Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

DISUSUN OLEH :

NAMA NIM
AYU DESEDTIA 1111015028
DIAN NOVITA SARI 1111015134
FITRI MARIYANI 1111015008
GRAHITA SULISTYA RINI 1111015118
HERU SIRINGO RINGO 1111015084
TRI PUTRA DINATA AZIS 1111015078

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI & BIOTEKNOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2011
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
BIOLOGI UMUM

Laporan Praktikum Biologi Umum ini telah diperiksakan tanggal


Desember 2011 dan telah memenuhi syarat.

Disetujui Oleh :

Asisten I, Asisten II,

Syahrul Yuni Wahyuliani L


NIM : 0907025031 NIM : 0907025012

Laboran,

Eko Kusumawati, S.Si.MP


NIP :

Mengetahui,
Kepala Laboratorium

Ir. Samsurianto, M. Si
NIP : 1962 118 198903 1 001
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan resmi “Praktikum
Biologi Umum”. Penulisan laporan ini adalah salah satu syarat ketuntasan
praktikum Biologi umum dalam mata kuliah Biologi dasar.
Dalam penulisan laporan praktikum ini penulis merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat
akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini.
Atas tersusunnya laporan ini, maka penulis menyampaikan rasa hormat
dan terima kasih kepada Ibu Siti Badrah, M.Kes selaku Dosen Biologi, seluruh
asisten praktikum, dan segenap pihak yang telah membantu hingga laporan ini
terselesaikan.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran
bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai.

Samarinda, Desember 2011

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

PRAKTIKUM V (PEMBELAHAN SEL PERIODE MITOSIS)

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 6

1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 6


1.2. Tujuan Praktikum.......................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 8

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN ....................................................... 13

3.1. Waktu dan Tempat ....................................................................................... 13

3.2. Alat dan Bahan ............................................................................................. 13

3.3. Cara Kerja .................................................................................................... 13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 15

4.1. Hasil Pengamatan ......................................................................................... 15

4.2. Pembahasan .................................................................................................. 17

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 20

5.1. Kesimpulan .................................................................................................. 20

5.2. Saran............................................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 21

LAMPIRAN
PEMBELAHAN SEL
PERIODE MITOSIS

Asisten, Laboran,

Yuni Wahyuliani L Eko Kusumawati, S.Si, MP


NIM. 0907025012
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semua organisme mengalami reproduksi, baik dalam
perkembangannya ataupun pertumbuhannya. Kemanapun organism untuk
memproduksi jenisnya merupakan salah satu karakteristik yang paling bias
membedakan antara makhluk hidup dengan benda mati. Seorang doctor dari
Jerman Rudolf Virchow dalam aksioma latinnya mengatakan bahwa “setiap
sel berasal dari sel“ kelangsungan kehidupan didasarkan pada reproduksi sel
atau pembelahan sel. Reproduksi sel dapat terjadi karena peristiwa
pembelahan sel. Pembelahan sel diawali dengan adanya pembelahan
kromosom dalam beberapa tahap pembelahan. Pada setiap tahap
pembelahan mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat diamati proses-
prosesnya melalui teknik atau perlakuan tertentu yang diberikan pada
kromosom dalam sel tersebut. Adapun pembelahan sel dibedakan menjadi
dua macam , yaitu mitosis dan meiosis (Juwono, 2000)
Pada mitosis, bahan inti sel terbagi sedemikian rupa sehingga dari
satu sel dihasilkan dua buah sel anakan yang masing-masing memiliki sifat-
sifat genetik yang sama. Mitosis berlangsung pada semua sel, kecuali pada
sel-sel yang akan menjadi sel kelamin. Mitosis adalah peristiwa pembelahan
sel yang terjadi pada sel-sel somatik, sangat aktif pada jaringan meristem
yang menghasilkan dua sel anak yang memiliki genotif sama dan identik
dengan sel induknya sedangkan pembelahan meiosis terjadi pada sel-sel
gamet dengan hasil akhir empat buah sel anak yang haploid dengan
komposisi genotip yang mungkin berbeda dengan sel induknya. Sebelum
terjadi peristiwa pembelahan sel, terdapat beberapa peristiwa penting seperti
pembelahan kromosom. Kromosom merupakan pembawa keturunan.
Biasanya kromosom digambarkan pada tahap metaphase. Pada saat
sel aktif membelah, kromosom relatif mudah diamati dengan memperlakukan
sel-sel tersebut dengan metode fikrasi dan pewarnaan sederhana (metode
squash) (Suryo, 1997).
Hal-hal tersebutlah yang melatar belakangi diadakannya praktikum
“Pembelahan sel periode mitosis”, untuk mempelajari bagaimana sel
berepreduksi membentuk sel anak, dan mempelajari tahapan-tahapan
pembelahan mitosis yang terjadi pada tanaman bawang bombai (Allium sp.)

