Anda di halaman 1dari 14

Peran Negosiasi dalam Kontrak (Indah Parmitasari) Hlm 1

PERAN PENTING NEGOSIASI DALAM SUATU KONTRAK

Oleh : Indah Parmitasari, Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia


indahparmitasari@gmail.com

ABSTRAK
Negosiasi merupakan elemen penting dalam penyusunan kontrak, negosiasi terjadi pada tahap prakontrak.
Di dalam negosiasi terjadi proses tawar menawar para pihak hingga tercapai suatu kesepakatan. Negosiasi
merupakan proses permulaan sebagai usaha untuk mencapai kesepakatan antara pihak yang satu dan pihak
lain. Negosiasi akan mempengaruhi isi dan pelaksanaan kontrak, apabila para pihak yang membuat
kontrak menerapkan strategi dan tahapan kontrak dengan benar maka diharapkan kontrak tersebut dapat
memberikan kepastian hukum, perlindungan hukum serta mencerminkan keseimbangan dan keadilan para
pihak. Negosiasi banyak memberikan pengaruh pada terbentuknya suatu kontrak dan dalam
menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan kontrak, oleh karena itu negosiasi
mempunyai peran yang penting dalam suatu kontrak.
Kata Kunci: Negosiasi, Kesepakatan, Kontrak

ABSTRACT

Negotiations are an important element in the preparation of contracts, negotiations occur at the
precontractual. In negotiations, the parties' bargaining process takes place until an agreement is
reached. Negotiation is a process of beginning as an effort to reach agreement between one party
and another party. Negotiations will affect the contents and implementation of the contract, if the
parties making the contract implement the strategies and stages of the contract correctly, it is
expected that the contract can provide legal certainty, legal protection and reflect the balance
and fairness of the parties. Negotiations have a lot of influence on the formation of a contract
and in resolving problems that arise in the implementation of the contract, therefore negotiations
have an important role in a contract.
Keywords: Negotiation, Agreement, Contract

PENDAHULUAN untuk mencapai suatu kesepakatan diantara para


Segala aspek dapat dilakukan negosiasi pihak atau negosiator.
oleh para pihak yang mempunyai kepentingan,
setiap kegiatan yang melibatkan minimal dua Tiada hari dalam kehidupan kita yang
pihak sering diawali proses negosiasi sebelum berlalu tanpa negosiasi. Beberapa contoh
para pihak mencapai tujuan mereka. Negosiasi negosiasi bisnis yang pernah kita lakukan antara
merupakan suatu hal yang sering dilakukan oleh lain adalah menetapkan/menyepakati target-
setiap orang, dengan disadari maupun tanpa target dan/atau upah dan manfaat-manfaat;
disadari. Dalam negosiasi para pihak melakukan mengadakan transaksi dengan para pemasok
proses tawar-menawar terhadap kepentingan eksternal, pemberi jasa dan pelanggan mengenai
masing-masing, dan tujuan dari negosiasi adalah waktu, harga, kualitas, syarat dan ketentuan dan
lain-lain. Dalam kehidupan pribadi kita
bernegosiasi ketika membeli atau menjual
Peran Negosiasi dalam Kontrak (Indah Parmitasari) Hlm 2

rumah, mobil, atau apa pun; membagi tanggung Negosiasi adalah perundingan diantara para
jawab atas tugas diantara teman-teman atau pihak, di dalam negosiasi terdapat proses tawar
keluarga kita.1 menawar di antara para pihak. Ada pihak yang
Negosiasi terjadi dalam setiap transaksi melakukan penawaran (offer) kepada pihak lain,
oleh subjek hukum, baik perorangan maupun dan akan ada penerimaan (accept) dari pihak
badan hukum. Proses negosiasi bisa terjadi baik yang lainnya. Sebelum terjadinya penerimaan,
di sektor Swasta maupun di sektor tentunya para pihak melakukan tawar-menawar
Pemerintahan. Negosiasi bisa dikatakan sebagai terhadap kepentingan masing-masing. Kegiatan
suatu bentuk interaksi sosial dengan tujuan paling utama dalam tahap precontractual adalah
untuk mencapai suatu kata sepakat yang saling penawaran dan penerimaan yang tergambar dari
menguntungkan (Mutual Benefit) mengingat negosiasi di antara para pihak. Negosiasi pada
dalam proses negosiasi pihak-pihak yang terlibat dasarnya merupakan proses tawar-menawar di
berusaha untuk saling menyelesaikan masalah antara para pihak untuk menjajagi kemungkinan
yang berbeda dan bertentangan.2 tercapainya suatu kesepakatan (konsensus)
diantara para pihak mengenai objek dan
Pada prinsipnya negosiasi dan kontrak substansi kontrak. Objek dimaksud meliputi title
dagang adalah suatu proses yang berisi hak dan kewajiban yang akan disematkan
penawaran-penawaran dan kompromi diantara kepada para pihak dalam kontrak.5 Proses
pihak-pihak yang terlibat. Selain itu pihak-pihak negosiasi pada umumnya terjadi dalam posisi
yang terlibat harus mau saling mengalah sampai tawar (bargaining power) para pihak yang
suatu batas tertentu dengan tujuan untuk seimbang. Setelah melakukan negosiasi dapat
menemukan win-win solution, sehingga terjadi kesepakatan atau bahkan tidak tercapai
kesepakatan yang didapat tanpa ada pihak yang suatu kesepakatan. Kesepakatan merupakan
merasa inferior atau merasa kalah. Negosiasi persesuaian kehendak antara para pihak.
yang dianggap berhasil dan solid jika
kesepakatan yang diraih tanpa ada pihak yang Setiap penyusunan suatu kontrak seringlah
merasa dirugikan.3 diawali dengan proses negosiasi, meskipun itu
dalam membuat suatu perjanjian yang
Negosiasi dan perjanjian atau kontrak4 sederhana. Seperti contohnya dalam suatu
merupakan dua hal yang berhubungan erat, transaksi jual beli sayuran dan bumbu dapur di
dalam setiap pembuatan suatu kontrak idealnya pasar tradisional, penjual sudah menyebutkan
selalu diawali dengan kegiatan negosiasi. Fase harga terhadap barang tersebut, kemudian
kontrak ada 3, yaitu pra kontrak, pelaksanaan pembeli menawar harga tersebut agar lebih
kontrak dan pasca kontrak. Fase pra kontrak atau murah. Penjual dan pembeli akan melakukan
precontractual merupakan fase dimana tawar menawar hingga tercapai harga yang
persiapan membuat atau menyusun kontrak, sesuai dengan kedua pihak. Proses tawar
dalam fase inilah negosiasi dilakukan oleh para menawar tersebut merupakan proses negosiasi
pihak. Pada fase pra kontrak, terjadi yang dalam rangka mencapai tujuan penjual
namanya negosiasi.

