Di susun oleh:
Kelompok 13
Yenni Aljariah (1930604063)
Friska Ayu Apriani (1930604110)
Puspita Citra Santri (1930604114)
Dosen pengampu:
Vivin Wulandari, M.E
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala kebesaran dan limpahan nikmat yang
diberikan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah “Studi Kelayakan
Ziswaf” yang berjudul “Penulisan Laporan Wakaf”.
Dalam penulisan makalah ini, berbagai hambatan telah kami alami. Oleh karena itu,
terselesaikannya makalah ini tentu saja bukan karena kemampuan kami semata-mata,
namun berkat dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait. Kami juga berterima
kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia telah mengenal wakaf baik setelah Islam masuk maupun sebelum
Islam masuk. Di tanah jawa, lembaga-lembaga wakaf telah dikenal pada masa Hindu-
Buddha yaitu dengan istilah Sima dan Dharma. Akan tetapi lembaga tersebut tidak
persis sama dengan lembaga wakaf dalam hukum Islam. Dan peruntukannya hanya
pada bidang tanah hutan saja atau berupa tanah saja. Umumnya, wakaf yang dikenal
pada masa sebelum Islam atau oleh agama-agama lain diluar Islam hampir sama dengan
Islam, yaitu untuk peribadatan. Dengan kata lain lambaga wakaf telah dikenal oleh
masyarakat pada peradaban yang cukup jauh dari masa sekarang. Namun tujuan utama
dari wakafnya yang berbeda-beda (untuk mendapat pahala, hanya untuk masyarakat
umum, dll). Sedangkan setelah masuknya Islam istilah wakaf mulai dikenal. Menurut
(Abdoerraoef) wakaf adalah menyediakan suatu harta benda yang dipergunakan
hasilnya untuk kemaslahatan umat. Sehingga ketika wakaf dikenal di Indonesia juga
mempengaruhi pengaturan perwakafan tanah di Indonesia yang peruntukannya sebagai
tempat-tempat peribadatan dan sosial yang dibuatnya peraturan-peraturan yang lebih
khusus mengenai wakaf di era setelah kemerdekaan. Hal ini dapat dilihat dari UU No. 5
Tahun 1960 (UUPA) yang terdapat pada Pasal 49 tentang Hak-hak tanah untuk
keperluan suci dan sosial.
Secara etimologi, wakaf berasal dari “Waqf” yang berarti “al-Habs”. Merupakan
kata yang berbentuk masdar (infinitive noun) yang pada dasarnya berarti menahan,
berhenti, atau diam. Apabila kata tersebut dihubungkan dengan harta seperti tanah,
binatang dan yang lain, ia berarti pembekuan hak milik untuk faedah tertentu. Dalam
pengertian hukum Islam wakaf adalah melepas kepemilikan atas harta yang dapat
bermanfaat dengan tanpa mengurangi bendanya untuk diserahkan kepada perorangan
atau kelompok (organisasi) agar dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan yang tidak
bertentangan dengan syari’at. Definisi wakaf menurut ahli fiqh adalah sebagai berikut:
Pertama, Hanafiyah mengartikan wakaf sebagai menahan materi benda (al-‘ain)
milik Wakif dan menyedekahkan atau mewakafkan manfaatnya kepada siapapun yang
diinginkan untuk tujuan kebajikan. Definisi wakaf tersebut menjelaskan bahawa
kedudukan harta wakaf masih tetap tertahan atau terhenti di tangan Wakif itu sendiri.
Dengan artian, Wakif masih menjadi pemilik harta yang diwakafkannya, manakala
perwakafan hanya terjadi ke atas manfaat harta tersebut, bukan termasuk asset hartanya.
Kedua, Malikiyah berpendapat, wakaf adalah menjadikan manfaat suatu harta yang
dimiliki (walaupun pemilikannya dengan cara sewa) untuk diberikan kepada orang yang
berhak dengan satu akad (shighat) dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan
Wakif. Definisi wakaf tersebut hanya menentukan pemberian wakaf kepada orang atau
tempat yang berhak saja.
Ketiga, Syafi‘iyah mengartikan wakaf dengan menahan harta yang bisa memberi
manfaat serta kekal materi bendanya (al-‘ain) dengan cara memutuskan hak
pengelolaan yang dimiliki oleh Wakif untuk diserahkan kepada Nazhir yang dibolehkan
oleh syariah. Golongan ini mensyaratkan harta yang diwakafkan harus harta yang kekal
materi bendanya (al-‘ain) dengan artian harta yang tidak mudah rusak atau musnah serta
dapat diambil manfaatnya secara berterusan.
Keempat, Hanabilah mendefinisikan wakaf dengan bahasa yang sederhana, yaitu
menahan asal harta (tanah) dan menyedekahkan manfaat yang dihasilkan. Itu menurut
para ulama ahli fiqih.
Dalam Undang-undang nomor 41 tahun 2004, wakaf diartikan dengan perbuatan
hukum Wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya
untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan
kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah.
Wakaf berfungsi untuk mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf
untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum. Kemajuan dan
peningkatan ekonomi umat, bantuan kepada fakir miskin.
A. Rumusan Masalah
1. Apa itu laporan keuangan dana wakaf?
2. Bagaimana penulisan laporan keuangan dana dalam wakaf?
3. Apa tujuan dari laporan keuangan wakaf?
B. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui laporan keuangan dana wakaf
2. Untuk mengetahui bagaimana penulisan laporan keuangan dana dalam wakaf.
3. Untuk mengetahui tujuan dari laporan keuangan wakaf.
BAB II
PEMBAHASAN
ASET
Aset Lancar
Liabilitas
Liabilitas Jangka Pendek
Aset Lancar
Lainnya
c) Laporan Aktivitas
Tujuan dari laporan keuangan aktivitas adalah menyediakan informasi
kepada stakeholder, tentang penggunaan sumber daya yang dapat merubah
sifat dan nominal aset neto selama satu periode serta alokasi sumber daya
dalam melaksanakan setiap programnya. Dengan demikian, para stakeholder
dapat menilai dan mengevaluasi kinerja dari entitas dalam memberikan jasa
dan melaksanakan tanggung jawab.
Perubahan aset neto yang disajikan pada laporan aktivitas disesuaikan
dengan laporan posisi keuangan, yang dikelompokkan dalam aset neto tidak
terikat, terikat temporer, dan terikat permanen. Ada beberapa transaksi yang
mengakibatkan perubahan pada aset neto yaitu beban, pendapatan,
keuntungan, dan kerugian.
Informasi beban pada laporan aktivitas ataupun pencatatan atas dasar
laporan keuangan disajikan menurut pengelompokan sifat dan fungsional
terdapat kelompok program jasa utama dengan aktivitas pendukung.
Manfaat dari adanya pengelompokan tersebut yaitu memudahkan
penyumbang dana yang tidak menginginkan imbalan untuk mengetahui
penggunaan sumber daya dan menilai kemampuan entitas dalam
memberikan jasa.
Pengelompokan beban berdasarkan sifatnya dapat disajikan secara
eksplosit, misalnya beban air, listrik, sewa, penyusutan, dan sebagainya.
Sedangkan penyajian beban berdasarkan fungsional bisa dengan
mengelompokkannya sesuai dengan program utama atau aktivitas
pendukung. program utama merupakan aktivitas yang menjadi prioritas
entitas nirlaba untuk memberikan manfaat stakeholder dalam mencapai visi
misi tertentu. Sedangkan aktivitas pendukung yaitu segala aktivitas yang
bukan merupakan program utama. Beberapa aktivitas pendukung yaitu
aktivitas manajemen, pengembangan anggota, pencarian dana serta aktivitas
lainnya. Laporan aktivitas terdiri atas beberapa unsur sebagai berikut yaitu:
a) Penerimaan wakaf temporer dengan permanen.
b) Mengukur dampak aset wakaf.
c) Hasil pengembangan dan tata kelola wakaf.
d) Distribusi wakaf.
Laporan Aktivitas
Untuk Periode yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20x2 dan 20x1
PENGHASILAN 31 Desember 20x2 31 Desember
20x1
Penerimaan Wakaf Permanen
Hak Kekayaan Intelektual Xxx xxx
Hak milik Rumah Susun Xxx xxx
Hak atas Tanah Xxx xxx
Tanaman Xxx xxx
Kas Xxx xxx
Surat Berharga Xxx xxx
Logam Mulia Xxx xxx
Bangunan Xxx xxx
Kendaraan Xxx xxx
Hak Sewa Xxx xxx
Lainnya Xxx xxx
Total Xxx xxx
Laporan arus kas memuat semua informasi yang berkaitan dengan kas atau
setara kas yang diberikan kepada pengguna laporan keuangan dan kebutuhan para
nazhir dalam mempergunakan arus kas itu. Laporan arus kas meliputi semua arus
kas dari aktivitas operasi, investasi, serta pendanaan pada periode tertentu.
a. Aktivitas Operasional
Aktivitas operasional dalam hal ini bisa didapatkan dari aktivitas utama
sebagai pendapatan entitas nirlaba. Contoh lain yang terdapat dalam aktivitas
operasional yaitu:
1) Penerimaan kas dari penyedia atau penjual produk dengan pelayanan.
2) Penerimaan kas dari royalti atau pendapatan lainnya.
3) Pembayaran kas pada karyawan atau supplier.
4) Pembayaran kas pada pemasok barang dan jasa.
b. Aktivitas Pendanaan
Sejumlah contoh arus kas yang memiliki asal dari kegiatan pendanaan
yakni:
1) Pelunasan pinjaman.
2) Pembayaran kas kepada para pemegang saham.
3) Penerimaan kas dari peneribitan saham.
4) Penerimaan kas dari penerbitan pinjaman, baik jangka pendek maupun
jangka panjang.
5) Pembayaran oleh lesse dalam rangka mengurangi nominal kewajiban.
c. Aktivitas Investasi
Aktivitas investasi yang terdapat dalam arus kas menggambarkan
pengeluaran kas yang sehubungan dengan pengorbanan dalam rangka
menghasilkan pendapatan yang akan dimanfaatkan untuk periode mendatang.
Transaski yang masuk kedalam kategori aktivitas investasi yaitu
1) Pengeluaran kas atau setara kas demi mendapatkan aset.
4) Pembayaran kas dalam rangka perolehan efek ekuitas ataupun uang entitas
lainnya.
5) Penerimaan kas hasil melalui penjualan efek ekuitas ataupun utang entitas
lainnya.
Dalam laporan aktivitas nazhir menyuguhkan laporan yang terdiri
dari unsur:
1. Penyaluran wakaf.
2. Hasil pengembangan serta pengelolaan wakaf.
3. Dampak pengukuran aset wakaf.
4. Penerimaan wakaf temporer serta permanen.
Dalam laporan kegiatan ini akan terlihat bagaimana pengembangan dana
wakaf apakah memperoleh peningkatan nilai aset atau mengalami penurunan
nilai aset. Unsur aktivitas yang dilaporkan meliputi penerimaan wakaf temporer
serta permanen, sehingga akibat pengukuran ulang aset wakaf, pengembangan
serta pengelolaan wakaf, dan pendistribusian manfaat wakaf.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Laporan keuangan (financial statement) adalah hasil akhir dari sebuah mekanisme
akuntansi, yang menjadi ikhtisari dari berbagai transaksi keuangan dalam periode yang
sedang berlangsung. Periode akuntansi bisa dipergunakan setiap 12 bulan ataupun per 6
bulan tergantung perusahaan, akan tetapi biasanya per 12 bulan.
Laporan keuangan lembaga wakaf bertujuan guna menyajikan informasi secara
relevan guna mewujudkan manfaat para kreditur, penyumbang, serta pihak lainnya yang
berkontribusi pada lembaga wakaf. Selain itu, tujuan khususnya yaitu guna memberikan
informasi terkait jumlah serta sifat aset, entitas wakaf, adanya pengaruh transaksi,
kejadian serta kondisi yang lain yang dapat mempengaruhi nilai serta sifat aset bersih.
Arus kas masuk dengan arus kas keluar pada sebuah periode dengan hubungan diantara
keduanya
a. Penulisan laporan keuangan dana wakaf
Laporan Posisi Keuangan
Laporan rincian aset wakaf
Laporan aktivitas
Laporan arus kas
DAFTAR PUSTAKA
Delli Maria dkk, Akuntansi dan Manajemen Wakaf, (Jakarta: Salemba Empat,
2019)
Yunida Een Fryanti, Akuntansi Lembaga Zakat dan Wakaf, (Yogayakarta: Pustaka
Pelajar, 2017)
Primatua Sirait, Pelaporan dan Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2014)
Angelia Novrina Meilani dan Rudy J. Pusung, 2014, “Penerapan Laporan
Keuangan Organisasi Nirlaba Berdasarkan PSAK N0. 45 Pada Panti Sosial Tresna
Werdha Hana”, Jurnal Emba Vol 2 No. 2 Juni 2014
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 12/ PMK. 01/ 2008 Tentang Sistem Akuntansi
Pusat Investasi Pemerintah Keuangan, Bab IV, Kebijakan Akuntansi Terinci
Ikatan Akuntan Indonesia, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Pelaporan
Keuangan Entitas Nirlaba) PSAK 45 (Revisi 2011), (Jakarta: Dewan Standar
Akuntansi Keuangan, 2011),