Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TEORI MODEL KEBIDANAN ERNESTINE


WIEDENBACH
PENGANTAR ASUHAN KEBIDANAN

Dosen Pengampu : Anik Siti Juariyah, S. Si. T., M. Keb.

Disusun Oleh :
Gadis Riya Pratama (12110321006)
Putri Nur Azizah (12110321010)
Vera Alva Anggreana (12110321017)
Veri Alvi Anggreani (12110321018)

SEMESTER II

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI
UTAMA PATI
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur atas kehadrat Allah swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pati, 25 April 2022

Penyusun
Daftar Isi

Halaman Judul …………………………………………………………… 1


Kata Pengantar …………………………………………………………... 2
Daftar Isi .…………………………………………………………………. 3

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………… 4
B. Rumusan Masalah ………………………………………………... 4
C. Tujuan Penulisan …………………………………………………. 4
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Injeksi………………………………………………… 6
B. Tujuan Injeksi ……………………………………………………. 6
C. Indikasi……………………………………… …………………… 6
D. Kontra Indikasi ………………………………………………… 6
E. Proses Injeksi …………………..………………………………… 7
F. Pengertian Intramuscular ...………………………………………. 7
G. Anatomi Intramuscular …………………………………………... 8
H. Tujuan Pemberian Intramuscular ………………………………… 8
I. Lokasi Pemberian intramuscular ………………………………… 8
J. Peralatan …………………………………………………………. 9
K. Hal-hal Yang Perlu diperhatikan Dalam Melakukan Injeksi ……. 10
L. Cara Mencegah Infeksi Selama Injeksi ………………………….. 10
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………. 11
B. Saran ……………………………………………………………… 11

Daftar Pustaka ……………………………………………………………. 12


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara umum teori dan konsep adalah hal yang sangat berkaitan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan. Dalam pelayanan kebidanan, teori-teori yang digunakan dalam praktik kebidanan
berasal dari konseptual model kebidanan. Teori atau konsep sejatinya adalah penjelasan dari suatu
kejadian dan fenomena. Proses penjelasan ini memerlukan pemikiran yang dalam.
Konsep atau teori adalah gambaran tentang objek dari suatu kejadian atau objek yang digunakan
oleh peneliti untuk menggambarkan fenomena sosial yang menarik perhatiannya.Konseptual model
merupakan gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu. Konseptual model
dapat memberikan gambaran abstrak atau ide yang mendasari disiplin ilmu dan kemudian diterapkan
sesuai dengan bidang masing-masing.
Salah satu konsep atau teori tersebut adalah teori dari Ernestine Wiedenbach. Wiedenbach adalah
seorang nurse-midwife yang juga teoris di bidang keperawatan. Ia berkualifikasi sebagai perawat pada
tahun 1925, dan menjadi nurse-midwife pada tahun 1946. Salah satu karya besarnya adalah
kolaborasi dengan filsuf Dickoff dan James tahun 1960 ( Dickoff et al.,1992 a dan b ) ketika ia menjadi
mahasiswa di Yale University School of Nursing. Namun masih banyak sebagian orang yang belum
mengetahui teori tersebut. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan memberikan penjelasan
mengenai teori yang dikemukakan oleh Ernestine Wiedenbach.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai
berikut
1. Bagaimana prinsip dasar pemikiran dalam teori Ernestine Wiedenbach?
2. Bagaimana cara focus dalam teori Ernestine Wiedenbach?
3. Apa tujuan teori Ernestine Wiedenbach?

C. Tujuan Penulisan
Adapun rujuan penulisan dari disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui lebih dalam tentang teori Ernestine Wiedenbach.
2. Untuk memahami konsep-konsep model kebidanan menurut teori Ernestin
Wiedenbach.
3. Serta untuk memahami tahap-tahap untuk mencapai tujuan dari asuhan
kebidanan Ernestine Wiedenbach.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Ernestine Wiedenbach


Wiedenbach adalah seorang nurse-midwife yang juga teoris di bidang
keperawatan. Ia berkualifikasi sebagai perawat pada tahun 1925, dan menjadi nurse-
midwife pada tahun 1946. Salah satu karya besarnya adalah kolaborasi dengan filsuf
Dickoff dan James tahun 1960 ( Dickoff et al.,1992 a dan b ) ketika ia menjadi
mahasiswa di Yale University School of Nursing.
Ernestine Wiedenbach sudah pernah bekerja dalam suatu proyek yang
mempersiapkan persalinan berdasarkan teori Dr. Grantley Dick Read. Wiedenbach
mengembangkan teorinya secara induktif berdasarkan pengalaman dan observasi
dalam praktik.
Ernestine Wiedenbach mengembangkan teorinya secara induktif (dari khusus ke
umum) berdasar pengalamannya dan observasinya dalam praktek.
B. Konsep Model Kebidanan Menurut Teori Ernestine Wiedenbach
Menurut teori Ernestine Wiedenbach, konsep model kebidanan dibagi menjadi 5,
yaitu :
1. The Agents (meliputi perawat, bidan atau tenaga kesehatan lain)
Filosofi yang dikemukakan adalah tentang kebutuhan ibu dan bayi yang segera untuk
mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu kebutuhan untuk persiapan menjadi
orang tua.
Contoh kasus :
Bidan R memberikan konseling kepada wanita yang baru saja menjadi seorang ibu
setelah proses persalinan yang dialaminya berjalan dengan lancar. Bidan R
memberikan informasi mengenai apa saja yang harus atau perlu dilakukan selama
merawat bayinya. Bidan R juga memberikan informasi mengenai apa saja yang
dibutuhkan bayi selama masa perkembangannya agar tumbuh menjadi anak yang
cerdas atau menjadi anak yang sesuai dengan harapan orang tua.
Tenaga kesehatan juga harus memperhatikan 4 elemen dalam “clinical nursing”. 4
elemen dalam “clinical nursing” tersebut adalah :
a. Filosofi, cara yang ditempuh seorang bidan dalam memikirkan hidup dan
bagaimana kepercayaan mereka mempengaruhi mereka.
b. Tujuan, sasaran dimana bidan bermaksud mencapai akhir dari tindakan yang
diambil. Semua aktifitas dimaksudkan untuk mencapai agar seusatu hal menjadi lebih
baik.
c. Praktek, tindakan dimana bidan melaksanakan sesuatu dalam rangka memelihara
kebutuhan pasien.
d. Seni atau Keterampilan, kemampuan untuk memahami kebutuhan klien, dan
mampu mengembangkan suatu intuisi dalam hubungan dengan aktifitas mereka.
Selain itu, Ernestine juga yakin bahwa ada 3 bagian esensial yang dihubungkan
dengan filosofi keperawatan, yaitu :
a. Menghargai atas kehidupan yang telah diberikan
b. Menghargai sebuah kehormatan, sesuatu yang berharga, otonomi dan
individualisme pada setiap orang
c. Resolusi dalam menerapkan dinamisasi terhadap orang lain
Filosofi ulang yang dikemukakan adalah tentang kebutuhan ibu dan bayi yang segera,
untuk mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu kebutuhan persiapan menjadi
orang tua.

2. The Recipient
Perawat atau bidan memberikan intervensi kepada individu disesuaikan dengan
situasi dan kebutuhan masing-masing klien. Recipient meliputi wanita, keluarga, dan
masyarakat. Perempuan menurut masyarakat oleh masyarakat tertentu tidak mampu
memenuhi kebutuhannya.
Wiedenbach sendiri berpandangan bahwa recipient adalah individu yang
berkompeten dan mampu melakukan segalanya sendiri, sehingga bidan atau perawat
memberi pertolongan hanya apabila individu tersebut mengalami kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan sendiri.
Contoh kasus :
Bidan L memberikan informasi mengenai cara memandikan bayi dengan benar, cara
memberikan ASI pada bayi dengan benar, cara memberikan pola tidur dan
menidurkan bayi dengan benar pada Ny. L beberapa hari setelah bersalin. Hal tersebut
bertujuan agar ibu dapat melakukan semuanya sendiri tanpa bantuan bidan secara
terus menerus.
3. The Goal or Purpose
Tujuan asuhan adalah membantu orang yang membutuhkan pertolongan. Disadari
bahwa kebutuhan masing-masing individu perlu diketahui sebelum menemukan goal.
Bila sudah menemukan kebutuhan ini, maka dapat diperkirakan goal yang akan
dicapai dengan mempertimbangkan tingkah laku fisik, emosional atau psikologis yang
berbeda dari kebutuhan yang biasanya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
individu dengan memperhatikan tingkah laku fisik, emosional atau psikologis. Untuk
bisa mengidentifikasi kebutuhan pasien, bidan harus menggunakan mata, telinga,
tangan, serta pikirannya.
Contoh kasus :
Bidan U melakukan tindakan atau intervensi hanya pada saat Ny. U mendapat kendala
yang menyebabkan Ny. U tidak dapat memenuhi kebutuhan secara memuaskan.
4. The Means
Untuk mencapai tujuan dari asuhan kebidanan, Wiedenbach menentukan beberapa
tahap, yaitu :
a. Identifikasi kebutuhan klien, memerlukan keterampilan dan ide dari seorang bidan.
Misalnya, sebelum menentukan tindakan atau intervensi, seorang bidan harus
melakukan pengumpulan data yang berupa riwayat kesehatan, riwayat kehamilan,
riwayat pernikahan klien.
Contoh kasus :
Bidan melakukan pendataan pada seorang ibu hamil 6 bulan yang mengalami keluhan
tidak adanya dorongan-dorongan (tendangan-tendangan) yang dilakukan bayi didalam
kandungan. Pendataan tersebut meliputi riwayat kesehatan, riwayat kehmilan, riwayat
persalinan, riwayat pernikahan. Pendataan tersebut bertujuan agar tujuan
mengidentifikasi dapat terpenuhi dan identifikasi menjadi lebih rinci.
b. Ministration, yaitu memberikan dukungan dalam pencarian pertolongan yang
dibutuhkan. Seorang bidan memberikan asuhan dukungan perencanaan untuk
menemukan pertolongan yang tepat pada kasus yang di alami klien.
Contoh kasus :
Seorang klien ingin melakukan KB. Maka seorang bidan dapat memberikan obat serta
penanganan yang tepat.
c. Validation, mengecek apakah bantuan yang diberikan oleh bidan merupakan
bantuan yang dibutuhkan klien.
Contoh kasus :
Ada seorang ibu pasca melahirkan, jika ibu belum sanggup melakukan aktifitas
sendiri, seorang bidan wajib mendampingi ibu sesuai kebutuhannya, seperti
membantu personal hyginenya.
d. Coordination, koordinasi sumber-sumber yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan klien. Seorang bidan membangun komunikasi dengan klien dan keluarga
klien agar dapat mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang sesuai untuk klien.
Contoh kasus :
Seorang Bidan meminta seorang ibu untuk melakukan pemeriksaan USG pada dokter.
Hal tersebut disetujui oleh ibu. Pemeriksaan USG dilakukan untuk mengetahui posisi
kepala rahim karena, bidan kesulitan untuk menemukan posisi tersebut. Pasien pun
sangat memerlukan informasi USG tersebut demi kelancaran proses persalinan yang
akan dihadapinya nanti.
Untuk bisa membantu pasien, bidan harus mempunyai :
a. Pengetahuan, artinya agar bidan bisa memahami kebutuhan dan kelainan-kelainan
pada pasien.
b. Penilaian, artinya bidan mampu mengambil keputusan dalam memberikan tindakan
kepada klien.
c. Keterampilan, artinya bidan memiliki keterampilan untuk memenuhi kebutuhan
pasien.
5. Framework
Framework adalah kerangka kerja yang terdiri dari lingkungan sosial, organisasi, dan
profesional. Bahwa dalam kehidupan sehari-hari bidan tidaklah bekerja sendiri
namun, ia juga memerlukan tenaga kesehatan yang lainnya atau disebut managemen
team.
Contoh kasus :
Seorang bidan desa melakukan penyuluhan pada ibu-ibu hamil di desa tersebut.
Penyuluhan tersebut dibantu oleh teman-teman bidan yang lain serta ditolong oleh
beberapa perawat yang membantu menyampaikan beberapa hal penting pada ibu-ibu
hamIL.

C. Tahap-Tahap Untuk Mencapai Tujuan Asuhan Kebidanan


Dalam pencapaian tujuan, seseorang bidan memerlukan pengetahuan, keadilan,
dan keterampilan. Untuk mencapai tujuan dari asuhan kebidanan, Wiedenbach
menentukan beberapa tahap yaitu :
a. Identifikasi kebutuhan klien
b. Ministration, yaitu memberikan dukungan dalam pencarian pertolongan yang
dibutuhkan
c. Validation, mengecek apakah bantuan yang diberikan merupakan bantuan yang
dibutuhkan
d. Coordination, koordinasi sumber-sumber yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan pasien
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam teori Ernestine Wiedenbach terdapat 5 konsep (teori) model asuhan
kebidanan, yaitu :
1. The Agent : bidan, perawat, atau tenaga kesehatan yang lain.
2. The Recipent : Individu, keluarga, masyarakat.
3. The Goal : tujuan dari intervensi.
4. The Means : metode yang dilakukan untuk mencapai tujuan.
5. The Framework : kerangka kerja (organisasi sosial, lingkungan sosial, dan
professional).
Serta terdapat 4 tahap untuk mencapai tujuan dari asuhan kebidanan, antara lain :
1. Identifikasi kebutuhan klien.
2. Validation, mengecek apakah bantuan yang diberikan merupakan bantuan yang
dibutuhkan.
3. Ministration, yaitu memberi dukungan pencarian pertolongan yang dibutuhkan.
4. Coordination, koordinasi sumber-sumber yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan klien.

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya, namun sebagai
manusia kami tidak lepas dari kesalahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun kami sangat diharapkan untuk menyempurnakan makalah ini diwaktu
yang akan datang.
Daftar Pustaka

Sujianti, Susanti,2009. Konsep Kebidanan,Nuha Medika, Yogyakarta.


https://www.scribd.com/doc/245262424
https://www/scribd/com/doc/214986084
https://ml.scribd.com/doc/90132695/konsep-kebidanan
https://plus.google.com/115946690403153773019/posts/bfrkHBSulGz
Estiwidani, Dwana, 2008. Konsep Kebidanan, Fitramaya, Yogyakarta

Hidayat, Asri, 2008. Catatan Kuliah Konsep Kebidanan, MC Press, Yogyakarta

Lutfiati, Choiriatu, 2012. Teori - teori Kebidanan, Blogger

http://uswatunkaa.blogspot.com/2012/10/makalah-teori-ernestine-wiedenbach.html§

Anda mungkin juga menyukai