Anda di halaman 1dari 4

LANDASAN TEORITIS PEMBELAJARAN DAN LANDASAN PSIKOLOGIS

PEMBELAJARAN

Zuana Della Saputri (20108840010)


Nora Tasya Ariffatul Hafidha (20108840011)
Elia Mardina Agutin (20108840013)
Fayza Alifia Surya (20108840040)
Kharisma Putri Nadilia (20108840042)

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS ISLAM BALITAR
2021
LANDASAN TEORITIS PEMBELAJARAN DAN LANDASAN PSIKOLOGIS
PEMBELAJARAN
Zuana Della Saputri, Nora Tasya Ariffatul Hafidha, Elia Mardina Agustin, Fayza Alifia
Surya dan Kharisma Putri Nadilia
Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Univeersitas Islam Balitar

Abstrak
Pembelajaran memiliki peranan yang penting dan menjadi modal dalam menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Pembelajaran berarti psoses, cara, pembuatan,
menjadi makhluk hidup belajar. Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori,
kognisi dan metakognisi yang berpengaruh terhadap pemahaman. Pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap
dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk
membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Pembelajaran menjadi alternative
dalam pengembangan sumber daya manusia, peningkatan sumber daya manusia diharapkan
mampu memberikan kontribusi postitif dalam pembangunan dan pertumbuhan negara.

Pendahuluan

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi antara individu dan
lingkungan. Dalam hal ini, proses merupakan rangkaian kegiatan yang berkelanjutan,
terancana, terpadu dan berkeseimbangan, yang secara keseluruhan memberikan karakteristik
terhadap proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan kata belajar yang diberikan imbuhan
pe dan an, yang berarti pembelajaran adalah sebuah peningkatan pengetahuan, proses
mengingat, dan proses mendapatkan faktafakta atau keterampilan yang dapat dikuasai serta
digunakan sesuai kebutuhan. Pembelajaran juga merupakan proses memahami atau
mengabstraksikan makna, penafsiran dan pemahaman akan realitas dalam sebuah cara yang
berbeda.
Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 1
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didiksecara aktif mengembangkan potensi dirinya, memiliki
kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pembelajaran adalah upaya mempengaruhi siswa agar belajar atau membelajarkan siswa.
Akibat yang mungkin tampak dari tindakan pembelajaran adalah siswa akan belajar sesuatu
yang mereka tidak akan pelajari tanpa adanya tindakan pembelajar. Pembelajaran sebagai
upaya membelajarkan siswa, dan proses belajar sebagai pengaitan pengetahuan baru pada
struktur kognitif yang sudah dimiliki siswa. Pengaitan-pengaitan ini akan membentuk sruktur
kognitif baru yang lebih mantap, yang dapat dipandang sebagai hasil belajar. Konsepsi ini
menjadi pijakan dalam identifikasi dan pengembangan strategi pembelajaran.
Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng adalah upaya untuk membelajarkan siswa.
Dalam pegertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan,
mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan, pemilihan,
penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pengajaran yang
ada.Kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran.
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan sekarang adalah lemahnya proses
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan
kemampuan berpikir. Proses pembelajaran dikelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk
menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi
tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkan dengan
kehidupan sehari-hari.
Dalam proses pembelajarandibutuhkan suatu pembelajaran yang mampu mengkondisikan
siswa untuk melakukan proses aktif dalam membangun konsep baru. Artinya, pembelajaran
yang mampu membangun pengetahuan baru berdasarkan data dan menghubungkan dalam
kehidupan nyata. Oleh karena itu, proses pembelajaran harus dirancang dan dikelola
sedemikian rupa sehingga mampu mendorong siswa mengorganisasi pengalamannya sendiri
menjadi pengetahuan yang bermakna.

Pembahasan

1. Landasan teoritis pembelajaran

Landasan teoritis deskriptif dari hasil suatu studi kepustakaan yang berhubungan (relevan) serta
mendukung pokok permasalahan yang hendak diteliti sehingga landasan teoritis diharapkan mampu
menjadi landasan atau acuan maupun pedoman dalam penyelesaian masalah-masalah yang timbul
dalam penelitian ini. Sugiyono (2010 : 54) mengatakan bahwa landasan teori adalah alur logika atau
penalaran yang merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proporsi yang disusun secara
sistematis.
Suatu penelitian baru tidak bisa terlepas dari penelitian yang terlebih dahulu sudah dilakukan oleh
peneliti yang lain. Suatu fenomena baru selalu berkaitan dengan masa lalu, demikian juga halnya
dengan sebuah kesenian tradisional akan selalu berkembang dan mungkin akan punah, oleh karena
itu kita harus tetap menjaga seni yang sudah ada meskipun masih bersifat tradisional.
Invented tradition‟ is taken taken to mean a set of practices normally governed by overtly or tacitly
accepted rules and of ritual or symbolic nature, wich seek to inculcate certain values or norm of
behavior by repetition wich automatically implies continuity with the past (Hobsbawm 1988 : 1)
Yang artinya kontinyuitas dengan masa lalu selalu selalu dipelihara dengan cara menyusunnya dari
kepingan-kepingan tradisi yang merupakan juga bagian dari pengalaman. Bagaimanpun juga masa
lalu tidak bisa ditinggalkan begitu saja tanpa membuatnya menjadi sebuah cerita atau kenangan
yang bisa mengingatkan , setiap orang bahwa setiap daerah memiliki sejarah (budaya)
masingmasing. Dan budaya itu ada karena nenek moyang mereka dahulu, sehingga setiap hal yang
telah tinggal harus tetap dijaga dan diteliti kemabli menjadi hal itu menjadi penelitian yang bersifat
ilmiah sehingga semua orang mengetahuinya. Semua penelitian bersifat ilmiah oleh karena itu
semua peneliti harus berbekal teori. Landasan teoritis yang dimaksud sebagai acuan dalam
penyelesaian suatu maslah penelitian. Sesuai dengan pendapat Basrowi dan Suwandi (2008 : 39)
yang menyatakan bahwa : Dalam penelitian kualitatif, karena masalah dibawa peneliti masih bersifat
sementara, maka teori yang digunakannya dlam penyusunan proposal juga masih bersifat
sementara, dan akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan atau konteks sosial. Dengan
pengmbangan teori –teori yang disimpulkan oleh beberapa pemegang otoritas yang diangkat dari
analisis kepustakaan dan diharapkan dapat mendukung logika pemikiran penulis serta didukung
fakta-fakta yang ada sehingga penelitian ini dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang didasarkan
pada tujuan-tujuan yang dibuat. Dalam penelitian ini penulis membuat suatu landasan teoritis
berdasarkan kajian dan berbagai kepustakaan yang berhubungan dengan masalah pokok yang akan
diteliti.

2. Landasan psikologis pembelajaran

Psikologi berasal dari kata Yunani  yaitu psycho yang artinya roh, jiwa atau daya hidup, dan logos
dapat diartian ilmu .Jadi secara etimologi psikologi berarti: “ilmu yang mempelajari tentang jiwa,
baik mengenai gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya”. Psikologi adalah ilmu yang konkrit 
atau ilmu yang mempelajari tingkah laku organisme dalam hubungan dengan lingkungannya.
Menurut Barlow (dalam Romlah, 2010:24) tentang psikologi pendidikan “sebuah pengetahuan
berdasarkan riset psikologis yang menjadikan serangkaian sumber untuk membantu seseorang
dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru dalam proses pembelajaran secara efektif”. Titik tekan
dari pengertian ini adanya interaksi antara guru dan siswa dalam kelas. Guru adalah seseorang yang
berkewajiban atau bertugas mengajar yang didalamnya terdapat serangkaian mengajar, sedangkan
siswa adalah sekumpulan individu yang sedang belajar dan didalamnya terdapat strategi belajar,
faktor-faktor yang mempengaruhi dan prestasi yang di capainya. Dari tata hubungan interdisipliner
dengan ilmu sosial lainnya, khususnya terhadap pendidikan, psikologi pun memberikan landasan,
yaitu dalam hal pembinaan perilaku. Karena pada dasarnya, perbaikan perilaku merupakan sasaran
utama penyelenggaraan pendidikan. Sebagai ilmu perilaku, psikologi khusus mengarahkan kegiatan
studinya terhadap fenomena kejiwaan. Fakta menunjukkan bahwa karena potensi kejiwaan
cenderung mengalami perubahan dan perkembangan secara bertahap, perilaku manusia pun
cenderung mengalami perubahan dan perkembangan secara bertahap pula. Oleh sebab itu,
pelaksanaan pendidikan dalam hal pengembangan materi pendidikan juga harus disesuaikan dengan
tahapan-tahapannya. Dalam hal ini, seluruh kegiatan penyelenggaraan pendidikan dipandang perlu
dikembangkan berdasar pada psikologi perkembangan peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai