0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan6 halaman
1. Cerita berlatar di kereta api yang sedang di naiki sang narator. Ia bertemu seorang wanita bernama Yuuna yang meminta bantuan membawa barangnya.
2. Setelah obrolan singkat, Yuuna tertidur. Narator pun pingsan tak lama sebelum tiba di tujuan. Ia terbangun dan menyadari Yuuna menghilang, sedangkan kereta sudah melewati stasiun tujuannya.
3. Petugas stasiun mengatakan narator mungkin
1. Cerita berlatar di kereta api yang sedang di naiki sang narator. Ia bertemu seorang wanita bernama Yuuna yang meminta bantuan membawa barangnya.
2. Setelah obrolan singkat, Yuuna tertidur. Narator pun pingsan tak lama sebelum tiba di tujuan. Ia terbangun dan menyadari Yuuna menghilang, sedangkan kereta sudah melewati stasiun tujuannya.
3. Petugas stasiun mengatakan narator mungkin
1. Cerita berlatar di kereta api yang sedang di naiki sang narator. Ia bertemu seorang wanita bernama Yuuna yang meminta bantuan membawa barangnya.
2. Setelah obrolan singkat, Yuuna tertidur. Narator pun pingsan tak lama sebelum tiba di tujuan. Ia terbangun dan menyadari Yuuna menghilang, sedangkan kereta sudah melewati stasiun tujuannya.
3. Petugas stasiun mengatakan narator mungkin
meninggalkan rumah keluarga ku untuk pindah ke asrama tempat aku melanjutkan studi pendidikan ku. Perjalanan ini memakan waktu sekitar 4 hari dengan menggunakan berbagai macam transportasi yang diakhiri dengan menggunakan kereta di hari ke 4 dan itulah yang sedang aku naiki saat ini. “4 jam lagi sampai di asrama, hemm dah nggak sabar nih, kira- kira pas sampai di stasiun ada yang jemput nggak ya?” aku bergumam sendiri sambil melihat kearah pemandangan sawah di siang hari. Beberapa menit kemudian kereta berhenti di stasiun Cark, sambil melihat kearah tiket yang ku kantongi, kuambil tiket tersebut dan kupastikan kembali akhir stasiun yang ku tuju, aku harus tiba di stasiun Berk, ternyata satu stasiun lagi. Selang beberapa waktu saat aku sedang ingin memejamkan mata, muncul seseorang Wanita bermasker putih yang mengenakan jaket biru serta celana chinos hitam sambil menggendong tas dipunggung nya, 1 koper lumayan besar yang sedang dipegang dengan tangan kirinya dan tangan kanan memegang tiket dan langsung berbicara kepadaku meminta bantuan. “mohon maaf kak boleh minta bantu yuuna menaiki barang bawaan ini ke atas sana soalnya agak berat,” wanita itu bertanya dengan nada merendah “oh iya sini biar saya bantu” “oh iya terima kasih ya kak” “oh iya sama sama kak yun” “kak yun?” “iya hehe nama mu yuuna kan?” “iya, bagaimana bisa kakak tau?” “tadi kan kamu bilang sendiri saat meminta bantuan” “masa?” “iye, gak mungkin aku salah denger” mulai kesel “iya kah perasaan yuuna nggak bilang deh tadi” “nah itu bilang” “bilang apa?” “kalimat mu terselip namamu pas kamu ngomong tadi”
Akhirnya kami berdebat kecil beberapa menit perihal sudah ngasih
tau nama atau belum, aku sempat berfikir, “ini seriusan? ko jadi aneh gini ni Wanita”. Ternyata Wanita itu duduk didepan ku, akan tetapi dia memakai masker jadi aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Sambil duduk kami berdua melanjutkan perbincangan tadi “iya jadi betul toh nama mu yuuna?” “iya kak nama panjang yuuna itu yuuna nagisa, kalo boleh tau nama kakak siapa ya? Terima kasih sudah membantu yuuna” “sama-sama, nama ku fadhil, panggil saja aku fadhil, salam kenal ya” “Hehe iya kak salam kenal” “btw kak yuuna mau kemana? ko sendirian tapi bawa barang nya seperti mau pindahan begitu?” “iya nih kak aku tuuuh maaauuuu,, zzzzzz” bruuk Tiba tiba Yuuna bersandar di di bangku kereta dan tertidur dengan sendiri nya, padahal kondisi lagi mengobrol “yuuna, halo yuuna? loh masa langsung tidur begitu?”, yasudahlah mungkin dia kelelahan pikirku saat itu.
