Anda di halaman 1dari 6

Nama : Rahmi izzati

Nim : 041769937

Tugas Tutorial 2

1. a. Barang milik negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal
dari perolehan lainnya yang sah. Cara perolehannya yaitu secara umum dikelompokkan dalam dua
kelompok utama yaitu : a) perolehannya dibeli atau dibiayai oleh APBN atau APBD, b) perolehannya
bersumber dari hal-hal yang sah lainnya.

Perolehan barang milik negara yang diperoleh dari sumber-sumber sah lainnya dapat dikelompokkan
dalam lima kelompok utama, yaitu : a) barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis, b)
barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak, c) barang yang diperoleh
berdasarkan ketentuan undang-undang, d) barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

b. Karena dalam pemanfaatan barang milik negara, pemakainya bisa saja pihak ketiga yang bukan
pengguna barang, yakni pejabat pemegang kewenangan penggunaan barang milik negara. Tentu saja hal
itu diperkenankan sepanjang pemanfaatan oleh pihak ketiga tersebut tidak mengubah status
kepemilikan barang milik negara tersebut.

Dalam pemanfaatan barang milik negara yang digunakan oleh pihak ketiga tersebut, ada beberapa pola
yang dapat digunakan sebagaimana diatur dalam peraturan menteri keuangan RI no 96/PMK.06/2007,
yaitu : a) sewa, b) pinjam pakai, c) kerjasama pemanfaatan, d) bangun guna serah dan bangun serah
guna.

2. a. Alasan penghapusan BMN adalah : a) memenuhi persyaratan teknis, b) memenuhi persyaratan


ekonomis, c) barang hilang, kondisi kekurangan perbendaharaan, atau kerugian karena kematian hewan
atau tanaman.

Persyaratan teknis yang diminta untuk dapat dipenuhinya persyaratan guna penghapusan barang milik
negara meliputi beberapa hal yang menurut ketentuan lampiran VI Permenkeu sebagai berikut, yaitu : a)
secara fisik, barang tidak dapat digunakan karena rusak dan tidak ekonomis apabila diperbaiki. b) secara
teknis, barang tidak dapat digunakan lagi akibat modernisasi. c) barang telah melampaui batas waktu
kegunaannya/kadaluarsa. d) barang mengalami perubahan dalam spesifikasi karena penggunaan,
seperti terkikis, aus, dan lain-lain. e) berkurangnya barang dalam timbangan/ukuran disebabkan
penggunaan/susut dalam penyimpanan/pengangkutan.
Persyaratan ekonomis yang harus dipenuhi agar barang milik negara tersebut dapat diproses
penghapusannya adalah penghitungan bahwa lebih menguntungkan apabila negara menghapus barang
milik negara tersebut dibandingkan negara tetap menggunakan dan memanfaatkan barang tersebut.
Padahal, biaya operasional yang dikeluarkan negara tidak sebanding dengan manfaat yang ditimbulkan
atau dihasilkan oleh barang milik negara tersebut.

b. Dalam pemanfaatan barang milik negara yang digunakan oleh pihak ketiga tersebut, ada beberapa
pola yang dapat digunakan sebagaimana diatur dalam peraturan menteri keuangan RI No
96/PMK.06/2007, yaiti :

a) sewa

Sewa adalah pemanfaatan barang milik negara oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dan
menerima imbalan uang tunai.

b) pinjam pakai

Pinjam pakai barang milik negara adalah penyerahan penggunaan barang milik negara antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam jangka waktu tertentu, tanpa menerima imbalan,
setelah jangka waktu berakhir, barang milik negara tersebut diserahkan kembali kepada pemerintah
pusat.

c) kerjasama pemanfaatan

Yaitu pendayagunaan barang milik negara oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam rangka
peningkatan penerimaan negara bukan pajak dan sumber pembiayaan lainnya.

d) bangun guna serah dan bangun serah guna

Yaitu pemanfaatan tanah milik pemerintah pusat oleh pihak lain dengan mendirikan bangunan dan/
atau sarana, berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu
tertentu yang telah disepakati, untuk selanjutnya tanah serta bangunan dan/ atau sarana, berikut
fasilitasnya diserahkan kembali kepada pengelola barang setelah berakhirnya jangka waktu.

3. a. Karena Pentingnya perlindungan dan penegakan hukum adalah untuk menciptakan tatanan
masyarakat yang adil, damai yang sejahtera dengan tanpa adanya pelanggaran HAM dan pelanggaran
hukum lainnya seperti pembunuhan, penipuan dan lain sebagainya. Selain itu hukum perlu ditegakkan
agar Indonesia dapat mencapai cita-citanya yaitu Menciptakan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia, dimana cita-cita itu dapat tercapai ketika hukum dapat ditegakkan seadil-adilnya.

Berdasarkan pendapat philipus hadjon, jenis perlindungan hukum yang diberikan kepada masyarakat
dalam bidang hukum administrasi negara, yaitu : a) perlindungan preventif, yaitu meliputi beberapa hal
yakni kemudahan dalam pemberian hak bagi masyarakat untuk mendapatkan akses informasi yang
memadai serta jaminan prosedur administrasi yang standar/baku dalam proses-proses pelayanan di
bidang administrasi. b) perlindungan represif, yaitu diberikan kepada masyarakat melalui jalur
penyelesaian sengketa diperadilan, baik peradilan umum maupun peradilan yang khusus menangani
perkara administrasi atau tata usaha negara. Perlindungan yang bersifat represif lebih menitikberatkan
tindakan negara atau pemerintah diwilayah hukum publik, tetapi juga dalam lapangan hukum perdata.

b. Faktor penyebab keberhasilan proses perlindungan dan penegakan hukum diindonesia, yaitu :

- Hukum Itu Sendiri

Hukum dalam hal ini adalah undang-undang yang dibuat tidak boleh bertentangan dengan ideologi
negara Indonesia, yaitu Pancasila.

- Penegak Hukum

Dalam menjalankan penegakan hukum harus mengutamakan profesionalisme dan keadilan, sehingga
bisa menjadi panutan masyarakat dan dipercaya oleh semua pihak.

- Masyarakat

Masyarakat di sini yaitu masyarakat lingkungan di mana hukum berlaku atau diterapkan dalam
kehidupan. Jadi, warga masyarakat harus mengetahui dan memahami mengenai hukum yang berlaku
serta menaatinya dengan sadar. Hal ini penting dilakukan agar perlindungan dan penegakan hukum bisa
dilakukan dalam masyarakat.

- Sarana dan Fasilitas yang Mendukung

Sarana dan fasilitas yang mendukung dalam penegakan hukum yaitu tenaga manusia terampil dan
terdidik, organisasi hukum, keuangan, peralatan, dan sebagainya. ketersediaan sarana dan fasilitas
hukum yang memadai menjadi suatu keharusan agar penegakan hukum bisa berjalan dengan baik.

- Kebudayaan

Kebudayaan dalam hal ini mencakup nilai-nilai yang menjadi konsepsi abstrak mengenai apa yang
dianggap baik dan buruk.

4. Kehadiran institusi PTUN dalam sistem peradilan di indonesia pada prinsipnya juga melaksanakan
fungsi-fungsi umum pemerintahan, yaitu memberikan perlindungan, baik kepada masyarakat maupun
pemerintah. Hal itu sebagaimana disampaikan Prajudi. Kehadiran PTUN juga mempunyai fungsi yang lain,
yakni fungsi untuk menjaga perkembangan hukum administrasi negara. Maksudnya menjaga agar
pengembangan dan pemeliharaan administrasi negara selalu tepat menurut hukum (rechtmatig), tepat
menurut UU (wetmatig), atau tepat secara fungsional(efektif) dan berfungsi secara efisien. Tujuan
Peradilan Tata Usaha Negara yaitu menjamin terpeliharanya hubungan yang serasi, seimbang, serta
selaras antara aparatur di bidang tata usaha negara dengan para warga masyarakat.

Perkara yang ditangani Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN), yaitu : Gugatan Pembatalan Sertifikat
Tanah, Penurunan Pangkat Jabatan, Pemberhentian Pns, Tni & Polri, Pemberhentian Pejabat Daerah,
Pemberhentian Pns, Pemberhentian Pamong Desa, Penolakan Pelantikan Pejabat, dan lain-lain.

5. Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara disebutkan bahwa
pendapatan negara adalah semua penerimaan yang berasal dari penerimaan perpajakan, penerimaan
negara bukan pajak serta penerimaan hibah dari dalam dan luar negeri.

- Pendapatan Pajak

Pendapatan pajak menjadi sumber dana negara dan pendukung persedian kas negara. Tugas atau
kewenangan pemungutan pajak ini dilimpahkan langsung oleh Kementerian Keuangan kepada
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Indonesia. Terdapat dua jenis pajak, yaitu pajak pusat dan daerah. Untuk
pajak pusat, pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah pusat melalui DJP. Sementara untuk pajak
daerah, wewenang pemungutannya diberikan kepada Dinas Pendapatan Daerah atau instansi terkait.

- Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Aturan terkait PNBP tercantum dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2018 tentang Penerimaan
Negara Bukan Pajak. Berdasarkan beleid ini, PNBP ialah pungutan yang dibayar individu atau badan
tertentu dengan memperoleh manfaat langsung maupun tidak langsung atas layanan atau pemanfaatan
sumber daya. Hak yang diperoleh negara menjadi penerimaan pemerintah pusat di luar penerimaan
perpajakan dan hibah serta dikelola lewat mekanisme APBN. Dapat disimpulkan, sumber pendapatan
jenis ini mencakup seluruh penerimaan pemerintah pusat yang berasal bukan dari penerimaan
perpajakan. Wewenang dan tanggung jawab terkait pemungutan PNBP dilimpahkan kepada intansi
pengelola PNBP yang terdiri atas kementerian atau lembaga dan kementerian yang berfungsi sebagai
bendahara umum negara.

Adapun yang termasuk objek PNBP ialah: a) Penerimaan Sumber Daya Alam (SDA), b) Kekayaan Negara
yang Dipisahkan, c) Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU), d) PNBP Lainnya.

- Pendapatan Hibah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hibah berarti pemberian (dengan sukarela) dengan
mengalihkan hak atas sesuatu kepada orang lain. Mengacu pada undang-undang, hibah disebut sebagai
penerimaan negara baik devisa atau devisa yang dirupiahkan, jasa atausurat berharga yang diterima dari
pemberi hibah, yang tidak perlu dibayarkan kembali dan tidak pula mengikat, baik dari dalam maupun
luar negeri. Suatu hibah diberikan dengan berbagi tujuan, di antaranya mendukung terlaksananya
program pembangunan nasional, penanggulangan bencana alam, hingga bantuan kemanusiaan. Untuk
itu, hibah yang diterima pemerintah dimasukan ke APBN.
b. Pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK meliputi 3 hal yaitu:

- pemeriksaan keuangan

- pemeriksaan kinerja

- pemeriksaan dengan tujuan tertentu.

Bentuk opini yang dikeluarkan oleh BPK sebagai tanggapan atas penyelenggaraan keungan tersebut
adalah :

- opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)

Pemberian opini ini dilakukan sebagai hasil pemeriksaan keuangan apabila dalam pemeriksaan
keuangan yang dilakukan terhadap penyelenggara keuangan didapati hal-hal berikut :

a) bukti audit yang dibutuhkan telah terkumpul secara mencukupi dan auditor telah menjalankan
tugasnya sedemikian rupa sehingga dapat memastikan bahwa ketiga standar pelaksanaan kerja
lapangan telah ditaati.

b) ketiga standar umum telah diikuti sepenuhnya dalam perikatan kerja.

c) laporan keuangan yang diaudit disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim dan yang berlaku
di indonesia. Hal ini diterapkan pula secara konsisten pada laporan-laporan sebelumnya. Demikian pula
penjelasan yang mencukupi telah disertakan pada catatan kaki dan bagian-bagian lain dari laporan
keuangan.

d) tidak terdapat ketidakpastian yang cukup berarti (no material uncertainties) mengenai perkembangan
dimasa mendatang dan yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya atau dipecahkan secara memuaskan.

- opini wajar dengan pengecualian (qualified opinion)

Yaitu diberikan hasil pemeriksaan keuangan dalam hal pemeriksa menemukan ada satu lebih
penyelenggaraan keuangan yang tidak atau belum memenuhi standar pengelolaan keuangan yang baik.
Opini ini pada dasarnya adalah kondisi saat penyelenggaraan keuangan memiliki satu kekeliruan, tetapi
kekeliruan tersebut tidak menimbulkan dampak yang bersifat material.

- opini tidak wajar (adversed opinion)

Adalah penyelenggaraan keuangan banyak sekali pelanggaran dan kesalahan sehingga mengakibatkan
laporan keuangan yang dihasilkan tidak memberikan gambaran yang benar.

- pernyataan menolak memberikan opini (disclaimer of opinion)

Yaitu diberikan sebagai opini terburuk atas kinerja penyelenggaraan keuangan. Hal ini terjadi manakala
dalam hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap penyelenggaraan keuangan negara pada satu instansi
terdapat kondisi bukan karena banyaknya kesalahan atau sebaliknya, tetapi karena penyelenggara
keuangan negara tidak bisa memberikan bukti-bukti yang dibutuhkan pemeriksa (auditor) untuk bisa
menyimpulkan dan menyatakan apakah laporan keuangan yang dibuat penyelenggara keuangan negara
tersebut sidah disajikan dengan benar atau salah.

Anda mungkin juga menyukai