Anda di halaman 1dari 16

CRITICAL BOOK REPORT

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Keperilakuan


Dosen Pengampu: Drs. Jihen Ginting, M.Si., Ak., CA

Disusun oleh:
LINA MARINA TAMBUNAN (7203220035)
RESTY FAUZY (7203220015)
TIMOTHY AUDIVA (7203520037)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Critical Book Review


Penulis mencoba mengkritik sebuah buku tentang akuntansi keperilakuan multiparadigma Buku
ini digunakan sebagai buku wajib mata kuliah akuntansi keperilakuan. Didalam buku ini banyak
membahas tentang riset akuntansi keperilakuan bahkan dilemanya.
B. Tujuan Menulis CBR
Tujuan penulis membuat CBR ini untuk menyelesaikan salah satu tugas yang di berikan oleh
dosen, menambah pemahaman siswa, meningkatkan cara belajar siswa dan menguatkantentang
pengetahuan siswa.
C. Manfaat CBR
Manfaat CBR ini untuk memberi masukan dan memberitahu si pengarang buku dengan tujuan
baik yaitu agar pengarang tersebut bisa memperbaiki atau mengurangi kekurangan atau
kelemahannya tanpa memojokan si pengarang.

D. Identitas Buku Utama


Judul :Akuntansi Keperilakuan
Edisi :Edisi 3
Pengarang :Arfan Ikhsan Lubis
Penerbit :Salemba Empat
Tahun Terbit :2017
ISBN :978-979-061-775-9

E. Identitas Buku Pembanding


Judul :Akuntansi Keperilakuan
Pengarang :R.A. Supriyono
Penerbit :Universitas Gajah Mada Press
Tahun Terbit :2021
ISBN :978-602-386-082-1
BAB II
RINGKASAN BUKU

BAB 1: Pengantar Akuntansi Keprilakuan


Bab ini membahas mengenai pengantar akuntansi keprilakuan. Akuntansi keprilakuan
sebenarnya merupakan bagian dari ilmu akuntansi yang semakin berkembang dalam kurun
waktu 50 tahun belakangan ini. Sebagai bagian dari ilmu keperilakuan (Behavioral Science),
teori-teori akuntansi keperilakuan di kembangkan dari penelitian empiris atas perilaku manusia
di organisasi. Dengan demikian, peranan penelitian dalam pengembangan ilmu itu sendiri sudah
tidak diragukan lagi. Ruang lingkup penelitian di bidang akuntansi keperilakuan sangat luas
sekali, tidak hanya meliputi bidanga akuntansi manajemen saja, tetapi juga menyangkut
penelitian dalam bidang etika, auditing (pemeriksaan akuntan), sistem informasi akuntansi
bahkan juga akuntansi keuangan
BAB 2: Konsep Akuntansi dan Hipotesis Keprilakuan
Pada bagian ini disajikan kajian teori dan kajian empirik yang relevan dengan penelitian
ini. Tinjauan pustaka ini digunakan sebagai landasan dalam menyusun suatu hipotesa.
Selanjutnya penelitian ini dirancang untuk menguji secara empiris pengaruh variabel variabel
yang terdiri dari gaya kepemimpinan yang merupakan variabel eksogen yang berpengaruh
terhadap variabel self-efficacy, kelelahan emosional, dan komitmen organisasi dan komitmen
organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja dan penyimpangan organisasi sebagai variabel
endogen.

BAB 3: Konsep Keprilakuan dari Psikologi dan Psikologi Sosial


Pada bab ini kita menelaah mengenai beberapa bidang utama dari konsep-konsep yang
ada pada wilayah psikologi dari psikologi psikologi social. Juga telah dijelaskan konsep-konsep
utama yang terdapat di dalamnya, di mana sikap, perunahan sikap, motivasi, presepsi,
pembelajaran, dan kepribadian dibicarakan. Kemudian, dilihat bagaimana hal tersebut diterapkan
terhadap system secara teoretis pada akuntansi keperilakuan, kemudian membandingkan
perilaku-perilaku lain dalam organisasi.

BAB 4: Konsep dan Peran Perilaku Organisasi


Perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyelidiki bagaimana individu individu, kelompok-
kelompok serta struktur memengaruhi dan dipengaruhi oleh perilaku dalam organisasi. Perilaku
mengacu pada apa yang ingin dilakukan oleh orang dalam organisasi, bagaimana orang-orang
tersebut dibentuk, dan apa sikap mereka. Dimensi-dimensi dalam berorganisasi, antara lain
sebagai berikut:
 Teori Peran
Susunan atau tanggapan perilaku yang kita harapkan dan kehendaki disebut sebagai peranan
sosial. Peranan dapat digunakan secara sederhana sebagai bagian dari orang-orang yang saling
berinteraksi.
 Struktur Sosial
Studi keperilakuan manusia yang sistematis bergantung pada dua fakta, pertama, orang-orang
bertindak secara teratur dengan pila berulang Kedua, orang-orang tidak mengisolasikan bentuk,
tetapi mereka saling berhubungan.
 Budaya
Budaya merupakan suatu sudut pandang yang pada saat yang bersamaan dijadikan jalan hidup
oleh suatu masyarakat.

BAB 5: Akuntansi Keprilakuan dalam Bingkai Restopektif dan Prospektif Becker


merupakan orang pertama yang memperkenalkan istilah akuntansikeperilakuan pada 1967.
Kehadiran jurnal spesialis baru benar-benar sesuai untuk merayakan kelahiran bidang baru ini.
Selama masa intervensi bertahun-tahun, banyak kemajuan yang dicapai daripada yang disadari.
Meskipun demikian, tidak ada alasan untuk berpuas diri. Kesulitan dan masalah, sebagaimana
halnya tantangan, tetap banyak dan sangat signifikan. Dalam menghadapi masa depan, riset
dalam area ini, perlu terus belajar dari pengalaman masa lalu, diperbaiki, dan didasarkan pada
pemahaman terhadap kemungkinan baru untuk memperkaya apresiasi kita tentang bagaimana
akuntansi berfungsi dalam konteks organisasional dan keperilakuan. Ketika riset organisasional
dan keperilakuan bergerak kearah mayoritas selam bertahun-tahun, hal ini bukan hanya akan
terus memperbaiki keahlian dan perspek yang dikembangkan selama bertahun-tahun, melainkan
juga mengadopsi pendir intelektual yang lebih matang dan penuh percaya diri dalam proses
tersebut. Hopwood mengatakan keduanya sma-sama memungkinkan dan dapat diharapkan.

BAB 6: filosofi Riset Akuntansi Keprilakuan


Pada tahun 1970-an terjadi pergeseran pendekatan dalam riset akutansi. Dikarenakan pendekatan
normatif tidak dapat menghasilkan teori akutansi yang digunakan sehari hari. Terdapat beberapa
paradigma metodologi riset akutansi keperilakuan diantaranya paradigma fungsionalis,
paradigma interpretif, paradigma strukturalisme radikal, paradigma humanis radikal, paradigma
posmodernisme, dan paardigma akutansi kritis. Peluang riset akutansi keperilakuan pada
lingkungan akutansi yaitu audit, akutansi keuangan, akutansi manajemen, sistem informasi
akutansi, dan perpajakan. Wawasan dalam riset akutansi keperilakuan bisa diperoleh dengan dua
cara yaitu survai publikasi utama dari riset akutansi keperilakuan dan klasifikasi topik artikel
yang dipublikasikan dan pemetaan publikasi terhadap model perilaku individu
BAB 7: Metode Riset Akuntansi Keprilakuan
Riset adalah pengamatan terhadap fakta, identifikasi atas masalah, dan usaha untuk menjawab
masalah dengan menggunakan pengetahuan merupakan esensi de kegiatan riset. Oleh karena itu,
riset dapat disebut sebagai suatu usaha yan sistematis yang mengatur dan menyelidiki masalah-
masalah, serta menjaw pertanyaan yang muncul, yang terkait dengan fakta fenomeena atau gejala
de masalah tersebut.
Riset dalam akuntansi keprilakuan merupakan suatu metode studi yang ddilakukan seseorang
berkaitan dengan aaspek keprilakuan melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap
masalah yang berhubungan dengan aspek keprilakuan tersebut sehingga diperoleh pemecahan
yang tepat terhadap masalah tersebut. Mengenai elemen-elemen dasar dari riset dan proses riset.
Pertama, penelitian menentukan defenisi riset, kemudian mendiskusikan deskripsi riset dan
penjelasan riset, serta memprediksi tujuan-tujuan riset. Kemuadian perbedaan antara hubungan
dan analisis data, dan penyajian laporan.
Penyajian beberapa istilah-istilah penting, termasuk data primer dan data sekunder, serta
validitas dan keandalan. Adapun metode pengumpulan data, sampling, dan instrumen riset juga
ditentukan, serta penyediaan analisis data dan isi dari laporan akhir.

BAB 8: Pengendalian Keuangan


Dalam bab ini membahas tentang Akuntansi keprilakuan sebgai akuntansi paradigm.
Pengendalian dapat di definisikan sebagai suatu inisiatif dalam memilih karena yakin bahwa
kemungkinan untuk memperoleh hasil yang diinginkan yang semakin meningkat. Sistem yang
komprehensif atas pengendalian dapat ditemukan pada perencanaan operasi dan kegiatan umpan
balik organisasi. Agar menjadi komprehensif desain pengendalian seharusnya responsive
terhadap lingkup organisasi.

