I. Identitas Klien
10. Spiritual
Tidak terkaji
11. Keadaan Lokal
Klien terbaring ditempat tidur, terpasang ETT, terpasang NGT, terpasang infus di ekstremitas
atas kiri, terpasang restrain pada ekstremitas atas, terdapat luka post op ± 15 cm dikepala
IV. Terapi
7. Antrain 2 x 1 gram
V. Pemeriksaan Penunjang
Pengambil data,
Jember, 09 Oktober 2020
Ayu Wulandari
ANALISA DATA
NO DATA PENUNJANG MASALAH ETIOLOGI
1. DS : Tidak terkaji, pasien Pola Napas Tidak KLL
mengalami penurunan kesadaran Efektif
Post Op Cranioctomy
DO :
- Klien dalam keadaan Terganggunya sistem
tersedasi pernafasan pada serebral
- GCS X45
- Post Op Cranioctomy Pernapasan Cheyne Stokes
- Terpasang ventilator/
ETT Pola Napas Tidak Efektif
- RR : 14 x/menit
Nyeri Akut
3. DS : Tidak terkaji, pasien Risiko Syok KLL
mengalami penurunan kesadaran
Pendarahan serebral
DO :
- Klien dalam keadaan Post Op Cranioctomy
tersedasi
- GCS X45 Risiko Syok
- Post Op Cranioctomy
- Takikardia (N > 140
/menit)
- TD : 120/87 mmHg
- Hb : 10, 6 gr/dL
- Transfusi darah PRC 2
kolf
- Akral dingin
4. DS : Tidak terkaji, pasien Risiko Perfusi Trauma/cedera fisik
mengalami penurunan kesadaran Serebral Tidak
Efektif
DO : Perdarahan Otak
- Pasien mengalami
penurunan kesadaran
- GCS X45 Peningkatan Tekanan
- TD : 117/73 mm/Hg Intrakranial
- Nadi : 148 x/mnt
- RR : 14 x/mnt
Risiko Perfusi Serebral Tidak
- Suhu : 36,10C Efektif
- SPO2 : 100 %
- MAP : 87 mm/Hg
5. DS : Tidak terkaji, pasien Risiko Infeksi Trauma kepala
mengalami penurunan kesadaran
Operasi
DO :
- Terdapat luka post op ± Prosedur Invasif
15 cm
- Hb : 10,6 gr/dL Risiko Infeksi
- Leukosit : 15,8 gr/dL
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa
No. Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Pola Nafas Tidak Setelah dilakukan tindakan Manajemen Ventilasi Mekanik Manajemen Ventilasi Mekanik
Efektif b.d Trauma keperawatan dalam waktu Observasi Observasi
Kepala 1x24 jam pola nafas efektif 1. Monitor efek ventilator terhadap status 1. Mengetahui kondisi dan kepatenan jalan
dengan kriteria hasil: oksigenasi napas pada pasien
2. Monitor gejala peningkatan pernarfasan 2. Mengetahui status pernafasan pasien
1. Tekanan ekspirasi
meningkat Terapeutik Terapeutik
2. Tekanan inspirasi 1. Atur posisi kepala 450 - 600 untuk mencegah 1. Mencegah terjadinya aspirasi
meningkat aspirasi 2. Mencegah terjadinya luka dekubitus pada
3. Pemanjanagn fase ekspirasi 2. Reposisi pasien setiap 2 jam, jika perlu pasien
menurun 3. Lakukan penghisapan lendir sesuai 3. Mempertahankan kebersihan/kepatenan
4. Frekuensi nafas membaik kebutuhan jalan napas
(16-24 x/menit)
Kolaborasi Kolaborasi
1. Kolaborasi pemilihan mode ventilator 1. Membantu pernapasan pasien
Diagnosa
No Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
2. Nyeri akut b.d Tujuan : Setelah dilakukan Manajemen Nyeri Manajemen Nyeri
tindakan invasif tindakan keperawatan 1 x 3 Observasi Observasi
jam nyeri akut menurun 1. Identifikasi respon nyeri non verbal 1. Membantu dalam menentukan status
dengan kriteria hasil: nyeri
1. Keluhan nyeri menurun
2. Perasaan takut Terapeutik Terapeutik
mengalami cedera 1. Kontrol lingkungan yang memperberat ras 1. Pengalihan rasa nyeri dengan cara
anyeri distraksi dapat meningkatkan respon
berulang menurun
