rancangan perubahan
Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
provinsi jawa barat
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
DAFTAR ISI ii
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
DAFTAR ISI iv
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
DAFTAR TABEL
DAFTAR TABEL v
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
DAFTAR TABEL vi
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
Tabel 2.57 Indikator Kinerja Urusan Kebudayaan Tahun 2019 ....... II-98
Tabel 2.58 Indikator Kinerja Urusan Statistik Tahun 2015-2018 .... II-99
Tabel 2.59 Indikator Kinerja Urusan Statistik Tahun 2019 ............. II-99
Tabel 2.60 Indikator Kinerja Urusan Persandian Tahun 2018-2019 II-99
Tabel 2.61 Indikator Kinerja Urusan Perpustakaan Tahun 2015-2018
.................................................................................... II-100
Tabel 2.62 Indikator Kinerja Urusan Perpustakaan Tahun 2019 ... II-100
Tabel 2.63 Indikator Kinerja Urusan Kearsipan Tahun 2015-2018
.................................................................................... II-102
Tabel 2.64 Indikator Kinerja Urusan Kearsipan Tahun 2019 ......... II-102
Tabel 2.65 Indikator Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan
Tahun 2015-2018 ........................................................ II-103
Tabel 2.66 Indikator Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan
Tahun 2019 ................................................................. II-104
Tabel 2.67 Indikator Kinerja Urusan Pariwisata Tahun 2015-2018 II-106
Tabel 2.68 Indikator Kinerja Urusan Pariwisata Tahun 2019 ........ II-106
Tabel 2.69 Indikator Kinerja Urusan Pertanian Tahun 2015-2018 II-107
Tabel 2.70 Indikator Kinerja Urusan Pertanian Tahun 2019 ......... II-108
Tabel 2.71 Indikator Kinerja Urusan Kehutanan Tahun 2015-2018
.................................................................................... II-109
Tabel 2.72 Indikator Kinerja Urusan Kehutanan Tahun 2019 ....... II-109
Tabel 2.73 Indikator Kinerja Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral
Tahun 2015-2018 ........................................................ II-111
Tabel 2.74 Indikator Kinerja Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral
Tahun 2019 ................................................................. II-112
Tabel 2.75 Indikator Kinerja Urusan Perdagangan Tahun 2015-2018
.............................................................................. ……II-112
Tabel 2.76 Indikator Kinerja Urusan Perdagangan Tahun 2019 .... II-113
Tabel 2.77 Indikator Bidang Perindustrian Tahun 2015-2018 ....... II-113
Tabel 2.78 Indikator Bidang Perindustrian Tahun 2015-2018 ....... II-114
Tabel 2.79 Indikator Kinerja Urusan Transmigrasi Tahun 2015-2018
............................................................................ ……..II-115
Tabel 2.80 Peringkat, Skor dan Status Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (LPPD) Provinsi Jawa Barat Tahun
2015-2017 ................................................................... II-116
Tabel 2.81 Indikator Kinerja Urusan Keuangan Tahun 2015-2018 II-119
Tabel 2.82 Indikator Kinerja Urusan Keuangan Tahun 2019 ......... II-119
Tabel 2.83 Capaian Indikator Kepegawaian serta Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi Jawa Barat Tahun 2019 .................. II-120
Tabel 2.84 Indikator Kinerja Urusan Penelitian dan Pengembangan
Provinsi Jawa Barat Tahun 2016-2018 ........................ II-120
Tabel 2.85 Indikator Kinerja Urusan Penelitian dan Pengembangan
Provinsi Jawa Barat Tahun 2019 ................................. II-121
Tabel 2.86 Indikator Kinerja Pengawasan Provinsi Jawa Barat Tahun
2015-2018 ................................................................... II-122
Tabel 2.87 Indikator Kinerja Pengawasan Provinsi Jawa Barat Tahun
2019 ............................................................................ II-123
Tabel 2.88 Indikator Kinerja Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa
Barat Tahun 2015-2018 ............................................. II-124
DAFTAR TABEL ix
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
DAFTAR TABEL x
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
DAFTAR TABEL xi
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN I-1
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
Dokumen RPJMD ini memuat visi dan misi serta program prioritas
kepala daerah terpilih yang menjiwai seluruh muatan RPJMD Provinsi
Jawa Barat Tahun 2018-2023 dan harus dioperasionalkan oleh seluruh
perangkat daerah sesuai kewenangannya. Penjabaran visi dan misi
pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Barat dilakukan dengan
inovasi dan kolaborasi. Pelaksanaan pembangunan diharapkan tidak
hanya sebatas proses atau cara yang selama ini telah dilakukan, namun
disertai dengan berbagai bentuk pembaharuan dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah. Demikian juga diharapkan terjalin kolaborasi yang
intensif antara Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dengan pemerintah
pusat maupun dengan pemerintah daerah kabupaten/kota.
Dalam perjalanannya, setelah RPJMD Provinsi Jawa Barat
ditetapkan melalui Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun
2019, telah terbit beberapa kebijakan nasional maupun perkembangan
keadaan daerah yang memengaruhi perencanaan pembangunan daerah.
Sebagaimana peraturan yang berlaku (Permendagri Nomor 86 Tahun
2017), RPJMD harus selaras dengan RPJPD dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN). RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun
2018–2023 telah diselaraskan dengan RPJPD Provinsi Jawa Barat Tahun
2005–2025 dan RPJMN 2015–2019. memang tidak ada perubahan, tetapi
RPJMN yang baru disahkan pada bulan Januari 2020 (RPJMN 2020–2024).
Memasuki tahun kedua pelaksanaan RPJMD Provinsi Jawa Barat
2018–2023, dilakukan evaluasi terhadap hasil RPJMD. Evaluasi tersebut
memberikan rekomendasi untuk melakukan perubahan RPJMD.
Kebijakan untuk melakukan perubahan RPJMD diambil oleh Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa Barat sebab memenuhi syarat untuk melakukan
perubahan RPJMD sebagaimana diatur dalam Pasal 264 ayat (5) Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014, yang menyatakan bahwa RPJMD dapat
diubah apabila berdasarkan hasil pengendalian dan evaluasi tidak sesuai
dengan perkembangan keadaan atau penyesuaian terhadap kebijakan
yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.
Lebih lanjut, perubahan RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2018–
2023 memenuhi poin 3 pada Pasal 342 Ayat (1) Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 86 Tahun 2017 yang menyatakan bahwa perubahan RPJMD
dapat dilakukan apabila:
PENDAHULUAN I-2
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
PENDAHULUAN I-3
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
PENDAHULUAN I-4
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
PENDAHULUAN I-5
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
PENDAHULUAN I-6
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
PENDAHULUAN I-7
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
Gambar 1.1
Tahapan dan Tatacara Penyusunan
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
PERUMUSAN PENETAPAN
PERSIAPAN PENYUSUNAN RPJMD PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RPJMD PENYUSUNAN RPJMD
RANCANGAN RPJMD MUSRENBANG RANCANGAN AKHIR
RPJMD RPJMD
SK KDH ttg ORIENSTASI
pe mbentukan Tim mengenai
Agenda Ke rja Tim Rancangan Perda ttg
pe nyusun RPJMD
Pe nyusun RPJMD RPJMD Telaahan terhadap RPJMD beserta
RPJPD Provinsi Perumusan Rancangan akhir RPJMD
Rancangan Provinsi
Rancangan Awal Akhir RPJMD
VISI, MISI dan Renstra SKPD
Program KDH Pe rumusan
Pe ngolahan strategi, arah ke bijakan
data dan dan program Rancangan Awal RPJMD Pembahasan
informasi
Pe rumusan
pe mbangunan Daerah • Pe ndahuluan Rancangan
Akhir RPJMD
Pe njelasan • Gambaran umum kondisi
Penelaahan visi dan misi daerah
Perumusan kerangka
Penelaahan RJPMN dan pendanaan pembangunan • Gambaran Keuangan Daerah
RPJMD dan program Perangkat • Pe rmasalahan dan isu srategis Penyusunan SE Penyampaian
KLHS Penyiapan Rancangan Akhir persetujuan bersama DPRD
Daerah KDH ttg & KDH terhadap Ranperda
Pro vinsi Daerah Penyusunan data dan RPJMD
ttg RPJMD.
lainnya • visi, misi, tujuan dan sasaran; Rancangan kegiatan
• strategi, arah kebijakan dan Renstra-SKPD
KLHS program pembangunan Daerah
• kerangka pendanaan Verifikasi Pelaks anaan Evaluasi Ranperda RPJMD
Pe rumusan isu Pe rumusan pe mbangunan dan program Rancangan Musrenbang Konsultasi Oleh Mendagri
strategis Tujuan dan Pe rangkat Dae rah RENSTRA RPJMD rancangan akhir
Daerah Sasaran • Kinerja penyelenggaraan SKPD RPJMD
Pe netapan Kinerja pe merintahan Daerah
Hasil evaluasi pe nyelenggaraan • Pe nutup Pe nyajian Perumusan
capaian Penelaahan pe merintahan Daerah hasil
RTRW Provinsi RANCANGAN Rancangan Penetapan Perda tentang
RPJMD Musrenbang
& RTRW TEKNOKRATIK RPJMD RPJMD Penyempurnaan RPJMD Provinsi
Provinsi lainnya • Pe ndahuluan rancangan akhir
RPJMD
• Gambaran umum kondisi
daerah
• Gambaran Keuangan
Analisis Daerah
Gambaran • Pe rmasalahan dan isu Naskah
umum kondisi Pe mbahasan de ngan OPD Provinsi
Rancangan RPJMD Kesepakatan Perda tentang RPJMD
srategis Daerah • Pe ndahuluan Musrenbang
daerah provinsi Pe rumusan
Permasalahan • Gambaran umum kondisi RPJMD
Pe mbangunan daerah
• Gambaran Keuangan Daerah Rancangan Ak hir RPJMD RPJMD
Daerah
Pe rumusan Provinsi
Pe laksanaan Forum Konsultasi Publik
• Pe rmasalahan dan isu srategis • Pe ndahuluan • Pe ndahuluan
gambaran Daerah • Gambaran umum kondisi • Gambaran umum kondisi
keuangan daerah daerah
• visi, misi, tujuan dan sasaran;
daerah
• strategi, arah ke bijakan dan • Gambaran Keuangan Daerah • Gambaran Keuangan Daerah
program pembangunan Daerah • Pe rmasalahan dan isu srategis • Pe rmasalahan dan isu srategis
Pe mbahasan de ngan DPRD utk Daerah Daerah
memperoleh masukan dan saran • kerangka pe ndanaan
pe mbangunan dan program • visi, misi, tujuan dan sasaran; • visi, misi, tujuan dan sasaran;
Pe rangkat Dae rah • strategi, arah ke bijakan dan • strategi, arah ke bijakan dan
• Kinerja penyelenggaraan program pembangunan Daerah program pembangunan Daerah
pe merintahan Daerah • kerangka pe ndanaan • kerangka pe ndanaan
Konsultasi ke-MDN utk • Pe nutup. pe mbangunan dan program pe mbangunan dan program
memperoleh masukan Pe rangkat Dae rah Pe rangkat D ae rah
• Kinerja penyelenggaraan • Kinerja penyelenggaraan
pe merintahan Daerah pe merintahan Daerah
• Pe nutup. • Pe nutup.
Pe nyempurnaan Ranwal RPJMD
be rdasarkan saran & masukan MDN
PENDAHULUAN I-8
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
PENDAHULUAN I-9
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
PENDAHULUAN I-10
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
PENDAHULUAN I-11
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 tentang
Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 1540);
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2019 tentang Sistem
Informasi Pemerintahan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 1114);
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang
Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan
dan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 1447);
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 tentang
Laporan dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 288);
20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat
(Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran
Daerah Nomor 64);
21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029
(Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 22 Seri E, Tambahan Lembaran
Daerah Nomor 86);
22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 Nomor 6 Seri E,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 196 Tahun
2016 Seri E);
23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 7 Tahun 2019 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9
Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembar Daerah Provinsi Jawa
Barat Tahun 2019 Nomor 7, Tambahan Lembar Daerah Nomor 236);
dan
PENDAHULUAN I-12
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
24. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2019 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2018-2023 (Lembar
Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2019 Nomor 8, Tambahan Lembar
Daerah Nomor 237).
PENDAHULUAN I-13
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
PENDAHULUAN I-14
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
PENDAHULUAN I-15
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
PENDAHULUAN I-16
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
PENDAHULUAN I-17
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Tabel 2.1
Banyaknya Kecamatan, Desa dan Kelurahan Menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2019
Luas wilayah
No Kabupaten/Kota Kecamatan Kelurahan Desa
(Km2)
1 Bogor 2.710,62 40 19 416
2 Sukabumi 4.145,70 47 5 381
3 Cianjur 3.840,16 32 6 354
4 Bandung 1.767,96 31 10 270
5 Garut 3.074,07 42 21 421
6 Tasikmalaya 2.551,19 39 - 351
7 Ciamis 1.414,71 27 7 258
8 Kuningan 1.110,56 32 15 361
9 Cirebon 984,52 40 12 412
10 Majalengka 1.204,24 26 13 330
11 Sumedang 1.518,33 26 7 270
12 Indramayu 2.040,11 31 8 309
13 Subang 1.893,95 30 8 245
14 Purwakarta 825,74 17 9 183
15 Karawang 1.652,20 30 12 297
16 Bekasi 1.224,88 23 7 180
17 Bandung Barat 1.305,77 16 - 165
18 Pangandaran 1.010,00 10 - 93
19 Kota Bogor 118,50 6 68 -
20 Kota Sukabumi 48,25 7 33 -
21 Kota Bandung 167,67 30 151 -
22 Kota Cirebon 37,36 5 22 -
23 Kota Bekasi 206,61 12 56 -
24 Kota Depok 200,29 11 63 -
25 Kota Cimahi 39,27 3 15 -
26 Kota Tasikmalaya 171,61 10 69 -
27 Kota Banjar 113,49 4 9 16
Jawa Barat 35.377,76 627 645 5.312
Sumber: Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017
Gambar 2.1
Peta Wilayah Administrasi Provinsi Jawa Barat
Sumber: Revisi RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029, Tahun 2020
dalam peta topografi di Gambar 2.2, dan Peta Kemiringan Lereng dalam
Gambar 2.3.
Gambar 2.2
Peta Topografi
Gambar 2.3
Peta Kemiringan Lereng
Gambar 2.4
Peta Curah Hujan Tahunan
Baribis, dan Sesar Lembang. Salah satu wilayah di Jawa Barat yang unik
dari segi geologinya adalah daerah Ciletuh-Palabuhanratu Sukabumi. Di
daerah ini tersingkap batuan campur aduk (melange) yang
pembentukannya berasal dari hasil tumbukan 2 (dua) lempeng pada
Zaman Kapur. Batuan melange Ciletuh-Palabuhanratu Sukabumi
merupakan batuan tertua di Jawa yang tersingkap di permukaan.
Struktur geologi berupa sesar termasuk ke dalam Pola Sunda
umumnya berkembang di Utara Jawa (Laut Jawa). Sesar ini termasuk
kelompok sesar tua yang memotong batuan dasar (basement) dan
merupakan pengontrol dari pembentukan cekungan Paleogen di Jawa
Barat. Mekanisme pembentukan struktur geologi di Jawa Barat terjadi
secara simultan di bawah pengaruh aktivitas tumbukan Lempeng Hindia-
Australia dengan Lempeng Eurasia yang berlangsung sejak Zaman Kapur
hingga sekarang. Posisi jalur tumbukan (subduction zone) dalam kurun
waktu tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan. Aktivitas
tumbukan lempeng yang terakhir menghasilkan jalur gunung api aktif di
Poros Tengah Jawa Barat. Beberapa contoh gunung api aktif di Jawa Barat,
antara lain Gunung Salak, Gunung Gede, Gunung Malabar, Gunung
Tangkuban Parahu, dan Gunung Ciremai.
Jenis batuan yang terbentuk berupa batuan sedimen, batuan beku
(ekstrusif dan intrusif) dan batuan metamorfik ditemukan berbagai
kandungan mineral baik logam (mineral logam) dan non-logam (mineral
industri), serta bahan konstruksi yang memiliki nilai ekonomis sebagai
potensi bahan galian tambang yang tersebar hampir di 18 kabupaten se-
Jawa Barat. Potensi bahan galian tambang meliputi bahan galian mineral
logam, mineral industri, dan bahan galian konstruksi.
Tabel 2.2
Potensi Bahan Tambang di Provinsi Jawa Barat
Jenis
No Komoditas Jumlah (ton) Sebaran
Tambang
1 Andesit 10.124.796.963 Cianjur, Sukabumi, Bogor,
Purwakarta, Karawang, Bekasi,
Subang, Tasikmalaya, Pangandaran,
Garut, Bandung, Bandung Barat,
Ciamis, Cirebon, Kuningan,
Sumedang, Majalengka, dan
Pangandaran
2 Batu 3.743.209.839 Sukabumi, Bogor, Purwakarta,
Gamping/Kapur Karawang, Bekasi, Subang,
Tasikmalaya, Pangandaran, Garut,
Jenis
No Komoditas Jumlah (ton) Sebaran
Tambang
Bandung, Bandung Barat, Ciamis,
Cirebon, Kuningan, Banjar,
Majalengka, dan Pangandaran
3 Bentonit 329.604.075 Cianjur, Sukabumi, Bogor,
Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, dan
Sumedang
4 Diatome 25.552 Bogor dan Kuningan
5 Feldspar 26.339.972 Cianjur, Sukabumi, Bogor,
Tasikmalaya, Purwakarta,
Pangandaran dan Kuningan
6 Fospat 524.160 Sukabumi, Bogor, Tasikmalaya,
Pangandaran, Ciamis, dan Cirebon
7 Kaolin 5.777.576 Bogor, Tasikmalaya, Garut, Ciamis,
Kuningan, dan Majalengka
8 Marmer 172.276.288 Sukabumi, Tasikmalaya, Bandung,
dan Bandung Barat
9 Pasir+Tanah 275.153.365.028 Cianjur, Sukabumi, Bogor,
Urug Purwakarta, Bekasi, Subang,
Tasikmalaya, Pangandaran, Garut,
Ciamis, Cirebon, Indramayu,
Kuningan, Banjar, Sumedang, dan
Majalengka
10 Sirtu 1.601.991.429 Cianjur, Sukabumi, Purwakarta,
Karawang, Bekasi, Subang,
Tasikmalaya, Garut, Bandung,
Bandung Barat, Ciamis, Cirebon,
Indramayu, Kuningan, Banjar, dan
Majalengka
11 Pasir Kwarsa 3.257.579.879 Sukabumi, Bogor, Karawang, Bekasi,
Bandung, dan Bandung Barat,
12 Tanah Liat 123.678.899.924 Cianjur, Sukabumi, Bogor,
Purwakarta, Karawang, Bekasi,
Subang, Tasikmalaya, Pangandaran,
Garut, Bandung, Bandung Barat,
Ciamis, Cirebon, Indramayu,
Kuningan, Banjar, Sumedang, dan
Majalengka
13 Trass 2.454.950.551 Cianjur, Sukabumi, Bogor,
Purwakarta, Subang, Pangandaran,
Bandung, Bandung Barat, Ciamis,
Cirebon, Indramayu, Kuningan,
Banjar, Sumedang, dan Majalengka
14 Zeolit 127.548.000 Sukabumi, Tasikmalaya, Ciamis, dan
Pangandaran
15 Pasir Besi 24.306 Tasikmalaya
16 Batu ½ Permata 1.000.000 Garut
17 Galena 22.271 Cianjur dan Ciamis
18 Emas 9.342.173 Bogor, Purwakarta, Tasikmalaya, dan
Garut
19 Perak 57.736.916 Bogor, Tasikmalaya, dan Garut
20 Mangan 500.000 Sukabumi, Tasikmalaya, dan Garut
21 Onyx 50.606.950 Kuningan
22 Gypsum 6.451.205 Subang, Tasikmalaya, dan Banjar
23 Pasir Besi 135.822.533 Cianjur, Sukabumi, Tasikmalaya, dan
Pangandaran
24 Tembaga 210 Tasikmalaya
25 Belerang 20.360.000 Garut dan Banjar
26 Bijih Besi 51.346.000 Tasikmalaya, Garut, dan Pangandaran
Jenis
No Komoditas Jumlah (ton) Sebaran
Tambang
27 Kalsit 2.701.600
Pangandaran, Ciamis, Kuningan, dan
Pangandaran
28 Batubara 9.450.800 Sukabumi, Garut, Ciamis, dan Banjar
29 Seng 70.423 Purwakarta
30 Batu Ares 171.068 Sukabumi
31 Obsidan/Perlit 5.640.000 Sukabumi dan Garut
Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, Tahun 2018
Tabel 2.3
Ketersediaan Sumber Daya Air di Provinsi Jawa Barat
Gambar 2.5
Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) Provinsi Jawa Barat
Gambar 2.6
Peta Cekungan Air Tanah (CAT) Provinsi Jawa Barat
Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, Tahun 2018
Tabel 2.4
Luas Tutupan Lahan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014-2018
Tahun (Ha)
No Klasifikasi Tutupan Lahan
2014 2018
1 Hutan (Primer/ Sekunder) 703.504,96 695.658,9
2 Kebun Perkebunan/Kebun 594.612,79 553.380,6
Campuran)
3 Areal Terbangun 456.564,75 483.668,0
(Permukiman/Industri/ Gedung)
4 Sawah (Irigasi/ Tadah Hujan) 1.161.468,86 1.075.704,2
5 Ladang/ Tegalan 446.737,41 532.309,8
6 Rawa/ Tambak/ Empang 77.071,22 78.100,7
7 Belukar/Semak/ Rumput/ Tanah 275.457,92 240,511.4
Berbatu
8 Sungai/ Waduk/ Situ/ Badan Air 42.924,97 47.494,5
9 Tanah Kosong 2.033,9 1.941,0
Sumber: Perhitungan GIS, Bappeda Jawa Barat Tahun 2014-2018
Data: Landcover Tahun 2014 (Pemuktahiran Landcover 2010 hasil interpretasi SPOT 6 dan
Citra Sekunder 2011-2014)
Pemutakhiran Peta Tutupan Lahan Tahun 2018
Gambar 2.7
Peta Tutupan Lahan Jawa Barat Tahun 2018
Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat, Tahun 2018
Tabel 2.5
Ketersediaan Air Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Kabupaten/Kota
Gambar 2.8
Peta Ketersediaan Air Provinsi Jawa Barat
Tabel 2.6
Perbandingan Supply dan Demand Air Provinsi Jawa Barat
Gambar 2.9
Peta Kebutuhan Air Provinsi Jawa Barat
Gambar 2.10
Peta Selisih Supply dan Demand Air Provinsi Jawa Barat
Gambar 2.11
Peta Ambang Batas Daya Dukung Air Provinsi Jawa Barat
Gambar 2.12
Peta Daya Dukung Air Provinsi Jawa Barat
Tabel 2.7
Daya Dukung Pangan Provinsi Jawa Barat
Produksi
Luas Ketersediaan Kebutuhan Daya
Tanaman
NO Kabupaten/Kota Panen Beras Beras Dukung
Pangan
(Ha) (ton/tahun) (ton/tahun) Pangan
(Ha/tahun)
1 Bogor 77.088,0 63,420 4.888.920,96 1.480.658 3,30
2 Sukabumi 125.611,0 60,560 7.607.002,16 647.823 11,74
3 Cianjur 125.971,0 61,340 7.727.061,14 596.509 12,95
4 Bandung 78.345,0 60,360 4.728.904,20 953.105 4,96
5 Garut 120.789,0 62,090 7.499.789,01 680.919 11,01
6 Tasikmalaya 118.117,0 69,500 8.209.131,50 461.703 17,78
7 Ciamis 66.550,0 60,070 3.997.658,50 311.478 12,83
Produksi
Luas Ketersediaan Kebutuhan Daya
Tanaman
NO Kabupaten/Kota Panen Beras Beras Dukung
Pangan
(Ha) (ton/tahun) (ton/tahun) Pangan
(Ha/tahun)
8 Kuningan 58.000,0 60,790 3.525.820,00 281.400 12,53
9 Cirebon 76.489,0 57,970 4.434.067,33 567.895 7,81
10 Majalengka 98.189,0 61,390 6.027.822,71 314.821 19,15
11 Sumedang 69.053,0 60,620 4.185.992,86 302.656 13,83
12 Indramayu 184.432,0 66,900 12.338.500,80 450.716 27,38
13 Subang 160.859,0 62,430 10.042.427,37 409.690 24,51
14 Purwakarta 35.827,0 56,370 2.019.567,99 247.166 8,17
15 Karawang 183.136,0 64,480 11.808.609,28 608.381 19,41
16 Bekasi 85.665,0 54,020 4.627.623,30 893.498 5,18
17 Bandung Barat 33.257,0 58,420 1.942.873,94 436.823 4,45
18 Pangandaran 28.475,0 56,060 1.596.308,50 104.097 15,33
19 Kota Bogor 618,0 58,060 35.881,08 282.142 0,13
20 Kota Sukabumi 3.727,0 65,660 244.714,82 85.091 2,88
21 Kota Bandung 1.675,0 63,710 106.714,25 660.015 0,16
22 Kota Cirebon 461,0 52,190 24.059,59 82.279 0,29
23 Kota Bekasi 535,0 57,010 30.500,35 738.609 0,04
24 Kota Depok 247,0 59,760 14.760,72 577.650 0,03
25 Kota Cimahi 305,0 70,790 21.590,95 157.416 0,14
26 Kota 12.060,0 54,480 657.028,80 174.796 3,76
Tasikmalaya
27 Kota Banjar 6.139,0 62,410 383.134,99 48.204 7,95
Jawa Barat 108.726.467,1 12.555.538 8,66
Sumber: KLHS RPJMD Jawa Barat, Tahun 2018-2023
Gambar 2.13
Peta Ketersediaan Pangan Provinsi Jawa Barat
Gambar 2.14
Peta Kebutuhan Pangan Provinsi Jawa Barat
Gambar 2.15
Peta Selisih Supply dan Demand Pangan Provinsi Jawa Barat
Gambar 2.16
Peta Ambang Batas Daya Dukung Provinsi Jawa Barat
Gambar 2.17
Peta Daya Dukung Pangan Provinsi Jawa Barat
Tabel 2.8
Tingkat Kualitas Daya Dukung Fungsi Lindung
Tabel 2.9
Koefisien Lindung Lahan Berdasarkan Jenis Guna Lahan
Berdasarkan Tabel 2.11, dapat dihitung nilai DDL Provinsi Jawa Barat
yaitu 0,66.
Tabel 2.10
Hasil Perhitungan Luas Guna Lahan Fungsi Lindung
di Provinsi Jawa Barat
Tabel 2.11
Perubahan Luas Tutupan Lahan di Provinsi Jawa Barat
Tahun 2014 - 2018
KONVERSI
LUAS (HA)
2014 - 2018
NO JENIS PENUTUPAN LAHAN
TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
LUAS (Ha) %
2014 2015 2016 2017 2018
1 Area Tidak Terdefinisi 0 0 0 0 3.898,61
2 Bandara/Pelabuhan 406,41 406,41 413,89 394,39 611,77 205,36 50,53
3 Hutan Lahan Kering Primer 14.879,07 13.792,31 13.874,18 13.868,52 12.448,74 -2430,33 -16,33
4 Hutan Lahan Kering Sekunder 165.957,36 164.675,68 172.146,18 167.715,06 168.315,55 2358,19 1,42
5 Hutan Mangrove Sekunder 1.504,32 1.131,80 1.131,80 1.487,42 686,79 -817,53 -54,35
11 Pertanian Lahan Kering 873.806,81 873.536,03 817.140,88 715.660,33 691.977,59 -181829 -20,81
Pertanian Lahan Kering Campur
12 732.302,52 734.659,19 736.228,07 813.847,45 861.613,99 129311,5 17,66
Semak
13 Rawa 18,87 18,87 18,87 0 0 0 0,00
berskala global, seperti kemajuan teknologi yang pesat pada wilayah yang
relatif berkembang sehingga berakibat pada wilayah yang terbelakang,
yang memiliki keterbatasan baik sumberdaya maupun aksesibilitas. Untuk
itu, perencanaan pengembangan wilayah di Provinsi Jawa Barat bersifat
global dengan mempertimbangkan keterkaitan antarwilayah dan
antarsektor dengan berbagai dampak yang akan timbul untuk
mengembangkan keseluruhan sektor sebagai satu kesatuan dalam rangka
pemerataan pembangunan. Pengembangan wilayah bertujuan untuk
kemakmuran wilayah dengan memberdayakan seluruh potensi yang ada
secara optimal dengan mengupayakan keserasian dan keseimbangan
pembangunan antardaerah sehingga dapat memberikan manfaat sebesar-
besarnya bagi seluruh masyarakat.
Dalam konteks perencanaan pembangunan wilayah, berdasarkan
karakteristik, kondisi, dan potensi yang ada di setiap wilayah
kabupaten/kota di Jawa Barat telah menetapkan enam (6) Wilayah
Pengembangan (WP) sebagai strategi untuk mewujudkan keserasian dan
keseimbangan pembangunan antardaerah. Enam WP tersebut terdiri atas
WP Bodebekpunjur, WP Purwasuka, WP Ciayumajakuning, WP Priangan
Timur-Pangandaran, WP Sukabumi dan sekitarnya, dan WP KK Cekungan
Bandung.
1. WP Bodebekpunjur
WP Bodebekpunjur sebagai pengembangan kawasan perkotaan di
wilayah Jawa Barat dengan kesetaraan fungsi dan peran kawasan di KSN
Jabodetabekpunjur serta antisipatif terhadap perkembangan
pembangunan wilayah perbatasan, meliputi Kabupaten Bekasi, Kabupaten
Bogor, Kota Bekasi, Kota Bogor, Kota Depok, dan sebagian wilayah di
Kabupaten Cianjur. Guna mewujudkan arah pengembangan wilayah,
maka sektor unggulan dan fokus pengembangan di WP Bodebekpunjur
adalah sebagai berikut:
(1) Sektor unggulan yang dapat dikembangkan di WP Bodebekpunjur,
meliputi agroforestri, pariwisata, industri manufaktur, perikanan,
perdagangan, jasa, pertambangan, agribisnis, dan agrowisata.
(2) Fokus pengembangan WP Bodebekpunjur, meliputi:
a. Kota Bekasi, Kota Bogor, dan Kota Depok, diarahkan sebagai kota
terdepan, berbatasan dengan ibukota negara yang merupakan
2. WP Purwasuka
WP Purwasuka sebagai penjabaran dari Kawasan Andalan
Purwasuka, meliputi Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, dan
Kabupaten Karawang. Guna mewujudkan arah pengembangan wilayah,
maka sektor unggulan dan fokus pengembangan di WP Purwasuka adalah
sebagai berikut:
(1) Sektor unggulan yang dapat dikembangkan di WP Purwasuka meliputi
tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, kehutanan,
peternakan, perikanan, bisnis kelautan, industri pengolahan,
pariwisata dan pertambangan.
(2) Fokus pengembangan WP Purwasuka, meliputi:
a. PKW Cikampek-Cikopo, diarahkan untuk memenuhi fungsinya
sebagai PKW dengan melengkapi sarana dan prasarana yang
terintegrasi dengan Wilayah pengaruhnya;
b. Kabupaten Purwakarta, diarahkan untuk kegiatan industri non-
polutif dan non-ekstraktif atau tidak mengganggu irigasi dan
cadangan air, serta tidak mengakibatkan alih fungsi lahan pada
KP2B, tanaman pangan dan hortikultura, agroforestri, industri
kreatif, pariwisata dan agroindustri, serta kegiatan pertambangan
mineral logam dan non-logam;
3. WP Ciayumajakuning
WP Ciayumajakuning sebagai penjabaran dari Kawasan Andalan
Ciayumajakuning yang antisipatif terhadap perkembangan pembangunan
wilayah perbatasan, meliputi Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kabupaten
Indramayu, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan, dan sebagian
wilayah di Kabupaten Sumedang. Guna mewujudkan arah pengembangan
wilayah, maka sektor unggulan dan fokus pengembangan di WP
Ciayumajakuning adalah sebagai berikut:
(1) Sektor unggulan yang dapat dikembangkan di WP Ciayumajakuning
meliputi tanaman pangan dan hortikultura, agroforestri, agribisnis,
agroindustri, perikanan, pertambangan dan pariwisata.
(2) Fokus pengembangan WP Ciayumajakuning, meliputi:
a. Kota Cirebon, diarahkan sebagai kawasan perkotaan inti dari PKN
dengan sarana dan prasarana yang terintegrasi dengan wilayah
pengaruhnya, serta menjadi simpul utama pelayanan jasa dan
perdagangan, di Daerah bagian Timur, serta untuk kegiatan
wisata budaya dan religi;
b. Kabupaten Cirebon, diarahkan sebagai bagian dari PKN dengan
sarana dan prasarana yang terintegrasi, dan mengarahkan
kegiatan utama pada sektor bisnis kelautan, tanaman pangan dan
hortikultura, pariwisata dan kegiatan pertambangan mineral;
4. WP Priangan Timur-Pangandaran
WP Priangan Timur-Pangandaran sebagai penjabaran dari Kawasan
Andalan Priangan Timur-Pangandaran dengan kesetaraan fungsi dan
peran kawasan di KSN Pacangsanak yaitu Pangandaran-Kalipucang-
Segara Anakan yang antisipatif terhadap perkembangan pembangunan
wilayah perbatasan, meliputi Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya,
Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar dan Kabupaten
Pangandaran. Guna mewujudkan arah pengembangan wilayah, maka
sektor unggulan dan fokus pengembangan di WP Priangan Timur-
Pangandaran adalah sebagai berikut:
(1) Sektor unggulan yang dapat dikembangkan di WP Priangan Timur-
Pangandaran meliputi kehutanan, tanaman pangan dan hortikultura,
6. WP KK Cekungan Bandung
WP KK Cekungan Bandung, meliputi Kota Bandung, Kabupaten
Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi dan sebagian wilayah
Wilayah yang memiliki potensi besar dan prospek yang sangat baik
untuk dikembangkan selain 6 (enam) WP yang telah diuraikan di atas,
yaitu Kawasan Segitiga Emas Cirebon-Patimban-Kertajati (REBANA).
Rencana pembangunan Kawasan Segitiga Emas REBANA berlokasi pada 4
(empat) kabupaten di Provinsi Jawa Barat, meliputi Kabupaten Subang,
Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Cirebon.
Pengembangan Kawasan Segitiga Emas REBANA merupakan upaya
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat untuk mendorong dan
mengembangkan potensi dan peluang yang ada di Kawasan Segitiga Emas
REBANA. Tingginya potensi dan peluang pada Kawasan Segitiga Emas
REBANA berupa keunggulan konektivitas wilayah, peluang pengembangan
Kawasan sebagai ‘super’ KEK. Padatnya pengembangan industri di wilayah
bagian Barat dan Tengah, serta keunggulan UMK yang lebih rendah
dibanding UMK Provinsi Jawa Barat diharapkan dapat menarik investasi
di Kawasan Segitiga Emas REBANA. Melalui pertumbuhan investasi di
Kawasan Segitiga Emas REBANA diharapkan dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi yang pesat dan berdampak pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat terutama yang berada di wilayah
kabupaten/kota dalam Kawasan Segitiga Emas REBANA, yang beberapa
capaian indikator kesejahteraan masyarakatnya masih di bawah rata-rata
Jawa Barat.
Mengacu pada Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional
2015–2035 dan Rencana Pembangunan Industri Provinsi Jawa Barat
2018–2023 serta mempertimbangkan karakteristik daya dukung
lingkungan dan keterkaitan masukan dan keluaran pada sektor-sektor
pada masing-masing kabupaten, disusun arahan pengembangan sektor
pada masing-masing kabupaten yang menjadi bagian Kawasan Segitiga
Emas REBANA. Berikut arahan pengembangan sektor pada kelima
kabupaten.
1. Kabupaten Subang
Dengan luas kawasan pengembangan sebesar 15.755,47 ha, sektor
yang dikembangkan meliputi: sektor industri logam, mesin dan
elektronik/metal; sektor industri pengolahan makanan dan minuman;
sektor logistik (dry port); sektor industri alat transportasi (otomotif dan
perkapalan); dan sektor industri pengolahan makanan.
2. Kabupaten Indramayu
Dengan luas kawasan pengembangan sebesar 19.863,16 ha, sektor
yang dikembangkan meliputi sektor industri kimia hulu (pengolahan
garam); sektor industri pengolahan ikan; sektor industri kimia dasar
berbasis migas dan batubara; sektor industri hulu pertanian; sektor
industri hulu petrokimia; sektor industri resin sintetik dan bahan plastik;
dan sektor industri perkapalan.
3. Kabupaten Majalengka
Dengan luas kawasan pengembangan sebesar 2.386,77 ha, sektor
yang dikembangkan meliputi sektor industri penerbangan; sektor jasa
penerbangan, cargo, dan logistik; sektor industri pengolahan makanan dan
minuman; dan sektor industri resin sintetik dan bahan plastik.
4. Kabupaten Sumedang
Dengan luas kawasan pengembangan sebesar 4.092,25 ha, sektor
yang dikembangkan meliputi sektor industri pengolahan makanan dan
minuman; sektor industri tekstil; sektor industri logistik; dan sektor
industri agroindustri.
5. Kabupaten Cirebon
Dengan luas Kawasan pengembangan sebesar 1.815,29 ha, sektor
yang dikembangkan meliputi sektor industri perikanan; sektor industri
pengolahan makanan dan minuman; sektor industri furniture dan barang
kayu; sektor industri perkapalan; sektor industri pakan; dan sektor
industri bahan galian non-logam.
Mengacu pada arahan pengembangan sektor dan arahan
pengembangan komoditas unggulan, terdapat arahan pengembangan
klaster industri pada 11 titik pengembangan kawasan di dalam Kawasan
Segitiga Emas REBANA. Arahan Pengembangan Klaster Industri tersebut
sebagai berikut:
1. KPI Cipali Subang Barat
Arahan pengembangan klaster industri KPI Cipali Subang Barat
yaitu Industri logam, Mesin dan elektronik/metal; Industri pengolahan
makanan dan minuman; dan Industri karton dan kertas.
Gambar 2.18
KPI Cipali Subang Barat
Gambar 2.19
KPI Cipali Subang Timur
3. KPI Patimban
Arahan pengembangan klaster industri Kota Baru Patimban yaitu
Industri logam, Mesin dan elektronik/metal; Industri pengolahan makanan
dan minuman; dan Logistik; dan Pergudangan terpadu.
Gambar 2.20
KPI Patimban
4. KPI Patrol
Arahan pengembangan klaster industri KPI Patrol meliputi industri
kimia hulu (pengolahan garam); industri pengolahan ikan; industri bahan
penolong; industri kimia dasar berbasis migas dan batubara; industri hulu
agro; industri petrokimia hulu; industri resin sintetik dan bahan plastik;
dan industri perkapalan.
Gambar 2.21
KPI Patrol
5. KPI Losarang
Arahan pengembangan klaster industri KPI Losarang yaitu untuk
industri kimia hulu (pengolahan garam); industri pengolahan ikan; industri
bahan penolong; industri kimia dasar berbasis migas dan batubara;
industri hulu agro; industri petrokimia hulu; dan industri resin sintetik
dan bahan plastik.
Gambar 2.22
KPI Losarang
6. KPI Balongan
Arahan pengembangan klaster industri KPI Balongan untuk industri
kimia hulu (pengolahan garam); industri pengolahan ikan; industri bahan
penolong; industri kimia dasar berbasis migas dan batubara; industri hulu
agro; industri petrokimia hulu; danindustri resin sintetik dan bahan
plastik.
Gambar 2.23
KPI Balongan
Gambar 2.24
KPI Cipali Indramayu
8. KPI Tukdana
Arahan pengembangan klaster industri KPI Tukdana yaitu untuk
industri kimia hulu (pengolahan garam); industri pengolahan makanan
dan minuman; industri mesin dan alat-alat pertanian; industri bahan
penolong; industri hulu agro; industri petrokimia hulu; dan industri resin
sintetik dan bahan plastik.
Gambar 2.25
KPI Tukdana
9. KPI Krangkeng
Arahan pengembangan klaster industri KPI Kertajati-Jatitujuh yaitu
industri kimia hulu (pengolahan garam); industri bahan penolong; industri
kimia dasar berbasis migas dan batubara; industri hulu agro; industri
petrokimia hulu; industri resin sintetik dan bahan plastik; industri
pengolahan bahan makanan; dan industri perkapalan.
Gambar 2.26
KPI Krangkeng
Gambar 2.27
KPI Kertajati-Jatitujuh
Gambar 2.28
KPI Jatiwangi
Gambar 2.29
KPI Butom
Gambar 2.30
KPI Cirebon
dan erosi tebing sungai. Sumber penyebab bencana lainnya adalah tingginya
intensitas curah hujan yang memicu gerakan tanah terutama di wilayah Jawa
Barat bagian Selatan, serta banjir di wilayah Utara Jawa Barat dan Cekungan
Bandung. Selain itu, wilayah Selatan Jawa Barat secara geologis memiliki
kerentanan terhadap bencana Tsunami.
Kawasan rawan bencana banjir di Jawa Barat terkonsentrasi di
Pesisir Pantai Utara Jawa Barat yang meliputi Kabupaten Bekasi,
Kabupaten Karawang, Kabupaten Subang, Kabupaten Indramayu, Cirebon
(DAS Cimanuk dan DAS Cipunagara), Cekungan Bandung (DAS Citarum),
dan Kabupaten Ciamis (DAS Citanduy). Peta kawasan rawan bencana alam
di Jawa Barat, tercantum pada Gambar 2.31.
Berdasarkan peta tersebut diatas, kawasan rawan bencana gunung
api terdiri dari:
- Kategori I: berpotensi terhadap aliran lahar hujan;
- Kategori II: berpotensi terlanda aliran awan panas, lava, dan lahar
hujan; dan
- Kategori III: yang selalu terancam aliran awan panas, lava, dan gas
beracun.
Gambar 2.31
Peta Kawasan Rawan Bencana Alam
Sumber: Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana dan Geologi (PVMBG), Tahun 2016
gerakan tanah lama dan gerakan tanah baru masih aktif bergerak,
akibat curah hujan yang tinggi dan erosi kuat.
Gambar 2.32
Peta Kawasan Rawan Bencana Gerakan Tanah Provinsi Jawa Barat
Lebih dari 2/3 (dua per tiga) dari wilayah Jawa Barat dikategorikan
berpotensi rawan bencana gerakan tanah, dengan proporsi 25,9 persen
sangat rendah; 25,5 persen rendah; 40,4 persen menengah; dan 7,3 persen
tinggi.
2.1.10 Demografi
Provinsi Jawa Barat sebagai provinsi dengan jumlah penduduk
terbanyak di Indonesia dihadapkan pada tantangan dinamika
kependudukan yang lebih kompleks dibanding provinsi lain. Badan Pusat
Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk Jawa Barat tahun 2019
mencapai 49.316.712 jiwa atau ekuivalen dengan 18,40 persen dari jumlah
penduduk Indonesia dengan sex ratio sebesar 102,50. Provinsi Jawa Barat
termasuk provinsi yang berhasil mengendalikan pertumbuhan penduduk,
dimana laju pertumbuhan penduduk mengalami penurunan dari 1,48
persen pada tahun 2015 menjadi 1,30 persen pada tahun 2019.