BAB 9: Aspek Keprilakuan pada Akuntansi Pertanggungjawaban


Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu kajian akuntansi yang lebih memfokuskan
diri pada aspek tanggungjawab dari satu atau lebih anggota organisasi atas pekerjaan,bagian atau
segmen tertentu. Tidak hanya hal itu,akuntan sipertanggungjawaban juga melibatkan aspek
keprilakuan dari anggota organisasi. Hal ini disebabkan karena akuntansi pertanggungjawaban
dapat dipandang sebagai alat pengendalian organisasi. Masing-masing individu, kelompok
maupun divi dapat dijelaskan kinerjanya dari laporan yang diungkapkan dalam akunta
pertanggungjawaban. Oleh karena itu, aspek keprilakuan juga menjadi soro penting dalam
implementasi akuntansi pertanggungjawaban. Permasalahan yang terkait keprilakuan dalam
akuntansi pertanggungjawaban dapat berdampak serius bagi individu dan organisasi. Perilaku
menyimpang dari yang apa diharapkan, rendahnya motivasi dan tidak layaknya manajer pusat
pertanggungjawaban adalah contoh dari dampak yang dihasilkan akibat gagalnya pusat
pertanggungjawaban untuk mengakomodasi aspek keprilakuan secara tepat.

BAB 10: Aspek Keprilakuan pada Perencanaan Laba dan Penganggaran


Pada bab ini terdapat beberapa pertanyaan yang harus dijawab. Pertanyaan tersebut meliputi
siapa yang akan memberikan input keputusan pada tahap perencanaan, menyetujui rencana
tersebut, mengiplementasikan anggaran, mengevaluasi, varians, dan bertanggungjawab untuk
mengoreksi efisiensi Jawabannya tergantung pada banyak variabel yang memengaruhi proses
penyusunan anggaran. Struktur organisasi, budaya organisasi, gaya kepemimpinan, tingkat
partisipasi karyawan dalam pengambilan keputusan, jumlah slack yang diperbolehkan, dan
tingkat tekanan yang akan ddidorong oleh anggaran tersebut adalah beberapa factor yang akan
memengaruhi jawabannya.
Meskipun tidak ada jawaban defenitif yang dapat diterapkan pada semua organisasi, terdapat
beberapa aturan umum yang berlaku. Partisipasi angkatan kerja dalam pengambilan keputusan
telah ditunjukkan memiliki dampak psikologis positif terhadap angkatan kerja dan meningkat
kuantitas maupun kualitas dari output pekerja.

BAB 11: Aspek Keprilakuan pada Pengakumulasian dan Pengendalian Biaya


Bab ini membahas aspek-aspek keprilakuan pada akumulasi dan pengendalian biaya.
Dalam bab ini telah ditunjukkan bahwa sistem biaya tradisional tidaklah bagus secara
keprilakuan dan dapat mendorong respons yang tidak diinginkan maupun bersifat destruktif saat
digunakan untuk mengendalikan dan mengevaluasi kinerja individual. Walaupun sistem biaya
standar memiliki potensi meningkatkan motivasi dan keselarasan tujuan, sistem tersebut juga
dapat digunakan untuk mencapai tingk pengendalian otokratis dan koersif yang tinggi. Metode
yang unggul sec keprilakuan adalah sistem perhitungan biaya langsung (variabel) karc
mengisolasikan biaya produk dan biaya periode, memberikan informasi yang lel relevan untuk
mengendalikan berbagai jenis biaya, dan mengarahkan manajemen pada keputusan-keputusan
yang lebih menguntungkan.

Dalam bab ini juga telah dianalisis aspek-aspek keprilakuan dari langkah-langkah
akuntansi biaya yang dilakukan dan menyarankan sejumlah pendekatan dapat mendorong
perilaku karyawan yang diinginkan. Pembahasan ini menunjukkan bahwa perhitungan biaya
langsung atau biaya variabel lebih unggul dalam menyediakan informasi yang relevan untuk
mengendalikan berbagai jenis biaya dan mengarahkan manajemen pada keputusan yang lebih
baik terkait profitabilitas secara keseluruhan. Dari sudut pandang pengambilan keputusan,
keunggulannya jarang dipertanyakan karena metode ini satu-satunya metode yang memisahkan
biaya produksi tetap dan variabel. Perhitungan biaya langsung juga merupakan metode yang
bagus, baik secara teknis maupun keprilakuan. Pendukung perhitungan biaya langsung yakin
bahwa metode ini sebaiknya digunakan sebagai alternative yang dapat diterima untuk pelaporan
eksternal oleh badan pembuat keputusan dalam profesi akuntansi.