Kulihat kearah jam ternyata masih sekitar 2 jam lagi kereta
akan sampai di stasiun Berk, konidisi aku belum tahu si Wanita Bernama yuuna ini akan turun di stasiun apa, aku membiarkan dia beristirahat dan mungkin setengah jam sebelum sampai di stasiun Berk, akan aku bangunkan untuk memastikan turun dimana si yuuna. Sebelumnya aku perkenalkan diriku terlebih dahulu ya, namaku adalah Fadhil anak laki-laki dari 3 bersaudara dan kebetulan aku adalah anak ke 2. Aku tinggal di kota veil storm, kota yang dikenal dengan petir besar nya ketikan cuaca sedang hujan makanya dinamai storm, untuk veil sendiri aku belum begitu paham apa maksudnya, ada yang mengatakan bahwa itu adalah nama pendahulu pembuat kota ini yaitu bapak veil takisa, ada yang bilang veil adalah nama yang tidak sengaja diambil saat pembuatan nama kota pertama kali dan sebenarnya masih banyak lagi rumor-rumor perihal kata pertama pada nama kota ini. Keluarga ku adalah keluarga sederhana, tidak kaya tidak juga miskin. Ayah ku bernama tanaka beliau adalah pekerja keras, dalam satu minggu bekerja ayahku hanya pulang pada hari minggu, beliau bekerja sebagai pengurus asrama qeoun sayangnya sudah 1 bulan beliau tidak pulang kerumah dan juga tidak ada kabar. Ibuku bernama Aisha, seorang ibu terbaik yang kupunya dari ibu mana pun. Baik, perhatian dan masih banyak lagi keahlian yang membuat aku merasa nyaman jika dekat dengan ibu ku. Ibu ku adalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki pekerjaan tambahan setiap hari nya yaitu menyiapkan catering untuk anak-anak di sekolah Venouly, jaraknya beberapa meter dari rumah keluarga ku. Walaupun mendapatkan gaji yang tidak seberapa dari pihak sekolah, akan tetapi cukup untuk keluarga kami. Adik dan kakak ku perempuan semua, adik ku bernama ruby dan kakak ku bernama yui. Ruby masih tinggal di rumah karena umurnya masih 12 tahun, sedangkan yui dia di asrama qeoun dan kondisinya hampir mirip dengan ayahku, biasanya sebulan sekali akan pulang akan tetapi bulan ini belum juga pulang. Aku ibu dan adik ku sempat cemas tapi kami selalu berfikir positif dengan pemikiran mungkin kondisi memang sedang ada kegiatan yang menyebabkan belum bisa untuk pulang bulan ini, begitu. Asrama roxy adalah pilihan tepat yang disarankan oleh orang tua ku sejak dulu jika diriku sudah sampai di umur 20 tahun, bukan seperti di asrama yang kakak dan ayahku di qeoun, entah mengapa aku masih belum paham. Kereta masih bergerak lancar menuju stasiun Berk. Gerimis mulai mengguyur kereta ini dan dilanjut hujan beberapa menit kemudian. Hawa menjadi sangat dingin padahal ac sudah kumatikan. Wanita bernama yuuna masih tertidur pulas tanpa ada rasa mau melanjutkan mengobrol santai dengan ku. Kukenakan kembali jaket yang sebelumnya ku lepas karena merasa panas dan memeluk tas laptop ku untuk menghangatkan badan. Setengah jam sudah tiba, ini saat nya aku melanjutkan rencana ku untuk membangunkan si yuuna dan menanyakan stasiun mana yang akan dia tuju. “yuun, yuun, yuun bangun yuun” perlahan sambil ku tepuk pundaknya beberapa kali. Ko nggak bangun bangun ya?, tiba tiba disela-sela aku sedang membangunkan yuuna, aku merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhku, aku merasa pusing. “lah ko pusing ya?” pandangan ku perlahan mulai memudar, sedikit pusing akan tetapi aku masih berusaha membangunkan yuuna, cuman kepala rasanya pusing sekali, sambil memegang kepala yang mulai nyeri aku pun pingsan dan terjatuh, aku tak tahu apa yang terjadi apa mungkin ini mabuk darat? “Tolong Jaga putriku” sayup-sayup terdengar ada seseorang yang membisikan kalimat itu, entah lah dimana sepertinya sih di mimpi. Perlahan-lahan kesadaran ku mulai membaik, aku pun terbangun dari pingsan ku karena pusing tadi. Kulihat bangku Yuuna ternyata yuuna tidak adapadahal kereta masih melaju, ku lihat jam ternyata masih ada 10 menit sebelum sampai. “lah yuuna kemana dah?” pikirku saat itu Aku bergegas siap siap untuk turun di stasiun yang ku tuju, stasiun Berk. Beberapa menit kemudian muncul suara yang memberikan peringatan untuk bersiap-siap turun karena sebentar lagi kereta akan sampai di stasiun selanjutnya. “PARA PENUMPANG YANG SAYA HORMATI, SESAAT LAGI KERETA AKAN SAMPAI PADA STASIUN ARK, HATI-HATI DAN HARAP JANGAN SAMPAI LUPA BARANG BAWAAN ANDA AGAR TIDAK ADA YANG TERTINGGAL ATAUPUN HILANG, TERIMA KASIH TELAH MENGGUNAKAN KERETA INI DAN SEMOGA BISA BERTEMU KEMBALI, SEMOGA HARI ANDA MENYENANGKAN“ “Haaah ARK? weh yang bener aja ini” aku sempet kebingungan saat itu, Stasiun yang ku tuju telah terlewat, aku bingung sejadi jadinya. Orang-orang menatap ku bingung. Ketika aku bertanya ke salah satu penumpang, orang itu mengatakan benar tujuan ini adalah stasiun Ark dan untuk stasiun Berk sudah terlawat 2 jam yang lalu pada saat aku pingsan tadi, dengan rasa bingug mau gimana lagi aku pun tetap harus turun di stasiun Ark dan berharap semoga ada yang bisa membantu aku untuk mencari jalan keluar dari masalah ini. Turunlah aku di stasiun Ark, ini adalah pertama kalinya aku turun di stasiun Ark, staisun yang terkenal elite nya karena rata rata orang yang turun di stasiun Ark adalah seseorang yang akan melanjutkan studi nya di asrama tamashi, lebih elite daripada asrama roxy. Dengan membawa tiket koper tas gendong dan diri sendiri, aku berjalan menuju petugas stasiun perihal menanyakan apakah bisa kereta di stasiun ini membawa aku turun ke stasiun Berk. “permisi pak, saya mau tanya, apakah diperbolehkan?” “iya boleh silahkan,,” “jadi begini pak, jikalau mau naik kereta dan turun di stasiun Berk apakah bisa dari stasiun ini? soalnya saya tadi sempet tidak sadarkan diri selama dua setengah jam” petugas itu terdiam sejenak, dan menanyakan jumlah waktu yang kusebutkan tadi “dua jam setengah,? maksudnya setengah jam lagi kamu sampai di stasiun Berk tapi kamu malah tiba-tiba nggak sadarkan diri, begitu?” “iya, pak” “hemm, mungkin kamu yang sepertinya di tunggu nona Nagisa, tunggu sebentar ya” “maksudnya pak?” “iya kamu tunggu sebentar, akan ku telponkan seseorang yang akan menjemput kamu, silahkan kamu duduk di bangku sebelah sana, mungkin kamu harus menunggu beberapa menit, tunggulah sebentar” “hah?” kebingunganku bertambah besar