Jawab:
Fun and doing learning adalah metode pembelajaran yang didesain sedemikian rupa
sehingga menciptakan lingkungan belajar yang efektif, suasana yang penuh keceriaan,
menyenangkan, dan tidak membosankan serta belajar sambil berbuat, belajar sambil
bermain dan belajar dengan mengerjakan. Suasana KBM fun and doing learning yang
dilakukan oleh Bapak Omod pada kelompok belajar kelas rendah sangat tepat karena
perkembangan kognitif anak berlangsung secara teratur dan berurutan sesuai dengan
perkembangan umurnya. Oleh karena itu pembelajaran harus direncanakan sedemikian
rupa disesuaikan dengan perkembangan kecerdasan peserta didik. Merujuk pada teori
pertumbuhan dan perkembangan yang dikemukakan Piaget, pada usia kelas bawah,
kemampuan bepikir logis muncul pada usia ini atau biasa disebut tahapan operasional
kongkret. Mereka berpikir secara sistematis untuk mencapai pemecahan masalah. Pada
tahap ini pemasalahan yang dihadapinya adalah permasalahan yang konkret. Suasana
belajar yang menyenangkan akan memudahkan siswa untuk menangkap pelajaran.
Sedangkan pembelajaran find and meaning adalah pembelajaran dimana siswa yang
mencari dan memaknainya. Suasana KBM find and meaning yang dilakukan oleh Ibu Ijem
pada kelompok belajar kelas atas sangat tepat karena perkembangan kognitif anak
berlangsung secara teratur dan berurutan sesuai dengan perkembangan umurnya. Oleh
karena itu pembelajaran harus direncanakan sedemikian rupa disesuaikan dengan
perkembangan kecerdasan peserta didik. Merujuk pada teori pertumbuhan dan
perkembangan yang dikemukakan Piaget, pada usia kelas atas, kemampuan bepikir
mereka ditandai dengan pola berpikir orang dewasa, pada tahap inilah disebut tahapan
operasional formal. Mereka dapat mengaplikasikan cara berpikir terhadap permasalahan
dari semua kategori, baik yang abstrak maupun yang konkret, dan pada tahap ini anak
sudah dapat memikirkan buah pikirannya, dapat membentuk ide-ide.
3. Bapak Dunbar sebagai Guru SD kelas 2 memfasilitasi KBM siswanya saat materi
penjumlahan di pelajaran matematika dengan menggunakan kelereng. Berdasarkan
kondisi tersebut analisis ketepatan strategi KBM yang dilakukan oleh Guru tersebut
merujuk pada teori pertumbuhan dan perkembangan peserta didik usia SD !
Jawab:
Strategi KBM yang menggunakan kelereng dalam materi penjumlahan sebagai media
pembelajaran yang dilakukan oleh Bapak Dunbar sudah tepat. Berdasarkan teori
pertumbuhan dan perkembangan yang dikemukakan Piaget, pada usia kelas bawah,
kemampuan bepikir logis muncul pada usia ini. Kelas 2 SD memiliki rentang umur 8 – 9
tahun, dimana pada usia ini tahap perkembangan telah masuk kedalam tahap operasional
kongkret. Dalam tahap ini, mereka berpikir secara logis dan sistematis untuk mencapai
pemecahan masalah. Pada tahap ini pemasalahan yang dihadapinya adalah permasalahan
yang konkret. Karena pada usia ini siswa masih berfikir konkret/nyata dan belum mampu
berfikir abstrak, untuk itulah guru harus memilih media yang tepat sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Dengan alat bantu kelereng, maka siswa dapat menyusun penjumlahan
dengan lebih mudah karena diwujudkan dengan benda yang representatif. Dengan
kehadiran media sangat membantu siswa dalam memahami suatu konsep tertentu.