BAB 12: Aspek Keprilakuan pada Pengambilan Keputusan dan Pengambil Keputusan.
Secara tradisional, sistem biaya belum menyentuh aspek-aspek keprilakuan, sehingga
menghasilkan suatu reaksi yang kurang diharapkan manakala sistem biaya tersebut digunakan
dalam pengendalian dan evaluasi kinerja. Walaupun berpotensi untuk meningkatkan motivasi
kerja, sistem biaya tradisional juga berpotensi menaikkan kemungkinan
danmemilikikecendrungan perilaku yang disfungsional besifat memaksa. dari orang-orang.
Melalui pendekatan - pendekatan keperilakuan, penggunaan sistem biaya langsung akan dapat
meminimalkan atau menghilangkan reaksi disfungsional dari pihak-pihak yang terkait.

BAB 13: Aspek Keprilakuan pada Persyaratan Pelaporan.


Sebagaimana dipahami bersama, masalah pokok dari proses akuntansi adalah implikasi
komunikasi informasi mengenai keuangan dan manajemen. Namun bukan hanya pihak pelapor
atau pengirim informasi saja yang memiliki harapan, pihni. penerima informasi juga memiliki
harapannya sendiri lewat perilaku ya diwujudkannya terhadap informasi tersebut. Kedua belah
pihak masing-masi memiliki perilaku yang berbeda terhadap informasi yang sama. Dengan
demikia untuk mencapai efektvitas komunikasi, pihak penerima informasi harus menyadari
perilaku dari pihak pengirim informasi karena pihak pengirim informasi dapat bertindak
disfungsional terhadap informasi yang signifikan Oleh karena itu, bentuk laporan yang menjadi
dari rangkaian komunikasi perlu ditinjau manakala membawa membawa dampak negative bagi
proses komunikasi.

BAB 14: Aspek Keprilakuan pada Penganggaran Modal


Keputusandalam proses penyusunan anggaran modal sering kali mencerminkan factor-faktor
keperilakuan dari pihak pengambil keputusan tersebut. Walaupun hal ini mengandung nsiko
yang relative tinggi, tetapi hal ini masih belum memperoleh perhatian yang serius dari ahli
penganggaran. Kondisi ini tampak jelas dalam proses penyusunan anggaran untuk proyek.
Penyusunan anggaran modal atas proyek dapat dilakukan berdasarkan pada apa yang dipahami
dan diminati oleh penyusun. Selain itu, pengajuan usulan anggaran modal tersebu tjuga
sebaiknya mempertimbangkan pihak-pihak yang memberikan persetujuan. Jika kondisi yang
muncul demikian ini, maka pengambilan keputusan mengenai anggaran modal secara rasional
melalui pendekatan matematis dan pendekatan ilmiah lainnya dapat di kesampingkan, karena
hampir tidak memiliki kontribusi. Oleh karena itu, semua fakta keperilakuan dari pihak
penyusunan anggaran modal besertapihak yang menyetujui usulan anggaran tersebut perlu
diidentifikasi sedini mungkin sebelum anggaran tersebut diimplementasikan

BAB 15: Aspek Keprilakuan pada Audit Internal


Audit merupakan salah satu bidang kajian akuntansi. Dalam audit tidak hanya dibicarakan
tentang teknik-teknik audit, tetapi juga bagaimana auditor mengambil kebijakan untuk
menentukan suatu fakta Seringkali, pertimbangan yang diambil olch auditor menjadi penentu
dalam memutuskan suatu masalah terutama dalam hal penetapan pendapat. Untuk itu, sikap,
persepsi, dan perilaku menjadi acuan dalam pembahasan mengenai pertimbangan seorang
auditor, baik auditor, baik auditor internal maupun auditor eksternal.
BAB 16:Aspek Keprilakuan pada Etika Aturan
Bab ini membahas tentang riset perilaku etis dan penalaran akuntan yang tel menyoroti beberapa
bidang perhatian bagi profesi akuntan. Misalnya, temuan d studi pendidikan ctis telah
menunjukkan bahwa akuntan pada umumnya tidak mengalami kemajuan pada tingkat moral
reasoning Konsep sosialisasi etis dalam profesi akuntansi secara khusus menjadi relevan.
Berdasarkan studi keputusan etis, ditemukan bahwa akuntan dan auditor dengan tingkat moral
reasoning lebih rendah lebih mungkin untuk melakukan perilaku yang disfungsional Misalnya,
ditemukan bahwa akuntan dengan skor DIT yang rendah lebih mungkin membuat keputusan
dengan indepedensi yang dipertanyakan dan membuat laporan aaudit dalam waktu yang singkat.
Kurang dapat mendeteksi kesalahan material serta penipuan dalam laporan keuangan, dan
mengungkapkan temuan audit sensitif melalui whistle-blowing. Budaya mungkin berperan
mengurangi pengambilan keputusan etis akuntan studi etika lintas budaya telah menunjukkan
bahwa akuntan di negara lain mempunyai tingkat moral reasoning berbeda dengan akuntan di
Amerika Serikat. Berdasarkan perbedaan ini, tidak mengherankan bahwa juga terdapat persepsi
yang berbeda. mengenai tindakan yang dipertanyakan yang digambarkan dalam vignette kepada
subjek dari negara yang berbeda. Terlepas dari riset yang melimpah dibidang ini, masih banyak
pertanyaan yang melibatkan tingkat moral reasoning akuntan dan masih banyak perilaku mereka
yang belum dibahas.

BAB 17: Aspek Teori Kontijensi dalam Akuntasi Keprilakuan


Bab ini membahas tentang teori kontijensi dalam akuntansi keprilakuan. Teori Kontijensi
akuntansi manjemen memiliki banyak pendekatan. Hal itu sesuai dengan kebijaksanaan praktis
untuk mengusahakan suatu penjelasan potensial terhadap variasi yang membingungkan dalam
sistem akuntansi manjemen yang benar-benar diamati. Selain itu, hubungan teori organisasi
dengan akuntansi manajemen semakin meningkat sehingga perumusah kontijensi menjadi teori
organisasi terkemuka. Dalam hal ini terlihat bahwa terdapat suatu kasus utama guna
mengembangkan kerangkan kontijensi bagi akuntansi manajemen, Argumentasi kuat untuk
pedoman riset ini adalah bahwa terdapat sejumlah reservasi yabg perlu dinyatakan. Pertama, sifat
alamiah dari variabel kontijensi yang sesuai belum menjelaskan dan memerlukan penjelasan
teoritis yang lebih besar.

Kedua pertimbangan atas efektivitas organisasi adalah bagian penting dari desain te kontijensi
sistem pengendalian. Ketiga, teori kontijensi desain organisasi lebih la dari literator yang
disarankan, tetapi mata rantainya dengan efektivitas organis menjadi paling baik. Variabel
kontijensi yang sama adalah untuk memengaruhi struktur organisasi dan desain sistem akuntansi.
Pengembangan teori akuntansi manajemen yang menjelaskan pengaruh dari beberapa variabel
kontijensi dan bagaimana variabel tersebut terintergrasi ke dalam konteks yang lebih luas dari
mekanisme pengendalian organisasi adalah suatu tugas riset penting

BAB 18: Aspek Keprilakuan pada Desentralisasi


Desentralisasi adalah satu dari dua pola organisasi. Dengan desentralisasi, berbagai hal yang
terkait dengan organisasi telah didelegasikan ke tingkat yang lebih rendah, Meskipun demikian,
terdapat aspek keprilakuan dari pihak penerima. Untuk menghindari perilaku disfungsional yang
pada gilirannya dapat merugikan organisasi secara keseluruhan, diperlukan suatu kajian terhadap
perilaku terkait yang mendasari desentralisasi tersebut.
Terdapat banyak pihak yang diuntungkan dan dirugikan oleh desentralisasi Masing masing pihak
bertahan pada pendiriannya masing-masing karena mereka memiliki lingkungan yang berbeda.
Kondisi ini yang sangat potensial akan menimbulkan perilaku disfungsional ketika satu ukuran
tunggal digunakan dalam proses penilaian kinerja dan masing-masing bagian. Untuk itu,
diperlukan berbagai kebijakan dan keputusan yang sesuai dalam proses penilaian kinerja dari
masing-masing bagian yang terdesentralisasi.

BAB 19: Aspek Keprilakuan dari Prinsip Akuntansi yang Berterima Umum
Bab ini membahas mengenai implikasi keprilakuan dari prinsip akuntansi yangditerima secara
umum Committe on Accounting, telah mengurangi sejumlah prinsip akuntansi yang tidak
diinginkan secara keprilakuan. Tujuan akuntansi dan profesi manajemen adalah mengeleminasi
praktik yang memberatkan ini dan menciptakan sekumpulan prinsi-prinsip akuntansi yang
diterima secara umum yang memotivasi manjer untuk membuat keputusan yang kuat mengenai
pelaporan maupun ekonomi APB dan badan-badan lainnya yang memengaruhi defenisi tentang
apa yang membentuk prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum harus menanyak 1).
Apakah prinsip-prinsip atau praktik akuntansi tersebut memotivasi man mengejar
kepentingannya sendiri, dan 2). Apakah tindakan ini merusak kine manjerial aktual karena
didasarkan pada ilusi kinerja yang tidak pernah ada, an menghasilkan tindakan ekonomi yang
tidak bagus. Jika jawaban terhadap kedua pertanyaan ini adalah ya, dan hal lain ini sangat
mungkin terjadi. Maka penggunaan praktik akuntansi seharusnya tidak didorong, kecuali secara
jelas dibenarkan oleh lingkungan bisnis yang didefenisikan secara jelas.
BAB 20: Teori Pertimbangan dan Pembuatan Keputusan Kelompok
Dalam bab ini, fokus terletak pada penelaahan riset yang telah dilakukan dalam bidang akuntansi
keprilakuan sebagai dasar untuk meluncurkan studi baru tentang pengambilan keputusan
kelompok Ada tiga area spesifik yang telah dibahas (misalnya kinerja kelompok kerja, kelompok
hierarkis, kelompok rekan sejawat), dengan subbagian keempat berfokus pada bagaimana
komputerisasi sistem dukungan kelompok dapat secara radikal mengubah cara pengambilan
keputusan dibuat dalam masing-masing bidang spesifik Misalnya, Macintosh menyampaikan
eksplorasi luas tentang masalah pengendalian manjerial di luar lingkungan tim kerja Rich
mengkaji proses tinjauan, dan Bamber atau Hayne dan Sutton berfokus pada integrasi sistem
dukungan kelompok dalam bidang akuntansi dan auditing.

BAB 21: Aspek Keprilakuan dari Komunikasi Informasi Akuntansi


Di antara fungsi akuntan, seperti pengumpulan, pengorganisasian, analisis, dan pengomunikasian
data, keberadaan komunikasi adalah hal yang paling penting untuk memunculkan tanggung
jawab akuntansi. Hal ini berarti bahwa tahapan komunikasi yang diawali oleh komunikasi hingga
umpan balik bagi komunikator menjadi serangkaian tahapan yang perlu dijadikan fokus. Hal ini
disebabkan karena pemahaman yang terkait dengan perilaku yang tepat merupakan hasil dari
proses komunikasi. Selain dari tahapan komunikasi, berbagai jenis variabel komunikasi juga
menjadi hal yang penting bagi pencapaian efektivitas komunikasi. Variabel tersebut di antaranya
meliputi sumber, pesan, saluran, penerima, umpan balik, dan lingkungan. Masing-masing
variabel membawa pengaruhnya ke dalam setiap tahapan komunikasi

BAB 22: Aspek Keprilakuan pada Akuntansi Sosial


Walaupun dimensi akuntansi sosial masih banyak menyimpan berba permasalahan, tetapi hal
tersebut bukan merupakan alasan utama untuk tic meneruskan pencarian penting untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut. Ast keprilakuan, terutama bagi pihak investor, akan
sangat menetukan perkembangan akuntansi sosial di masa mendatang. Terlepas dari itu semua,
akuntansi sosial telah menjadi salah satu cabang akuntansi yang mencoba untuk mengurai
dampak berdirinya suatu entitas Bisnis untuk lingkungan internal maupun eksternalnya. Selain
itu, banyak pihak yang meyakini bahwa aspek keuangan belum mencukupi untuk digunakan
sebagai landasan bagi pengambilan keputusam bisnis, sebagian besar bukti yang
mengungkapkan fenomena tersebut.
Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya perusahaan yang secara keuangan layak untuk dimiliki oleh
investor, tetapi belum dilirik oleh investor tersebut. Pihak investor masih menunggu aspek lain
yang melindungi entitas tersebut. Pengalaman menunjukkan bahwa aspek seperti politik, budaya,
dan kondisi ekonomi makro sangat berperan dalam mendukung entitas bisnis.
BAB 23: Aspek Keprilakuan pada Akuntansi Sumber Daya Manusia
Para akuntan bekerja di perusahaan bisnis, perusahaan non-bisnis, atau pada perusahaan akuntan
public. Akuntan-akuntan yang bekerja pada perusahaan bisnis maupun non-bisnis semuanya
bertanggungjawab terhadap desain dan pemeliharaan system informasi akuntansi, perencanaan
dan pengendalian keuangan, serta pelaporan terhadap pengguna intern maupun pengguna
ekstern. Pelaporan kepada pengguna intern menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk
memelihara dan mengembangkan efisiensi opersional dan profitabilitas perusahaan,
mengembangkan perencanaan dan kebijakan-kebijakan perusahaan, serta pengambilan keputusan
yang sifatnya sewaktu-waktu (non-rutin). Akuntansi Keperilakuan memandang SDM dari
beberapa ruang lingkup, yaitu: (1) aplikasi dari konsep ilmu keperilakuan terhadap desain dan
konstruksi system akuntansi, (2) studi mengenai reaksi terhadap format dan isi dari pelaporan
akuntansi, (3) cara bagaimana informasi diproses untuk pengambilan keputusan, (4)
pengembangan teknik pelaporan untuk mengkomunikasikan perilaku data kepada pengguna.

Identitas Buku Pembanding


BAB I: Pengantar Akuntansi Keprilakuan
Bab ini membahas mengenai pengantar akuntansi keprilakuan. Akuntansi keprilakuan
sebenarnya merupakan bagian dari ilmu akuntansi yang semakin berkembang dalam kurun
waktu 50 tahun belakangan ini. Sebagai bagian dari ilmu keperilakuan (Behavioral Science),
teori-teori akuntansi keperilakuan di kembangkan dari penelitian empiris atas perilaku manusia
di organisasi. Dengan demikian, peranan penelitian dalam pengembangan ilmu itu sendiri sudah
tidak diragukan lagi. Ruang lingkup penelitian di bidang akuntansi keperilakuan sangat luas
sekali, tidak hanya meliputi bidanga akuntansi manajemen saja, tetapi juga menyangkut
penelitian dalam bidang etika, auditing (pemeriksaan akuntan), sistem informasi akuntansi
bahkan juga akuntansi keuangan.

BAB 2: Konsep Akuntansi dan Hipotesis Keprilakuan


Pada bagian ini disajikan kajian teori dan kajian empirik yang relevan dengan penelitian ini
Tinjauan pustaka ini digunakan sebagai landasan dalam menyusun suatu hipotesa. Selanjutnya
penelitian ini dirancang untuk menguji secara empiris pengaruh variabel-variabel yang terdiri
dari gaya kepemimpinan yang merupakan variabel eksogen yang berpengaruh terhadap variabel
self-efficacy, kelelahan emosional, dan komitmen organisasi dan komitmen organisasi
berpengaruh terhadap kepuasan kerja dan penyimpangan organisasi sebagai variabel endogen

BAB 3 Akuntansi Keprilakuan dalam Bingkai Restopek dan Prospek Becker


merupakan orang pertama yang memperkenalkan istilah akuntansi keperilakuan pada 1967.
Kehadiran jurnal spesialis baru benar-benar sesuai untuk merayakan kelahiran bidang baru ini.
Selama masa intervensi bertahun-tahun, banyak kemajuan yang dicapai daripada yang disadari.
Meskipun demikian, tidak ada alasan untuk berpuas diri. Kesulitan dan masalah, sebagaimana
halnya tantangan, tetap banyak dan sangat signifikan. Dalam menghadapi masa depan, riset
dalam area ini, perlu terus belajar dari pengalaman masa lalu, diperbaiki, dan didasarkan pada
pemahaman terhadap kemungkinan baru untuk memperkaya apresiasi kita tentang bagaimana
akuntansi berfungsi dalam konteks organisasional dan keperilakuan. Ketika riset organisasional
dan keperilakuan bergerak kearah mayoritas selama bertahun-tahun, hal ini bukan hanya akan
terus memperbaiki keahlian dan perspektif yang dikembangkan selama bertahun-tahun,
melainkan juga mengadopsi pendirian intelektual yang lebih matang dan penuh percaya diri
dalam proses tersebut. Hopwood mengatakan keduanya sma-sama memungkinkan dan dapat
diharapkan
BAB 4 Akuntansi Keperilakuan Pada Pengendalian Keuangan Paradigma.
Pengendalian dapat di definisikan sebagai suatu inisiatif dalam memilih karena yakin bahwa
kemungkinan untuk memperoleh hasil yang diinginkan yang semakin meningkat. Sistem yang
komprehensif atas pengendalian dapat ditemukan pada perencanaan operasi dan kegiatan umpan
balik organisasi. Agar menjadi komprehensif desain pengendalian seharusnya responsive
terhadap lingkup organisasi.