Tabel 2.12
Indikator Kependudukan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2019
Indikator
No Satuan 2015 2016 2017 2018 2019
Kependudukan
1 Jumlah Penduduk Jiwa 46.709.569 47.379.389 48.037.827 48.683.861 49.316.712
1.a - Laki-Laki Jiwa 23.680.927 24.011.261 24.355.331 24.652.609 24.962.701
1.b - Perempuan Jiwa 23.028.642 23.368.128 23.702.496 24.031.252 24.354.011
2 LPP % 1,48 1,43 1,39 1,34 1,3
3 Kepadatan Jiwa/k 1.285 1.339 1.358 1.376 1.358
Penduduk m2
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat, Tahun 2020
Gambar 2.33
Bonus Demografi Jawa Barat
Sumber: BAPPENAS, BPS dan UNFPA. Diolah BAPPEDA Provinsi Jawa Barat, 2020
termasuk kategori usia muda (0-14 tahun), kelompok usia kerja (15-64
tahun) sebesar 68,18 persen dan kelompok usia tua/lansia (65 tahun ke
atas) sebesar 5,80 persen.
Gambar 2.34
Piramida Penduduk Jawa Barat Tahun 2019
Gambar 2.35
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Barat dan Nasional
Tahun 2015-2019 (Persen)
5,6
5,35
5,4
5 5,17
5,03 5,07
5,02
4,8
4,88
4,6
4,4
2015 2016 2017 2018 2019
Tabel 2.13
Nilai PDRB Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2019 (Triliun Rupiah)
Produk Domestik
2015 2016 2017 2018 2019
Regional Bruto (PDRB)
PDRB Atas Dasar
1.524,97 1.653,23 1.788,12 1.962,23 2.125,16
Harga Berlaku
PDRB Atas Dasar
1.207,23 1.275,61 1.343,66 1.419,69 1.491,71
Harga Konstan
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat, Tahun 2020
Tabel 2.15
Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2015-2019 (persen)
Tabel 2.16
PDRB ADHK Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2015-2019 (Miliar Rupiah)
Sosial sebesar 9,48 persen, dan Informasi dan Komunikasi sebesar 9,31
persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan
Usaha Real Estate sebesar 9,54 persen.
Tabel 2.17
Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2015-2019 (persen)
Gambar 2.36
Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Barat
dan Nasional Tahun 2015-2019
5,4 5,33
5,17
5,2 5,07 5,07
5,05 5,03 5,02
5 4,88
4,8
4,6
4,4
2015 2016 2017 2018 2019
Tabel 2.18
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten dan Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2019 (persen)
Tabel 2.19
PDRB ADHB Menurut Pengeluaran Tahun 2015-2019 (Miliar Rupiah)
Sektor PDRB PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran (Miliar Rupiah)
Pengeluaran 2015 2016 2017 2018 2019
1. Konsumsi
983.765,23 1.075.522,04 1.169.367,39 1.278.278,90 1.387.762,27
Rumah Tangga
2. Konsumsi
LNPRT/Lembaga 8.908,65 9.570,21 10.450,02 12.753,65 13.624,84
Nirlaba
3. Konsumsi
98.292,76 100.672,82 107.939,50 113.415,72 119.823,88
Pemerintah
4. Pembentukan
Modal Tetap 382.975,60 412.295,91 449.337,05 495.827,14 535.722,51
Bruto
5. Perubahan
59.421,46 67.700,28 67.740,46 71.314,76 71.621,17
Inventori
6. Ekspor 560.913,96 608.589,40 732.231,39 860.080,35 943.443,95
7. Dikurangi
569.302,83 621.112,24 748.948,45 869.438,93 947.840,62
Impor
PDRB 1.524.974,83 1.653.238,42 1.788.117,36 1.962.231,58 2.125.157,99
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat, Tahun 2020
Tabel 2.20
PDRB ADHK Menurut Pengeluaran 2015-2019 (Miliar Rupiah)
Sektor PDRB PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Pengeluaran (Miliar Rupiah)
Pengeluaran 2015 2016 2017 2018 2019
1. Konsumsi
759.652,86 800.012,10 836.915,02 878.991,27 920.742,90
Rumah Tangga
2. Konsumsi
LNPRT/Lembaga 7.098,78 7.487,44 7.844,28 9.032,68 9.331,94
Nirlaba
3. Konsumsi
65.955,83 66.093,15 6.869,75 70.268,91 73.718,40
Pemerintah
4. Pembentukan
299.342,64 313.083,70 332.750,61 352.312,42 366.803,24
Modal Tetap Bruto
5. Perubahan
42.887,06 44.598,38 42.629,35 43.160,62 43.251,66
Inventori
6. Ekspor 423.152,22 435.541,82 493.916,58 553.155,89 591.692,77
7. Dikurangi Impor 390.857,05 391.197,34 439.013,45 487.232,68 513.835,11
PDRB 1.207.232,34 1.275.619,24 1.343.662,14 1.419.689,12 1.491.705,81
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat, Tahun 2020
Tabel 2.21
PDRB Per Kapita Provinsi Jawa Barat 2015-2019 (Juta Rupiah)
Gambar 2.37
Gini Ratio Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2019
0,500
0,446
0,450 0,433
0,423 0,418
0,412 0,412 0,413 0,410 0,408
0,399
0,400 0,426
0,415 0,413
0,402 0,403 0,407 0,405 0,402
0,393 0,398
0,350
0,250
Maret Sept Maret Sept Maret Sept Maret Sept Maret Sept
2015 2016 2017 2018 2019
Tabel 2.22
Indeks Gini Provinsi Jawa Barat dan Nasional
Tahun 2013-2019
Indeks Gini
Uraian
2015 2016 2017 2018 2019
Provinsi Jawa Barat 0,43 0,40 0,39 0,405 0,398
Gambar 2.38
Indeks Williamson Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2019
0,72
0,71 0,71 0,71
0,7 0,70
0,69
0,68
0,67 0,673
0,66
0,665
0,65
0,64
2015 2016 2017 2018 2019
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat, diolah BAPPEDA Provinsi Jawa Barat,
Tahun 2020
Tabel 2.23
IPM beserta Komponennya Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2019
Gambar 2.40
Tren Harapan Lama Sekolah dan Pertumbuhannya
Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2019
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat, diolah BAPPEDA Provinsi Jawa Barat,
Tahun 2020
Gambar 2.41
Tren Rata-Rata Lama Sekolah dan Pertumbuhannya
Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2019
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat, diolah BAPPEDA Provinsi Jawa Barat,
Tahun 2020
Gambar 2.42
Tren Umur Harapan Hidup Saat Lahir dan Pertumbuhannya
Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2019
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat, diolah BAPPEDA Provinsi Jawa Barat,
Tahun 2020
Dimensi lainnya dari IPM adalah standar hidup layak yang diukur
dengan Pengeluaran per kapita yang disesuaikan. Selama 5 (lima) tahun
terakhir, pengeluaran per kapita masyarakat meningkat sebesar Rp1,37 juta
dengan rata-rata pertumbuhan per tahun mencapai 3,38 persen. Sebagai
catatan pengeluaran per kapita yang digunakan adalah pengeluaran per
kapita dengan tahun dasar 2012 yang sudah disesuaikan antardaerah
(pengeluaran per kapita disesuaikan).
Gambar 2.43
Tren Pengeluaran perKapita yang Disesuaikan dan Pertumbuhannya
Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2019
(Rp Ribu dan Persen)
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat, diolah BAPPEDA Provinsi Jawa Barat,
Tahun 2020
Gambar 2.44
Tren Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin
Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2019
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat, diolah BAPPEDA Provinsi Jawa Barat,
Tahun 2020
Tabel 2.24
Indikator Kemiskinan Provinsi Jawa Barat
Tahun 2015-2019
Indikator Kemiskinan
No Indikator
2015 2016 2017 2018 2019
1 Jumlah Penduduk Miskin 4.485.654 4.168.110 3.774.410 3.539.400 3.375.890
(jiwa)
2 Garis Kemiskinan 318.602 324.119 354.679 371.376 391.009
(Rupiah/kapita/bulan)
Gambar 2.46
Jumlah Pengangguran dan Tingkat Pengangguran Terbuka
Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2019
10,00
9,00 8,72 8,89
8,22
8,00 8,17 7,99
7,00
6,00
5,00
4,00
3,00
1,80 1,87 1,84 1,85 1,90
2,00
1,00
0,00
2015 2016 2017 2018 2019
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat, diolah BAPPEDA Provinsi Jawa Barat,
Tahun 2020
Gambar 2.47
Tingkat Pengangguran Terbuka
di Provinsi Jawa Barat dan Nasional Tahun 2015-2019
10 8,89
8,72
8,22 8,17 7,99
8
6,18
5,61 5,5 5,34 5,28
6
0
2015 2016 2017 2018 2019
Gambar 2.48
Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan
Gender (IDG) di Provinsi Jawa Barat
Tahun 2015-2019
Tabel 2.26
Indikator Kinerja Urusan Pendidikan Tahun 2019
Indikator 2019
APK SD/MI 104,45
APK SMP/MTs 99,37
APK SMA/SMK/MA 77,82
APM SD/MI 94,42
APM SMP/MTs 78,17
APM SMA/SMK/MA 57,53
Angka Partisipasi Sekolah Penduduk Usia 16-18 Tahun 67,29
Angka Partisipasi Kasar SMA/MA/Paket C 77,82
Angka Partisipasi Murni SMA/MA/Paket C 57,53
Rasio Guru Terhadap Murid Sekolah Menengah Atas 19
Angka Putus Sekolah Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK/MA) 0,30
Angka Kelulusan Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK/MA) 98,78
SMA/SMK Sederajat Akreditasi A 43,64
Nilai Rerata Uji Kompetensi GTK SMA/MA/SMK/SLB 58,97
Kualifiaksi S2 Guru SMA 13,70
Kualifiaksi S2 Guru SMK 6,69
Pembangunan Ruang Kelas Baru SMA/MA/SMK 194
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat, 2020
Lakip Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Tahun 2019, diolah
dimana tahun 2015 berada pada angka 1,45; 98,7; dan 11,54 sedangkan
di tahun 2019 cenderung meningkat berada pada angka 0,30; 98,78; dan
13,70. Selanjutnya, Persentase Angka Melanjutkan dari jenjang
SMA/MA/SMK ke Perguruan Tinggi pada angka 20,50 ditahun 2015
meningkat terus menjadi 40,57 di tahun 2018.
2.3.1.2 Kesehatan
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat terus berupaya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan kualitas
layanan dan cakupan akses pelayanan kesehatan. Keberhasilan program-
program pembangunan di bidang Kesehatan dapat diukur dari indikator
Indeks Kesehatan, Rasio Kematian Bayi, dan Jumlah Kasus Kematian Ibu.
Selama periode Tahun 2015-2018, Indeks Kesehatan Provinsi Jawa Barat
meningkat 0,39 poin. Pada tahun 2018, Indeks Kesehatan tertinggi dicapai
oleh Kota Bekasi sebesar 84,25 poin dan terendah dialami Kabupaten
Tasikmalaya sebesar 75,32 poin. Adapun Rasio Kematian Bayi dan Jumlah
Kasus Kematian Ibu pada periode 2015-2019 menunjukkan tren yang
positif, dimana Rasio Kematian Bayi turun menjadi 3,28 persen dan
Jumlah Kasus Kematian Ibu turun menjadi 684 kasus pada tahun 2019.
Tabel 2.27
Indeks Kinerja Urusan Kesehatan Tahun 2015-2018
Jumlah Kasus
Kasus 825 799 696 700
Kematian Ibu
Rasio Posyandu per
Rasio 84 83 88 82,85
Satuan Balita
Rasio
Puskesmas/Puskemas
Rasio 44.485 45.123 44.782 44,746
Keliling per satuan
penduduk
Rasio Rumah Sakit per
Rasio 147.349 144.891 142.124 n/a
Satuan Penduduk
Persentase Rumah
tangga yang
berperilaku Hidup Persen 54,16 55,9 58,1 61,8
Bersih dan Sehat
(PHBS)
Persentase Desa Siaga
Persen 92,37 94,90 97,65 99,00
Aktif
Tabel 2.28
Indeks Kinerja Urusan Kesehatan Tahun 2019
kemajuan yang cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat dari capaian
beberapa indikator, seperti Tingkat Kemantapan Jalan, Kondisi Baik
Jaringan Irigasi, Cakupan Pelayanan Air Minum dan lain-lain. Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa Barat terus berupaya meningkatkan kualitas
infrastruktur terutama yang terkait dengan infrastruktur pelayanan dasar.
Berdasarkan statusnya, sistem jaringan jalan yang ada di wilayah
Provinsi Jawa Barat terbagi menjadi jaringan jalan nasional, jaringan jalan
provinsi dan jaringan jalan kabupaten/kota. Berdasarkan Keputusan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
250/KPTS/M/2015 Tanggal 31 April 2015, panjang jaringan jalan nasional
adalah 1.789,200 km dan panjang jaringan jalan provinsi yang ditetapkan
melalui Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 620 / Kep. 1086-Rek
Tanggal 4 November 2016 adalah 2.360,580 km. Adapun berdasarkan
Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 620/Kep.1350-Rek/2016 tanggal
23 Desember 2016 panjang jaringan jalan kabupaten/kota adalah
43.570,184 km. Tingkat kemantapan jaringan jalan provinsi dalam kondisi
baik dan sedang menunjukkan peningkatan dari tahun 2015 sampai tahun
2017. Adanya perubahan metode penghitungan menyebabkan tingkat
kemantapan jaringan jalan provinsi dalam kondisi baik dan sedang pada
tahun 2018 turun menjadi 90,18 persen dan meningkat di tahun 2019
menjadi 91,90 persen.
Jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana pelayanan air
irigasi memiliki peran penting dalam mendukung produktivitas lahan
pertanian. Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat terus berupaya untuk
mempertahankan dan meningkatkan kondisi baik jaringan irigasi, yang
menjadi kewenangan provinsi. Program rehabilitasi dan pemeliharaan
jaringan irigasi telah berhasil meningkatkan jaringan irigasi dalam kondisi
baik dari 69,65 persen di tahun 2015 menjadi 74,01 persen di tahun 2018.
Namun keterbatasan anggaran menyebabkan tingkat kondisi baik jaringan
irigasi turun menjadi 69,53 persen di tahun 2019.
Salah satu infrastruktur pelayanan dasar yang terus dibangun
adalah infrastruktur yang terkait dengan penyediaan air minum. Cakupan
pelayanan air minum terus meningkat, dimana persentase rumah tangga
pengguna air minum pada tahun 2015 sebesar 67,13 persen naik menjadi
78,78 persen pada tahun 2019. Indikator lain yang terkait dengan
pelayanan persampahan yakni cakupan pelayanan persampahan. Tahun
Tabel 2.29
Indikator Kinerja Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Tahun 2015-2018
Persentase Data Sumber Daya Air Persen 100 100 n/a n/a
yang dilayani
Tabel 2.30
Indikator Kinerja Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Tahun 2019
Sumber: Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat; Dinas Sumber Daya
Air Provinsi Jawa Barat; Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi
Jawa Barat. 2020
Tabel 2.31
Indikator Kinerja Urusan Perumahan dan Permukiman
Tahun 2015-2018
Cakupan Rumah
Persen 92,70 92,78 93,12 98,46
Layak Huni
Jumlah Rumah Tidak
Layak Huni yang Unit 12.493 9.801 32.152 53.373
Diperbaiki
Kepuasan masyarakat
terhadap pelayanan
Dinas Permukiman Persen 82,64 78,00 80,65 80,95
dan Perumahan
Rasio Permukiman Poin n/a n/a 0,9928 0,9948
Layak
Tingkat kualitas Persen n/a n/a 1,44 1,60
kawasan permukiman
Sumber: Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat, 2020
Tabel 2.32
Indikator Kinerja Urusan Perumahan dan Permukiman
Tahun 2019
2.3.1.5 Sosial
Sasaran pelayanan urusan sosial adalah para Pemerlu Pelayanan
Kesejahteraan Sosial (PPKS). Permasalahan PPKS terbanyak di Provinsi
Jawa Barat yaitu fakir miskin, penyandang cacat, dan lanjut usia terlantar.
Data PPKS di Provinsi Jawa Barat mengalami fluktuasi selama periode
2015-2019. Jumlah PPKS pada tahun 2019 berjumkah 5.872.900 orang,
Jumlah PPKS yang mendapat bantuan sebanyak 1.646 orang dan Jumlah
Sarana Sosial seperti Panti Asuhan, Panti Jompo dan Panti Rehabilitasi
3.052 unit.
Tabel 2.33
Indikator Kinerja Urusan Sosial Tahun 2015-2018
kesejahteraan
sosial
Tabel 2.34
Indikator Kinerja Urusan Sosial Tahun 2019
Jumlah
Orang 20.586.356 21.075.899 22.391.003 22.628.122
Angkatan Kerja
Rasio penduduk
Persen 91,1 91,28 91,78 91,83
yang bekerja
Tingkat
Kesempatan Persen 91,28 91,11 91,78 91,83
Kerja
Tingkat
Partisipasi persen 60,34 60,65 63,34 62,92
Angkatan Kerja
Tingkat
Pengangguran persen 8,72 8,89 8,22 8,17
Terbuka
Tabel 2.36
Indikator Kinerja Urusan Tenaga Kerja Tahun 2019
Tabel 2.37
Indikator Kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Tahun 2015-2018
Jumlah Persen 7 8 15 19
Kabupaten/Kota
Layak Anak
Catatan: # Tahun 2015 dan Tahun 2017 tidak ada penilaian Anugrah Parahita
Ekapaya (APE) dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak (KPPPA)
* Angka satuan IPG Tahun 2015 mengalami perubahan menjadi persen,
sedangkan sampai dengan Tahun 2014 menggunakan angka satuan poin.
Data IPG tahun 2014 dalam satuan persen baru diperoleh pada awal tahun 2018
dari KPPA.
Tabel 2.38
Indikator Kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Tahun 2019
Catatan: # Tahun 2015 dan Tahun 2017 tidak ada penilaian Anugrah Parahita
Ekapaya (APE) dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak (KPPPA)
* Angka satuan IPG Tahun 2015 mengalami perubahan menjadi persen,
sedangkan sampai dengan Tahun 2014 menggunakan angka satuan poin.
Data IPG tahun 2014 dalam satuan persen baru diperoleh pada awal tahun 2018 dari
KPPA.
2.3.1.8 Pangan
Kualitas konsumsi pangan masyarakat dapat dicerminkan dari
besaran skor PPH (pola pangan harapan), skor PPH maksimal adalah 100.
Selama periode 2015 – 2019 perkembangan pola konsumsi pangan
didominasi oleh kelompok padi-padian terutama beras sedangkan
kontribusi ubi, sayur dan buah masih rendah. Indikator terkait ketahanan
pangan adalah konsumsi energi dan konsumsi protein. Terjadi penurunan
konsumsi dari 2.218 kkal/kap/hari pada tahun 2018 menjadi 2,199
kkal/kap/hari pada tahun 2019 dan untuk konsumsi protein mengalami
peningkatan dari 64,8 gr/kap/hari pada tahun 2018 menjadi 64,9
gr/kap/hari pada tahun 2019. Sedangkan indikator lainnya yang ada pada
bidang pangan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.39
Indikator Kinerja Urusan Pangan Tahun 2015-2018
Indikator Satuan 2015 2016 2017 2018
Persentase
Produk
Peternakan yang
sesuai SNI:
a. Daging Ton 71 87 83,92 90,02
b. Telur Ton 87 83 90,85 97,41
c. Susu Ton 80 72 99,64 86,64
Persentase Persen 10 10 11
Pelaku Usaha
yang Berdaya
Saing
Jumlah Kawasan 5 5 5 5
Kawasan Usaha
Peternakan
Jumlah Kasus
Penyakit Hewan
Menular
Strategis dan
Zoonosa:
a. Anthrax Kasus/ tahun 0 0 0 0
b. AI Kasus/ tahun 33 50 38 29
Tabel 2.40
Indikator Kinerja Urusan Pangan Tahun 2019
Indikator Satuan 2019
2.3.1.9 Pertanahan
Urusan pemerintahan bidang pertanahan yang menjadi
kewenangan Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat. Data
indikator Persentase Luas Lahan Bersertifikat pada tahun 2015 berada di
angka 29,12 persen dan meningkat di tahun 2016 menjadi 40,75 persen.
Tabel 2.41
Indikator Kinerja Urusan Lingkungan Hidup Tahun 2015-2019
Indikator Satuan 2015 2016 2017 2018
Persentase Tutupan Persen 37,2 37,2 38,52 n/a
Lahan yang Berfungsi
Lindung terhadap Luas
Wilayah
Tingkat Penurunan Persen 10,23 11,45 12,56 12,91
Emisi Gas Rumah Kaca
Pencapaian Status Mutu Persen 23,45 56,12 96,55 89,96
Sungai dan Waduk
Besar dengan Tingkat
Cemar Sedang
Indeks Kualitas Air Poin 40 40,41 42,07 39.87
Indeks Kualitas Udara Poin 74,63 51,49 78,91 72.73
Jumlah lokasi Program Kampung 23,00 61,00 155,00 313,00
kampung Iklim iklim
(PROKLIM)
Jumlah Taman Taman 1,00 6,00 12,00 13,00
Keanekaragaman Hayati
(KEHATI)
Jumlah Pedoman Kawasan 2,00 4,00 6,00 8,00
Pengelolaan Kawasan
Lindung dan Non
Lindung dalam
Pelaksanaan
Pembangunan
Jumlah Contoh Uji yang Uji sampel n/a n/a 2139,00 2876,00
Terlayani di
Laboratorium
Jumlah Kabupaten/Kota Kab/kota n/a n/a 4,00 4,00
yang terlayani Tempat
Pemrosesan dan
Pengolahan Akhir
Sampah (TPPAS)
Regional
Sumber: Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat; Dinas Lingkungan Hidup Provinsi
Jawa Barat. 2020
Tabel 2.42
Indikator Kinerja Urusan Lingkungan Hidup Tahun 2019
Indikator Satuan 2019
Tingkat Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Persen 3,85
Indeks Kualitas Air Poin 42,73
Indeks Kualitas Udara Poin 79,4
Peningkatan jumlah dokumen rencana kebijakan Persen 16,67
strategis yang dievaluasi dampak dan risikonya
melalui Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Peningkatan Dokumen Lingkungan yang Dinilai Persen 47,00
dan Diawasi Implementasinya
Persentase Penurunan Konsentrasi Parameter Persen 91,38
COD
Persentase Penurunan Konsentrasi Parameter Persen 87,34
SOX
Persentase Peningkatan Desa Berbudaya Persen 78,63
Lingkungan
Persentase Peningkatan Luasan Taman Persen 94,23
Keanekaragaman Hayati (KEHATI)
Persentase Peningkatan Kemitraan Lingkungan Persen 28,80
Persentase Ketersediaan Data Inventarisasi dan Persen 18,52
Mitigasi GRK Kabupaten/Kota
Persentase Peningkatan Pengawasan, Persen 73,50
Penyelesaian Sengketa dan Penegakan Hukum
Lingkungan Hidup Pelaku Usaha dan/kegiatan
dalam Pelaksanaan Pengelolaan dan
Perlindungan Lingkungan Hidup
Persentase Peningkatan Sampah yang Terolah di Persen 55,79
TPA/TPST Regional
Tingkat Upaya Penurunan Emisi Gas Rumah Persen 0,78
Kaca dari Operasional TPPAS regional
Sumber: Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat; Dinas Lingkungan Hidup Provinsi
Jawa Barat. 2020
Tabel 2.43
Indikator Kinerja Urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Tahun 2017-2019
Tabel 2.44
Indikator Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyakarat dan Desa
Tahun 2019
di Provinsi Jawa Barat mencapai 1,48 persen dan menurun hingga 1,30
persen di tahun 2019. Rata-rata jumlah anak per keluarga juga mengalami
penurunan dimana pada tahun 2015 sebesar 1,2 anak menjad 1,14 anak
pada tahun 2017. Sedangkan Cakupan Peserta KB Aktif menurun dari
9.715.496 orang pada tahun 2015 menjadi 7.126.366 orang di tahun 2019.
Tabel 2.45
Indikator Kinerja Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana Tahun 2015-2018
Tabel 2.46
Indikator Kinerja Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana Tahun 2019
2.3.1.13 Perhubungan
Penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah bidang perhubungan
meliputi 4 (empat) bidang pelayanan, yaitu: perhubungan darat,
perhubungan laut, perhubungan udara, dan perkeretaapian. Kinerja
penyelenggaraan perhubungan darat dapat tercermin dari indikator tingkat
ketersediaan sarana, prasarana perhubungan darat dan fasilitas
perlengkapan jalan, kinerja perhubungan laut dan ASDP dapat tercermin
dari indikator tingkat ketersediaan prasarana dan fasilitas keselamatan
perhubungan laut dan ASDP serta perhubungan udara melalui indikator
tingkat ketersediaan prasarana perhubungan udara dan bidang
perkeretaapian dapat tercermin dari tingkat pelayanan transportasi kereta
api perkotaan di Jawa Barat.
Selama periode tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 indikator yang
menunjukkan tren fluktuatif cenderung menurun adalah indikator
Tabel 2.47
Indikator Kinerja Urusan Perhubungan Tahun 2015-2018
Tabel 2.48
Indikator Kinerja Urusan Perhubungan Tahun 2019
Indikator Satuan 2019
Tingkat Ketersediaan Fasilitas Perlengkapan Persen 33,85
Jalan
Persentase Ketersediaan Prasarana dan Fasilitas Persen 36,16
Keselamatan Perhubungan Laut dan ASDP
Persentase Ketersediaan Prasarana Persen 58,01
Perhubungan Udara
Persentase Angkutan Penumpang Umum (AKDP) Persen 57,33
yang Daftar Ulang Kartu Pengawasan
Persentase keikutsertaan Kabupaten/Kota Persen 70,73
dalam WTN
Persentase Ketersediaan Terminal Type B yang Persen 71,21
Memenuhi Standar
Persentase Ketersediaan Fasilitas Perlengkapan Persen 33,85
Jalan (Rambu, Marka, Guardrail, PJU) di Jalan
Provinsi
Persentase Ketersedian Prasasarana Transpotasi Persen 73,61
Darat, Laut dan ASDP, Kereta Api dan Udara
Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, Tahun 2020
Tabel 2.49
Indikator Kinerja Urusan Komunikasi dan Informatika
Tahun 2019
Tabel 2.50
Indikator Kinerja Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Tahun 2015-2018
Tabel 2.51
Indikator Kinerja Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Tahun 2019
Sumber: Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat, 2020
Keterangan: * Indikator RPJMD
Tabel 2.52
Indikator Kinerja Urusan Penanaman Modal Tahun 2015-2018
Sumber: Dinas Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Barat,
Tahun 2020
Tabel 2.53
Indikator Kinerja Urusan Penanaman Modal Tahun 2019
Tabel 2.54
Indikator Kinerja Urusan Kepemudaan dan Olahraga
Tahun 2015-2018
Indikator Satuan 2015 2016 2017 2018
Angka Partisipasi dan Kepemimpinan
Indeks 43,33 43,33 43,33 46,70
Pemuda
Angka Partisipasi Masyarakat Persen 44,00 46,00 48,00 50,00
Berolahraga (APMO)
Jumlah Atlet Berprestasi Tingkat
Orang 739 202 1295 302
Nasional dan Internasional
Indeks Pembangunan Pemuda persen 45,83 47,67 47,67 46,17
Prestasi Olahraga Jawa Barat dalam Pering 1 2 1 1
Event Nasional kat
Peringkat Jawa Barat pada Multievent Pering 1 0 2 0
Berkebutuhan PEPARPENAS Khusus kat
Nasional
Peringkat Jawa Barat pada Multievent Pering 1 0 1 0
Nasional POPNAS kat
Persentase Partisipasi Masyarakat dalam Persen 28,17 32,04 32,07 63,50
Berolahraga dan Tingkat Kebugaran
Masyarakat
Persentase organisasi kepemudaan yang Persen 75,00 89,00 100,0 110,0
dibina 0 0
Jumlah pemuda Jawa Barat yang Orang 1.140 1.440 1.850 2.460
berwirausaha
Jumlah Pemuda Jawa Barat yang dibina Orang 7 7 7 9
untuk prestasi Nasional
Sumber: Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Barat, Tahun 2020
Tabel 2.55
Indikator Kinerja Urusan Kepemudaan dan Olahraga
Tahun 2019
Indikator Satuan 2019
2.3.1.18 Kebudayaan
Penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah Bidang Kebudayaan
bertujuan untuk memberikan perlindungan, pengembangan,
pemanfaatan, dan pembinaan kebudayaan. Provinsi Jawa Barat memiliki
kekayaan budaya yang harus terus digali dan dilestarikan. Untuk itu,
pengarusutamaan kebudayaan dalam berbagai aspek pembangunan dinilai
penting dan strategis dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Salah satu indikator yang menggambarkan pemajuan kebudayaan adalah
persentase seni dan budaya yang dilestarikan. Berdasarkan data Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, persentase seni dan
budaya yang dilestarikan pada tahun 2019 mencapai 58,21 persen dan
Persentase seni budaya dan destinasi wisata yang dipromosikan 77,77
persen. Sedangkan indikator yang mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun adalah Jumlah Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya di tahun
2015 sebanyak 7 (tujuh) unit menjadi 13 unit di tahun 2019, Pelestarian
Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah dari 3 (tiga) pembinaan menjadi 16
pembinaan dan Pelestarian Cagar Budaya, Nilai Budaya, Sejarah dan
Permuseuman dari 15 menjadi 30. Sedangkan untuk indikator lainnya
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.56
Indikator Kinerja Urusan Kebudayaan Tahun 2015-2018
Tabel 2.57
Indikator Kinerja Urusan Kebudayaan Tahun 2019
2.3.1.19 Statistik
Penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah bidang statistik
bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan data statistik daerah
khususnya data statistik sektoral yang berkualitas dan dapat
dipertanggungjawabkan. Data memiliki peran penting dalam setiap
tahapan pembangunan terutama pada tahapan penyusunan perencanaan
pembangunan daerah. Oleh karena itu, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa
Barat terus berupaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan data statistik
daerah dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan
daerah. Buku Provinsi Dalam Angka dan Buku PDRB Provinsi di Provinsi
Jawa Barat mulai tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 berada dalam
kategori “ada”.
Tabel 2.58
Indikator Kinerja Urusan Statistik Tahun 2015-2018
Tabel 2.59
Indikator Kinerja Urusan Statistik Tahun 2019
2.3.1.20 Persandian
Persandian bertujuan untuk mengamankan, melindungi dan
menjamin orisinalitas sebuah berita atau dokumen pemerintah. Hal ini
merupakan hal yang amat penting di era serba teknologi informasi saat ini.
Modernisasi pemerintahan akan sangat bergantung dan didukung oleh
penggunaan teknologi informasi di segala aspek mulai dari administrasi
perkantoran (e-office), perencanaan (e-planning), keuangan (e-budgetting),
dan fungsi pemerintahan lainnya. Penggunaan teknologi informasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah akan menghadapi beberapa risiko
seperti penyadapan, hacking dan berbagai ancaman lainya. Adanya
ancaman dalam pengelolaan pemerintahan yang berbasis teknologi
informasi (e-government) tersebut membuat pengelolaan persandian oleh
pemerintah daerah menjadi terasa penting.
Tabel 2.60
Indikator Kinerja Urusan Persandian Tahun 2018-2019
2.3.1.21 Perpustakaan
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dalam penyelenggaraan
urusan perpustakaan berupaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
Tabel 2.61
Indikator Kinerja Urusan Perpustakaan Tahun 2015-2018
Tabel 2.62
Indikator Kinerja Urusan Perpustakaan Tahun 2019
2.3.1.22 Kearsipan
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dalam penyelenggaraan
urusan kearsipan berupaya untuk menjamin ketersediaan arsip yang
tercipta dari kegiatan yang dilaksanakan seluruh perangkat daerah
Provinsi Jawa Barat, yang autentik dan terpercaya sesuai dengan kaidah,
prinsip, dan standar kearsipan, serta peraturan perundang-undangan
sehingga arsip dapat sebagai alat bukti yang sah. Arsip-arsip yang tercipta
tersebut, apabila memiliki nilai guna kesejarahan maka Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat wajib untuk menyelamatkan dan mengamankan arsip-
arsip sebagai bukti pertanggungjawaban dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, yang dilaksanakan oleh Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat. Beberapa upaya yang
dilakukan yaitu pembinaan kearsipan melalui workshop, bimbingan
teknis, pengawasan internal kearsipan, pengelolaan arsip melalui
pengintensifan kegiatan penyusutan arsip pada perangkat daerah, inovasi
pengelolaan arsip berbasis TIK, peningkatan penyelamatan dan pelestarian
arsip melalui penelusuran arsip-arsip tokoh-tokoh skala Provinsi Jawa
Barat, alih media arsip, serta digitalisasi arsip, penyelamatan arsip
perangkat daerah yang dibubarkan, digabung, serta penyelamatan arsip
pasca bencana.
Ketersediaan arsip yang autentik dan terpercaya sangat bergantung
pada standar pengelolaan arsip secara baku yang telah dilaksanakan oleh
seluruh perangkat daerah. Berdasarkan capaian kinerja pengelolaan arsip
secara baku pada perangkat daerah Provinsi Jawa Barat sebesar 11 persen
Tabel 2.63
Indikator Kinerja Urusan Kearsipan Tahun 2015-2018
Indikator Satuan 2015 2016 2017 2018
Persentase Jumlah Arsip yang Persen 29,96 0,21 12.600,00 1.000,00
Digitalisasi/ Dialih- Mediakan
Tabel 2.64
Indikator Kinerja Urusan Kearsipan Tahun 2019
Indikator Satuan 2019
Persentase Perangkat Daerah yang Mengelola Arsip secara Baku Persen 11,00
Jumlah Kegiatan Peningkatan SDM Pengelola Kearsipan Kegiatan 3
Persentase Jumlah Arsip yang Digitalisasi/ Dialih- Mediakan Persen 1500
Jumlah Arsip yang di Preservasi Lembar 275
Persentase Perangkat Daerah yang Mengelola Arsip secara Tertib Persen 11,00
Persentase Penyusutan Arsip Persen 12,00
Persentase Simpul SIKN yang Terintegrasi Se-Jawa Barat Persen 29,63
Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) terhadap Pelayanan Kearsipan Poin 50,00
Tingkat Penyelamatan Arsip Statis Persen 16,90
Tingkat Pelestarian Arsip Statis Persen 17,10
Sumber: Dinas Perpustakaan dan Kerasipan Daerah Provinsi Jawa Barat, Tahun 2020
Tabel 2.66
Indikator Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan
Tahun 2019
2.3.2.2 Pariwisata
Peranan sektor pariwisata Provinsi Jawa Barat semakin penting
sejalan dengan perkembangan dan kontribusi yang diberikan sektor
pariwisata melalui penerimaan devisa, pendapatan daerah, pengembangan
wilayah, maupun dalam penyerapan investasi dan tenaga kerja serta
pengembangan usaha wisata yang tersebar di 27 kabupaten/kota. Melalui
multiplier effect-nya, pariwisata dapat dan mampu mempercepat
pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Itulah mengapa,
percepatan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja yang
lebih luas dapat dilakukan dengan mempromosikan pengembangan
pariwisata. Sejalan dengan hal tersebut, RPJMD Tahun 2018 - 2023 telah
menjadikan akselerasi pertumbuhan pariwisata sebagai salah satu strategi
Tabel 2.68
Indikator Kinerja Urusan Pariwisata Tahun 2019
2.3.2.3 Pertanian
Sektor pertanian menjadi salah satu komponen penting dalam
pembangunan daerah terutama dalam mewujudkan ketahanan pangan
berkelanjutan. Selain itu, pentingnya peran sektor pertanian dalam
pembangunan daerah, diantaranya: penyerap tenaga kerja, penyumbang
PDRB, sumber devisa, bahan baku industri, sumber bahan pangan dan
gizi, serta pendorong bergeraknya sektor-sektor ekonomi lainnya.
Pertanian di Provinsi Jawa Barat secara umum memiliki potensi yang besar
dan variatif, dan didukung oleh kondisi agroekosistem yang cocok untuk
Tabel 2.70
Indikator Kinerja Urusan Pertanian Tahun 2019
2.3.2.4 Kehutanan
Sektor kehutanan memiliki peran penting dalam upaya menurunkan
emisi gas rumah kaca dan luas lahan kritis. Provinsi Jawa Barat
berkomitmen untuk menahan laju deforestasi dan memperbaiki kondisi
hutan yang terdegradasi dengan mencanangkan dan menggalakkan
program “Gerakan Tanam dan Pelihara Pohon” (GTTP). Melalui program
“Gerakan Tanam dan Pelihara Pohon” ditargetkan sampai dengan tahun
2023 dapat menanam 50 juta pohon di lahan-lahan kritis yang tersebar di
kabupaten/kota. Selain program yang berkenaan dengan rehabilitasi
hutan dan lahan kritis, program peningkatan peran sektor kehutanan
menjadi prioritas Pemerintah Dearth Provinsi Jawa Barat selama periode
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2018 - 2023.
Peningkatan peran sektor kehutanan dilakukan dengan cara memacu
produksi hasil hutan kayu dan bukan kayu. Peningkatan hasil hutan kayu
diarahkan pada hutan rakyat dan hasil hutan bukan kayu melalui
peningkatan dan pengembangan sentra budidaya lebah madu,
pemanfaatan jasa kawasan hutan lindung dan hutan konservasi sebagai
Tabel 2.71
Indikator Kinerja Urusan Kehutanan Tahun 2015-2018
Indikator Satuan 2015 2016 2017 2018
Luas Rehabilitasi Hektar 66.019,82 52.393,46 59.632,40 20.394,58
Lahan Kritis
/Penanaman
Pohon
Produksi Hutan M3 1.709.291,01 1.336.363,04 1.945.092,88 1.276.509,89
Rakyat
Kontribusi Sektor Persen 0,08 0,08 0,07 0,07
Kehutanan
terhadap PDRB
Rehabilitasi Hutan Persen 44,51 59,79 77,17 83,12
dan Lahan Kritis
Kerusakan Persen 1,45 0,28 1,00 0,86
Kawasan Hutan
Peningkatan Persen -3,4 14,1 14,5 18,36
Produksi Hasil
Hutan
Peningkatan Persen 51,17 6,33 5,02 10,18
Penerimaan Jasa
Wisata Alam
Persentase Persen 37,13 37,18 39,4 39,7
Tutupan Hutan
Jumlah Penangkar Persen 80 80 128 125
Tumbuhan dan
Satwa Liar yang
tidak Dilindungi
yang Memiliki Izin
Jumlah Lokasi Lokasi 6,00 5,00 4,00 7,00
Kawasan Hutan
yang Siap Ditata
Batas
Persentase Persen 23,67 6,91 5,00 5,00
Peningkatan
Jumlah Tumbuhan
Satwa Liar yang
Ditangkarkan
Persentase Persen -6,55 2,06 7,21 32,00
Bertambahnya
Produksi Hasil
Hutan Kayu
Persentase Persen 18,69 69,41 33,60 -8,61
Bertambahnya
Produksi Olahan
Hasil Hutan Kayu
dan Bukan Kayu
Jumlah Unit Hutan Lokasi 1,00 3,00 4,00 6,00
Rakyat Yang
Dikelola Secara
Lestari
Sumber: Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, 2020
Tabel 2.72
Indikator Kinerja Urusan Kehutanan Tahun 2019
Indikator Satuan 2019
Luas Rehabilitasi Lahan Kritis Hektar 37.894,44
/Penanaman Pohon
Produksi Hutan Rakyat M3 2.322.751,44
Kontribusi Sektor Kehutanan terhadap Persen 0,06
PDRB
cekungan air tanah dari 65,34 persen meningkat menjadi 65,75 persen.
Sedangkan Tingkat Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Bidang Energi pada
tahun 2019 mencapai 1,84 persen.
Tabel 2.73
Indikator Kinerja Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral
Tahun 2015-2018
Tabel 2.74
Indikator Kinerja Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral
Tahun 2019
2.3.2.6 Perdagangan
Penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah bidang perdagangan
diantaranya terkait dengan peningkatan dan pengembangan ekspor.
Kinerja sektor perdagangan dapat dilihat dari nilai ekspor nonmigas dan
kontribusinya terhadap total ekspor nonmigas Indonesia pada tahun
tertentu. Selama kurun Tahun 2015 - 2019, kinerja ekspor nonmigas
Provinsi Jawa Barat menunjukkan perkembangan yang positif, dimana
nilai ekspor nonmigas rata-rata meningkat sebesar 5,96 persen per tahun.
Selain itu, Provinsi Jawa Barat memiliki peran penting terhadap total nilai
ekspor nonmigas secara nasional dengan kontribusi rata-rata mencapai
18,81 persen. Hal ini menempatkan Provinsi Jawa Barat sebagai
penyumbang ekspor barang nonmigas terbesar di Indonesia. Data kinerja
bidang Perdagangan disajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.75
Indikator Kinerja Urusan Perdagangan Tahun 2015-2018
IHK (Indeks Harga Konsumen) Bahan Makanan Poin 127,396 137,565 140,643 146,771
Volume Ekspor Ribu Ton 6.852,41 7.093,11 7.354.59 7.495,86
Nilai Ekspor Juta USD 24.970,18 25.280,03 25.280,03 30.125,78
Peningkatan Nilai Ekspor Non Migas Jawa Barat Persen -3,27 -3,14 14,49 3,99
per Tahun
Peningkatan Jumlah Eksportir Jawa Barat per eksportir 173 208 182 211
Tahun
Penurunan Nilai Impor Jawa Barat Persen 1 1,89 +4 3
Laju Pertumbuhan Ekspor Non Migas Persen -4.97 1.24 14.49 3,99
Sumber:
− https://statistik.kemendag.go.id. 2020
− Lakip Dinas Perdagangan dan Industri Provinsi Jawa Barat 2015-2018
Tabel 2.76
Indikator Kinerja Urusan Perdagangan Tahun 2019
2.3.2.7 Perindustrian
Sektor industri merupakan sektor yang berperan penting bagi
perekonomian Provinsi Jawa Barat. Sektor industri khususnya pengolahan
memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya
yaitu nilai kapitalisasi modal yang tertanam sangat besar, kemampuan
menyerap tenaga kerja, dan kemampuan untuk menciptakan nilai tambah
dari setiap input atau bahan dasar yang diolah. Selama lima tahun
terakhir, sektor industri menjadi penopang perekonomian Provinsi Jawa
Barat dengan pangsa pasar di atas 40 persen. Kinerja sektor industri
pengolahan dapat dilihat dari peranan dan laju pertumbuhannya terhadap
pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat sebagaimana tabel di bawah.
Tabel 2.77
Indikator Bidang Perindustrian Tahun 2015-2018
Tabel 2.78
Indikator Bidang Perindustrian Tahun 2015-2018
Sumber:
- Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat, 2020
- Lakip Dinas Perdagangan dan Industri Provinsi Jawa Barat 2019
2.3.2.8 Transmigrasi
Penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah bidang transmigrasi
bertujuan untuk mengurangi kemiskinan dan pemerataan serta
persebaran penduduk. Perpindahan memberikan kesempatan bagi
penduduk untuk mendapatkan pekerjaan dan memenuhi kebutuhan
tenaga kerja untuk mengolah atau mengembangkan potensi sumber daya
alam yang ada. Penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah bidang
transmigrasi meliputi program perencanaan kawasan transmigrasi,
program pembangunan kawasan transmigrasi, dan program
pengembangan kawasan transmigrasi. Dalam upaya mempersiapkan
transmigran agar mampu mengembangkan berbagai program kegiatan
produktif di lahan transmigrasi, maka para calon transmigran memerlukan
beberapa pelatihan guna membekali dirinya dalam hal pengetahuan,
Tabel 2.79
Indikator Kinerja Urusan Transmigrasi Tahun 2015-2018
Tabel 2.80
Peringkat, Skor dan Status Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (LPPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2017
Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018; (g) Peraturan
Gubernur Nomor 47 Tahun 2018 tentang Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2019 dan (h) Peraturan
Gubernur Nomor Tahun 2019 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2020.
2.3.4.2 Keuangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan daerah yang ditetapkan dengan
peraturan daerah. APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan Daerah
dalam masa 1 (satu) tahun anggaran sesuai dengan undang-undang
mengenai keuangan negara.
Kepala daerah wajib mengajukan rancangan Perda tentang APBD
disertai penjelasan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPRD
sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh ketentuan peraturan perundang-
undangan untuk memperoleh persetujuan bersama. Berdasarkan Pasal 312
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
kepala daerah dan DPRD wajib menyetujui bersama rancangan Perda tentang
APBD paling lambat 1 (satu) bulan sebelum dimulainya tahun anggaran
setiap tahun.
Selanjutnya, rancangan Perda yang telah disetujui diajukan ke Menteri
Dalam Negeri untuk dievaluasi bersama dengan rancangan peraturan
gubernur tentang penjabaran APBD. Dalam hal Menteri menyatakan hasil
Tabel 2.81
Indikator Kinerja Urusan Keuangan Tahun 2015-2018
Tabel 2.82
Indikator Kinerja Urusan Keuangan Tahun 2019
Tabel 2.83
Capaian Indikator Kepegawaian serta Pendidikan dan Pelatihan
Provinsi Jawa Barat Tahun 2019
No Uraian 2019
1 Persentase tingkat pelanggaran disiplin pegawai 0,05
2 Persentase pegawai yang mendapat nilai SKP >76% 87,89
Sumber: Badan Kepegawaian Dearth Provinsi Jawa Barat
Tabel 2.84
Indikator Kinerja Urusan Penelitian dan Pengembangan
Provinsi Jawa Barat Tahun 2016-2018
Tabel 2.85
Indikator Kinerja Urusan Penelitian dan Pengembangan
Provinsi Jawa Barat Tahun 2019
2.3.4.5 Penghubung
Indikator kinerja Badan Penghubung diantaranya adalah Persentase
koordinasi jejaring kerja dalam rangka fasilitasi penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan yang pada tahun 2017 dan 2018 sebesar
100 persen. Sedangkan indikator Persentase fasilitasi promosi dan
informasi penyelenggaraan pemerintahan dan potensi pembangunan
tahun 2017 dan 2018 sebesar 100 persen.
BPK tahun 2018 dan 2019 “WTP”. Sedangkan untuk indikator lainnya
disajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.86
Indikator Kinerja Pengawasan Provinsi Jawa Barat
Tahun 2015-2018
Tabel 2.87
Indikator Kinerja Pengawasan Provinsi Jawa Barat
Tahun 2019
Tabel 2.88
Indikator Kinerja Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat
Tahun 2015-2018
Gambar 2.49
Pengeluaran per Kapita Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2019 (Ribu
Rupiah)
Tabel 2.89
Perkembangan Penggunaan Konsumsi Akhir Rumah Tangga
Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2019
pertanian di Provinsi Jawa Barat memiliki daya tukar yang lebih tinggi
daripada biaya produksi dan barang/jasa yang dikonsumsi petani secara
umum.
Gambar 2.50
Rata-rata Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jawa Barat
Tahun 2015-2019
Gambar 2.51
Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) Provinsi Jawa Barat
Tahun 2015-2019
Gambar 2.52
Rasio Ketergantungan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2019
Gambar 2.53
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Provinsi Jawa Barat
Tahun 2015-2019
memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara serta
mampu menyesuaikan dengan perkembangan teknologi.
Pengukuran penerapan reformasi birokrasi menggunakan indeks
reformasi birokrasi. Indeks reformasi birokrasi Pemerintah Daerah Provinsi
Jawa Barat selama kurun waktu 2013 sampai dengan 2017 mengalami
peningkatan. Semula, indeks reformasi birokrasi Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat adalah predikat C pada tahun 2013, meningkat
menjadi B pada tahun 2016 dan berhasil naik menjadi BB pada tahun 2017
sampai dengan tahun 2019.
Gambar 2.54
Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Provinsi Jawa Barat
Tahun 2015-2019
74 73,04
72
70 69,09
68,78
68 66,83
66 65,5
64
62
60
2015 2016 2017 2018 2019
Sumber: Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat, 2020
Tabel 2.92
Capaian Indikator Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan pada Aspek Kesejahtraan Masyarakat dan Aspek Daya Saing
Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2018
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7
A. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
1 Pertumbuhan PDRB Atas Harga Konstan Persen 5.05 5.66 5,33 5,66
2 Laju inflasi Persen 2.73 2.75 3,63 3,54
3 PDRB per kapita:
- ADHB Juta Rp 32,65 34,88 37,23 40,30
- ADHK Juta Rp 25,84 26,92 27,97 29,16
4 Indeks Gini Poin 0,43 0,40 0,39 0,405
5 Indeks Williamson Poin 0,71 0,70 0,71 0,673
6 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Nilai 69,50 70,05 70,69 71,30
7 Angka Harapan Lama Sekolah Tahun 12,15 12,30 12,42 12,45/12,88
8 Angka Rata-Rata lama sekolah Tahun 7,86 7,95 8,14 8,15/8,18
9 Angka Usia Harapan Hidup Tahun 72,41 72,44 72,47 72,66/72,76
10 Persentase penduduk miskin Persen 9.57 8.77 7,83 7,25
11 Jumlah Penduduk Miskin Jiwa 4.485.654 4.168.110 3.774.410 3.539.400
12 Garis Kemiskinan Rp 318.602 324.119 354.679 371.376
13 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Persen 1,63 1,28 1,39 1,13
14 Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Persen 0,43 0,28 0,35 0,27
15 Jumlah Pengangguran Juta Orang 1,80 1,87 1,84 1,85
16 Tingkat Pengangguran Terbuka Persen 8,72 8,89 8,22 8,17
17 Indeks Pembangunan Gender Indeks 89,11 89,56 89,18 89,52
18 Indeks Pemberdayaan Gender Indeks 69,02 69,02 70,04 70,14
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7
6 Indeks Reformasi Birokrasi Poin C B BB BB
7 Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Poin 73,04 66,82 68,78 73,91
8 Indeks Kerukunan Umat Beragama Poin 72,6 63,39 68,5 68,7
9 Indeks Risiko Bencana Daerah (IRDI) Poin 168,15 163,18 158,52 152,13
Sumber: Bappeda Provinsi Jawa Barat, 2020
Tabel 2.93
Capaian Indikator Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan pada Aspek Pelayanan Umum
Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2018
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7
B. ASPEK PELAYANAN UMUM
1 Fokus Layanan Urusan Wajib
1.1 Pendidikan
1.1.1 APK SD/MI Persen 109,42 108,09 107,54 103,35
1.1.2 APK SMP/MTs Persen 90,07 89,58 88,8 99,27
1.1.3 APK SMA/SMK/MA Persen 70,23 70,56 76,48 75,31
1.1.4 APM SD/MI Persen 97,68 97,82 98,06 94,36
1.1.5 APM SMP/MTs Persen 79.55 79,76 80,29 76,65
1.1.6 APM SMA/SMK/MA Persen 56,73 56,92 57,22 57,33
1.1.7 Angka Partisipasi Sekolah
a. Sekolah Dasar (SD/MI) Persen 99,57 99,54 99,51 99.52
b. Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs) Persen 93,19 93,41 93,77 94.15
c. Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK/MA) Persen 65,72 65,82 66,62 67,17
d. Perguruan Tinggi Persen 19,40 20.37 21.50 21.96
1.1.8 Rasio Guru Terhadap Murid
a. Rasio Guru Terhadap Murid Sekolah Dasar Rasio 15 21 23 23
b. Rasio Guru Terhadap Murid Sekolah Menengah Pertama Rasio 16 21 21 21
c. Rasio Guru Terhadap Murid Sekolah Menengah Atas Rasio 20 18 19 20
1.1.9 Angka Putus Sekolah
a. Sekolah Dasar (SD/MI) Persen 0,18 0,10 0,08 0,05
b. Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs) Persen 0,57 0,48 0,52 0,17
c. Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK/MA) Persen 1,45 1,37 1,19 0,28
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7
1.1.10 Angka Kelulusan
a. Sekolah Dasar (SD/MI) Persen 99,75 99,93 99,61 98,79
b. Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs) Persen 99,46 99,63 99,87 97,92
c. Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK/MA) Persen 98,70 98,52 97,97 98,56
1.1.11 Angka Melanjutkan Pendidikan
a. Sekolah Dasar (SD/MI) Persen 77,41 75,9 79,86 80,79
b. Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs) Persen 97,77 102,67 103,81 107,77
c. Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK/MA) Persen 20,50 24,05 35,5/40,39 40,57
1.1.12 Kualifiaksi S2 Guru SMA Persen 11,54 15,88 13,55 13,31
1.1.13 Kualifiaksi S2 Guru SMK Persen 8,43 9,68 6,86 6,83
1.2 Kesehatan
1.2.1 Indeks Kesehatan Indeks 80,63 80,68 80,72 81,02
1.2.2 Rasio Puskesmas/Puskemas Keliling per satuan penduduk Rasio 44.485 45.123 44.782 44,746
1.2.3 Persentase Balita Gizi buruk Persen 1,8 1,6 1,65 3,2
1.2.4 Jumlah Kematian Bayi Jiwa 4.045 3.730 3.240 3.083
1.2.5 Rasio Kematian Bayi Persen 4,09 3,93 3,63 3,40
1.2.6 Jumlah Kasus Kematian Ibu Kasus 825 797 797 796
1.2.7 Persentase Rumah tangga yang berprilaku Hidup Bersih Persen 63,00 56,03 58,10 61,8/44,4
dan Sehat (PHBS)
1.2.8 Persentase Desa Siaga Aktif Persen 92,37 94,90 97,65 99,00
1.2.9 Persentase penduduk menggunakan jamban sehat Persen 53,30 66,89 67,95 69,78
1.2.10 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Persen 95,95 86,00 91,81 94,18
1.2.11 Persentase RSUD terisi dokter spesialis Penunjang sesuai Persen 62,75 64,29 62,50 38,64
standar
1.2.12 Jumlah Rumah Sakit yang sudah Terakreditasi Rumah 33 78 170 229
Sakit
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7
1.2.13 Jumlah RS mampu memberikan pelayanan kesehatan ibu Rumah 73,00 78,00 88,00 98,00
dan bayi sesuai standar Sakit
1.2.14 Persentase ketersediaan obat esensial di instalasi farmasi Persen 78,00 78,04 88,74 94,18
kabupaten/kota
1.2.15 Persentase penduduk dengan jaminan kesehatan Persen 62,50 68,56 71,62 83,17
1.2.16 Persentase Keberhasilan Pengobatan TB (treatment Succes Persen 70,40 62,00 86,02 74,00
Rate)
1.2.17 Persentase Desa/Kelurahan yang mencapai UCI >90% Persen 88,81 91,07 91,80 91,90
1.2.18 Prevalensi Hipertensi Persen 40,74 40,74 33,00 34,50
1.2.19 Persentase Kab/Kota dengan 100% Puskesmas Persen 74,10 92,59 99,25 100,00
melaksanakan pelayanan kesehatan jiwa
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7
1.3.12 Persentase kerusakan infrastruktur SDA dan irigasi yang Persen 100 100 100 100
dapat ditangani
1.6 Sosial
1.6.1 Jumlah PPKS orang 6.045.376 6.548.234 7.032.533 7.032.533
1.6.2 Jumlah PPKS yang Mendapat Bantuan Orang 644.268 643.618 710.539 2.443
1.6.3 Jumlah Sarana Sosial Seperti Panti Asuhan, Panti Jompo unit 3.518 5.350 2.978 3.052
Dan Panti Rehabilitasi
1.6.4 Persentase PMKS yang pulih dan berkembang Persen 0.88 0.88 1,28 1,48
keberfungsian sosialnya
1.6.5 Persentase keluarga miskin dan rentan yang meningkat Persen 0,33 0,33 0,44 1,26
kemandiriannya dalam mengakses layanan kebutuhan
dasar
1.6.6 Persentase korban bencana dan kelompok rentan yang Persen 0,64 0,64 0,77 6,44
meningkat kemampuan bertahan hidupnya
1.6.7 Persentase PSKS perorangan yang berperan aktif dalam Persen 5,48 5,48 6,63 11,3
penyelenggaraan kesejahteraan sosial
1.6.8 Persentase PSKS kelembagaan yang berperan aktif dalam Persen 2,56 2,56 3,1 9,5
penyelenggaraan kesejahteraan sosial
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7
1.6.9 Persentase sumber dana bantuan social yang dimanfaatkan Persen 1,19 1,19 1,30 3,4
untuk penyelenggaraan kesejahteraan sosial
1.6.10 Persentase peningkatan pihak yang berperan aktif dalam Persen 4,32 4,32 5,24 6,3
pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan,
kesetiakawanan dan restorasi sosial
1.6.11 Persentase keluarga miskin dan kelompok rentan yang Persen 0,33 0,33 0,44 1,26
meningkat produktivitas sosial ekonominya
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7
1.8.5 Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Persen 100 100 100 100
mendapatkan Penanganan Pengaduan oleh Petugas terlatih
di dalam Unit Pelayanan Terpadu
1.8.6 Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Persen 100 100 100 100
mendapatkan Layanan Bantuan Hukum
1.8.7 Persentase perempuan di legislatif Persen 22 22 22 22
1.8.8 Cakupan Pemahaman Pengarusutamaan Gender Persen **) IPG 88,35 **) IPG 89,11 **) IPG 89,56 **) IPG 89,18
**) IDG 68,87 **) IDG 69,02 **) IDG 71,15 **) IDG 70,04
**)Jumlah APE **)Jumlah APE
Kab/Kota 13 Kab/Kota 24
1.8.9 Persentase keberhasilan penanganan kasus KED terhadap Persen 100 100 100 100
perempuan dan anak
1.8.10 Pesrsentase kabupaten kota yang mendapat input Persen **) 184 Desa **) 211 Desa **) 238 Desa **) 265 Desa
peningkatan kualitas hidup perempuan di Jawa Barat /Kel P2WKSS /Kel P2WKSS /Kel P2WKSS /Kel P2WKSS
Aktif Aktif Aktif Aktif
**) Jumlah Kel **) Jumlah Kel **) Jumlah Kel **) Jumlah Kel
PP melalui PP melalui PP melalui PP melalui
Program Pekka Program Pekka Program Pekka Program Pekka
493 493 379 379
1.8.11 Angka Fertilitas Total (Total Fertility Rate) Persen 2,2 2,05 2,24 2,49
1.9 Pangan
1.9.1 Regulasi Ketahanan Pangan Ada/Tida ada ada ada ada
k Ada
1.9.2 Ketersediaan Pangan Utama Kg/jiwa/t 145,46 154,00 152,19 149,61
ahun
1.9.3 Konsumsi Beras Per Kapita Kg/kapita 86,95 87,48 83,93 82,4
/tahun
1.9.4 Produksi Komoditas Peternakan:
a. Daging Ton 680.650 873.311 991.154 1.057.078
b. Telur Ton 210.198 222.865 229.870 234.223
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7
c. Susu Ton 249.947 302.559 310.461 324.817
1.9.5 Jumlah Sertifikasi Jaminan Mutu Pelaku Usaha Produk Unit 56 58 105 195
Peternakan
1.9.6 Peningkatan mutu produk peternakan:
a. Daging Persen 71 87 83,92 90,02
b. Telur Persen 87 83 90,85 97,41
c. Susu Persen 80 72 99,64 86,64
1.9.7 Jumlah Populasi ternak:
− Sapi Potong Ekor 425.826 413.372 405.334 406.241
− Sapi Perah Ekor 116.400 119.595 115.827 119.349
− Kerbau Ekor 110.660 102.571 102.743 103.734
− Domba Ekor 11.575.359 10.038.828 11.425.574 11.608.559
− Kambing Ekor 2.610.375 1.237.990 1.251.354 1.274.548
− Ayam Ras Petelur Ekor 14.469.405 15.143.460 15.157.182 15.717.734
− Ayam Ras Pedaging Ekor 104.015.708 108.304.978 122.314.586 125.088.799
− Ayam Buras Ekor 27.504.336 25.842.311 26.166.517 26.712.982
− Itik Ekor 9.689.260 10.734.277 10.158.658 12.062.171
1.9.8 Persentase produk peternakan yang sesuai SNI
− Daging Ton 71 87 83,92 90,02
− Telur Ton 87 83 90,85 97,41
− Susu Ton 80 72 99,64 86,64
1.9.9 Jumlah kawasan usaha peternakan Kawasan 5 5 5 5
1.9.10 Jumlah kasus penyakit hewan menular strategis dan
zoonosa:
− Anthrax Kasus/ 0 0 0 0
tahun
− AI Kasus/ 33 50 38 29
tahun
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7
− Brucellosis Prevalensi 2,35 2,1 1,44 1,79
− Rabies Kasus/ 2 2 2 3
tahun
1.9.10 Jumlah kelompok yang meningkatkan usahanya (kelompok) Kelompok 30 30 66 43
1.9.11 Skor Pola Pangan Harapan Tingkat Ketersediaan (Point). Poin 84,6/81 86/84,3 88/85,2 85,9
1.9.12 Jumlah cadangan pangan pokok pemerintah (Ton) Ton 223,60 198,50 916,54 792,24
1.9.13 Ketersediaan Informasi, Harga dan Akses pangan Persen 125,00 124,94 100,00 100,00
1.9.14 Persentase Desa Rawan Pangan yang Tertangani Persen 38,50 40.96 44,65 47,00
1.9.15 Persentase intervensi lokasi potensi rawan pangan Persen 38,50 40.96 44,65 47,00
(persentase)
1.9.16 Energi (kkal/Kap/hr) kkal/Kap 2010,9 2.165 2259,5 2218
/hr)
1.9.17 Protein (gr/Kap/hr) gr/Kap/hr 58,5 60,5 63,9 64,8
1.9.18 Konsumsi hewani /daging, telur, susu) (gr/Kap/hr) gr/Kap/hr 54,3 62,41 68,3 70,58
1.9.19 Skor Pola Pangan Harapan tingkat konsumsi (point) Poin 78,3 81 84,3 85,2
1.9.20 Persentase sampel komoditi pangan segar yang tersertifikat Persen 85,5 98,5 100 100
(%)
1.9.21 Nilai Tukar Usaha Peternakan (poin) Poin 117,01 122,37 125,87 127,09
1.10 Pertanahan
1.10.1 Persentase Luas Lahan Bersertifikat Persen 29,12 40,75 n/a n/a
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7
1.11.5 Indeks Kualitas Udara Poin 74,63 51,49 78,91 72.73
1.11.6 Jumlah lokasi Program kampung Iklim (PROKLIM) Kampung 23,00 61,00 155,00 313,00
Iklim
1.11.7 Jumlah Taman Keanekaragaman Hayati (KEHATI) Taman 1,00 6,00 12,00 13,00
1.11.8 Jumlah pedoman pengelolaan kawasan lindung dan non Kawasan 2,00 4,00 6,00 8,00
lindung dalam pelaksanaan pembangunan
1.15 Perhubungan
1.15.1 Tingkat Ketersediaan Fasilitas Perlengkapan Jalan Persen 19,06 20,03 26,78 28,67
1.15.2 Persentase Ketersediaan Prasarana Perhubungan Udara Persen 22,01 22,01 27,93 47,15
1.15.3 Persentase keikutsertaan kabupaten/ kota dalam WTN Persen 44,44 59,26 55,56 70,37
1.15.4 Persentase kepemilikan armada angkutan umum AKDP Persen 21,80 75,00 79,17 76,99
perseorangan menjadi berbadan hukum
1.15.5 Persentase ketersediaan prasarana transportasi udara Persen 22,01 48,73 55,56 58,71
(Penyusunan Dokumen Perencanaan BIJB, Pembebasan
Lahan BIJB dan Pengembangan Bandara Nusawiru)
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7
1.15.6 Persentase penyediaan prasarana kereta api di Jawa Barat Persen 72,83 72,83 89,36 91,80
(dokumen perencanaan, pembebasan lahan, sosialisasi)
1.15.7 Persentase ketersediaan Fasilitas Perlengkapan Jalan Persen 19,06 20,03 26,78 28,67
(Rambu, Marka, Guardrail, PJU) di Jalan Provinsi
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7
b. PMDN (buah) 32.105 32.134 29.640 31856/2856
1.18.4 Jumlah Total Investasi PMA dan PMDN (Rp) 121,516 143,04 162,72 116,96
a. PMA (Rp.) Rp. 71,73 74,99 68,66 74,69
Triliun
b. PMDN (Rp.) Rp. 49,78 68,05 94,05 42,28
Triliun
1.18.5 Penyerapan Tenaga Kerja (Orang) 349.377 479.751 297.786 242151/125190
a. PMA (Orang) Orang 240.048 295.039 138.921 70.709
b. PMDN (Orang) Orang 109.329 184.712 158.865 171442/54478
1.20 Kebudayaan
1.20.1 Jumlah Sarana Penyelenggaraan Seni Dan Budaya Unit 7 7 12 12
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7
1.20.2 Pelestarian Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah (Jumlah Pembinaa 3 3 3 3
Pembinaan Pelestarian Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah) n
1.20.3 Pelestarian Cagar Budaya, Nilai Budaya, Sejarah dan Pembinaa 15 25 17 15
Permuseuman (Jumlah Pembinaan Pelestarian Cagar n
Budaya, Nilai Budaya, Sejarah dan Permuseuman)
1.20.4 Pengusulan HKI Usulan/ 1 1 1 1
Rekomend
asi Per
Tahun
1.20.5 Pelestarian Seni Tradisi (Jumlah Pembinaan Pelestarian Pembinaa 4 3 3 3
Seni Tradisi) n
1.20.6 Jumlah Event/Festival/Pasanggiri/ Lomba/Sayembara Event Per 24 12 7 7
Karya Seni Tahun
1.20.7 Pengusulan HAKI/Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Usulan 3 8 5 16,00
1.20.8 Pelestarian seni tradisi, kontemporer dan perfilman Jenis 7 4 4 4,00
1.20.9 Persentase Benda Koleksi Museum Sri Baduga yang Persen/Ko 300 465 683 750
dilestarikan leksi
1.21 Statistik
1.21.1 Buku Provinsi Dalam Angka ada/tidak Ada Ada Ada Ada
1.21.2 Buku PDRB Provinsi ada/tidak Ada Ada Ada Ada
1.22 Persandian
1.22.1 Persentase aplikasi di Pemda yang telah dilakukan Aplikasi n/a n/a n/a 10
penetration test
1.23 Perpustakaan
1.23.1 Jumlah Pengunjung Perpustakaan Per Tahun Orang 513.731 565.435 593.707 596.229
1.23.2 Koleksi Buku Yang Tersedia Di Perpustakaan Umum Eksempla 149.047 182.355 189.943 n/a
r
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7
1.23.3 Tingkat kepuasan pemustaka Persen 81,00 90,00 90,00 90,00
1.24 Kearsipan
1.24.1 Persentase Perangkat Daerah Yang Mengelola Arsip Secara Persen 10 20 30 50
Baku
1.24.2 Jumlah Kegiatan Peningkatan SDM Pengelola Kearsipan Kegiatan 14 18 14 15
1.24.3 Persentase jumlah arsip yang digitalisasi/ dialih- mediakan Persen 29,96 0,21 12.600,00 1.000,00
1.24.4 Jumlah khasanah arsip diselamat-kan Khasanah 3,00 1,00 1,00 8,00
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7
2.1.14 Peningkatan Produksi Non Konsumsi Persen 72,78 224,53 82,15 54,53
2.1.15 Kontribusi terhadap pemenuhan benih ikan mas nasional Persen 80 74,81 32,15 19,47
2.1.16 Kontribusi terhadap pemenuhan benih ikan nila nasional Persen 70,36 65,54 68,59 27,82
2.1.17 Kontribusi terhadap pemenuhan benih ikan patin nasional Persen 77,7 63,9 45,47 24,53
2.1.18 Kontribusi terhadap pemenuhan benih ikan lele nasional Persen 70,59 66,02 64,47 42,19
2.1.19 Persentase Permintaan Benih Ikan Gurame Persen 10 9,78 4,8 5,62
2.1.20 Persentase peningkatan produksi olahan Persen 105,68 8,52 -103,97 71,18
2.1.21 Persentase peningkatan produksi garam Persen 61,57 - 23.139,76 98,37 50,74
2.1.22 NTP Sub sektor perikanan poin 98,96 100,46 102,29 106,55
2.1.23 Persentase peningkatan jumlah ekspor hasil perikanan Persen 12,54 13,88 65,38 -11,32
2.1.24 Produksi Perikanan Ton 1.345.247,95 1.357.272,88 1.435.213,47 1.438.204,31
2.1.25 Peningkatan Konsumsi Ikan Jawa Barat Persen 2,73 6,51 8,15 3,51
2.2 Pariwisata
2.2.1 Jumlah Wisatawan Mancanegara Orang 1.067.271 1.765.059 2.038.319 2597445
2.2.2 Jumlah Wisatawan Domestik Orang 56.334.706 58.728.666 59.780.016 63.298.608
2.2.3 Jumlah Event Pariwisata Event Per 2 3 4 5
Tahun
2.2.4 Jumlah Event Promosi Pariwisata Event Per 5 7 9 5
Tahun
2.3 Pertanian
2.3.1 Produksi Padi Sawah Ton 10.856.438 12.031.508 11.849.636 11.073.462
2.3.2 Luas Tanam Padi Sawah Hektar 1.801.402 1.984.306 1.981.539 1.967.260
2.3.3 Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Persen 8,69 8,9 8,6 8,67
2.3.4 Nilai TukarPetani Poin 105,07 104,31 104,92 101,37/110,9
2.3.5 Pertumbuhan Subsektor Tanaman Pangan Persen -3,78 11,22 -2,25 -6,36
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7
2.3.6 Pertumbuhan Subsektor Tanaman Hortikultura Persen 3,86 5,90 -0,95 -4,15
2.3.7 Jumlah Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Ton 20.455.085 21.662.178 21.457.468 20.566.470
2.3.8 Peningkatan ketersediaan benih unggul komoditas Persen 2,2 2,35 2,46 2,64
perkebunan
2.3.9 Penurunan intensitas serangan OPT Perkebunan Persen -1,02 -1,02 -1,04 -1,05
2.3.10 Persentase Peningkatan Produksi rata-rata komoditas Persen 2,15 2,23 2,34 2,36
strategis perkebunan (%)
2.3.11 Persentase Peningkatan Produktivitas rata- rata komoditas Persen 2,19 2,25 2,35 2,37
strategis perkebunan (%)
2.3.12 Persentase Luas minimum eksisting lahan perkebunan Persen 13,14 13,22 13,25 13,02
terhadap luas Jawa Barat (%)
2.3.13 Prosentasi Peningkatan Indeks Nilai Tukar Petani Persen 0,9619 0,9850 1,0082 1,0058
Perkebunan Rakyat (NTP-R)(%)
2.3.14 Persentase Peningkatan jumlah penerapan system jaminan Persen 2,15 2,22 2,54 2,57
mutu sesuai SNI (%)
2.3.15 Persentase Peningkatan Volume Ekspor Produk Perkebunan Persen 2,17 2,20 2,30 2,48
(%)
2.4 Kehutanan
2.4.1 Luas Rehabilitasi Lahan Kritis /Penanaman Pohon Hektar 66.019,82 52.393,46 59.632,40 20.394,58
2.4.2 Produksi Hutan Rakyat m3 1.709.291,01 1.336.363,04 1.945.092,88 1.276.509,89
2.4.3 Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB Persen 0,08 0,08 0,07 0,07
2.4.4 Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Kritis Persen 44,51 59,79 77,17 83,12
2.4.5 Kerusakan Kawasan Hutan Persen 1,45 0,28 1,00 0,86
2.4.6 Peningkatan Produksi Hasil Hutan Persen -3,4 14,1 14,5 18,36
2.4.7 Peningkatan Penerimaan Jasa Wisata Alam Persen 51,17 6,33 5,02 10,18
2.4.8 Persentase Tutupan Hutan Persen 37,13 37,18 39,4 39,7
2.4.9 Jumlah Penangkar Tumbuhan dan Satwa Liar yang tidak Persen 80 80 128 125
dilindungi yang memiliki izin
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7
2.4.10 Penurunan Gangguan Keamanan Hutan Persen 3,44 32,21 3,12 33,64
2.4.11 Persentase tutupan lahan yang berfungsi lindung terhadap Persen 17,41 17,41 18,71 18,73
luas wilayah
2.4.12 Jumlah lokasi kawasan hutan yang siap ditata batas Lokasi 6,00 5,00 4,00 7,00
2.4.13 Persentase peningkatan jumlah tumbuhan satwa liar yang Persen 23,67 6,91 5,00 5,00
ditangkarkan
2.4.14 Persentase bertambahnya produksi hasil hutan kayu Persen -6,55 2,06 7,21 32,00
2.4.15 Persentase bertambahnya produksi hasil hutan bukan kayu Persen 0,37 -29,15 2,67 19,36
2.4.16 Persentase bertambahnya produksi olahan hasil hutan Persen 18,69 69,41 33,60 -8,61
kayu dan bukan kayu
2.4.17 Jumlah unit hutan rakyat yang dikelola secara lestari Lokasi 1,00 3,00 4,00 6,00
2.6 Perdagangan
2.6.1 Nilai Ekspor Bersih Perdagangan U$ Juta 12,74 14,187 18,432 18,976
2.6.2 Ekspor NonMigas Juta US$ 24.271,9 25.280 28.969,2 30.120,5
2.6.3 Kontribusi Ekspor NonMigas Persen 18,42 19,14 18,92 18,50
2.6.4 IHK (Indeks Harga Konsumen) bahan makanan Poin 127,396 137,565 140,643 146,771
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7
2.6.5 Volume Ekspor Non Migas Ribu Ton 6.852,41 7.093,11 7.354.59 7.495,86
2.6.6 Nilai Ekspor Non Migas Juta USD 24.970,18 25.280,03 25.280,03 30.125,78
2.6.7 Peningkatan Nilai Ekspor Non Migas Jawa Barat per tahun Persen -3,27 -3,14 14,49 3,99
2.6.8 Peningkatan Jumlah eksportir Jawa Barat per tahun eksportir 203 208 182 211
2.6.9 Penurunan Nilai Impor Jawa Barat Persen 1 1,89 +4 3
2.6.10 Terkendalinya inflasi Jawa Barat Persen 0,79 2,75 3,63 3,54
2.6.11 Peningkatan cakupan pengawasan barang beredar Persen 27,87 10,90 100 100
2.6.12 Laju pertumbuhan ekspor non migas Persen -4.97 1.24 14.49 3,99
2.7 Perindustrian
2.7.1 Peranan Sektor Industri Pengolahan terhadap PDRB (ADHB) Persen 43,07 42,55 42,23 42,16
2.7.2 Laju Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan (ADHK) Persen 4,39 4,77 5,32 6,52
2.7.3 Jumlah Unit usaha Industri Unit 202.940 203.440 210.809 213.706
Usaha
2.7.4 Peningkatan Jumlah wirausaha baru Orang 4.620 9.133 13.303 15.182
2.7.5 Pertumbuhan Industri Manufaktur pada PDRB Jawa Barat Triliun 166,29 168,49 51,870 71,914
upiah
2.7.6 Peningkatan Nilai Produksi IKM Persen 0,05 0,17 0,34 9,92
2.7.7 Peningkatan Jumlah SDM IKM yang bersertifikat Orang 2.285 2.345 3.095 3.365
2.7.8 Peningkatan nilai produksi industri Persen 6.32 -1.33 7,43 9,88
2.8 Transmigrasi
2.8.1 Jumlah keluarga calon transmigran yang telah dilatih KK 309,00 206,00 63,00 63,00
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7
3 Fungsi Penunjang Urusan Pemerintahan
3.1 Perencanaan
3.1.1 Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJPD Yang Telah ada/tidak Ada Ada Ada Ada
Ditetapkan Dengan Perda
3.1.2 Tersedianya dokumen perencanaan RPJMD yang telah ada/tidak Ada Ada Ada Ada
ditetapkan dengan Perda
3.1.3 Tersedianya dokumen perencanaan RKPD yang telah ada/tidak Ada Ada Ada Ada
ditetapkan dengan Perkada
3.1.4 Persentase keselarasan penjabaran Program RPJMD ke Persen 100 100 99 99,22
dalam RKPD
3.2 Keuangan
3.2.1 Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah predikat WTP WTP WTP WTP
3.2.2 Ketepatan Waktu Penetapan APBD Tepat Tepat waktu Tepat waktu Tepat waktu Tepat waktu
waktu/Tid
ak
3.3.1 Persentase ketersediaan aparatur sesuai hasil analisis Persen n/a 0 85 n/a
jabatan dan analisis beban kerja
3.3.2 Persentase tingkat pelanggaran disiplin pegawai Persen n/a 0 2 n/a
3.3.3 Persentase pegawai yang mendapat nilai SAKP >76% Persen n/a 91 78 n/a
3.3.4 Indeks kepuasan layanan kepegawaian Persen n/a 86 90 n/a
3.3.5 Persentase ketersediaan layanan informasi kepegawaian Persen n/a 100 100 n/a
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7
3.4.2 Persentase Inovasi yang sudah terbentuk menjadi Sistem persen n/a 50 55 67
Inovasi Daerah (SIDa)
3.4.3 Jumlah Karya IPTEK yang didaftarkan HAKI Tingkat jumlah n/a 42 50 62
Provinsi Jawa Barat
3.4.4 Persentase hasil riset dan IPTEK yang diterapkan persen n/a 40 50 60
3.4.5 Persentase hasil penelitian yang digunakan dalam persen n/a 67 70 80
perencanaan
3.4.6 Persentase Kerja sama Penelitian Pengembangan dan persen n/a 100 100 100
Penerapan IPTEK yang diimplementasikan
3.5 Penghubung
3.5.1 Persentase koordinasi jejaring kerja dalam rangka fasilitasi Persen n/a n/a n/a 100,00
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Jawa
Barat
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7
3.6.1.4 Hasil Penilaian EPPD Provinsi Jawa Barat di Tingkat Poin 2,920 3,176 3,249 3,497
Nasional
3.6.1.5 Nilai Hasil Evaluasi SAKIP Perangkat Daerah Provinsi Jawa Peringkat BB BB A A
Barat
3.6.1.6 Opini BPK-RI terhadap LKPD Provinsi Jawa Barat Opini WTP WTP WTP WTP
3.6.1.7 Persentase Penyelesaian tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Persen 76,34 74,85 66,80 66,40
BPK-RI
3.6.1.8 Persentase Penyelesaian TLHP Hasil Pemeriksaan Persen 87,64 77,30 95,00 83,96
Inspektorat terhadap PD Provinsi
3.6.1.9 Persentase Nilai Indikator RAD-PPK Persen 100 100 100 87/100
3.6.1.10 Tingkat kapabilitas APIP Tingkat kapabilitas Level Level 2 Level 2 Level 3 Level 3
3.6.1.11 Persentase penurunan jumlah temuan inspektorat terhadap Persen 22,30 15,00 12,00 10,00
pelanggaran sistem pengendalian intern PD Provinsi
3.6.1.12 Persentase PD yang nilai evaluasi LKIP adalah B ke atas Persen 67,00 80,00 100,00 100,00
3.6.1.13 Persentase penyelesaian TLHP kasus pengaduan Persen 41,67 22,70 57,10 76,00
masyarakat
3.6.1.14 Jumlah auditor dan P2UPD bersertifikasi Orang 67,00 61,00 59,00 75,00
3.6.1.15 Jumlah auditor yang telah mengikuti sertifikasi Orang 25,00 24,00 23,00 35,00
penjenjangan auditor madya
Tabel 2.94
Capaian Indikator Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan pada Aspek Kesejahteraan Masyarakat
dan Aspek Daya Saing Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2019
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2019
1 2 3 8
A. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
1 Pertumbuhan PDRB Atas Harga Konstan Persen 5,07
2 Laju inflasi Persen 3,21
3 PDRB per kapita:
- ADHB Juta Rp 43,09
- ADHK Juta Rp 30,24
4 Indeks Gini Poin 0,398
5 Indeks Williamson Poin 0,665
6 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Nilai 72.03
7 Angka Harapan Lama Sekolah Tahun 12,48
8 Angka Rata-Rata lama sekolah Tahun 8,37
9 Angka Usia Harapan Hidup Tahun 72,85
10 Persentase penduduk miskin Persen 6,82
11 Jumlah Penduduk Miskin Jiwa 3.375.890
12 Garis Kemiskinan Rp 391.009
13 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Persen 1,06
14 Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Persen 0,24
15 Jumlah Pengangguran Juta Orang 1,90
16 Tingkat Pengangguran Terbuka Persen 7,99
17 Indeks Pembangunan Gender Indeks 89,26
18 Indeks Pemberdayaan Gender Indeks 70,20
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2019
1 2 3 8
6 Indeks Reformasi Birokrasi Poin BB
7 Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Poin 65,5
8 Indeks Kerukunan Umat Beragama Poin 68,5
9 Indeks Risiko Bencana Daerah (IRDI) Poin 150,46
10 Indeks Kebahagiaan Poin 69,58
Sumber: Bappeda Provinsi Jawa Barat, 2020
Tabel 2.95
Capaian Indikator Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan pada Aspek Pelayanan Umum
Provinsi Jawa Barat Tahun 2019
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2019
1 2 3 8
B. ASPEK PELAYANAN UMUM
1 Fokus Layanan Urusan Wajib
1.1 Pendidikan
1.1.1 APK SD/MI Persen 104,45
1.1.2 APK SMP/MTs Persen 99,37
1.1.3 APK SMA/SMK/MA Persen 77,82
1.1.4 APM SD/MI Persen 94,42
1.1.5 APM SMP/MTs Persen 78,17
1.1.6 APM SMA/SMK/MA Persen 57,53
1.1.7 Angka Partisipasi Sekolah
a. Sekolah Dasar (SD/MI) Persen 99.53
b. Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs) Persen 94.18
c. Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK/MA) Persen 67,29
d. Perguruan Tinggi Persen 22.71
1.1.8 Rasio Guru Terhadap Murid
a. Rasio Guru Terhadap Murid Sekolah Dasar Rasio 23
b. Rasio Guru Terhadap Murid Sekolah Menengah Pertama Rasio 21
c. Rasio Guru Terhadap Murid Sekolah Menengah Atas Rasio 19
1.1.9 Angka Putus Sekolah
a. Sekolah Dasar (SD/MI) Persen 0,08
b. Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs) Persen 0,21
c. Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK/MA) Persen 0,30
1.1.10 Angka Kelulusan
a. Sekolah Dasar (SD/MI) Persen 99,04
b. Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs) Persen 99,4
c. Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK/MA) Persen 98,78
1.1.11 Angka Melanjutkan Pendidikan
a. Sekolah Dasar (SD/MI) Persen 81,79
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2019
1 2 3 8
b. Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs) Persen 107,76
c. SMA/SMK Sederajat Akreditasi A Persen 43,64
1.1.12 Nilai Rerata Uji Kompetensi GTK SMA/MA/SMK/SLB Persen 58,97
1.1.13 Kualifiaksi S2 Guru SMA Persen 13,70
1.1.14 Kualifiaksi S2 Guru SMK Persen 6,69
1.1.15 Pembangunan Ruang Kelas Baru SMA/MA/SMK Buah 294
1.2 Kesehatan
1.2.1 Rasio Puskesmas/Puskemas Keliling per satuan penduduk Rasio 45,328
Jumlah Kematian Bayi Jiwa 2.851
1.2.2 Rasio Kematian Bayi Persen 3,28
1.2.3 Jumlah Kasus Kematian Ibu Kasus 783
1.2.4 Persentase Rumah tangga yang berprilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Persen 48,10
1.2.5 Persentase Desa Siaga Aktif Persen 99,9
1.2.6 Persentase penduduk menggunakan jamban sehat Persen 72,39
1.2.7 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Persen 96,71
1.2.8 Persentase RSUD terisi dokter spesialis Penunjang sesuai standar Persen 66,64
1.2.9 Jumlah Puskesmas yang sudah Terakreditasi Puskesmas 1028
1.2.10 Jumlah Rumah Sakit yang sudah Terakreditasi Rumah Sakit 320
1.2.11 Persentase ketersediaan obat esensial di instalasi farmasi kabupaten/kota Persen 94,33
1.2.12 Persentase penduduk dengan jaminan kesehatan Persen 84,46
1.2.13 Persentase Keberhasilan Pengobatan TB (treatment Succes Rate) Persen 81,8
1.2.14 Persentase Desa/Kelurahan yang mencapai UCI >90% Persen 89
1.2.15 Prevalensi Hipertensi Persen 39,6
1.2.16 Persentase Kab/Kota dengan 100% Puskesmas melaksanakan pelayanan kesehatan jiwa Persen 100
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2019
1 2 3 8
1.3.6 Cakupan akses infrastruktur dasar permukiman Persen 74,57
1.3.8 Persentase rekomendasi teknis pengajuan SIPPA yang diselesaikan tepat waktu Persen 100
1.3.9 Partisipasi masyarakat dalam proses pengelolaan Sumber Daya Air Tahapan 4
1.3.10 Persentase Data Sumber Daya Air yang dilayani Persen 100
1.3.11 Persentase jaringan irigasi kewenangan provinsi yang berkinerja baik Persen 69,53
1.3.12 Persentase kerusakan infrastruktur SDA dan irigasi yang dapat ditangani Persen 100
1.3.13 Persentase Peningkatan kapasitas tampung sumber daya air Persen 0,29
