Anda di halaman 1dari 18

PENULISAN LAPORAN DALAM WAKAF

Di susun oleh:
Kelompok 13
Yenni Aljariah (1930604063)
Friska Ayu Apriani (1930604110)
Puspita Citra Santri (1930604114)

Dosen pengampu:
Vivin Wulandari, M.E

PROGRAM STUDI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN FATAH PALEMBANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala kebesaran dan limpahan nikmat yang
diberikan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah “Studi Kelayakan
Ziswaf” yang berjudul “Penulisan Laporan Wakaf”.

Dalam penulisan makalah ini, berbagai hambatan telah kami alami. Oleh karena itu,
terselesaikannya makalah ini tentu saja bukan karena kemampuan kami semata-mata,
namun berkat dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait. Kami juga berterima
kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini.

Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa pengetahuan dan


pengalaman kami masih sangat terbatas. Oleh karena itu, kami mohon maaf jika ada
kesalahan yang sengaja maupun tidak disengaja yang telah kami lakukan. Dan kami juga
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak agar laporan ini lebih
baik dan bermanfaat. Terima Kasih
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Indonesia telah mengenal wakaf baik setelah Islam masuk maupun sebelum
Islam masuk. Di tanah jawa, lembaga-lembaga wakaf telah dikenal pada masa Hindu-
Buddha yaitu dengan istilah Sima dan Dharma. Akan tetapi lembaga tersebut tidak
persis sama dengan lembaga wakaf dalam hukum Islam. Dan peruntukannya hanya
pada bidang tanah hutan saja atau berupa tanah saja. Umumnya, wakaf yang dikenal
pada masa sebelum Islam atau oleh agama-agama lain diluar Islam hampir sama dengan
Islam, yaitu untuk peribadatan. Dengan kata lain lambaga wakaf telah dikenal oleh
masyarakat pada peradaban yang cukup jauh dari masa sekarang. Namun tujuan utama
dari wakafnya yang berbeda-beda (untuk mendapat pahala, hanya untuk masyarakat
umum, dll). Sedangkan setelah masuknya Islam istilah wakaf mulai dikenal. Menurut
(Abdoerraoef) wakaf adalah menyediakan suatu harta benda yang dipergunakan
hasilnya untuk kemaslahatan umat. Sehingga ketika wakaf dikenal di Indonesia juga
mempengaruhi pengaturan perwakafan tanah di Indonesia yang peruntukannya sebagai
tempat-tempat peribadatan dan sosial yang dibuatnya peraturan-peraturan yang lebih
khusus mengenai wakaf di era setelah kemerdekaan. Hal ini dapat dilihat dari UU No. 5
Tahun 1960 (UUPA) yang terdapat pada Pasal 49 tentang Hak-hak tanah untuk
keperluan suci dan sosial.
Secara etimologi, wakaf berasal dari “Waqf” yang berarti “al-Habs”. Merupakan
kata yang berbentuk masdar (infinitive noun) yang pada dasarnya berarti menahan,
berhenti, atau diam. Apabila kata tersebut dihubungkan dengan harta seperti tanah,
binatang dan yang lain, ia berarti pembekuan hak milik untuk faedah tertentu. Dalam
pengertian hukum Islam wakaf adalah melepas kepemilikan atas harta yang dapat
bermanfaat dengan tanpa mengurangi bendanya untuk diserahkan kepada perorangan
atau kelompok (organisasi) agar dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan yang tidak
bertentangan dengan syari’at. Definisi wakaf menurut ahli fiqh adalah sebagai berikut:
Pertama, Hanafiyah mengartikan wakaf sebagai menahan materi benda (al-‘ain)
milik Wakif dan menyedekahkan atau mewakafkan manfaatnya kepada siapapun yang
diinginkan untuk tujuan kebajikan. Definisi wakaf tersebut menjelaskan bahawa
kedudukan harta wakaf masih tetap tertahan atau terhenti di tangan Wakif itu sendiri.
Dengan artian, Wakif masih menjadi pemilik harta yang diwakafkannya, manakala
perwakafan hanya terjadi ke atas manfaat harta tersebut, bukan termasuk asset hartanya.
Kedua, Malikiyah berpendapat, wakaf adalah menjadikan manfaat suatu harta yang
dimiliki (walaupun pemilikannya dengan cara sewa) untuk diberikan kepada orang yang
berhak dengan satu akad (shighat) dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan
Wakif. Definisi wakaf tersebut hanya menentukan pemberian wakaf kepada orang atau
tempat yang berhak saja.
Ketiga, Syafi‘iyah mengartikan wakaf dengan menahan harta yang bisa memberi
manfaat serta kekal materi bendanya (al-‘ain) dengan cara memutuskan hak
pengelolaan yang dimiliki oleh Wakif untuk diserahkan kepada Nazhir yang dibolehkan
oleh syariah. Golongan ini mensyaratkan harta yang diwakafkan harus harta yang kekal
materi bendanya (al-‘ain) dengan artian harta yang tidak mudah rusak atau musnah serta
dapat diambil manfaatnya secara berterusan.
Keempat, Hanabilah mendefinisikan wakaf dengan bahasa yang sederhana, yaitu
menahan asal harta (tanah) dan menyedekahkan manfaat yang dihasilkan. Itu menurut
para ulama ahli fiqih.
Dalam Undang-undang nomor 41 tahun 2004, wakaf diartikan dengan perbuatan
hukum Wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya
untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan
kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah.
Wakaf berfungsi untuk mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf
untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum. Kemajuan dan
peningkatan ekonomi umat, bantuan kepada fakir miskin.
A. Rumusan Masalah
1. Apa itu laporan keuangan dana wakaf?
2. Bagaimana penulisan laporan keuangan dana dalam wakaf?
3. Apa tujuan dari laporan keuangan wakaf?

B. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui laporan keuangan dana wakaf
2. Untuk mengetahui bagaimana penulisan laporan keuangan dana dalam wakaf.
3. Untuk mengetahui tujuan dari laporan keuangan wakaf.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Laporan Keuangan Dana Wakaf


Laporan keuangan (financial statement) adalah hasil akhir dari sebuah mekanisme
akuntansi, yang menjadi ikhtisari dari berbagai transaksi keuangan dalam periode yang
sedang berlangsung. Periode akuntansi bisa dipergunakan setiap 12 bulan ataupun per 6
bulan tergantung perusahaan, akan tetapi biasanya per 12 bulan.
Laporan keuangan yang diperoleh akuntabel yang dapat diproses dengan sistematis
berdasarkan bukti transaksi yang resmi. Informasi yang dibuat dan dirangkum
berdasarkan nama akun disertai nilai yang benar, dan diklasifikasi menurut keperluan
atau prinsip akuntansi yang telah ditetapkan secara general.

B. Tujuan laporan keuangan dana wakaf


Laporan keuangan lembaga wakaf bertujuan guna menyajikan informasi secara
relevan guna mewujudkan manfaat para kreditur, penyumbang, serta pihak lainnya yang
berkontribusi pada lembaga wakaf. Selain itu, Laporan keuangan berguna dalam
menyajikan informasi keuangan pada pengguna yang dipakai sebagai bahan referensi
dalam proses mengambil keputusan. Sesuai pemaparan dari Trueblood Report, yang
dikutip oleh Yadiri (2007) laporan keuangan mempunyai tujuan yaitu untuk
memberikan informasi keuangan, maka para pihak dengan segala keterbatasan bisa
mengevaluasi entitas perusahaan serta pada akhirnya bisa membuat keputusan ekonomi.
IFRS Fremework mengemukakan bahwa laporan keuangan bertujuan yaitu guna
memberikan informasi terkait status keuangan, kinerja serta berubahnya posisi
keuangan sebagai entitas yang memberi manfaat untuk banyak pengguna.
Selain itu, tujuan khususnya yaitu guna memberikan informasi terkait jumlah serta
sifat aset, entitas wakaf, adanya pengaruh transaksi, kejadian serta kondisi yang lain
yang dapat mempengaruhi nilai serta sifat aset bersih. Arus kas masuk dengan arus kas
keluar pada sebuah periode dengan hubungan diantara keduanya.
C. Penulisan laporan keuangan dana wakaf
a) Laporan Posisi Keuangan
Laporan posisi keuangan yaitu laporan yang memberi informasi terkait besar
tidaknya aset ataupun harta lembaga dengan sumber pendapatan aset (dapat dari
hutang atapun pada aktiva bersih) dalam suatu titik tertentu.
Laporan posisi keuangan bertujuan guna memberikan informasi tentang aset
neto, aset, serta liabilitas dan informasi terkait hubungan antara unsur-unsir itu
dalam jangka waktu tertentu. Informasi yang terkait saat lampiran posisi keuangan
yang dipakai secara bersamaan dalam mengungkapkan membantu para pewakaf,
donator, kreditor serta pihak lainnya dalam mengevaluasi potensi lembaga wakaf
guna menjalankan amanah dengan secara bertahap, menilai likuiditas, fleksibilitas
keuangan dan kemampuannya dalam mencukupi kewajiban yang dimilikinya serta
keperluan pendanaan.
a. Aset dan Liabilitas
Pada saat pencatatan laporan posisi keuangan, entitas nirlaba biasanya
melampirkan unsur aset dalam kelompok yang sama, antara lain:
1) Kas atau setara kas, yaitu penggunaan tak ada batasan. Bila ada kas atau
setara kas yang dilakukan batasan oleh investor, sehingga harus dicatatkan
secara terpisah.
2) Sewa, asuransi yang dibayar dimuka.
3) Persediaan
4) Aset tetap seperti gedung, tanah, peralatan.
5) Instrumen keuangan dan investasi jangka panjang.