1
Brian Lomas, Kiat Sukses Bernegosiasi,
Jakarta, Ina Publikatama, 2008, hlm. 2.
3
Ibid, hlm. 109.
2
Ni Made Rai Sukmawati dan I Made
4
Perjanjian dan kontrak mempunyai arti yang
Budiasa, Negosiasi dan Kontrak Dagang Dalam sama, hanya berbeda istilah saja.
Perdagangan Internasional “Export” di Fa. Ari,
5
Salim HS, et.al, Perancangan Kontrak &
Soshum Jurnal Sosial dan Humaniora, Vol. 3, No. 1, Memorandum of Understanding (MoU), Jakarta,
Maret 2013, hlm. 108. Sinar Grafika, 2008, hlm. 9.
Peran Negosiasi dalam Kontrak (Indah Parmitasari) Hlm 3

dan pembeli untuk mendapatkan harga terhadap waktu dan dimanapun, sebagai suatu bagian
barang tersebut agar sesuai dengan kedua pihak. proses dalam mencapai suatu tujuan masing-
Negosiasi hampir selalu ada dalam proses masing orang.
pembuatan atau penyusunan kontrak, meskipun KUHP maupun Kitab Undang-Undang
pada prakteknya ada juga kontrak yang diawali Hukum Perdata sistem hukum Eropa Kontinental
dengan tanpa proses negosiasi. Kontrak yang yang lain tidak mengatur secara khusus
tidak diawali dengan negosiasi seperti halnya mengenai negosiasi. Demikian pula dalam
jual beli di minimarket atau supermarket, kita sistem hukum Amerika, pengaturan secara
menginginkan sebuah baju kemudian dibawa ke khusus mengenai negosiasi juga tidak ada.10
kasir untuk di bayar, saat pembeli membayar dan Tidak hanya dalam fase pra kontrak atau
penjual memberikan baju maka terjadilah jual precontractual, negosiasi juga
beli. Jual beli tersebut dilakukan tanpa pembeli digunakan saat pelaksanaan kontrak
menawar harganya, ketika membayar pembeli mengalami suatu permasalahan atau sengketa
berarti setuju atas harga tersebut. yang timbul dalam melaksanaan isi kontrak. Para
Penyusunan kontrak yang menyangkut pihak dapat melakukan negosiasi untuk mencari
nilai yang sangat besar, tindakan negosiasi solusi atas permasalahan tersebut, negosiasi ini
merupakan hal yang wajib dilakukan karena selaras dengan nilai-nilai Pancasila khususnya
untuk memperoleh kepastian dan perlindungan sila keempat yaitu tentang musyawarah mufakat.
kepentingannya. Negosiasi dapat dilakukan Suatu kontrak pada dasarnya dapat terjadi
secara rinci maupun secara sederhana, atau terbentuk dengan atau tanpa adanya
tergantung kepentingan dan kesepakatan para negosiasi terlebih dahulu. Akan tetapi, negosiasi
pihak.6 Tujuan diadaakannya negosiasi adalah dan kontrak merupakan dua hal yang sering kali
untuk mempertemukan dua kepentingan yang berkaitan erat. Negosiasi banyak memberikan
berbeda.7 Negosiasi telah menjadi elemen pengaruh pada terbentuknya suatu kontrak dan
penting dalam suatu kontrak, apalagi dalam dalam menyelesaikan permasalahan yang timbul
kontrak bisnis internasional. Negara-negara dalam pelaksanaan kontrak, oleh karena itu
maju, baik yang menganut Civil Law maupun negosiasi mempunyai peran yang penting dalam
Common Law telah menempatkan negosiasi suatu kontrak.
sebagai elemen penting dalam suatu kontrak dan Berdasarkan latar belakang di atas, maka
telah mengikat para pihak.8 yang menjadi objek penelitian ini adalah
Negosiasi ini merupakan sarana bagi para bagaimana peran penting negosiasi dalam suatu
pihak untuk mengadakan komunikasi dua arah kontrak?
yang dirancang untuk mencapai kesepakatan Tujuan penelitian ini adalah untuk
sebagai akibat adanya perbedaan pandangan mengetahui peran penting dari negosiasi dalam
terhadap suatu hal yang dilatarbelakangi oleh suatu kontrak.
kesamaan atau ketidaksamaan kepentingan
diantara para pihak.9 Negosiasi terjadi setiap

6
Sigit Irianto, Negosiasi dan Memorandum of
Undesrtanding (MoU) Dalam Penyusunan Kontrak,
Jurnal Hukum dan Dinamika Masyarakat, Vol.12 No. 9
Ahdiana Yuni Lestari dan Endang Heriyani,
1 Oktober 2014, FH Untag Semarang, hlm .65. Dasar-Dasar Pembuatan Aqad & Kontrak,
7
Ibid. Yogyakarta, LabHukum Fakultas Hukum Universitas
8
Ibid. Muhamadiyah Yogyakarta, 2008, hlm. 95.
10
Fx. Suhardana, Contract Drafting:
Kerangka Dasar dan Teknik Penyusunan Kontrak,
Yogyakarta, Universitas Atma Jaya, 2008, hlm. 89.
Peran Negosiasi dalam Kontrak (Indah Parmitasari) Hlm 4

METODE PENELITIAN para pelanggan, pemasok, atau secara internal. 11


Jenis penelitian yang digunakan dalam Seringkali tiap hari tanpa sadar melakukan
penelitian ini adalah jenis penelitian hukum negosiasi, contoh nyatanya adalah saat di pasar
normatif, yaitu penelitian yang mendasarkan membeli bahan makanan, di sana akan terjadi
pada data kepustakaan sebagai data utamanya proses tawar menawar yang merupakan proses
yang merupakan data sekunder dan berupa negosiasi mengenai harga dan jumlah objek jual
bahan-bahan hukum. Bahan hukum primer, beli.
menggunakan peraturan perundang-undangan Negosiasi merupakan proses permulaan
khususnya Kitab Undang-Undang Hukum sebagai usaha untuk mencapai kesepakatan
Perdata. Bahan hukum sekunder, yang terdiri antara pihak yang satu dan pihak lain. Negosiasi
dari buku, jurnal, laporan penelitian, serta artikel dalam bahasa asing disebut dengan istilah
ilmiah. Bahan-bahan hukum yang diperoleh negosiation (bahasa Inggris) atau
akan diklasifikasi selanjutnya dianalisis dengan pourparler (bahasa Perancis), yang
menggunakan analisis deskriptif kualitatif. dalam bahasa Indonesia diartikan
“perundingan”, dengan kata dasar “runding”,
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN yang bermakna “Pembicaraan sungguh-sungguh
Negosiasi merupakan suatu kegiatan yang lagi mendalam tentang sesuatu hal”. Kata
biasanya terjadi pada waktu sebelum tercapainya “merundingkan” berarti “membicarakan sesuatu
suatu kesepakatan oleh para pihak. Negosiasi untuk memperoleh persetujuan/permufakatan”.12
dilakukan oleh minimal dua pihak, dimana Istilah “negosiasi” berasal dari
dalam negosiasi terdapat proses tawar menawar “negotiation” dalam bahasa inggris. Dalam
yang di awali dengan adanya penawaran (offer) konteks kita, kamus Black yang digunakan
dari salah satu pihak, dari penawaran tersebut secara luas di dunia, memberikan definisi
para pihak akan melakukan tawar menawar sebagai berikut: “Negotiation is process of
kepentingan para pihak hingga mencapai suatu submisssion and consideration of offers until
hasil apakah sepakat atau tidak. Tercapai acceptable offer is made and accepted. ... The
kesepakatan para pihak apabila terjadi deliberation, discussion, or conference upon the
penerimaan (accept) terhadap penawaran yang terms of a proposed agreement; the act of
diberikan, dan dapat juga tidak tercapai settling or arranging the terms and conditions
kesepakatan apabila tidak terjadi penerimaan. of bargain, sale or other bussines
Tiada hari dalam kehidupan kita yang transaction.” Negosiasi itu adalah proses untuk
13