1.3.14 Indeks Kinerja Sistem Irigasi (IKSI) Persen 52,20
1.3.15 Tingkat implementasi rekomendasi yang dihasilkan oleh kelembagaan Sumber Daya Air Persen 50
1.3.16 Persentase Titik Terdampak Banjir dan Kekeringan yang terkendali Persen 8
1.5 Sosial
1.51 Jumlah PPKS Orang 5.872.900
1.5.2 Jumlah PPKS yang Mendapat Bantuan Orang 1.646
1.5.3 Jumlah Sarana Sosial Seperti Panti Asuhan, Panti Jompo Dan Panti Rehabilitasi unit 3.052
1.5.4 Persentase PMKS yang pulih dan berkembang keberfungsian sosialnya Persen 72,44
1.5.5 Persentase keluarga miskin dan rentan yang meningkat kemandiriannya dalam mengakses Persen 53,81
layanan kebutuhan dasar
1.5.6 Persentase korban bencana dan kelompok rentan yang meningkat kemampuan bertahan Persen 6,42
hidupnya
1.5.7 Persentase PSKS perorangan yang berperan aktif dalam penyelenggaraan kesejahteraan Persen 45,49
sosial
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2019
1 2 3 8
1.5.8 Persentase PSKS kelembagaan yang berperan aktif dalam penyelenggaraan kesejahteraan Persen 1,96
sosial
1.5.9 Persentase sumber dana bantuan social yang dimanfaatkan untuk penyelenggaraan Persen 0,85
kesejahteraan sosial
1.5.10 Persentase peningkatan pihak yang berperan aktif dalam pelestarian nilai-nilai Persen 0,59
kepahlawanan, keperintisan, kesetiakawanan dan restorasi sosial
1.5.11 Persentase warga KAT yang meningkat kualitas hidupnya Persen 17,28
1.5.12 Persentase keluarga miskin dan kelompok rentan yang meningkat produktivitas sosial Persen 53,81
ekonominya
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2019
1 2 3 8
1.7.8 Persentase perempuan di legislatif Persen 20,00
1.7.9 Cakupan Pemahaman Pengarusutamaan Gender Persen 88,89
1.7.10 Persentase keberhasilan penanganan kasus KED terhadap perempuan dan anak Persen 100,00
1.7.11 Pesrsentase kabupaten kota yang mendapat input peningkatan kualitas hidup perempuan Persen 100,00
di Jawa Barat
1.7.12 Angka Fertilitas Total (Total Fertility Rate) Persen 2,52
1.8 Pangan
1.8.1 Regulasi Ketahanan Pangan Ada/Tidak Ada ada
1.8.2 Ketersediaan Pangan Utama Kg/jiwa/tahun 110,45
1.8.3 Konsumsi Beras Per Kapita Kg/kapita /tahun 79,40
1.8.4 Produksi Komoditas Peternakan:
d. Daging Ton 1.059.719
e. Telur Ton 296.945
f. Susu Ton 300.337
1.8.5 Jumlah Sertifikasi Jaminan Mutu Pelaku Usaha Produk Peternakan Unit 502
1.8.6 Peningkatan mutu produk peternakan:
d. Daging Persen 58
e. Telur Persen 80
f. Susu Persen 80
1.8.7 Jumlah Populasi ternak:
− Sapi Potong Ekor 406.805
− Sapi Perah Ekor 122.505
− Kerbau Ekor 85.405
− Domba Ekor 12.229.250
− Kambing Ekor 1.335.592
− Ayam Ras Petelur Ekor 15.750.110
− Ayam Ras Pedaging Ekor 129.068.191
− Ayam Buras Ekor 28.002.333
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2019
1 2 3 8
− Itik Ekor 8.597.079
1.8.8 Persentase produk peternakan yang sesuai SNI
− Daging Ton 58
− Telur Ton 80
− Susu Ton 80
1.8.9 Jumlah kawasan usaha peternakan Kawasan 5
1.8.10 Jumlah kasus penyakit hewan menular strategis dan zoonosa:
− Anthrax Kasus/ tahun 0
− AI Kasus/ tahun 26
− Brucellosis Prevalensi 1,74
− Rabies Kasus/ tahun 1
1.8.11 Persentase kapasitas kompetensi SDM aparatur dan masyarakat bidang ketahanan Persen 51,85
pangan (%)
1.8.12 Skor Pola Pangan Harapan Tingkat Ketersediaan (Point). Poin 90,4
1.8.13 Jumlah cadangan pangan pokok pemerintah (Ton) Ton 831,78
1.8.14 Ketersediaan Informasi, Harga dan Akses pangan Persen 100,00
1.8.15 Persentase Desa Rawan Pangan yang Tertangani Persen 90,40
1.8.16 Persentase Capaian Stabilitas pasokan dan harga pangan pokok strategis (%) Persen 100
1.8.17 Persentase intervensi lokasi potensi rawan pangan (persentase) Persen 90,40
1.8.18 Energi (kkal/Kap/hr) kkal/Kap/hr) 2199
1.8.19 Protein (gr/Kap/hr) gr/Kap/hr 64,9
1.8.20 Konsumsi hewani /daging, telur, susu) (gr/Kap/hr) gr/Kap/hr 73,08
1.8.21 Skor Pola Pangan Harapan tingkat konsumsi (point) Poin 84,8
1.8.22 Persentase sampel komoditi pangan segar yang tersertifikat (%) Persen 56,31
1.8.23 Persentase keamanan pangan segar asal tumbuhan yang sesuai SNI (%) Persen 98,46
1.8.24 Nilai Tukar Usaha Peternakan (poin) Poin 125,01
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2019
1 2 3 8
1.10.5 Peningkatan jumlah dokumen rencana kebijakan strategis yang dievaluasi dampak dan Persen 16,67
risikonya melalui Kajian Lingkungan Hidup Strategis
1.10.6 Peningkatan dokumen lingkungan yang dinilai dan diawasi implementasinya Persen 47,00
1.10.7 Persentase penurunan konsentrasi Parameter COD Persen 91,38
1.10.8 Persentase penurunan konsentrasi parameter SOX Persen 87,34
1.10.9 Persentase peningkatan desa berbudaya lingkungan Persen 78,63
1.10.10 Persentase peningkatan luasan Taman Keanekaragaman Hayati (KEHATI) Persen 94,23
1.10.11 Persentase peningkatan kemitraan lingkungan Persen 28,80
1.10.12 Persentase ketersediaan data inventarisasi dan mitigasi GRK kabupaten/kota Persen 18,52
1.10.13 Persentase peningkatan pengawasan, penyelesaian sengketa dan penegakan hukum Persen 73,50
lingkungan hidup pelaku usaha dan/kegiatan dalam pelaksanaan pengelolaan dan
perlindungan lingkungan hidup
1.10.14 Persentase peningkatan sampah yang terolah di TPA/TPST Regional Persen 55,79
1.10.15 Tingkat Upaya Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca dari operasional TPPAS regional Persen 0,78
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2019
1 2 3 8
1.12.9 Persentase Kader Terlatih dalam Kelembagaan Desa Persen 73,26
1.12.10 Jumlah dan jenis Teknologi Tepat Guna (TTG) di Jawa Barat Buah 27
1.12.11 Persentase Pelibatan Masyarakat dalam Perencanaan Pembangunan Persen 70
1.12.12 Persentase Kerjasama Pengembangan Kapasitas Produksi Desa, dan Akses Pemasaran Persen 30
Potensi Desa
1.12.13 Persentase Kader Terlatih dalam Kelembagaan Desa Persen 79,74
1.12.14 Persentase Desa Mandiri Persen 1,58
1.12.15 Jumlah Kabupaten/Kota yang melaksanakan TMMD/BBGRM/BSMSS Jumlah TMMD 12 Kab, BBGRM 1 &
BSMSS 24 Kab/Kota di
wilayah Kodam III Siliwangi
1.12.16 Jumlah KPD KPD 653,00
1.12.17 Persentase BUMDesa aktif Persen 69,55
1.13.18 Jenis inovasi dan TTG yang dihasilkan dari 27 Kabupaten/Kota Jenis 9,00
1.14 Perhubungan
1.14.1 Tingkat Ketersediaan Fasilitas Perlengkapan Jalan Persen 33,85
1.14.2 Persentase Ketersediaan Prasarana dan Fasilitas Keselamatan Perhubungan Laut dan Persen 36,16
ASDP
1.14.3 Persentase Ketersediaan Prasarana Perhubungan Udara Persen 58,01
1.14.4 Persentase Angkutan Penumpang Umum (AKDP) yang Daftar Ulang Kartu Pengawasan Persen 57,33
1.14.5 Persentase keikutsertaan kabupaten/ kota dalam WTN Persen 70,37
1.14.6 Persentase ketersediaan terminal type B yang memenuhi standar Persen 71,21
1.14.7 Persentase ketersediaan Fasilitas Perlengkapan Jalan (Rambu, Marka, Guardrail, PJU) di Persen 33,85
Jalan Provinsi
1.14.8 Persentase ketersedian Prasasarana Transpotasi Darat, Laut dan ASDP, Kereta Api dan Persen 73,61
Udara
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2019
1 2 3 8
1.15.2 Indeks Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) Poin 3,00
1.15.3 Persentase Penyelesaian Sengketa Informasi di Daerah Persen 93
1.15.4 Indeks Keterbukaan Informasi Publik Persen 90,40
1.15.5 Indeks Keamanan Informasi (Indeks KAMI) Score 571
1.15.6 Tingkat kematangan pengelolaan dan layanan statistik sektoral Persen 77.99
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2019
1 2 3 8
1.18.8 Persentase organisasi kepemudaan yang dibina Persen 110
1.18.9 Jumlah pemuda Jawa Barat yang berwirausaha Orang 1.082
1.18.10 Jumlah Pemuda Jawa Barat yang dibina untuk prestasi Nasional Orang 19
1.19 Kebudayaan
1.19.1 Jumlah Sarana Penyelenggaraan Seni Dan Budaya Unit 13
1.19.2 Jumlah Benda, Situs Dan Kawasan Cagar Budaya Yang Dilestarikan Jumlah 30
1.19.3 Pelestarian Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah (Jumlah Pembinaan Pelestarian Bahasa, Pembinaan 16
Sastra, dan Aksara Daerah)
1.19.4 Pelestarian Cagar Budaya, Nilai Budaya, Sejarah dan Permuseuman (Jumlah Pembinaan Pembinaan 30
Pelestarian Cagar Budaya, Nilai Budaya, Sejarah dan Permuseuman)
1.19.5 Pengusulan HKI Usulan/ 1
Rekomendasi Per
Tahun
1.19.6 Pelestarian Seni Tradisi (Jumlah Pembinaan Pelestarian Seni Tradisi) Pembinaan 9
1.19.7 Jumlah Event/Festival/Pasanggiri/ Lomba/Sayembara Karya Seni Event Per Tahun 7
1.19.8 Persentase seni budaya dan destinasi wisata yang dipromosikan Persen 77,77
1.19.9 Pengusulan HAKI/Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Usulan 13,00
1.19.10 Pelestarian seni tradisi, kontemporer dan perfilman Jenis 9,00
1.19.11 Persentase seni dan budaya yang dilestarikan Persen 58,21
1.19.12 Persentase Benda Koleksi Museum Sri Baduga yang dilestarikan Persen/Koleksi 26,46%/ 800 koleksi museum
1.20 Statistik
1.20.1 Buku Provinsi Dalam Angka ada/tidak Ada
1.20.2 Buku PDRB Provinsi ada/tidak Ada
1.21 Persandian
1.21.1 Persentase aplikasi di Pemda yang telah dilakukan penetration test Aplikasi 22
1.22 Perpustakaan
1.22.1 Jumlah Pengunjung Perpustakaan Per Tahun Orang 676.609
1.22.2 Koleksi Buku Yang Tersedia Di Perpustakaan Umum Eksemplar 536.373
1.22.3 Indeks Membaca Masyakarat Poin 68,50
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2019
1 2 3 8
1.22.4 Tingkat ketersediaan fasilitas membaca Poin 62,76
1.22.5 Tingkat kebiasaan membaca masyarakat Poin 67,68
1.22.6 Tingkat pemanfaatan bahan bacaan Poin 74,39
1.22.7 Laju Koleksi buku yang tersedia di Perpustakaan daerah Persen 2,20
1.22.8 Persentase karya cetak, karya rekam dan hasil khazanah budaya Jawa Barat yang Persen 2,87
disimpan sesuai dengan peraturan
1.22.9 Rasio perpustakaan persatuan penduduk Poin 0,3178
1.22.10 Persentase pustakawan, tenaga teknis dan penilai lingkup provinsi yang memiliki sertifikat Persen 17,31
1.22.11 Persentase Koleksi buku yang dibaca Persen 1,65
1.22.12 Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) terhadap Pelayanan Perpustakaan Poin 82,75
1.23 Kearsipan
1.23.1 Persentase Perangkat Daerah Yang Mengelola Arsip Secara Baku Persen 11
1.23.2 Jumlah Kegiatan Peningkatan SDM Pengelola Kearsipan Kegiatan 7
1.23.3 Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) terhadap Pelayanan Kearsipan Poin 50,00
1.23.4 Tingkat Penyelamatan Arsip Statis Persen 16,90
1.23.5 Tingkat Pelestarian Arsip Statis Persen 17,10
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2019
1 2 3 8
2.1.13 Peningkatan Produksi Perikanan Tangkap Persen 102,35
2.1.14 Peningkatan Produksi Non Konsumsi Persen 20,39
2.1.15 Kontribusi terhadap pemenuhan benih ikan mas nasional Persen 59,1
2.1.16 Kontribusi terhadap pemenuhan benih ikan nila nasional Persen 39,75
2.1.17 Kontribusi terhadap pemenuhan benih ikan patin nasional Persen 49,36
2.1.18 Kontribusi terhadap pemenuhan benih ikan lele nasional Persen 30,29
2.1.19 Persentase Permintaan Benih Ikan Gurame Persen 58,63
2.1.20 Persentase peningkatan produksi olahan Persen - 43,15
2.1.21 Persentase peningkatan produksi garam Persen -6,69
2.1.22 NTP Sub sektor perikanan poin 109,49
2.1.23 Persentase peningkatan jumlah ekspor hasil perikanan Persen 14,9
2.1.24 Produksi Perikanan Ton 1.518.215,58
2.1.25 Peningkatan Konsumsi Ikan Jawa Barat Persen 2,95
2.1.26 Persentase Kawasan Konservasi Perairan yang Dikelola Persen 14,03
2.1.27 Persentase Tingkat Kepatuhan Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan Terhadap Peraturan
Persen 51,18
Perundang undangan
2.2 Pariwisata
2.2.1 Jumlah Wisatawan Mancanegara Orang 3.645.433
2.2.2 Jumlah Wisatawan Domestik Orang 64.610.832
2.2.3 Jumlah Event Pariwisata Event Per Tahun 3
2.2.4 Jumlah Event Promosi Pariwisata Event Per Tahun 5
2.3 Pertanian
2.3.1 Produksi Padi Sawah Ton 13.200.114
2.3.2 Luas Tanam Padi Sawah Hektar 1.903.360
2.3.3 Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Persen 8,77
2.3.4 Nilai TukarPetani Poin 112,36
2.3.5 Pertumbuhan Subsektor Tanaman Pangan Persen -17,91
2.3.6 Pertumbuhan Subsektor Tanaman Hortikultura Persen -12,55
2.3.7 Peningkatan Produksi Tanaman Pangan Persen -7,13
2.3.8 Peningkatan Produksi Tanaman Hortikultura Persen 3,96
2.3.9 Jumlah Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Ton 17.986.061
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2019
1 2 3 8
2.3.10 Peningkatan ketersediaan benih unggul komoditas perkebunan Persen 2,7
2.3.11 Penurunan intensitas serangan OPT Perkebunan Persen -1,20
2.3.12 Presentase peningkatan produksi komoditas unggulan utama perkebunan Persen 1,00
2.4 Kehutanan
2.4.1 Luas Rehabilitasi Lahan Kritis /Penanaman Pohon Hektar 37.894,44
2.4.2 Produksi Hutan Rakyat m3 2.322.751,44
2.4.3 Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB Persen 0,06
2.4.4 Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Kritis Persen 35,44
2.4.5 Kerusakan Kawasan Hutan Persen 0,13
2.4.6 Peningkatan Produksi Hasil Hutan Persen 108,15
2.4.7 Peningkatan Penerimaan Jasa Wisata Alam Persen -5,75
2.4.8 Persentase Tutupan Hutan Persen 40,27
2.4.9 Jumlah Penangkar Tumbuhan dan Satwa Liar yang tidak dilindungi yang memiliki izin Persen 174
2.4.10 Penurunan Gangguan Keamanan Hutan Persen 2
2.4.11 Persentase tutupan lahan yang berfungsi lindung terhadap luas wilayah Persen 18,73
2.4.12 Jumlah lokasi kawasan hutan yang siap ditata batas Lokasi 5,00
2.4.13 Persentase peningkatan jumlah tumbuhan satwa liar yang ditangkarkan Persen 6
2.4.14 Persentase bertambahnya produksi hasil hutan kayu Persen 66,18
2.4.15 Persentase bertambahnya produksi hasil hutan bukan kayu Persen 122,14
2.4.16 Persentase bertambahnya produksi olahan hasil hutan kayu dan bukan kayu Persen 50,89
2.4.17 Jumlah unit hutan rakyat yang dikelola secara lestari Lokasi 0
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2019
1 2 3 8
2.6 Perdagangan
2.6.1 Nilai Ekspor Bersih Perdagangan U$ Juta 19,679
2.6.2 Ekspor NonMigas Juta US$ 29.698,1
2.6.3 Kontribusi Ekspor NonMigas Persen 19,05
2.6.4 Indeks Keberdayaan Konsumen Poin 37
2.6.5 Jumlah Pengujian Mutu Barang Jumlah Pengujian 408
2.6.6 Pengawasan Barang Beredar dan Jasa SNI Wajib 101
2.6.7 IHK (Indeks Harga Konsumen) bahan makanan Poin 151,778
2.6.8 Volume Ekspor Non Migas Ribu Ton 7.393,30
2.6.9 Nilai Ekspor Non Migas Juta USD 29.709,05
2.6.10 Peningkatan Nilai Ekspor Non Migas Jawa Barat per tahun Persen - 1,38
2.6.11 Peningkatan Jumlah eksportir Jawa Barat per tahun eksportir 254
2.6.12 Penurunan Nilai Impor Jawa Barat Persen 10
2.6.13 Jumlah revitalisasi pasar tradisional Unit 7
2.6.14 Jumlah kerjasama perdagangan Buah 14
2.6.15 Terkendalinya inflasi Jawa Barat Persen 3.21
2.6.16 Jumlah UTTP dan BDKT Buah 6952
2.6.17 Peningkatan cakupan pengawasan barang beredar Persen 100
2.6.18 Indeks kemberdayaan konsumen (IKK) Poin 41,7
2.6.19 Jumlah barang yang diuji Buah 10
2.6.20 Laju pertumbuhan ekspor non migas Persen 1,38
2.7 Perindustrian
2.7.1 Peranan Sektor Industri Pengolahan terhadap PDRB (ADHB) Persen 41,60
2.7.2 Laju Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan (ADHK) Persen 4,04
2.7.3 Jumlah Unit usaha Industri Unit Usaha 214.287
2.7.4 Peningkatan Jumlah wirausaha baru Orang 16.204
2.7.5 Pertumbuhan Industri Manufaktur pada PDRB Jawa Barat Triliun upiah 78,760
2.7.6 Peningkatan Nilai Produksi IKM Persen 9,90
2.7.7 Peningkatan Jumlah SDM IKM yang bersertifikat Orang 3.665
2.7.8 Peningkatan nilai produksi industri Persen 1.68
2.7.9 Jumlah kerjasama industri Buah 6
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2019
1 2 3 8
3.2 Keuangan
3.2.1 Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah predikat WTP
3.2.2 Ketepatan Waktu Penetapan APBD Tepat waktu/Tidak Tepat waktu
3.2.3 Jumlah penetapan petunjuk pelaksanaan di bidang pengelolaan keuangan daerah Buah 3
3.2.4 Tingkat Akuntabilitas Penggunaan Anggaran Persen 100
3.2.5 Persentase aset yang diamankan secara fisik dan legal Persen 40
3.2.6 Tingkat pemanfaatan dan pendayagunaan asset daerah. Persen 85
3.2.7 Indeks Kepuasan Masyarakat (Pelayanan Pendapatan Daerah) Skor 84,6
CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2019
1 2 3 8
3.4.10 Persentase dokumen B28perencanaan, peningkatan kualitas aparatur, sarana prasarana Persen 100,00
dan dokumen pengelolaan keuangan
3.5 Penghubung
3.5.1 Persentase koordinasi jejaring kerja dalam rangka fasilitasi penyelenggaraan pemerintahan Persen 100,00
dan pembangunan Jawa Barat
3.5.2 Persentase fasilitasi promosi dan informasi penyelenggaraan pemerintahan dan potensi Persen 100,00
pembangunan Jawa Barat
Tabel 2.96
Dampak COVID-19 Pada Komponen PDRB
Berdasarkan Pengeluaran di Jawa Barat
Gambar 2.55
Perkembangan Tingkat Penghunian Kamar (TPK)
Jawa Barat 2018-2020
Gambar 2.56
Perkembangan Tingkat Penghunian Kamar (TPK)
Jawa Barat
Gambar 2.57
Perkembangan Jumlah Wisatawan Mancanegara ke Jawa Barat
Tahun 2019-2020
15.159
14.740
13.551
12.980 12.686
12.100
5.880
b. Sektor UMKM
Kredit UMKM pada Triwulan II-2020 mencapai Rp146,63 triliun atau
tumbuh 0,55 persen (yoy) melambat signifikan dibandingkan dengan
Triwulan I-2020 yang tumbuh 9,69 persen (yoy). Perlambatan kredit UMKM
salahsatunya terjadi pada sektor industri, perdagangan, jasa akomodasi
dan makan minum. Banyak UMKM di Jawa Barat yang merugi dan tutup
disebabkan oleh penyebaran COVID-19. UMKM yang terdampak COVID-19
sekitar 80 persen. Adapun 20 persen UMKM yang terdampak adalah yang
menggunakan platform online. UMKM yang paling terdampak diantaranya
fashion, kerajinan tangan, jasa transportasi online, hingga kuliner (Ketua
Asosiasi UMKM pada kumparan.com, 22 Maret 2020)..
