Anda di halaman 1dari 12

USULAN JUDUL SKRIPSI

Bengkulu, 10 Januari 2022

Lampiran : 1(satu) Berkas

Perihal : Permohonan Pengajuan Judul Skripsi

Kepada Yth,

Ketua Jurusan Kebidanan

STIKES Tri Mandiri Sakti

Di ˗ Bengkulu

Dengan Hormat, saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Levia Yuniar Eferli

Nim : 2126040177.P

Jurusan : Sarjana Terapan Kebidanan

Semester : 1 (satu)

Bermaksud untuk mengajukan judul tugas akhir guna menyusun skripsi jenjang
Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tri
Mandiri Sakti Bengkulu. Adapun judul tugas akhir yang saya ajukan adalah
sebagai berikut :

1. PENANGANAN DISMINORE PADA WANITA USIA SUBUR


DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI WILAYAH RAWA
MAKMUR KOTA BENGKULU
2. HUBUNGAN DAN PERAN MAHASISWA DALAM MENGHADAPI
BENCANA BANJIR MUSIMAN DI WILAYAH TANJUNG AGUNG
KOTA BENGKULU
3. HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL
DENGAN KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENTIRING KOTA BENGKULU

Hormat saya,
Levia Yuniar Eferli
PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI

Disusun Oleh :

LEVIA YUNIAR EFERLI


NIM : 2126040177.P

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2022
PENANGANAN DISMINORE PADA WANITA USIA SUBUR
DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI WILAYAH
RAWA MAKMUR KOTA BENGKULU

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Wanita usia subur ( WUS ) adalah wanita yang memasuki usia 15-
49 tahun tanpa memperhitungkan status perkawinannya. Wanita usia subur
mempunyai organ reproduksi yang masih berfungsi dengan baik antara
umur 20-45 tahun. Usia subur pada wanita berlangsung lebih cepat
daripada pria. Puncak kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun. Pada
usia ini wanita memiliki kesempatan 95% untuk hamil. Pada usia 30-an
persentasenya menurun hingga 90%. Sedangkan memasuki usia 40,
kesempatan hamil berkurang hingga menjadi 40%. Setelah usia 40 wanita
hanya punya maksimal 10% kesempatan untuk hamil. Masalah kesuburan
alat reproduksi merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui.
Dimana dalam masa wanita subur ini harus menjaga dan merawat
kesehatan dan personal hygiene lat reproduksinya, salah satunya dengan
melakukan deteksi dini kanker serviks pada wanita. (Dewi, 2015).
Dismenore adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
keluhan kram yang menyakitkan dan umumnya muncul saat sedang haid
atau menstruasi. Dismenore merupakan salah satu masalah terkait haid
yang paling umum dikeluhkan. (WHO, 2014).
Dismenore tidak disebabkan oleh masalah pada organ reproduksi.
Keadaan ini umumnya disebabkan peningkatan dari prostaglandin, yang
diproduksi pada lapisan dari rahim. Peningkatan prostaglandin memicu
kontraksi dari uterus atau rahim. Secara alami, rahim cenderung memiliki
kontraksi lebih kuat semasa haid. Kontraksi rahim ini dapat menimbulkan
keluhan nyeri.
Selain itu, kontraksi rahim yang terlalu kuat dapat menekan
pembuluh darah sekitar dan menyebabkan kurangnya aliran darah ke
jaringan otot dari rahim. Jika jaringan otot ini mengalami kekurangan
oksigen akibat kekurangan suplai darah, keluhan nyeri dapat timbul.
(Simanjuntak H, 2015).
Dampak dari dismenorea selain mengganggu aktivitas sehari-hari
dan menurunnya kinerja yaitu mengalami mual, muntah dan diare. Masih
banyak wanita yang menganggap nyeri haid sebagai hal yang biasa,
mereka beranggapan 1-2 hari sakitnya akan hilang. Padahal nyeri haid
hebat bisa menjadi tanda dan gejala suatu penyakit misalnya endometriosis
yang bisa mangakibatkan sulitnya mendapat keturunan (Wiknjosastro,
2014).
Banjir adalah peristiwa bencana alam yang terjadi ketika aliran air
yang berlebihan merendam daratan, Banjir diakibatkan oleh volume air di
suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau melimpah dari
bendungan sehingga air keluar dari sungai itu (Sulistyoningsih, 2012).
Banjir bukan hanya mengotori rumah tapi juga menghalangi
aktivitas dan seringkali menutup akses. Ketika harus tinggal di rumah dan
tidak bisa memasak atau membeli, pasokan makanan tentu perlu disiapkan.
Sebelum terjadi banjir ada baiknya menyediakan bahan makanan instan
tapi tetap tinggi energi, misalnya buah kering, kacang-kacangan, protein
dll. Bisa juga menyimpan bahan-bahan makanan beku yang mudah diolah
ketika dibutuhkan. Dalam keadaaan banjir sanitasi air bersih juga
berkurang hal ini menyebabkan orang- orang kesulitan khususnya wanita
usia subur yang sedang menstruasi disertai dengan disminore (Aguilar,
2013).
Berdasarkan uraian diatas penelitian sangat perlu melakukan
penelitian tentang penanganan disminore pada wanita usia subur dalam
menghadapi bencana banjir di wilayah kota Bengkulu tahun 2022.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan dapat
dirumuskan masalah dalam pelelitian ini yaitu “penanganan disminore
pada wanita usia subur dalam menghadapi bencana banjir di wilayah kota
Bengkulu tahun 2022.”

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mengetahui gambaran penanganan disminore pada wanita usia subur
dalam menghadapi bencana banjir di wilayah kota Bengkulu tahun
2022.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui penanganan disminore pada wanita usia subur dalam
menghadapi bencana banjir di wilayah kota Bengkulu tahun 2022..
b. Mengetahui gambaran resiko disminore pada wanita usia subur
dalam menghadapi bencana banjir di wilayah kota Bengkulu tahun
2022.
D. Manfaat
1. Bagi ilmu pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi baru
terkait bidang kesehatan khususnya pada penanganan disminore pada
wanita usia subur dalam menghadapi bencana banjir di wilayah kota
Bengkulu tahun 2022.
2. Bagi institusi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bacaan
terutama untuk penelitian selanjutnya mengenai penanganan disminore
pada wanita usia subur dalam menghadapi bencana banjir di wilayah
kota Bengkulu tahun 2022.
3. Bagi wanita usia subur
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada
penanganan disminore pada wanita usia subur dalam menghadapi
bencana banjir di wilayah kota Bengkulu tahun 2022.
HUBUNGAN DAN PERAN MAHASISWA DALAM MENGHADAPI
BENCANA BANJIR MUSIMAN DI WILAYAH TANJUNG AGUNG
KOTA BENGKULU

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagian besar penduduk dunia berada pada usia remaja. Sekitar
1,2 miliar atau setiap 5 penduduk dunia terdapat 1 orang dalam usia
remaja. World Health Organization mendefinisikan remaja dalam rentang
usia 10-19 tahun (WHO, 2014).
Menurut Badan Kependudukan dan Keluarg Berencana (BKKBN)
rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah. Jumlah
remaja menurut sensus penduduk 2010 yaitu 63,4 juta atau 27% dari 237,6
juta jiwa jumlah penduduk di Indonesia. Jumlah remaja di Indonesia
tercatat lebih dari 70 juta jiwa atau 13 kali lipat jumlah penduduk
Singapura. (Badan Pusat Statistik, 2012).
Banjir adalah peristiwa bencana alam yang terjadi ketika aliran air
yang berlebihan merendam daratan, Banjir diakibatkan oleh volume air di
suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau melimpah dari
bendungan sehingga air keluar dari sungai itu (Sulistyoningsih, 2012).
Banjir bukan hanya mengotori rumah tapi juga menghalangi
aktivitas dan seringkali menutup akses. Ketika harus tinggal di rumah dan
tidak bisa memasak atau membeli, pasokan makanan tentu perlu disiapkan.
Sebelum terjadi banjir ada baiknya menyediakan bahan makanan instan
tapi tetap tinggi energi, misalnya buah kering, kacang-kacangan, protein
dll. Bisa juga menyimpan bahan-bahan makanan beku yang mudah diolah
ketika dibutuhkan. (Wiknjosastro, 2014).
Besarnya jumlah penduduk kelompok remaja yaitu 27% dari 237,6 juta
jiwa jumlah penduduk di Indonesia perlu mendapat perhatian agar
memiliki empati terhadap orang sekitar yang sedang mengalami musibah,
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk membuat Penelitian tentang
hubungan dan peran mahasiswa dalam menghadapi bencana banjir
musiman di wilayah tanjung agung kota Bengkulu guna untuk melihat
kepedulian atau rasa empati terhadap orang sekitar
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat dirumuskan
sebagai berikut: Adakah “hubungan dan peran mahasiswa dalam
menghadapi bencana banjir musiman di wilayah tanjung agung kota
Bengkulu?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan dan peran mahasiswa dalam menghadapi
bencana banjir musiman di wilayah tanjung agung kota Bengkulu
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik hubungan dan peran mahasiswa dalam
menghadapi bencana banjir musiman di wilayah tanjung agung
kota Bengkulu
b. Mengetahui sikap remaja terhadap hubungan dan peran mahasiswa
dalam menghadapi bencana banjir musiman di wilayah tanjung
agung kota Bengkulu

E. Manfaat
1. Bagi ilmu pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi baru
terkait bidang kesehatan khususnya pada hubungan dan peran
mahasiswa dalam menghadapi bencana banjir musiman di wilayah
tanjung agung kota Bengkulu

2. Bagi institusi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bacaan
terutama untuk penelitian selanjutnya mengenai hubungan dan peran
mahasiswa dalam menghadapi bencana banjir musiman di wilayah
tanjung agung kota Bengkulu
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL
DENGAN KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENTIRING
KOTA BENGKULU

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara geografis Indonesia terletak pada wilayah yang rawan terhadap
bencana alam seperti tanah longsor, gempa bumi, letusan gunung berapi dan
banjir. Dari beberapa bencana tersebut banjir merupakan bencana yang
sering datang dan merupakan kondisi yang tidak dapat dihindari di sejumlah
daerah karena sekitar 30 % dari 5000 sungai besar yang ada di Indonesia
melintasi kawasan padat penduduk Presentase kejadian banjir di Indonesia
mencapai 38% dari seluruh kejadian bencana. Kejadian longsor mencapai
18% dari seluruh kejadian bencana. (Bakornas PB.2007).
Indonesia telah mengalami berbagai bencana alam tercatat sebanyak
1.423 kejadian bencana alam terjadi di Indonesia dalam rentang waktu 1
januari hingga 15 juni 2021. Menurut data dari Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) telah terjadi bencana alam banjir 596
kejadian, 394 kasus puting beliung, tanah longsor 288 kejadian, gelombang
pasang dan abrasi 20 kejadian, gempa bumi 19 kejadian, dan kekeringan dua
kejadian.
Adanya factor perubahan iklim, tata guna lahan dan kenaikan
permukaan air laut seringkali menyebabkan banjir pada saat musim
penghujan( Dewi, 2010). Risiko banjir tidak dapat dihindari sepenuhnya
sehingga harus dikelola. Manajemen bencana banjir memang tidak berusaha
untuk menghilangkan bahaya banjir tetapi untuk menanggulanginya. Risiko
banjir tergantung pada komponen yang terdiri dari bahaya dan kerentanan.
Kombinasi faktor alam dan manusia menciptakan risiko banjir (Ulum,
2013).
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa
bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah
longsor. Ketidaksiapan dan ketidakberdayaan manusia akibat kurangnya
manajemen keadaan darurat mengakibatkan kerugian di bidang struktural
dan keuangan, bahkan sampai kematian (UU RI No. 24 Tahun 2007). Banjir
adalah ancaman musiman yang terjadi apabila kapasitas air meluap dari
saluran yang ada dan menggenangi wilayah disekitarnya. Banjir merupakan
ancaman alam yang sering terjadi dan paling banyak merugikan, baik dari
segi kemanusiaan, sosial, maupun ekonomi.
Banjir adalah peristiwa atau keadaan diaman terendamnya suatu daerah
atau daratan karena volume air yang meningkat (UU RI No. 24 Tahun
2007). Indonesia memiliki curah hujan yang tinggi, yang berkisar antara
2000-3000 mm / tahun, sehingga banjir mudah terjadi selama musim 2
hujan, yang antara bulan Oktober sampai Januari. Ada 600 sungai besar
yangtersebar di seluruh wilayah Indonesia yang kondisinya kurang baik dan
tidak dikelola dengan baik sehingga menyebabkan banjir (Findayani, 2015).
Pemerintah membutuhkan masyarakat yang memiliki pengetahuan dan
kesiapsiagaan dalam menghadapi suatu bencana untuk mengurangi risiko
terhadap bencana (Matsuda dan Okada, 2006). Pengetahuan terhadap
bencana merupakan alasan utama seseorang untuk melakukan kegiatan
perlindungan atau upaya kesiapsiagaan Jurnal Medikes,Volume 4, edisi 2,
November 2017 197 yang ada. Kesiapsiagaan menghadapi bencana
merupakan suatu kondisi masyarakat yang baik secara individu maupun
kelompok yang memiliki kemampuan untuk mengantisipasi kemungkinan
terjadinya bencana di kemudian hari.
Hasil penelitian Firmansyah, dkk (2014) menunjukkan ada hubungan
pengetahuan dengan perilaku kesiapsiagaan terhadap bencana banjir dan
longsor pada remaja usia 15-18 tahun di SMA Al-Hasan Kemiri Kecamatan
Panti Kabupaten Jember, sedngkan Penelitian Muctar Efendi H,,dkk (2011 )
menunjukan adanya hubungan pengetahuan dan sikap terhadap
kesiapsiagaan menghadapi banjir
Pengetahuan dan sikap kesiapsiagaan yang dimiliki oleh masyarakat
diperoleh dari pengalaman mengalami bencana banjir hampir setiap tahun,
pengalaman yang dimiliki masyarakat memberikan pengetahuan tentang
bencana banjir yang melanda dan akan mempengaruhi sikap dan kepedulian
masyarakat untuk siap siaga mengantisipasi bencana banjir (Erlia,
Kumalawati, & Aristin, 2017). Untuk mengurangi risiko dari terjadinya
bencana, peningkatan pemahaman melalui pengetahuan memiliki urgensi
yang penting. Salah satu cara meningkatkan kesadaran adalah dengan
mengubah pengetahuan seseorang terhadap suatu hal. Jika pengetahuan
masyarakat terhadap bencana tergolong baik, maka dapat mewujudkan
generasi yang tangguh bencana dan memiliki kesiapsiagaan yang baik
terhadap bencana (Pahleviannur, 2019).
Salah satu peran masyarakat saat terjadi bencana banjir adalah
kesiapsiagaan, masyarakat selalu terlibat dalam penyelamatan baik nyawa
maupun harta benda, oleh karena itu pengetahuan dan sikap masyarakat
dalam menghadapi bencana banjir sangat bermanfaat bagi masyarakat.
Pengetahuan yang dimiliki mempengaruhi sikap dan kepedulian
kesiapsiagaan harus dilakukan oleh masyarakat untuk siap dan siaga dalam
mengantisipasi bencana banjir, terutama bagi mereka yang bertempat tinggal
di daerah yang memiliki kerentanan dan frekuensi terhadap bencana banjir.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik melakukan
penelitian mengenai “Hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan
kesiapsiagaan bencana banjir di Wilayah kerja puskesmas bentiring kota
Bengkulu ”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah penelitian adalah
“Hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan kesiapsiagaan bencana
banjir di Wilayah kerja puskesmas bentiring kota Bengkulu ?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mempelajari Hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil
dengan kesiapsiagaan bencana banjir di wilayah kerja puskesmas
bentiring kota Bengkulu

2. Tujuan Khusus
a. Diketahui distribusi frekuensi gambaran pengetahuan ibu hamil
dengan kesiapsiagaan bencana banjir diwilayah kerja puskesmas
bentiring kota Bengkulu
b. Diketahui distribusi frekuensi gambaran kesiapsiagaan bencana
banjir di wilayah kerja puskesmas bentiring kota Bengkulu
c. Diketahui gambaran jenis sikap ibu hamil dengan kesiapsiagaan
bencana banjir di wilayah kerja puskesmas bentiring kota
Bengkulu
d. Diketahui gambaran sikap ibu hamil dengan kesiapsiagaan bencana
banjir di wilayah kerja puskesmas bentiring kota Bengkulu
e. Diketahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan
kesiapsiagaan bencana banjir di wilayah kerja puskesmas bentiring
kota Bengkulu
f. Diketahui hubungan pengetahuan ibu hamil dengan kesiapsiagaan
bencana banjir di wilayah kerja puskesmas bentiring kota
Bengkulu
g. Diketahui hubungan sikap ibu hamil dengan kesiapsiagaan bencana
banjir di wilayah kerja puskesmas bentiring kota Bengkulu

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Tempat Penelitian


Dapat berguna dalam perbaikan program kedepan khususnya
meningktakan pengetahuan dengan memberikan informasi pada
masyarakat mengenai kesiapsiagaan bencana banjir di wilayah kerja
puskesmas bentiring kota Bengkulu
2. Bagi STIKES Tri Mandiri Sakti
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk
meningkatkan informasi bagi mahasiswa dalam mempelajari sikap ibu
hamil dengan kesiapsiagaan bencana banjir di wilayah kerja
puskesmas bentiring kota Bengkulu
3. Bagi Responden
Diharapkan bermanfaat bagi ibu hamil mengenai Hubungan
pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan kesiapsiagaan bencana banjir
4. Bagi Peneliti
Dapat menjadi referensi dan bahan masukan khususnya mahasiswa
STIKES Tri Mandiri Sakti khususnya kebidanan tentang Hubungan
pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan kesiapsiagaan bencana banjir
di wilayah kerja puskesmas bentiring kota Bengkulu

Anda mungkin juga menyukai