berlalu tanpa negosiasi. Kita bernegosiasi tiap menyerahkan dan mempertimbangkan


waktu, contohnya mengadakan transaksi dengan penawaran-penawaran sampai suatu
para pemasok eksternal, pemberi jasa dan penawaran diterima. Negosiasi juga bisa berarti
pelanggan mengenai waktu, harga, kualitas, pertimbangan, diskusi, atau
syarat dan ketentuan, dan lain lain. Contoh konferensi dengan mengacu kepada suatu
lainnya adalah menyelesaikan sengketa dengan rancangan perjanjian. Bisa juga berarti tindakan
untuk menyelesaikan atau mengurus ketentuan-
11
Brian Lomas, Op.Cit, hlm. 2.
12
Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa-Depdikbud RI.1997. Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, Pengayaan Hukum Perikatan), Bandung, Mandar
hlm.759. dalam Muhammad Syaifuddin, Hukum Maju, 2012, hlm.162.
Kontrak: Memahami Kontrak Dalam Perspektif 13
Black’s Law Dictionary, 5th edition, St.
Filsafat, Teori, Dogmatik, dan Praktik Hukum (Seri Paul, Minn.: West Publishing Co, 1979., dalam
Budiono Kusumohamidjojo, Pandunan Negosiasi
Kontrak, Bandung, Mandar Maju, 2007, hlm.5.
Peran Negosiasi dalam Kontrak (Indah Parmitasari) Hlm 5

ketentuan serta syarat-syarat bagi suatu tawar- masing-masing pihak menerima kepentingan
menawar, jual-beli atau transaksi bisnis masing-masing terkait objek kontrak yang
lainnya.14 Dalam edisi ke9, Kamus mengatur hak dan kewajiban para pihak.
Black merumuskan negosiasi sebagai Negosiasi merupakan aktivitas yang
“A consencual a disputed or potentially dilakukan secara sadar, dikehendaki, dan
disputed matter”. Negosiasi itu mengindahkan kaidah-kaidah yang berlaku,
mencakup proses tawar-menawar yang dengan maksud untuk membicarakan
konsensual di mana para pihak berusaha untuk perselisihan, konsep-konsep/rancangan/draf
mencapai persetujuan mengenai suatu masalah kontrak untuk memperoleh
yang disengketakan atau dapat persetujuan/pemufakatan. Negosiasi merupakan
disengketakan. 15
wujud komunikasi yang efektif dengan maksud
Negosiasi merupakan sarana bagi para untuk memperoleh apa yang diinginkan. Dalam
pihak untuk mengadakan komunikasi dua arah negosiasi masing-masing pihak saling
yang dirancang untuk mencapai kesepakatan, mengemukakan keinginan, kebutuhan, serta
sebagai akibat adanya perbedaan pandangan alasan-alasan mengapa muncul hal-hal tersebut.19
terhadap sesuatu hal dan dilatarbelakangi oleh Negosiasi digunakan dalam banyak
kesamaan/ketidaksamaan kepentingan diantara kegiatan kehidupan sehari-hari, seperti negosiasi
mereka.16 Nogar Simanjuntak, yang dalam keluarga antara anggota keluarga,
menerjemahkan pendapat Gary Goodpaster pekerjaan maupun dalam bisnis dan membuat
dalam buku Panduan Negosiasi dan Mediasi, suatu kontrak. Bernegosiasi artinya melakukan
mengatakan bahwa “negosiasi adalah proses transaksi bisnis melalui komunikasi atau
bekerja untuk mencapai suatu perjanjian dengan konferensi dengan maksud untuk mencapai
pihak lain, suatu proses interaksi dan suatu penyelesaian suatu sengketa.20 Negosiasi
komunikasi yang sama dinamis dan variasinya, merupakan proses bertemunya para pihak untuk
serta halus dan bernuansa, sebagaimana keadaan merundingkan atau melakukan tawar menawar
atau yang dapat dicapai orang.” 17 Menurut terhadap suatu urusan hingga tercapai
Hikmahanto Juwana, negosiasi yaitu suatu kesepakatan, tetapi negosiasi tidak selalu
proses dimana para pihak yang mempunyai berhasil dan menghasilkan suatu kesepakatan,
perbedaan pandangan terhadap satu atau dapat juga negosiasi itu gagal yang artinya tidak
beberapa hal tertentu dalam kontrak bisnis tercapai
melakukan kompromi atas perbedaan pandangan kesepakatan antara para pihak.
tersebut.18 Istilah “kontrak” juga bukan “asli”
Dari beberapa pengertian di atas, Indonesia. “Kontrak”, yang berasal dari bahasa
negosiasi dapat dikonstruksi sebagai sebuah Inggris “contract”. Kontrak adalah suatu
kegiatan atau proses tawar menawar untuk persetujuan di antara dua atau lebih orang yang
membahas perbedaan kepentingan para pihak, menciptakan kewajiban untuk melakukan atau
dan tujuan dari tawar menawar ini adalah tidak melakukan sesuatu hal khusus. Suatu
mencapai suatu kesepakatan. Terjadinya kontrak dengan demikian memiliki unsur-unsur:
kesepakatan adalah bertemunya kehendak para
pihak, yang artinya 18
Hikmahanto Juwana,tt, Perancangan
Kontrak Modul I-VI, Jakarta, Sekolah Tinggi Ilmu
14
Budiono Kusumohamidjojo, Pandunan Hukum “IBLAM”, hlm,1. Dalam Ahdiana Yuni
Negosiasi Kontrak, Bandung, Mandar Maju, 2007, Lestari dan Endang Heryani, Dasar-dasar
hlm.5. Pembuatan Kontrak & Aqad, Yogyakarta, LabHukum
15
Ibid. FH Universitas Muhamadiyah Yogyakarta, 2008,
16
Salim HS, Perkembangan Hukum Kontrak hlm.95.
Innominat di Indonesia, Buku Kesatu, Jakarta, Sinar 19
Fx. Suhardana, Op.Cit, hlm.89.
Grafika, 2003, hlm.124. 20
Ibid, hlm.6.
17
Fx. Suhardana, Op.Cit, hlm.90.
Peran Negosiasi dalam Kontrak (Indah Parmitasari) Hlm 6

pihak-pihak yang kompeten, pokok yang ahli hukum Belanda, menggambarkan bahwa
disetujui, pertimbangan hukum, persetujuan proses penyusunan kontrak terdiri atas tiga
timbal-balik, dan kewajiban timbal-balik.21 tahap, yaitu tahap prakontrak atau pendahuluan,
Sampai saat ini istilah “kontrak” atau tahap kontraktual atau terbentuknya kontrak dan
“perjanjian” seringkali masih dipahami secara tahap postkontrak atau pelaksanaan kontrak.
rancu dalam praktik bisnis. Pelaku bisnis banyak Dalam bahasa asing ketiga tahap itu disebut
yang memahami bahwa kedua istilah tersebut pracontractual, contractual, dan
mempunyai pengertian yang berbeda. 22 Bab II postcontractual.26
Buku III KUHPerdata Indonesia menyamakan Setiap kontrak umumnya dibentuk dengan
kontrak dengan perjanjian. Hal tersebut secara diawali oleh adanya penawaran atau tawar-
jelas terlihat dalam judul Bab II Buku III menawar diantara calon pihak dalam kontrak.
KUHPerdata, yakni “Van verbintenissen die uit Kegiatan tersebut terletak pada fase prakontrak.27
contract of overeenkomst (Perikatan yang lahir Periode prakontrak merupakan masa sebelum
dari Kontrak atau Perjanjian).23 Menurut J. para pihak mencapai kesepakatan mengenai
Satrio, perjanjian adalah suatu perbuatan yang rencana transaksi yang mereka adakan. Pada
terjadi antara satu atau dua orang atau lebih periode ini dilakukan negosiasi atau perundingan
mengikatkan dirinya terhadap orang lain atau oleh para pihak mengenai rencana kerjasama
dimana kedua belah pihak saling mengikatkan atau transaksi diantara mereka.28
diri.24 Tahap pra kontrak merupakan tahap
Suatu kontrak menurut Erman merancang dan menyusun kontrak serta tahap
Radjagukguk, pada dasarnya adalah suatu dimana kesepakatan para pihak belum tercapai.
dokumen tertulis yang memuat keinginan para Agar tercapai kesepakatan diperlukan proses
pihak untuk mencapai tujuan komersilnya, dan negosiasi untuk menentukan objek kontrak serta
bagaimana pihaknya diuntungkan, dilindungi substansi kontrak yang mengatur hak dan
atau dibatasi tanggung jawabnya dalam kewajiban para pihak. Negosiasi sebagaimana
mencapai tujuan tersebut.25 Bentuk kontrak ada telah dijelaskan diatas yaitu proses
dua, yaitu tertulis dan lisan. Pada praktek di mengkomunikasikan dan merundingkan
masyarakat, umumnya orang jika mendengar kehendak para pihak, sehingga pada tahap ini
kata kontrak maka yang terpikirkan adalah suatu para pihak saling mengkomunikasikan rencana
perjanjian yang tertulis, padahal sebenarnya dan maksud dari masing-masing pihak untuk
kontrak merupakan suatu kesepakatan para pihak dirundingkan dengan tujuan mendapatkan
yang dapat dibuat secara lisan maupun tertulis. persetujuan bersama diantara mereka. Pada
Kontrak bukan sesuatu yang terjadi tahap ini para pihak mengkomunikasikan
dengan sendirinya, melainkan merupakan hasil kehendaknya masing-masing dengan
dari suatu proses yang di dalamnya terdapat menyampaikan poin- poinnya yang kemudian
aktivitas- aktivitas yang dilakukan oleh calon para pihak rundingkan
subjek dalam kontrak yang akan dibentuk. Van
Dunne, seorang
24
J. Satrio, Hukum Perikatan, Perikatan Yang
21
Ibid, hlm.7.
Lahir Dari Perjanjian, Buku I, Bandung, Citra Aditya
22
Muhammad Syaifuddin, Hukum Kontrak:
Bakti, 1995, hlm.27.
Memahami Kontrak Dalam Perspektif Filsafat, 25
Muhammad Syaifuddin, Op.Cit, hlm.5.
Teori, Dogmatik, dan Praktik Hukum (Seri 26
Ibid, hlm.84.
Pengayaan Hukum Perikatan), Bandung, Mandar 27
Ibid.
Maju, 2012, hlm. 15. 28
Ridwan Khairandy, Op.Cit, hlm. 70.
23
Ridwan Khairandy, Hukum Kontrak
Indonesia: Dalam Perspektif Perbandingan (Bagian
Pertama), Yogyakarta, FH UII Press, 2013, hlm.58.
Peran Negosiasi dalam Kontrak (Indah Parmitasari) Hlm 7

untuk kemudian mereka buat dalam suatu draft kehendaknya untuk mengikatkan diri dalam
kontrak. kontrak serta bermaksud mengikatkan diri
Kontrak terbentuk melalui pernyataan dengan persyaratan-persyaratan esensial
kehendak dua pihak atau lebih yang saling kontrak. Dalam proses pembentukan kontrak
31

bertemu, mengenai sesuatu objek. Jika ada seringkali penawaran itu tidak langsung diterima
persetujuan di antara para pihak yang menjadi begitu saja, tetapi seringkali harus dilakukan
subjek kontrak maka kontrak terbentuk. Dengan negosiasi atau tawar menawar yang berulang-
demikian, persetujuan menjadi unsur esensi ulang.32 Hasil perundingan dapat langsung
dalam terbentuknya kontrak; tanpa persetujuan didapat dengan sekali dilakukan negosiasi
maka kontrak tidak akan lahir, demikian pula maupun perlu dilakukan beberapa kali negosiasi.
perikatannya.29 Terwujudnya suatu persetujuan Di dalam transaksi yang sangat rumit atau
yang merupakan bertemunya kehendak para kompleks, negosiasi biasanya dilakukan
pihak dapat tercapai dengan adanya negosiasi. berulang-ulang dan memakan waktu yang cukup
Negosiasi merupakan suatu sarana bagi lama. Adakalanya pada tahap awal atau
para pihak dalam masa sebelum lahirnya permulaan negosiasi dilakukan oleh para
kontrak, dimana para pihak berunding direktur utama perusahaan yang mengadakan
menentukan hal-hal apa saja yang akan mereka kerjasama. Negosiasi yang mereka lakukan
sepakati sebelum mereka mengambil keputusan seringkali hanya bersifat umum, tidak rinci. Hal
apakah sepakat atau tidak terhadap suatu ini dapat terjadi karena ada kemungkinan para
hubungan hukum yang akan mereka ciptakan. direktur utama tidak memiliki waktu yang cukup
Perumusan hubungan kontraktual pada untuk melakukan negosiasi atau dapat pula
umumnya senantiasa diawali proses negosiasi di mereka tidak menguasai hal yang rinci dan
antara para pihak, yang dapat terjadi sekali saja teknis.33
untuk satu masalah tertentu atau berulang-ulang Asas kebebasan berkontrak memberikan
(simultan) untuk masalah yang lebih rumit dan peluang kebebasan kepada semua subjek hukum
kompleks. Bagi pelaku bisnis modern, negosiasi yang cakap bertindak hukum untuk melakukan
merupakan bagian yang “inharen” dengan hubungan hukum kontrak dengan siapapun,
“ritme” dan kinerja mereka. Sementara bagi dimanapun, kapanpun, bentuk dan isinya bebas
mereka yang belum begitu paham dan asalkan tidak bertentangan dengan peraturan
mengenalnya, negosiasi dianggap barang baru perundang-undangan, kesusilaan dan ketertiban
dan aneh bahkan sesuatu yang terlalu umum. Adanya kebebasan tersebut, maka
akademis.30 idelanya suatu kontrak terjadi dengan posisi
Negosiasi mempunyai peranan yang tawar (bargaining power) para pihak seimbang
penting dalam penyusunan suatu kontrak, karena atau proporsional hal ini juga merupakan wujud
pada tahap negosiasi menentukan objek dan isi penerapan asas equality dalam kontrak. Posisi
dari kontrak. Pembentukan suatu kontrak diawali tawar para pihak seimbang saat melakukan
dengan adanya penawaran dan penerimaan yang negosiasi pada masa pra kontrak, sehingga
menghasilkan suatu persetujuan. Penawaran masing-masing pihak mempunyai kekuatan
adalah pernyataan kehendak sepihak dengan tawar menawar yang seimbang, sehingga
mana seseorang bermaksud memperkenalkan kesepakatan

Fx. Suhardana, Op.Cit, hlm.85.


