Anda di halaman 1dari 111

i

By Rayhani S.H.,M.H
ii

By Rayhani S.H.,M.H
iii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur yang sedalam-


dalamnya buku Hukum Tata Negara buat bahan perkuliahan
di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Kuala Kapuas sudah
terangkum, penulis sadar dalam buku ini masih banyak
kekurangannya, di harapkan nantinya dapat di perbaiki
sejalan dengan perkuliahan yang di lakukan, dan juga
masukan dari teman-teman yang lain sangat kami harapkan
supaya buku ini dapat menjadi buku penunjang perkuliahan
yang baik.

Semoga buku Hukum Tata Negara ini dapat


bermanfaat dan menjadikan tambahan ilmu buat mahasiswa
khususnya dan masyarakat umumnya. Terimakasih di
haturkan kepada semua pihak yang membantu memberi
masukan terhadap penulisan ini.

Penyusun,

Rayhani,S.H.,M.H.

By Rayhani S.H.,M.H
iv

DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................i

Daftar Isi...............................................................................ii

BAB I PENGERTIAN HUKUM TATA NEGARA......1

BAB II SUMBER HUKUM TATA NEGARA............18

-Pengertian....................................................................18

-Macam-macam Sumber Hukum...............................20

BAB III ASAS-ASAS HUKUM TATA NEGARA......25

-Pengertian Asas-asas Hukum Tata Negara..............26

BAB IV KONSTITUSI..................................................30

-Pengertian Konstitusi.................................................30

-Kedudukan Konstitusi................................................34

-Jenis-Jenis Konstitusi.................................................36

BAB V SEJARAH HUKUM TATA NEGARA


INDONESIA.......................................................................38

BAB VI BENTUK DAN SISTEM PEMERINTAHAN


INDONESIA.......................................................................54

-Pengertian Bentuk Negara.........................................55

-Susunan Pemerintahan...............................................58

By Rayhani S.H.,M.H
v
BAB VII KELEMBAGAAN NEGARA.......................61

-Konsep Dasar Negara Hukum...................................61

BAB VIII SISTEM PEMERINTAHAN DI


DAERAH............................................................................74

BAB IX HAK ASASI MANUSIA DAN


KEWARGANEGARAAN.................................................85

BAB X PARTAI POLITIK DAN PEMILIHAN


UMUM....................................................................................

...............................................................................................94

DAFTAR PUSTAKA.......................................................102

By Rayhani S.H.,M.H
vi

By Rayhani S.H.,M.H
1

BAB I

PENGERTIAN HUKUM TATA NEGARA

Pengertian dan istilah


Membicarakan tentang negara dalam arti kongkrit, dalam hal
ini negara Republik Indonesia. Pembahasannya meliputi
sumber-sumber hukum tata negara, asas-asas hukum, sejarah
ketatanegaraan, wilayah negara, susunan organisasi negara,
pemerintahan di daerah, kewarganegaraan dan hak-hak asasi
manusia.

Hukum Tata Negara pada dasarnya adalah hukum yang


mengatur organisasi kekuasaan suatu negara beserta segala
aspek yang berkaitan dengan organisasi negara tersebut.
Sehubungan dengan itu dalam lingkungan Hukum
Ketatanegaraan dikenal berbagai istilah yaitu :

Di Belanda umumnya memakai istilah “staatsrech” yang


dibagi menjadi staatsrech in ruimere zin (dalam arti luas) dan
staatsrech In engere zin (dalam arti luas). Staatsrech in
ruimere zin adalah Hukum Negara. Sedangkan staatsrech in
engere zin adalah hukum yang membedakan Hukum Tata
Negara dari Hukum Administrasi Negara, Hukum Tata
Usaha Negara atau Hukum Tata Pemerintah.

By Rayhani S.H.,M.H
2

Di Inggris pada umumnya memakai istilah “Contitusional


Law”, penggunaan istilah tersebut didasarkan atas alasan
bahwa dalam Hukum Tata Negara unsur konstitusi yang
lebih menonjol.

Di Perancis orang mempergunakan istilah “Droit


Constitutionnel” yang di lawankan dengan “Droit
Administrative”, dimana titik tolaknya adalah untuk
membedakan antara Hukum Tata Negara dengan Hukum
Aministrasi Negara.

Sedangkan di Jerman mempergunakan istilah


Verfassungsrecht: Hukum Tata Negara dan
Verwassungsrecht: Hukum Administrasi negara.

Dalam kepustakaan Belanda perkataan Staatsrecht, dalam


bahasa istilah inggeris dikenal dengan “constitusional law”
bahasa prancis droit constitusionnel (hukum Tata Negara)
mempunyai dua macam arti, Pertama sebagai
staatsrechtswetenschap (Ilmu Hukum Tata Negara) kedua
sebagai Positif staatsrecht (hukum tata Negara posistif).

Sebagai ilmu HTN ; HTN mempunyai obyek penyelidikan


dan mempunyai metode penyelidikan, sebagaimana
dikatakan Burkens; bahwa obyek penyelidikan Ilmu HTN
adalah system pengambilan keputusan dalam Negara
sebagaimana distrukturkan dalam hukum (tata) positif.

By Rayhani S.H.,M.H
3

Seperti UUD (konstitusi), UU, peraturan tata tertib berbagai


lembaga-lembaga negara.

Kedua, positif staatsrecht (hukum tata Negara positif) yaitu


ada berbagai sumber hukum yang dapat kita kaji, HTN positi
mempunyai beberapa sumber hukum ; 1) hk. Tertulis, 2) Hk.
Tak tertulis, 3) yurispridensi 4) Pendapat Pakar Hukum

Sedangkan Hukum tata negara adalah sekumpulan peraturan


hukum yang mengatur dari pada Negara.

Menurut A.M. Donner (guru besar belanda; bahwa obyek


penyelidikan ilmu HTN yaitu penerobosan Negara dengan
HUkum “ de doordringing van de staat met het recht” artinya
Negara sebagai organisasi kekuasaan/jabatan/rakyat)
diterobos oleh aneka ragam Hukum.

Sedangkan ilmu HTN dalam arti sempit menyelidiki :

1.jabatan apa yang terdapat dalam suatu Negara

2. siapa yang mengadakan

3. bagaimana cara melengkapi mereka dengan pejabat-


pejabat

4. apa yang menjadi tugasnya

5. apa yang menjadi wewenangnya

By Rayhani S.H.,M.H
4

6. perhubungan kekuasaan satu sama lain

7. di dalam batas-batas apa organisasi Negara. Dan


bagaimana menjalankan tugasnya.

Dalam membagi HTN dalam arti luas itu dibagi atas dua
golongan hukum, yaitu :

1. Hukum tata Negara dalam arti sempit

2. hukum tata usaha Negara administrative recht)

DEVINISI HUKUM TATA NEGARA

J.H.A Logemann

Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur


organisasi negara. Het staatsrecht als het recht dat
betrekking heeft op de staat -die gezagsorganisatie- blijkt
dus functie, dat is staatsrechtelijk gesproken het amb, als
kernbegrip, als bouwsteen te hebben. Bagi Logemann,
jabatan merupakan pengertian yuridis dari fungsi, sedangkan
fungsi merupakan pengertian yang bersifat sosiologis. Oleh
karena negara merupakan organisasi yang terdiri atas fungsi-
fungsi dalam hubungannya satu dengan yang lain maupun
dalam keseluruhannya maka dalam pengertian yuridis negara
merupakan organisasi jabatan atau yang disebutnya
ambtenorganisatie.

By Rayhani S.H.,M.H
5

Van Vollenhoven

Hukum Tata Negara adalah Hukum Tata Negara yang


mengatur semua masyarakat hukum atasan dan masyarakat
Hukum bawahan menurut tingkatannya dan dari masing-
masing itu menentukan wilayah lingkungan masyarakatnya.
dan akhirnya menentukan badan-badan dan fungsinya
masing-masing yang berkuasa dalam lingkungan masyarakat
hukum itu serta menentukan sususnan dan wewenang badan-
badan tersebut.

Van Volenhoven membagi HTN atas golongan

1. hukum pemerintahan (berstuurecht)

2. hukum peradilan(justitierecht ) :peradilan ketatanegaraan


,peradilanperdata. ,Peradilan tata usaha, peradilan pidana

3. Hukum kepolisian (politierecht)

4. hukum perundang-undangan (regelaarecht)

Scholten

Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur


organisasi dari pada Negara. Kesimpulannya, bahwa dalam
organisasi negara itu telah dicakup bagaimana kedudukan
organ-organ dalam negara itu, hubungan, hak dan kewajiban,
serta tugasnya masing-masing.

Van der Pot

By Rayhani S.H.,M.H
6

Hukum Tata Negara adalah peraturan-peraturan yang


menentukan badan-badan yang diperlukan serta wewenang
masing-masing, hubungannya satu dengan yang lain dan
hubungan dengan individu yang lain.

Apeldoorn

Hukum Tata Negara dalam arti sempit yang sama artinya


dengan istilah hukum tata negara dalam arti sempit, adalah
untuk membedakannya dengan hukum negara dalam arti
luas, yang meliputi hukum tata negara dan hukum
administrasi negara itu sendiri.

Wade and Phillips

Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur alat-alat


perlengkapan negara, tugasnya dan hubungan antara alat
pelengkap negara itu. Dalam bukunya yang berjudul
“Constitusional law” yang terbit pada tahun 1936 .

Paton George Whitecross

Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur alat-alat


perlengkapan negara, tugasnya ,wewenang dan hubungan
antara alat pelengkap negara itu. Dalam bukunya “textbook
of Jurisprudence” yang merumuskan bahwa Constutional
Law deals with the ultimate question of distribution of legal
power and the fungctions of the organ of the state.

By Rayhani S.H.,M.H
7

A.V.Dicey

Hukum Tata Negara adalah hukum yang terletak pada


pembagian kekuasaan dalam negara dan pelaksanaan yang
tertinggi dalam suatu negara.
Dalam bukunya “An introduction the study of the law of the
consrtitution”.

J. Maurice Duverger

Hukum Tata Negara adalah salah satu cabang dari hukum


privat yang mengatur organisasi dan fungsi-fungsi politik
suatu lembaga nagara.

R. Kranenburg

Hukum Tata Negara meliputi hukum mengenai susunan


hukum dari Negara terdapat dalam UUD.

Utrecht

Hukum Tata Negara mempelajari kewajiban sosial dan


kekuasaan pejabat-pejabat Negara.

Kusumadi Pudjosewojo

Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur bentuk


negara (kesatuan atau federal), dan bentuk pemerintahan
(kerajaan atau republik), yang menunjukan masyarakat
Hukum yang atasan maupunyang bawahan, beserta
tingkatan-tingkatannya (hierarchie), yang selanjutnya

By Rayhani S.H.,M.H
8

mengesahkan wilayah dan lingkungan rakyat dari


masyarakat-masyarakat hukum itu dan akhirnya menunjukan
alat-alat perlengkapan (yang memegang kekuasaan
penguasa) dari masyarakat hukum itu,beserta susunan
(terdiri dari seorang atau sejumlah orang), wewenang,
tingkatan imbang dari dan antara alat perlengkapan itu.

J.R. Stellinga

Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur


wewenang dan kewajiban-keawajiban alat-alat perlengkapan
Negara, mengatur hak, dan kewajiban warga Negara.

L.J. Apeldorn

Pengertian Negara mempunyai beberapa arti :

• Negara dalam arti penguasa, yaitu adanya orang-


orang yang memegang kekuasaan dalam persekutuan
rakyat yang mendiami suatu daerah.

• Negara dalam arti persekutuan rakyat yaitu adanya


suatu bangsa yang hidup dalam satu daerah, dibawah
kekuasaan menurut kaidah-kaidah hukum

• Negara dalam arti wilayah tertentu yaitu adanya


suatu daerah tempat berdiamnya suatu bangsa dibawa
kekuasaan.

By Rayhani S.H.,M.H
9

• Negara dalam arti Kas atau Fikus yaitu adanya harta


kekayaan yang dipegang oleh penguasa untuk
kepentingan umum.

Setelah mempelajari rumusan-rumusan definisi tentang


Hukum Tata Negara dari berbagai sumber tersebut di atas,
dapat diketahui bahwa tidak ada kesatuan pendapat di antara
para ahli mengenai hal ini. Dari pendapat yang beragam
tersebut, kita dapat mengetahui bahwa sebenarnya:

1. Hukum Tata Negara adalah salah satu cabang ilmu


hukum, yaitu hukum kenegaraan yang berada di
ranah hukum publik

2. Definisi hukum tata negara telah dikembangkan oleh


para ahli, sehingga tidak hanya mencakup kejian
mengenai organ negara, fungsi dan mekanisme
hubungan antar organ negara itu, tetapi mencakup
pula persoalan-persoalan yang terkait mekanisme
hubungan antar organ-organ negara dengan warga
negara

3. Hukum tata negara tidak hanya merupakan sebagai


recht atau hukum dan apalagi sebagai wet atau norma
hukum tertulis, tetapi juga merupakan sebagai lehre
atau teori, sehingga pengertiannya mencakup apa
yang disebut sebagai verfassungrecht (hukum

By Rayhani S.H.,M.H
10

konstitusi) dan sekaligus verfassunglehre (teori


konstitusi)

4. Hukum tata negara dalam arti luas mencakup baik


hukum yang mempelajari negara dalam keadaan
diam (staat in rust) maupun mempelajari negara
dalam keadaan bergerak (staat in beweging)

Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan :

Hukum Tata Negara adalah sekumpulan peraturan yang


mengatur organisasi dari pada negara, hubungan antara alat
perlengkapan negara dalam garis vertikal dan horizontal
serta kedudukan warga negara dan hak-hak azasinya.

Objek Dan Lingkup Kajian Hukum Tata Negara

Obyek kajian ilmu hukum tata negara adalah negara. Dimana


negara dipandang dari sifatnya atau pengertiannya yang
konkrit. Artinya obyeknya terikat pada tempat, keadaan dan
waktu tertentu. Hukum tata negara merupakan cabang ilmu
hukum yang membahas tatanan, struktur kenegaraan,
mekanisme hubungan antara struktur organ atau struktur
kenegaraan serta mekanisme hubungan antara struktur
negara dan warga negara.

Ruang lingkup Hukum Tata Negara adalah struktur umum


dari negara sebagai organisasi, yaitu:

By Rayhani S.H.,M.H
11

1. Bentuk Negara (Kesatuan atau Federasi)

2. Bentuk Pemerintahan (Kerajaan atau Republik)

3. Sistem Pemerintahan (Presidentil, Parlementer,


Monarki absolute)

4. Corak Pemerintahan (Diktator Praktis, Nasionalis,


Liberal, Demokrasi)

5. Sistem Pendelegasian Kekuasaan Negara


(Desentralisasi, meliputi jumlah,dasar, cara dan
hubungan antara pusat dan daerah)

Garis-garis besar tentang organisasi


pelaksana(peradilan,pemerintahan,perundangan)

1. Wilayah Negara (darat, laut, udara)

2. Hubungan antara rakyat dengan Negara (abdi


Negara, hak dan kewajibanrakyat sebagai
perorangan/golongan, cara-cara pelaksanaan hak
danmenjamin hak dan sebagainya)

3. 4.Cara-cara rakyat menjalankan hak-hak


ketatanegaraan (hak politik, sistem perwakilan,
Pemilihan Umum, referendum, sistem
kepartaian/penyampaian pendapat secara tertulis dan
lisan)

By Rayhani S.H.,M.H
12

4. 5.Dasar Negara (arti Pancasila, hubungan Pancasila


dengan kaidah-kaidah

5. hukum, hubungan Pancasila dengan cara hidup


mengatur masyarakat, sosial, ekonomi, budaya dan
berbagai paham yang ada dalam masyarakat)

6. 6.Ciri-ciri lahir dan kepribadian Negara (Lagu


Kebangsaan, Bahasa Nasional, Lambang, Bendera,
dan sebagainya)

HUBUNGAN ILMU HUKUM TATA NEGARA


DENGAN ILMU-ILMU LAIN

1. Hubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Negara

“ilmu negara” diambil dari istilah bahasa Belanda Staatler


yang berasal dari istilah bahasa Jerman Staatslehre dalam
bahasa inggeris disebut teory of state dalam bahasa Perancis
Theorie d’etat. Ilmu Negara adalah menyelidiki asas –asas
pokok dan pengertian-pengertian pokok tentang Negara dan
hukum tata Negara. George Jellinek dikenal sebagai Bapak
Ilmu Negara. Membagi ilmu kenegaraan menjadi dua
bagian, yaitu :
a) ilmu Negara dalam arti sempit staatswissenschaften

By Rayhani S.H.,M.H
13

b) ilmu pengetahuan hukum rechtwissenschaften


ilmu pengetahuan hukum rechtwissenschaften menurut
Jellinek adalah Hukum public yang menyangkut soal
kenegaraan, misalnya Hukum tata Negara, hukum
administrasi Negara, hukum pidana, dan sebagainya.
Keduanya mempunyai hubungan yang sangat dekat

Ilmu Negara mempelajari :

• Negara dalam pengertian abstrak artinya tidak terikat


waktu dan tempat.

• Ilmu Negara mempelajari konsep-konsep dan teori-


teori mengenai negara, serta hakekat negara.

Hukum Tata Negara mempelajari :

• Negara dalam keadaan konkrit artinya negara yang


sudah terikat waktu dan tempat.

• Hukum Tata Negara mempelajari Hukum Positif


yang berlaku dalam suatu negara.

• Hukum Tata Negara mempelajari negara dari segi


struktur.

Dengan demikian hubungan antara Ilmu Negara dengan


Hukum Tata Negara adalah Ilmu Negara merupakan dasar
dalam penyelenggaraan praktek ketatanegaraan yang diatur
dalam Hukum Tata Negara lebih lanjut dengan kata lain

By Rayhani S.H.,M.H
14

Ilmu Negara yang mempelajari konsep, teori tentang Negara


merupakan dasar dalam mempelajari Hukum Tata Negara.

Hubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Politik.

Hukum Tata Negara mempelajari peraturan-peraturan


hukum yang mengatur organisasi kekuasaan Negara,
sedangkan Ilmu Politik mempelajari kekuasaan dilihat dari
aspek perilaku kekuasaan tersebut. Setiap produk Undang-
Undang merupakan hasil dari proses politik atau keputusan
politik karena setiap Undang-Undang pada hakekatnya
disusun dan dibentuk oleh Lembaga-Lembaga politik,
sedangkan Hukum Tata Negara melihat Undang-Undang
adalah produk hukum yang dibentuk oleh alat-alat
perlengkapan

Negara yang diberi wewenang melalui prosedur dan tata cara


yang sudah ditetapkan oleh Hukum Tata Negara.

Dengan kata lain Ilmu Politik melahirkan manusia-manusia


Hukum Tata Negara sebaliknya Hukum Tata Negara
merumuskan dasar dari perilaku politik/kekuasaan. Menurut
Barrents, Hukum Tata Negara ibarat sebagai kerangka
manusia, sedangkan Ilmu Politik diibaratkan sebagai daging
yang membalut kerangka tersebut.

By Rayhani S.H.,M.H
15

Menurut Hoetink bahwa ilmu politik adalah semacam sosiologi


Negara. Ilmu Negara dan hukum tata Negara meyelidiki kerangka
yuridis dari Negara, sedangkan ilmu politik menyelidiki bagiannya
yang ada di sekitar kerangka itu. Maka kedua-duanya
menggambarkan bahwa masing-masing menyelidiki obyek yang
sama yaitu Negara, perbedaan hanya pada metode yang
digunakan. Dimana ilmu Negara metosenya adalah yuridis
sedangkan ilmu politik adalah sosiologis.

Sedangkan menurut Barents menggambarkan bahwa hukum tata


Negara adalah kerangkanya sedangkan ilmu politik merupakan
daging yang disekitarnya. Perbedaannya adalah Ilmu Negara
menitip beratkan pada sifat-sifat teoritis tentang asas pokok dan
pengertian-pengertian pokok tentang Negara, makanya ilmu
Negara kurang dinamis. Sementara ilmu politik lebih menitip
beratkan pada kejalah-gejalah kekuasaan, baik mengenai
organisasi Negara maupun yang mempengaruhi pelaksanaan
tugas-tugas Negara, oleh karena itu ilmu politik dinamis dan
hidup.

Hubungan Hukum Tata Negara dengan Hukum


Administrasi Negara

Hukum Administrasi Negara merupakan bagian dari Hukum


Tata Negara dalam arti luas, sedangkan dalam arti sempit
Hukum Administrasi Negara adalah sisanya setelah

By Rayhani S.H.,M.H
16

dikurangi oleh Hukum Tata Negara. Hukum Tata Negara


adalah hukum yang meliputi hak dan kewajiban manusia,
personifikasi, tanggung jawab, lahir dan hilangnya hak serta
kewajiban tersebut hak-hak organisasi batasan-batasan dan
wewenang.

Hukum Administrasi Negara adalah yang mempelajari jenis


bentuk serta akibat hukum yang dilakukan pejabat dalam
melakukan tugasnya.

Menurut Budiman Sinaga, mengenai perbedaan antara


Hukum Tata Negara dengan Hukum Administrasi Negara
terdapat banyak pendapat. Secara sederhana, Hukum Tata
Negara membahas negara dalam keadaan diam sedangkan
Hukum Administrasi Negara membahas negara dalam
keadaan bergerak. Pengertian bergerak di sini memang betul-
betul bergerak, misalnya mengenai sebuah Keputusan Tata
Usaha Negara. Keputusan itu harus diserahkan/dikirimkan
dari Pejabat Tata Usaha Negara kepada seseorang.

CARA PENDEKATAN DALAM HUKUM TATA NEGARA

1. Pendekatan yuridis formil

Pada asas-asas hukum yang mendasari ketentuan


peraturan. Contohnya : perundang-undangan tidak boleh
menyimpang dari UUD 1945
By Rayhani S.H.,M.H
17

2. Pendekatan filosofi

Pada pandangan hidup bangsa. Contohnya : filsafah


Bangsa Indonesia adalah Pancasila

3. Pendekatan sosiologis

Pada kemasyarakatan khususnya politis artinya


ketentuan yang berlaku hakikatnya merupakan hasil
keputusan politis.

4. Pendekatan Historis

Pada sudut pandang sejarah. Contohnya kronologis


pembuatan naskah proklamasi

By Rayhani S.H.,M.H
18

B A B II

SUMBER HUKUM TATA NEGARA

PENGERTIAN

Sumber hukum adalah segala apa saja yang menimbulkan


aturan-aturan/menimbulkan peraturan yang bersifat
memaksa dan memiliki sanksi yang tegas dan nyata.

Pengertian Sumber Hukum Menurut Sudikno Mertokusumo,


yaitu :
a. sebagai asas hukum sebagai suatu yang merupakan
permulaan hukum, misalnya kehendak Tuhan, akal manusia,
jiwa bangs, dans ebagainya.
b. Menunjukkan hukum terdahulu yang memberi bahan-
bahan pada hukum yang sekarang berlaku, seperti hukum
prancis, hukum romawi dan lain-lain
c. Sebagai sumber berlakunya, yang memberi kekuatan
berlaku secara formal kepada peraturan hukum (penguasa
atau masyarakat)
d. Sebagai sumber hukum dimana kita dapat mengenal
hukum seperti; dokumen, undang-undang, lontar, batu
tertulis, dan sebagainya.

By Rayhani S.H.,M.H
19

e. Sebagai sumber terjadinya hukum atau sumber yang


menimbulkan hukum.
Sedangkan menurut Joeniarto bahwa sumber hukum dapat
dibedakan menjadi :
• sumber hukum dalam artian sebagai asal hukum positif,
wujudnya dalam bentuk yang konkrit berupa keputusan dari
yang berwewenang
• sumber hukum dalam artian sebagai tempat ditemukannya
aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan hukum positif. Entah
tertulis atau tak tertulis.
• sumber hukum yang dihubungkan dengan filsafat, sejarah,
dan masyarakat. Kita dapatkan sumber hukum filosofis
histories dan sosiologis.
Sumber hukum tata negara di Indonesia adalah segala bentuk
dan wujud peraturan hukum tentang ketatanegraan yang
beresensi dan bereksistensi di Indonesia dalam suatu sistem
dan tata urutan yang telah diatur.

MACAM-MACAM SUMBER HUKUM


1. sumber hukum formal diartikan sebagai tempat atau
sumber dari mana suatu peraturan memperoleh kekuatan
hukum. Atau menurut Utrecht sumber hukum formil adalah
sumber hukum yang dikenal dari bentuknya.

Sumber hukum formil meliputi :


By Rayhani S.H.,M.H
20

a. UU,hukum perundang-undangan ketatanegaraan adalah


hukum tertulis yang dibentuk dengan cara-cara tertentu oleh
pejabat yang berwewenang dan dituangkan dalam bentuk
tertulis

b.Kebiasaan dan adat,hukum adat ketatanegaraan merupakan


hukum asli bangsa Indonesia yang tertulis, namun tumbuh
dan dipertahankan oleh masyarakat hukum adat.
hukum adat ketatanegaraan merupakan hukum asli bangsa
Indonesia yang tertulis, namun tumbuh dan dipertahankan
oleh masyarakat hukum adat.

c. Perjanjian antara Negara (traktat)Traktat atau hukum


perjanjian internasional ketatanegaraan adalah persetujuan
yang diadakan Indonesia dengan Negara-negara lain,
d.Keputusan hakim (yurisprudensi). yurisprudensi
ketatanegaraan adalah kumpulan putusan-putusan
pengadilan.
e. Pendapat/ pandangan para ahli/doktrin ketatanegaraan
ajaran-ajaran tentang hukum tatanegara yang ditemukan dan
dikembangkan di dalam dunia ilmu pengetahuan sebagai
hasil penyelidikan dan pemikiran saksama berdasarkan
logika formal yang berlaku.
2.Sedangkan hukum materiil adalah sumber hukum yang
mentukan isi hukum.Dengan demikian bahwa sumber

By Rayhani S.H.,M.H
21

hukum formal ini sebagai bentuk pernyataan berlakuknya


hukum materiil
sumber hukum Tata Negara
bahwasanya sumber hukum tata Negara tidak terlepas dari
pada sumber hukum formil dan materil
pertama, sumber hukum materil tata Negara adalah sumber
hukum yang menentukan isi kaidah hukum tata Negara,
yaitu:
• dasar dan pandangan hidup bernegara sepeti pancasila
• kekuatan politik yang berpengaruh pada saat merumuskan
kaidah hukum tata Negara. Sepeti halnya denga kekuatan
dalam proses perumusan dan perancangan perundang-
undangan yang tidak lepas dari pada kepentingan kelompok
partai dalam merumuskan hukum.

HIRARKHI PERUNDANG UNDANGAN


Pasal 7 (1) UU No. 10 Tahun 2004 tentang pembentukan
peraturan perundang-undangan bahwa;
Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah
sebagai berikut:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;
b. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang;

By Rayhani S.H.,M.H
22

c. Peraturan Pemerintah;
d. Peraturan Presiden;
e. Peraturan Daerah.
Yang dimaksudkan dengan peraturan daerah (perda) meliputi
;
a. Peraturan Daerah provinsi dibuat oleh dewan perwakilan
rakyat daerah provinsi bersama dengan gubernur;
b. Peraturan Daerah kabupaten/kota dibuat oleh dewan
perwakilan rakyat daerah kabupaten/kota bersama
bupati/walikota;
c. Peraturan Desa/peraturan yang setingkat, dibuat oleh
badan perwakilan desa atau nama lainnya bersama dengan
kepala desa atau nama lainnya.

Hirarki perundang undangan menurut TAP MPR No.


III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan
Peraturan Perundang-undangan

Tata urutan peraturan perundang-undangan Republik


Indonesia adalah:
1. Undang-Undang Dasar 1945 merupakan hukum dasar
tertulis Negara Republik Indonesia, memuat dasar dan garis
besar hukum dalam penyelenggaraan negara.
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik

By Rayhani S.H.,M.H
23

Indonesia merupakan putusan Majelis Permusyawaratan


Rakyat (MPR) sebagai pengemban kedaulatan rakyat yang
ditetapkan dalam sidang-sidang MPR.
3. Undang-Undang (UU) dibuat oleh Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) bersama Presiden untuk melaksanakan UUD
1945 serta TAP MPR-RI
4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu)
Perpu dibuat oleh Presiden dalam hal ihwal kegentingan
yang memaksa, dengan ketentuan sebagai berikut: a). Perpu
harus diajukan ke DPR dalam persidangan yang berikut. B).
DPR dapat menerima atau menolak Perpu dengan tidak
mengadakan perubahan. C). Jika ditolak DPR, Perpu tersebut
harus dicabut.
5. Peraturan Pemerintah dibuat oleh Pemerintah untuk
melaksanakan perintah undang-undang
6. Keputusan Presiden(Keppres) Keputusan Presiden yang
bersifat mengatur dibuat oleh Presiden untuk menjalankan
fungsi dan tugasnya berupa pengaturan pelaksanaan
administrasi negara dan administrasi pemerintahan
7. Peraturan Daerah Peraturan daerah propinsi dibuat oleh
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) propinsi bersama
dengan gubernur. . Peraturan daerah propinsi dibuat oleh
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) propinsi bersama
dengan gubernur.atau DPRD kabupaten/kota bersama

By Rayhani S.H.,M.H
24

Bupati/walikota
a. Peraturan daerah kabupaten / kota dibuat oleh DPRD
kabupaten / kota bersama bupati / walikota.
b. Peraturan desa atau yang setingkat, dibuat oleh badan
perwakilan desa atau yang setingkat, sedangkan tata cara
pembuatan peraturan desa atau yang setingkat diatur oleh
peraturan daerah kabupaten / kota yang bersangkutan. Tata
cara pembuatan UU, PP, Perda serta pengaturan ruang
lingkup Keppres diatur lebih lanjut dengan undang-undang.
Namun hingga sekarang ini belum ada UU yang mengatur
apa saja yang menjadi lingkup pengaturan dari Keppres dan
PP.

By Rayhani S.H.,M.H
25

B A B III

ASAS-ASAS HUKUM TATA NEGARA

Pengertian Asas Hukum Tata Negara

Obyek asas Hukum Tata Negara sebagaimana obyek yang


dipelajari dalam Hukum Tata Negara, sebagai tambahan
menurut Boedisoesetyo bahwa mempelajari asas Hukum
Tata Negara sesuatu Negara tidak luput dari penyelidikan
tentang hukum positifnya yaitu UUD karena dari situlah
kemudian ditentukan tipe negara dan asas kenegaraan
bersangkutan.

Asas-asas Hukum Tata Negara yaitu:

1. Asas Pancasila

Setiap negara didirikan atas filsafah bangsa. Filsafah itu


merupakan perwujudan dari keinginan rakyat dan
bangsanya. Dalam bidang hukum, pancasila merupakan
sumber hukum materil, karena setiap isi peraturan
perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengannya
dan jika hal itu terjadi, maka peraturan tersebut harus segera
di cabut. Pancasila sebagai Azas Hukum Tata Negara dapat
dilihat dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945.

2. Asas Hukum, Kedaulatan rakyat dan Demokrasi

By Rayhani S.H.,M.H
26

Asas kedaulatan dan demokrasi menurut jimly Asshiddiqie


gagasan kedaulatan rakyat dalam negara Indonesia, mencari
keseimbangan individualisme dan kolektivitas dalam
kebijakan demokrasi politik dan ekonomi. Azas kedaulatan
menghendaki agar setiap tindakan dari pemerintah harus
berdasarkan dengan kemauan rakyat dan pada akhirnya
pemerintah harus dapat dipertanggung jawabkan kepada
rakyat melalui wakil-wakilnya sesuai dengan hukum.

3. Asas Negara Hukum

Yaitu negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin


keadilan kepada warga negaranya. Asas Negara hukum
(rechtsstaat) cirinya yaitu pertama, adanya UUD atau
konstitusi yang memuat tentang hubungan antara penguasa
dan rakyat, kedua adanya pembagian kekuasaan, diakui dan
dilindungi adanya hak-hak kebebasan rakyat.

Unsur-unsur / ciri-ciri khas daripada suatu Negara hukum


atau Rechstaat

adalah :

1. Adanya pengakuan dan perlindungan terhadap hak-


hak asasi manusia yang mengandung persamaan
dalam bidang politik, ekonomi, sosial, kultur dan
pendidikan.

By Rayhani S.H.,M.H
27

2. Adanya peradilan yang bebas dan tidak memihak,


tidak dipengaruhi oleh suatu kekuasaan atau kekuatan
lain apapun.

3. Adanya legalitas dalam arti hukum dalam semua


bentuknya.

4. Adanya Undang-Undang Dasaer yang memuat


ketentuan tertulis tentang hubungan antara penguasa
dengan rakyat.

4. Asas Demokrasi

Adalah suatu pemerintahan dimana rakyat ikut serta


memerintah baik secara langsung maupun tak langsung.
Azas Demokrasi yang timbul hidup di Indonesia adalah Azas
kekeluargaan.

5. Asas Kesatuan

Adalah suatu cara untuk mewujudkan masyarakat yang


bersatu dan damai tanpa adanya perselisihan sehingga
terciptanya rasa aman tanpa khawatir adanya diskriminasi.
Asas Negara kesatuan pada prinsipnya tanggung jawab
tugas-tugas pemerintahan pada dasarnya tetap berada di
tangan pemerintah pusat. Akan tetapi, sistem pemerintahan
di Indonesia yang salah satunya menganut asas Negara
kesatuan yang di desentralisasikan menyebabkan adanya
tugas-tugas tertentu yang diurus sendiri sehingga
By Rayhani S.H.,M.H
28

menimbulkan hubungan timbal balik yang melahirkan


hubungan kewenangan dan pengawasan.

6. Asas Pembagian Kekuasaan dan Check Belances

Yang berarti pembagian kekuasaan negara itu terpisah-pisah


dalam beberapa bagian baik mengenai fungsinya.

Beberapa bagian seperti dikemukakan oleh John Locke yaitu


:

1. Kekuasaan Legislatif

2. Kekuasaan Eksekutif

3. Kekuasaan Federatif

Montesquieu mengemukakan bahwa setiap Negara terdapat


tiga jenis kekuasaan yaitu Trias Politica

1. Eksekutif

2. Legislatif

3. Yudikatif

7. Asas legalitas

Dimana asas legalitas tidak dikehendaki pejabat melakukan


tindakan tanpa berdasarkan undang-undang yang berlaku.
Atau dengan kata lain the rule of law not of man dengan
dasar hukum demikian maka harus ada jaminan bahwa

By Rayhani S.H.,M.H
29

hukum itu sendiri dibangun berdasarkan prinsip-prinsip


demokrasi.

By Rayhani S.H.,M.H
30

B A B IV

KONSTITUSI

Konstitusi pada dasarnya memiliki pengertian luas, yaitu


keseluruhan peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis
yang mengatur secara mengikat mengenai cara
penyelenggaraan suatu pemerintahan.

A. Pengertian Konstitusi

Dari segi bahasa istilah konstitusi berasal dari kata constituer


(Prancis) yang berarti membentuk. Maksudnya yaitu
membentuk, menata, dan menyusun suatu negara. Demikian
pula dalam bahasa Inggris kata constitute dapat berarti
mengangkat, mendirikan atau menyusun. Dalam bahasa
Belanda, istilah konstitusi dikenal dengan sebutan gronwet
yang berarti undang-undang dasar.

Istilah konstitusi pada umumnya menggambarkan


keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara. Sistem itu
berupa kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur atau
memerintah negara. Peraturan-peraturan tersebut ada yang
tertulis sebagai keputusan badan yang berwenang dan ada
yang tidak tertulis yang berupa kebiasaan dalam praktik

By Rayhani S.H.,M.H
31

penyelenggaraan negara. Dengan demikian, pengertian


konstitusi sampai dewasa ini dapat menunjuk pada peraturan
ketatanegaraan baik yang tertulis maupun tidak tertulis.
Selain itu, beberapa ahli juga mengemukakan pengertian
konstitusi sebagai berikut.
1. E.C. Wade
Konstitusi adalah naskah yang memaparkan rangka dan
tugas pokok dari badan pemerintahan suatu negara dan
menentukan pokok-pokok cara kerja badan tersebut.
2. KC. Wheare
Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu
negara yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk an
mengatur pemerintahan negara.
3. Herman Heller
Herman Heller membagi konstitusi menjadi tiga pengertian,
yaitu:

• Konstitusi yang bersifat politik sosiologis, yaitu


konstitusi yang mencerminkan kehidupan politik
masyarakat.

• Konstitusi yang bersifat yuris, yaitu konstitusi


merupakan kesatuan kaidah yang hidup di dalam
mayarakat.

By Rayhani S.H.,M.H
32

• Konstitusi yang bersifat politis, yaitu konstitusi yang


ditulis dalam suatu naskah sebagai undang-undang.

4. CF. Strong
Menurut CF. Strong, konstitusi merupakan kumpulan asas
yang didasarkan pada kekuatan pemerintah, hak-hak yang
diperintah, serta hubungan-hubungan antara keduanya yang
diatur.
5. Sri Soemantri
Konstitusi merupakan naskah yang memuat suatu bangunan
negara dan sendi-sendi sistem pemerintahan negara.

Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan


bahwa ada dua pengertian konstitusi, yaitu

1. Dalam arti luas, merupakan suatu keseluruhan aturan


dan ketentuan dasar (hukum dasar yang meliputi
hukum dasar tertulis dan hukum dasar tidak tertulis
yang mengatur mengenai suatu pemerintahan yang
diselenggarakan di dalam suatu negara;

2. Dalam arti sempit, merupakan undang-undang dasar,


yaitu suatu dokumen yang berisi aturan-aturan dan
ketentuan-ketentuan yang bersifat pokok dari
ketatanegaran suatu negara.

By Rayhani S.H.,M.H
33

B. Kedudukan Konstitusi
Kedudukan konstitusi dalam kehidupan ketatanegaraan pada
suatu negara sangat penting karena menjadi ukuran
kehidupan dalam bernegara dan berbangsa untuk mengetahui
aturan-aturan pokok yang ditujukan baik kepada
penyelenggara negara maupun masyarakat dalam
ketatanegaraan. Kedudukan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Sebagai hukum dasar


Dalam hal ini, konstitusi memuat aturanaturan pokok
mengenai penyelengara negara, yaitu badan-
badan/lembaga-lembaga pemerintahan dan
memberikan kekuasaan serta prosedur penggunaan
kekuasaan tersebut kepada badan-badan
pemerintahan.

2. Sebagai hukum tertinggi


Dalam hal ini, konstitusi memiliki kedudukan yang
lebih tinggi terhadap peraturan-peraturan yang lain
dalam tata hukum pada suatu negara. Dengan
demikian, aturan-aturan di bawah konstitusi tidak
bertentangan dan harus sesuai dengan aturan-aturan
yang terdapat pada konstitusi.

By Rayhani S.H.,M.H
34

C. Jenis-jenis Konstitusi
Konstitusi dapat dibedakan dalam dua macam.

1. Konstitusi tertulis, yaitu suatu naskah yang


menjabarkan (menjelaskan) kerangka dan tugas-tugas
pokok dari badan-badan pemerintahan serta
menentukan cara kerja dari badan-badan
pemerintahan tersebut. Konstitusi tertulis ini dikenal
dengan sebutan undang-undang dasar.

2. Konstitusi tidak tertulis, merupakan suatu aturan


yang tidak tertulis yang ada dan dipelihara dalam
praktik penyelenggaraan negara di suatu negara.
Konstitusi tidak tertulis ini dikenal dengan sebutan
konvensi.

D. Unsur-unsur Konstitusi
Unsur-unsur yang harus dimuat di dalam konstitusi menurut
pendapat Lohman adalah:

1. Konstitusi sebagai perwujudan kontak sosial, yaitu


merupakan perjanjian dari kesepakatan antara warga
negara dengan pemerintah;

2. Konstitusi sebagai penjamin hak asasi manusia, yaitu


merupakan penentu hak dan kewajiban warga negara
dan badan-badan pemerintah;

By Rayhani S.H.,M.H
35

3. Konstitusi sebagai forma regiments, yaitu merupakan


kerangka pembangunan pemerintah.

E. Sifat Konstitusi
Menurut pendapat dari C.F. Strong (dalam Miriam
Budiardjo: 1985), suatu konstitusi dapat bersifat kaku atau
bisa juga supel tergantung pada apakah prosedur untuk
mengubah konstitusi itu sudah sama dengan prosedur
membuat undang-undang di negara yang bersangkutan atau
belum. Dengan demikian, sifat dari konstitusi dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu

1. Konstitusi yang bersifat kaku (rigid), hanya dapat


diubah melalui prosedur yang berbeda dengan
prosedur membuat undang-undang pada negara yang
bersangkutan;

2. Konstitusi yang bersifat supel (flexible), sifat supel


disini diartikan bahwa konstitusi dapat diubah
melalui prosedur yang sama dengan prosedur
membuat undang-undang pada negara yang
bersangkutan.

F. Tujuan Konstitusi
Pada umumnya, konstitusi mempunyai tujuan untuk
membatasi kekuasaan penyelenggara negara agar tidak dapat
berbuat sewenang-wenang serta dapat menjamin hak-hak

By Rayhani S.H.,M.H
36

warga negara. Tujuan konstitusi ini merupakan suatu


gagasan yang dinamakan dengan konstitusionalisme.
Maksud dari konstitusionalisme adalah suatu gagasan yang
memandang pemerintah (penyelenggara pemerintahan)
sebagai suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh
dan atas nama rakyat.
G. Fungsi Konstitusi
Fungsi konstitusi bagi suatu negara sebagai berikut.

1. Membatasi atau mengendalikan kekuasaan penguasa


agar dalam menjalankan kekuasaannya tidak
sewenang-wenang terhadap rakyatnya.

2. Memberi suatu rangka dan dasar hukum untuk


perubahan masyarakat yang dicita-citakan dalam
tahap berikutnya.

3. Sebagai landasan penyelenggaraan negara menurut


suatu sistem ketatanegaraan tertentu yang dijunjung
tinggi oleh semua warga negaranya, baik penguasa
maupun rakyat (sebagai landasan struktural.

