Anda di halaman 1dari 12

Tugas Manajemen keperawatan

ROLE PLAY OPERAN JAGA

Oleh kelompok 01:

1. Adelia aghata :1201040259


2. Ahsan farid :1201040262
3. Albina d. Bora :1201040263
4. Christina maria mantiri :1201040272
5. Domi telayen :1201040276
6. Fany lerebulan :1201040282
7. Feby marchelina :1201040283
8. Felisitas victoria v. Riti :1201040284
9. Ni luh pt desy indrawati :1201040300
10. Ria anggraini :1201040305
11. Vida lidyawati :1201040313

ProGRam studi S1 keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan kendedes Malang

2014
TINJAUAN PUSTAKA

OPERAN (TIMBANG TERIMA)

A. Pengertian
Timbang terima memiliki beberapa istilah lain. Beberapa istilah itu
diantaranya handover, handoffs, shift report, signout, signover dan cross
coverage. Handover adalah komunikasi oral dari informasi tentang pasien
yang dilakukan oleh perawat pada pergantian shift jaga. Friesen (2008)
menyebutkan tentang definisi dari handover adalah transfer tentang
informasi (termasuk tanggungjawab dan tanggunggugat) selama
perpindahan perawatan yang berkelanjutan yang mencakup peluang tentang
pertanyaan, klarifikasidan konfirmasi tentang pasien. Handoffs juga meliputi
mekanisme transfer informasi yang dilakukan, tanggungjawab utama dan
kewenangan perawat dari perawat sebelumnya ke perawat yang akan
melanjutnya perawatan.
Nursalam (2008), menyatakan timbang terima adalah suatu cara
dalam menyampaikan sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan
klien. Handover adalah waktu dimana terjadi perpindahan atau transfer
tanggungjawab tentang pasien dari perawat yang satu ke perawat yang lain.
Tujuan dari handover adalah menyediakan waktu, informasi yang akurat
tentang rencana perawatan pasien, terapi, kondisi terbaru, dan perubahan
yang akan terjadi dan antisipasinya.

B. Tujuan Timbang Terima


1. Menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan klien (data fokus).
2. Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam
asuhan keperawatan kepada klien.
3. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera ditindaklanjuti oleh
dinas berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
Timbang terima (handover) memiliki tujuan untuk mengakurasi,
mereliabilisasi komunikasi tentang tugas perpindahan informasi yang
relevan yang digunakan untuk kesinambungan dalam keselamatan
dan keefektifan dalam bekerja.
Timbang terima (handover) memiliki 2 fungsi utama yaitu:
a. Sebagai forum diskusi untuk bertukar pendapat dan
mengekspresikan perasaan perawat.
b. Sebagai sumber informasi yang akan menjadi dasar dalam
penetapan keputusan dan tindakan keperawatan.

C. Langkah-langkah dalam Timbang Terima


1. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap.
2. Shift yang akan menyerahkan perlu menyiapkan hal-hal yang akan
disampaikan.
3. Perawat primer menyampaikan kepada perawat penanggung jawab shift
selanjutnya meliputi:
a. Kondisi atau keadaan pasien secara umum
b. Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
c. Rencana kerja untuk dinas yang menerima laporan
4. Penyampaian timbang terima diatas harus dilakukan secara jelas dan
tidak terburu-buru.
5. Perawat primer dan anggota kedua shift bersama-sama secara langsung
melihat keadaan pasien.(Nursalam, 2002).

D. Prosedur dalam Timbang Terima


1. Persiapan
a. Kedua kelompok dalam keadaan siap.
b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.
2. Pelaksanaan
Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-
masing penanggung jawab:
a. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift atau
operan.
b. Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan
timbang terima dengan mengkaji secara komprehensif yang
berkaitan tentang masalah keperawatan klien, rencana
tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan serta hal-hal
penting lainnya yang perlu dilimpahkan.
c. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang
lengkap sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian
diserahterimakan kepada perawat yang berikutnya.
d. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima
adalah :
1. Identitas klien dan diagnosa medis.
2. Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul.
3. Tindakan keperawatan yang sudah dan belum
dilaksanakan.
4. Intervensi kolaborasi dan dependen.
5. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam
kegiatan selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan
laboratorium atau pemeriksaan penunjang lainnya,
persiapan untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang tidak
dilaksanakan secara rutin.
e. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan
klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal
yang kurang jelas. Penyampaian pada saat timbang terima
secara singkat dan jelas
f. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit
kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang
lengkap dan rinci.
g. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung
pada buku laporan ruangan oleh perawat.(Nursalam, 2002).

