak maupun
tidak.
3. Who shares in the moral responsibility for the slavery occuring in the chocolate
industry?
Banyak pihak yang menanggung tanggung jawab moral terkait perbudakan dalam
kasus ini, yaitu petani yang melakukan perbudakan tersebut, pemerintah afrika yang
tidak menegakkan hukum, serta perusahaan coklat amerika yang membeli produk
tersebut.
4. Consider the bill that Representative Engel and Senator Harkin attempted to enact
into a law, but which never became a law because of the lobbying efforts of the
chocolate companies. What does this incident show about the view that “to be ethical
it is enough for business people to follow the law”?
Dalam kasus ini dapat disimpulkan bahwa mengikuti hukum tidak cukup untuk
menjadi etis. Kepatuhan adalah tentang apa yang harus dilakukan seseorang tetapi
etika adalah tentang apa yang harus dilakukan seseorang. Seseorang melakukan
sesuatu bukan karena hukum mengatakan dia harus melakukannya tetapi karena dia
tahu itu adalah hal yang benar untuk dilakukan.
Ringkasan
Etika adalah prinsip tingkah laku yang mengatur individu atau kelompok; kajian
moralitas, namun tidak sama persis dengan moralitas, Etika adalah semacam penelaahan baik
aktivitas penelaahan maupun hasil hasil penelaahan itu sendiri. Moralitas adalah pedoman
yang dimiliki individu atau kelompok mengenai apa itu yang benar dan salah, atau baik dan
jahat. Pedoman atau standar berasal dari keluarga, teman, pengaruh masyarakat yang ketika
seseorang pola pikirnya berkembang maka sebagian dibuang dan yang baru diadopsi.
Terdapat lima ciri untuk menentukan hakikat Standar Moral: (1) Standar Moral berkaitan
dengan persoalan yang kita anggap akan merugikan secara serius atau benar benar akan
menguntungkan manusia; (2) Standar Moral ditetapkan atau diubah oleh keputusan dewan
otoritatif tertentu; (3) Standar Moral harus lebih diutamakan daripada nilai lain termasuk
kepentingan diri; (4) Standar Moral berdasarkan pada pertimbangan yang tidak memihak; dan
(5) Standar Moral diasosiasikan dengan emosi tertentu dan kosa kata tertentu.
Penalaran Moral mengacu pad proses dimana perilaku, institusi, atau kebijakan dinilai sesuia
atau melanggar standar moral. Penalaran moral selalu melibatkan dua komponen mendasar,
yaitu (1) pemahaman tentang yang dituntut, dilarang, dinilai atau disalahkan oleh standar
moral yang masuk akal; dan (2) bukti atau informasi yang menunjukkan bahwa orang,
kebijakan, institusi atau perilaku tertentu mempunyai ciri ciri standar moral, yang menuntut,
melarang, menilai, atau menyalahkan.
Tiga argumen/keberatan atas Penerapan Etika ke dalam Bisnis: (1) Fokus mencari
keuntungan untuk perusahaannya dan tidak memaksakan nilai nilanya pada bisnis; (2) Fokus
mengejar keuntungan dan mengabaikan pertimbangan etis; (3) Etika Bisnis pada dasarnya
menaati hukum. Tiga argumen yang mendukung atas Penerapan Etika dalam Bisnis: (1) Etika
itu mengatur semua aktivitas manusia yang disengaja; (2) Etika bisnis, seperti aktivitas
manusia lainnya, tidak dapat eksis kecuali orang yang terlibat dalam bisnis dan komunitas
sekitarnya taat terhadap standar minimal etika; (3) Etika konsisten dengan tujuan bisnis
khususnya dengan pencarian keuntungan.
Penalaran Moral diarahkan kepada jenis penilian yang berkaitan namun berbeda. Menentukan
apakah seseorang bertanggung jawab atau dapat disalahkan karena melakukan sesuatu yang
salah atau karena merugikan orang lain. Penilaian tentang tanggungjawab moral seseorang
atau kerugian yang ditimbulkannya merupakan penilaian tentang sejauh mana seseorang
pantas disalahkan atau dihukum atau harus membayar ganti rugi kepada pihak yang
dirugikan.
Terdapat dua kondisi yang sepenuhnya menghilangkan tanggung jawab moral seseorang
karena menyebabkan kerugian, yaitu ketidaktahuan dan ketidakmampuan. Keduanya disebut
kondisi yang memaafkan. Ada pengecualiaan dalam ketidaktahuan, yaitu ketika seseorang
mungkin secara sengaja, tetapi membiarkan dirinya tidak mau mengetahui persoalan tertentu.
Ketidakmampuan mengurangi tanggung jawab karena seseorang tidak mempunyai tanggung
jawab untuk melakukan sesuatu yang tidak dapat dia kendalikan. Kondisi yang
memaklumkan itu (ketidaktahuan dan ketidakmampuan) yang sepenuhnya menghilangkan
tanggung jawab moral seseorang karena kesalahan.

Anda mungkin juga menyukai