Anda di halaman 1dari 45

Teknologi Sediaan

Steril

Nur Ismiyati, M.Sc. Apt.


Materi Setelah UTS
(2 sks)
hari waktu Materi Kegiatan
Senin 12.30 – 14.30 1. Teknik Aseptis Kuliah Online via zoom/google meet
Selasa 10.00 – 14.00 2. Peralatan Teknik Aseptis 1. Materi PPT
3. CPOB pembuatan produk steril 2. Kuliah Online atau video penjelasan
Rabu 10.00 – 12.00 Evaluasi Sediaan Steril PPT melalui edlink
3. Diskusi materi dapat dilakukan melalui
Kamis 10.00 – 12.00 Evaluasi Sediaan Steril wag
Jumat 10.00 – 12.00 Peracikan sediaan steril 4. Penugasan melalui edlink

Sabtu 10.00 – 12.00 Latihan soal Latihan soal melalui edlink


Teknik Aseptik
(Klasifikasi Ruangan)

Nur Ismiyati, M.Sc., Apt.


Pendahuluan
– Peracikan sediaan steril mengharuskan penggunaan teknik aseptis untuk menjaga
sterilitas.
– Produk steril hendaklah dibuat dengan persyaratan khusus dengan tujuan
memperkecil risiko pencemaran mikroba, partikulat dan pirogen, yang sangat
tergantung dari ketrampilan, pelatihan dan sikap personil yang terlibat.
– Pencampuran sediaan steril harus memperhatikan perlindungan produk dari
kontaminasi mikroorganisme; sedangkan untuk penanganan sediaan sitostatika
selain kontaminasi juga memperhatikan perlindungan terhadap petugas, produk
dan lingkungan.
Teknik Aseptis

– Teknik Aseptis :
– Rangkaian tindakan dalam peracikan sediaan steril yang dilakukan untuk
menghindarkan kontaminasi produk oleh mikroorganisme dan dapat mengurangi
risiko paparan terhadap petugas.

– Penggunaan LAF / BSC yang benar, teknik aseptik yang ketat, dan kebiasaan kerja
yang teliti merupakan faktor yang paling penting dalam pencegahan kontaminasi.
Teknik Aseptis
– Tujuan dari proses aseptis adalah untuk mempertahankan sterilitas produk yang dibuat
darikomponen-komponen yang masing-masing telah disterilisasi sebelumnya dengan
menggunakan salah satu cara dari metode yang ada.

– Untuk menjaga sterilitas komponen dan produk selama proses aseptis, perhatian
perludiberikan pada :
• lingkungan; • personil;
• permukaan yang kritis; • sterilisasi wadah/ tutup dan prosedur pemindahannya;
• waktu tunggu maksimum bagi produk sebelum pengisian ke dalam wadah akhir;
• filter untuk sterilisasi.
SYARAT KONDISI ASEPTIK
1. Bahan awal yang steril
2. Alat-alat yang steril
3. Wadah yang steril
4. Lingkungan yang terkontrol
5. Teknik yang sesuai oleh personil yang terlatih
Teknik aseptik dilakukan pada :
❑ Pembuatan sediaan parenteral dan sediaan untuk mata yang tidak disterilkan dalam
wadah akhir, misalnya sterilisasi filtrasi.

❑ Uji sterilitas sediaan steril.

❑ Formulasi nutrisi parenteral

❑ Penyiapan dosis individual dari sediaan inj. sitotoksika.

❑ Produksi sediaan radiofarmasi


PERLENGKAPAN PERACIKAN
SEDIAAN STERIL

Lingkungan (Ruang
& Peralatan) Pemilihan LAF Alat-alat Peracikan
Berudara Bersih

Perlengkapan
Khusus untuk Obat
Perlengkapan Lain
Sitostatika dan
Berbahaya
Clean room