29

30
Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian:
Asas Proporsionalitas dalam Kontrak Komersial, dengan Kantor Advokat Hufron dan Hans Simaela,
Yogyakarta, LaksBang Mediatama Bekerjasama hlm. 131.
31
Fx. Suhardana, Op.Cit, hlm.86.
32
Ridwan Khairandy, Log.Cit.
33
Ibid, hlm.71.
Peran Negosiasi dalam Kontrak (Indah Parmitasari) Hlm 8

dapat tercapai dengan sempurna dan tidak terjadi meliputi suatu hal tertentu dan kausa yang halal.
cacat kehendak. Konsekuensi syarat subjektif tidak terpenuhi
Asas kebebasan berkontrak menjadi dasar maka kontrak dapat dibatalkan, sedangkan syarat
dibentuknya suatu kontrak, dimana dalam tahap objektif yang tidak terpenuhi berakibat kontrak
pra kontrak yang di dalamnya merupakan tahap dapat dibatalkan.
penyusunan suatu kontrak diawali dengan proses Kontrak lahir karena kesepakatan atau
negosiasi. Posisi para pihak dalam negosiasi konsensus. Kesepakatan merupakan bertemunya
idealnya adalah seimbang atau tidak berat kehendak para pihak yang kemudian dinyatakan
sebelah, tidak ada pihak yang lebih kuat dan kehendaknya oleh para pihak. Bentuk
pihak yang lebih lemah sehingga pihak yang pernyataan kehendak para pihak dapat dilakukan
kuat mendikte pihak yang lemah. secara eksplisit maupun implisit. Pernyataan
Negosiasi merupakan komunikasi yang kehendak secara eksplisit dilakukan secara tegas
selalu dilakukan oleh pihak-pihak yang akan baik dengan tertulis maupun lisan, contohnya
berkontrak dengan maksud untuk adalah tanda tangan pada kontrak tertulis, para
mempertemukan perbedaan-perbedaan maksud pihak saling berjabatan tangan, maupun
dan tujuan dari masing-masing pihak. menyatakan dengan mengucapkan kata
Keberhasilan negosiasi akan menghasilkan suatu “sepakat”. Sedangkan pernyataan kehendak
bentuk yang dapat disepakati oleh masing- secara implisit dilakukan tidak secara tegas,
masing pihak berkontrak (meeting of mind) tetapi secara diam-diam dengan memberikan
sebagai suatu kewajiban yang harus dipenuhinya isyarat, tindakan maupun simbol. Contoh
pada satu sisi, yang pada sisi lain akan pernyataan kehendak secara implisit adalah
memberikan konsekuensi hak kepadanya.34 dengan menganggukan kepala yang berati setuju
Dalam langkah negosiasi, asas kebebasan atau sepakat, atau dengan tindakan membayar
untuk menyatakan “ya” dan “tidak” harus yang dengan membayar artinya pihak pembeli
dimiliki secara penuh dan mandiri oleh masing- setuju dengan harga yang telah ditetapkan oleh
masing pihak. Karena bila tidak ada kebebasan penjual.
bagi masing-masing pihak berkontrak dalam Suatu kesepakatan haruslah tercapai
menyatakan pendapatnya ataupun persetujuan secara bulat artinya tidak cacat, jika suatu
itu ternyata diperoleh dengan cara dipaksakan kesepakatan tercapai karena cacat maka dalam
oleh salah satu pihak, maka sebenranya kontrak kontrak tersebut terjadi yang namanya cacat
tersebut telah dibuat bertentangan dengan asas kehendak. Cacat kehendak sebagaimana diatur
kebebasan berkontrak yang memberikan dalam Pasal 1321 KUH Perdata yaitu “Tiada
konsekuensi bahwa kontrak tersebut menjadi sepakat yang sah apabila sepakat itu diberikan
cacat hukum dalam pembentukannya, sehingga karena kekhilafan, atau diperolehnya dengan
terbuka alasan untuk dibatalkan.35 paksaan atau penipuan”. Dari ketentuan Pasal
Suatu kontrak sah maka harus memenuhi 1321 KUH Perdata tersebut diketahui bahwa
syarat sah kontrak yang ditentukan Pasal 1320 cacat kehendak terjadi karena adanya paksaan,
KUH Perdata. Syarat sah kontrak dibagi menjadi penipuan dan kekeliruan, ada satu lagi cacat
dua kategori yaitu syarat subjektif dan objektif. kehendak yang tidak diatur dalam KUH Perdata
Syarat subjektif meliputi kesepakatan dan tetapi hasil dari doktrin pakar hukum yaitu
kecakapan bertindak hukum, syarat objektif penyalahgunaan keadaan.
34
Ricardo Simanjuntak, Hukum Perjanjian:
Teknik Perancangan Kontrak Bisnis, Edisi Ketiga,
Jakarta, Kontan Publishing, 2018, hlm.243-244. 35
Ibid.
Peran Negosiasi dalam Kontrak (Indah Parmitasari) Hlm 9

Penyalahgunaan keadaan terjadi karena yang negatif, yaitu perselisihan atau sengketa
posisi tawar (bargaining power) para pihak itu.37
dalam membuat atau menyusun kontrak tidak Suatu negosiasi dapat bersifat positif, jika
seimbang. Salah satu pihak berada pada posisi dilandasi oleh itikad baik, dalam arti dilakukan
tawar yang kuat sedangkan pihak lainnya berada berdasarkan keyakinan, semangat dan kejujuran
pada posisi tawar yang lemah. Pihak yang kuat tanpa ada unsur maksud atau tujuan yang tidak
mempunyai kesempatan untuk baik yang disembunyikan oleh para pihak, dalam
menyalahgunakan posisi tawarnya dengan merancang dan membuat kontrak. Kemudian,
menekan pihak yang lemah agar mengikuti negosiasi dilakukan secara interaktif,
kemauannya dalam menentukan isi kontrak, komunikatif dan efektif, dalam arti dilakukan
sedangkan posisi yang lemah tidak mempunyai secara sadar, saling menghargai posisi tawar-
banyak kebebasan untuk menentukan isi kontrak menawar dan argumentasi yang rasional dan
selain mengikuti kemauan pihak yang kuat atau wajar dari masing-masing pihak yang
pihak yang lemah tidak dapat mengambil dikemukakan secara dialogis (urun rembug, dua
putusan yang independen dalam menyusun arah) dan dinamis (dalam arti berkembang sesuai
kontrak, oleh karena itu kesepakatan yang terjadi dengan arah yang dikehendaki oleh para pihak),
antara para pihak tidak tercapai secara bulat, dalam bingkai musyawarah untuk mencapai
tetapi ada cacat kehendak. mufakat tentang maksud dan tujuan para pihak
Negosiasi menjadi proses pendahuluan untuk membuat kontrak.38
dalam membuat suatu kontrak. Sasaran para Negosiasi juga dapat bersifat negatif, jika
pihak dari negosiasi kontrak itu cuma satu yaitu gagal menghasilkan mufkat tentang maksud dan
tercapainya kesepakatan. Negosiasi dilakukan tujuan para pihak untuk membuat kontrak,
sebelum maksud dan tujuan para pihak karena dilandasi oleh itikad buruk, dalam arti
dituangkan atau dicantumkan dalam kontrak dilakukan secara tidak jujur dan mengandung
atau transksi berlangsung. Negosiasi kontrak maksud atau tujuan yang tidak baik yang
bisa mempunyai dua macam sifat, yaitu adalah disembunyikan oleh para pihak dalam
apa yang dapat disebut sifat positif dan sifat merancang dan membuat kontrak.39
negatif. Negosiasi itu bersifat “positif” atau Menurut Anthony Klok dan Gerald S.
“negatif” bukannya karena negosiasi itu bersifat Williams, para pelaku negosiasi akan
“baik” atau “buruk”. Kita hanya mengenal berkompetisi (bersaing) untuk memperoleh
pilihan antara negosiasi yang lancar dan efisisen manfaat dari kerja sama yang mereka bangun
atau negosiasi yang berlarut-larut, dan bahwa dalam suatu kerangka yang seadil mungkin.
suatu negosiasi hanya bisa sukses atau gagal. 36 Sebaliknya, tidak ada negosiasi kontrak dapat
Negosiasi kontrak mempunyai sifat “positif”, berhasil, jika para pelaku negosiasi tidak mau
jika para pelaku negosiasi hendak mencapai bekerja sama untuk mencapai suatu kompromis.
suatu kontrak yang bersifat kerjasama. Hal utama yang menentukan suatu negosiasi
Sedangkan suatu negosiasi kontrak mempunyai dapat tetap berlangsung sangat tergantung pada
sifat “negatif” jika para pelaku negosiasi hendak itikad baik para pihak yang bersifat timbal balik
mencapai suatu perdamaian. Suatu negosiasi (resiprositas).40
untuk mencapai perdamaian bersifat negatif
karena melalui negosiasi itu orang hendak
mengakhiri sesuatu 40
Anthony Klok dan Gerald S. Williams,
dalam Budiono Kusumohamidjojo, Panduan
36
Budi Kusumohamidjojo, Op.Cit, hlm. 12. Negosiasi Kontrak, Grasindo, Jakarta, 1999, hlm.9.
37
Ibid.
38
Muhammad Syaifuddin, Op.Cit, hlm. 163.
39
Ibid.
Peran Negosiasi dalam Kontrak (Indah Parmitasari) Hlm 10

Pelaksanaan negosiasi tidak dibatasi oleh pihak atau kedua belah pihak untuk mengambil
ruang dan waktu, artinya negosiasi dapat keputusan).43 Oleh karena itu, perlu diperhatikan
dilakukan dimana saja dan kapan saja, serta untuk tempat dilaksanakan negosiasi, tentukan
tidak dibatasi besar kecilnya nilai yang tempat yang nyaman, netral dan menguntungkan
dinegosiasikan. Negosiasi telah tercapai apabila para pihak serta tentukan waktu yang pas agar
sudah terjadi titik temu para pihak mengenai apa para pihak tidak terburu-buru dalam negosiasi
yang dirundingkan. Negosiasi tidak menutup agar hasil negosiasi tercapai dengan baik.
kemungkinan adanya perkembangan baru dari Negosiasi dapat dilakukan dimanapun,
hasil negosiasi yaitu pada awalnya tidak kapan pun dan dengan siapa pun, demikian juga
dimasukkan dalam draft negosiasi, namun topik yang menjadi bahasan negosiasi tidak ada
kemudian setelah terjadi negosiasi dapat pembatasannya. Suatu negosiasi dilakukan
berkembang ke hal-hal baru.41 Biasanya para dengan tujuan mencapai kesepakatan
pihak sebelum melakukan negosiasi telah membentuk kontrak kerja sama atau juga
terlebih dahulu menyiapkan poin-poin apa yang kesepakatan perdamaian untuk menyelsaikan
akan dinegosiasikan. suatu konflik/sengketa. Mungkin saja pada
Hal terpenting dalam negosiasi bukannya awalnya negosiasi itu dilakukan secara
untuk menang atau kalah, melainkan diusahakan sederhana namun ternyata menghasilkan
agar kedua belah pihak sama-sama memperoleh kesepakatan baik yang berkaitan dengan
kepuasan karena keinginan dan kebutuhannya terbentuknya kontrak ataupun penyelesaian
sama-sama dipenuhi. Unsur-unsur negosiasi:42 konflik. Akan tetapi mungkin juga pada akhirnya
1. Unsur subjek, maksudnya ada lebih tidak ada hasil yang tercapai.44 Negosiasi
dari satu pihak yang berunding secara dilakukan minimal oleh dua pihak, dilakukan
aktif dan sadar; oleh pihak yang berkepentingan langsung atau
2. Unusr objek, yaitu adanya sesuatu pihak yang mewakili kepentingan orang lain
yang menjadi sasaran pembicaraan; karena orang tersebut telah memberikan kuasa
3. Unsur tujuan, yaitu untuk mufakat kepadanya.
atau persetujuan atau kepuasan kedua Suatu negosiasi menghasilkan suatu
belah pihak; kesepakatan, dan kesepakatan itu dapat
4. Dapat terjadi karena ada konflik atau menimbulkan akibat hukum dan itu mengikat
tanpa konflik. bagi para pihak jika kesepakatan tersebut
Tempat negosiasi dapat dilakukan dikehendaki dan dibuat para pihak dalam sebuah
dimanapun, yang ditentukan berdasarkan kontrak. Oleh karena itu, para pihak negosiasi
kesepakatan para pihak yang akan membuat harus mempunyai persiapan bekal sebelum
kontrak, memperhatikan prinsip-prinsip melakukan negosiasi kontrak, salah satunya
kenyamanan (dalam arti suasana dan prasarana adalah memahami dasar hukum dari objek yang
yang lengkap sesuai dengan kebutuhan untuk akan dinegosiasikan.
melakukan negosiasi) dan kemerdekaan (dalam Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
arti suasana lingkungan fisik yang secara negosiasi kontrak adalah:45
psikologis tidak menimbulkan “tekanan”, 1. Penguasaan bidang hukum dan bidang
sebaliknya harus dapat menimbulkan suasana bahasa serta bahasa hukum yang akan
yang bebas dan mandiri kepada satu diantara dua digunakan. Penguasaan bidang hukum
41
Sigit Irianto, Op.Cit, hlm.67. dalam hal ini bukan hanya terbatas
42
FX. Suhardana, Op.Cit, hlm.89.
43
Muhammad Syaifuddin, Op.Cit, hlm.164. 44
FX. Suhardana, Op.Cit, hlm.90.
45
Ibid, hlm.92.
Peran Negosiasi dalam Kontrak (Indah Parmitasari) Hlm 11

