Anda di halaman 1dari 6

1 .

Stasiun Ark

Sudah 3 setengah hari berlalu semenjak aku pergi


meninggalkan rumah keluarga ku untuk pindah ke asrama tempat
aku melanjutkan studi pendidikan ku. Perjalanan ini memakan waktu
sekitar 4 hari dengan menggunakan berbagai macam transportasi
yang diakhiri dengan menggunakan kereta di hari ke 4 dan itulah
yang sedang aku naiki saat ini.
“4 jam lagi sampai di asrama, hemm dah nggak sabar nih, kira-
kira pas sampai di stasiun ada yang jemput nggak ya?” aku
bergumam sendiri sambil melihat kearah pemandangan sawah di
siang hari.
Beberapa menit kemudian kereta berhenti di stasiun Cark,
sambil melihat kearah tiket yang ku kantongi, kuambil tiket tersebut
dan kupastikan kembali akhir stasiun yang ku tuju, aku harus tiba di
stasiun Berk, ternyata satu stasiun lagi. Selang beberapa waktu saat
aku sedang ingin memejamkan mata, muncul seseorang Wanita
bermasker putih yang mengenakan jaket biru serta celana chinos
hitam sambil menggendong tas dipunggung nya, 1 koper lumayan
besar yang sedang dipegang dengan tangan kirinya dan tangan kanan
memegang tiket dan langsung berbicara kepadaku meminta
bantuan.
“mohon maaf kak boleh minta bantu yuuna menaiki barang
bawaan ini ke atas sana soalnya agak berat,” wanita itu bertanya
dengan nada merendah
“oh iya sini biar saya bantu”
“oh iya terima kasih ya kak”
“oh iya sama sama kak yun”
“kak yun?”
“iya hehe nama mu yuuna kan?”
“iya, bagaimana bisa kakak tau?”
“tadi kan kamu bilang sendiri saat meminta bantuan”
“masa?”
“iye, gak mungkin aku salah denger” mulai kesel
“iya kah perasaan yuuna nggak bilang deh tadi”
“nah itu bilang”
“bilang apa?”
“kalimat mu terselip namamu pas kamu ngomong tadi”

Akhirnya kami berdebat kecil beberapa menit perihal sudah ngasih


tau nama atau belum, aku sempat berfikir, “ini seriusan? ko jadi aneh
gini ni Wanita”. Ternyata Wanita itu duduk didepan ku, akan tetapi
dia memakai masker jadi aku tidak bisa melihat wajahnya dengan
jelas. Sambil duduk kami berdua melanjutkan perbincangan tadi
“iya jadi betul toh nama mu yuuna?”
“iya kak nama panjang yuuna itu yuuna nagisa, kalo boleh tau
nama kakak siapa ya? Terima kasih sudah membantu yuuna”
“sama-sama, nama ku fadhil, panggil saja aku fadhil, salam
kenal ya”
“Hehe iya kak salam kenal”
“btw kak yuuna mau kemana? ko sendirian tapi bawa barang
nya seperti mau pindahan begitu?”
“iya nih kak aku tuuuh maaauuuu,, zzzzzz” bruuk
Tiba tiba Yuuna bersandar di di bangku kereta dan tertidur dengan
sendiri nya, padahal kondisi lagi mengobrol
“yuuna, halo yuuna? loh masa langsung tidur begitu?”,
yasudahlah mungkin dia kelelahan pikirku saat itu.

Kulihat kearah jam ternyata masih sekitar 2 jam lagi kereta


akan sampai di stasiun Berk, konidisi aku belum tahu si Wanita
Bernama yuuna ini akan turun di stasiun apa, aku membiarkan dia
beristirahat dan mungkin setengah jam sebelum sampai di stasiun
Berk, akan aku bangunkan untuk memastikan turun dimana si yuuna.
Sebelumnya aku perkenalkan diriku terlebih dahulu ya, namaku
adalah Fadhil anak laki-laki dari 3 bersaudara dan kebetulan aku
adalah anak ke 2. Aku tinggal di kota veil storm, kota yang dikenal
dengan petir besar nya ketikan cuaca sedang hujan makanya dinamai
storm, untuk veil sendiri aku belum begitu paham apa maksudnya,
ada yang mengatakan bahwa itu adalah nama pendahulu pembuat
kota ini yaitu bapak veil takisa, ada yang bilang veil adalah nama
yang tidak sengaja diambil saat pembuatan nama kota pertama kali
dan sebenarnya masih banyak lagi rumor-rumor perihal kata
pertama pada nama kota ini.
Keluarga ku adalah keluarga sederhana, tidak kaya tidak juga
miskin. Ayah ku bernama tanaka beliau adalah pekerja keras, dalam
satu minggu bekerja ayahku hanya pulang pada hari minggu, beliau
bekerja sebagai pengurus asrama qeoun sayangnya sudah 1 bulan
beliau tidak pulang kerumah dan juga tidak ada kabar. Ibuku
bernama Aisha, seorang ibu terbaik yang kupunya dari ibu mana pun.
Baik, perhatian dan masih banyak lagi keahlian yang membuat aku
merasa nyaman jika dekat dengan ibu ku. Ibu ku adalah seorang ibu
rumah tangga yang memiliki pekerjaan tambahan setiap hari nya
yaitu menyiapkan catering untuk anak-anak di sekolah Venouly,
jaraknya beberapa meter dari rumah keluarga ku. Walaupun
mendapatkan gaji yang tidak seberapa dari pihak sekolah, akan
tetapi cukup untuk keluarga kami. Adik dan kakak ku perempuan
semua, adik ku bernama ruby dan kakak ku bernama yui. Ruby masih
tinggal di rumah karena umurnya masih 12 tahun, sedangkan yui dia
di asrama qeoun dan kondisinya hampir mirip dengan ayahku,
biasanya sebulan sekali akan pulang akan tetapi bulan ini belum juga
pulang. Aku ibu dan adik ku sempat cemas tapi kami selalu berfikir
positif dengan pemikiran mungkin kondisi memang sedang ada
kegiatan yang menyebabkan belum bisa untuk pulang bulan ini,
begitu.
Asrama roxy adalah pilihan tepat yang disarankan oleh orang
tua ku sejak dulu jika diriku sudah sampai di umur 20 tahun, bukan
seperti di asrama yang kakak dan ayahku di qeoun, entah mengapa
aku masih belum paham.
Kereta masih bergerak lancar menuju stasiun Berk. Gerimis
mulai mengguyur kereta ini dan dilanjut hujan beberapa menit
kemudian. Hawa menjadi sangat dingin padahal ac sudah kumatikan.
Wanita bernama yuuna masih tertidur pulas tanpa ada rasa mau
melanjutkan mengobrol santai dengan ku. Kukenakan kembali jaket
yang sebelumnya ku lepas karena merasa panas dan memeluk tas
laptop ku untuk menghangatkan badan.
Setengah jam sudah tiba, ini saat nya aku melanjutkan rencana
ku untuk membangunkan si yuuna dan menanyakan stasiun mana
yang akan dia tuju.
“yuun, yuun, yuun bangun yuun” perlahan sambil ku tepuk
pundaknya beberapa kali. Ko nggak bangun bangun ya?, tiba tiba
disela-sela aku sedang membangunkan yuuna, aku merasakan
sesuatu yang aneh pada tubuhku, aku merasa pusing.
“lah ko pusing ya?” pandangan ku perlahan mulai memudar,
sedikit pusing akan tetapi aku masih berusaha membangunkan
yuuna, cuman kepala rasanya pusing sekali, sambil memegang kepala
yang mulai nyeri aku pun pingsan dan terjatuh, aku tak tahu apa
yang terjadi apa mungkin ini mabuk darat?
“Tolong Jaga putriku” sayup-sayup terdengar ada seseorang
yang membisikan kalimat itu, entah lah dimana sepertinya sih di
mimpi. Perlahan-lahan kesadaran ku mulai membaik, aku pun
terbangun dari pingsan ku karena pusing tadi. Kulihat bangku Yuuna
ternyata yuuna tidak adapadahal kereta masih melaju, ku lihat jam
ternyata masih ada 10 menit sebelum sampai.
“lah yuuna kemana dah?” pikirku saat itu
Aku bergegas siap siap untuk turun di stasiun yang ku tuju,
stasiun Berk. Beberapa menit kemudian muncul suara yang
memberikan peringatan untuk bersiap-siap turun karena sebentar
lagi kereta akan sampai di stasiun selanjutnya.
“PARA PENUMPANG YANG SAYA HORMATI, SESAAT LAGI
KERETA AKAN SAMPAI PADA STASIUN ARK, HATI-HATI DAN HARAP
JANGAN SAMPAI LUPA BARANG BAWAAN ANDA AGAR TIDAK ADA
YANG TERTINGGAL ATAUPUN HILANG, TERIMA KASIH TELAH
MENGGUNAKAN KERETA INI DAN SEMOGA BISA BERTEMU KEMBALI,
SEMOGA HARI ANDA MENYENANGKAN“
“Haaah ARK? weh yang bener aja ini” aku sempet kebingungan
saat itu, Stasiun yang ku tuju telah terlewat, aku bingung sejadi
jadinya. Orang-orang menatap ku bingung. Ketika aku bertanya ke
salah satu penumpang, orang itu mengatakan benar tujuan ini adalah
stasiun Ark dan untuk stasiun Berk sudah terlawat 2 jam yang lalu
pada saat aku pingsan tadi, dengan rasa bingug mau gimana lagi aku
pun tetap harus turun di stasiun Ark dan berharap semoga ada yang
bisa membantu aku untuk mencari jalan keluar dari masalah ini.
Turunlah aku di stasiun Ark, ini adalah pertama kalinya aku
turun di stasiun Ark, staisun yang terkenal elite nya karena rata rata
orang yang turun di stasiun Ark adalah seseorang yang akan
melanjutkan studi nya di asrama tamashi, lebih elite daripada asrama
roxy.
Dengan membawa tiket koper tas gendong dan diri sendiri, aku
berjalan menuju petugas stasiun perihal menanyakan apakah bisa
kereta di stasiun ini membawa aku turun ke stasiun Berk.
“permisi pak, saya mau tanya, apakah diperbolehkan?”
“iya boleh silahkan,,”
“jadi begini pak, jikalau mau naik kereta dan turun di stasiun
Berk apakah bisa dari stasiun ini? soalnya saya tadi sempet tidak
sadarkan diri selama dua setengah jam”
petugas itu terdiam sejenak, dan menanyakan jumlah waktu
yang kusebutkan tadi
“dua jam setengah,? maksudnya setengah jam lagi kamu
sampai di stasiun Berk tapi kamu malah tiba-tiba nggak sadarkan diri,
begitu?”
“iya, pak”
“hemm, mungkin kamu yang sepertinya di tunggu nona Nagisa,
tunggu sebentar ya”
“maksudnya pak?”
“iya kamu tunggu sebentar, akan ku telponkan seseorang yang
akan menjemput kamu, silahkan kamu duduk di bangku sebelah
sana, mungkin kamu harus menunggu beberapa menit, tunggulah
sebentar”
“hah?” kebingunganku bertambah besar

Anda mungkin juga menyukai