Ruangan bersih atau clean room adalah suatu ruangan tertutup dimana
jumlah partikel dalam udara, temperatur, kelembaban, dan tekanan
dikontrol sesuai dengan persyaratan dan dapat terdiri dari satu atau lebih
area bersih.
Clean area mempunyai klasifikasi atau grade A, B, C, dan D.
Klasifikasi dibagi berdasarkan jumlah maksimum partikel dan jumlah
mikroba yang mengkontaminasinya per meter kubik udara.
KLASIFIKASI RUANG BERSIH
berdasar CPOB 2018

– Jumlah maksimum partikulat


udara yang diperbolehkan untuk
tiap kelas kebersihan adalah
sebagai berikut:
– Keadaan “non operasional” adalah kondisi di mana fasilitas telah terpasang
dan beroperasi, lengkap dengan peralatan produksi tetapi tidak ada
personel.
– Kondisi “operasional” adalah kondisi di mana fasilitas dalam keadaan
berjalan sesuai modus pengoperasian yang ditetapkan dengan sejumlah
tertentu personel yang sedang bekerja.
Pada pembuatan produk steril dibedakan 4 Kelas
kebersihan:

– Kelas A: Zona untuk kegiatan yang berisiko tinggi, misal zona pengisian, wadah tutup karet, ampul
dan vial terbuka, penyambungan secara aseptis. Umumnya kondisi ini dicapai dengan memasang
unit aliran udara laminar (laminar air flow) di tempat kerja. Sistem udara laminar hendaklah
mengalirkan udara dengan kecepatan merata berkisar 0,36 – 0,54 m/detik (nilai acuan) pada
posisi kerja dalam ruang bersih terbuka. Keadaan laminar yang selalu terjaga hendaklah
dibuktikan dan divalidasi. Aliran udara searah berkecepatan lebih rendah dapat digunakan pada
isolator tertutup dan kotak bersarung tangan.
– Kelas B: Untuk pembuatan dan pengisian secara aseptis, Kelas ini adalah lingkungan latar belakang
untuk zona Kelas A.
– Kelas C dan D: Area bersih untuk melakukan tahap proses pembuatan yang mengandung risiko
lebih rendah.
KONTAMINASI
Kontaminasi adalah pencemaran yang disebabkan masuknya unsur-unsur lain
seperti mikroba, virus, partikel dan sebagainya ke dalam suatu produk.
Sumber kontaminasi:
1. Udara
2. Operator / Personil
Sumber kontaminasi terbesar
3. Bahan baku
4. Alat
Indeks Kontaminasi

Partikel yang
Aktivitas dilepaskan tiap menit
No
(0,3 m)
1 Berdiri atau duduk ( tidak bergerak) 100.000
2 Duduk + tangan bergerak 500.000
3 Duduk + badan & tangan bergerak, jari 1.000.000
mengetuk meja
4 Berpindah posisi dari duduk ke berdiri 2.500.000
5 Berjalan pelan (2 mph) 5.000.000
Berjalan sedang (3,57 mph) 7.500.000
Berjalan cepat (15 mph) 10.000.000
6 Menaiki tangga 10.000.000
7 Senam 15.000.000 sampai
30.000.000
White Area

– White area merupakan area produksi untuk sediaan steril.


– Udara white area ini harus melewati HEPA filter yang memiliki efisiensi
penyaringan sebesar 99,997%.
– Ruangan yang masuk dalam area ini adalah ruangan yang digunakan untuk
penimbangan bahan baku produksi steril, ruang mixing untuk produksi steril ,
laboratorium mikrobiologi (ruang uji sterilitas).
– Setiap karyawan yang akan memasuki area ini wajib mengenakan pakaian
antistatik (pakaian dan sepatu yang tidak melepas partikel). Antara grey area
dan white area dipisahkan oleh ruang ganti pakaian white dan airlock.
White Area

Syarat ruangan white area:


a) Ruangan harus steril.
b) Peralatan dan pakaian yang digunakan harus steril. pada ruangan ini pakaian
kerjanya model celana/baju terusan, sepatu, tutup kepala, masker dan sarung
tangan.
c) Karyawan yang akan memasuki area harus bersih dan steril.
d) Ruangan mempunyai rancangan khusus, seperti tembok dengan cat yang
tahan dicuci, pintu dan peralatan lainnya tidak boleh terbuat dari kayu.
e) Udara dari luar tidak boleh memasuki ruangan. Menggunakan sanitasi udara
f) White Area ini harus mempunyai kelembaban 44-45, temperaturnya 16-25 C.
Grey area

– Grey area merupakan area produksi, dimana proses produksi berlangsung.


– (grey area) yang meliputi antara lain ruang penimbangan, ruang sterilisasi akhir,
dan ruang evaluasi.
– Pada grey area supply udara yang akan disalurkan dalam ruang produksi berasal
dari 2 sumber, yaitu berasal dari udara yang disirkulasi kembali (sebanyak 80%)
dan berasal dari udara bebas (20%).
Grey area

Untuk ruangan grey area ini :


a) Personal harus mencuci tangan dan kaki serta pakaian nya pun harus bersih. Untuk pakaian
personel yaitu tidak berkantong, warna berbeda tiap bagian, tutup kepala, masker dan sarung
tangan.
b) Desain ruangan di butuhkan perlakuan khusus. Seperti penanganan khusus terhadap udara,
rancang bangun dan kontruksi ruangan, seperti lantai dan langit-langit tidak boleh bercelah dan
tahan terhadap bahan kimia. Dinding harus terbuat dari beton dan di cat dengan cat yang tahan
dicuci, seperti pintu dan peralatan lainnya tidak boleh terbuat dari kayu
c) Kebebasan personal untuk masuk area ini sudah di kurangi
d) Fungsi dari pembangunan area ini adalah sebagai tempat produksi obat-obatan,di mna
tempat ini sangat penting dari semua area yang ada, karena proses intinya ada di ruangan ini
e) Kelembaban yang ada pada Grey Area adalah 45-75% (khusus unuk ruangan kapsul = 30-
40%), mempunyai kelembaban 20-28°C.
Black area

– Black area merupakan ruangan, dimana pada ruangan ini seluruh produk obat
sudah dalam keadaan tertutup dalam kemasan primer. Dan pada daerah ini
tidak perlu penanganan khusus baik udara maupun konstruksi bangunan.
Contoh area ini adalah kantor, loker, gudang bahan baku, gudang obat jadi,
gudang bahan pengemas primer dan sekunder, ruang administrasi gudang,
ruang pengemasan sekunder, dan ruang laboratorium kimia fisika.
– Daerah pengolahan produk steril harus dipisahkan dari daerah produksi lain
serta dirancang dan dibangun secara khusus. Ruangan harus bebas dari debu,
dialiri udara yang melewati saringan bakteri. Saringan tersebut harus diperiksa
pada saat pemasangan serta dilakukan pemeriksaan secara berkala.
Syarat ruangan black area ini:
a) Ruangannya tidak perlu steril.
b) Jumlah karyawan yang berada di area tersebut.
c) Ruangan dan alat tidak membutuhkan penangan yang khusus baik udara maupun
kontruksi bangunan.
d) Fungsi dari pembangunan area ini adalah sebagai tempat penyimpanan bahan
baku obat, serta tempat dimana para karyawan bisa dengan leluasa melakukan tugas
mereka tanpa adanya penangan khusus.
e) Ruangan ini mempunyai kelembaban 45-75% dan temperatur 20-28°C. area ini
tidak begitu memperhatikan penataan udara dikarenakan black area ini termasuk non
steril.
TATA LETAK RUANG
JENIS RUANGAN
– Pencampuran sediaan steril memerlukan ruangan khusus dan terkontrol. Ruangan ini terdiri
dari :
a. Ruang persiapan
Ruangan yang digunakan untuk administrasi dan penyiapan alat kesehatan dan bahan
obat (etiket, pelabelan, penghitungan dosis dan volume cairan).

b. Ruang cuci tangan dan ruang ganti pakaian


Sebelum masuk ke ruang antara, petugas harus mencuci tangan,
ganti pakaian kerja dan memakai alat pelindung diri (APD).
JENIS RUANGAN (CONT)
c. Ruang antara (Ante room)
Petugas yang akan masuk ke ruang steril melalui suatu ruang
antara.

d. Ruang steril (Clean room)


Ruangan steril harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Lantai
Permukaan datar dan halus, tanpa sambungan, keras,
resisten terhadap zat kimia dan fungi, serta tidak mudah
rusak.
2. Dinding sesuai persyaratan CPOB
JENIS RUANGAN (CONT)

4. Aliran udara memenuhi persyaratan kelas 10.000. Pertukaran


udara minimal 120 kali per jam, di lengkapi High Efficiency
Particulate Air (HEPA) Filter.
5. Jumlah partikel berukuran 0,5 mikron tidak lebih dari 350.000
partikel
6. Jumlah jasad renik tidak lebih dari 100 per meter kubik udara.
7. Suhu 18 – 22°C
8. Kelembaban 35 – 50%
JENIS RUANGAN (CONT)
9. Tekanan udara di dalam ruang lebih positif dari pada tekanan udara di luar ruangan.

10 .Pass box adalah tempat masuk dan keluarnya alat kesehatan dan bahan obat sebelum dan
sesudah dilakukan pencampuran. Pass box ini terletak di antara ruang persiapan dan ruang steril.
PERALATAN
Peralatan yang harus dimiliki untuk melakukan pencampuran sediaan steril meliputi :
1. Alat Pelindung Diri (APD)
a. Baju Pelindung
Baju Pelindung ini sebaiknya terbuat dari bahan yang impermeable (tidak tembus cairan), tidak
melepaskan serat kain, dengan lengan panjang, bermanset dan tertutup di bagian depan.

b. Sarung tangan
harus memiliki permeabilitas yang minimal, terbuat dari latex dan tidak berbedak menutup
pergelangan tangan sehingga dapat memaksimalkan perlindungan bagi petugas. Khusus untuk
penanganan sediaan sitostatika harus menggunakan dua lapis.
c. Kacamata Pelindung
d. Masker disposible
Contoh pemakaian APD
Proses persiapan
memasuki
cleanroom
– Operator/personel produksi dalam pembuatan sediaan steril merupakan
sumber kontaminan terbesar bagi produk → harus dikendalikan
– pengendalian kontaminasi yang berasal dari personel → penggunaan baju kerja
yang tidak melepaskan partikel dari kulit maupun rambut personel.
– Semakin tinggi tingkat kebersihan ruangan, maka semakin tinggi perlindungan
produk terhadap kontaminasi dari personel produksi, dengan demikian tiap
ruangan kelas bersih akan memiliki baju kerja dan perlengkapannya yang
berbeda-beda.
Baju Kerja di Cleanroom

– Di industri farmasi, tiap personel yang masuk ke area


produksi obat diharuskan mengenakan pakaian pelindung
(baju kerja), baik di area produksi obat non steril maupun
produksi obat steril.
– Pakaian rumah dan pakaian kerja regular tidak boleh
digunakan masuk ke dalam ruang produksi, product
development dan ruang evaluasi obat (Badan POM RI, 2013).
– Untuk produksi sediaan steril, tiap personel yang bekerja di Kelas A/B harus
menggunakan pakaian kerja steril (disterilkan atau disanitasi dengan memadai)
→ disediakan untuk tiap sesi kerja.
– proses pembuatan obat steril, sarung tangan harus secara rutin dilakukan
disinfeksi selama bekerja, menggunakan alkohol 70%, biasanya isopropil alkohol
(IPA).
– Masker dan sarung tangan hendaklah diganti paling sedikit tiap sesi kerja.
– Arloji, kosmetika dan perhiasan hendaklah tidak dipakai di area bersih. baju
Pakaian di Grey Area
Pakaian di white area
Cara penggunaan sarung tangan
– Dalam kedua proses penggunaan baju kerja di grey area maupun
di white area, penggunaan sarung tangan (gloves) merupakan hal
yang penting
– karena tangan kita merupakan bagian yang paling banyak kontak
dengan sediaan.
– penting untuk memahami teknik memakai sarung tangan yang
benar sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai