Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 1 ADPU4332/HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

1. Hukum Administrasi negara pada perkembangannya telah memiliki cakupan yang sangat luas
berdasarkan pada pendapat-pendapat para pakar, banyak definisi-definisi yang dapat
digabungkan untuk membatasi ruang lingkup hukum administrasi negara tersebut yang
terbukti dapat kita lihat melalui kurikulum pada beberapa fakultas hukum. Ruang lingkup
hukum administrasi negara menurut Prajudi Atmosudirdjo tidak jauh berbeda dengan pendapat
Van Vollenhoven yang memasukkan administrasi negara di bidang yuridis dalam lingkup
wilayah hukum administrasi negara.
Pertanyaan:
a. Berdasarkan pernyataan di atas, berikan pendapat anda apa saja yang masuk dalam bidang
yuridis dalam lingkup wilayah hukum administrasi negara!
b. Penjanjian teritorial yaitu perjanjian internasional yang menghasilkan aturan tentang batas
wilayah dan merupakan bentuk sumber hukum formil yang dipraktikkan oleh suatu negara,
berikan gambaran saudara tentang bentuk sumber hukum administrasi negara tersebut!

Jawaban a:
Ruang lingkup hukum administrasi negara sesungguhnya sangat luas cakupannya. Hal itu
sebagaimana diungkap oleh Prajudi Atmosudirdjo yang mengatakan bahwa ruang lingkup
hukum administrasi negara meliputi:
1. hukum tentang dasar-dasar dan prinsip-prinsip umum administrasi negara;
2. hukum tentang organisasi administrasi negara;
3. hukum tentang aktivitas-aktivitas administrasi negara yang bersifat yuridis;
4. hukum tentang sarana-sarana administrasi negara, terutama kepegawaian negara dan
keuangan negara;
5. hukum administrasi pemerintahan daerah dan wilayah yang dibagi menjadi:
a. hukum administrasi kepegawaian,
b. hukum administrasi keuangan,
c. hukum administrasi materiil,
d. hukum administrasi perusahaan negara,
e. hukum tentang peradilan administrasi negara.

Sementara itu, menurut Van Vollenhoven yang mendasarkan teori “residu”, lapangan atau
cakupan hukum administrasi negara meliputi:
1. hukum pemerintah/bestuur recht,
2. hukum peradilan yang meliputi:
a. hukum acara pidana,
b. hukum acara perdata,
c. hukum peradilan administrasi negara,
3. hukum kepolisian,
4. hukum proses perundang-undangan/regelaarsrecht.
Jawaban b:
Sumber hukum dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yakni sumber hukum formil dan sumber
hukum materiil. Sumber hukum formil lebih menekankan pada bentuk dari aturan hukum,
sedangkan sumber hukum materiil lebih menekankan pada faktor-faktor yang memengaruhi
isi dari ketentuan hukum tersebut. Sumber hukum formil dari hukum administrasi negara pada
hakikatnya bisa dalam bentuk tertulis, tetapi juga dapat berbentuk tidak tertulis.
Secara umum, sumber hukum formil tersebut dapat berbentuk:
1. perundangan tertulis,
2. yurisprudensi,
3. kebiasaan (konvensi),
4. traktat/perjanjian,
5. doktrin atau pendapat ahli.

1. Perundangan tertulis
Perundangan tertulis merupakan sumber utama bagi ketentuan hukum administrasi negara
sebab merupakan ketentuan yang bersifat positif dan mempunyai daya paksa yang paling
kuat dibandingkan sumber hukum lain. Sumber hukum perundangan ini tidak hanya
merupakan produk di tingkat pusat, tetapi juga meliputi sumber hukum di tingkat daerah.
Sementara itu, untuk ketentuan lainnya, seperti peraturan presiden, keputusan presiden
keputusan menteri, peraturan menteri, dan peraturan perundangan yang diterbitkan oleh
lembaga-lembaga negara, seperti peraturan badan pemeriksa keuangan atau peraturan
Bank Indonesia; UU No 10 Tahun 2004 tetap diakui sepanjang diperintahkan oleh
peraturan yang lebih tinggi.
2. Yurisprudensi
Sumber hukum jyurisprudensi pada dasarnya merupakan putusan dari hakim-hakim tata
usaha negara yang terdahulu dan sudah mempunyai kekuatan hukum tetap (in kracht van
gewijsde). Kemudian, oleh hakim yang lain, digunakan sebagai dasar pertimbangan hukum
untuk memutus suatu perkara yang sama. Pengertian putusan sudah mempunyai kekuatan
hukum tetap adalah para pihak yang bersengketa sudah tidak dapat menggunakan hak
untuk mengajukan upaya hukum atas putusan tersebut. Hakim memandang bahwa
pertimbangan hakim terdahulu dalam mengambil putusan yang terdahulu patut dipedomani
guna memutus suatu kasus yang sama.
3. Kebiasaan/ konvensi
Dalam praktik sering ditemui kebiasaan-kebiasaan yang lama-lama dianggap sebagai
sesuatu yang terus-menerus dilakukan dan akhirnya berbagai pihak menganggap hal itu
sebagai suatu kewajiban.
4. Traktat
Luas cakupan hukum administrasi negara saat ini tidak lagi sekadar mengatur hal-hal yang
sifatnya nasional ataupun lokal. Akan tetapi, luas cakupannya sudah mengatur hal-hal yang
berkaitan dengan hubungan antara satu negara dan negara lainnya. Hal ini sebagai
konsekuensi dari globalisasi yang mendorong kerja sama antarnegara. Bahkan, lebih dari
beberapa negara secara bersama saling mengatur kerja sama di antara mereka. Untuk
itulah, salah satu sumber dalam hukum administrasi negara saat ini adalah traktat, yakni
perjanjian yang dibuat antara dua negara atau lebih yang mengatur suatu hal.
5. Doktrin
Salah satu sumber hukum administrasi negara yang sangat berkembang saat ini adalah
doktrin, yakni pendapat para ahli hukum terkemuka yang digunakan oleh para hakim
sebagai bahan pertimbangan dalam putusan atas suatu perkara yang sedang ditanganinya.
Dapat dikatakan bahwa doktrin tersebut dapat menjadi sumber hukum sesungguhnya
melalui yurisprudensi.

2. Contoh kasus: Kepala daerah X membuat suatu kebijakan Jumat Bersih yang dilakukan oleh
segenap warga masyarakat, pemerintah langsung aktif terjun ke lapangan setiap hari Jumat
untuk melihat dan membantu aktifitas warga guna mematuhi kebijakan yang dibuatnya.
kebijakan ini dibuat dengan tujuan menjadikan wilayah X kawasan sehat, bersih dan bebas
banjir mengingat wilayah X sering terjadi banjir. Dalam penyelenggaraan fungsi dan tugas
negara kesejahteraan melalui pemerintrah, dilakukan dengan menggunakan beberapa model
atau pola operasi yang mencapai tujuan akhir yang diharapkan. Menurut Muchsan ada 5 jenis
pola operasi pemerintahan yaitu operasi langsung, pengendalian langsung, pengendalian tak
langsung, pemengaruhan langsung, dan pemengaruhan tak langsung!
Pertanyaan:
a. Pada kasus diatas tentukan pola apa yang digunakan oleh kepala daerah X dan berikan
kesimpulan saudara tentang pola operasi yang dilakukan kepala daerah tersebut dalam
menangani banjir.
b. Berdasarkan atas asas perundangan, berikan analasis anda mengapa kebijakan harus
memiliki tujuan!

Jawaban a:
Penjelasan bahwa pola operasi pemerintahan yang diterapkan dalam kasus pada pertanyaan
adalah operasi pengendalian langsung, karena kepala daerah X turun langsung untuk
memantau pelaksanaan kebijakan yang telah dikeluarkannya untuk penanganan banjir.
Operasi pengendalian langsung itu dibutuhkan untuk memastikan aparat
pemerintahan yang ada dibawah kepala daerah, benar-benar menjalankan kebijakan sesuai
yang sudah ditetapkan, sehingga kebijakan itu dapat tepat sasaran, dan bisa berguna bagi
masyarakat. Operasi langsung ini juga pola yang dilakukan kepala daerah X ini sangat
bermanfaat bagi masyarakat setempat, karena dengan mengadakan jumat bersih sehingga bisa
meminimalisir terjadinya banjir. Maka kepala daerah X ikut langsung turun kelapangan setiap
hari jumat.

Jawaban b:
Setiap kebijakan harus memiliki tujuan karena pasti ada latar belakang mengapa kebijakan
itu dikeluarkan. Dalam kasus pada pertanyaan, kebijakan Jumat bersih diberlakukan, karena
wilayah X sering terjadi banjir. Oleh karena itu dibutuhkan langkah-langkah yang diambil
pemerintah untuk mengatasi permasalahan banjir, yaitu dengan memberlakukan kebijakan
Jumat Bersih yang melibatkan semua aparat pemerintahan daerah bersangkutan besaerta
masyarakat. Tujuan kebijakan tersebut adalah menjadikan wilayah X sebagai kawasan sehat,
bersih sehingga bebas banjir. Dan karena dengan memiliki tujuan sehingga dapat dicapainya
kesejahteraan masyarakat melalui peraturan yang dibuat oleh pemerintah dengan tujuannya
juga dapat diperolehnya nilai-nilai oleh publik, baik yang bertalian dengan barang publik
(public goods) maupun jasa publik (public service).

3. Menurut UU Nomor 43 Tahun 1999 Pegawai Negeri adalah warga negara Republik Indonesia
yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh Pejabat yang berwenang, dan
diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji
berdasarkan peraturan perundang-undangan. Contoh kasus Reza mengikuti seleksi penerimaan
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada suatu kementerian di tahun 2015, setelah melalui
proses seleksi Reza dinyatakan lolos dan diangkat menjadi CPNS di kementerian tersebut,
Reza menerima Surat Keputusan sebagai CPNS per tanggal 1 Februari 2016.
Pertanyaan:
a. Tentukan hak yang akan diterima Reza sebagai CPNS dan setelah menjadi PNS berdasarkan
Peraturan yang berlaku!
b. Tentukan syarat bagi Reza dalam memenuhi klasifikasi kenaikan pangkat reguler!

Jawaban a:
Hak CPNS
Sebagai pegawai yang baru lulus tes seleksi penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil tahap
pertama. Calon Pegawai Negeri Sipil belum mengikuti kewajiban untuk memenuhi syarat
sebagai Pegawai Negeri Sipil dengan gaji 100%.

Hak PNS
1. Setiap Pegawai Negeri berhak memperoleh gaji yang layak sesuai dengan pekerjaan dan
tanggungjawabnya. (pasal 7),
2. Setiap Pegawai Negeri berhak atas cuti. (pasal 8),
3. Setiap Pegawai Negeri yang ditimpa oleh sesuatu kecelakaan dalam dan karena
menjalankan tugas kewajibannya, berhak memperoleh perawatan. (pasal 9 angka 1),
4. Setiap Pegawai Negeri yang menderita cacat jasmani atau cacat rohani dalam dan karena
menjalankan tugas kewajibannya yang mengakibatkannya tidak dapat bekerja lagi dalam
jabatan apapun juga, berhak memperoleh tunjangan. (pasal 9 angk 2),
5. Setiap Pegawai Negeri yang tewas, keluarganya berhak memperoleh uang duka. (pasal 9
angka 3), dan
6. Setiap Pegawai Negeri yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, berhak atas
pensiun. (pasal 10).

Hak Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 21 Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara adalah sebagai berikut:
1. Gaji, tunjangan, dan fasilitas,
2. Cuti,
3. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua,
4. Perlindungan, dan
5. Pengembangan kompetensi.

Jawaban B:
Syarat Kenaikan Pangkat Reguler
Pasal 6
(1) Kenaikan pangkat reguler diberikan kepada PNS yang:
a. tidak menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu;
b. melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya tidak menduduki jabatan struktural atau
jabatan fungsional tertentu; dan
c. dipekerjakan atau diperbentukan secara penuh di luas instansi induk dan tidak menduduki
jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu.
(2) Kenaikan pangkat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan sepanjang tidak melampaui
pangkat atasan langsungnya.
Pasal 7
(1) Kenaikan pangkat reguler sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, dapat diberikan setingkat
lebih tinggi apabila:
a. sekurang-kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir; dan
b. setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun
terakhir.
(2) Bagi Pegawai Negeri Sipil yang memiliki Ijazah Spesialis I dapat dinaikkan pangkatnya
setingkat lebih tinggi menjadi Penata, golongan ruang III/c, apabila:
a. sekurang-kurangnya telah 2 (dua) tahun dalam pangkat Penata Muda Tingkat I, golongan
ruang III/b; dan
b. setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun
terakhir.
Pasal 8
Kenaikan pangkat reguler bagi Pegawai Negeri Sipil diberikan samapai dengan :
a. Pengatur Muda, golongan ruang II/a bagi yang memiliki Surat Tanda Tamat Belajar Sekolah
Dasar;
b. Pengatur, golongan ruang II/c bagi yang memiliki Surat Tanda Tamat Belajar Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama;
c. Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d bagi yang memiliki Surat Tanda Tamat Belajar
Sekolah Lanjutan Kejuruan Tingkat Pertama;
d. Penata Muda Tingakta I, golongan ruang III/b bagi yang memiliki Surat Tanda Tamat Belajar
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, Sekolah Lanjutan Kejuruan Tingkat Atas 3 Tahun, Sekolah
Lanjutan Kejuruan Tingkat Atas 4 Tahun, Ijazah Diploma I atau Jiazah Dipolma II;
e. Penata, golongan ruang III/c bagi yang memiliki Ijazah Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa,
Ijazah Diploma III, Ijazah Sarjana Muda, Ijazah Akademik atau Ijazah Bakaloreat;
f. Penata Tingkat I, golongan ruang III/d bagi yang memiliki Ijazah Sarjana (S1) atau Ijazah
Diploma IV;
g. Pembina, golongan ruang IV/a bagi yang memiliki Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker dan Ijazah
lain yang setara, Ijazah Magister (S2) atau Ijazah Spesialis I;
h. Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b bagi yang memiliki Ijazah Spesialis II atau Ijazah
Doktor (S3) .

Anda mungkin juga menyukai