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan diadakannya praktikum “Pembelahan sel periode mitosis”, yaitu:
- Untuk mempelajari tahap-tahap pembelahan mitosis pada bawang
bombai (Allium sp.).
- Untuk mengetahui pengertian pembelahan mitosis.
- Untuk mengetahui fungsi dari bahan-bahan yang digunakan dalam
praktikum yaitu larutan HCL 1 N dan aceto-orcein 2%.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Ketika organisme bersel tunggal (uniseluler) melakukan


pembelahan untuk membentuk keturunan duplikatnya, pembelahan suatu sel
memproduksi seluruh organisme. Pembelahan sel juga memungkinkan
sesuatu organism multiseluler, termasuk manusia dapat tumbuh dan
berkembang dari satu sel tunggal, yaitu telur yang dibuahi. Bahkan setelah
organisme itu tumbuh dewasa, pembelahan sel terus berlangsung dan
berfungsi dalam pembuahan dan perbaikanpergantian sel yang mati akibat
pemakaian normal dan sel yang robek atau mengalami kecelakaan.
Reproduksi dari suatu benda retumit sel tidak dapat terjadi dengan hanya
menjepitnya menjadi dua sel bukan seperti gelembung sabun yang begitu
saja membesar dan terpisah menjadi dua. Pembelahan sel melibatkan
distribusi materi genetik yang indentik DNA, kepada kedua sel anak. Suatu
hal yang paling luar biasa tentang pembelahan sel ialah ketetapan dalam
penyampaian DNA, tanpa pengurangan dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Sel yang membelah menduplikasi DNAnya, mengelolakan kedua
kelainnan itu ke ujung yang berlawanan dalam sel dan kemudian sel tesebut
terpisah menjadi dua sel anak (Campbell, 2002).
Pembelahan adalah cara sel untuk memperbanyak ciri, satu sel
induk membelah menjadi dua, masing-masing membelah lagi menjadi dua
dan seterusnya. Sehingga dari satu sel induk terbentuk sel anak yang terdiri
dari ribuan, bahkan milyaran sel. Pembelahan sel bertujuan untuk pembiakan
dan tumbuh. Gamet terbentuk melewati proses pembelahan pada sel induk
gamet yang direbut gametogonium. Gometogonium jantan
(spermatogonium), dan gometogonium betina (gogonium). Gametogonium
akan terbelah berualang-ulang untuk terciptanya gamet, karena gamet yang
dihasilkan umumnya berlangsung terus-menerus selama usia subur makhluk
bersangkutan. Agar tetap ada persediaan gametogonia dalam gonad perlu
dilakukan pembelahan terlebih dahulu (Kimball, 1983).
Sebagian besar sel bereproduksi secara aseksual, yaitu tanpa
terjadinya pertukaran atau perolehan informasi bereditor baru. Bakteri
bereproduksi hampir selalu secara aseksual saja. Melalui proses yang disebut
pembelahan biner. Selama berlangsungnya pembelahan tersebut, bakteri
tumbuh menduplikasi (menggandakan) informasi kereditas, mengkategorikan
kromosom-kromosom yang telah di duplikasi, dan membelah sitoplasmanya.
Sebagian besar sel yang membentuk tumbuh organisme eukariotik
multiseluler yang bereproduksi secara aseksual dalam suatu proses yang
dikenal sebagai mitosis (Stansfield, 2007).
Dalam proses pembelahan sel, bahan sintesis berupa kromosom
selalu diwariskan kepada sel anak. Kromosom itu lah yang menjadi bahan