Aset pada laporan posisi keuangan dapat disajikan berdasarkan uraian


likuiditas yang kemudian dikelompokkan menjadi aset lancar dan aset tidak
lancar. Sedangkan penyajian liabilitas berdasarkan jatuh tempo dan jangka
waktu yaitu jangka panjang dan jangka pendek. Dalam pelaporan keuangan,
aset tidak dicatat ke dalam kelompok aktiva dan liabilitas dicatat ke dalam
kelompok pasiva. Aktiva yaitu sumber daya yang dimiliki oleh entitas yang di
dapatkan dari aktivitas terdahulu, yang diharapkan mampu digunakan dalam
memenuhi kebutuhan masa yang akan datang dan bersifat dapat diukur dengan
satuan uang. Sedangkan pasiva adalah sesuatu hal yang harus dikeluarkan oleh
entitas dalam memenuhi kebutuhan dan tanggungannya dengan pihak lain.
Aktiva tetap pada dasarnya terbagi atas beberapa elemen yakni aktiva
berwujud, tetap, tidak lancar dan lainnya. Begitu juga pasiva yang digolongkan
dalam pasiva jangka pendek

b. Aset Neto Terikat dan Tidak Terikat


Aset yang penggunaannya dibatasi oleh sumber daya, disajikan dalam aset
neto yang kemudian di klasifikasikan dalam aset neto tidak terikat, terikat
permanen, serta terikat temporer diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan
Keuangan.
Aset neto terikat permanen dapat dicontohkan misal karya seni ataupun
tanah, wakaf maupun hibah, serta warisan yang diberikan untuk tujuan tertentu.
Ada beberapa batasan yang biasanya disyaratkan oleh pemberi sumber daya
yang tidak mengharap balasan antara lain, seperti adanya batasan aset tidak
boleh dijual, atau hanya dimanfaatkan sebagai investasi yang mendapatkan
penghasilan secara permanen.
Aset neto terikat temporer dibatasi pada aktivitas operasional tertentu
investasi (jangka waktu), dan pembatasan dalam penggunaan aset. Batasan-
batasan tersebut bisa disajikan menjadi unsur terpisah pada aset neto yang
terikat temporer atau disajikan pada pencatatan laporan keuangan.
Aset neto tak terikat pada biasanya mencakup pendapatan baik dari
pendapatan jasa, sumbangan, penjualan barang, serta hasil penanaman modal,
yang kemudian dilakukan pengurangan beban guna mendapatkan pendapatan
bersih itu. Batasan- batasan dalam penyajian aset neto tak terikat disesuaikan
dengan sifat dan entitas nirlaba yang disajikan dalam laporan keuangan.
Komposisi yang terdapat dalam laporan keuangan meliputi:
1) Aset, pada posisi aset atau harta terdiri dari kas dengan setara kas,
instrumen keuangan, piutang, aset wakaf serta akumulasi penyusutan
2) Liabilitas atau Kewajiban terbagi dari biaya yang harus dibayarkan,
kewajiban imbalan kerja, dan utang lembaga atau institusi.
3) Aset netto atau Saldo Aset Wakaf terdiri dari saldo wakaf tunai, saldo
wakaf aset terikat, saldo wakaf aset tidak terikat, dan saldo dana
pengembangan aset.

Laporan Posisi Keuangan


Nazhir “XXX”
Per tanggal 31 Desember 20x2 dan 20x1

31 Desember 20x2 31 Desember 20x 1

ASET

Aset Lancar

Kas dan Setara Kas xxx xxx

Piutang xxx xxx

Surat Berharga xxx xxx

Logam Mulia xxx xxx

Aset Lancar Lainnya xxx xxx

Aset Tidak Lancar

Surat Berharga xxx xxx

Investasi pada Entitas Lainnya xxx xxx

Aset Tetap xxx xxx

Aset Tak Berwujud xxx xxx

Aset Tidak Lancar Lainnya xxx xxx

Total Aset xxx xxx

Liabilitas
Liabilitas Jangka Pendek

Utang xxx xxx

Wakaf Temporer Jangka Pendek xxx xxx

Liabilitas Jangka Pendek Lainnya xxx xxx

Liabilitas Jangka Panjang

Wakaf Temporer Jangka Panjang xxx xxx

Liabilitas Jangka Panjang Lainnya xxx xxx

TOTAL LIABILITAS xxx xxx

ASET NETO xxx xxx

TOTAL ASET NETO xxx xxx

TOTAL LIABILITAS DAN ASET NETO xxx xxx

b) Laporan rincian aset wakaf


Dalam laporan perincian aset wakaf nazhir menyediakan laporan perubahan
aset wakaf yang meliputi unsur aset wakaf yang diterima dari wakif, dan aset wakaf
yang bermula dari hasil pengembangan dan tata kelola. Serta laporan rincian aset
wakaf pada akhir periode yang memuat segala informasi yang terkait aset yang
dimiliki oleh lenbaga wakaf tersebut.
Laporan Rincian Aset Wakaf
Nazhir “XXX”
Per tanggal 31 desember 20x2 dan 20x1
31 Desember 20x2 31 Desember 20x1
Hasil Pengelolaan Hasil Pengelolaan
Ket. dan dan
Wakif Total Wakif Total
Pengembangan Pengembangan

Kas dan Setara xxx Xxx xxx xxx xxx xxx


Kas

Piutang - Xxx xxx - xxx xxx


Surat Berharga xxx Xxx xxx xxx xxx xxx
Efek Ekuitas xxx Xxx xxx xxx xxx xxx
Efek Utang xxx Xxx xxx xxx xxx xxx
Logam Mulia xxx Xxx xxx xxx xxx xxx

Aset Lancar
Lainnya

Hak sewa xxx Xxx xxx xxx xxx xxx


Lainnya xxx Xxx xxx xxx xxx xxx
Investasi pada xxx Xxx xxx xxx xxx xxx
entitas lainnya
Aset tetap
Hak atas Tanah xxx Xxx xxx xxx xxx xxx
Bangunan xxx Xxx xxx xxx xxx xxx
Hak Milik Satuan xxx Xxx xxx xxx xxx xxx
Rumah Susun

Kendaraan xxx Xxx xxx xxx xxx xxx


Tanaman xxx Xxx xxx xxx xxx xxx
Lainnya xxx Xxx xxx xxx xxx xxx
Aset Tak
Berwujud

Hak Kekayaan xxx Xxx xxx xxx xxx xxx


Intelektual

Lainnya xxx Xxx xxx xxx xxx xxx


Aset Tidak
Lainnya

Hak Sewa xxx Xxx xxx xxx xxx xxx


Lainnya xxx Xxx xxx xxx xxx xxx
TOTAL ASET xxx Xxx xxx xxx xxx xxx

c) Laporan Aktivitas
Tujuan dari laporan keuangan aktivitas adalah menyediakan informasi
kepada stakeholder, tentang penggunaan sumber daya yang dapat merubah
sifat dan nominal aset neto selama satu periode serta alokasi sumber daya
dalam melaksanakan setiap programnya. Dengan demikian, para stakeholder
dapat menilai dan mengevaluasi kinerja dari entitas dalam memberikan jasa
dan melaksanakan tanggung jawab.
Perubahan aset neto yang disajikan pada laporan aktivitas disesuaikan
dengan laporan posisi keuangan, yang dikelompokkan dalam aset neto tidak
terikat, terikat temporer, dan terikat permanen. Ada beberapa transaksi yang
mengakibatkan perubahan pada aset neto yaitu beban, pendapatan,
keuntungan, dan kerugian.
Informasi beban pada laporan aktivitas ataupun pencatatan atas dasar
laporan keuangan disajikan menurut pengelompokan sifat dan fungsional
terdapat kelompok program jasa utama dengan aktivitas pendukung.
Manfaat dari adanya pengelompokan tersebut yaitu memudahkan
penyumbang dana yang tidak menginginkan imbalan untuk mengetahui
penggunaan sumber daya dan menilai kemampuan entitas dalam
memberikan jasa.
Pengelompokan beban berdasarkan sifatnya dapat disajikan secara
eksplosit, misalnya beban air, listrik, sewa, penyusutan, dan sebagainya.
Sedangkan penyajian beban berdasarkan fungsional bisa dengan
mengelompokkannya sesuai dengan program utama atau aktivitas
pendukung. program utama merupakan aktivitas yang menjadi prioritas
entitas nirlaba untuk memberikan manfaat stakeholder dalam mencapai visi
misi tertentu. Sedangkan aktivitas pendukung yaitu segala aktivitas yang
bukan merupakan program utama. Beberapa aktivitas pendukung yaitu
aktivitas manajemen, pengembangan anggota, pencarian dana serta aktivitas
lainnya. Laporan aktivitas terdiri atas beberapa unsur sebagai berikut yaitu:
a) Penerimaan wakaf temporer dengan permanen.
b) Mengukur dampak aset wakaf.
c) Hasil pengembangan dan tata kelola wakaf.
d) Distribusi wakaf.

Dalam laporan aktivitas ini akan terlihat bagaimana perkembangan


dana wakaf yang dapat mengakibatkan peningkatan nilai aset atau
penurunan nilai aset. Unsur aktivitas yang dilaporkan antara lain penerimaan
wakaf temporer dengan permanen, sehingga dampak dalam mengukur
kembali aset wakaf, hasil pengembangan serta tata kelola wakaf, dan
dampaknya terhadap distribusi manfaat wakaf.

Laporan Aktivitas
Untuk Periode yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20x2 dan 20x1
PENGHASILAN 31 Desember 20x2 31 Desember
20x1
Penerimaan Wakaf Permanen
Hak Kekayaan Intelektual Xxx xxx
Hak milik Rumah Susun Xxx xxx
Hak atas Tanah Xxx xxx
Tanaman Xxx xxx
Kas Xxx xxx
Surat Berharga Xxx xxx
Logam Mulia Xxx xxx
Bangunan Xxx xxx
Kendaraan Xxx xxx
Hak Sewa Xxx xxx
Lainnya Xxx xxx
Total Xxx xxx

Penerimaan Wakaf Temporer


Kas Xxx xxx
Total Xxx xxx

DampakPengukuran Ulang Aset


Wakaf
Kas Xxx xxx
Surat Berharga Xxx xxx
Logam Mulia Xxx xxx
Bangunan Xxx xxx
Kendaraan Xxx xxx
Tanaman Xxx xxx
Hak atas Tanah Xxx xxx
Hak Milik Rumah Susun Xxx xxx
Hak Sewa Xxx xxx
Lainnya Xx xxx
Total Xxx xxx
d) Laporan Arus Kas

Laporan arus kas memuat semua informasi yang berkaitan dengan kas atau
setara kas yang diberikan kepada pengguna laporan keuangan dan kebutuhan para
nazhir dalam mempergunakan arus kas itu. Laporan arus kas meliputi semua arus
kas dari aktivitas operasi, investasi, serta pendanaan pada periode tertentu.
a. Aktivitas Operasional
Aktivitas operasional dalam hal ini bisa didapatkan dari aktivitas utama
sebagai pendapatan entitas nirlaba. Contoh lain yang terdapat dalam aktivitas
operasional yaitu:
1) Penerimaan kas dari penyedia atau penjual produk dengan pelayanan.
2) Penerimaan kas dari royalti atau pendapatan lainnya.
3) Pembayaran kas pada karyawan atau supplier.
4) Pembayaran kas pada pemasok barang dan jasa.
b. Aktivitas Pendanaan
Sejumlah contoh arus kas yang memiliki asal dari kegiatan pendanaan
yakni:
1) Pelunasan pinjaman.
2) Pembayaran kas kepada para pemegang saham.
3) Penerimaan kas dari peneribitan saham.
4) Penerimaan kas dari penerbitan pinjaman, baik jangka pendek maupun
jangka panjang.
5) Pembayaran oleh lesse dalam rangka mengurangi nominal kewajiban.

c. Aktivitas Investasi
Aktivitas investasi yang terdapat dalam arus kas menggambarkan
pengeluaran kas yang sehubungan dengan pengorbanan dalam rangka
menghasilkan pendapatan yang akan dimanfaatkan untuk periode mendatang.
Transaski yang masuk kedalam kategori aktivitas investasi yaitu
1) Pengeluaran kas atau setara kas demi mendapatkan aset.

2) Perolehan kas dari hasil penjualan aset.

3) Penerimaan kas melalui pengembalian pinjaman serta uang muka ke orang


lain.

4) Pembayaran kas dalam rangka perolehan efek ekuitas ataupun uang entitas
lainnya.

5) Penerimaan kas hasil melalui penjualan efek ekuitas ataupun utang entitas
lainnya.
Dalam laporan aktivitas nazhir menyuguhkan laporan yang terdiri
dari unsur:
1. Penyaluran wakaf.
2. Hasil pengembangan serta pengelolaan wakaf.
3. Dampak pengukuran aset wakaf.
4. Penerimaan wakaf temporer serta permanen.
Dalam laporan kegiatan ini akan terlihat bagaimana pengembangan dana
wakaf apakah memperoleh peningkatan nilai aset atau mengalami penurunan
nilai aset. Unsur aktivitas yang dilaporkan meliputi penerimaan wakaf temporer
serta permanen, sehingga akibat pengukuran ulang aset wakaf, pengembangan
serta pengelolaan wakaf, dan pendistribusian manfaat wakaf.

e) Catatan atas Laporan Keuangan Wakaf disuguhkan dalam urutan yakni:


a. Pengungkapan terkait dasar pengukuran serta kebijakan akuntansi
yang digunakan.
b. Informasi penunjang pos laporan keuangan selaras urutan seperti
pos tersebut disuguhkan pada laporan keuangan serta urutan
penyuguhan komponen laporan keuangan.
c. Pengungkapan lainnya yakni komitmen, kontijensi, pengungkapan
keuangan yang lain dan yang memiliki sifat non keuangan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Laporan keuangan (financial statement) adalah hasil akhir dari sebuah mekanisme
akuntansi, yang menjadi ikhtisari dari berbagai transaksi keuangan dalam periode yang
sedang berlangsung. Periode akuntansi bisa dipergunakan setiap 12 bulan ataupun per 6
bulan tergantung perusahaan, akan tetapi biasanya per 12 bulan.
Laporan keuangan lembaga wakaf bertujuan guna menyajikan informasi secara
relevan guna mewujudkan manfaat para kreditur, penyumbang, serta pihak lainnya yang
berkontribusi pada lembaga wakaf. Selain itu, tujuan khususnya yaitu guna memberikan
informasi terkait jumlah serta sifat aset, entitas wakaf, adanya pengaruh transaksi,
kejadian serta kondisi yang lain yang dapat mempengaruhi nilai serta sifat aset bersih.
Arus kas masuk dengan arus kas keluar pada sebuah periode dengan hubungan diantara
keduanya
a. Penulisan laporan keuangan dana wakaf
 Laporan Posisi Keuangan
 Laporan rincian aset wakaf
 Laporan aktivitas
 Laporan arus kas
DAFTAR PUSTAKA

Delli Maria dkk, Akuntansi dan Manajemen Wakaf, (Jakarta: Salemba Empat,
2019)
Yunida Een Fryanti, Akuntansi Lembaga Zakat dan Wakaf, (Yogayakarta: Pustaka
Pelajar, 2017)
Primatua Sirait, Pelaporan dan Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2014)
Angelia Novrina Meilani dan Rudy J. Pusung, 2014, “Penerapan Laporan
Keuangan Organisasi Nirlaba Berdasarkan PSAK N0. 45 Pada Panti Sosial Tresna
Werdha Hana”, Jurnal Emba Vol 2 No. 2 Juni 2014
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 12/ PMK. 01/ 2008 Tentang Sistem Akuntansi
Pusat Investasi Pemerintah Keuangan, Bab IV, Kebijakan Akuntansi Terinci
Ikatan Akuntan Indonesia, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Pelaporan
Keuangan Entitas Nirlaba) PSAK 45 (Revisi 2011), (Jakarta: Dewan Standar
Akuntansi Keuangan, 2011),

Anda mungkin juga menyukai