menguasai aturan hukum kontrak, catatan hal apa saja yang inin
melainkan juga hukum-hukum lain dikomunikasikan dengan jelas.
yang berkaitan dengan kontrak yang 3. Perlu melakukan pendekatan dalam
akan dibuat jika kontrak itu kontrak negosiasi. Untuk itu perlu dijaga
bisnis maka juga harus menguasai sikap- sikap yang baik, misalnya tidak
bidang bisnis dan aturannya. Misalnya canggung, luwes, menciptakan
untuk membuat kontrak kerja sama suasana yang lebih rileks, hangat,
pembentukan Perseroan Terbatas, akrab, saling terbuka, jujur, sama-
harus menguasai hukum Kontrak, sama bersedia melakukan perubahan.
Undang-Undang Perseroan Terbatas, 4. Menggali kebutuhan yang
hukum dagang dan hukum bisnis. sesungguhnya. Sebelum mengambil
2. Penguasaan bidang bahasa asing, keputusan, kajilah dengan lebih
yaitu bahasa inggris maupun bahasa cermat, galilah apa sebenranya yang
asing lainnya dengan benar, meliputi melatarbelakangi suatu masalah.
listening, writing, grammar, reading, 5. Ambil keputusan secara bijaksana.
and speaking. Hal ini karena banyak Sikap buru-buru membuka peluang
kontrak yang dibuat dengan bahasa besar timbulnya konflik.
asing khususnya inggris, terlebih Pertimbangkan masak-masak
untuk kontrak konsekuensi atau akibat hukum yang
internasional/transnasional. Selain itu akan timbul.
juga ditunut untuk memamhami 6. Carilah jalan untuk sepakat. Bicarakan
terminologi dan pengertian yang hal-hal yang telah disetujui, hindari
terkandung dalam terminologi hukum percakapan yang mengundang
asing ang ditulis dalam bahasa asing ketidaksetujuan.
tersebut. Substansi-substansi yang menjadi
3. Penguasaan bidang teknis dan bisnis pembicaraan/perundingan dalam proses
bidang-bidang yang dinegosiasikan pembentukan kontrak antara lain menyangkut
baik kontrak nasional maupun kontrak beberapa hal penting seperti:47
internasional/transnasional menjadi 1. Perancangan tentang apa yang harus
hal yang harus dimiliki pula oleh dilakukan dan tidak dilakukan oleh
pembuat kontrak. para pihak;
Melakukan negosiasi memerlukan strategi 2. Perancangan tentang apa yang
agar hasilnya sesuai harapan. Strategi negosiasi, menjadi hak dan kewajiban para
yaitu:46 pihak;
1. Lakukan pengamatan sebelum masuk 3. Akibat hukum yang ditimbulkan dari
negosiasi. Persiapkan baik-baik kontrak yang nantinya dijalankan;
dengan mencari informasi tentang 4. Pemenuhan kewajiban para pihak;
topik yang akan dinegosiasikan. 5. Salah satu pihak tidak dapat
2. Dalam hal negosiasi dengan memenuhi kewajibannya;
pengambilan keputusan, perlu 6. Kejadian-kejadian yang mungkin
dipersiapkan secara matang detail hal- timbul di luar perkiraan pra pihak;
hal yang akan dibicarakan. Buat 7. Ketentuan-ketentuan tentang
penyelesaian sengketa.

46
Ibid, hlm. 93. 47
Sigit Irianto, Op.Cit, hlm.70.
Peran Negosiasi dalam Kontrak (Indah Parmitasari) Hlm 12

Negosiasi itu ada tiga fase, yaitu tahap yang lemah karena dia membutuhkan apa yang
sebelum negosiasi, pelaksanaan negosiasi dan dimiliki pihak yang kuat sehingga mau tidak
setelah negosiasi. Pada tahap sebelum negosiasi, mau dia menerima ketentuan yang telah
para pihak mempersiapkan diri dengan ditentukan oleh pihak yang lebih kuat, kalau pun
memahami latar belakang ingin bertransaksi, punya kesempatan untuk menegosiasikan hanya
topik yang akan dinegosiasikan, serta dasar terbatas pada hal tertentu yang memang perlu
hukumnya. Tahap pelaksanaan negosiasi adalah dinegosiasikan, contohnya besarnya jumlah
tahap dimana proses negosiasi itu terjadi, para kredit dan cara pembayaran serta jaminannya.
pihak menyampaikan kehendaknya masing- Hal demikian merupakan penyalahgunaan
masing kemudian merundingkannya. Tahap keadaan, yaitu karena keunggulan ekonomis.
terakhir adalah tahap setelah negosiasi, pada Suatu kontrak dapat juga terbentuk tanpa
tahap ini proses perundingan yang berupa tawar- didahului negosiasi, contohnya adalah kontrak
menawar para pihak telah selesai dan melahirkan sederhana berupa jual-beli di supermarket, hal
suatu hasil. Hasilnya dapat sepakat ataupun ini karena harga sudah ditentukan penjual dan
tidak, jika hasil negosiasi itu adalah kesepakatan pembeli yang membutuhkan barang tersebut jika
maka para pihak akan menuangkan hasil setuju terhadap harga maka langsung membayar
kesepakatan negosiasi tersebut ke dalam suatu dikasir tanpa sebelumnya menawar harga
kontrak tertulis. Negosiasi merupakan hal yang barangnya.
penting dalam proses pembentukan kontrak, Arthur S. Hartkamp, J.M. van Dunne dan
negosiasi akan mempengaruhi isi dan E.H.Hondius mengakui pentingnya negosiasi
pelaksanaan kontrak. Apabila para pihak yang kontrak dengan merujuk praktik hukum di
membuat kontrak menerapkan strategi dan pengadilan. Di Belanda, praktik hukum di
tahapan kontrak dengan benar maka diharapkan pengadilannya memahami negosiasi sebagai
kontrak tersebut dapat memberikan kepastian tahap yang menentukan apakah suatu kontrak
hukum, perlindungan hukum serta mempunyai daya kerja mengikat para pihak atau
mencerminkan keseimbangan dan sebaliknya, yang dapat dicermati dalam putusan
keadilan para pihak. Hoge Raad dalam perkara Plas v. Valburg,
Idealnya negosiasi dilaksanakan dengan HR.18 Juni 1982, Nj 1983, 723.48
posisi tawar para pihak yang seimbang, tetapi Memperhatikan putusan Hoge Raad tersebut,
dapat juga terjadi dengan posisi salah satu pihak dapat dipahami bahwa negosiasi dalam rangka
lebih kuat sehingga dapat dengan mudah mengakomodasi maksud dan tujuan para pihak
menekan dan memaksakan kehendaknya kepada untuk membuat kontrak merupakan hak para
pihak yang lemah, bahkan membatasi kebebasan pihak untuk melakukannya atau tidak
pihak yang lemah untuk menegosiasikan suatu melakukannya. Para pihak bebas menghentikan
hal sebelum mengambil keputusan, sehingga proses negosiasi yang baru berlangsung pada
pilihannya hanya ada dua yaitu take it or leave tahap awal, sehingga tidak bertanggung gugat
it. Hal seperti ini terjadi pada suatu transksi yang atas tidak tercapainya kesepakatan. Jika satu
menggunakan kontrak standar atau baku, pihak dengan itikad buruk menghentikan proses
contohnya pada kontrak kredit perbankan, negosiasi yang telah berlangsung atau memasuki
kontrak asuransi, dan kontrak antara produsen tahap lanjutan, dalam arti sudah ada titik temu ke
dan konsumen. Dalam kontrak standar, pihak arah
48
Putusan Hoge Raad dalam perkara Plas v.
Valburg ini dikemukakan oleh Arthur S. Hartkam, Kebebasan Berkontrak, Jakarta, Pasca Sarjana
J.M. van Dunne dan E.H. Hondius sebagaimana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2003,
dikutip dari Ridwan khairandy, Itikad Baik dalam hlm.256.
Peran Negosiasi dalam Kontrak (Indah Parmitasari) Hlm 13

tercapainya kesepakatan diantara para pihak, akan mempengaruhi isi dan pelaksanaan
maka pihak yang menghentikan proses negosiasi kontrak. Apabila para pihak yang membuat
tahap lanjutan tersebut wajib memberikan ganti kontrak menerapkan strategi dan tahapan
rugi kepada pihak lainnya. Kemudian, jika kontrak dengan benar maka diharapkan kontrak
proses negosiasi telah memasuki tahap terakhir, tersebut dapat memberikan kepastian hukum,
dalam arti telah tercapai kesepakatan diantara perlindungan hukum serta mencerminkan
para pihak, maka pihak yang dengan itikad keseimbangan dan keadilan para pihak.
buruk membatalkan kesepakatan tersebut wajib Negosiasi tidak hanya terjadi pada tahap pra
memberikan ganti rugi kepada pihak lainnya, kontrak dengan melahirkan kesepakatan yang
yang meliputi segala biaya yang telah hasil kesepakatan dituangkan dalam suatu
dikeluarkan maupun kehilangan keuntungan kontrak tertulis. Negosiasi juga digunakan untuk
yang diharapkan.49 menyelesaikan sengketa atau konflik yang
Negosiasi tidak hanya terjadi pada tahap terjadi dalam pelaksanaan kontrak, karena
pra kontrak dengan melahirkan kesepakatan biasanya para pihak menyepakati dalam isi
yang hasil kesepakatan dituangkan dalam suatu kontrak bahwa apabila terjadi perselisihan dalam
kontrak tertulis. Negosiasi juga digunakan untuk pelaksanaan kontrak akan diselesaikan secara
menyelesaikan sengketa atau konflik yang negosiasi, baru apabila tidak tercapai sepakat
terjadi dalam pelaksanaan kontrak, karena akan diselesaikan secara litigasi ke Pengadilan
biasanya para pihak menyepakati dalam isi Negeri.
kontrak bahwa apabila terjadi perselisihan dalam
pelaksanaan kontrak akan diselesaikan secara DAFTAR PUSTAKA
negosiasi, baru apabila tidak tercapai sepakat Buku:
akan diselesaikan secara litigasi ke Pengadilan Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian: Asas
Negeri. Ketentuan ini biasanya dimasukkan ke Proporsionalitas dalam Kontrak
dalam “Pasal Perselisihan”. Komersial, Yogyakarta, LaksBang
Mediatama Bekerjasama dengan Kantor
SIMPULAN Advokat Hufron dan Hans Simaela.
Negosiasi dan kontrak adalah dua hal
yang berhubungan. Kontrak lahir karena adanya Ahdiana Yuni Lestari dan Endang Heriyani,
kesepakatan para pihak, dan kesepakatan para Dasar-Dasar Pembuatan Aqad &
pihak dapat terjadi setelah melalui proses Kontrak, Yogyakarta, LabHukum
negosiasi. Negosiasi merupakan proses penting Fakultas Hukum Universitas
sebelum dibuatnya suatu kontrak, negosiasi Muhamadiyah Yogyakarta, 2008.
merupakan tahap awal dalam menyusun kontrak
dan terjadi pada tahap pra kontrak. Negosiasi Brian Lomas, Kiat Sukses Bernegosiasi, Jakarta,
merupakan sebuah kegiatan atau proses tawar Ina Publikatama, 2008.
menawar untuk membahas perbedaan
kepentingan para pihak, dan tujuan dari tawar Budiono Kusumohamidjojo, Panduan Negosiasi
menawar ini adalah mencapai suatu kesepakatan. Kontrak, Jakarta, Grasindo, 1999.
Negosiasi merupakan hal yang penting dalam
proses pembentukan kontrak, negosiasi , Pandunan Negosiasi Kontrak, Bandung,
Mandar Maju, 2007.

49
Muhammad Syaifuddin, Op.Cit, hlm.167-
168.
Peran Negosiasi dalam Kontrak (Indah Parmitasari) Hlm 14

Salim HS, Perkembangan Hukum Kontrak


Fx. Suhardana, Contract Drafting: Kerangka Innominat di Indonesia, Buku Kesatu,
Dasar dan Teknik Penyusunan Kontrak, Jakarta, Sinar Grafika, 2003.
Yogyakarta, Universitas Atma Jaya, 2008.
, et.al, Perancangan Kontrak &
J. Satrio, Hukum Perikatan, Perikatan Yang Memorandum of Understanding (MoU),
Lahir Dari Perjanjian, Buku I, Bandung, Jakarta, Sinar Grafika, 2008.
Citra Aditya Bakti, 1995.
Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan
Muhammad Syaifuddin, Hukum Kontrak: Pengembangan Bahasa-Depdikbud
Memahami Kontrak Dalam Perspektif RI.1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Filsafat, Teori, Dogmatik, dan Praktik Jakarta, Balai Pustaka, hlm.759. dalam
Hukum (Seri Pengayaan Hukum Muhammad Syaifuddin, Hukum Kontrak:
Perikatan), Bandung, Mandar Maju, 2012. Memahami Kontrak Dalam Perspektif
Filsafat, Teori, Dogmatik, dan Praktik
Ricardo Simanjuntak, Hukum Perjanjian: Hukum (Seri Pengayaan Hukum
Teknik Perancangan Kontrak Bisnis, Perikatan), Bandung, Mandar Maju, 2012.
Edisi Ketiga, Jakarta, Kontan Publishing,
2018. Jurnal
Ni Made Rai Sukmawati dan I Made Budiasa,
Ridwan khairandy, Itikad Baik dalam Negosiasi dan Kontrak Dagang Dalam
Kebebasan Berkontrak, Jakarta, Pasca Perdagangan Internasional “Export” di
Sarjana Fakultas Hukum Universitas Fa. Ari, Soshum Jurnal Sosial dan
Indonesia, 2003. Humaniora, Vol. 3, No. 1, Maret 2013.

, Hukum Kontrak Indonesia: Dalam Sigit Irianto, Negosiasi dan Memorandum of


Perspektif Perbandingan (Bagian Undesrtanding (MoU) Dalam
Pertama), Yogyakarta, FH UII Press, Penyusunan Kontrak, Jurnal Hukum dan
2013. Dinamika Masyarakat, Vol.12 No. 1
Oktober 2014, FH Untag Semarang.

Anda mungkin juga menyukai