pokok agar sel bisa hidup. Karena itu dalam proses pembelahan suatu sel
induk, kromosomlah terlebih dahulu mengalami pembelahan, baru disusul
oleh sel secara keseluruhan. Ada dua macam pembelahan sel jika dilihat dari
cara pembelahan kromosomnya, yaitu mitosis dan meiosis. Mitosis yaitu
pembelahan sel dimana kromosom sel anak tetap sama dengan susunan
kromosom sel induk. Baik jumlah maupun macam kromosomnya. Oleh
mitosis, sel induk yang diploid akan menghasilkan sel anak yang tetap
diploid. Meiosis perlu untuk meredaksi jumlah macam-macam kromosom
menjadi setengah kromosom asal, dan hanya terjadi pada proses
pembentukan gamet. Dengan demikian meiosis disebut juga pembelahan
reduksi, oleh meiosis gametogonia yang diploid akan menghasilkan gamet
yang ploid (Juwono, 2000).
Mitosis hanya merupakan satu bagian dari siklus. Sebenarnya fase
mitosis mencakup mitosis dan sitokinesis, biasanya merupakan bagian
teringkat dari siklus tersebut.
Pembelahan sel mitosis yang berurutan bergantian dengan interfase
yang jauh lebih lama. Selama interfase inilah sel tumbuh dan menyalin
kromosom dalam pernapasan untuk pembelahan sel. Interfase dibagi
menjadi fase G1, fase S, dan fase G2. Selama ketiga subtase ini sel tumbuh
dengan menghasilkan protein dan organel dalam sitoplasma sampai sel
tersebut menyelesaikan pernapasannya untuk pembelahan sel (Surya, 1997).
Fungsi mitosis yang pertama adalah membuat salinan yang persis
sama dari setiap kromosom, lalu membagikan sel identik kromosom kepada
masing-masing dari kedua sel keturunan atau sel anakan, melalui
pembelahan sel awal (sel induk). Mitosis berlangsung pada semua sel,
kecuali pada sel-sel yang akan menjadi sel kelamin. Mitosis dibedakan atas
5 fase , yaitu sebagai berikut :
 Interfase.
Interfase adalah periode di antara dua mitosis yang berurutan,
dan terdiri atas tiga fase: G1, S, G2. Selama fase S (sintesis), molekul-
molekul DNA dari masing-masing kromosom mengalami replikasi
hingga menghasilkan sepotong molekul DNA identik yang disebut
kromatid. Untai-untai tipis kromatin umumnya tampak sebagai materi
amorplus (tidak berbentuk jelas) dan bergranula dalam nucleus sel-sel
yang diwarnai saat interfase. Sebelum dan sesudah fase S, ada dua
periode saat berlangsung aktivitas metabolitik, pertumbuhan, dan
diferensasi secara giat, yaitu fase G1 (gap 1) dan G2 (gap 2). Selama G1,
sel-sel mempersiapkan sintesis DNA (fase S), sedangkan selama G2,
terjadi pertumbuhan dan pembesaran sel (Stansfield, 2007).
Fase M atau mitosis terdiri atas 4 fase yang utama yaitu
profase, metaphase, anaphase, dan telofase. Mitosis biasanya adalah fase
terpendek dalam siklus sel , hanya berlangsung selama 1 jam dari waktu
total siklus sel sepanjang 18-24 jam dalam sebuah sel hewan ideal. Lama
waktu yang dihabiskan dalam fase-fase lainnya yaitu pada fase G1
berlangsung selama 6-12 jam, fase S 6-8 jam, dan fase G2 3-4 jam.
Waktu yang dihabiskan pada masing-masing fase mitosis cukup
berbeda-beda. Profase biasanya memerlukan waktu yang jauh lebih lama
daripada fase-fase lainnya (Stansfield, 2007).
 Profase
Pada profase, kromosom-kromosom menebal atau
berkondensasi, sehingga menjadi bias terikat dibawah mikroskop
cahaya, mula-mula sebagai benang-benang tipis, lalu secara prognent
menjadi semakin pendek dan tebal karena mengumpar di sekeliling
protein-protein histon, kemudian mengumpar terpielin (supercore) pada
dirinya sendiri (Juwono,2000).
 Metafase
Saat metaphase, serabut-serabut kinetokor dari MTOC yang
bersebrangan akan mendorong dan menarik sentromer-sentromer yang
menjadi satu pada kromatid-kromatid saudari. Masing-masing
kromosom berserak ke bidangnya yang biasa dekat dengan bagian
tengah sel. Kromosom-kromosom dijaga pada panni itu oleh tekanan
dari serabut-serabut MTOC yang bersebrangan (Juwono,2000).
 Anafase
Selama anaphase, kromatid-kromatid saudari memirah di
bagian sentromer dan tertarik ke kutub-kutub yang bersebrangan. Seiring
bergeraknya masing-masing kromatid melalui sitosol yang kental,
lengannya bergerak lambat dibelakang sentromer (yang melekat ke
serabut selendang melalui kinekotor), sehingga member bentuk khas
pada kromatid tersebut , tergantung pada letak sentromernya kromosom-
kromosom metasentrik tampak berbentuk V, kromosom-kromosom
submetasentrik berbentuk J, sedangkan kromosom-kromosom telosentrik
tampak seperti batang.
 Telofase
Pada telofase, masing-masing sel dari kromatid-kromatid yang
memisah, berkumpul pada kedua kutub sel. Kromosom mulai membuka
kumparannya dan kembali ke keadaan interfase. Gelendong bergenerasi
membrane nucleus terbentuk kembali, dan sitoplasma membelah dalam
proses yang disebut sitokinens. Sitokinesis pada sebagian besar
tumbuhan melibatkan pembentukan lempengan sel dari pectin yang
berawal dari tengah sel dan menyebar secara lateral ke dinding sel.
Nantinya, selulora dan materi – materi penguat lainnya ditambahkan ke
lempengan sel (jika selnya adalah sel tumbuhan), sehingga mengubah
lempengan itu menjadi dinding sel yang baru (Stansfield, 2007).
Jaringan yang mudah untuk ditelaah mitosis ialah meristem pada
titik tumbuh akan bawang mewarnainya dengan zat pewarna yang meruai
akan tampak kromosom-kromosom dalam sel-sel yang membelah diri. Sel
akar bawang yang baru terbentuk berisi 16 kromosom 8 diantaranya pada
mulanya disumbangkan oleh “bapak” tumbuhan bawang, yaitu tumbuhan
yang menyediakan gamet jantan kromosom ini sering dinamai kromosom
paternal. Pada banyak sel, termasuk bawang. Satu atau lebih kromosom itu
mempunyai nukleous. Ini dapat diamati dengan kromosom mikroskop
biologi. Keadaan yang amat lembut ini pada kromosom selama mera antara
pembelahan sel tidak seharusnya menggambarkan mereka itu lembab pada
saat itu. Malah sebaliknya, mereka itu aktif benar dalam sintesis RNA dan
sejenak sebelum pembelahan sel berikutnya. Juga dalam sintesis DNA,
sebenarnya kandungan DNA menjadi dua kali diantara pembelahan-
pembelahan sel (Kimball,1983).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum pembelahan sel periode mitosis ini dilaksanakan pada
hari Jum’at, 5 Desember 2011. Pukul 14.00-16.00 WITA. Bertempat di
Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman, Samarinda.

3.2 Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan dalam praktikum pembelahan sel periode
mitosis ini yaitu: mikroskop biologi, pinset, kaca preparat, kaca penutup,
cawan petri, silet, kertas penghisap, lampu spritus, dan alat pengetuk (pensil
kayu).
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum “Pembelahan sel
periode mitosis yaitu: ujung akar bawang bombai (Allium sp.) , larutan HCl 1
N dan aceto-orcein 2%.

3.3 Cara Kerja


Cara kerja dalam praktikum kali ini yaitu :
 Dipilih ujung akar bawang bombai (Allium sp.) yang tidak buruk (akar
panjangnya antara 1-3 cm).
 Direndam akar larutan HCl 1 N selama 15 menit agar spesimen terfiksasi
dan menjadi lunak.
 Dipindahkan specimen pada kaca preparat yang sudah ditetesi aceto-
orcein 2% dibiarkan selama 10 menit.
 Dipotong specimen sekitar 1 mm dari ujung dan sisanya dibuang.
 Ditutup dengan kaca penutup lalu dipanaskan di atas lampu spiritus.
 Dilakukan metode squash. Diletakkan kertas pengisap di atas kaca
preparat, lakukan sedikit penekanan . Selanjutnya tekan pada salah satu
sudut kaca penutup dengan ibu jari, bersamaan itu kaca penutup diketuk-
ketuk dengan bagian ujung pensil kayu dengan arah dari tengah ke
pinggir.
 Diamati dibawah mikroskop dari pembesaran lensa 10x sampai dengan
100x. Dibuat gambar hasil pengamatan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Berdasarkan praktikum “Pembelahan sel periode mitosis” yang
kami lakukan didapatkan hasil sebagai berikut.
4.1.1 Tabel hasil pengamatan pada bawang bombai dengan perbesaran 40 x
10
No GAMBAR TAHAPAN MITOSIS KETERANGAN
1 Interfase 1. Kromosom
2. Selubung inti
3. Benang-benang
kromosom

2 Profase Awal 1. Benang-benang


kromosom
2. Kromosom

3 Profase Tengah 1. Sentromer


2. Kromosom

4 Metafase 1. Gelendong
2. Sentromer

5 Anafase 1. Kromosom terpisah


2. Kutub
3. Benang gelendong
No GAMBAR TAHAPAN MITOSIS KETERANGAN
6 Interfase 1. Sekat sel
2. Nukleus
3. Sentrosom
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengertian mitosis serta tahap-tahap pembelahannya
Mitosis adalah proses pembelahan sel yang menghasilkan dua sel
anak yang masing-masing memiliki sifat dan jumlah kromosom yang sama
dengan jumlah sel induknya. Mitosis berlangsung pada semua sel, kecuali
pada sel-sel yang akan menjadi kelamin. Kromosomnya berpasangan
sehingga disebut (2n) diploid (Juwono, 2000).
Pembelahan mitosis berlangsung secara bertahap melalui beberapa
fase, yaitu profase, metaphase, anafashe, dan telofashe. Selain itu ada pula
interfase yang merupakan fase antara metosis satu dan metosis berikutnya
(Stanfield,2007).
Profase
Pada tahap profase, sel induk yang akan membelah memperlihatkan
gejala terbentuknya dua sentriol dari sentrosom, yang satu tetap di tempat,
yang satu bergerak ke arah kutub yang berlawanan. Pada permulaan profase
kromosom-kromosom menjadi lebih pendek dan tebal. Pada akhir profase
mulai terbentuklah benang-benang gelendong inti pada masing-masing
kutub sel yang letaknya berlawanan (Kimball,1983).
Metafase
Metafase ditandai dengan munculnya gelendong. Struktur ini terjadi
dari sebaris mikrotobula yang meluas di antara ujung-ujung atau kutub sel
tersebut. Sentromer setiap duplet mulai lengket pada sekumpulan
mikrotobula dan berpindah ke suatu titik di tengah-tengah antara kutub-
kutub. Ujung lepas kromosom dapat secara acak arahnya, tetapi semua
sentromer terletak persis dalam satu bidang di ekuator (Kimball,1983).
Anaphase
Anaphase mulai ketika kromosom yang terduplikat dari setiap
duplet saling berpisah. Kini bergerak memisah, masih pada gelembung dan
bergerak ke kutub berlawanan, sambil melepas ujung-ujungnya yang lepas
di belakangnya. Matafor tampaknya jatuh karena ujung-ujung yang bebas
kromosom tersebut kini membalik kearah ekuator seolah-olah adanya
geseran denagn sitoplasma di sekitarnya menghalangi geraknya menuju
kutub (Kimball,1983).
Telofase
Telofase kira-kira merupakan kebalikan dari profase. Begitu sampai
ke kutub maka kromosom mulai membuka gulungannya. Nukleus timbul
kembali, membran nuklir mulai membentuk sekitar kromosom. Akhirnya
struktur yang disebut lempengan sel muncul di ekuator (Kimball,1983).
Interfase
Pada fase interfase ADN telah berlipat dua dan tiap kromosom
membelah memanjang menjadi dua bagian yang masing-masing masih
terikat oleh sebuah sentromer bersamaaan. Belahan kromosom ini disebut
kromatid (Suryo, 1997).

4.2.2 Hasil Pengamatan


Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dijelaskan bahwa pada
saat interfase DNA tidak melilitkan dirinya dan tidak terlihat dengan
mikroskop sebagai kromosom. Pada fase profase, kromosom-kromosom
menebal, mula-mula sebagai benang tipis. Di profase akhir, sebuah
kromosom menjadi lebih jelas dilihat dengan mikroskop. Saat metaphase,
serabu-serabut kromosom bergerak ke bidang bagian tengah sel. Selama
anaphase, kromatid memisah di bagian sentromer dan tertarik kekutub-kutub
yang berlawanan. Pada telofase, masing-masing dari kromatid yang
memisah berkumpul pada dua kutub sel, pembelahan tampak memotong
garis tengah sel memanjang sampai awal memisah menjadi dua sel.

4.2.3 Faktor Kesalahan


Dalam praktikum pembelahan sel periode mitosis telah terjadi beberapa
kesalahan, yaitu:
- Pada saat melakukan metode squash , penekanan pada kaca preparat
dapat terjadi terlalu kuat sehingga merusak komponen sel yang telah
lunak. Maka sebaiknya pada saat melakukan metode squash dengan hati-
hati.
- Waktu memotong ujung akar. Pada waktu memotong ujung akar
sebaiknya pada pukul 08.00 s/d 11.00 karena pada waktu tersebut
merupakan waktu yang baik untuk mengamati proses pembelahan mitosis
pada ujung akar bawang bombai dikarenakan sel-sel meristem ujung akar
paling aktif membelah pada saat itu.
- Proses pengecambahan bawang bombai. Sebaiknya para praktikan
memeriksa keadaan bawang yang telah ditaruh di atas gelas air mineral
setiap dua hari sekali agar pada saat praktikum sudah ada akar yang siap
diamati.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini yaitu sebagai berikut :
- Tahap-tahap pembelahan pada tanaman bawang bombai (Allium sp.)
berlangsung melalui beberapa fase yaitu profase, metaphase, anaphase,
dan telofase. Selain itu ada pula interfase, yang merupakan fase antara
mitosis satu dengan mitosis berikutnya
- Mitosis adalah peristiwa pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel somatic
(sel tubuh) dan sangat aktif pada jaringan meristem, yang menghasilkan
dua sel anakan memiliki genotype yang sama dan identik dengan sel
induknya.
- Fungsi dari larutan asam klorida (HCl) 1 N adalah untuk melunakkan
jaringan ujung akar yang akan diamati. Sedangkan aceto-orcein 2%
untuk memberikan warna yang berbeda dan agar kromosom yang diamati
akan terlihat lebih jelas.

5.2 Saran
Sebaiknya praktikum pembelahan periode mitosis dilakukan pada
pagi hari, sekitar 10.00 pagi. Agar dapat terlihat proses pembelahan dari akar
bawang bombai (Allium sp.). tapi pada umumnya praktikum ini belum
berjalan dengan baik karena kurangnya bahan pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA

Asih, Yasmin. 1996. Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia dan Sistem Reproduksi
Manusia. EGC: Jakarta
Campbell, Neel A. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Erlangga: Jakarta
Elrot, Susan, Stansfield William. 2007. Genetika Edisi keempat. Erlangga: Jakarta
Juwono, Achmad, Zulfa Juniarto. 2000. Biologi Sel: EGC: Jakarta
Kimball, J W. 1983. Biologi Jilid 1 Edisi Kelima. Erlangga: Jakarta
Suryo. 1987. Genetika Manusia. Gajah Mada University Press: Jogjakarta

Anda mungkin juga menyukai