Anda di halaman 1dari 58

HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN PRESTASI

AKADEMIK MAHASISWA DI STIKES KARSA HUSADA GARUT

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan dalam Seminar Usulan Penelitian yang akan digunakan dalam


penyususnan Skripsi pada Program Studi S-1 Keperawatan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Karsa Husada Garut

DICKY GUNAWAN
NIM KHGC 18068

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHAAN KARSA HUSADA GARUT


PROGRAM SUDI S-1 KEPERAWATAN
20222
LEMBAR PERSETUJUAAN
PROPOSAL PENELITIAN

JUDUL : HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN PRESTASI


AKADEMIK MAHASISWA DI STIKES KARSA HUSADA GARUT

NAMA : Dicky Gunawan


NIM : KHGC 18068

Proposal ini telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan


Tim Penelaah Program Studi S1 Keperawatan
STIKes Karsa Husada Garut

Garut, 30 Mei 2022


Menyetujui
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

(Hasbi TR S.Kep.,M.Pd) (Asep Nidzar S.KM.,MMS)


LEMBAR PERSETUJUAAN
SEMINAR PROPOSAL PENELITIAAN

Yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bahwa:

Nama : Dicky gunawan


NIM : KHGC 18068
Program Studi : S1 Keperawatan STIKes Karsa Husada Garut

Mahasiswa yang bersangkutan telah disetujui untuk melaksanakan


seminar usulan penelitian dengan judul:
HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN
PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA DI STIKES KARSA HUSADA
GARUT
Demikian persetujuan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Garut, 30 MEI 2022

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

(Hasbi TR S.Kep.,M.Pd) (Asep Nidzar S.KM.,MMS)


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Segala puji bagi Allah SWT yang maha asih

dan maha penyayang, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis bisa

menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga

terlimpah curahkan kepada Nabi besar kita yakni Nabi Muhammad SAW, serta

kepada keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada umatnya. Aamiin

yarabbal’alamin.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam

memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan Program S1 Keperawatan STIKes

Karsa Husada Garut dengan judul “HUBUNGAN KEAKTIFAN

BERORGANISASI DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA DI

STIKES KARSA HUSADA GARUT”.

Dalam penyusunan karya tulis ini tentunya tidak terlepas dari kekurangan,

baik aspek kuantitas maupun aspek kualitas mulai dari segi data-data, penulisan,

serta pemaparan materi yang disajikan. Semua ini didasarkan pada keterbatasan

yang dimiliki penulis.

Penulis menyadari bahwa tiada kesuksesan yang dapat tercapai tanpa

adanya do’a dan usaha, serta kerja keras dengan kesungguhan hati. Penyelesaian

penyusunan skripsi ini, tentunya penulis mendapat banyak bantuan dalam

menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini

penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:


1. Bapak DR. H. Hadiat, MA, selaku Ketua Pembina Yayasan Dharma Husada

Insani Garut.

2. Bapak H.D. Saepudin, S.Sos, M.M.Kes, selaku Ketua Pengurus Yayasan Dharma

Husada Insani Garut.

3. Bapak Drs. H.M. Adjidin, M Si, selaku pengawas Yayasan Dharma Husada Insani

Garut.

4. Bapak H. Engkus Kusnadi, S.Kep.,M.Kes selaku Ketua STIKes Karsa Husada

Garut.

5. Ibu Iin Patimah, S.Kep., Ns.,M.Kep selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan STIKes

Karsa Husada Garut.

6. Bapak Hasbi TR, S.kep.,M.Pd selaku pembimbing utama yang telah

menyediakan waktu, arahan, motivasi dan bimbingan bagi penyusun.

7. Bapa Asep Nidzar S.KM.,MM selaku pembimbing pendamping yang telah

memberikan waktu, arahan serta masukan bagi peneliti.

8. Seluruh jajaran Dosen dan Staf S1 Keperawatan STIKes Karsa Husada Garut.

9. Ibu Rosyani dan Bapa Suhana Kedua orang tuaku tercinta dan Kedua kakak

yang selama ini dengan sabar dan ikhlas memberikan dukungan sepenuh

hidupnya baik moral maupun spiritual.

10. Kang Angga D Nagara sebagai guru, kaka dan juga pembimbing yang telah

menjadi support system atau pendukung dalam penulisan proposal ini.

11. Sahabatku Hasanah Squad dan Excelo Squad yang telah menjadi support system

terbaik dalam penulisan proposal ini.


12. Rekan-rekan Angkatan 2018 Program S1 Keperawatan, pihak lain yang telah

membantu dan memberikan saran untuk kelancaran penulisan proposal penelitian

ini.

Peneliti menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan

proposal penelitian ini sangat diharapkan.

Garut, 30 Mei 2022

Peneliti
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan suatu negara erat kaitannya dengan masalah pendidikan,

pendidikan adalah suatu proses yang memungkinkan orang untuk memperoleh

pengetahuan dan bertindak sesuai dengan kebutuhannya sendiri melalui cara-cara

tertentu, pendidikan tidak hanya sebagai media untuk mewariskan budaya kepada

generasi berikutnya, tetapi juga menjanjikan untuk mengubah dan

mengembangkan cara hidup yang lebih baik di negara (Nurliani, 2016)

Oleh karena itu, sektor pendidikan tetap harus dihargai, diperhatikan dan

dibimbing oleh pemerintah, masyarakat dan pengelola guna mendapatkan sumber

daya manusia yang lebih baik di negeri ini. Perkembangan dan kemajuan suatu

peradaban bangsa, baik dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi maupun

dalam bidang lain yang erat kaitannya dengan pendidikan, memerlukan perubahan

dalam proses pengajarannya. Keberhasilan pendidikan dapat dilihat dari

peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), pendidikan sangat

menentukan berhasil tidaknya pembangunan suatu negara. Untuk berhasil dalam

pembangunan, mutlak diperlukan sumber daya manusia yang tanggap mobilitas

pemikiran dan tindakan yang tinggi, memungkinkan mereka untuk berpartisipasi

aktif dalam reformasi dan globalisasi.

Kata pendidikan itu sendiri memiliki definisi dalam UndangUndang No. 20

Tahun 2003 tentang tujuan Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi:
Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan manusia

Indonesia yang memiliki pengetahuan profesional, kompetensi, dan wawasan

yang maju dalam kerangka, Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu,

pemerintah juga berupaya meningkatkan kualitas pendidikan agar di masa

mendatang dapat diperoleh sumber daya manusia yang dapat memperoleh

keterampilan dan keterampilan kerja yang profesional serta dapat menghasilkan

lapangan kerja yang berkualitas. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan dukungan

manusia Indonesia yang sehat, mandiri, setia, berdedikasi, cinta tanah air,

memahami hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,

bekerja efisien dan disiplin (Rachman, 2018).

Sarana pendidikan yang unggul akan melahirkan generasi-generasi yang

unggul pula dan generasi yang unggul dapat tercipta dengan adanya sarana untuk

menyalurkan bakat dan keterampilan yang dimiliki. Sarana yang digunakan untuk

menyalurkan bakat dan keterampilan serta mengembangkan potensi yang dimiliki

oleh manusia dapat terwujud dengan adanya lembaga pendidikan yaitu perguruan

tinggi .
Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang

misi dan tanggung jawabnya melatih dan mengembangkan peserta didik yang

berkualitas (Rachman, 2018). Upaya yang dapat dilakukan untuk membantu

mengembangkan potensi siswa dengan sebaik-baiknya, salah satunya melalui

kegiatan yang menumbuhkan minat, bakat, berpikir kritis, kreativitas, inovasi dan

produktivitas. Oleh karena itu, mahasiswa memiliki kesempatan untuk mengikuti

berbagai kegiatan di waktu luangnya, seperti Kegiatan Mahasiswa Universitas dan

Unit Kegiatan Mahasiswa.