2. Fasilitasi istirahat dan tidur pengeluaran endorphin untuk memutus
3. Frekuensi Nadi reseptor rasa nyeri
membaik 2. Meningkatkan respon aliran darah pada
4. Tekanan darah dan pola area nyeri dan merupakan salah satu
napas membaik metode pengalihan perhatian
Kolaborasi
Kolaborasi 1. Mempertahankan kadar obat dan
1. Kolaborasi pemberian analgesik, Jika perlu menghindari puncak periode nyeri
Diagnosa
No Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
3. Risiko syok b.d cedera Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Syok Pencegahan Syok
kepala keperawatan dalam waktu Observasi Observasi
1x24 jam risiko syok menurun 1. Monitor status kardiopulmonal 1. Mengetahui kondisi pasien dan status
dengan kriteria hasil (frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi kardiopulmonal
1. Kekuatan nadi napas, TD dan MAP) 2. Mencegah terjadinya syok dan tanda-
membaik 2. Monitor status cairan (input dan output, tanda adanya syok
turgor kulit dan CRT) Terapeutik
2. Tingkat kesadaran
Terapeutik 1. Mempertahankan saturasi oksigen >
meningkat
1. Berikan oksigen untuk 94% dan kepatenan jalan napas
3. Frekuensi nadi mempertahankan saturasi oksigen > 2. Memberikan cairan pada tubuh
membaik 94% 3. Mengetahui adanya kekurangan
4. Frekuensi napas 2. Pasang IV line /kelebihan cairan
membaik 3. Pasang kateter urine Kolaborasi
Kolaborasi 1. Membantu pemenuhan kebutuhan
1. Kolaborasi pemberian IV, jika perlu cairan pada pasien
2. Kolaborasi pemberian transfusi darah 2. Meningkatkan kadar hb pada pasien
untuk memperlancar peredaran darah
CATATAN PERKEMBANGAN
DIAGNOSA: Pola Nafas Tidak Efektif
WAKTU IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI
09 Okt 2020 Manajemen Ventilasi Mekanik Manajemen Ventilasi Mekanik
CATATAN PERKEMBANGAN
13:45 1. Mengidentifikasi respon nyeri non verbal Ayu. W S : pasien mengatakan nyeri pada bagian kepala
13:50 Ayu. W O : pasien terlihat memegangi kepala dan gelisah, terpasang
2. Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa
rebreathing mask 8 lpm, terpasang NGT, RR= 16 x/menit,
nyeri Ayu. W bradipnea, ekspansi dada/paru sama, SPO2 100% ,N: 87 x/menit
14:00 3. Memfasilitasi istirahat dan tidur Ayu. W A : Masalah belum teratasi
14:05 4. Berkolaborasi pemberian analgesik, Jika perlu P : Lanjutkan intervensi melakukan monitoring TTV dan saturasi
oksigen setiap satu jam sekali
14:30 1. Memonitor status kardiopulmonal (frekuensi dan Ayu. W S : pasien mengeluh pusing pada bagian kepala
kekuatan nadi, frekuensi napas, TD dan MAP) Ayu. W O : pasien terlihat memegangi bagian kepala dan gelisah, luka
14:35 2. Memonitor status cairan (input dan output, turgor Ayu. W insisi tertutup, TD : 110/78 mmHg, nadi kuat, MAP nomal
kulit dan CRT) Ayu. W dibawah 100 mmHg, urine output 200 ml, turgor kulit
14:40 3. Memberikan oksigen untuk mempertahankan baik/elastis, CRT < 2 detik, terpasang rebreathing mask 8 lpm,
saturasi oksigen > 94% Ayu. W terpasang NGT, RR= 16 x/menit, bradipnea, SPO2 100%,
14:45 4. Memasang IV line Ayu. W transfusi PRC 2 kolf, infus clinimix, N : 87 x/menit
15:00 5. Memasang kateter urine Ayu. W A : Masalah belum teratasi
15:10 6. Berkolaborasi pemberian IV, jika perlu Ayu. W P : Lanjutkan intervensi melakukan monitoring TTV dan tanda
15:30 7. Berkolaborasi pemberian transfusi darah gejala adanya syok