H.Perubahan Konstitusi

Perubahan konstitusi,menurut C.F.Strong


A. Kekuasaan Legislative
Perubahan konstitusi dengan cara ini dilakukan dengan
syarat :

By Rayhani S.H.,M.H
37

1. Dalam sidang perubahan konstitusi harus dihadiri oleh


minimal 2/3 atau 2/4 dari jumlah anggota dan perubahan
konstitusi dianggap sah jika usulan perubahan di setujui oleh
suara terbanyak (2/3).
2. Sebelum perubahan dilakukan, lembaga perwakilan rakyat
dibubarkan, lalu diadakan pemilu yang baru dan lembaga
perwakilan rakyat yang baru (sebagai konstituante) yang
melakukan perubahan konstitusi.
3. Untuk melakukanperubahan DPR dan MPR melakukan
sidang gabungan, sah jika disetujui oleh 2/3 dari anggotanya.
B. Oleh Rakyat melalui Referendum
Perubahan konstituante dengan pendapat langsung dari
rakyat. Pendapatnya berupa: referendum, plebisit dan
popular vote. Contohnya : referendum di Prancis.
C. Oleh Negara Bagian
Terjadi hanya pada negara federal karena pembentukan
Negara Federal dilakukan oleh negara-negara yang
membentuknya dan konstitusi adalah bentuk perjanjian.
D. Dengan Konversi Ketatanegaraan
Terjadi jika untuk merubah konstitusi harus adanya badan
khusus. Contohnya untuk merubah UUDS 1950, dibentuk
majelis perubahan UUD.

Menurut K.C.Wheare, perubahan konstitusi melalui 4 cara:


1. Some primary forces (dengan orang-orang yang
berpengaruh)
2. Formal amandement (sesuai UU)
3. Yudicial interpretation (penafsiran hukum)
4. Usage dan costum(kebiasaandan adat istiadat kenegaraan)

By Rayhani S.H.,M.H
38

BAB V

SEJARAH HUKUM TATA NEGARA INDONESIA

A. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

1. Arti dari kemerdekaan

Dengan diproklamirkan kemerdekaan Bangsa Indonesia,


berarti bahwa Bangsa Indonesia telah menyatakan dengan
secara formal, baik kepada dunia luar maupun kepada
Bangsa Indonesia sendiri, bahwa mulai saat itu Bangsa
Indonesia telah merdeka.

Merdeka berarti bahwa pada saat itu Bangsa Indonesia telah


mengambil sikap untuk menentukan sendiri nasib bangsa
dan nasib tanah airnya dalam segala bidang.

Oleh karena itu pernyataan kemerdekaan berarti bahwa


mulai pada saat itu telah berdiri negara baru, yaitu negara
Republik Indonesia.

Arti proklamasi kemerdekaan Indonesia:

- lahirnya negara kesatuan

- puncak perjuangan pergerakan kemerdekaan

By Rayhani S.H.,M.H
39

- titik tolak dari pada pelaksanaan amanat penderitaan rakyat

2. Lahirnya Pemerintah Indonesia

Lahirnya bangsa Indonesia diawali dengan didirikannya


BPPK pada tanggal 29 April 1945, di dalam masa berdirinya
badan ini dapat menghasilkan rancangan UUD (16 Juli
1945).

PPKI terbentuk pada tanggal 9 Agustus 1945, pada masa


terbentuknya PPKI menghasilkan:

1. Sidang I (18 Agustus 1945)

*Pembentukan UUD 1945

*UUD 1945

*Memilih Soekarno sebagai presiden dan Mohammad Hatta


sebagai wakil presiden

*Adanya komite nasional, sebagai pembantu presiden

2. Sidang II (19 Agustus 1945)

*Pembentukan 12 departemen pemerintahan

*Pembagian wilayah Indonesia kedalam 8 Propinsi dan


adanya kebijakan daerah

By Rayhani S.H.,M.H
40

3. Adanya pembentukan batang tubuh dan penjelasan


resmi UUD 1945

B.SEJARAH PERKEMBANGAN KETATANEGARAAN


INDONESIA

1. Periode 17 Agustus 1945- 27 Desember 1949

Dalam rangka persiapan kemerdekaan Indonesia maka


dibentuk BPUPKI, yang telah berhasil membuat Rancangan
Dasar Negara pada tanggal 25 Mei s.d 1 Juni 1945 dan
Rancangan UUDasar pada tanggal 10 Juli s.d 17 Juli 1945.

Pada tanggal 11 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan dan


dibentuk PPKI yang melanjutkan upaya-upaya yang telah
dilakukan oleh BPUPKI dan berhasil membuat UUD 1945
yang mulai diberlakukan tanggal 18 Agustus 1945.

Setelah Proklamasi kemerdekaan RI pada tanggal 17


Agustus1945, maka hal-hal yang dilakukan adalah:

1. Menetapkan UUD Negara RI pada tanggal 17 Agustus


1945.

2. Menetapkan Soekarno-Hatta sebagai Presiden dan Wakil


Presiden.

3. Pembentukan Departemen-Departemen oleh Presiden.

By Rayhani S.H.,M.H
41

4. Pengangkatan anggota KNIP oleh Presiden.

5.Pembentukan delapan Propinsi oleh PPKI.

Tanggal 16 Oktober 1945 Wakil Presiden mengeluarkan


Maklumat No.x tahun 1945 yang menetapkan KNIP sebelum
MPR dan DPR diberi kekuasaan legislative dan ikut serta
menetapkan GBHN. Bahwa pekerjaan
KNIP sehari-hari berhubung dengan gentingnya keadaan
dijalankan oleh sebuah Badan Pekerja yang dipilih antara
mereka, serta bertanggung jawab kepada KNIP.
Kemudian tanggal 14 Nopember 1945 dikeluarkan
Maklumat Wakil Presiden No.x tahun 1945 yang
menyatakan:

-Pembentukan Kabinet Baru

-Dan Kabinet ini bertanggung jawab kepada KNIP

Dengan maklumat-maklumat diatas menimbulkan persoalan


dalam pelaksanaan pemerintahan mengenai system
pemerintahan dimana menurut Pasal 4 UUD 1945 ditegaskan
bahwa “Presiden memegang kekuasaan pemerintahan” dan
Pasal 17 menetapkan bahwa” Menteri Negara diangkat dan
di berhentikan oleh Presiden dan bertanggung jawab kepada
Presiden”. Sistem pemerintahan menurut UUD 1945 adalah
Sistem Presidentil. Sedangkan menurut maklumat
By Rayhani S.H.,M.H
42

Pemerintah meletakkan pertanggungjawaban Kabinet kepada


KNIP yang merupakan ciri dari sistem Parlementer.

2.Periode 27 Desember 1945-17 Agustus 1950

Setelah Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945,


Belanda masih merasa mempunyai kekuasaan atas Hindia
Belanda yaitu negara bekas jajahan masih dibawah
kekuasaan Kerajaan Belanda, dengan alasan:

a.Ketentuan Hukum Internasional

Menurut Hukum Internasional suatu wilayah yang diduduki


sebelum statusnya tidak berubah, ini berarti bahwa Hindia
Belanda yang diduduki oleh Bala Tentara Jepang masih
merupakan bagian dari Kerajaan Belanda, oleh karena itu
setelah Jepang menyerah, maka kekuasaan di Hindia
Belanda adalah Kerajaan Belanda sebagai pemilik/ penguasa
semula.

b. Perjanjian Postdan

Yaitu perjanjian diadakan menjelang berakhirnya Perang


Dunia II yang diadakan oleh Negara Sekutu dengan pihak
Jepang,Italia dan Jerman, perjanjian ini menetapkan bahwa
setelah Perang Dunia II selesai, maka wilayah yang diduduki
oleh ketiga negara ini akan dikembalikan kepada penguasa

By Rayhani S.H.,M.H
43

semula. Atas dasar


perjanjian diatas, maka Belanda merasa memiliki kedaulatan
atas Hindia-Belanda secara De Jure.
Akibat adanya pandangan ini yang kemudian menimbulkan
konflik senjata antara Tentara Rakyat Indonesia (TRI)
dengan NICA pada tanggal 10 November 1946 di Surabaya.
Untuk mengakhiri konflik ini, maka diadakan perundingan
antara Indonesia dengan Belanda pada tanggal 25 Maret
1947 di Linggarjati yang antara lain menetapkan:

1. Belanda mengakui RI berkuasa secara de facto atas Jawa,


Madura dan Sumatra, di wilayah lain yang berkuasa adalah
Belanda.

2. Belanda dan Indonesia akan bekerjasama membentuk RIS.

3. Belanda dan Indonesia akan membentuk Uni Indonesia


Belanda.

Hadil perundingan ini menimbulkan penafsiran yang berbeda


antara Belanda-Indonesia mengenai soal Kedaulatan
Indonesia-Belanda, yaitu:

1. Sebelum RIS terbentuk yang berdaulat menurut Belanda


adalah Belanda, sehingga hubungan luar negeri/internasional
hanya boleh dilakukan oleh Belanda.

By Rayhani S.H.,M.H
44

2. Menurut Indonesia sebelum RIS terbentuk yang berdaulat


adalah Indonesia, terutama Pulau Jawa, Madura dan
Sumatra, sehingga hubungan luar negeri juga boleh
dilakukan oleh Indonesia.

3. Belanda meminta dibuat Polisi bersama, tetapi Indonesia


menolak.Akibat adanya penafsiran ini terjadi clash I pada
tanggal 21 Juli1947 dan clash II tanggal 19 Desember 1948.
Terjadinya konflik ini akibat adanya agresi militer Belanda
terhadap Indonesia. Sedangkan menurut Belanda
terjadinya agresi militer Belanda adalah dalam rangka
penertiban wilayah kedaulatan Belanda. Bentrok
senjata Indonesia-Belanda ini kemudian dilerai oleh PBB
dan melakukan gencatan senjata dan dibuat suatu
perundingan baru di atas Kapal Renville tahun 1948 yang
menetapkan :

1. Belanda dianggap berdaulat penuh di seluruh Indonesia


sampai terbentuk RIS.

2. RIS mempunyai kedudukan sejajar dengan Belanda.

3.RI hanya merupakan bagian RIS.

Kemudian diadakan konfrensi Meja Bundar (KMB) pada


tanggal 23 Agustus 1949 yang disepakati antara lain:

By Rayhani S.H.,M.H
45

1.Mendirikan Negara Indonesia Serikat

2.Penyerahan kedaulatan RIS

3.Mendirikan UNI antara RIS dengan kerajaan Belanda

Atas dasar KMB maka pada tanggal 27 Desember 1949


dibentuknya Negara RIS dengan Konstitusi RIS.

Berubahnya Negara Kesatuan menjadi Negara Serikat tidak


semata-mata campur tangan dari pihak luar (PBB dan
Belanda), akan tertapi juga kondisi Indonesia yang
memberikan kontibusi yaitu adanya keinginan daerah-daerah
untuk membentuk Negara/memisahkan diri dari Negara
Kesatuan dan membentuk Negara sendiri serta mereka tidak
puas terhadap kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah
pusat tidak adil, yang pada akhirnya banyak daerah-daerah
melakukan pemberontakan.

Disamping itu Belanda telah berhasil dan makin banyak


daerah-daerah membentuk Negara lain:

1. Negara Indonesia Timur tahun 1946

2. Negara Pasundan termasuk Distrik Jakarta

3. Negara Jawa Timur 16 Nopember 1948

By Rayhani S.H.,M.H
46

4. Negara Madura 23 Januari 1938

5. Negara Sumatra Timur 24 Januari 1948

6. Dan Negara Sumatra Selatan

7. Negara ysng sedang dipersiapkan adalah :

1.Kalimantan Timur

2.Dayak Besar

3.Banjar

4.Kalimantan Tenggara

5.Bangka

6.Belitung

7.Riau

8.Jawa Tengah

Naskah konstitusi RIS disusun oleh delegasi kedua belah


pihak.egara RIS terdiri dari 16 negara bagian dan Ibu kota
negara Indonesia adalah Jogyakarta dengan Kepala Negara
RIS Ir. Soekarno dan Drs. Muh.Hatta diangkat sebagai
Perdana Mentri. Dalam Konstitusi RIS dikenal adanya Senat
yang merupakan wakil dari negara-negara bagian dan sikap
Negara bagian 2 orang dengan hak suara satu.

3. Periode 17 Agustus 1950-5 Juli 1959

By Rayhani S.H.,M.H
47

Pada masa Konstitusi RIS, Negara-negara bagian makin sulit


diatur dan kewibawaan pemerintah Negara federasi semakin
berkurang sedangkan Indonesia sendiri dari berbagai ragam
suku bangsa, adat istiadat, pulau pulau dan bahasa, maka
rakyat di daerah-daerah sepakat untuk kembali kebentuk
Negara Kesatuan. Kemudian diadakan perundingan
antara negara-negara Serikat dengan RI Jogyakarta yang
memetapkan bahwa pasal-pasal dalam konstitusi RIS yang
bersifat federaalis dihilangkan dan diganti dengan pasal yang
bersifat kesatuan, yang pada tanggal 19 Mei 1950
ditandatangani Piagam Persetujuan yang menghendaki
dalam waktu sesingkat-singkatnya bersama-sama
melaksanakan NegaraKesatuan.
Pada tanggal 17 Agustus 1950, Indonesia resmi kembali
menjadi Negara Kesatuan RI berdasarkan UUDS tahun
1950, yang pada dasarnya merupakan Konstitusi RIS yang
sudahdirubah. Walaupun
sudah kembali kepada bentuk Negara kesatuan, namun
perbedaan antara daerah yang satu dengan daerah yang lain
masih terasa, adanya ketidakpuasan,adanya penyesalan dan
ada pula yang setuju yang pada akhirnya timbul
pemberontakan separatisme misalnya:

1. APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) di Bandung 23


Januari 1950.
By Rayhani S.H.,M.H
48

2. Pemberontakan Andi Aziz Cs di Makasar 5 April1950.

3.Pemberontakan RMS di Ambon 25 April 1950.

4. Pemberontakan Ibnu Hajar Cs, di Kalimantan Selatan 10


Oktober 1950.

5. Pemberontakan DI/TII, Kahar Muzakar di Sulawesi


Selatan 17 Agustus 1951

6. Pemberontakan Batalyon 426 Jawa Tengah 1 Desember


1951.

7. Pemberontakan DI/TII Daud Baureuh di Aceh 25


September 1953.

8. Peristiwa Dewan Banteng, Sumatra Barat 20 Desember


1956.

9. Pemberontakan PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik


Indonesia) 15 Pebruari 1959.

10. Paramesta (Perjuangan Rakyat Semesta) 15 Pebruari


1958.

Badan Konstituante bersama-sama pemerintah harus segera


menyusun UUD Indonesia untuk menggantikan UUDS tahun
1950(Pasal 134), kemudian Desember 1955 diadakan
Pemilihan Umum untuk memilih anggota Konstituante
dengan dasar UU No.17 tahun 1953 yang menyatakan:

By Rayhani S.H.,M.H
49

1. Perubahan Konstitusi menjadi UUDS tahun 1950.

2. Merelakan UUDS 1950 mulai berlaku tanggal 17 Agustus


1950.

3. Terbentuknya Konstituante diresmikan di Kota Bandung


10 Nopember 1956 Majelis Konstituante tidak berhasil
menyelesaikan tugasnya menyusun UUD, sehingga Presiden
Soekarno mengeluarkan Dekrit tanggal 5 Juli 1959 yang
menyatakan:

1. Konstituante telah gagal.

2.Membubarkan Majelis Konstituante.

3.Memberlakukan kembali UUD 1945 sebagai UUD negara


RI.

Dekrit Presiden 5 Juli 1959 telah disetujui oleh DPR hasil


Pemilu 5 Juli tahun 1959 secara aklamasi tanggal 22 Juli
1959, yang kemudian dikukuhkan oleh MPRS dengan
ketetapan No.XX/MPR/1966.

4. Periode 17 Juli 1959 s.d 11 Maret 1966

Periode ini biasa disebut juga Era Orde Lama dengan


“Demokrasi Terpimpin” Konsep Demokrasi Terpimpin dari
Bung Karno diterima sebagai dasar penyelanggaraan negara

By Rayhani S.H.,M.H
50

yang ditetapkan dalam TAP MPRS No.VIII/1965.


Demokrasi Terpimpin adalah musyawarah untuk mufakat
dan apabila tidak tercapai, maka persoalan itu diserahkan
pada pimpinan untuk mengambil keputusan. Atas dasar
Demokrasi Terpimpin semua bidang dalam ketatanegaraan
serba terpimpin.
Dengan berlakunya kembali UUD 1945 berdasarkan Dekrit
Presiden 5 Juli 1959, maka pelaksanaannya tidak sesuai
bahkan banyak terjadi penyimpangan antara lain:

1. Lembaga-lembaga Negara yang ada bersifat sementara

2. Pengangkatan Presiden Soekarno sebagai Presiden


Seumur Hidup dengan TAP MPRS No. III tahun 1963

Pada masa itu banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan


didalam bidang politik yang pada puncaknya, meledaknya
kasus pemberontakan G30 S PKI, yang sampai saat ini masih
dalam perdebatan. Peristiwa G30 S PKI
menimbulkan banyak kekacauan sosial budaya dan tidak
stabilnya politik dan hukum ketatanegaraan Indonesia yang
kemudian dikeluarkannya Surat Perintah dari Presiden
Soekarno kepada Letnan Jenderal Soeharto yaitu Surat
Perintah 11 Maret 1966 (SUPERSEMAR), untuk mengambil
segala tindakan dalam menjamin keamanan dan ketentraman
masyarakat serta stabilitas jalannya pemerintahan
By Rayhani S.H.,M.H
51

5.Periode Orde Baru

Atas dasar Surat Perintah 11 Maret 1966 (SUPERSEMAR),


merupakan akar sesl jatuhnya Presiden Soekarno dan tampak
kekuasaan negara dipegang oleh Jenderal Soeharto.
Dalam kepemimpinan Jenderal Soeharto penyelenggaraan
pemerintahan dan kehidupan demokrasi menitikberatkan
pada kestabilan politik dan keamanan Negara. Beberapa
hal yang menonjol dalam Pemerintahan Soeharto atau
dikenal dengan Era Orde Baru adalah:

1. Demokrasi Pancasila

2. Adanya Konsep Dwifungsi ABRI

3.Adanya Golongan Karya

4. Kekuasaan tangan Eksekutif/Penumpukan kekuasaan.

5. Adanya system pengangkatan dalam lembaga-lembaga


perwakilan

6. Penyederhanaan Partai Politik

7. Adanya rekayasa dalam Pemilihan Umum, Soeharto tetap


menjadi Presiden untuk beberapa kali.

6. Periode Reformasi Tahun 1998 s.d sekarang

By Rayhani S.H.,M.H
52

Gerakan Reformasi tahun 1998 dan Presiden Soeharto


meletakkan jabatannya tanggal 20 Mei 1998 digantikan oleh
Wakil Presiden B.J.Habibie.
Reformasi menghendaki suatu perubahan yang pada
akhirnya penggantian berbagai peraturan perundang-
undangan, yang tidak sesuai dengan alam demokrasi dan
prinsip-prinsip kedaulatan rakyat terutama mengadakan
amandemen UUD 1945 sebanyak empat kali.

Setelah amandemen ke IV UUD 1945, maka system


ketatanegaraan Republik Indonesia adalah sebagai berikut:

1. NKRI harus tetap dipertahankan.

2. Kedaulatan ada ditangan rakyat.

3. Presiden dan Wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat.

4. Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum.

5. Sistem Pemerintahan adalah Presidensil.

6. Sistem Parlemen menggunakan Bikanural System, yaitu


terdiri dari DPR dan DPD.

7. Sistematika UUD 1945 terdiri dari Pembukaan dan Pasal-


Pasal.

8. MPR tidak lagi menjadi lembaga tertinggi Negara.


By Rayhani S.H.,M.H
53

9. Hubungan organisasi pemerintahan dalam garis vertikal


dengan asas desentralisasi dengan otonomi luas.

10. Adanya lembaga-lembaga baru yaitu Mahkamah


Konstitusi dan Komisi Yudisial dalam UUD 1945.

By Rayhani S.H.,M.H
54

BAB VI

BENTUK DAN SISTEM PEMERINTAHAN


INDONESIA

A. Pengertian Bentuk Negara

Menggambarkan dasar-dasar Negara, susunan dan tata tertib


Negara, organ tertinggi dalam negara “melukiskan pekerjaan
organ tertinggi”.

B. Bentuk- Bentuk Negara

1. Negara Kerajaan ( Monarchie), dengan system antara


lain:

a. System Absolute, contohnya : Raja Pilip II di Spanyol

b. System Terbatas, contohnya: Inggris

c. System Konstitusional (Parlemen’DPR’), contohnya :


Kerajaan Belanda.

2. Negara Republic, ialah negara pemerintahan rakyat yang


dikepalai dengan kepala negara yang dipilih dengan masa
jabatan 4-5 tahun. Dengan system antara lain:

a. System Referendum (rakyat secara langsung), contohnya :


Yunani, Romawi Kuno.

b. System Parlementer, contohnya : Indonesia.

By Rayhani S.H.,M.H
55

c. System Presidensil, contohnya : Indonesia.

3. Aristokrasi (Oligarki)

Pemegang kekuasaan dipimpin oleh golongan berkuasa,


bangsawan.

4. Demokrasi, ialah suatu negara dengan pemerintahan yang


pimpinan tertinggi ditangan rakyat.

a.Demokrasi Langsung

b.Demokrasi tak langsung

5. Autokrasi, Suatu negara yang autokrasi terpimpin (


autroritaren fuhrestaata/autoritihre) dipimpin oleh
kekuasaan Negara, berdasarkan atas pandangan autoriteit
Negara.

C. Susunan Pemerintahan

1. Negara Kesatuan (Unisetarisme), negara yang


bersusunan tunggal, ialah Negara yang merdeka dan
berdaulat, dimana diseluruh Negara yang berkuasa hanyalah
satu pemerintah.

Macam-macam Negara Kesatuan :

By Rayhani S.H.,M.H
56

a.Negara Kesatuan Sentralistik Dimana segala urusan


diatur oleh pemerintah pusat. Contohnya : Jerman di bawah
kekuasaan Hitler.

b.Negara Kesatuan Desentralisasi Dimana kepada


daerah-derah diberikan kesempatan dan kekuasaan untuk
mengurus daerahnya. Contohnya : RI dengan derah
swatantara.

2. Negara Serikat (federasi)/ budestaat, negara yang


bersusunan jamak.

3. Perserikatan Bangsa-Bangsa

Negara atau gabungan Negara-negara atau bentuk


kenegaraan antara lain:

a.Serikat Negara

b.Negara Uni, yaitu :

-Uni personil(personele unie)

-Uni riil (reele unie)

c.Negara dibawah pengawasan, yaitu:

- protektoratcolonial

- protektorat internasional

d.Koloni

By Rayhani S.H.,M.H
57

e.Mandate

f.Perwakilan

g.PBB

5. Dominion

E. Sistem Pemerintahan

1. Presidensil

a. latar belakang timbulnya

Timbul dari bentuk negara monarchi yang kemudian


mendapat pengaruh dari pertanggung jawaban menteri.
Sehingga fungsi raja merupakan factor stabilitas jika terjadi
perselisihan antara eksekutif dan legislatif. Misalnya
kerajaan Inggris, Perancis dan Belanda.

b.keuntungan

penyelesaian antara pihak eksekutif dan legislatif mudah


dapat tercapai.

c.kelemahan

1. pertentangan antara eksekutif dan legislatif bisa sewaktu-


waktu terjadi menyebabkan cabinet harus mengundurkan diri
dan akibatnya pemerintahan tidak stabil.

By Rayhani S.H.,M.H
58

2. Sebaliknya, seorang presiden dapat pula membubarkan


legislative.

3. Pada sistem parlement dengan multi partai (cabinet koalisi)


apabila terjadi mosi tidak percaya dari beberapa parpol,
sering terjadi pertukaran (pergantian kabinet)

2. Parlementer

a.latar belakang timbulnya

Timbul dari keinginan untuk melepaskan diri dari dominasi


kekuasaan raja, dengan mengikuti ajaran montesque dengan
ajaran trias politica. Misalnya, negara USA timbul sebagai
kebencian atas Raja George II (Inggris).

b.keuntungan

Pemerintahan untuk jangka waktu yang ditentukan itu stabil

c.kelemahan

1. kemungkinan terjadi bahwa apa yang ditetapkan sebagai


tujuan negara, menurut eksekutif bisa berbeda dari pendapat
legislative.

2. Untuk memilih presiden dilakukan oleh masa jabtan yang


tidak sama, sehingga perbedaan-perbedaan yang timbul pada

By Rayhani S.H.,M.H
59

para pemilihan dapat mempengaruhi sikap dan pandangan


lembaga itu berlainan.

3. Qualisi, pada system pemerintahan ini di bagi menjadi dua


bagian, yaitu :

A. qualisi parlementer

B. Qualisi presidensil

4.Referendum

A. referendum oblogator

Yaitu jika keputusan rakyat mutlak harus diberikan dalam


pembuatan suatu peraturan UU yang mengikat rakyat
seluruhnya, karena sangat penting.

B. referendum fakultatif

Yaitu jika persetujuan dari rakyat dilakukan terhadap UU


biasa, karena kurang penting.

F. Bentuk Negara Indonesia adalah “Republic”.

G.Sytem pemerintahan Indonesia menurut UUD 1945

1. System pemerintahan pra amandemen UUD 1945 ialah


system presidensil

By Rayhani S.H.,M.H
60

2. System pemerintahan pasca amandemen UUD 1945 ialah


system presidensil dengan perubahan:-presiden dan wakil
presiden dipilih secara langsung oleh rakyat

-presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung


oleh rakyat

-presiden tidak bertanggung jawab kepada MPR.

By Rayhani S.H.,M.H
61

BAB VII

KELEMBAGAAN NEGARA INDONESIA

A.Konsep Dasar Negara Hukum

Dewasa ini Negara Hukum modern di bagi menjadi :

a.Negara hukum ini di plopori olek Kant dan Fichte, yang


mengemukakan paham liberalisme yang menantang
kekuasaan absolute dari para raja.

Dalam paham ini menghendaki tidak adanya campur tangan


pemerintah secara langsung terhadap penyelenggaraan
kepentingan rakyat, pemerintahan hanya mengawasi dan
bertindak apabila terjadi perselisihan antara anggota
masyarakat dalam menyelenggarakan kepentingannya,
sehingga sikap pemerintah menjadi pasif.

Menurut Kant, Negara Hukum memiliki 4 unsur:

1.Adanya perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia

2.Adanya pemisahan kekuasaan dalam negara

3.Setiap tindakan negara harus berdasarkan UU yang telah


dibuat sebelumnya

By Rayhani S.H.,M.H
62

4.Adanya peradilan administrasi yang berdiri sendiri untuk


menyelesaikan perselisihan tersebut.

b. Negara Hukum Anglo Saxon

Negara yang menganut apa yang disebut dengan the rule of


law/pemerintahan oleh hukum. Contoh Negara yang
menganut system ini adalah inggris.

-Unsur the rule of law

1. Adanya supremasi hukum, artinya kekuasaan tertinggi


dalam Negara ialah hukum

2. Persamaan kedudukan di mata hukum

3.Perlindungan HAM

C. Negara Hukum RI

Negara dapat dikatakan Negara Hukum jika memiliki 4


Syarat: adanya pengakuan HAM, adanya pembagian
kekuasaan,pemerintah berdasar UU, peradilan administrasi.
Indonesia sendiri menganut konsep hukum continental, yang
menganut asas rechstaat continental dan asas rule of law.

-Setruktur Kelembagaan Negara setelah perubahan UUD


1945

By Rayhani S.H.,M.H
63

1. Lembaga Legislative

a.MPR

 Jumlah anggota MPR 700 orang, terdiri dari 500 DPR,


135 DPD I, 65 utusan golongan.

 Tugas dan wewenang:

-mengubah dan menetapkan UUD

-menetapkan GBHN

-melantik Presiden dan Wakilnya

-memberhentikan presiden dan wakilnya dalam masa jabatan


menurut UUD

-memilihWapres dari 2 calin yang di ajukan presiden jika


ada kekosongan wapres

--memilih presiden dan wakilnya jika ada kekosongan


jabatan

-menetapkan peraturan tata tertib dari kode etik MPR

b. DPR

 Berjumlah 500 orang anggota, 462 orang anggota partai


politik hasil pemilu, 38 orang ABRI

By Rayhani S.H.,M.H
64

 Tugas dan wewenang

-Membentuk UU

-Setiap RUU di bahas oleh DPR dan Presiden untuk


mendapatkan persetujuan bersama, jika RUU tidak
mendapatkan persetujuan maka tidak dapat di ajukan pada
sidang DPR masa itu.

-Menyatakan perang, membuat perdamaian, perjanjian

-Menetapkan Perundang-undangan, sebagai pengganti UU

-Pengangkatan dan pemberhentian Komisi Yudisial

-Memperhatikan pemberian amnesti dan abolisi

-Memilih anggota BPK

 Hak

-Hak interplasi, yaitu hak untuk meminta keterangan tentang


kebijakan pemerintah

-Hak angket, yaitu hak memyelidiki kebijakan pemerintah

-Hak menyatakan pendapat

c.DPD

 Jumlah anggotanya 1/3 jumlah DPR


By Rayhani S.H.,M.H
65

 Tugas dan wewenang:

- Mengajukan RUU tentang otonomi daerah kepada DPR

- Ikut membahas RUU tentang otonomi daerah

- Memberikan pertimbangan kepada DPR tentang RUU


APBN dan RUU yang berkaitan dengan pajak, pendidikan
dan agama

- Menerima hasil pemeriksaan keuangan dari BPK, sebagai


bahan pertimbngan kepada DPR tentang RUU, yang
berkaitan dengan APBN

- Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala


daerah/wakilnya kepada presiden melalui mentri dalam
negeri bagi DPRD privinsi

- Memilih wakil kepala daerah dalam hal terjadi


kekosongan pemerintahan daerah terhadap pertanggung
jawaban kepada daerah dalam penyelenggaraan pemerintah
daerah

- Membentuk panitia pengawasan pemilu daerah

- Melakukan pengawasan dan meminta laporan KPUD


dalam penyelenggaraan pemilu

By Rayhani S.H.,M.H
66

- Memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama antar


daerah dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat
daerah.

2. Lembaga Eksekutif

A. PRESIDEN

 Syarat:

- mampu secara jasmani dan rohani, bertakwa kepada Tuhan,


setia pada Pancasila dan UUD dan cita-cita Proklamasi

- WNI, tidak berkhianat kepada Negara, tinggal di NKRI,


telah diaudit kekayaannya, tidak memiliki hutang, tidak
sedang pailit, tidak dicabut hak pilihnya, tidak berbuat yang
tercela.

- Terdaftar sebagai terpilih, ada NPWP, ada riwayat hidup,


belum menjadi Presiden dan Wakil Presiden selama 2 kali
masa priode, tidak pernah di penjara karena makar, minimal
30 tahun, bukan bekas PKI, tidak pernah di penjara lebih dari
3 tahun.

 Tugas dan Wewenang:

- Memiliki kekuasaan legislative (pasal 5 ayat 1, pasal 21


ayat 2, pasal 22 ayat 1, pasal 23 ayat 2)

By Rayhani S.H.,M.H
67

- Memiliki kekuasaan Yudikatif

- Membentuk peraturan pemerintahan

- Membentuk UU tentang peraturan lembaga tinggi Negara

- Berperan sebagai kepala Negara (Pasal 10, pasal 11 ayat 1,


pasal 12, pasal 13 ayat 1,2 dan 3, pasal 15, pasal 16, pasal 17
ayat 2 dan 1)

B. WAKIL PRESIDEN

 Tugas dan Wewenang

- membantu presiden dalam melakukan tugasnya

- memperhatikan masalah tentang kesejahteraan rakyat

- melakukan pengawasan operasional pembangunan dengan


bantuan departemen

C. MENTRI

3. Lembaga Yudikatif

A. MA

 Berjumlah 60 orang

 Tugas dan Wewenang

- Menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan hukum

By Rayhani S.H.,M.H
68

- Mengadili tingkat kasasi

- Menguji Perundang-undangan

- Memeriksa dan merumuskan permohonan PK

- Memberikan pertimbangan hukum kepada presiden dalam


pemberian grasi dan rehabilitasi

- Melakukan pengawasan terhadap peradilan

- Sebagai pengawas bagi penasehat hukum dan notaris,


bersama-sama dengan presiden.

B. MK

- Mengadili pada sidang pertama dan terakhir yang


putusannya bersifat final

- Memutuskan sengketa kewarganegaraan

- Memutuskan pembubaran Parpol

- Memutuskan perselisihan tentang Pemilu

C. Komite Yudisial

- Melakukan seleksi terhadap calon Hakim Agung

- Melakukanpendaftaran calon Hakum Agung

- Mengajukan calon Hakim Agung ke DPR

4. Lembaga Eksaminatif

By Rayhani S.H.,M.H
69

a.BPK

- Memeriksa tanggung jawab tentangkeuangan negara

- Memeriksa Pelaksanaan APBN

Juga terdapat lembaga atau institusi yang juga diatur


kewenangannya dalam UUD, yaitu
2. TNI
3. keplisian Negara RI
4. pemerintah daerah
5. Partai politik

Adapun lembaga yang tidak disebut namanya namun disebut


fungsinya, namun kewenangannya dinyatakan akan diatur
dalam UU yaitu BANK indonesai (BI) dan komisi pemilihan
umum yang juga bukan nama karena ditulis dalam huruf
kecil. Sedangkan lembaga yang berdasarkan perintah
menurut UUD yang kewenangannya diatur dalam UU seperti;
KOMNAS HAM, KPI, Pusat Pelaporan dan Analisis
Transaksi Keuangan (PPATK) dan lain sebagainya.
 Lembaga-lembaga Negara Indonesia
struktur lembaga negara sebagaimana gambar berikut,
dibawah ini :

By Rayhani S.H.,M.H
70

 Lembaga Independent
dalam menjamin kepentingan kekuasaan dan
demokratisasi yang lebih efektif maka dibentuk
beberapa lembaga-lembaga independent, seperti
1. Tentara NAsional Indonesia (TNI)
2. Kepolisian Negara (polri)
3. Bank Indonesia
4. kejaksaan agung
5. KOMNAS HAM
6. KPU
7. Komisi Ombusdman
8. Komisi Pengawasan dan persaingan Usaha (KPPU)
9. Komisi Pemeriksaan Kekayaan Penyelenggaraan
Negara (KPKPN)
10. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPU)
11. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) dan lain
sebagainya
By Rayhani S.H.,M.H
71

GOOD GOVERNANCE
Good governance diartikans sebagai tindakan atau tingkah
laku yang didasarkan pada nilai-nilai yangbersifat
mengarahkan, mengendalikan dan memperngaruhi masalah
public untuk mewujudkan nilai-nilai dalam tindakan dan
kehidupan sehari-hari .
Good govermant adalah suatu kesepakatan menyangkut
pengaturan negara yang diciptakan bersama pemerintah,
swasta, dan masyarakat.
Indicator pemerintah yang baik adalah jika produktif dan
memperlihatkan hasil dengan indicator kemampuan ekonomi
rakyat meningkat baik dalam aspek produktifitas maupun
dalam daya belinya, kesejahteraan spiritualnya terus
meningkat, dengan indicator rasa aman, tenang dab bahagia
serta sense of nationality yang baik.
Prinsip-prinsip good governance, yaitu
1. Partisipasi (participation) bahwa msyarakat berhak dalam
pengambilan keputusan baik langsung maupun melalui
lembaga perwakilan yang sah untuk mewakili kepentingan
mereka.
2. penegakan hukum sebagaimana karakter penagakan
hukum yaitu, a) supremasi hukum the supremacy of law, b).
keputusan hakim legal certaintly. c). hukum yang responsive.
d). penegakan hukum yang konsisten dan non diskriminatif.

By Rayhani S.H.,M.H
72

E) independensi peradilan.
3. Transparansi (transparency) menurut Gaffar bahwa
delapan aspek penyelenggaraan negara yang harus
ditransparansikan, yaitu ; A) penetapan posisi, jabatan atau
kedudukan. B) kekayaan pejabat public. C) pemberian
pengharhgaan. D) penetapan kebijakan yang terkait dengan
pencerahan kehidupan. E) kesehatan. F) moralitas para
pejabat dan aparatur pelayanan public. G) keamanan dan
ketertiban. H) kebijakan strategis untuk pencerahan
kehidupan masyarakat.
4. responsive (responsiveness) yakni pemerintah harus pekah
dan cepat tanggap terhadap persoalan-persoalan masyarakat.
5. Konsensus (consensus orientation) yakni pengambilan
keputusan secara musyawarah dans emaksimal mungkin
berdasarkan kesepakatan bersama.
6. kesetaraan dan keadilan (equity) yaitu kesetaraan dan
keadilan baik suku, agama, ras, etnik, budaya, geopolitik,
dan lain sebagainya.
7. efektifitas (effectiveness) dan efesiensi (efficiency) atau
tepat guna dan tepat waktu
8. akuntabilitas (accountability) artinya pertanggung jawaban
pejabat public terhadap masyarakat yang memberikan
delegasi atau kewenangan dalam berbagai urusan untuk
kepentinganmereka.

By Rayhani S.H.,M.H
73

9. visi strategis (strategic vision) adalah pandangan-


pandangan strategis untuk menghadapi masa akan datang
langkah-langkah perwujudan Good Governance
a. penguatan fungsi dan peran lembaga perwakilan
b. kemandirian lembaga peradilan
c. aparat pemerintah yang professional dan penuh integritas
d. masyarakat madani yang kuat dan partisipatif
e. penguatan upaya otonomi daerah.
good governance merupakan factor kunci dalam otonomi
daerah karena penyelenggaraan otonomi daerah pada
dasarnya betul-betul akan terealisasi dengan baik apabila
dilaksanakan dengan menggunakan prinsip-prinsip good
governance.

By Rayhani S.H.,M.H
74

BAB VIII

SISTEM PEMERINTAHAN DI DAERAH


Pengertian pemerintah daerah
Pasal 18 (1) UUD NRI 1945 bahwa negara kesatuan
Republik Indonesia dibagi ats daerah-daerah provinsi dan
daerah Provinsi itu dibagi atas beberapa kabapuaten dan kota,
yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai
pemerintahan daerah, yang di atur dengan undang undang.
Hirarkhi dan pengertin pemerintahan, yaitu

Provinsi
Provinsi atau propinsi adalah nama sebuah pembagian
wilayah administratif di bawah wilayah nasional. Kata ini
merupakan kata pungutan dari bahasa Belanda “provincie”
yang berasal dari bahasa Latin dan pertama kalinya
digunakan di Kekaisaran Romawi. Mereka membagi wilayah
kekuasaan mereka atas (peringkat kedua dari seluruh ke
presidensial setelah kekuasaan presiden)”provinciae”.
Kemungkinan kata ini berasal dari kata “provincia”, yang
berarti daerah kekuasaan. Kemungkinan besar ini terdiri dari
kata-kata “pro” (di depan) dan “vincia” (dihubungkan).
Dalam pembagian administratif, Indonesia terdiri atas
provinsi, yang dikepalai oleh seorang gubernur.

By Rayhani S.H.,M.H
75

Kabupaten
Kabupaten adalah pembagian wilayah administratif di
Indonesia setelah provinsi, yang dipimpin oleh seorang
bupati. Selain kabupaten, pembagian wilayah administratif
setelah provinsi adalah kota. Secara umum, baik kabupaten
dan kota memiliki wewenang yang sama. Kabupaten
bukanlah bawahan dari provinsi, karena itu bupati atau
walikota tidak bertanggung jawab kepada gubernur.
Kabupaten maupun kota merupakan daerah otonom yang
diberi wewenang mengatur dan mengurus urusan
pemerintahannya sendiri.

Kota
Kota, menurut definisi universal, adalah sebuah area urban
yang berbeda dari desa ataupun kampung berdasarkan
ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan, atau status
hukum. Dalam konteks administrasi pemerintahan di
Indonesia, kota adalah pembagian wilayah administratif di
Indonesia setelah provinsi, yang dipimpin oleh seorang
walikota.
Kecamatan
Kecamatan adalah pembagian wilayah administratif di
Indonesia di bawah kabupaten atau kota. Kecamatan terdiri
atas desa-desa atau kelurahan-kelurahan.

By Rayhani S.H.,M.H
76

Dalam konteks otonomi daerah di Indonesia, Kecamatan


merupakan Perangkat Daerah Kabupaten atau Kota yang
mempunyai wilayah kerja tertentu yang dipimpin oleh
seorang Camat. Istilah “Kecamatan” di provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam disebut juga dengan “Sagoe Cut”
sedangkan di Papua disebut dengan istilah “Distrik”.
Kelurahan
Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di
Indonesia di bawah kecamatan.
Dalam konteks otonomi daerah di Indonesia, Kelurahan
merupakan wilayah kerja Lurah sebagai Perangkat Daerah
Kabupaten atau kota. Kelurahan dipimpin oleh seorang
Lurah.
Kelurahan merupakan unit pemerintahan terkecil setingkat
dengan desa. Berbeda dengan desa, kelurahan memiliki hak
mengatur wilayahnya lebih terbatas. Dalam
perkembangannya, sebuah desa dapat ditingkatkan statusnya
menjadi kelurahan.

Desa
Desa, atau udik, menurut definisi universal, adalah sebuah
aglomerasi permukiman di area perdesaan (rural). Di
Indonesia, istilah desa adalah pembagian wilayah
administratif di Indonesia di bawah kecamatan, yang

By Rayhani S.H.,M.H
77

dipimpin oleh Kepala Desa, sedangkan di Kutai Barat,


Kalimantan Timur disebut Kepala Kampung atau Petinggi.
Sejak diberlakukannya otonomi daerah Istilah desa dapat
disebut dengan nama lain, misalnya di Sumatera Barat
(nagari), Papua, Kutai Barat, Kalimantan Timur dengan
istilah (kampung).
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005
tentang Desa, disebut bahwa Desa adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat
setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kewenangan desa adalah:
Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang sudah ada
berdasarkan hak asal usul desa. Menyelenggarakan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota
yang diserahkan pengaturannya kepada desa, yakni urusan
pemerintahan yang secara langsung dapat meningkatkan
pelayanan masyarakat. Tugas pembantuan dari Pemerintah,
Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota
Urusan pemerintahan lainnya yang diserahkan kepada desa.
Kepala Desa

By Rayhani S.H.,M.H
78

Kepala Desa merupakan pimpinan penyelenggaraan


pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan
bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Masa jabatan
Kepala Desa adalah 6 tahun, dan dapat diperpanjang lagi
untuk satu kali masa jabatan. Kepala Desa juga memiliki
wewenang menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat
persetujuan bersama

BPD.
Kepala Desa dipilih langsung melalui Pemilihan Kepala
Desa (Pilkades) oleh penduduk desa setempat. Syarat-syarat
menjadi calon Kepala Desa sesuai Peraturan Pemerintah No.
72 Tahun 2005 sbb:
Bertakwa kepada Tuhan YME
Setia kepada Pacasila sebagai dasar negara, UUD 1945 dan
kepada NKRI, serta Pemerintah
Berpendidikan paling rendah SLTP atau sederajat
Berusia paling rendah 25 tahun
Bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa
Penduduk desa setempat
Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana
kejahatan dengan hukuman paling singkat 5 tahun
Tidak dicabut hak pilihnya
Belum pernah menjabat Kepala Desa paling lama 10 tahun

By Rayhani S.H.,M.H
79

atau 2 kali masa jabatan


Memenuhi syarat lain yang diatur Perda Kab/Kota

Perangkat Desa
Perangkat Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya. Salah satu perangkat
desa adalah Sekretaris Desa, yang diisi dari Pegawai Negeri
Sipil. Sekretaris Desa diangkat oleh Sekretaris Daerah
Kabupaten/Kota atas nama Bupati/Walikota. Perangkat Desa
lainnya diangkat oleh Kepala Desa dari penduduk desa, yang
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.

Badan Permusyawaratan Desa


Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan lembaga
perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan
desa. Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa
bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah. Anggota
BPD terdiri dari Ketua Rukun Warga, pemangku adat,
golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka
masyarakat lainnya. Masa jabatan anggota BPD adalah 6
tahun dan dapat diangkat/diusulkan kembali untuk 1 kali
masa jabatan berikutnya. Pimpinan dan Anggota BPD tidak
diperbolehkan merangkap jabatan sebagai Kepala Desa dan
Perangkat Desa. BPD berfungsi menetapkan Peraturan Desa

By Rayhani S.H.,M.H
80

bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan


aspirasi masyarakat.
Keuangan desa
Penyelenggaraan urusan pemerintahan desa yang menjadi
kewenangan desa didanai dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa (APB Desa), bantuan pemerintah dan bantuan
pemerintah daerah. Penyelenggaraan urusan pemerintah
daerah yang diselenggarakan oleh pemerintah desa didanai
dari APBD. Penyelenggaraan urusan pemerintah yang
diselenggarakan oleh pemerintah desa

Sumber pendapatan desa terdiri atas:


Pendapatan Asli Desa, antara lain terdiri dari hasil usaha
desa, hasil kekayaan desa (seperti tanah kas desa, pasar desa,
bangunan desa), hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong
royong Bagi hasil Pajak Daerah Kabupaten/Kota
bagian dari Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan
Pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka pelaksanaan
urusan pemerintahan;
hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.
APB Desa terdiri atas bagian Pendapatan Desa, Belanja Desa
dan Pembiayaan. Rancangan APB Desa dibahas dalam
musyawarah perencanaan pembangunan desa. Kepala Desa

By Rayhani S.H.,M.H
81

bersama BPD menetapkan APB Desa setiap tahun dengan


Peraturan Desa.
Lembaga kemasyarakatan
Di desa dapat dibentuk lembaga kemasyarakatan, yakni
lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan
kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa dalam
memberdayakan masyarakat. Lembaga kemasyarakatan
ditetapkan dengan Peraturan Desa. Salah satu fungsi
lembaga kemasyarakatan adalah sebagai penampungan dan
penyaluran aspirasi masyarakat dalam pembangunan.
Hubungan kerja antara lembaga kemasyarakatan dengan
Pemerintahan Desa bersifat kemitraan, konsultatif dan
koordinatif.
Pembentukan desa
Desa dibentuk atas prakarsa masyarakat dengan
memperhatikan asal-usul desa dan kondisi sosial budaya
masyarakat setempat. Pembentukan desa dapat berupa
penggabungan beberapa desa, atau bagian desa yang
bersandingan, atau pemekaran dari satu desa menjadi dua
desa atau lebih, atau pembentukan desa di luar desa yang
telah ada.
Desa dapat diubah atau disesuaikan statusnya menjadi
kelurahan berdasarkan prakarsa Pemerintah Desa bersama
BPD dengan memperhatikan saran dan pendapat masyarakat

By Rayhani S.H.,M.H
82

setempat. Desa yang berubah menjadi Kelurahan, Lurah dan


Perangkatnya diisi dari pegawai negeri sipil.
Desa yang berubah statusnya menjadi Kelurahan,
kekayaannya menjadi kekayaan daerah dan dikelola oleh
kelurahan yang bersangkutan untuk kepentingan masyarakat
setempat.
Rukun Warga
Rukun Warga (RW) adalah pembagian wilayah di Indonesia
di bawah Dusun atau Lingkungan. Rukun Warga bukanlah
termasuk pembagian administrasi pemerintahan, dan
pembentukannya adalah melalui musyawarah masyarakat
setempat dalam rangka pelayanan kemasyarakatan yang
ditetapkan oleh Desa atau Kelurahan.
Rukun Warga dipimpin oleh Ketua RW yang dipilih oleh
warganya. Dewasa ini banyak Pemilihan Ketua RW di
Indonesia yang dimodel mirip dengan Pemilihan Presiden
atau Pemilihan Kepala Daerah, dimana terdapat kampanye
dan pemungutan suara. Sebuah RW terdiri atas sejumlah

Rukun Tetangga.
Rukun Tetangga (RT) adalah pembagian wilayah di
Indonesia di bawah Rukun Warga. Rukun Tetangga
bukanlah termasuk pembagian administrasi pemerintahan,
dan pembentukannya adalah melalui musyawarah

By Rayhani S.H.,M.H
83

masyarakat setempat dalam rangka pelayanan


kemasyarakatan yang ditetapkan oleh Desa atau Kelurahan.
Rukun Tetangga dipimpin oleh Ketua RT yang dipilih oleh
warganya. Sebuah RT terdiri atas sejumlah rumah (kepala
keluarga).
Asas pemerintahan daerah
1. asas desentralisasi yaitu memberikan wewenang dari
pemerintah negara kepada pemerintah local untuk mengatur
dan mengurus urusan tertentu sebagai urusan
rumahtangganya sendiri. Atau pelimpahan kewenangan
pemerintah kepada pihak lain untuk di laksanakan.
2. asas dekosentrasi yaitu pelimpahan sebagaian dari
kewenangan pemerintah pada alat-alat pemerintah pusat
yang ada didaerah.
3. asas tugas pembantuan yaitu selain pengertian otonomi
daerah juga mengandung arti kewenangan pemerintah pusat
atau pemerintah daerah menjalankan sendiri aturan-aturan
dari pemerintah pusat atau pemerintah daerah yang lebih
tinggi tingkatannya.
Pasal 1 huruf (d) UU No. 5 Tahun 1974 bahwa yang
dimaksud dengan tugas pembantuan adalah tugas untuk turut
serta dalam melaksanakan urusan pemerintah yang di
tugaskan kepada pemerintah desa oleh pemerintah atau

By Rayhani S.H.,M.H
84

pemerintah daerah tingkat atasnya dengan kewajiban


mempertanggung jawabkan kepada yang menugaskannya.
Pemerintah daerah dalam undang undang:
1. UU No.1 Tahun 1945 Pasal 1 (2) Komite Nasional Daerah
(KND) diadakan kecuali di daerah surakarta dan yogyakarta
di karesiden, di kota borotonomi, kabupaten, dan lain-lain
daerah yang dianggap perlu oleh menteri dalam negeri. KND
menjadi Badan Perwakilan Rakyat Daerah (BPRD) yang
bersama-sama dengan dan dipimpin oleh kepala daerah
menjalankan pekerjaan mengatur rumah tangga daerahnya
2. UU No. 22 Tahun 1948 menurut undang undang ini,
pemerintah daerah terdiri dari Dewan Perwakilan Daerah
(DPRD) dan Dewan Perwailan Daerah (DPD)
3. UU No.1 tahun 1957 bahwa tidak memuat rincian urusan-
urusan rumah tangga daerah, tetapi secara luas diserahkan
kepada daerah untuk mengatasinya. Pemerintah pusat hanya
mempunyai wewenang dalam hal-hal yang UU dutetapkan
menjadi urusan pemerintah pusat.

By Rayhani S.H.,M.H
85

BAB IX

HAK ASASI MANUSIA DAN KEWARGANEGARAAN

HAK ASASI MANUSIA


Pengertian
Sebelum lebih memahami tentang HAM terlebih dahulu di
pahami bahwa HAK dalam kamus Bahasa Indonesia diartika
sebagai A) yang benar. B) milik,kepunyaan. C) kewenangan.
D) kekuasaan untuk berbuat sesuatu. E) kekuasaan untuk
berbuat sesuatu atan menuntut sesuatu, dan E) derajat atau
martabat.
Oleh Eleonor Roosevelt HAM dikenal di Barat dengan
Istilah right of man yang menggantikan istilah natural right
ternyata tidak secara otomatis mengakomodasi pengertian
Yg mencakup right of woman. Karena itu istilah right of
man diganti dgn istilah Human rigt .
Prof. Dardji Darmodihardjo mengemukakan bahwa HAM
adalah hak-hak dasar atau hak-hak pokok yang di bawa
manusia sejak lahir sebagai anugera Tuhan Yang Maha Esa,
dan menjadi dasar dan hak-hak dan kewajiban yang lain
Prof. Padmo Wahyono hak asasi manusia adalah hak yang
memungkinkan orang hidup berdasarkan suatu harkat dan
martabat tertentu.

By Rayhani S.H.,M.H
86

HAM adalah hak yang melekat pada diri manusia yang


bersifat kodrati dan fundamentatal sebagai suatu anugerah
Allah, yang harus di jaga, dihormati, dan dilindungi, oleh
setiap individu, masyarakat, dan negara.
Dalam pasal 1 UU No.39 Tahun 1999 bahwa HAM
seperangkat hak yang melekat pada hakikatdan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan YME dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh nagara, hukum, pemerintahan dan setiap
orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia.
Bentuk-bentuk HAM
1. HAk sispil
2. hak politik
3. hak ekonomi
4. hak social budaya
Kontroversi HAM dalam UUD 1945
1. yang tidak menyetujui Ham di masukkan dalam UUD
1945
• Ir. Soekarno alasannya bahwa HAM berdasarkan
individualisme yang harus ditiadakan/dihilangkan
• Soepomo HAM alasannya bawah bersifat individualisme
sehingga bertentangan dengan paham Negara kesatuan.
2. yang menyetujui HAM dimasukkan dalam UUD 1945

By Rayhani S.H.,M.H
87

• Drs. Muh Hatta alasannya untuk menghindari penyalah


gunaan kekuasaan penguasa terhadap warganegara.
• Moh Yamin alasannya bahwa sebagai perlindungan
kemerdekaan terhadap warganegara.

Sejarah HAM
pertama magna Charta yang pada awalnya menghilangkan
hak absolutisme raja dengan praktinya kalau raja melanggar
hukum maka raja harus diadili dan
mempertanggungjawabkan pemerintahanya di depan
parlemen. Sebagaimana pasal 21 Magna Charta
menggariskan bahwa “para pangeran dan Baron akan
dihukum (didenda) berdasarkan atas kesamaan dans sesuai
dengan pelanggaran yang dilakukannya. magna charta
diikuti oleh Bill of rights di Inggeris Tahun 1689 yang
intinya bahwa manusia sama di depan hukum equality befor
the law.
Kedua, American declaration of independence intinya bahwa
merdeka sejak di dalam perut ibunya, sehingga tidak logis
ketika ia sudah kahir dibelenggu.
Ketiga, the French declaration (deklarasi Perancis) bahwa
tidak boleh ada penangkapan danpenahanan yang semena-
mena, termasuk penangkapan tanpa alasan yang sah dan
penahanan tanpa surat perintah yang dikeluarkan oleh

By Rayhani S.H.,M.H
88

pejabat yang sah. Selanjutnya berangkat dari itu maka


dipertegas lagi oleh prinsip freedom of expression
(kebebasan mengeluarkan pendapat), Freedom of religion
(kebebasan memeluk agama), the right of property
(perlindungan hak milik),
Keempat, The four Freedoms memuat empat inti yaitu; hak
kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat, hak
kebebasan beragama dan memeluk sesuai denganajarang
yang dipeluknya, hak kebebasan darikemiskinan artinya hak
berusaha mencapai kehidupan untuk kesejahteraan, hak
kebebasan dari rasa ketakutan.

HAM dalam UUD


HAM dalam UUD NRI 1945 memuat;
1. hak kebebasan untuk mengeluarkan pendapat
2. hak kedudukan yang sama didepan hukum
3. hak kebebasan berkumpul
4. hak penghidupan yang layak
5. hak kebebasan berserikat
6. hak memperoleh pengajaran atau pendidikan
HAM dalam UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM sebagai
berikut;
1. hak untuk hidup
2. hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan

By Rayhani S.H.,M.H
89

3. hak mengembangkan diri


4. hak memperoleh keadilan
5. hak atas kebebasan pribadi
6. hak atas rasa aman
7. hak atas kesejahteraan
8. hak turut serta dalam pemerintahan
9. hak wanita
10. hak anak
Membicarakan tentang negara dalam arti kongkrit, dalam hal
ini negara Republik Indonesia. Pembahasannya meliputi
sumber-sumber hukum tata negara, asas-asas hukum, sejarah
ketatanegaraan, wilayah negara, susunan organisasi negara,
pemerintahan di daerah, kewarganegaraan dan hak-hak asasi
manusia.

KEWARGANEGARAAN
A. Penghuni Negara
-Warga Negara, yaitu setiap orang yang memiliki ikatan
hukum dengan pemerintah negara tersebut.
-Orang Asing, yaitu warga negara asing yang tinggal di
Negara tertentu.
-Pribumi, yaitu penduduk asli Negara tersebut.
-Warga Negara Keturunan Asing, yaitu warga negara yang
telah menjadi warga negara asing.

By Rayhani S.H.,M.H
90

B. Asas- Asas Kewarganegaraan


Kriterium:
1. Kelahiran : Ius Sanguinis, Ius Soli
2. Naturalisasi: Pemohon, Diberikan
Keterangan :
1. Naturalisasi ialah suatu cara bagi orang asing untuk
memperoleh kewarganegaraan suatu negara.
2. Ius Sanguinis adalah asas yang menetapkan seseorang
mempunyai kewarganegaraan menurut “kewarganegaraan
orang tua” tanpa dilihat dimana ia dilahirkan.
3. Ius Soli adalah asas yang menetapkan seseorang
mempunyai kewarganegaraan menurut tempat dimana ia
dilahirkan.
C. Masalah Kewarganegaraan
1. Dwi Kewarganegaraan (Bipatride)
Dapat terjadi jika negara orang tua si anak menganut system
ius sanguinis dan si anak di lahirkan di negara yang
menganut system ius soli.
2. Tanpa Kewarganegaraan ( Apatride)
Dapat terjadi jika si anak lahir di negara penganut ius
sanguinis dan negara orang tuanya menganut ius soli.

By Rayhani S.H.,M.H
91

D. Sejarah Kewarganegaraan
1. Zaman Belanda
a.Kaula Negara Belanda orang Belanda
b.Kaula Negara bukan Belanda tapi termasuk Bumi Putra
c.Kaula Negara Belanda bukan Belanda, tapi bukan Bumi
Putra, seperti Cina dan India
2. Zaman Proklamasi
Menurut UU No.3 tahun 1946
a.Orang yang asli dalam daerah Negara Indonesia
b.Orang yang lahir, bertempat kediaman dan kedudukan di
wilayah negara Indonesia
c.Anak yang lahir di dalam wilayah negara Indonesia
Pasal (A), (B)
a.WNI dalam daerah Negara Indonesia
b.Orang peranakan yang lahir dan tinggal minimal 5 tahun
berturut-turut dan berumur 21 tahun kecuali ia menyatakan
keberatan menjadi WNI

3. KMB
a.Orang Belanda yang tinggal di Indonesia minimal 6 bulan
sebelum 27 Desember 1949
b.Orang Indonesia asli
c.Orang Eropa dan Timur Asing

By Rayhani S.H.,M.H
92

4. Berdasarkan UU No.60 tahun 1958


a.Mereka yang berdasarkan UU/Peraturan/Perjanjian yang
terlebih dahulu berlaku.

b.Mereka yang memenuhi persyaratan dalam UU

E. Masalah Kewarganegaraan Asing

Masalah lain dalam hubungan orang asing adalah tentang


perkawianan campuran, yaitu perkawinan antara dua orang
berbeda kewarganegaraan. Dengan perbedaan hukum
menyebabkan beberapa macam perkawinan campuran, yaitu:

1. Perkawinan campur antara golongan (intergentil)


Perkawinan antara 2 orang yang saling berbeda
kewarganegaraan

2. Perkawinan campur antara tempat (interlocaal)


Perkawinan antara orang-orang Indonesia asli dari masing-
masing lingkungan adat yang berbeda, misalnya orang
minang dengan jawa

3. Perkawinan campur antara agama (interrelegious)


Berkaitan dengan status istri dalam perkawinan campuran,
terdapat 2 asas:

By Rayhani S.H.,M.H
93

1. Asas mengikuti

Sang istri mengikuti status suami baik pada waktu


perkawinan dilangsungkan maupun kemudian setelah
perkawinan berjalan, hal ini dilakukan supaya terdapat
keadaan harmonis dalam keluarga diperlukan kesatuan
yuridis maupun dalam jiwa perkawinan, yaitu kesatuan lahir
dan batin. Kesatuan hukum dalam keluarga ini tidak
bertentangan dengan prinsip persamaan antara suami dan
istri. Negara yang mengikuti asas ini Belanda, Belgia,
Prancis, Yunani, Itali, Libanon dan lainnya.

2. Asas Persamarataan

Perkawinan sama sekali tidak mempengaruhi


kewarganegaraan seseorang, dalam arti mereka masing-
masing (suami-istri) bebas menentukan sikap dalam
menentukan kewarganegaraan asal sekalipun sudah menjadi
suami-istri. Negara yang mempergunakan asas ini di
antaranya : Australia, Canada, Denmark, Inggris, Jerman,
Israel, Swedia dan Birma.

By Rayhani S.H.,M.H
94

BAB X

PARTAI POLITIK DAN PEMILIHAN UMUM

PARTAI POLITIK

Sejarah Parpol di

Indonesia Sebelum UUD

1945

 Kebangkitan kesadaran nasional dalam rezimcolonial


pada tahun 1939, terdapat beberapa fraksi dalam
volksraad: Fraksi Nasional ( Husni Thamrin),
Perhimpunan Pegawai Bestuur Bumiputera (Prawoto),
Indonesische Nationale Group (M.Yamin). Diluar
volksraad: KRI (Komite Rakyat Indonesia) yang terdiri
dari GAPI (Gabungan Politik Indonesia/Nasionalis),
MIAI (Majelis Islamil A’laa Indonesia/Islam) MRI
(Majelis Rakyat Indonesia)

 Zaman Jepang : Dilarang, kecuali pembentukan Partai


Islam Masyumi

 Zaman Kemerdekaan : dibuka seluas-luasnya


kesempatan mendirikan partai

 Pemilu 1955 : kemenangan 4 partai besar : PKI, NU,


By Rayhani S.H.,M.H
95
Parmusi dan PNI

By Rayhani S.H.,M.H
96

 Orde Baru : 1971, GOLKAR menjadi pemenang, diikuti


NU, Parmusi dan PNI

 Pemilu 1977: 2 Parpol dan GOLKAR (setelah


pemberlakuan UU Nomor 3 Tahun 1975 tentang Parpol
dan Golkar)

 UU Parpol No. 3 Tahun 1945

Pengaturan Parpol dalam UUD

1945

 UUD 1945 pasal 22E ayat (3): Peserta Pemilihan Umum


untuk memilih anggota DPR dan anggota DPRD adalah
partai politik

 UUD 1945 Pasal 28 : Kemerdekaan berserikat dan


berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan
tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-
Undang

 UUD 1945 Pasal 24C ayat (1) : MK berwenang


mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang
putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang
terhadap UUD, memutus sengketa kewenangan lembaga
Negara yang kewenangannya yang diberikan oleh UUD,
memutus pembubaran parpol, dan memutus perselisihan
By Rayhani S.H.,M.H
97
tentang hasil pemilihan umum.

By Rayhani S.H.,M.H
98

Sistem Partai Politik

 Sistem Partai Tunggal

 Sistem Dwi Partai “a convinient system for contened


people”

 Sistem Multi-Partai

Fungsi Parpol (Pasal

11)

a.Pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar


menjadi warga negara Indonesia yang sadar akan hak dan
kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.

b.Penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan


kesatuan bangsa Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat.

c.Penyerap, penghimpun dan penyalur aspirasi politik


masyarakat dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan
negara.

d.Partisipasi politik warga negara Indonesia.

e.Rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik


melalui mekanisme demokrasi dengan memperhatikan
kesetaraan dan keadilan gender.
By Rayhani S.H.,M.H
99

PEMILIHAN UMUM

Pengertian dan asas pemilu

pemilihan Umum (pemilu) merupakan salah satu hak asasi


warga negara yang sangat prinsipil sebagai perwujudan
kedaulatan rakyat.
Morissan (2005:17) Pemilihan umum adalah cara atau sarana
untuk mengetahui keinginan rakyat mengenai arah dan
kebijakan negara kedepan. Paling tidak ada tiga maca tujuan
pemilihan umum, yaitu
1. memungkinkan peralihan pemerintahan secara aman dan
tertib
2. untuk melaksanakan kedaualatan rakyat
3. dalam rangka melaksanakan hak asasi warga Negara.
Jadi pemilihan umum adalah suatu cara untuk memilih
wakil-wakil rakyat sebagai cirri dari negara demokrasi.
Pasal 22E ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 disebutkan
pemilihan umum dilaksankan secara langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali. Ayat (2)
Pemilihan Umum diselenggarakan untuk memilih anggota
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,
Presiden dan Wakil Presiden dan Dewan Perwakilan Daerah.
Ayat (5) Pemilihan umum diselenggarakan oleh Komisi
Pemilihan Umum yang bersifat nasional, tetap dan mandiri.

By Rayhani S.H.,M.H
100

Ayat (6) bahwa ketentuan lebih lanjut tentang pemilihan


umum diatur dengan undan-undang.
Pasal 1 (1) Undang undang nomor 22 tahun 2007 bahwa
pemilihan umum selanjutnya disebut dengan pemilu adalah
sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan
secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adildalam
NKRI berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar NRI
1945
bahwasanya pemilihan umum dimaksudkan pertama
pemilihan anggota DPR, DPRD, DPD, dan DPRD kedua
juga pemilihan umum dilaksanakan untuk memilih presiden
dan wakil presiden. Ketiga, pemilihan umum kepala daerah
dan wakil kepala daerah
asas pemilihan umum
Pasal 2 UU No.22 tahun 2007 bahwa Penyelenggara Pemilu
berpedoman kepada asas:
a. mandiri;
b. jujur;
c. adil;
d. kepastian hukum;
e. tertib penyelenggara Pemilu;
f. kepentingan umum;
g. keterbukaan;
h. proporsionalitas;

By Rayhani S.H.,M.H
101

i. profesionalitas;
j. akuntabilitas;
k. efisiensi; dan
l. efektivitas.
Penyelenggaraan pemilu
pasal 1 UU no 22 tahun 2007 ayat :
(5). Penyelenggara Pemilihan Umum adalah lembaga yang
menyelenggarakan Pemilu untuk memilih anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dan Presiden dan Wakil Presiden,
serta kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung
oleh rakyat.
(6). Komisi Pemilihan Umum, selanjutnya disebut KPU,
adalah lembaga Penyelenggara Pemilu yang bersifat nasional,
tetap, dan mandiri.
(7) Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi Pemilihan
Umum Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut KPU Provinsi
dan KPU Kabupaten/Kota, adalah Penyelenggara Pemilu di
provinsi dan kabupaten/kota.
(8) Panitia Pemilihan Kecamatan, selanjutnya disebut PPK,
adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota
untuk menyelenggarakan Pemilu di tingkat kecamatan atau
nama lain.
(9) Panitia Pemungutan Suara, selanjutnya disebut PPS,

By Rayhani S.H.,M.H
102

adalah panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota


untuk menyelenggarakan Pemilu di tingkat desa atau nama
lain/kelurahan.
(10) Panitia Pemilihan Luar Negeri, selanjutnya disebut
PPLN, adalah panitia yang dibentuk oleh KPU untuk
menyelenggarakan Pemilu di luar negeri.
(11) Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara,
selanjutnya disebut KPPS, adalah kelompok yang dibentuk
oleh PPS untuk menyelenggarakan pemungutan suara di
tempat pemungutan suara.
(12) Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar
Negeri, selanjutnya disebut KPPSLN, adalah kelompok yang
dibentuk oleh PPLN untuk menyelenggarakan pemungutan
suara di tempat pemungutan suara luar negeri.
(13) Tempat Pemungutan Suara, selanjutnya disebut TPS,
adalah tempat dilaksanakannya pemungutan suara.
(14) Tempat Pemungutan Suara Luar Negeri, selanjutnya
disebut TPSLN, adalah tempat dilaksanakannya pemungutan
suara di luar negeri.
(15) Badan Pengawas Pemilu, selanjutnya disebut Bawaslu,
adalah badan yang bertugas mengawasi penyelenggaraan
Pemilu di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
(16) Panitia Pengawas Pemilu Provinsi dan Panitia

By Rayhani S.H.,M.H
103

Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut


Panwaslu Provinsi dan Panwaslu Kabupaten/Kota, adalah
Panitia yang dibentuk oleh Bawaslu untuk mengawasi
penyelenggaraan Pemilu di wilayah provinsi dan
kabupaten/kota.
(17) Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan, selanjutnya
disebut Panwaslu Kecamatan, adalah panitia yang dibentuk
oleh Panwaslu Kabupaten/Kota untuk mengawasi
penyelenggaraan Pemilu di wilayah kecamatan atau nama
lain.
(18) Pengawas Pemilu Lapangan adalah petugas yang
dibentuk oleh Panwaslu Kecamatan untuk mengawasi
penyelenggaraan Pemilu di desa atau nama lain/kelurahan.
(19) Pengawas Pemilu Luar Negeri adalah petugas yang
dibentuk oleh Bawaslu untuk mengawasi penyelenggaraan
Pemilu di luar negeri.
(20) Dewan Kehormatan adalah alat kelengkapan KPU, KPU
Provinsi, dan Bawaslu yang dibentuk untuk menangani
pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu.

By Rayhani S.H.,M.H
104

DAFTAR PUSTAKA

W.J.S.Poerdarmita, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai


Pustaka,2001.

Prof.DR.Sri Sumantri, S.H., Sistem-Sistem Negara- Negara,


Tarsito, Bandung,1976.

Drs.Musanaf, Sistem Pemerintahan di Indonesia, CV.Haji


Musagung, Jakarta,1989.

Joeniarto,S.H., Sejarah Ketatanegaraan Republik Indonesia,


1996.

Jimly Asshiddiqy, Pengantar Ilmu Tata Negara,2010.

Jimly Asshiddiqy, Teori dan Aliran Penafsiran Hukum Tata


Negara, 1997.

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik,1992.

Siswanto Sunarno, Hukum Pemda Indonesia,2006.

Peraturan Perundang-Undangan

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.

2. Ketetapan MPR No.III/MPR/2000,Tentang Sumber Hukum dan


Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan.

By Rayhani S.H.,M.H

Anda mungkin juga menyukai