Organisasi kemahasiswaan merupakan sarana pengembangan diri

mahasiswa, yang dapat memperluas wawasan, menambah ilmu dan pengetahuan,

serta mengembangkan kepribadian mahasiswa. Organisasi kemahasiswaan juga

merupakan wadah kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa di perguruan tinggi,

termasuk pengembangan norma-norma publik, pengalaman, pengetahuan, minat,

bakat dan hobi mahasiswa itu sendiri Salah satu nya di STIKes Karsa Husada

Garut

Kampus STIKes Karsa Husada Garut memiliki 8 unit Kegiatan Mahasiswa

(UKM) dan 6 Ormawa (Organisasi Mahasiswa) UKM Limpa, UKM Seni, UKM

Futsal, UKM Badminton, UKM Voly, UKM KSR, UKM FIM ,UKM Rohis,

ORMAWA KEMA D3 Keperawatan, ORMAWA FORMA S1 Keperawatan,

HIMA D3 Bidan, ORMAWA HIMA D3 Analis kesehatan , ORMAWA HIMA

D3 Farmasi dan BEM.

Selain kegiatan organisasi, kemampuan atau kompetensi pada jenjang

pendidikan dapat diukur dengan keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan


pendidikan tersebut. Sampai sekarang belum pernah ada rumusan yang baku

mengenai keberhasilan studi mahasiswa di perguruan tinggi. Akan tetapi,

dalam prakteknya orang menganggap indeks prestasi (IP) sebagai pencerminan

seberapa jauh seorang mahasiswa telah berhasil atau kurang berhasil dalam

studinya, Indeks prestasi atau prestasi akademik itu sendiri hasil yang dicapai

selama mengikuti pelajaran pada periode tertentu dalam suatu lembaga

pendidikan, dimana hasilnya dinyatakan dalam bentuk angka atau simbol lain

(hasibuan 2018). Kegiatan organisasi dan prestasi akademik merupakan

modal membentuk kesiapan mahasiswa untuk terjun di dunia kerja. Dalam

hal ini kegiatan organisasi diharapkan dapat memberikan pengalaman

kepada mahasiswa, sedangkan prestasi akademik sebagai tolak ukur

kematangan kemampuan kognitif seseorang sehingga dapat mempersiapkan

mahasiswa untuk terjun di dunia kerja.

Banyak hal yang dapat dilakukan para mahasiswa untuk bisa

meningkatkan prestasi akademik. Diantaranya dengan mengikuti kegiatan-

kegiatan di luar agenda kurikulum kampus yang dinilai dapat menggali potensi

dan menumbuhkan semangat atau motivasi untuk mencapai suatu penguasaan,

penalaran, maupun kemampuan yang lebih baik dibidangnya

Keaktifan mahasiswa dalam kegiatan organisasi yaitu mahasiswa yang

secara aktif menggabungkan diri dalam suatu kelompok atau organisasi tertentu

untuk melakukan suatu kegiatan dalam rangka mencapai tujuan organisasi,

menyalurkan bakat, memperluas wawasan dan membentuk kepribadian

mahasiswa seutuhnya. Dengan mengikuti organisasi intra kampus mahasiswa


dapat memperoleh banyak manfaat diantaranya, Melatih berkerja sama dalam

bentuk tim kerja multi disiplin, membina sikap mandiri, percara diri, disiplin

dan bertanggung jawab ,melatih berkomunikasi dan menyatakan pendapat

didepan umum Organisasi kemahasiswaan merupakan kegiatan yang penting

untuk diikuti oleh mahasiswa untuk melengkapi hasil belajar secara utuh, di

dalam organisasi banyak pengalaman dan pengetahuan baru yang didapatkan

yang sebelumnya belum pernah didapatkan dalam dunia akademik( Qayyum,

Haedar Akib, Muhammad Darwis, n.d.).

Dengan berbagai manfaat yang diperoleh dalam mengikuti ataupun aktif

dalam organisasi hal ini dapat mempengaruhi prestasi akademik seorang

mahasiswa karna dalam penilaian poin keaktifan, seorang aktivis akan memiliki

nilai lebih dibandingkan mahasiswa lainya karena dalam berorganisasi melatih

diri mahasiswa unutuk berkomunikasi dengan baik (Eka Putri, 2017).

Mengikuti aktivitas pada unit-unit kegiatan mahasiswa bukanlah berarti

meninggalkan tugas belajar kuliahnya, menjadi aktivis mahasiswa tidaklah

berarti menjadikan nilai kuliah menjadi turun, justru menjadi aktivis mahasiswa

menjadi ajang pembuktian diri kita bahwa kita adalah mahasiswa yang

memiliki nilai lebih dibanding mahasiswa lainnya, namun selama ini banyak

kasus yang sudah melekat pada diri seorang organisator, mulai dari kegagalan

dalam perkuliahan seperti gagal lulus dimata kuliah tertentu dan harus

memperbaiki kembali, indeks prestasi rendah atau dibawah rata-rata dan juga

sering jarang masuk mata kuliah karna terlalu sibuk di organisasi.

Setelah di lakukan studi pendahuluan terhadap 20 mahasiswa yang aktif


di organisasi di kampus STIKes Karsa Husada Garut pada tanggal 20 Maret

2022, peneliti melihat indeks prestasi (IPK) mahasiswa yang mengikuti

organisasi terdapat 3 hasil, yang pertama 10 orang nilai dari tiap tahun

meningkat dan hasil yang kedua 6 orang nilai cenderung tetap dan yang ketiga 4

orang nilai saat mereka menjabat di organisasi cenderung menurun .

Adapun penelitan sebelum nya yang dilakukan oleh Shamdani yang

berjudul “hubungan antara berorganisasi dengan prestasi belajar mahasiswa

prodi tadris matematika universitas islam negeri sulthan thaha saifuddin jambi

2019” bahwa ada hubungan organisasi terhadap prestasi akademik mahasiswa

yang mengikuti organisasi, selain itu ada juga penelitian yang lain oleh Cahyani

eka putri yang berjudul “Pengaruh keaktifan mahasiswa dalam organisasi

terhadap prestasi akademik mahasiswa jurusan pendidikan agama islam (PAI)

institit agama islam negeri metro tahun 2017” bahwa tidak ada hubungan

organisasi terhadap prestasi akademik mahasiswa yang mengikuti organisasi .

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

terhadap mahasiswa yang mengikuti organisasi di Stikes Karsa Husada Garut

“Hubungan Keaktifan Berorganisasi Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Di

STIKes Karsa Husada Garut”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah di paparkan

diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Hubungan

keaktifan berorganisasi dengan prestasi akademik mahasiswa di STIKes Karsa

Husada Garut.
1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Adapun yang menjadi tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui

apakah keaktifan mahasiswa dalam berorganisasi berhubungan terhadap prestasi

mahasiswa STIKes Karsa Husada Garut

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat IPK mahasiswa yang mengikuti organisasi

b. Mengetahui Hubungan organisasi terhadap prestasi mahasiswa

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Secara teoritis

Diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan khususnya tentang

kegiatan organisasi, prestasi akademik, menambah pengetahuan, pengalaman dan

wawasan.

1.4.2 Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada

mahasiswa yang belum mengikuti organisasi untuk berorganisasi di kampus.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustak

2.1.1 Konsep Organisasi Kemahasiswaan

2.1.1.1 Pengertian Organisasi Kemahasiswaan

Organizing berasal dari kata “organism” yang berarti menciptakan

struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa, sehingga

hubungannya satu sama lain terikat oleh hubungan terhadap keseluruhannya.

Organisasi menurut Philip Selznick suatu sistem yang dinamis yang selalu

berubah dan menyesuaikan diri dengan tekanan internal dan eksternal dan selalu

dalam proses evolusi yang continue (Hasibuan, 2015).

Organisasi kemahasiswaan merupakan kegiatan yang penting untuk diikuti

oleh mahasiswa untuk melengkapi hasil belajar secara utuh, di dalam organisasi

banyak pengalaman dan pengetahuan baru yang didapatkan yang sebelumnya

belum pernah didapatkan dalam dunia akademik. Upaya pengembangan

keterampilan mahasiswa seperti dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan

masyarakat tidak secara langsung didapatkan dalam perencanaan proses

pembelajaran dibidang akademik hal ini berdampak pada mahasiswa yang

berprestasi dalam bidang akademik tetapi tidak dapat mengembangkan

keahliannya di masyrakat. Adanya organisasi kemahasiswaan dalam kegiatan

non kurikuler diharapkan mampu mengembangkan diri mahasiswa sebagai insan

akademis yang memiliki keterampilan dalam bidang akademis dan non akademis
Hal ini sesuai dengan cita-cita mahasiswa yaitu memiliki keterampilan yang

dapat menjadikannya manusia yang mandiri dan dapat pula berinterkasi dengan

masyarakat. Terkadang ada kejadian dalam perguruan tinggi, menjadikan

mahasiswa gagal atau memiliki prestasi belajar yang rendah ketika aktif dalam

sebuah organisasi kemahasiswaan tetapi hal ini tidak bisa diasumsi kan bahwa

organisasi sepenuhnya memiliki pengaruh buruk terhadap hasil belajar

mahasiswa (Shamdani, 2019).

Organisasi kemahasiswaan merupakan bentuk kegiatan di perguruan

tinggi yang diselenggarakan dengan prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa,

Organisasi tersebut merupakan wahana dan sarana pengembangan diri

mahasiswa ke arah perluasan wawasan peningkatan ilmu dan pengetahuan, serta

integritas kepribadian mahasiswa. Organisasi kemahasiswaan juga sebagai

wadah pengembangan kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa diperguruan tinggi

yang meliputi pengembangan penalaran, keilmuan, minat, bakat dan kegemaran

mahasiswa itu sendiri (Sudarman, 2016).

Hal ini dikuatkan oleh Kepmendikbud RI. No. 155/U/1998 Tentang

Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi, bahwa:

Organisasi kemahasiswaan intra-perguruan tinggi adalah wahana dan sarana

pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan

kecendikiaan serta integritas kepribadian untuk mencapai tujuan pendidikan

tinggi.
Sedangkan menurut (Rachman, 2018), organisasi kemahasiswaan adalah

kegiatan tidak wajib atau pilihan yang penting diikuti oleh setiap mahasiswa

selama studinya sehingga melengkapi hasil belajar secara utuh. Pilihan Kegiatan

ekstrakurikuler harus sesuai dengan minat dan bakat mahasiswa karena kegiatan

tersebut merupakan sarana pelengkap pembinaan kemampuan pribadi sebagai

calon intelektual di masyarakat nantinya.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan organisasi

kemahasiswaan meliputi pengembangan penalaran, keilmuan, minat, bakat dan

kegemaran yang bisa diikuti oleh mahasiswa. Tujuannya untuk memperluas

wawasan, relasi, ilmu dan pengetahuan serta membentuk kepribadian

mahasiswa.

Bertitik tolak dari berbagai penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

keaktifan mahasiswa dalam kegiatan organisasi yaitu mahasiswa yang secara

aktif menggabungkan diri dalam suatu kelompok atau organisasi tertentu untuk

melakukan suatu kegiatan dalam rangka mencapai tujuan organisasi,

menyalurkan bakat, memperluas wawasan, menambah relasi dan membentuk

kepribadian mahasiswa seutuhnya. Setelah semua itu diperoleh oleh mahasiswa,

diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajarnya, sehingga kegiatan organisasi

tidak menjadi factor penghambat dalam memperoleh prestasi belajar yang baik.

Namun sebaliknya, menjadi factor yang dapat mempengaruhi untuk

mendapatkan prestasi belajar yang baik.


2.1.1.2 Bentuk Organisasi Kemahasiswaan

Bentuk dan badan kelengkapan organisasi kemahasiswaan intra perguruan

tinggi ditetapkan berdasarkan kesepakatan antar mahasiswa, tidak bertentangan

dengan peraturan perundang undangan yang berlaku dan perguruan tinggi yang

bersangkutan (Iman, 2018), mengatakan bahwa Organisasi kemahasiswaan pada

tingkat perguruan tinggi terbagi atas 2 bentuk yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa

yang sering disebut dengan BEM dan Unit kegiatan Mahasiswa (UKM).

Kegiatan ini dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang dapat

dilaksanakan di dalam maupun di luar kampus kegiatan tersebut tidak di

maksudkan untuk mendapatkan SKS (Satuan Kredit Semester).

1.Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)

BEM ialah lembaga kemahasiswaan yang menjalankan organisasi serupa

pemerintahan (lembaga eksekutif). BEM juga ada lah lembaga tertinggi yang ada

di organisasi kemahasiswaan di kampus dan membawahi ORMAWA (HIMA)

dan UKM (unit kegiatan mahasiswa). Dipimpin oleh Ketua/Presiden BEM yang

dipilih melalui pemilu mahasiswa setiap tahunnya.

2.Himpunan Mahasiswa (HIMA)

HIMA merupakan himpunan mahasiswa masing-masing jurusan, seperti

organisasi pada umumnya juga memiliki ketua, wakil, sekretaris bendahara dan

anggota. Wewenang Hima sendiri ialah sebagai penampung aspirasi dan

penghubung antara mahasiswa dengan kampus. Contoh HIMA Di STIKes Karsa

Husada Garut seperti: FORMA, KEMA, HIMAFARSI, HIMA BIDAN DAN


HIMA ANKES.

3.Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)

Unit kegiatan mahasiswa (UKM), merupakan salah satu dari organisasi

yang memiliki kedudukan resmi di lingkup perguruan tinggi atau kampus.

Organisasi ini dibentuk dengan tujuan untuk mewadahi aktivitas kemahasiswaan,

mengembangkan minat, bakat dan keahlian tertentu bagi para aktivis yang ada di

dalamnya

2.1.1.3 Manfaat Organisasi

Organisasi kemahasiswaan memiliki peran yang sangat besar dalam

pengembangan skills mahasiswa agar siap terjun ke masyarakat. Berdasarkan

hasil penelitian dan pembahasan, menghasilkan temuan bahwa: motivasi

mahasiswa terhadap ormawa mengalami penurunan karena lebih mengedepankan

akademik dan dihadapkan tantangan gaya hidup yang mengarah pada hedonisme.

Bentuk sosialisasi yang dilakukan organisasi kemahasiswaan dengan

memanfaatkan berbagai media. Media yang efektif akan mempermudah dan

menyebarluaskan informasi terkait kegiatan yang dilakukan oleh ormawa secara

cepat dan akurat. Peranan ormawa terhadap pengembangan keterampilan

kewarganegaraan mahasiswa yaitu sebagai wadah aspirasi mahasiswa dan

memacu pola pikir mahasiswa agar berpikir secara kritis, bertanggung jawab, dan

ilmiah. Kendala yang dihadapi ormawa selama pelaksanaan kegiatan terutama

dalam pengembangan skills yaitu ada kendala secara internal dan eksternal.
Misalnya, mengenai pendanaan, perizinan, gaya hidup, komunikasi dan

koordinasi, kurangnya minat mahasiswa, latar belakang mahasiswa yang berbeda,

fasilitas, dan mengenai secretariat. Upaya yang dilakukan ormawa yakni dengan

melestarikan budaya, merancang program dan materi yang menarik, berperilaku

disiplin, memahami manajemen konflik, mengadakan penilaian kinerja atau

evaluasi, dan melaksanakan peran ormawa di universitas dengan sebaik mungkin.

Organisasi merupakan kegiatan yang tidak wajib atau pilihan yang penting

untuk diikuti oleh mahasiswa selama studinya sehingga melengkapai hasil belajar

secara utuh. Menurut (Pitaloka, 2017) manfaat kegiatan organisasi

kemahasiswaan adalah:

1. Melatih berkerja sama dalam bentuk tim kerja multi disiplin

2. Membina sikap mandiri, percara diri, disiplin, dan bertanggung jawab

3. Melatih berorganisasi

4. Melatih berkomunikasi dan menyatakan pendapat didepan umum

5. Membina dan mengembangakan minat dan bakat

6. Menambah wawasan

7. Meningkatkan rasa kepedulian dan kepekaan pada masyarakat dan lingkungan

mahasiswah. Membina kemampuan kritis, produktif, kreatif, inovatif.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dengan mengikuti kegiatan

organisasi mahasiswa akan memperoleh banyak manfaat antara lain melatih kerja

sama, menambah wawasan dan membina kepercayaan diri untuk tampil di depan
umum. Selain itu mahasiswa juga dapat memperoleh wawasan yang luas sehingga

dalam hal prestasi belajar diharapkan juga dapat meningkat.

Namun jika dalam melakukan kegiatan organisasi tidak diimbangi dengan

faktor-faktor lain seperti motivasi dan disiplin belajar maka kegiatan organisasi

akan menghambat dalam mencapai prestasi belajar yang baik. Namun sebaliknya

apabila faktor motivasi dan disiplin belajar tersebut ada dalam diri seseorang

tersebut, maka kegiatan organisasi tidak menjadi penghambat untuk memperoleh

prestasi belajar yang tinggi.

2.1.1.4 Keaktifan Berorganisasi

Menurut (Sugihartono, 2014) keaktifan adalah suatu kegiatan aktivitas

segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non

fisik. Aktivitas tidak hanya ditentukan oleh aktivitas fisik semata, tetapi juga

ditentukan oleh aktivitas non fisik, seperti mental, intelektual, dan emosional.

Keaktifan dalam organisasi dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang

dimilikinya, mahasiswa juga dapat melatih berfikir kritis memberikan inisiatif

terhadap kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi serta mendukung pencapaian

tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatannya.

Pengukuran partisipasi atau keaktifan anggota dalam organisasi ditentukan

oleh beberapa indikator yaitu:

1. Tingkat kehadiran dalam pertemuan

2. Jabatan yang dipegang


3. Pemberian saran, usulan, kritik dan pendapat bagi peningkatan organisasi

4. Kesediaan anggota untuk berkorban

5. Motivasi anggota

2.1.2. Prestasi Akademik

2.1.2.1. Pengertian Pretasi Akademik

Prestasi akademik yang dicapai tidak dapat dipisahkan dari proses belajar,

karena prestasi akademik dipengaruhi oleh proses belajar itu sendiri.(Slameto,

2016) menyatakan bahwa “belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”.Johnson (2015) mendefinisikan proses belajar yang dialami oleh

siswa menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan dan

pemahaman dalam bidang nilai, sikap dan keterampilan.

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai atau dilakukan (Purwodarminto,

2017). Menurut (Nurliani, 2016) prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai

siswa dengan menguasai tingkat penguasaan ilmu pengetahuan tertentu dengan

alat ukur berupa evaluasi yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, atau

simbol. Pengertian prestasi belajar juga dinyatakan (Tyasasih, 2018) sebagai hasil

yang dicapai oleh siswa belajar yang dimanifestasikan ke dalam bentuk nilai, yang

diperoleh melalui evaluasi belajar sebagai cerminan penguasaan terhadap


pengetahuan, keterampilan dan sikap setelah mengalami proses belajar dalam

suatu periode tertentu.Prestasi akademik yang dicapai tiap-tiap siswa tidak sama,

hal ini disebabkan adanya beberapa faktor baik dari dari luar siswa (eksternal)

dan dalam diri anak (internal), seperti yang diungkapkan oleh (Slameto, 2016).

Menurut pendapat (Djamarah, 2013). Tentang pengertian prestasi adalah

“hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual

maupun kelompok”. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak

melakukan suatu kegiatan. Adesanjaya, (2013). menyatakan bahwa prestasi

adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang

menyenangkan hati, yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara

individual maupun secara kelompok dalam bidang kegiatan tertentu. Dari

beberapa pengertian prestasi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi

adalah bukti dari suatu hasil kegiatan yang dapat dicapai baik individu maupun

kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.

Menurut (Sobur, 2014). Prestasi akademik merupakan perubahan dalam

hal kecakapan tingkah laku, ataupun kemampuan yang dapat bertambah selama

beberapa waktu dan tidak disebabkan proses pertumbuhan, tetapi adanya situasi

belajar.

Perwujudan bentuk hasil proses belajar tersebut dapat berupa pemecahan

lisan maupun tulisan, dan keterampilan serta pemecahan masalah langsung dapat

diukur atau dinilai dengan menggunakan tes yang terstandar. Prestasi akademik

juga dapat diartikan istilah untuk menunjukkan suatu pencapaian tingkat


keberhasilan tentang suatu tujuan, karena suatu usaha belajar telah dilakukan oleh

seseorang secara optimal (Setiawan dalam Naam, 2015). Menurut Chaplin (2017)

mengemukakan bahwa prestasi akademik adalah suatu keberhasilan yang khusus

dari seseorang dalam melaksanakan tugas akademik.

2.1.2.2 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Akademik

(Mubidin, 2014). Mengemukakan bahwa ada dua faktor yang

mempengaruhi prestasi akademik yaitu:

1) Faktor Eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar, dimana meliputi:

a. Faktor non sosial

Faktor non sosial ini meliputi keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu,

tempat, alat-alat yang dipakai untuk belajar. Faktor ini secara langsung dapat

mempengaruhi psikologis seseorang yang berakibat pada hasil prestasi yang akan

didapat pada mahasiswa, Faktor-faktor yang termasuk dalam lingkungan non-

sosial seperti gedung kampus, lingkungan kampus, rumah tempat tinggal individu

tersebut, alat-alat belajar yang digunakan, keadaan cuaca dan waktu belajar yang

digunakan dan keadaan fasilitas kampus.

b. Faktor sosial

Faktor sosial adalah faktor manusia (sesama manusia), Lingkungan sosial

sekitar kampus dapat berupa para dosen, senior, dan teman- teman sekelas
lainnya. Dan lingkungan sosial sekitar rumah juga mempengaruhi seseorang untuk

mencapai prestasi akademik, seperti dukungan orangtua.

2) Faktor Internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri, dimana

meliputi:

a. Faktor Fisiologis

Faktor fisiologis antara lain keadaan jasmani. Keadaan jasmani melatar

belakangi aktivitas belajar; dimana keadaan jasmani yang sehat akan memberikan

pengaruh positif dalam proses belajar seseorang sehingga proses belajar tersebut

akan memberikan hasil yang optimal.

b. Faktor Psikologis

Yang termasuk dalam faktor psikologis adalah minat, bakat, kepribadian

dan motivasi mahasiswa itu sendiri.