Timbang terima memiliki 3 tahapan yaitu:

a. Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan melimpahkan


tanggungjawab. Meliputi faktor informasi yang akan disampaikan oleh
perawat jaga sebelumnya.
b. Pertukaran shift jaga, dimana antara perawat yang akan pulang dan
datang melakukan pertukaran informasi. Waktu terjadinya operan itu
sendiri yang berupa pertukaran informasi yang memungkinkan adanya
komunikasi dua arah antara perawat yang shift sebelumnya kepada
perawat shift yang datang.
c. Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang tanggung
jawab dan tugas yang dilimpahkan. Merupakan aktivitas dari perawat
yang menerima operan untuk melakukan pengecekan data informasi
pada medical record atau pada pasien langsung.

E. Metode dalam Timbang Terima


1. Timbang terima dengan metode tradisional
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassesan dan Jagoo
(2005) di sebutkan bahwa operan jaga (handover) yang masih
tradisional adalah:
a. Dilakukan hanya di meja perawat.
b. Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak
memungkinkan munculnya pertanyaan atau diskusi.
c. Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan
kondisi secara umum.
d. Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga,
sehingga proses informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status
kesehatannya tidak up to date.
2. Timbang terima dengan metode bedside handover
Menurut Kassean dan Jagoo (2005) handover yang dilakukan
sekarang sudah menggunakan model bedside handover yaitu
handover yang dilakukan di samping tempat tidur pasien dengan
melibatkan pasien atau keluarga pasien secara langsung untuk
mendapatkan feedback.
Secara umum materi yang disampaikan dalam proses operan jaga
baik secara tradisional maupun bedside handover tidak jauh berbeda,
hanya pada handover memiliki beberapa kelebihan diantaranya:
a. Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil
keputusan terkait kondisi penyakitnya secara up to date.
b. Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi antara
pasien dengan perawat.
c. Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada
kondisi pasien secara khusus.
Bedside handover juga tetap memperhatikan aspek tentang
kerahasiaan pasien jika ada informasi yang harus ditunda terkait
adanya komplikasi penyakit atau persepsi medis yang lain.
Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan
diantaranya:
a. Menggunakan Tape recorder
Melakukan perekaman data tentang pasien kemudian
diperdengarkan kembali saat perawat jaga selanjutnya
telah datang. Metode itu berupa one way communication.
b. Menggunakan komunikasi Oral atau spoken
Melakukan pertukaran informasi dengan berdiskusi.
c. Menggunakan komunikasi tertulis –written
Melakukan pertukaran informasi dengan melihat pada
medical recordsaja atau media tertulis lain.

Berbagai metode yang digunakan tersebut masih relevan untuk dilakukan


bahkan beberapa rumah sakit menggunakan ketiga metode untuk dikombinasi.
Menurut Joint Commission Hospital Patient Safety, menyusun pedoman
implementasi untuk timbang terima, selengkapnya sebagai berikut:

1. Interaksi dalam komunikasi harus memberikan peluang untuk adanya


pertanyaan dari penerima informasi tentang informasi pasien.
2. Informasi tentang pasien yang disampaikan harus up to date meliputi
terapi, pelayanan, kodisi dan kondisi saat ini serta yang harus diantipasi.
3. Harus ada proses verifikasi tentang penerimaan informasi oleh perawat
penerima dengan melakukan pengecekan dengan membaca, mengulang
atau mengklarifikasi.
4. Penerima harus mendapatkan data tentang riwayat penyakit, termasuk
perawatan dan terapi sebelumnya.
5. Handover tidak disela dengan tindakan lain untuk meminimalkan
kegagalan informasi atau terlupa.

