By Rayhani S.H.,M.H
ii
By Rayhani S.H.,M.H
iii
KATA PENGANTAR
Penyusun,
Rayhani,S.H.,M.H.
By Rayhani S.H.,M.H
iv
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................i
Daftar Isi...............................................................................ii
-Pengertian....................................................................18
BAB IV KONSTITUSI..................................................30
-Pengertian Konstitusi.................................................30
-Kedudukan Konstitusi................................................34
-Jenis-Jenis Konstitusi.................................................36
-Susunan Pemerintahan...............................................58
By Rayhani S.H.,M.H
v
BAB VII KELEMBAGAAN NEGARA.......................61
...............................................................................................94
DAFTAR PUSTAKA.......................................................102
By Rayhani S.H.,M.H
vi
By Rayhani S.H.,M.H
1
BAB I
By Rayhani S.H.,M.H
2
By Rayhani S.H.,M.H
3
By Rayhani S.H.,M.H
4
Dalam membagi HTN dalam arti luas itu dibagi atas dua
golongan hukum, yaitu :
J.H.A Logemann
By Rayhani S.H.,M.H
5
Van Vollenhoven
Scholten
By Rayhani S.H.,M.H
6
Apeldoorn
By Rayhani S.H.,M.H
7
A.V.Dicey
J. Maurice Duverger
R. Kranenburg
Utrecht
Kusumadi Pudjosewojo
By Rayhani S.H.,M.H
8
J.R. Stellinga
L.J. Apeldorn
By Rayhani S.H.,M.H
9
By Rayhani S.H.,M.H
10
By Rayhani S.H.,M.H
11
By Rayhani S.H.,M.H
12
By Rayhani S.H.,M.H
13
By Rayhani S.H.,M.H
14
By Rayhani S.H.,M.H
15
By Rayhani S.H.,M.H
16
2. Pendekatan filosofi
3. Pendekatan sosiologis
4. Pendekatan Historis
By Rayhani S.H.,M.H
18
B A B II
PENGERTIAN
By Rayhani S.H.,M.H
19
By Rayhani S.H.,M.H
21
By Rayhani S.H.,M.H
22
c. Peraturan Pemerintah;
d. Peraturan Presiden;
e. Peraturan Daerah.
Yang dimaksudkan dengan peraturan daerah (perda) meliputi
;
a. Peraturan Daerah provinsi dibuat oleh dewan perwakilan
rakyat daerah provinsi bersama dengan gubernur;
b. Peraturan Daerah kabupaten/kota dibuat oleh dewan
perwakilan rakyat daerah kabupaten/kota bersama
bupati/walikota;
c. Peraturan Desa/peraturan yang setingkat, dibuat oleh
badan perwakilan desa atau nama lainnya bersama dengan
kepala desa atau nama lainnya.
By Rayhani S.H.,M.H
23
By Rayhani S.H.,M.H
24
Bupati/walikota
a. Peraturan daerah kabupaten / kota dibuat oleh DPRD
kabupaten / kota bersama bupati / walikota.
b. Peraturan desa atau yang setingkat, dibuat oleh badan
perwakilan desa atau yang setingkat, sedangkan tata cara
pembuatan peraturan desa atau yang setingkat diatur oleh
peraturan daerah kabupaten / kota yang bersangkutan. Tata
cara pembuatan UU, PP, Perda serta pengaturan ruang
lingkup Keppres diatur lebih lanjut dengan undang-undang.
Namun hingga sekarang ini belum ada UU yang mengatur
apa saja yang menjadi lingkup pengaturan dari Keppres dan
PP.
By Rayhani S.H.,M.H
25
B A B III
1. Asas Pancasila
By Rayhani S.H.,M.H
26
adalah :
By Rayhani S.H.,M.H
27
4. Asas Demokrasi
5. Asas Kesatuan
1. Kekuasaan Legislatif
2. Kekuasaan Eksekutif
3. Kekuasaan Federatif
1. Eksekutif
2. Legislatif
3. Yudikatif
7. Asas legalitas
By Rayhani S.H.,M.H
29
By Rayhani S.H.,M.H
30
B A B IV
KONSTITUSI
A. Pengertian Konstitusi
By Rayhani S.H.,M.H
31
By Rayhani S.H.,M.H
32
4. CF. Strong
Menurut CF. Strong, konstitusi merupakan kumpulan asas
yang didasarkan pada kekuatan pemerintah, hak-hak yang
diperintah, serta hubungan-hubungan antara keduanya yang
diatur.
5. Sri Soemantri
Konstitusi merupakan naskah yang memuat suatu bangunan
negara dan sendi-sendi sistem pemerintahan negara.
By Rayhani S.H.,M.H
33
B. Kedudukan Konstitusi
Kedudukan konstitusi dalam kehidupan ketatanegaraan pada
suatu negara sangat penting karena menjadi ukuran
kehidupan dalam bernegara dan berbangsa untuk mengetahui
aturan-aturan pokok yang ditujukan baik kepada
penyelenggara negara maupun masyarakat dalam
ketatanegaraan. Kedudukan tersebut adalah sebagai berikut.
By Rayhani S.H.,M.H
34
C. Jenis-jenis Konstitusi
Konstitusi dapat dibedakan dalam dua macam.
D. Unsur-unsur Konstitusi
Unsur-unsur yang harus dimuat di dalam konstitusi menurut
pendapat Lohman adalah:
By Rayhani S.H.,M.H
35
E. Sifat Konstitusi
Menurut pendapat dari C.F. Strong (dalam Miriam
Budiardjo: 1985), suatu konstitusi dapat bersifat kaku atau
bisa juga supel tergantung pada apakah prosedur untuk
mengubah konstitusi itu sudah sama dengan prosedur
membuat undang-undang di negara yang bersangkutan atau
belum. Dengan demikian, sifat dari konstitusi dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu
F. Tujuan Konstitusi
Pada umumnya, konstitusi mempunyai tujuan untuk
membatasi kekuasaan penyelenggara negara agar tidak dapat
berbuat sewenang-wenang serta dapat menjamin hak-hak
By Rayhani S.H.,M.H
36
H.Perubahan Konstitusi
By Rayhani S.H.,M.H
37
By Rayhani S.H.,M.H
38
BAB V
By Rayhani S.H.,M.H
39
*UUD 1945
By Rayhani S.H.,M.H
40
By Rayhani S.H.,M.H
41
b. Perjanjian Postdan
By Rayhani S.H.,M.H
43
By Rayhani S.H.,M.H
44
By Rayhani S.H.,M.H
45
By Rayhani S.H.,M.H
46
1.Kalimantan Timur
2.Dayak Besar
3.Banjar
4.Kalimantan Tenggara
5.Bangka
6.Belitung
7.Riau
8.Jawa Tengah
By Rayhani S.H.,M.H
47
By Rayhani S.H.,M.H
49
By Rayhani S.H.,M.H
50
1. Demokrasi Pancasila
By Rayhani S.H.,M.H
52
By Rayhani S.H.,M.H
54
BAB VI
By Rayhani S.H.,M.H
55
3. Aristokrasi (Oligarki)
a.Demokrasi Langsung
C. Susunan Pemerintahan
By Rayhani S.H.,M.H
56
3. Perserikatan Bangsa-Bangsa
a.Serikat Negara
- protektoratcolonial
- protektorat internasional
d.Koloni
By Rayhani S.H.,M.H
57
e.Mandate
f.Perwakilan
g.PBB
5. Dominion
E. Sistem Pemerintahan
1. Presidensil
b.keuntungan
c.kelemahan
By Rayhani S.H.,M.H
58
2. Parlementer
b.keuntungan
c.kelemahan
By Rayhani S.H.,M.H
59
A. qualisi parlementer
B. Qualisi presidensil
4.Referendum
A. referendum oblogator
B. referendum fakultatif
By Rayhani S.H.,M.H
60
By Rayhani S.H.,M.H
61
BAB VII
By Rayhani S.H.,M.H
62
3.Perlindungan HAM
C. Negara Hukum RI
By Rayhani S.H.,M.H
63
1. Lembaga Legislative
a.MPR
-menetapkan GBHN
b. DPR
By Rayhani S.H.,M.H
64
-Membentuk UU
Hak
c.DPD
By Rayhani S.H.,M.H
66
2. Lembaga Eksekutif
A. PRESIDEN
Syarat:
By Rayhani S.H.,M.H
67
B. WAKIL PRESIDEN
C. MENTRI
3. Lembaga Yudikatif
A. MA
Berjumlah 60 orang
By Rayhani S.H.,M.H
68
- Menguji Perundang-undangan
B. MK
C. Komite Yudisial
4. Lembaga Eksaminatif
By Rayhani S.H.,M.H
69
a.BPK
By Rayhani S.H.,M.H
70
Lembaga Independent
dalam menjamin kepentingan kekuasaan dan
demokratisasi yang lebih efektif maka dibentuk
beberapa lembaga-lembaga independent, seperti
1. Tentara NAsional Indonesia (TNI)
2. Kepolisian Negara (polri)
3. Bank Indonesia
4. kejaksaan agung
5. KOMNAS HAM
6. KPU
7. Komisi Ombusdman
8. Komisi Pengawasan dan persaingan Usaha (KPPU)
9. Komisi Pemeriksaan Kekayaan Penyelenggaraan
Negara (KPKPN)
10. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPU)
11. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) dan lain
sebagainya
By Rayhani S.H.,M.H
71
GOOD GOVERNANCE
Good governance diartikans sebagai tindakan atau tingkah
laku yang didasarkan pada nilai-nilai yangbersifat
mengarahkan, mengendalikan dan memperngaruhi masalah
public untuk mewujudkan nilai-nilai dalam tindakan dan
kehidupan sehari-hari .
Good govermant adalah suatu kesepakatan menyangkut
pengaturan negara yang diciptakan bersama pemerintah,
swasta, dan masyarakat.
Indicator pemerintah yang baik adalah jika produktif dan
memperlihatkan hasil dengan indicator kemampuan ekonomi
rakyat meningkat baik dalam aspek produktifitas maupun
dalam daya belinya, kesejahteraan spiritualnya terus
meningkat, dengan indicator rasa aman, tenang dab bahagia
serta sense of nationality yang baik.
Prinsip-prinsip good governance, yaitu
1. Partisipasi (participation) bahwa msyarakat berhak dalam
pengambilan keputusan baik langsung maupun melalui
lembaga perwakilan yang sah untuk mewakili kepentingan
mereka.
2. penegakan hukum sebagaimana karakter penagakan
hukum yaitu, a) supremasi hukum the supremacy of law, b).
keputusan hakim legal certaintly. c). hukum yang responsive.
d). penegakan hukum yang konsisten dan non diskriminatif.
By Rayhani S.H.,M.H
72
E) independensi peradilan.
3. Transparansi (transparency) menurut Gaffar bahwa
delapan aspek penyelenggaraan negara yang harus
ditransparansikan, yaitu ; A) penetapan posisi, jabatan atau
kedudukan. B) kekayaan pejabat public. C) pemberian
pengharhgaan. D) penetapan kebijakan yang terkait dengan
pencerahan kehidupan. E) kesehatan. F) moralitas para
pejabat dan aparatur pelayanan public. G) keamanan dan
ketertiban. H) kebijakan strategis untuk pencerahan
kehidupan masyarakat.
4. responsive (responsiveness) yakni pemerintah harus pekah
dan cepat tanggap terhadap persoalan-persoalan masyarakat.
5. Konsensus (consensus orientation) yakni pengambilan
keputusan secara musyawarah dans emaksimal mungkin
berdasarkan kesepakatan bersama.
6. kesetaraan dan keadilan (equity) yaitu kesetaraan dan
keadilan baik suku, agama, ras, etnik, budaya, geopolitik,
dan lain sebagainya.
7. efektifitas (effectiveness) dan efesiensi (efficiency) atau
tepat guna dan tepat waktu
8. akuntabilitas (accountability) artinya pertanggung jawaban
pejabat public terhadap masyarakat yang memberikan
delegasi atau kewenangan dalam berbagai urusan untuk
kepentinganmereka.
By Rayhani S.H.,M.H
73
By Rayhani S.H.,M.H
74
BAB VIII
Provinsi
Provinsi atau propinsi adalah nama sebuah pembagian
wilayah administratif di bawah wilayah nasional. Kata ini
merupakan kata pungutan dari bahasa Belanda “provincie”
yang berasal dari bahasa Latin dan pertama kalinya
digunakan di Kekaisaran Romawi. Mereka membagi wilayah
kekuasaan mereka atas (peringkat kedua dari seluruh ke
presidensial setelah kekuasaan presiden)”provinciae”.
Kemungkinan kata ini berasal dari kata “provincia”, yang
berarti daerah kekuasaan. Kemungkinan besar ini terdiri dari
kata-kata “pro” (di depan) dan “vincia” (dihubungkan).
Dalam pembagian administratif, Indonesia terdiri atas
provinsi, yang dikepalai oleh seorang gubernur.
By Rayhani S.H.,M.H
75
Kabupaten
Kabupaten adalah pembagian wilayah administratif di
Indonesia setelah provinsi, yang dipimpin oleh seorang
bupati. Selain kabupaten, pembagian wilayah administratif
setelah provinsi adalah kota. Secara umum, baik kabupaten
dan kota memiliki wewenang yang sama. Kabupaten
bukanlah bawahan dari provinsi, karena itu bupati atau
walikota tidak bertanggung jawab kepada gubernur.
Kabupaten maupun kota merupakan daerah otonom yang
diberi wewenang mengatur dan mengurus urusan
pemerintahannya sendiri.
Kota
Kota, menurut definisi universal, adalah sebuah area urban
yang berbeda dari desa ataupun kampung berdasarkan
ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan, atau status
hukum. Dalam konteks administrasi pemerintahan di
Indonesia, kota adalah pembagian wilayah administratif di
Indonesia setelah provinsi, yang dipimpin oleh seorang
walikota.
Kecamatan
Kecamatan adalah pembagian wilayah administratif di
Indonesia di bawah kabupaten atau kota. Kecamatan terdiri
atas desa-desa atau kelurahan-kelurahan.
By Rayhani S.H.,M.H
76
Desa
Desa, atau udik, menurut definisi universal, adalah sebuah
aglomerasi permukiman di area perdesaan (rural). Di
Indonesia, istilah desa adalah pembagian wilayah
administratif di Indonesia di bawah kecamatan, yang
By Rayhani S.H.,M.H
77
By Rayhani S.H.,M.H
78
BPD.
Kepala Desa dipilih langsung melalui Pemilihan Kepala
Desa (Pilkades) oleh penduduk desa setempat. Syarat-syarat
menjadi calon Kepala Desa sesuai Peraturan Pemerintah No.
72 Tahun 2005 sbb:
Bertakwa kepada Tuhan YME
Setia kepada Pacasila sebagai dasar negara, UUD 1945 dan
kepada NKRI, serta Pemerintah
Berpendidikan paling rendah SLTP atau sederajat
Berusia paling rendah 25 tahun
Bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa
Penduduk desa setempat
Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana
kejahatan dengan hukuman paling singkat 5 tahun
Tidak dicabut hak pilihnya
Belum pernah menjabat Kepala Desa paling lama 10 tahun
By Rayhani S.H.,M.H
79
Perangkat Desa
Perangkat Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya. Salah satu perangkat
desa adalah Sekretaris Desa, yang diisi dari Pegawai Negeri
Sipil. Sekretaris Desa diangkat oleh Sekretaris Daerah
Kabupaten/Kota atas nama Bupati/Walikota. Perangkat Desa
lainnya diangkat oleh Kepala Desa dari penduduk desa, yang
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.
By Rayhani S.H.,M.H
80
By Rayhani S.H.,M.H
81
By Rayhani S.H.,M.H
82
Rukun Tetangga.
Rukun Tetangga (RT) adalah pembagian wilayah di
Indonesia di bawah Rukun Warga. Rukun Tetangga
bukanlah termasuk pembagian administrasi pemerintahan,
dan pembentukannya adalah melalui musyawarah
By Rayhani S.H.,M.H
83
By Rayhani S.H.,M.H
84
By Rayhani S.H.,M.H
85
BAB IX
By Rayhani S.H.,M.H
86
By Rayhani S.H.,M.H
87
Sejarah HAM
pertama magna Charta yang pada awalnya menghilangkan
hak absolutisme raja dengan praktinya kalau raja melanggar
hukum maka raja harus diadili dan
mempertanggungjawabkan pemerintahanya di depan
parlemen. Sebagaimana pasal 21 Magna Charta
menggariskan bahwa “para pangeran dan Baron akan
dihukum (didenda) berdasarkan atas kesamaan dans sesuai
dengan pelanggaran yang dilakukannya. magna charta
diikuti oleh Bill of rights di Inggeris Tahun 1689 yang
intinya bahwa manusia sama di depan hukum equality befor
the law.
Kedua, American declaration of independence intinya bahwa
merdeka sejak di dalam perut ibunya, sehingga tidak logis
ketika ia sudah kahir dibelenggu.
Ketiga, the French declaration (deklarasi Perancis) bahwa
tidak boleh ada penangkapan danpenahanan yang semena-
mena, termasuk penangkapan tanpa alasan yang sah dan
penahanan tanpa surat perintah yang dikeluarkan oleh
By Rayhani S.H.,M.H
88
By Rayhani S.H.,M.H
89
KEWARGANEGARAAN
A. Penghuni Negara
-Warga Negara, yaitu setiap orang yang memiliki ikatan
hukum dengan pemerintah negara tersebut.
-Orang Asing, yaitu warga negara asing yang tinggal di
Negara tertentu.
-Pribumi, yaitu penduduk asli Negara tersebut.
-Warga Negara Keturunan Asing, yaitu warga negara yang
telah menjadi warga negara asing.
By Rayhani S.H.,M.H
90
By Rayhani S.H.,M.H
91
D. Sejarah Kewarganegaraan
1. Zaman Belanda
a.Kaula Negara Belanda orang Belanda
b.Kaula Negara bukan Belanda tapi termasuk Bumi Putra
c.Kaula Negara Belanda bukan Belanda, tapi bukan Bumi
Putra, seperti Cina dan India
2. Zaman Proklamasi
Menurut UU No.3 tahun 1946
a.Orang yang asli dalam daerah Negara Indonesia
b.Orang yang lahir, bertempat kediaman dan kedudukan di
wilayah negara Indonesia
c.Anak yang lahir di dalam wilayah negara Indonesia
Pasal (A), (B)
a.WNI dalam daerah Negara Indonesia
b.Orang peranakan yang lahir dan tinggal minimal 5 tahun
berturut-turut dan berumur 21 tahun kecuali ia menyatakan
keberatan menjadi WNI
3. KMB
a.Orang Belanda yang tinggal di Indonesia minimal 6 bulan
sebelum 27 Desember 1949
b.Orang Indonesia asli
c.Orang Eropa dan Timur Asing
By Rayhani S.H.,M.H
92
By Rayhani S.H.,M.H
93
1. Asas mengikuti
2. Asas Persamarataan
By Rayhani S.H.,M.H
94
BAB X
PARTAI POLITIK
Sejarah Parpol di
1945
By Rayhani S.H.,M.H
96
1945
By Rayhani S.H.,M.H
98
Sistem Multi-Partai
11)
PEMILIHAN UMUM
By Rayhani S.H.,M.H
100
By Rayhani S.H.,M.H
101
i. profesionalitas;
j. akuntabilitas;
k. efisiensi; dan
l. efektivitas.
Penyelenggaraan pemilu
pasal 1 UU no 22 tahun 2007 ayat :
(5). Penyelenggara Pemilihan Umum adalah lembaga yang
menyelenggarakan Pemilu untuk memilih anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dan Presiden dan Wakil Presiden,
serta kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung
oleh rakyat.
(6). Komisi Pemilihan Umum, selanjutnya disebut KPU,
adalah lembaga Penyelenggara Pemilu yang bersifat nasional,
tetap, dan mandiri.
(7) Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi Pemilihan
Umum Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut KPU Provinsi
dan KPU Kabupaten/Kota, adalah Penyelenggara Pemilu di
provinsi dan kabupaten/kota.
(8) Panitia Pemilihan Kecamatan, selanjutnya disebut PPK,
adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota
untuk menyelenggarakan Pemilu di tingkat kecamatan atau
nama lain.
(9) Panitia Pemungutan Suara, selanjutnya disebut PPS,
By Rayhani S.H.,M.H
102
By Rayhani S.H.,M.H
103
By Rayhani S.H.,M.H
104
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Perundang-Undangan
By Rayhani S.H.,M.H