Menurut (Djamarah, 2013), prestasi belajar mahasiswa dipengaruhi oleh

dua faktor, yaitu (1) faktor internal, seperti keadaan fisik, motivasi, perasaan-sikap

minat, intelegensi, dan (2) faktor eksternal yang terdiri dari lingkungan rumah dan

lingkungan kampus. Jika faktor internal dan faktor eksternal memberikan

pengaruh positif maka kesempatan untuk mendapatkan prestasi belajar yang

maksimal menjadi lebih besar.

Berdasarkan teori di atas, dapat diketahui bahwa ada dua faktor umum

yang mempengaruhi prestasi belajar, yakni faktor internal dan faktor eksternal.

Salah satu dari faktor eksternal berupa faktor dari lingkungan kampus, dalam hal
ini organisasi kemahasiswaan berpengaruh cukup besar dalam meningkatkan

prestasi akademik makasiswa.

2.1.2.3 Indikator Prestasi Akademi Mahasiswa

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlangsung pesat

saat ini, telah mempercepat modernisasi di segala bidang. Perkembangan tersebut

juga telah membawa perubahan besar pada kondisi masyarakat Indonesia pada

umumnya. Semakin maju nya media informasi juga telah membawa perubahan

budaya, tatanan nilai, maupun norma masyarakat, sistem pendidikan, serta

perekonomian , juga menuntut sumber daya manusia Indonesia yang responsif,

kompetitif, kreatif serta memiliki mobilitas tinggi dalam berfikir dan bertindak,

sehingga dapat berpartisipasi aktif dalam kehidupan globalisasi yang serba

modern ini. Mahasiswa sebagai kaum intelektual calon-calon pemimpin bangsa

juga tidak lepas dari tuntutan globalisasi ini.Mahasiswa juga dituntut untuk

mampu menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan tersebut.

Mahasiswa dituntut untuk kompeten dalam berbagai bidang agar memiliki

bekal yang memadai untuk dapat terjun dalam kehidupan sebenarnya setelah lulus

dari perguruan tinggi tempat mahasiswa menimba ilmu. Dalam rangka memenuhi

tuntutan perubahan global tersebut, berbagai upaya membina generasi muda

termasuk mahasiswa agar menjadi individu yang tangguh dengan kompetensi

yang dapat diandalkan telah dilakukan. Salah satu upaya membina dan

membangun generasi muda yang tangguh di antaranya adalah melalui pendidikan,


baik pendidikan di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan perguruan tinggi

maupun di lingkungan masyarakat. Di lingkungan pendidikan, perguruan tinggi

sebagai lembaga formal memiliki tanggung jawab yang besar dalam menyiapkan

kebutuhan SDM (Sumber Daya Manusia) yang handal dan siap menghadapi

berbagai tantangan yang ada maupun yang menghadang di masa depan.

(Dwipurwani, 2015) mengatakan bahwa prestasi mahasiswa dapat dilihat

dari IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) yang mengukur mahasiswa secara akademik.

Nilai IPK dipengaruhi oleh berbagai hal oleh kualitas tenaga pengajar yang diukur

melalui tingkat pendidikan formal yang ditamatkan, penguasaan metode mengajar

dan penguasaan materi yang diajarkan. Muhibbin (2014) juga menambahkan

indikator prestasi akademik yang dicapai oleh seseorang mahasiswa dapat dilihat

melalui IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) yang tertera pada setiap semester

maupun pada akhir penyelesaian studi. Dimana IPK diperoleh melalui penilaian

terhadap mahasiswa melalui hasil tes atau pun tugas-tugas yang sudah dikerjakan

mahasiswa. Jadi, indikator prestasi akademik adalah IPK (Indeks Prestasi

Kumulatif) mahasiswa tersebut.

2.1.2.4 Pengukuran Prestasi Belajar

Dalam kegiatan pembelajaran, mahasiswa dikatakan berhasil atau tidak,

salah satu caranya dengan melihat nilai-nilai hasil perolehan mahasiswa dalam

Kartu Hasil Studi (KHS) maupun Dokumen Hasil Studi (DHS). Angka-angka

maupun huruf-huruf dalam Kartu Hasil Studi (KHS) maupun Dokumen Hasil
Studi (DHS) mencerminkan prestasi belajar atau sejauh mana tingkat keberhasilan

siswa mengikuti kegiatan belajar.

Menurut (Sugihartono, 2014) menyatakan “Dalam kegiatan belajar

mengajar, pengukuran hasil belajar dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh

perubahan tingkat laku siswa setelah menghayati proses belajar. Maka

pengukuran yang dilakukan guru lazimnya menggunakan tes sebagai alat ukur.

Hasil pengukuran tersebut berwujud angka ataupun pertanyaan yang

mencerminkan tingkat penguasaan materi pelajaran bagi para siswa, yang lebih

dikenal dengan prestasi belajar”. Menurut Sugihartono (2014) “Pengukuran

sebagai usaha untuk mengetahui sesuatu sebagaimana adanya, pengukuran dapat

berupa pengumpulan data tentang sesuatu”.

Berdasarkan penjabaran diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

pengukuran prestasi belajar adalah suatu usaha mengetahui penguasaan materi

kuliah dengan mempertimbangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang

mencerminkan kompetensi mahasiswa yang hasilnya berupa nilai rata-rata dari

hasil belajar yang menggambarkan kadar daya serap belajar mahasiswa.


Table 2.1 perbandingan Nilai, Angka, Huruf dan Predikatnya.

Simbol-simbol Nilai Huruf Predikat


Angka
4 A Sangat istimewa
3,7 A- Istimewa
3,3 B+ Lebih dari baik
3 B Baik
2,7 B- Cukup baik
2,3 C+ Lebih dari cukup
2 C Cukup
1 D Kurang
0 E Gagal
Sumber: STIKes Karsa Husada Garut

Predikat kelulusan pada akhir jenjang pendidikan yang dinyatakan dalam

IPK diklasifikasikan sebagai:

Table 2.2 klasifikasi Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).

Indeks Prestasi Predikat Kelulusan


Kumulatif
3,76 - 4,00 Cumlaude
3,26 – 3,75 Sangat Memuaskan
3,00 – 3,25 Memuaskan
2,00 – 2,99 Cukup
0,00 – 1,99 Gagal/ tidak lulus
Sumber: STIKes Karsa Husada Garut
2.2 Kerangka Pemikiran

Pendidikan sebagaimana kita pahami merupakan proses internalisasi

gagasan, nilai, dan seperangkat pengetahuan dari satu generasi ke generasi

berikutnya. Dengan demikian pendidikan pada dasarnya adalah proses

pembudayaan. Melalui pendidikan terjadi proses penanaman nilai yang akan

menentukan bentuk dan tatanan masyarakat pada masa yang akan datang. Dalam

pengertian teoritis secara sederhana dan umum, pendidikan bermakna sebagai

usaha untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi bawaan, baik

jasmani maupun rohani, sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan

kebudayaan (Sudarman, 2016).

Selain itu selain pendidikan dengan berorganisasi mahasiswa dapat

mengembangkan minat, bakat dan kemampuan yang mereka miliki. Dengan

berorganisasi mahasiswa juga dapat menambah wawasan, ilmu dan pengetahuan

serta membentuk kepribadian. Sedangkan prestasi akademik merupakan hasil

yang mahasiswa peroleh selama satu semester dalam perkuliahan. Secara teoritis

ada pengaruh antara organisasi kemahasiswaan dengan prestasi akademik. Dapat

di jelaskan dengan sederhana mahasiswa yang mengikuti organisasi akan

menyibukkan diri dengan organisasi yang di ikutinya sehingga tidak menutup

kemungkinan mengabaikan kuliahnya, sedangkan mahasiswa yang tidak

mengikuti organisasi tentu saja akan fokus dengan kuliah.


Bagan 2.1

Hubungan Keaktifan Berorganisasi Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa

Di STIKes Karsa Husada Garut

Variabel Dependen

Prestasi Akademik

Menurut djamarah (2013)


Faktor yang mempengaruhi
prestasi akademik
1. Eksternal
a lingkungan rumah
b. lingkungan kampus
(organisasi)
2. internal
a. keadaan fisik Cumlaude
b.motivasi
Sangan memuaskan
c. perasaan-sikap minat
IPK Memuaskan
d.intelegensi
Cukup
Tidak lulus
Variabel independen

Organisasi Kemahasiswaan

Keterangan : yang di teliti


Bentuk organisasi
Yang tidak di teliti
Menurut Rohmawati (2015)
1.BEM
Sumber: modifikasi djamarah 2013
2HIMA
2.1.3 Hipotesis
3.UKM
Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah:

1. Ho : Tidak ada hubungan keaktifan berorganisasi dengan prestasi akademik

mahasiswa di STIKes Karsa Husada Garut.

2. H1 : Ada hubungan keaktifan berorganisasi dengan prestasi akademik mahasiswa

di STIKes Karsa Husada Garut.


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelititian kuantitiatif, karena dalam

penelitian ini banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

penafsiran data, serta penampilan dari hasilnya. Desain yang di pilih oleh peneliti

adalah cross sectional yaitu suatu penelitian yang di rancang untuk menentukan

seberapa dekat dan seberapa jauh sebuah hubungan dari variabel yang akan di

teliti (Sugiono,2013).

3.2. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas (independent variable)

Variabel Bebas (Independent Variable) Adalah variabel yang menjadi

sebab timbulnya atau berubahnya variable dependent/terikat (Supardi, 2013).

Variabel independen dalam penelitian ini adalah adalah keaktifan berorganisasi di

STIKes Karsa Husada Garut.

2. Variabel terikat (dependent variable)

Variabel Terikat (Dependent Variable) adalah variabel yang dipengaruhi

atau menjadi akibat, karena adanya variable bebas (Supardi, 2013). Variabel

terikat (Dependent) penelitian ini adalah prestasi akademik.


3.3. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah variabel-varibel penelitian yang

didefinisikan secara operasional. Tujuan dari definisi operasional yaitu untuk

membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel yang diteliti supaya menjadi

lebih konkrit dan dapat dilakukan observasi terhadap suatu objek (Notoatmodjo,

2012).

Tabel 3.1

Definisi Operasional

Definisi
Variabel Alat Ukur Skala Hasil Ukur
Operasional

Variabel Independent : Keikutsertaan Kuesioner dengan 15 Ordinal


Hasil ukur dengan nilai
keaktifan mahasiswa pertanyaan
maksimal 75 dan skor
berorganisasi
untuk menggunakan skala
minimal 1
melaksanakan Likert terdiri dari
Skor tinggi =49 – 75
organisasi dalam pertanyaan positif no
Skor sedang =24 – 48
kampus 1,4,5,6,7,8,9,10,11,12,
Skor rendah =1- 47
13,15 dan pertanyaan
(Suryobroto ,1997)
negatif no 2,3,14

Variable Dependent: Hasil IPK Ordinal 3,76 – 4 = cumlaude

prestasi akademik pembelajaran 3,26–3,75=sangat

selama memuaskan
beberapa 3,00–3,25= memuaskan

semester 2,00-2,99=cukup

0,00-1,99=tidak lulus

3.4. Populasi dan Sampel Penelitian

3.4.1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini mahasiswa yang mengikuti organisasi di

STIKes Karsa Husada Garut yaitu sebanyak 80 orang.

3.4.2. Sampel Penelitian

Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

sampling total karena semua anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2019).

Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 100 orang

atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat

kecil. dengan merujuk pendapat Sugiyono tersebut, maka peneliti bermaksud

menjadikan seluruh populasi sebagai objek penelitian karena jumlah populasi

yang akan diteliti kurang dari 100 yaitu 80 responden.

3.5 Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini

menggunakan teknik pengumpulan jawaban dari lembar kuesioner. Peneliti


memberikan informed consent kepada responden sebagai tanda persetujuan bahwa

responden bersedia menjadi responden penelitian. Penelitian yang akan dilakukan

dengan membagikan kuesioner kepada responden. Lembar kuesioner diisi oleh

mahasiswa yang menjadi responden.

Alat pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner.

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada respondens secara langsung, dikirim

melalui pos, dan internet (Sugiono, 2019).

Jenis pertanyaan berupa kuesioner tentang data demografi meliputi: Nama

responden/kode responden, umur, jenis kelamin, masuk organisasi apa dan lain

lain, Sedangkan untuk prestasi akademik menggunakan data skunder berupa KHS

per semester.

Unsur-unsur pertanyaan pada peneltian menggunakan kuesioner cek list.

Pengisian pada kuesioner keaktifan berorganisasi mahasiswa menggunakan

kuesioner yang terdiri dari 15 pertanyaan meliputi komitmen, tanggung jawab dan

lain lain.

3.5.1 Instrumen penelitian

Instrumen Penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini
disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2016). Instrumen dalam penelitian ini

adalah observasi dan dokumentasi.

Sutrisno Hadi (2013) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu

proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis

dan psikologis.dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan

ingatan.

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi

terstruktur. Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara

sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Dalam

melakukan pengamatan peneliti menggunakan instrumen penelitian yang telah

teruji validitas dan reliabilitasnya. Pedoman angket tertutup dapat juga digunakan

sebagai pedoman untuk melakukan observasi. Dalam hal ini peneliti

menggunakan kuesioner dengan validitas konstruk oleh para ahli.

Dokumentasi merupakan mencari data mengenai hal-hal atau variable

yang berupa catatan, transkip, buku, Surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

lengger, agenda dan sebagainya (Suharsimi, 2015). Maksud dokumen dalam

penelitian ini adalah berupa IP semester sebelumnya yang diperoleh dari Kartu

Hasil Studi (KHS) mahasiswa itu sendiri.

Setelah data yang diperlukan dalam penelitian ini terkumpul, maka

dilakukan tahap pengolahan data melalui beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Editing Data

Tahapan ini dimaksudkan untuk menyunting data yang telah terkumpul.

Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan kesalahan pengisian, dan


konsistensi dari setiap jawaban pertanyaan. Editing dilakukan karena saat

penelitian banyak responden yang salah dalam pengisian kuesioner.

2. Data Coding (Pengkodean Data)

Kegiatan merubah huruf-huruf yang ada pada pertanyaan diubah menjadi

kode angka, untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga

mempercepat pada saat entry data.

3. Tabulating Data

Memasukan data sedemikian rupa sehingga mudah dijumlah, disusun, dan

disajikan dalam bentuk tabel, gambar atau grafik.

4. Entry Data

Memasukan/pemindahan data yang telah dikumpulkan kedalam program

pengolah data melalui program komputer.

5. Cleaning Data (Pembersihan Data)

Memastikan bahwa seluruh data yang telah dimasukan ke dalam komputer

sudah sesuai dengan yang sebenarnya. Data yang telah di entry kemudian

dilakukan pengecekan dan korelasi apabila ada kesalahan pada tahap entry.

3.6 Uji Validitas dan Realiabilitas Instrumen

3.6.1 Uji Validitas


Notoatmodjo, (2012) mengatakan bahwa validitas adalah suatu

indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur.

Untuk mengetahui apakah kuesioner yang penulis susun tersebut mampu

mengukur apa yang hendak diukur, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara

skor tiap-tiap item dengan skor total kuesioner tersebut. Bila semua pertanyaan itu

mempunyai korelasi yang bermakna (construct validity). Apabila kuesioner

tersebut telah memiliki validitas konstruk, berarti semua item pertanyaan yang ada

dalam kuesioner itu mengukur konsep yang diukur. Kuesioner keaktifan

berorganisasi mahasiswa di ambil dari kuesioner dari saripah (2011) kuesioner

tersebut akan di uji validitas ulang sebelum melakukan penelitian di STIKes

Muhammadiyah Ciamis dengan menggunakan rumus pearson product moment

dengan aplikasi komputer yaitu SPSS.

Teknik korelasi yang dipakai adalah teknik korelasi Product Moment

dengan Pearson.

Rumus :

nΣx ᵢ y ᵢ−(Σx ᵢ)(Σy ᵢ)


x=
√ [ nΣx ᵢ −( Σx ᵢ ) ] nΣy ᵢ²−(Σy ᵢ)²
2 2

Keterangan :

Rxy = Koefesien korelasi antara variabel x dan variabel y dua variabel yang

dikorelasikan.

X = Skor pada item yang dikorelasikan.

Y = Skor total pada item yang dikorelasikan.

Keputusan Uji :
Pengukuran valid tidaknya suatu pertanyaan dilihat dari r hitung > r tabel yaitu

dengn membandingkan besar nilai r hitung terhadap nilai r tabel dengan kriteria

kelayakan sebagai berikut. (Hidayat, 2011).

Jika nilai r hitung > r tabel  valid

Jika nilai r hitung < r tabel  tidak valid

3.6.2. Uji Reliabilitas

Notoatmodjo, (2012) mengatakan reliabilitas adalah indeks yang

menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat

diandalkan. Hal ini berarti menunujukan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap

konstinten atau tetap asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap

gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama. Dalam penelitian ini

untuk uji reliabilitas instrument peneliti menggunakan rumus Alpha Cronbach

karena isntrumen pada variabel tersebut berbentuk kuesioner dan skalanya

bertingkat dengan menggunakan skala Likert

Rumus:

2 xr ₁ /₂₁/₂
r ₁₁=
(1+r ₁/₂₁/ ₂)

Keterangan:

r₁₁ = relibilitas instrument

r r₁ / ₂₁ /₂ = yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan

instrument.
Keputusan Uji:

Pengukuran reliabel atau tidaknya suatu pertanyaan dilihat dari r11 > r tabel yaitu

dengan membandingkan besar nilai r11 terhadap nilai r tabel dengan kriteria

kelayakan sebagai berikut (Hidayat, 2011).

Jika nilai r11 > r tabel  reliabel

Jika nilai r11 < r tabel  tidak reliabel

3.7 Rancangan Analisis Hasil Data Penelitian

3.7.1 Analisis Univariat

Analisis univariate bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis hanya

menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel. Tabel

univariate adalah suatu tabel yang menggambarkan penyajian data dalam bentuk

distribusi frekuensi untuk satu variabel saja, analisis univariat dilakukan

menggunakan rumus berikut (Notoatmodjo, 2018):

X
P=N x 100 %
N

Keterangan:

P : Presentase

X : Jumlah jawaban yang ’benar’

N : Jumlah seluruh soal


3.7.2 Analisis Bivariat

Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan

atau berkorelasi. Yang dilakukan dengan uji chi-square yaitu uji statistik yang

digunakan untuk menguji signifikasi dua variabel (Notoatmodjo, 2012). Analisa

ini bertujuan untuk melihat hubungan antara 2 variabel yaitu variabel independent

dan variabel dependent yaitu antara Hubungan keaktifan berorganisasi dengan

prestasi akademik mahasiswa di STIKes Karsa Husada Garut.

Rumus chi square:

(fo−fh)
X ²=Σ
fh

Keterangan:
2
X =Chi square

fo = frekuensi observasi

fh = frekuensi harapan

Bila dari hasil perhitungan statistik p value < 0,05, maka hasil perhitungan

bermakna, yang berarti terdapat hubungan antara variabel bebas dengan variabel

terikat. Sebaliknya bila dari hasil perhitungan statistik p value > 0,05 maka hasil

perhitungan tidak bermakna atau tidak terdapat hubungan antara variabel bebas

dan variabel terikat.


3.8 Langkah-langkah penelitian

1. Tahap persiapan

a. Memilih lahan penelitian, dalam hal ini peneliti memilih kampus STIKes

Karsa Husada Garut

b. Melakukan pendekatan ke mahasiswa STIKes Karsa Husada Garut

c. Studi kepustakaan melalui buku literature dan jurnal.

d. Menyusun proposal penelitian.

e. Menyusun instrumen dan perbaikan instrumen.

f. Seminar proposal penelitian mengenai Hubungan Hubungan Organisasi

Kemakasiswaan Terhadap Prestasi Organisator STIKes Karsa Husada

Garut.

2. Tahap pelaksanaan

a. Melakukan uji coba instrument yaitu uji validitas dan uji reabilitas

b. Melakukan observasi menggunakan lembar kuisioner

c. Pengecekan hasil penelitian

d. Pengolahan data menggunakan SPSS

e. Pembahasan hasil penelitian

3. Tahap terakhir

a. Penyusunan laporan penelitian

b. Penyajian hasil penelitian


3.9 Tempat Dan Waktu Penelitian

3.9.1 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dengan memulai penyusunan proposal pada bulan

Januari sampai dengan bulan Mei 2022.

3.9.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di kampus STIKes Karsa Husada Garut .


DAFTAR PUSTAKA

Djamarah. (2013). PENGARUH KEAKTIFAN BERORGANISASI DAN PRESTASI

BELAJAR TERHADAP KESIAPAN KERJA MAHASISWA PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN EKONOMI ANGKATAN 2013-2016 UNIVERSITAS SEBELAS

MARET SURAKARTA Aditiya.

Dwipurwani. (2015). BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

SEJARAH ANGKATAN 2017-2018 UNIVERSITAS LAMBUNG PROGRAM

STUDI PENDIDIKAN SEJARAH 2020.

Eka Putri, C. (2017). Oleh : Cahyani Eka Putri INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

( IAIN ) METRO.

Fasilitas Belajar, P., Lingkungan Belajar, D., Prestasi, T., Siswa, B., Xi, K.,

Adinistrasi, J., Di, P., Negeri, S., Nur, K. A., Sugiyanto, P., Sawiji, H., & Widodo,

J. (2018). Pengaruh Fasilitas Belajar Dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi

Belajar Siswa Kelas XI Jurusan Adinistrasi Perkantoran di SMK Negeri 4 Klaten.

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Administrasi Perkantoran, 0(0).

https://jurnal.uns.ac.id/snpap/article/view/27936

Hasibuan. (2015). hubungan aktif berorganisasi dengan indeks prestasi mahasiswa

universitas semarang.

Iman, D. nur. (2018). Pengaruh Aktif Berorganisasi Kampus Dan Kehidupan sosial

Terhadap Prestasi Belajar Pada Mahasiswa FIAI UII. ‫ ثقثقثقثق‬,)‫ ث ققثق(ثق ثقثقثق‬,‫ثبثبثب‬.
Mubidin. (2014). “Pengaruh Keaktifan Berorganisasi Terhadap Prestasi Akademik

Mahasiswa Sejarah Angkatan 2017 Universitas Lambung Mangkurat.

Nurliani. (2016). Studi Psikologi Pendidikan. Jurnal As-Salam, 1(2), 40.

https://media.neliti.com/media/publications/293617-studi-psikologi-pendidikan-

539b32f0.pdf

Notoadmojo, S. (2014). Metodologi Penelitian Kesehatan.

Notoadmojo, S. (2018). Ilmu Prilaku Kesehatan.

Nursalam. (2020). Konsep & Metode Keperawatan.

Pitaloka, D. (2019). hubungan organisasi dengan prestasi belajar mahasiswa sejarah

makasar. 8487(2), 16–21.

Qayyum. (2019). PENGARUH PARTISIPASI DALAM ORGANISASI TERHADAP

PRESTASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS

NEGERI MAKASSAR.

Rachman, T. (2018). Pengaruh motivasi dalam belajar dan lingkungan keluarga

terhadap indeks prestasi mahasiswa prodi pendidikan akuntasi UPI. Angewandte

Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 10–27.

Shamdani. (2019). Pengaruh Keaktifan Berorganisasi Terhadap Prestasi Akademik

Mahasiswa Sejarah Angkatan 2017 Universitas Lambung Mangkurat.

Slameto. (2016). Kecerdasan emosional dan mekanisme koping berhubungan dengan

tingkat stres akademik mahasiswa. 9(4), 869–878.

Sobur. (2014). Psikologi pendidikan dan ilmu mengajar. 2(2), 60–76.


Sudarman, P. (2016). pengaruh organisasi mahasiswa terhadap prestasi akademik

mahasiswa fakultas ekonomi lampung.

Sugihartono. (2014). HUBUNGAN KEAKTIFAN BERORGANSASI DENGAN

PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA TINGKAT II DAN III PROGRAM

STUDI S1 KEPERAWATAN DI STIKES MUHAMMADIYAH SAMARINDA.

Sugiono. (2019). Metode penelitian pendidikan: (pendekatan kuantitatif, kualitatif dan


R & D).
Supardi, (2016). Pengertian Kepemimpinanan dalam suatu organisasi. Kencana
Prenada Media Group, Jakarta
Pradayu, Mahmudi. Pengaruh Aktivitas Organisasi terhadap
Prestasi belajar(Studi Kasus Pengurus BEM Universitas Riau Kabinet Inspirasi
Periode 2016-2017). Jurnal,Universitas Riau. No.2 Vol.4 Oktober 2017.
Apiwie , Pinky Wohing. 2013. “Perbedaan Prestasi Belajar Antara Mahasiswa
Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang Angkatan
2008 Yang Katif dan Tidak Aktif Dalam Organisasi”, Skripsi, Universitas Negeri
Semarang.
Qumairoh, Lutviatul.“Pengaruh Motivasi Belajar dan Kreativitas Guru terhadap
Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII di SMPN 1 Tegalsari Banyuwangi”, Skripsi,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Iibrahim Malang, 2017
Pratiwi, Siska Sinta “Pengaruh Keaktifan Mahasiswa dalam Organisasi dan Motivasi
Belajar terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta:, Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta,2016
Widayanto,Ardi. 2012. Karakteristik Prestasi Akademik Mahasiswa Aktivis
Organisasi Intrakampus di Fakultas Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta. Skripsi. UNY.

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
Lampiran 3
Lampiran 4
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDENT

(informed consent)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Dengan ini saya menyatakan bersedia dan setuju menjadi responden dalam

pelaksanaan penelitian mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan STIKes Karsa

Husada Garut, atas nama dicky gunawan NIM: KHGC18068 dengan judul

“Hubungan Keaktifan Berorganisasi Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa

di STIKes Karsa Husada Garut ”.

Demikian persetujuan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan tidak

ada unsur paksaan dari pihak manapun. Atas perhatian dan kepercayaannya saya

ucapkan terima kasih.

Garut, 31 Mei 2022

(………………….)
Lampiran 5
LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama: Dicky gunawan
NIM: KHGC18068

Saya adalah mahasiswa S1 Keperawatan STIKes Karsa Husada Garut


yang bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Keaktifan
Berorganisasi Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa di STIKes Karsa
Husada Garut”

Dalam penelitian ini, saya mohon bantuan Mahasiswa atau mahasiswi


Karsa Husada Garut untuk dapat menjadi responden penelitian dengan
memberikan keterangan sejujur-jujurnya sesuai dengan panduan penelitian yang
telah disesuaikan. Kerahasiaan keterangan yang berikan akan saya jaga dengan
sebaik-baiknya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

Saya sangat menghargai kesediaan mahasiswa keperawatan STIKes Karsa


Husada Garut untuk meluangkan waktu dalam menjawab beberapa pertanyaan
penelitian yang telah disesuaikan. Apabila bersedia menjadi responden penelitian
ini, mohon ketersediaannya untuk menandatangani lembar persetujuan (informed
consent) yang telah disediakan.

Ketersediaan rekan rekan sangat saya hargai. Atas perhatian dan


bantuannya saya ucapkan terima kasih.

Garut, 30Mei 2022

Dicky gunawan
. Lampiran 6
Adapun kisi-kisi dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian


No Variabel Indikator No Item
Penelitian
1 Keaktifan Tingkat kehadiran 1,2,3
Mahasiswa dalam dalam pertemuan
Organisasi Jabatan yang dipegang 4,5,6
(Suryobroto,1997) Pemberian saran, 7,8,9
usulan dan kritik bagi
peningkatan organisasi
Kesediaan anggota untuk 10.11.12
berkorban
Motivasi anggota 13,14,15
\\

Lampiran 7

KUESIONER PENELITIAN
Identitas Responden
NAMA :…………………………………………………………….
NIM :…………………………………………………………….
JURUSAN/SEMESTER:…………………………………………………………

Pertanyaan Umum:
Beri tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang tersedia.
1. Apakah anda tercatat sebagai anggota ormawa/UKM di STIKes Karsa
Husada Garut
a. Ya, Ormawa/UKM.Jabatan……………………….
b. Tidak
2. Apa alasan anda mengikuti organisasi? (boleh pilih lebih dari satu)
a. Mencari pengalaman e. Mengembangkan hobi
b. Menambah teman f. Optimalisasi masa studi
c. Mengisi waktug. Hanya ikut-ikutan teman
d. Melatih skill h. Lainnya…………………………..
Petunjuk:
1. Isilah identitas anda dengan benar dan lengkap
2. Bacalah setiap pertanyaan dengan cermat
3. Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang sesuai dengan konsisi anda
4. Beri tanda check list (√) pada pilihan jawaban yang anda pilih
Keterangan:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
N = Netral
\\

KS = Kurang Setuju
TS = Tidak Setuju

Keaktifan Mahasiswa dalam Organisasi

no pertanyaan Alternatif jawaban


Ts Ks N s ss
Saya selalu aktif
1 dalam mengikuti
kegiatan yang
diadakan oleh
organisasi
2 Saya jarang
menghadiri rapat
untuk kegiatan
organisasi
Apabila
3 terdapat
kegiatan di
organisasi,
saya tidak
selalu
mengikutinya sampai
selesai
4 Saya menjabat
sebagai pengurus
dalam organisasi
yang saya ikuti
5 Saya selalu menjadi
panitia di
setiap kegiatan
organisasi
Ketika saya
6 diberikan
amanah menjadi
panitia kegiatan,
maka saya
laksanakan
dengan sungguh-
Sungguh
Apabila dalam
7 rapat, saya selalu
memberikan
gagasan untuk
\\

kemajuan organisasi
8 Saya berperan
dalam membuat
rencana organisasi
kedepan
9 Saya memberikan
kritik yang
membangun
terhadap organisasi
yang saya ikuti
10 Saya memberikan
tenaga dengan
sukarela untuk
kegiatan organisasi
11 Walaupun saya
organsisasi waktu
belajar saya tidak
terganggu
12 Apabila ada iuran
anggota, maka saya
selalu membayarnya
13 Saya berusaha keras
agar berhasil dalam
mencapai tujuan
organisasi
14 Saya terkadang
mudah mengeluh
dalam menjalankan
dalam tugas
organsisasi
15 Saya mengikuti
kegiatan organisasi
dengan antusias dan
penuh semangat

Anda mungkin juga menyukai