BAB 5 Akuntansi Keprilakuan pada Akuntansi Pertanggungjawaban


Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu kajian akuntansi yang lebih memfokuskan
diri pada aspek tanggungjawab dari satu atau lebih anggota organisasi atas pekerjaan bagian atau
segmen tertentu. Tidak hanya hal itu,akuntan sipertanggungjawaban juga melibatkan aspek
keprilakuan dari anggota organisasi. Hal ini disebabkan karena akuntansi pertanggungjawaban
dapat dipandang sebagai alat pengendalian organisasi. Masing-masing individu, kelompok
maupun divisi dapat dijelaskan kinerjanya dari laporan yang diungkapkan dalam akuntansi.
pertanggungjawaban Oleh karena itu, aspek keprilakuain juga menjadi sorotan penting dalam
implementasi akuntansi pertanggungjawaban. Permasalahan yang terkait keprilakuan dalam
akuntansi pertanggungjawaban dapat berdampak serius bagi individu dan organisasi. Perilaku
menyimpang dari yang apa diharapkan, rendahnya motivasi, dan tidak layaknya manajer pusat
pertanggungjawaban adalah contoh dari dampak yang dihasilkan akibat gagalnya pusat
pertanggungjawaban untuk mengakomodasi aspek keprilakuan secara tepat. Dengan demikian,
aspek keprilakuan menjadi aspek penting lain selain aspek perancangan jaringan pusat
pertanggungjawaban.

BAB 6 Aspek Keprilakuan pada Perencanaan Laba dan Penganggaran


Pada bab ini terdapat beberapa pertanyaan yang harus dijawab. Pertanyaan tersebut meliputi
siapa yang akan memberikan input keputusan pada tahap perencanaan, menyetujui rencana
tersebut, mengiplementasikan anggaran, mengevaluasi, varians, dan bertanggungjawab untuk
mengoreksi efisiensi. Jawabannya tergantung pada banyak variabel yang memengaruhi proses
penyusunan anggaran. Struktur organisasi, budaya organisasi, gaya kepemimpinan, tingkat
partisipasi karyawan dalam pengambilan keputusan, jumlah slack yang diperbolehkan, dan
tingkat tekanan yang akan ddidorong oleh anggaran tersebut adalah beberapa factor yang akan
memengaruhi jawabannya.
Meskipun tidak ada jawaban defenitif yang dapat diterapkan pada semua organisasi, terdapat
beberapa aturan umum yang berlaku. Partisipasi angkatan kerja dalam pengambilan keputusan
telah ditunjukkan memiliki dampak psikologis positif terhadap angkatan kerja dan meningkat
kuantitas maupun kualitas dari output pekerja.
BAB III
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

A. Kelebihan dan Kekurangan Buku Utama

a. Kelebihan Buku
Buku ini menggunakan bahasa indonesia, tidak seperti buku akuntansi lainnya. Penjabaran setiap
bab cukup jelas dengan banyaknya kajian teori yang dibahas.
b. Kekurangan Buku
Buku ini tidak banyak menjelaskan riset-riset terkait akuntansi keprilakuan. Dalam
menghubungkan akuntansi keperilakuan dengan akuntansinya masih banyak membahas
akuntansinya namun kurang menyoroti keperilakuan. Jadi, kajian mengenai keprilakuan itu
sendiri kurang mendalam.
B. Kelebihan dan Kekurangan Buku Pembanding

a. Kelebihan Buku
 Memiliki materi-materi yang lebih lengkap bila dibandingkan dengan buku 1
 Menggunakan data data yang konkret dan mudah dimengerti
 Buku ini telah diperbaharui untuk mengungkap peristiwa, data, dan gagasan baru.
 edisi ini diawali dengan membahas model-model ekonomi klasik dan setelah itu menjelaskan
seutuhnya keseimbangan jangka panjang (bertahap)

b. Kekurangan Buku
Buku ini sedikit mirip dengan edisi pertama tidak banyak menjelaskan riset-riset terkait
akuntansi keprilakuan. Tetapi memberikan soal yabg tidak berbeda-beda cenderung sama hanya
angka apabila dalam perhitungan.
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
Ilmu pengetahuan keperilakuan mempunyai kaitan dengan menjelaskan dan memperediksi
mengenai keprilakuan manusia. Akuntansi keprilakuan menghubungkan antara keprilakuan
manusia dan akuntansi. Ilmu keprilakuan merupakan bagian dari ilmu social. Akuntansi ilmu
keprilakuan merupakan bagian dari ilmu akuntansi dan pengetahuan keprilakuan. Akuntansi
keprilakuan praktis digunakan dan diterapkan dengan menggunakan riset ilmu keprilakuan untuk
menjelaskan dan memperediksi perilaku sistem manajerial suaperusahaan.

B. Saran
Isi buku juga sebaiknya dilengkapi dengan kasus-kasus agar memasukkan materi tentang nilai-
nilai agama, karena buku ini tentang keperilakuan yang merujuk kepada manusianya.
DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Arfan Ikhsan 2017. Akutansi Keperilakuan, Edisi 3. Salemba Empat. Jakarta.

Lubis, Arfan Ikhsan 2017. Akutansi Keperilakuan, Edisi 2. Salemba Empat. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai