Dosen Pembina :
Siti Khoiriyah, M. Pd.
Disusun oleh :
1. Achmad Syaifudin Za. (201955010104858)
2. Nuril Laily Asro (20015245)
3. Siti Nur Azizah (201955010104864)
4. M. Rizal ()
FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUNAN GIRI BOJONEGORO
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah, terima kasih kami ucapkan atas bantuan Allah subhanahu wa ta’ala yang
telah mempermudah dalam pembuatan makalah ini, hingga akhirnya terselesaikan tepat waktu. Tanpa
bantuan dari Tuhan, kami bukanlah siapa-siapa. Selain itu, kami juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman, serta dosen pengajar yang sudah mendukung hingga kini.
Banyak hal yang akan kami sampaikan kepada pembaca mengenai “Manajemen Pendidikan
Sekolah dan Ragam Kegiatannya”.
Kami menyadari mungkin ada sesuatu yang salah dalam penulisan, seperti menyampaikan
informasi berbeda sehingga tidak sama dengan pengetahuan pembaca lain. Kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya jika ada kalimat atau kata-kata yang salah. Tidak ada manusia yang sempurna kecuali
Tuhan.
Demikian kami ucapkan terima kasih atas waktu Anda telah membaca makalah ini.
BAB 2 PEMBAHASAN...........................................................................................................5
BAB 3 PENUTUP...................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................11
3.2 Saran............................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen sekolah merupakan faktor yang paling penting dalam menyelenggarakan
pendidikan dan pengajaran di sekolah yang keberhasilannya diukur oleh prestasi yang
didapat, oleh karena itu dalam menjalankan kepemimpinan, harus menggunakan suatu sistem,
artinya dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang di dalamnya terdapat komponen-
komponen terkait seperti guru-guru, staff TU, orang tua siswa, masyarakat, pemerintah, anak
didik, dan lain-lain harus berfungsi optimal yang dipengaruhi oleh kebijakan dan kinerja
pimpinan.
Tantangan lembaga pendidikan adalah mengejar ketertinggalan artinya kompetisi dalam
meraih prestasi terlebih dalam menghadapi persaingan global.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Manajemen Sekolah?
2. Bagaimana Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah
3. Untuk mengetahui kegiatan Ekstrakulikuler siswa siswi
4. Layanan Penanganan Kesulitan Belajar
Menurut Stoner Manajemen secara umum yang dikutip oleh T. Hani Handoko (1995)
manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan
usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi
lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Sedangkan dalam konteks sekolah yaitu Manajemen sekolah menurut buku manajamen
sekolah sebenarnya merupakan aplikasi ilmu manajemen dalam bidang persekolahan. Ketika
istilah manajemen diterapkan dalam bidang pemerintahan akan menjadi manajemen
pemerintahan, dalam bidang pendidikan menjadi manajemen pendidikan, begitu seterusnya.
Sedangkan menurut James Jr. manajemen sekolah adalah proses pendayagunaan
sumber-sumber manusiawi bagi penyelenggara sekolah secara efektif. Sedangkan dalam
konteks pendidikan ada juga manajemen pendidikan.
Menurut Ali Imron manajemen pendidikan adalah proses penataan kelembagaan
pendidikan, dengan melibatkan sumber potensial baik yang bersifat manusia maupun yang
bersifat non manusia guna mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Pada hakekatnya istilah manajemen pendidikan dan manajemen sekolah mempunyai
pengertian dan maksud yang sama. Keduanya susah untuk dibedakan karena sering dipakai
secara bergantian dalam pengertian yang sama. Apa yang menjadi bidang manajemen
pendidikan adalah juga merupakan bidang manajemen sekolah. Demikian pula proses
kerjanya ditempuh melalui fungsi-fungsi yang sama, yang diturunkan dari teori administrasi
dan manajemen pada umumnya.
1
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), hal. 47.
2
Abdul Munir, Seni Mengelola Lembaga Pendidikan Islam, hal. 5.
5 Macam-Macam Metode Penelitian Pendidikan
membagi-bagi, mencarikan jalan keluar, memperlancar dan mengubah-ubah tugas yang
diberikan. Mengelola pendidikan bukanlah hal hal yang mudah untuk dilakukan karena
mengelola pendidikan sangat rumit. Di sekolah, diperlukan adanya manajemen yang efektif
agar pekerjaan dapat berjalan lancar.
Mengingat beratnya proses pengelolaan pendidikan di sekolah, maka kepala sekolah
sebagai pemimpin harus memahami seni memimpin. Dalam kata lain kepala sekolah harus
menjadi manajer-leader di sekolah yang mengerti serta menerapakan manajemen
kepemimpinan.
KH. Toto tasmara dalam buku Spiritual Centered Leadership memberikan gambaran
tentang perbedaan antara manajer dan leader. “Manajer bagaikan seorang yang mengendarai
kendaraan. Dia harus terampil dan meyakinkan bahwa kendaraannya berada dalam kondisi
yang baik untuk menempuh perjalanan. Sedangkan kepemimpinan berhubungan dengan
kemampuan menentukan arah dan memastikan bahwa kendaraan berada dalam jalan yang
sesuai dengan peta yang ditetapkan.Manajer bekerja sesuai dengan sistem, sedangkan
kepemimpinan memperbaiki sistem serta membuat arah, tujuan, dan segala hal yang berkaitan
dengan esensi dan substansi. Manajer berbicara tentang apa yang harus dikerjakan,
kepemimpinan berbicara tentang mengapa dan apa akibatnya bila hal tersebut harus
dikerjakan.”[3]
Para peneliti biasanya mendefenisikan “kepemimpinan” menurut pandangan pribadi
mereka, serta aspek-aspek fenomena dari kepentingan yang paling baik bagi para pakar yang
bersangkutan. Bahkan Stogdil membuat kesimpulan, bahwa: There are almost as many
definitions of leadership as there are persons who have attempted to define the concept.[4]
Kepemimpinan diterjemahkan ke dalam istilah sifat-sifat, perilaku pribadi, pengaruh
terhadap orang lain, pola-pola interaksi, hubungan kerja sama antarperan, kedudukan dari satu
jabatan administratif, dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh.[5]
Kepemimpinan pendidikan adalah suatu kemampuan dan proses mempengaruhi,
membimbing, mengkoordinir, dan menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan
pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, agar kegiatan-
kegiatan yang dijalankan dapat lebih efisien dan efektif di dalam pencapaian tujuan-tujuan
pendidikan dan pengajaran.
Dalam pelaksanaan manajemen diperlukan adanya teknik. Teknik-teknik manajemen
kepemimpinan pendidikan di sekolah, yaitu:
1. Teknik Manajemen Konvensional
Teknik manajemen konvensional banyak menekankan pada aspek mekanisasi dan dekat
dengan hubungan kemanusiaan.
2. Management by personality
Teknik ini dilaksanakan dengan diwarnai oleh pengakuan akan kewibawaan seseorang
mengelola organisasi.
3. Management by reward
Teknik ini memunculkan dorongan kerja dengan motivasi ekstrinsik. Orang dianggap mau
bekerja apabila diberi hadiah-hadiah atau pujian.
4. Teknik Manajemen Modern
Pada zaman sekarang, falsafah dasar demokrasi sudah berkembang dan kemudian muncul
upaya baru dalam memanajemen proses pendidikan.
5. Management by delegation
3
KH. Toto Tasmara, Spiritual, hal. 171-172.
4
Gary A. Yukl, Leadership In Organizations, 1981, Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, N. J. 07632 hlm.
2-5.
5
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, (Jakarta:
Rajawali Press, 2008), hal. 17.
6 Macam-Macam Metode Penelitian Pendidikan
Teknik ini dilaksanakan dengan memberikan kepercayaan dan pengakuan atas prestasi dan
kemampuan anggota.
6. Management by system
Teknik ini dilaksanakan dengan melihat komponen-komponen yang ada dalam organisasi
pendidikan sebagai kesatuan yang utuh. Misalnya, sekolah.
a. Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta didik agar dapat menjadi
manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh dengan karya.
b. Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan, dan tanggungjawab dalam
menjalankan tugas.
c. Mengembangkan etika dan akhlak yang mengintegrasikan hubungan dengan Tuhan,
Rasul, manusia, alam semesta, bahkan diri sendiri.
d. Mengembangkan sensitivitas peserta didik dalam melihat persoalan-persoalan sosial-
keagamaan sehingga menjadi insan yang produktif terhadap permasalahan sosial
keagamaan.
e. Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada peserta didik agar memiliki
fisik yang sehat, bugar, kuat, cekatan, dan terampil.
f. Memberi peluang peserta didik agar memiliki kemampuan untuk komunikasi (human
relation) dengan baik, secara verbal dan nonverbal.
Layanan bimbingan belajar adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam
memecahkan masalah kesulitan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah agar individu
dapat menyesuaikan diri dalam situasasi belajar dengan baik.2 Layanan bimbingan belajar
yang dimaksud adalah tindakan atau usaha dalam melakukan proses pemberian bantuan
terhadapat siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai adanya hambatan-
hambatan atau gangguan tertentu untuk mencapai hasil belajar.3 Gangguan tersebut dapat
berbentuk Prestasi yang rendah, minat belajar yang rendah , bentrok dengan guru, membolos,
melanggar tatatertib, pendiam, sering terlambat, bertengkar, canggung, kurang bergaul dan
lainya. Berdasarkan pengertian pengertian tersebut, yang dimaksud kesulitan belajar disini
adalah hambatan-hambatan belajar dalam bentuk minat rendah, kurang usaha, bentrok dengan
guru dan waktu belajar.
6
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta Rineka Cipta, 2004)hlm. 58-67
7
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, hlm. 246-247
9 Macam-Macam Metode Penelitian Pendidikan
2.3.4 Cara Mengatasi Kesulitan Belajar
Metode Layanan bimbingan belajar adalah cara-cara tertentu yang digunakan dalam
proses bimbingan belajar untuk mencapai tujuan. Untuk mencegah dan mengatasi berbagai
macam permasalahan dalam belajar, dapat dilakukan dengan menggunakan layanan
bimbingan belajar. Secara umum ada dua layanan bimbingan belajar.
1. Layanan Bimbingan Kelompok
Cara ini digunakan untuk membantu siswa melalui kegiatan kelompok. Masalah
yang dapat dipecahkan bisa bersifat kelompok, yaitu yang dirasakan bersama oleh
kelompok atau individu sebagai anggota kelompok. Ada beberapa jenis bimbingan
bimbingan kelompok yang bisa diterapkan dalam pelayanan bimbingan kelompok antar
lain:
a) Home Room Program, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh guru bersama murid di dalam
ruangan kelas di luar jam pelajaran.
b) Diskusi kelompok, yaitu suatu cara siswa memperoleh kesempatan untuk memecahkan
masalah secara besama- sama.
c) Kegiatan kelompok, merupakan metode yang baik, karena kelompok memberikan
kesempatan kepada individu (anak) untuk berpartisipasi secara baik. Kegiatan ini dapat
mendorong anak saling membantu sehingga relasi sosial positif dapat dikembangkan
dengan baik. Kegiatan kelompok yang bisa digunakan oleh anak misalnya belajar
bersama, bermain bersama, melakukan kebersamaan bersama, rekreasi bersama dan piket
bersama.
2. Layanan Bimbingan Individu
Ada tiga cara bimbingan yang dapat dilakukan:
a) Bimbingan direktif
Bimbingan yang menggunakan metode ini, adalah prosesnya paling berperan
aktif adalah guru bimbingan dan konseling. Dalam praktiknya guru bimbingan dan
konseling berusaha mengarahkan siswa sesuai dengan masalahnya. Selain itu guru
bimbingan dan konseling memberikan saran, anjuran dan nasihat kepada siswa.
Praktik bimbingan dalam dunia islam disebut dengan Mau’idzah (tausiah), yaitu
pemberian nasihat kepada klien yang mengalami masalah secara individual.[8].
Langkah-langkah pelaksanaan bimbingan belajar direktif terdiri dari enam macam
langkah, yaitu:
1) Analisa, adalah mengumpulkan data-data dan keterangan yang diperlukan untuk
memahami permasalahan siswa.
2) Penyusunan yaitu mengumpulkan data dan keterangann yang diperlukan untuk
memahami permasalahaan siswa.
3) Diagnosa, yaitu menyusun persoalan yang dikemukakan oleh siswa dan sebab-sebab
terjadinya permasalahan pada diri siswa.
Perkiraan yang dimaksud adalah mempertimbangkan perkembangan
yang mungkin akan terjadi atas permasalahan siswa.
4) Wawancara atau bimbingan adalah bantuan seperti apa yang akan dilakukan antara
guru bimbingan dan siswa untuk sampai kepada pemecahan persoalan siswa.
5) Follow up, yaitu membantu siswa untuk mengatasi kesulitan permasalahan baru
maupun permasalahan lama muncul kembali dan penentuan kadar kemajuan dalam
proses bimbingan.
b) Bimbingan Nondirektif
Bimbingan nondirektif merupakan bimbingan yang berpusat kepada siswa. Dalam
praktik bimbingan nondirektif, guru bimbingan dan konseling hanya menampung
pembicaraan, dan yang berperan adalah klien (siswa).
c) Belajar elektif
Belajar elektif merupakan gabungan dari belajar direktif dan nondirektif.
8
Syamu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, hlm. 79.
10 Macam-Macam Metode Penelitian Pendidikan
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahwa bentuk-bentuk kesulitan belajar siswa yaitu berikut kurang minat pada studi
tertentu, bentrok dengan guru, kurang usaha dalam memahami mata pelajaran dan waktu
belajar.
Bahwa langkah-langkah layanan yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling
dalam mengatasi kesulitan belajar siswa kelas VIII di MTsN Yogyakarta 1 adalah : Pertama,
layanan bimbingan individu : 1) Identifikasi Siswa, 2) Mengatur Waktu, 3) Mempersiapkan
tempat, 4) membahas permasalahan, 5) Hasil yang dicapai. Kedua, bimbingan kelompok : 1)
Pembentukan kelompok, 2) Tahap permulaan, 3) Tahap transisi, 4) Tahap kegiatan, 5) Tahap
akhir, 6) Tahap tindak lanjut.
3.2 Saran
Pada makalah ini terdapat banyak kekurangan, baik dari segi susunan kata, penulisan, dan
lain sebagainya. Maka kami sebagai penulis mohon maaf sebesar-besarnya atas kekurangan
kami dan kami juga mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga
dengn kritik dan saran yang diberikan bisa kami jadikan pelajaran untuk memperbaiki
makalah yang kami buat kedepannya.
https://pintek.id/blog/ekstrakulikuler/