PEMBAHASAN
30
31
Pada pemeriksaan fisik yang tertulis di status pasien, keadaan umum pasien
baik dan didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80x/menit, pernapasan
dan suhu tidak terlampir. Status ginekologi hanya terdapat keluhan utama dan
riwayat persalinan tanpa adanya keterangan pemeriksaan luar dan dalam.
Penegakan diagnosis awal pada kasus ini adalah wound dehiscence.
Penulisan diagnosis pada pasien ini kurang tepat sebaiknya ditambahkan pasca
operative sectio caesarea. Sehingga diagnosisnya adalah wound dehiscence pasca
operative sectio caesarea.
Pada tatalaksana pre operasi yang diberikan pada kasus ini diberikan cairan
RL dan antibiotik berupa injeksi cefotaxime 2x1 gram. Cefotaxime merupakan
antibiotik spektrum luas yang termasuk ke dalam golongan obat sefalosporin.
32
Tetapi pasien mengalami alergi dengan cefotaxime maka terapi tersebut tidak
dapat dilanjutkan sehingga harus diganti dengan gentamicine. Dilakukan rehecting
untuk menutup luka bekas operasi sebelumnya yang terbuka.
Pada penatalaksanaan post operasi diberikan tatalaksana yang diberikan post
operasi section caesarea yaitu IVFD RL dengan 2 oxytocin. Pemberian cairan RL
bertujuan untuk menggantikan kehilangan cairan yang terjadi akibat perdarahan
pada saat dilakukan operasi. Pemberian oxytocin bertujuan untuk meningkatkan
kontraksi dari uterus sehingga akan terjadi involusi uteri untuk mencegah
terjadinya perdarahan.
Diberikan terapi injeksi ketorolax, dimana Ketorolac adalah obat dengan
fungsi mengatasi nyeri sedang hingga nyeri berat untuk sementara. Biasanya obat
ini digunakan sebelum atau sesudah prosedur medis, atau setelah operasi.
Ketorolac adalah golongan obat nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID)
yang bekerja dengan memblok produksi substansi alami tubuh yang menyebabkan
inflamasi. Efek ini membantu mengurangi bengkak, nyeri, atau demam.
Pemberian metronidazole 3 x 500mg pada pasien adalah dimana bertujuan
metronidazole merupakan antibiotik yang sensitif terhadap mikroorganisme
protozoa yang dapat hidup di lingkungan anaerob atau tanpa oksigen.
Ketorolac 3 x 1amp pada pasien bertujuan untuk meredakan nyeri memiliki
efek menghambat biosintesis prostaglandin. Kerjanya menghambat enzim
siklooksogenase (prostaglandin sintetase). Selain menghambat sintese
prostaglandin, juga menghambat tromboksan A2. ketorolac tromethamine
memberikan efek anti inflamasi dengan menghambat pelekatan granulosit pada
pembuluh darah yang rusak, menstabilkan membrane lisosom dan menghambat
migrasi leukosit polimorfonuklear dan makrofag ke tempat peradangan.
Pada Follow Up Post Operasi di status pasien terdapat beberapa kekurangan
seperti Hasil pemeriksaan fisik umum tidak dituliskan secara lengkap, yang terdiri
dari Sensorium, Suhu tubuh, Nadi, dan Frekuensi Pernapasan. Tatalaksana pada
pasien juga tidak dituliskan secara lengkap dan terdapat beberapa kekurangan
dalam penulisan dosis, nama obat, dan cara pemberian obat.
33
Secara keseluruhan tatalaksana yang diberikan pada kasus ini kurang tepat,
belum lengkap mengenai penulisan nama obat, dosis obat, cara pemberian obat
dan pemberian obat tidak tepat.