F. Faktor-faktor dalam Timbang Terima


1. Komunikasi yang objective antar sesama petugas kesehatan.
2. Pemahaman dalam penggunaan terminology keperawatan.
3. Kemampuan menginterpretasi medical record.
4. Kemampuan mengobservasi dan menganalisa pasien.
5. Pemahaman tentang prosedur klinik.
OPERAN JAGA ANTARA

SHIFT MALAM DAN SHIFT PAGI

Pemeran Role Play

1. Karu : Fransiskus
2. PJ : Ahsan Farid
3. Katim 1 Malam : Feby Marselina
4. Katim 2 Malam : Ni Luh Putu Desy Indrawati
5. Katim 1 Pagi : Beny Wahyudi
6. Katim 2 Pagi : Javisah Tri Riski
7. PP I Malam : Adelia Aghata
8. PP II Malam : Cristina M. Mantiri
9. PP III Malam : Domi Telayen
10. PP IV Malam : Felisitas Victoria V Riti
11. PP I Pagi : Jumiati Roslina
12. PP II Pagi : Germana Apriani
13. PP III Pagi : Ni Putu Mega Eka P.
14. PP IV Pagi : Ni Putu Nanda Febrianingrum
15. Pasien I : Vida Lidyawati
16. Keluarga Pasien I : Baiq Dambayanti
17. Pasien II : Ria Anggraini
18. Keluarga Pasien II : Dita Ambarwati
19. Pasien III : Fani Lere Bulan
20. Keluarga Pasien III : Yuli Rahmawati
21. Pasien IV : Albina D. Bora
22. Keluarga Pasien IV : Sriwati Ina T.

Pada senin pagi di ruang penyakiy dalam RS swasta Kendedes Hospital


tampak seperti biasa. Perawat yang akan bertugas pada pagi hari sudah datang.
Sebelum perawat yang bertugas pada pagi hari memulai aktivitasnya, terlebih
dahulu di lakukan pergantian shift ( operan ) di nurse station dengan shift malam,
di mana perawat dan kepala ruangan berkumpul untuk menyampaikan dan
menerima laporan yang berkaitan dengan keadaan pasien.

Tepat pukul 07.00 WIB, kepala ruangan membuka diskusi dengan perawat.
Masing-masing perawat yang bertugas pada malam hari akan menyampaikan
laporan kondisi pasien kepada perawat yang bertugas pagi hari untuk
mengetahui lebih jelas tentang perawatan yang sudah di tentukan sejak malam
hari.

Karu : “Selamat pagi rekan-rekan semua…….Terima kasih atas


kehadirannya dan partisipasinya. Puji syukur kita panjatkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kesehatan kepada kita sehingga kita masih bisa menjalankan
tugas kita sebagai seorang perawat. Baiklah untuk memulai
aktivitas kita awali dengan sama-sama berdoa menurut agama
dan kepercayaan masing-masing. Berdoa selesai. Hari ini kita
akan mengadakan operan jaga dari shift malam ke shif pagi dan
Selanjutnya saya serahkan kepada ners. Ahsan selaku
penanggung jawab shift malam, untuk menyampaikan hasil
tindakan yang telah di lakukan oleh shift malam.

PJ Malam : “Terima kasih kepada Ners Frans selaku kepala ruangan atas
kesempatan yang telah diberikan. Langsung saja, untuk shift
malam kemarin ada 2 orang Katim dan masing-masing Katim
memiliki 2 Perawat Pelaksana, jumlah pasien secara keseluruhan
sampai saat ini ada 4 orang. Di kelas 1A berjumlah 1 orang, kelas
1B berjumlah 1 orang, kelas 2 berjumlah 1 orang, dan di kelas 3
berjumlah 1 orang. Silakan Ners Feby selaku Katim 1 untuk
menjelaskan keadaan pasien pada kelas 1.”

Katim 1 : “Terimakasih atas kesempatannya, di kelas 1 terdiri dari 2


ruangan yaitu krlas 1A dan 1B. Kelas 1A ada ibu Vida dengan
diagnose medis combusio. Dimana yang bertanggung jawab di
kelas 1A adalah PP Ners. Adel. Dan di kelas 1B ada ibu Ria
dengan diagnosa medis DM dengan gangren. Yang bertanggung
jawa di kelas 1B adalah PP Ners. Christina Baiklah untuk keadaan
pasien di ruang kelas 1A akan disamp.aikan oleh Ners. Adel”
PP 1 : “Terima kasih Ners. Feby. Untuk pasien di kelas 1A yaitu ibu Vida
yang mengalami combusio, lukanya sudah lumayan kering, dan
perbannya sudah dibuka. Sehingga sekarang perlu dilakukan
pengontrolan lanjutan. “

PJ : “Terima kasih Ners. Selanjutnya laporan dari Ners Christina”

PP 2 : “Di kelas 1 B dengan pasien ibu Ria. Ibu ria masih mengeluh
nyeri pada luka gangrennya, sehingga perlu dikonsulkan dengan
dokter untuk terapi selanjutnya. Sekian laporan saya”

PJ : “Terima kasih atas laporannya dari tim yang pertama.


Selanjutnya laporan dari Tim kedua. Saya persilahkan kepada
Katim Ners Desy untuk melaporkan.”

Katim 2 : “Terima kasih Ners Ahsan. Di kelas 2 ada ibu Fany yang kemarin
baru masuk pukul 22.00 WIB dengan diagnosa DHF yang
ertanggung jawab adalah PP Ners. Tela. Dan di kelas 3 ada ibu
Albina dengan diagnosa medis Hipertensi. Yang bertanggung
jawab di kelas 3 adalah PP Ners.Wati. Baiklah untuk keadaan
pasien di ruang kelas 2 akan disampaikan oleh Ners. Tela”

PP 3 : “Terima kasih kepada Ners. Desy. Untuk pasien di kelas 2 yaitu


ibu Fany yang baru masuk kemarin malam dengan DHF. Pasien
masih mengalami demam hari ke-3. Hasil suhu tadi pagi 38,5 C,
perlu dilakukan pengkajian lanjutan dan konsultasi dengan dokter.
Demikian dari kelas 2.”

PJ : “terima kasih Ners Desy. Selanjutnya laporan dari Ners Wati


untuk kelas 3”

PP 4 : “Di kelas 3 hanya ada 1 pasien yaitu ibu Albina dengan


hipertensi. Ibu albina mengeluh pusing dan tadi malam susaah
tidur, hasil pemeriksaan TD 160/90 mmHg sehingga perlu
dikonsulkan dengan dokter untuk terapi selanjutnya. Sekian
laporan saya”

PJ : “Demikian hasil laporan tindakan yang telah dilakukan perawat


yang shift malam.”
Karu : “terimaksih untuk laporannya, saya serahkan buku operan jaga
ini pada perawat dinas pagi. Dan sekarang kita lansung melihat
kondisi pasien ke ruangan. baiklah untuk shift dinas pagi kita mulai
melakukan operan.”

Bersama-sama karu, PJ, perawat shift malam, dan shift pagi ke


ruangan kelas 1A.

Katim 1 pagi : “permisi.. ibu Vida, bisa lihat kondisi lukanya, ooo.. sudah kering
ya bu.. bagaimana rasanya setelah perban dibuka? jangan digaruk
yaa bu.”

Pasien 1 : “iya suster terima kasih”

Berlanjut ke ruang kelas 1B...

Katim 1 pagi : “ibu Ria, bagaimana keadaannya hari ini.. masih terasa nyeri
pada lukanya? Kapan saja terasa nyeri bu? Obat yang diberikan
masih ada?”

Pasien 2 : “Masih sus, tapi tidak sesakit yang tadi malam. Obatnya masih
kok sus”

Berlanjut ke ruang kelas 2...

Katim 2 pagi : “Ibu Fany baru masuk tadi malam yaa? Apa yang ibu rasakan?.”

Pasien 3 : “Iya sus. Saya merasa pusing agak panas juga sus”

Berlanjut ke ruang kelas 3....

Katim 2 pagi : “Ibu Albina bagaimana keadaannya..?? apakah masih merasa


pusing ibu?

Pasien 4 : “Masih sus.. pusing sekali... saya jadi susah tidur kemarin
malam...”

Setelah melakukan observasi di ruang perawatan, Karu, dan Perawat


kembali ke nurse station…

Karu : “setelah kita lihat kondisi pasien ke ruangan, silakan kepada


Katim dan PP yang dinas malam dan pagi menandatangani buku
operan.. dan terimakasih atas kerjasamanya, semoga dari
kegiatan yang rutin kita lakukan ini dapat bermanfaat dan
ditingkatkan lagi pelayanannya ke pasien. Selamat bekerja.. dan
selamat pagi…”

Semua Perawat : “Selamat pagi”

Diskusi timbang terima (operan) pun berakhir, dan perawat yang bertugas
pada pagi hari pun memulai aktivitas sesuai tugasnya masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai