SKRIPSI
Disusun Oleh:
NUR FADILA
P.19.021
POLEWALI MANDAR
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
i
ii
Nur Fadila
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Yunus .................................................................................... 54
Yunus ..................................................................................... 56
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
terdapat pada negara Brazil (52%), Cyprus (51%), Mexico (39%). WHO tahun
2015 selama hampir 30 tahun tingkat persalinan dengan Sectio Caesarea
menjadi 10% sampai 15% dari semua proses persalinan di Negara-negara
berkembang. Riskesdas tahun 2013 tingkat pesalinan sectio caesarea di
Indonesia sudah melewati batas maksimal standar WHO 5-15%. Tingkat
persalinan sectio caesarea di Indonesia 15,3% sampel dari 20.591 ibu yang
melahirkan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir yang di survey dari 33
provinsi. Gambaran adanya faktor resiko ibu saat melahirkan atau di operasi
caesarea adalah 13,4 % karena ketuban pecah dini, 5,49% karena
Preeklampsia, 5,14% karena Perdarahan, 4,40% Kelainan letak Janin, 4,25%
karena jalan lahir tertutup, 2,3% karena rupture uteri (Kemenkes, 2014).
Berdasarkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes
RI) tahun 2016, jumlah ibu hamil di Indonesia mencapai 5.354.594 orang.
Sedangkan jumlah ibu hamil di Provinsi Sulawesi Barat tahun 2016 sebesar
35.437 orang. (Kemenkes RI, 2016). Survey demografi kesehatan Indonesia
(SDKI) 2012, rata-rata AKI tercatat mencapai 359 per 100.000 kelahiran
hidup, melonjak lebih tinggi dibandingkan Pada tahun 2007 sebesar 228 per-
100.000 kelahiran hidup (Dinkes Sulbar, 2017).
Data Jumlah Kematian Ibu di provinsi Sulawesi Barat pada tahun 2017
kabupaten Polewali Mandar menjadi kabupaten dengan Penyumbang terbesar
Kematian Ibu dengan Jumlah Kasus Kematian 11 dan kabupaten Kasus dan di
tahun 2017 mengalami penurunan jumlah kematian ibu sebesar 11 walaupun
masih tinggi angka kematian ibu dari kabupaten lain. Jumlah Kematian Ibu
Menurut Kabupaten Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017 di antaranya
:polewali mandar :11 kasus kematian,mamasa:8 kasus kematian, mamuju
tengah:6 kasus kematian, majene:5 kasus Kematian,Mamuju:5 kasus kematian
dan pasangkayu: 4 kasus kematian (Dinkes Sulbar, 2017).
Setelah operasi selesai dan pasien mulai sadar, ia akan merasakan nyeri
pada bagian tubuh yang mengalami pembedahan. Nyeri yang dirasakan ibu
post operasi Sectio Caesarea berasal dari luka yang terdapat dari perut. Tidak
ada dua individu mengalami nyeri yang sama dan tidak ada dua kejadian nyeri
yang sama menghasilkan sensasi nyeri atau respon nyeri yang identik sama
pada seorang individu karena nyeri bersifat subjektif. Penatalaksanaan nyeri di
bagi menjadi dua yaitu dengan farmakologi dan nonfarmakologi.
Penatalaksanaan nonfarmakologis terdiri dari berbagai tindakan mencakup
intervensi perilaku dan kognitif menggunakan agen-agen fisik meliputi
stimulus kulit, stimulus elektrik saraf kulit (transcutaneous electrical nerve
stimulation/ TENS), akupuntur dan pemberian placebo. Intervensi perilaku
kognitif meliputi tindakan distraksi, tehnik relaksasi, imajinasi terbimbing,
umpan balik biologis (biofeedback), hypnosis dan sentuhan terapeutik.
4
satu rukun iman kepada Allah Subhanahuwata’ala. dan secara umum surat
ini mengobati sakit kebanyakan manusia, menjawab pertanyaan-pertanyaan
mereka, dan menjauhkan mereka dari keraguan dalam keimanan kepada Allah,
hari kiamat, nama, dan sifatnya, pahala dan dosanya, semua ini dengan cara
mengajak mereka untuk mentafakuri alam semesta, hikmah-hikmah-Nya yang
terdapat dalam alam semesta ini, dan keajaiban pemeliharaannya, agar mereka
sampai dengan tujuan , yaitu ; bahwasanya hanya Allah yang maha bijak sana
dalam segala perbuatan-Nya, larangannya, dan perintahnya (Muhammad,
2020).
Dengan ini proses pengobatan lainnya yang sebenarnya lebih bisa
mendatangkan kesembuhan, yaitu mempererat hubungan kepada Allah
Subhanahuwata’ala, rajin membaca al-Qur'an, berdzikir, dan berdoa. Seorang
muslim, ketika ditimpa penyakit ia akan memohon kesembuhan pada Allah
Subhanahuwata’ala terlebih dahulu, selain meminum obat-obatan medis. Jika
senantiasa taat beribadah kepada Allah Subhanahuwata’ala, maka kehidupan
akan selalu tentram, tenang, serta optimis ketika ditimpa penyakit. (Al-Mazîd,
2010). Spritualitas merupakan salah satu faktor penting yang membantu
individu mencapai keseimbangan yang diperlukan untuk memelihara
kesehatan dan kesejahteraan serta untuk beradaptasi dengan penyakit, dimana
pasien yang tidak memiliki tuntunan spiritual akan merasa gelisah, ingin
pulang, cemas, sehingga dapat menurunkan respon imunitas dan
memperlambat proses penyembuhan pasien (Sidabutar, 2016).
Dengan mendengar bacaan Al-Qur’an merupakan salah satu jenis terapi
religius, diharapkan dengan mendengarkan bacaan Al-Qur’an dapat
menimbulkan respon relaksasi bagi yang membacanya maupun yang
mendengarkannya. Seperti yang dijelaskan dalam Q.S Al-A’raf ayat 204.
TINJAUAN PUSTAKA
kenaikan suhu tubuh selama beberapa hari selama masa nifas. Ada
beberapa komplikasi persalinan dengan sectio caesarea yang
terjadi pada ibu dan atau anak sebagai berikut :
a) Pada ibu yaitu terjadi infeksi puerperal, perdarahan dan
komplikasi lain seperti luka kandung kencing, embolisme
paru, dan sebagainya jarang terjadi.
b) Pada anak seperti halnya dengan ibunya, nasib anak yang
dilahirkan dengan sectio caesarea banyak tergantung dari
keadaan yang menjadi alasan untuk melakukan sectio
caesarea. Menurut statistic di negara-negara dengan
pengawasan antenatal dan intra natal yang baik, kematian
perinatal pasca sectio caesarea berkisar antara 4 dan 7 %.
(Wiknyosastro, 2007)
5. Resiko Sectio Caesarea
Sectio caesarea juga memiliki resiko yang dapat merugikan
ibu, seperti peningkatan risiko plasenta previa dan plasenta
akreta.Berdasarkan Analisis kedua tindakan tersebut,keputusan
yang dapat diambil adalah percobaan persalinan wajar
dipertimbangkan jika tingkat keberhasilan 50% atau lebih dan
keinginan untuk kehamilan berikutnya setelah melahirkan sectio
caesarea 10-20 tahun.
Dalam analisis baru baru ini ,hanya terdapat tiga laporan
kematian ibu sekitar 27.000 ibu yang menjalani percobaan
persalinan sectio caesarea. Meskipun insiden kematian perinatal
rendah, umumnya kurang dari 1% , hal tersebut lebih mungkin
terjadi selama percobaan persalinan dilakukan oleh ibu yang
menjalani sectio caesarea Berulang elektif (Pratami, 2018).
Menurut Simkin yang dikutip dari Razauna dibawah ini terdapat
beberapa risiko sectio caesarea adalah :
15
2. Klasifikasi nyeri
a) Nyeri nosiseptif ,adalah nyeri yang timbul sebagai akibat
perangsangan nosiseptor (serabut a-delta dan serabut –c) oleh
rangsangan mekanik, termak atau kemikal.
b) Nyeri somatic adalah nyeru yang timbul pada organ visceral,
misal nyeri pasca bedah, nyeri metastatic, nyeri tulang nyeri
artritik.
c) Nyeri visceral adalah nyeri yang berasal dari organ viseral,
biasaya akibat distensi organ yang berngga ,misalnya usus,
kandungan empedu, pancreas jantung. Nyeri viseral sering kali
diikuti referred pain dan sensasi otom seperti mual dan muntah.
d) Nyeri neuropatik ,akibat timbul iritasi atau traima pada saraf.
Nyeri sekali persisten, walaupun penyebabnya sudah tidak ada.
Biasanya pasien merasakan rasa seperti terbakar, seperti
tersengat listrik atau alodinia dan disestesia.
e) Nyeri psikogenik yaitu nyeri yang tidak memnuhi kriteria nyeri
somatic dan nyeri neuropatik dan memenuhi kriteria untuk
depresi atau kelainan psikosomatik.
Menurut Kozier , (2009) ada dua jenis nyeri yang umum diketahui
yaitu :
a) Nyeri Akut yaitu nyeri terjadi setelah terjadinya cedera akut,
penyakit, atau intervensi bedah dan memiliki awitan yang
cepat dan intensitas yang bervariatif (ringan sampai berat) dan
berlangsung pada waktu yang singkat. Respon fisik dari nyeri
akut yaitu; menangis, waspada, mengerutkan dahi, mengeluh
sakit (Prasetyo, 2008). Nyeri ini bertujuan untuk tanda
20
c) Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara
individu mengatasi nyeri. Individu mempelajari apa yang
diharapkan dan apa yang diterima oleh kebudayaan mereka.
Cara individu mengekspresikan nyeri merupakan sifat kebudayaan
yang lain beberapa kebudayaan yakni bahwa memperlihatkan
nyeri adalah sesuatu yang alamiah. Kebudayaan melatih perilaku
yang tertutup (introvet), Martinelli (1987, dalam Patricia 2006).
Sosiologi budaya menentukanperilaku psikologis seseorang.
Dengan demikian hal ini dapat mempengaruhi pengeluaran
fisiologi opiate endogen dan sehingga terjadilah persepsi nyeri.
d) Perhatian
Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri
dapat mempengaruhi persepsi nyeri. Perhatian yang meningkat
dihubungkan dengan nyeri yang meningkat, sedangkan upaya
pengalihan distraksi dihubungkan dengan respon nyeri yang
menurun. Konsep ini merupakan salah satu konsep yang perawat
lakukan diberbagai terapi untuk menghilangkan nyeri, seperti
relaksasi, teknik imajinasi terbimbing dan massase. Dengan
memfokuskan perhatian dan konsentrasi klien pada stimulus lain.
e) Makna nyeri
Makna seseorang yang dikaitkan dengan nyeri dapat
memengaruhi pengalaman nyeri dan cara seseorang beradaptasi
terhadap nyeri. Tiap klien akan memberikan respons yang berbeda
apabila nyeri tersebut member kesan suatu ancaman, kehilangan,
hukuman atau suatu tantangan.
f) Ansietas
Hubungan antara nyeri dan ansietas sangat kompleks. Ansietas
seringkali meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat
menimbulkan suatu perasaan ansietas. Individu yang sehat secara
emosional, biasanya lebih mudah mentoleransi nyeri sedang hingga
27
Rasa tenang ini akan memberikan respon emosi postif yang sangat
berpengaruh dalam mendatangkan persepsi positif. Persepsi positif yang
didapat dari murrotal selanjutnya akan merangsang hipotalamus untuk
mengeluarkan hormone endorphin, selanjutnya amigdala akan merangsang
pengktifan sekaligus pengendalian saraf otonom yang terdiri dari saraf
simpatis dan parasimpatis. Saraf simpatis berfungsi untuk mempersarafi
jantung dan memperlambat denyut jantung, sedangkan saraf parasimpatis
sebaliknya. Rangsangan saraf otonom yang terkendali akan menyebabkan
sekresi epinefrin dan norepinefrin akan menghambat pembentukan
angiotensin yang selanjutnya dapat menurunkan darah, bahwa impuls
nyeri dihambat saat sebuah pertahanan ditutup, sehingga dapat
menurunkan intensitas nyeri yang dirasakan (Nuhan, 2018).
َّٰللاِ َوبِ َرحْ َمتِ ٖه فَبِ ٰذلِكَ فَ ْلَْ ْف َر ُح ْو ۗا ه َُو َخْ ٌْر ِ ِّم َّما يَجْ َمعُ ْون ْ َقُ ْل بِف
ض ِل ه
31
Rangsangan Auditori
Ion Kalium
Korteks Auditori
3.3 Hipotesis
3 Penumpulan data
4 Pengelolahan data
5 Penyusunan data
C. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah alat ukur yang digunakan untuk
mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau
mengumpulkan, mengolah ,menganalisi dan menyajikan data-data secara
sistematis serta objektif dengan tujuan untuk menguji suatu hipotesis.
Instrumen penelitian merupakan bagian integral dan termasuk dalam
suatu komponen metodologi penelitian karena instrument penelitian
merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.instrumen yang
baik itu harus mencangkup dan telah dilakukan validitas dan reabilitas
instrument sehingga hasil pengukuran dengan instrument yang valid dapat
lebih akurat (Pamungkas, 2017).
Instrumen yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah :
a) Instrumen terapi Murottal
1) Handset/headphone
Handset/headphone adalah alat yang digunakan dalam proses
mendengarkan murrotal Al-Qur’an Surah yunus dan diberi 2 kali
dalam sehari, setelah 6 jam pasien Post section caesarea diberikan
murottal Al-Qur’an surat yunus selama 90 menit karena dalam
Murottal 45 menit/surah.
2) Mp3/Memory isi Murottal A-Qur’an
Memory yang berisi Murottal Al-Qur’an surat yunus ayat 1-109
b) Instrumen Intensitas Nyeri
1) Lembaran observasi NRS
Berisi NRS (Numerical rating scale) untuk mengetahui kualitas
nyeri yang dialami pasien. pasien diminta untuk memilih angka di
antara 0-10. Angka 0 menandakan tidak nyeri dan 10 menandakan
nyeri hebat, dari nilai NRS (Numerical rating scale) terdiri dari
0= tidak ada rasa nyeri
1-4 = Nyeri Ringan
46
3. Tabulating data
Tahapan lanjutan dalam rangkaian proses analisis data, lewat
tabulasi untuk ringkasan data sesuai item dalam bentuk tabel yang
ditentukan oleh peneliti.
4. Entry (memasukan data)
Data kemudian diproses dan di analisa dengan cara
memindahkan data dari lembar observasi ke master tabel, kemudian
data di olah dengan menggunakan program SPSS versi 26.
B. Analisa data
Setelah data terkumpul maka data tersebut dianalisa dengan
menggunakan komputer yang meliputi:
1. Analisa univariat
Analisis univariat bertujuan menjelaskan atau mendeskripsikan
karateristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariat
tergantung dari jenis datanya. Untuk data numeric digunakan nilai mean,
rata-rata, median dan standar deviasi. Pada umumnya dalam analisis ini
hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap
variable (Darwis, 2019).
2. Analisa bivariat
Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan 2 variabel yaitu
variabel independent dan dependent. Analisa bivariat menggunakan uji
statistik yang sesuai dengan tujuan penelitian dan skala data yang ada
(Kelana, 2017).
Analisis bivariat dimana akan diolah melalui SPSS 21 dengan
menggunakan uji normalitas data menggunakan metode analitik
parameter Shapiro-Wilk hasil data abnormal, sehingga analisis data
menggunakan uji non parametric Uji Mann-Whiney. Uji ini dilakukan
untuk dua tes sampel dengan adanya perbandingan hasil pemberian
murottal Al-Qur’an surah Yunus apakah ada pengaruh antara 2
48
C. Confidentialitity (Kerahasiaan)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan
jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi atau masalah-
masalah lainnya. Semua informasi yang dikumpulkan dijamin
kerahasiaan oleh peneliti hanya kelompok atau data tertentu yang
akan dilaporkan pada hasil riset.
3.10 Alur Penelitian
Secara keseluruhan tahapan penelitian ini dapat digambarkan melalui alur
penelitian yang tertera pada gambar 3.2.
(Hikmanti, 2016)
BAB IV
1. Fungsi:
Adapun fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Polewali Mandar adalah
menyelenggarakan pelayanan medis dan non medis, Asuhan Keperawatan,
Rujukan, Pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, serta
menyelenggarakan Administrasi Umum dan keuangan.
2. Visi :
Menjadi rumah sakit pusat rujukan terbaik dan kebanggaan masyarakat
Sulawesi barat.
3. Misi:
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan prima
b. Memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi semua
golongan masyarakat.
c. Pemenuhan standar sarana prasarana dan peralatan.
d. Pemenuhan standar sumber daya manusia rumah sakit.
e. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia.
f. Meningkatkan kesejahteraan karyawan RSUD polewali.
4. Motto :
SIAMASEI (Siap, Aktif, Melayani, Arif, Sejuk Dan Ikhlas).
B. jenis –jenis pelayanan yang dilaksanakan pada RSUD polewali Mandar
1. pelayanan Gawat Darurat
2. Pelayanan Rawat Jalan
a) Poliklinik penyakit dalam
b) Poliklinik kesehatan anak
c) Poliklinik bedah umum
d) Poliklinik saraf
e) Poliklinik mata
f) Poliklinik THT
g) Poliklinik Gigi Dan Mulut
h) Polik KIA
51
i) Polik Gizi
3. Pelayanan Rawat Inap terdiri dari :
a) Gedung Perawatan I (penyakit dalam dewasa dan anak)
b) Gedung Perawat II ( Penyakit dalam dewasa dan anak untuk pasien
jamkesmas).
c) Gedung perawatan III (Penyakit Bedah, THT, Mata, Saraf)
d) Gedung perawatan Obgyyn
e) Gedung perawatan VIP UTAMA
f) Gedung perawatan VIP
g) Gdung perawat ICU
h) Geung perawatan Melati
4. Pelayanan Medis penunjang yang lain
a) Pelayanan Farmasi
b) Pelayanan laboratorium
c) Pelayanan Radiologi
d) Pelayanan Rehabilitasi Medis
e) Pelayanan Gizi
f) Pelayanan Ambulanace/Mobil Jenazah
5. Pelayanan OKB
a) Pelayanan operasi Mata
b) Pelayanan operasi THT
c) Pelayan operasi OBGYN
d) Pelayanan operasi Bedah Umum
C. Ruang perinatal
1. Jumlah pegawai : PNS (7 orang), Sukarela (9 orang)
2. Pendidikan terakhir pegawai :S1 (3 orang ), DIV (1 orang), DIII (10
orang),Ners (1 orang)
3. Jumlah tempat tidur : (Box 15 ), (incubator)
52
Jumlah 20 100
S 1 SD 11 55.0
u 2 SLTP 5 25.0
m 3 SLTA 3 15.0
s 4 PT 1 5.0
u
Jumlah 20 100
m
sumber : Data Primer 2021
Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa distribusi
pendidikan responden SD sebanyak 11 orang (55%), SLTP sebanyak 5
orang (25%), SLTA sebanyak 3 orang (15%), dan PT sebanyak 1 orang
(5%).
55
1 KPD 7 35.0
2 CPD 9 45.0
u
s3 Holihodigramnium 4 20.0
s
u Jumlah 20 100
m
sumber : Data Primer 2021
Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa distribusi
Indikasi Medis responden KPD sebanyak 7 orang (35%), CPD sebanyak
9 orang (45%), dan holihodigramnium sebanyak 4 orang (20%),
B. Analisis Univariat
1. Distribusi responden menurut Intensitas nyeri sebelum diberi terapi
Murottal Al-Qur’an Surah Yunus
Dari hasil penelitian, distribusi frekuensi menurut Intensitas nyeri pada
kelompok kontrol yang tidak diberi terapi Murottal Al-Qur’an Surah
Yunus dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi menurut Intensitas nyeri pada kelompok
kontrol yang tidak diberi terapi Murottal Al-Qur’an Surah
Yunus
Intensitas Nyeri Nyeri post Sectio Caesarea
Tabel 4.5
Distribusi frekuensi menurut Intensitas nyeri pada kelompok
intervensi yang diberi terapi Murottal Al-Qur’an Surah Yunus
Intensitas Nyeri Nyeri post Sectio Caesarea
C. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat pengaruh terapi murottal Al-
Qur’an Surat Yunus terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post
sectio Caesarea. Analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah Uji
Mann-Whiney.
1. Uji Normalitas
Analisis normalitas data adalah untuk mengetahui adakah data
penelitian berdistribusi normal atau tidak. Sebaran data yang tidak
berdistribusi normal memiliki nilai p-value < 0,05 (dahlan, 2017). Uji
normalitas data menggunakan uji Saphiro wilk .Hasil uji normalitas data
ditampilkan dalam tabel 4.6.
Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas Data
Tabel 4.6 diperoleh data bahwa uji normalitas pada kelompok kontrol
dan intervensi nilai signifikan berturut turut adalah 0.000 dan 0.004 dapat
di simpulkan bahwa distribusi data berdistribusi tidak normal/ non
parametrik, karena nilai p < 0,05. Karena nilai p-value kelompok kontrol
dan intervensi berdistribusi tidak normal maka uji hipotesis yang
digunakan ialah dengan analisis Uji Mann-Whiney. (Dahlan, 2017).
58
Tabel 4.7
Distribusi Analisi Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’an Surat
Yunus Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri pada Kelompok
Tidak diberikan Murottal dan
Diberikan Murottal
Kelompok Nyeri post Sectio Caesarea
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data dan disesuaikan dengan tujuan
penelitian serta kerangka konsep penelitian, maka pembahasan dikemukakan
sebagai berikut:
A. Terapi Murottal Al-Qur’an
Pengaruh Terapi Murrotal Al-Qur’an Terhadap Intensitas Nyeri
Pada Pasien Post Sectio Caesarea dengan Kelompok kontrol dan
intervensi didapatkan hasil pada responden yang tentunya diukur
dengan menggungankan NRS (Numeric Reting scale) yaitu signifikasi
0.000 (< 0.05) yang bermakna Ha diterima dan H0 ditolak artinya ada
pengaruh terapi murottal Al-Qur’an terhadap penurunan intensitas
nyeri pada pasien post sectio caesarea.
Murottal bekerja pada otak dimana ketika didorong oleh
rangsangan dari terapi murottal maka otak akan memproduksi zat
kimia yang disebut zat neuropeoptide. Molekul ini akan menyangkut
ke dalam reseptor-reseptor dan memberikan umpan balik (Darwis,
2019).
Murottal Al-Qur’an merupakan salah satu suara yang memiliki
pengaruh positif bagi pendengarnya. Dengan pemberian terapi
Murottal ini, suara dapat menurunkan hormon-hormon stres,
mengaktifkan hormon endorpin alami, meningkatkan perasaan rileks,
dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang,
memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah
serta memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan
aktivitas gelombang otak (Sholeh, 2012).
Keutamaan surat yunus, Rasulullah Salallahu ‘Alaihiwassallam
bersabda, “Barang siapa yang mengambil tujuh surat yang panjang,
maka ia adalah seorang yang alim”. Sebagian dari kalangan salaf
60
Hal ini sesuai penelitian yang dilakukan oleh (Hidayah, 2013 &
Handayani, 2014) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian
terapi Murottal Al-Quran terhadap tingkat nyeri. Pada kedua
penelitian tersebut kelompok yang diberikan terapi murottal Al-Quran
memiliki tingkat nyeri yang lebih rendah dibandingkan kelompok
yang tidak diberikan terapi murotal Al-Quran.
Menurut IASP (International Association of the Study of Pain),
nyeri adalah rasa indrawi dan pengalaman emosional yang tidak
menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang nyata atau
berpotensi merusak atau tergambarkan seperti itu. Nyeri adalah suatu
mekanisme protektif bagi tubuh yang timbul bilamana jaringan sedang
di rusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk
menghilangkan rangsangan nyeri tersebut (Azzahroh, 2020).
Lantunan ayat suci Al-Quran memiliki resonansi khusus yang
mampu memperbaiki medan magnet dan molekul-molekul air yang
menjadikannya lebih teratur sehingga mempengaruhi proses
penyembuhan penyakit, Dampak lain yang bisa dilihat secara nyata
yaitu penurunan depresi, kecemasan, kesedihan, memperoleh
ketenangan jiwa, mekanisme koping yang lebih baik, memperbaiki
sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta
memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi dan aktivitas
gelombang otak. Kondisi tubuh yang rileks ini akan membantu
memproduksi hormon endorphin alami yang membantu
meningkatkan sistem kekebalan tubuh (Eny Khayati, 2019).
Fungsi pendengaran manusia yang merupakan penerimaan
rangsang auditori atau suara. Rangsangan auditori yang berupa suara
diterima oleh telinga sehingga membuatnya bergetar (Nadhia, 2015).
Perubahan pada getaran ini adalah apa yang dirasakan dan
dipahami setelah mengalami dan mengulang, Hal ini merupakan
62
A. Ada beberapa pasien yang tidak ingin dijadikan responde pada saat
penelitian.
B. Kurang tersedianya alat pendukung intervensi seperti headset.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penilitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
5.2 Saran
A. Bagi Profesi Perawat
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai profesi keperawatan bahan
acuan dan terapi ini dapat diterapkan serta dikembangkan lebih lanjut dan
menjadi bahan untuk menambah pengetahuan dan sumber informasi untuk
penelitian selanjutnya dan pengembangan keperawatan di masa
mendatang terutama pada bidang medikal bedah.
B. Bagi STIKES Bina Generasi
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi mahasiswa
keperawatan sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya
berkaitan dengan penelitian di kemudian hari.
C. Bagi Ruangan sakura RSUD Kab. Polewali mandar
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemberian terapi Murottal
Al-Qur’an Surah Yunus alternative untuk mengurangi intensitas Nyeri
operasi Post Sectio Caesarea, oleh karna itu sebaiknya RSUD
pengaplikasian terapi Murottal Al-Qur’an pada pasien yang mengalami
post operasi terutama di Ruangan nifas.
D. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini sebagai peneliti perlu menambah wawasan yang lebih
banyak lagi guna mengembangkan ilmu keperawatan dan dapat dijadikan
intervensi tambahan sebagai terapi nonfarmakologis khususnya dalam
prosedur tindakan post sectio caesarea Terapi ini juga membutuhkan alat
yang mudah didapat dan cukup dikenal oleh masyarakat.
E. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya dengan penelitian ini masih banyak kekurangan,
sebaiknya melakukan penelitian dengan Murottal Al-Qur’an yang
dikombinasikan dengan teknik relaksasi nafas.
DAFTAR PUSTAKA
(Informed Consent)
Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dalam keadaan sadar dan
tidak sedang dalam paksaan siapapn dan untuk dapat di pergunakan sebagaimana
mestinya.
Polewali, ……………2021
Peneliti, Responden,
(Nur Fadila) ( )
LEMBAR OBSERVASI INTENSITAS NYERI SEBELUM DIBERI
TERAPI MUROTTAL AL-QUR’AN SURAT YUNUS
A. Identitas Responden
Penilaian intesitas Nyeri post SC
No Responden :...............................
Usia :...............Thn
Pendidikan :....................
A. Identitas Responden
Penilaian intesitas Nyeri post SC
No Responden :...............................
Usia :...............Thn
Pendidikan :....................
Keterangan:
0 = Tidak ada rasa nyeri
KET:
1 = KPD (ketuban pecah dini)
2= CPD (panggul sempit)
3=holihodigramnium (sedikit air Ketuban)
4=partus presipitasus
KET:
1-3 = (NR) Nyeri Ringan
4-6 = (NS) Nyeri sedang
7-10 = (NH) Nyeri Hebat
DATASET ACTIVATE DataSet4.
FREQUENCIES VARIABLES=POST PRE SEBELUM SESUDAH
/STATISTICS=STDDEV VARIANCE RANGE MINIMUM MAXIMUM SEMEAN MEAN MEDIAN MODE
SUM
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
Statistics
pemberian
murottal dan
tidak diberi intensitas nyeri
umur pendidikan murottal post SC
N Valid 20 20 20 20
Missing 0 0 0 0
Mean 1.70 1.50
Median 2.00 1.50
a
Mode 2 1
Sum 34 30
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20 tahun 2 10.0 10.0 10.0
22 tahun 1 5.0 5.0 15.0
24 tahu 1 5.0 5.0 20.0
24 tahun 2 10.0 10.0 30.0
25 tahu 1 5.0 5.0 35.0
26 tahu 1 5.0 5.0 40.0
27 tahun 1 5.0 5.0 45.0
28 tahun 3 15.0 15.0 60.0
30 tahu 1 5.0 5.0 65.0
33 tahun 1 5.0 5.0 70.0
34 tahun 1 5.0 5.0 75.0
37 tahun 1 5.0 5.0 80.0
39 tahu 1 5.0 5.0 85.0
39 tahun 1 5.0 5.0 90.0
40 tahun 1 5.0 5.0 95.0
42 tahun 1 5.0 5.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PT 1 5.0 5.0 5.0
SD 11 55.0 55.0 60.0
SLTA 3 15.0 15.0 75.0
SLTP 5 25.0 25.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
INDIKASI
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid KPD 7 35.0 35.0 35.0
CPD 9 45.0 45.0 80.0
holihodigramnium 4 20.0 20.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
Statistics
POST PRE PRE BERI POST BERI
T.MUROTTAL T.MUROTTAL MUROTTAL MUROTTAL
N Valid 10 10 10 10
Missing 0 0 0 0
Mean 4.00 7.40 7.30 3.20
Std. Error of Mean .298 .163 .153 .200
Median 4.00 7.00 7.00 3.00
Mode 4 7 7 3
Std. Deviation .943 .516 .483 .632
Variance .889 .267 .233 .400
Range 3 1 1 2
Minimum 3 7 7 2
Maximum 6 8 8 4
Sum 40 74 73 32
PRE T.MUROTTAL
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 7 6 60.0 60.0 60.0
8 4 40.0 40.0 100.0
Total 10 100.0 100.0
POST T.MUROTTAL
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 3 30.0 30.0 30.0
4 5 50.0 50.0 80.0
5 1 10.0 10.0 90.0
6 1 10.0 10.0 100.0
Total 10 100.0 100.0
Descriptives
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PRE T.MUROTTAL 10 7 8 7.40 .516
POST T.MUROTTAL 10 3 6 4.00 .943
PRE BERI MUROTTAL 10 7 8 7.30 .483
POST BERI MUROTTAL 10 2 4 3.20 .632
Valid N (listwise) 10
Descriptives
pemberian Murottas Statistic Std. Error
intensitas Nyeri tidak diberi Mean 4.00 .298
Murottal 95% Confidence Interval for Lower Bound 3.33
Mean Upper Bound 4.67
5% Trimmed Mean 3.94
Median 4.00
Variance .889
Std. Deviation .943
Minimum 3
Maximum 6
Range 3
Interquartile Range 1
Skewness .994 .687
Kurtosis 1.185 1.334
Di beri Mean 3.20 .200
murottal 95% Confidence Interval for Lower Bound 2.75
Mean Upper Bound 3.65
5% Trimmed Mean 3.22
Median 3.00
Variance .400
Std. Deviation .632
Minimum 2
Maximum 4
Range 2
Interquartile Range 1
Skewness -.132 .687
Kurtosis .179 1.334
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
pemberian Murottas Statistic df Sig. Statistic df Sig.
intensitas Nyeri tidak diberi Murottal .413 10 .000 .608 10 .000
Di beri murottal .252 10 .002 .843 10 .004
a. Lilliefors Significance Correction
Mann-Whitney Test
Ranks
pemberian Murottas N Mean Rank Sum of Ranks
intensitas Nyeri tidak diberi Murottal 10 30.50 610.00
Di beri murottal 10 10.50 210.00
Total 20
Test Statisticsa
intensitas Nyeri
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 210.000
Z -5.576
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000
a. Grouping Variable: pemberian Murottas
b. Not corrected for ties.
Dokumentasi