UMKM dapat mengajukan restrukturisasi kredit/keringanan dalam
waktu maksimal 1 (satu) tahun untuk penyesuaian pembayaran cicilan
pokok/bunga, perpanjangan waktu yang ditetapkan oleh bank/leasing)
sebagaimana diatur oleh PO OJK No.11/POJK.03/2020 mencapai hampir
77 persen dari total UMKM di Jawa Barat (sektor-sektor terkait pariwisata,
transportasi, perhotelan, perdagangan, industri pengolahan, pertanian,
dan pertambangan) (BI, 2020).
Risiko kredit UMKM tercermin dari non performing loan (NPL) atau
kredit macet. Pada Triwulan II-2020 NPL UMKM di Jawa Barat adalah 4,35
persen, meningkat dari Triwulan I-2020 sebesar 4,22 persen. Risiko NPL
TOTAL
No Jawa Barat
DEBITUR BAKI DEBET
1 Bank Umum 1.534.444 119.725
- Berkantor Pusat 8.246 3.118,08
1. BJB 7.368 1.952,35
2. BJBS 607 531,16
3. Fama International 207 466,89
4. Bisnis Internasional 64 167,69
- Non Kantor Pusat 1.526.198 116.607,00
2 BPR 188.711 1.849,21
- KR 2 Jawa Barat 175.687 1.464,13
- KOJK Cirebon 6.170 193,31
- KOJK Tasikmalaya 6.854 191,77
3 Lembaga Pembiayaan 1.184.308 34.414,15
Total 2.907.463 155.988,44
Sumber: OJK Kantor Regional II Jawa Barat, diolah (15 Juni 2020)
Gambar 2.58
Kondisi Penyaluran KUR Jawa Barat Tahun 2018-2020
Sumber: OJK Kantor Regional II Jawa Barat, diolah (15 Juni 2020)
Selain tren penurunan, penyaluran KUR ini dapat menjadi salah satu
indikator lesunya sektor riil di segmen UMKM, hal ini dapat diakibatkan
juga oleh keterbatasan-keterbatasan yang disebabkan oleh faktor-faktor
yang timbul pada sisi debitur maupun bank/lembaga penyalur KUR akibat
adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
c. Sektor Ketenagakerjaan
Dampak dari pandemi COVID-19 pada sektor industri memengaruhi
ketenagakerjaan (para pekerja/buruh). Berdasarkan data per tanggal 20
Oktober 2020 dari Dinas Tenaga Kerja Provinsi Jawa Barat diketahui
terdapat sebanyak 1.983 perusahaan yang terdampak akibat COVID-19,
dengan total pekerja/buruh yang terdampak sebanyak 111.985 orang.
Grafik di bawah menunjukkan persentase pekerja/buruh yang
dirumahkan sebagai dampak COVID-19 per sektor usaha.
.
Gambar 2.59
Persentase Pekerja/Buruh yang Dirumahkan dampak COVID-19
Per Sektor Usaha (%)
Sumber: Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat, 20 Oktober 2020
Gambar 2.60
Persentase Pekerja/Buruh yang Di-PHK dampak COVID-19
Per Sektor Usaha (%)
Sumber: Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat, 20 Oktober 2020
Tabel 2.98
Penyertaan Modal Pemerintah Provinsi Jawa Barat Terhadap BUMD
Tabel 2.99
Kontribusi Pajak dari PT Jaswita Jabar
ke Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pusat Tahun 2018
(Dalam Jutaan Rupiah)
Program
Perangkat
Perangkat
Jenis Daerah Terkait
Capaian Daerah
No Pelayanan Pelaksanaan Indikator Pencapaian Ket.
2019 Penanggung
Dasar Jenis
Jawab
Pelayanan
Dasar
SPM PENDIDIKAN
1 Pendidikan Program Jumlah anak usia 16 63,88% Dinas
menengah Pendidikan sampai dengan 18 Pendidikan
Menengah tahun yang sudah
tamat atau sedang
belajar
2 Pendidikan Program Jumlah anak usia 4 91,29% Dinas
khusus Pendidikan (empat) sampai dengan Pendidikan
Khusus dan 18 tahun yang sudah
Pendidikan tamat atau sedang
Layanan belajar
Khusus
SPM KESEHATAN
1 Pelayanan Program Jumlah Warga Negara 100% Dinas
kesehatan bagi Kesehatan yang terdampak krisis (49.652 Kesehatan
penduduk Akibat Bencana kesehatan akibat jiwa)
terdampak krisis dan/atau Akibat bencana dan/atau
kesehatan KLB Provinsi berpotensi bencana
akibat bencana provinsi yang
dan/atau mendapatkan layanan
berpotensi kesehatan
bencana provinsi
Program
Perangkat
Perangkat
Jenis Daerah Terkait
Capaian Daerah
No Pelayanan Pelaksanaan Indikator Pencapaian Ket.
2019 Penanggung
Dasar Jenis
Jawab
Pelayanan
Dasar
2 Pelayanan Program Jumlah Warga Negara 100% Dinas
kesehatan bagi Kesehatan pada kondisi kejadian (3.657 Kesehatan
penduduk pada Akibat Bencana luar biasa provinsi Jiwa)
kondisi kejadian dan/atau Akibat yang mendapatkan
luar biasa KLB Provinsi layanan kesehatan
provinsi
a. Difteri 100%
(100
Suspect
Difteri +
2535
Kontak
erat)
b. Keracunan 100%
Makanan (974
Kasus)
c. Hepatitis A 100%
(48
Kasus)
SPM PEKERJAAN UMUM
1 Pemenuhan Program Jumlah Warga Negara 50% Dinas
kebutuhan air Pembinaan dan yang memperoleh Perumahan
minum curah Pengembangan kebutuhan air minum dan
lintas Infrastruktur curah lintas Permukiman
kabupaten/kota Permukiman kabupaten/kota
2 Penyediaan Program Jumlah Warga Negara 72,44% Dinas
pelayanan Pembinaan dan yang memperoleh Perumahan
pengolahan air Pengembangan layanan pengolahan dan
limbah domestik Infrastruktur air limbah domestik Permukiman
regional lintas Permukiman regional lintas
kabupaten/kota kabupaten/kota
SPM PERUMAHAN RAKYAT
1 Penyediaan dan Program Jumlah Warga Negara - Dinas Tahun
rehabilitasi Pengembangan korban bencana yang Perumahan 2019,
rumah yang Perumahan dan memperoleh rumah dan tidak ada
layak huni bagi Kawasan layak huni Permukiman bencana
korban bencana Permukiman yang
provinsi dikategori
kan
bencana
provinsi
2 Fasilitasi Program Jumlah Warga Negara - Dinas Tahun
penyediaan Pengembangan yang terkena relokasi Perumahan 2019,
rumah yang Perumahan dan akibat program dan tidak ada
layak huni bagi Kawasan Pemerintah Daerah Permukiman program
masyarakat yang Permukiman provinsi yang relokasi
terkena relokasi memperoleh fasilitasi rumah
program penyediaan rumah
Pemerintah yang layak huni
Daerah provinsi
SPM KETENTERAMAN, KETERTIBAN UMUM, DAN PELINDUNGAN MASYARAKAT
1 Pelayanan Program Jumlah Warga Negara - Satuan Polisi
ketenteraman Pemeliharaan yang memperoleh Pamong Praja
dan ketertiban Ketertiban layanan akibat dari
umum provinsi. Umum dan penegakan
Ketentraman hukum perda dan
Masyarakat perkada di Provinsi
Serta
Perlindungan
Masyarakat
SPM SOSIAL
1 Rehabilitasi Program Jumlah warga negara 100% Dinas Sosial
sosial dasar Pelayanan penyandang disabilitas
Program
Perangkat
Perangkat
Jenis Daerah Terkait
Capaian Daerah
No Pelayanan Pelaksanaan Indikator Pencapaian Ket.
2019 Penanggung
Dasar Jenis
Jawab
Pelayanan
Dasar
penyandang Rehabilitasi terlantar yang
disabilitas Sosial mendapatkan
telantar di rehabilitasi sosial
dalam panti dasar di dalam panti
2 Rehabilitasi Program Jumlah warga negara 123,38% Dinas Sosial
sosial dasar Pelayanan anak terlantar yang
anak telantar di Rehabilitasi mendapatkan
dalam panti Sosial rehabilitasi sosial
dasar di dalam panti
3 Rehabilitasi Program Jumlah warga negara 129,14% Dinas Sosial
sosial dasar Perlindungan lanjut usia terlantar
lanjut usia dan Jaminan yang mendapatkan
telantar di Sosial rehabilitasi sosial
dalam panti dasar di dalam panti
4 Rehabilitasi Program Jumlah warga 51,71% Dinas Sosial
sosial dasar Pelayanan dan negara/gelandangan
tuna sosial Rehabilitasi dan pengemnis yang
khususnya Sosial mendapatkan
gelandangan rehabilitasi sosial
dan pengemis di dasar di dalam panti
dalam panti
5 Perlindungan Program Jumlah warga negara 100% Dinas Sosial
dan jaminan Perlindungan korban bencana
sosial pada saat dan Jaminan provinsi yang
dan setelah Sosial mendapatkan
tanggap darurat perlindungan dan
bencana bagi jaminan sosial pada
korban bencana saat dan setelah
provinsi tanggap darurat
bencana provinsi
Sumber: RKPD Provinsi Jawa Barat, Tahun 2020
BAB III
GAMBARAN KEUANGAN DAERAH
Tabel 3.1
Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015–2019
Rata-rata
No Uraian 2015 2016 2017 2018 2019 Pertumbuhan
(%)
4 PENDAPATAN 24.009.980.850.227 27.694.035.120.859 32.163.957.645.604 33.919.022.032.348 36.037.894.762.461 10,8%
PENDAPATAN ASLI
4.1 16.032.856.414.345 17.042.895.113.672 18.081.123.739.824 19.642.915.448.764 21.244.266.598.018 7,3%
DAERAH
4.1.1 Pendapatan Pajak daerah 14.617.071.393.160 15.727.483.589.791 16.483.085.760.842 18.153.616.036.193 19.626.352.311.765 7,7%
Pendapatan Retribusi
4.1.2 73.404.322.719 73.564.738.396 60.273.043.774 49.176.487.699 56.222.370.756 -5,5%
daerah
Pendapatan Hasil
4.1.3 pengelolaan kekayaan 281.661.628.120 322.402.263.906 345.121.410.237 348.537.989.633 386.442.976.038 8,3%
daerah yang dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli
4.1.4 1.060.719.070.346 919.444.521.579 1.192.643.524.971 1.091.584.935.239 1.175.248.939.459 3,9%
Daerah
4.2 DANA PERIMBANGAN 2.506.877.511.840 10.622.671.443.683 13.981.445.314.589 14.208.000.403.584 14.715.372.046.649 90,1%
Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi
4.2.1 1.184.319.132.840 1.778.216.936.253 1.851.522.979.677 1.804.540.601.861 1.483.785.231.865 8,5%
Hasil Bukan Pajak
4.2.2 Dana Alokasi Umum 1.303.654.355.000 1.248.112.171.860 3.011.001.477.000 3.023.552.986.000 3.212.647.404.000 35,9%
4.2.3 Dana Alokasi Khusus 18.904.024.000 7.596.342.335.570 9.118.920.857.912 9.379.906.815.723 10.018.939.410.784 10028,4%
LAIN-LAIN PENDAPATAN
4.3 5.470.246.924.042 28.468.563.504 101.388.591.191 68.106.180.000 78.256.117.794 34,7%
DAERAH YANG SAH
4.3.1 Pendapatan Hibah 22.869.295.542 23.468.563.504 23.799.491.191 22.044.000.000 23.188.473.794 0,5%
4.3.4 Dana Penyesuaian 5.447.377.628.500 5.000.000.000 7.500.000.000 33.750.000.000 42.579.794.000 81,6%
4.3.3 Lain-lain Penerimaan - - - - - -
Bantuan Keuangan dari
4.3.5 provinsi /Pemerintah - - 70.089.100.000 12.312.180.000 12.487.850.000 -
Daerah lainnya
Sumber: LRA, Tahun 2015–2019
Gambar 3.1
Rata-Rata Proporsi Komponen Pendapatan Daerah
Tahun 2015–2019
4,7%
PENDAPATAN ASLI DAERAH
35,0%
60,3% DANA PERIMBANGAN
LAIN-LAIN PENDAPATAN
DAERAH YANG SAH
Gambar 3.2
Rata–Rata Proporsi Komponen Pendapatan Asli Daerah
Tahun 2015–2019
91,9%
b) Dana Perimbangan
Komposisi Dana Perimbangan selama Tahun 2015-2019 berasal dari
DAK sebesar 54,3 persen dan Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar 25,7
Gambar 3.3
Rata–Rata Proporsi Komponen Dana Perimbangan
Tahun 2015–2019
Gambar 3.4
Rata–Rata Proporsi Komponen Lain-Lain
Pendapatan Daerah Yang Sah Tahun 2015–2019
Pendapatan Hibah
20,6%
33,7%
0,0% Dana Penyesuaian
Lain-lain Penerimaan
45,7%
Bantuan Keuangan dari
provinsi /Pemerintah
Daerah lainnya
2. Belanja Daerah
Selain mengukur kinerja APBD dari sumber pendapatan, juga
dilakukan pada sisi realisasi belanja pemerintah daerah. Secara umum
komponen belanja terdiri dari:
1) Belanja Tidak Langsung yang didalamnya terdiri atas Belanja
Pegawai, Belanja Bunga, Belanja Subsidi, Belanja Hibah, Belanja
Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil Kepada Kabupaten/Kota dan
Pemerintah Desa, Belanja Bantuan Keuangan kepada
provinsi/kabupaten/kota dan Pemerintah Desa Lainnya, dan
Belanja Tidak Terduga; dan
2) Belanja Langsung yang didalamnya terdiri atas Belanja Pegawai,
Belanja Barang dan Jasa, serta Belanja Modal.
Pengukuran kinerja suatu daerah juga dapat dilihat dari seberapa
besar realisasi belanja yang telah terserap, semakin besar realisasi belanja
semakin bagus kinerja suatu daerah. Alokasi belanja daerah sebagian
besar dialokasikan untuk pelayanan kepada masyarakat sehingga bisa
menggerakkan perekonomian sektor riil yang berakibat pada peningkatan
pendapatan masyarakat. Realisasi belanja daerah tahun 2015–2019
disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.2
Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Belanja Daerah Provinsi Jawa Barat
Tahun 2015–2019
Realisasi Rata-Rata
Kode Uraian
2015 2016 2017 2018 2019 Pertumbuhan (%)
5 BELANJA 24.417.605.860.513 27.621.964.467.242 32.706.749.485.376 33.333.824.961.824 35.833.086.126.516 10,2%
BELANJA TIDAK
5.1 19.256.280.145.688 21.748.500.641.497 25.804.945.655.137 25.647.521.830.488 28.100.337.548.508 10,1%
LANGSUNG
5.1.1 Belanja Pegawai 1.671.229.142.927 1.835.034.492.249 5.152.653.055.073 5.543.456.779.986 5.605.436.893.218 49,8%
5.1.3 Belanja Subsidi 18.990.870.500 14.999.772.000 14.758.266.000 19.359.366.500 19.384.264.000 2,2%
5.1.4 Belanja Hibah 6.826.862.952.000 9.854.923.609.133 9.526.753.045.558 8.591.815.722.306 8.802.612.033.243 8,4%
5.1.5 Belanja Bantuan Sosial 3.048.750.000 9.940.000.000 37.096.500.000 285.950.507.171 277.619.075.000 291,8%
5.1.6 Belanja Bagi Hasil 6.406.192.657.944 6.393.271.239.759 6.902.132.882.595 7.450.622.081.732 7.901.869.013.400 5,4%
Belanja Bantuan
5.1.7 4.329.955.772.317 3.640.311.644.356 4.171.504.088.911 3.756.133.209.513 5.493.416.269.647 8,7%
Keuangan
5.1.8 Belanja Tidak Terduga - 19.884.000 47.817.000 184.163.280 - -
5.2 BELANJA LANGSUNG 5.161.325.714.825 5.873.463.825.745 6.901.803.830.239 7.686.303.131.336 7.732.748.578.008 10,8%
5.2.1 Belanja Pegawai 223.252.160.576 233.811.805.839 281.793.512.576 239.876.746.009 283.317.579.553 7,1%
Belanja Barang dan
5.2.2 2.639.397.429.044 2.780.296.396.345 4.308.394.171.933 4.300.579.125.004 4.919.083.456.094 18,6%
jasa
5.2.3 Belanja Modal 2.298.676.125.205 2.859.355.623.561 2.311.616.145.730 3.145.847.260.323 2.530.347.542.361 5,4%
Sumber: LRA Tahun 2015-2019, diolah
Tabel 3.3
Kemampuan Keuangan Daerah Tahun Anggaran Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2015–2019
B Belanja Pegawai
1 Belanja Gaji dan Tunjangan 731.450.717.945 774.052.942.382 2.567.003.671.898 2.517.071.384.469 3.641.345.847.077
2 Tambahan pengjhasilan PNS 632.816.883.316 722.775.955.703 1.161.360.854.267 1.520.516.796.249 1.472.412.473.875
Jumlah B 1.364.267.601.261 1.496.828.898.085 3.728.364.526.165 4.037.588.180.718 5.113.758.320.952
Kemampuan Keuangan
17.156.562.300.924 18.572.395.323.700 19.215.283.670.336 20.433.420.855.907 20.826.940.912.931
Daerah
Sumber: Diolah dari LRA Provinsi Jawa Barat, Tahun 2015-2019
3. Pembiayaan
Pembiayaan daerah meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun
anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran
berikutnya. Secara umum komponen pembiayaan daerah Provinsi Jawa Barat
terdiri dari:
1) Penerimaan pembiayaan daerah yang didalamnya terdiri atas sisa
lebih perhitungan anggaran tahun lalu, penerimaan kembali
pemberian pinjaman, dan penerimaan piutang daerah;
2) Pengeluaran pembiayaan daerah yang didalamnya terdiri atas
pembentukan dana cadangan, penyertaan modal (Investasi)
pemerintah daerah, dan pembayaran pokok utang; dan
3) Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berjalan.
Gambaran tentang realisasi pembiayaan daerah yang disajikan pada
tabel di bawah ini menginformasikan mengenai rata-rata
perkembangan/kenaikan realisasi penerimaan dan pengeluaran daerah
Provinsi Jawa Barat.
Tabel 3.4
Realisasi Pembiayaan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2015–2019
Rata-Rata
No Uraian 2015 2016 2017 2018 2019 Pertumbuhan
(%)
6 PEMBIAYAAN DAERAH (netto) 3.891.871.624.714 3.271.852.254.627 3.036.248.951.611 2.475.492.824.311 3.084.492.273.179 -4,2%
6.1 Penerimaan Pembiayaan 4.551.871.624.714 3.650.427.254.627 3.348.123.951.611 2.563.692.823.111 3.161.292.271.179 -7,1%
6.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran 4.549.073.508.028 3.485.029.560.541 3.345.697.892.227 2.493.457.111.838 3.060.677.232.835 -7,5%
Tahun Sebelumnya ( Silpa )
Koreksi - - -
6.1.5 Penerimaan Kembali Pemberian 2.798.116.686 165.397.694.086 -
Pinjaman
6.1.8 Penerimaan Kembali Dana Bergulir - - 2.426.059.384 70.235.711.273 100.615.038.344
6.2 Pengeluaran Pembiayaan 660.000.000.000 378.575.000.000 311.875.000.000 88.199.998.800 76.799.998.000 -36,2%
6.2.2 Penyertaan Modal (Investasi) 610.000.000.000 378.575.000.000 311.875.000.000 88.199.998.800 76.799.998.000 -35,1%
Pemerintah Daerah
6.2.5 Dana Bergulir 50.000.000.000 - -
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran 3.484.246.614.428 3.343.922.854.244 2.493.457.111.838
(SILPA)
Sumber: LRA Tahun 2015-2019, diolah
Tabel 3.5
Neraca Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2015–2019
Rata-Rata
Uraian 2015 2016 2017 2018 2019 Pertunbuhan
(%)
ASET
ASET LANCAR
Kas Di Kas Daerah 3.459.266.840.057 3.315.803.533.501 2.404.194.947.419 2.995.658.149.272 3.145.941.829.515 -0,51%
Kas Di Bendahara Penerimaan 213.250 - 129.441.300 15.000 48.547.500
Kas Di Bendahara Pengeluaran 329.625.741 690.217.203 44.795.467.537 1.839.118.932 46.573.408.799 2208,98%
Kas Di BLUD 24.903.737.136 27.429.103.540 46.243.868.312 61.206.204.462 96.737.122.509 42,29%
Kas Lainnya - - 75.389.070 - 76.799.998.800
Piutang Pajak Dan Retribusi - - -
Piutang Pajak 1.987.572.773.342 1.128.749.868.058 208.989.450.410 227.782.482.180 231.207.921.261 -28,55%
Piutang Retribusi 1.964.157.020 1.925.608.925 3.884.941.338 516.873.640 526.027.940 3,72%
Piutang Lain - Lain PAD Yang Sah - 64.780.902.087 80.236.170.745 116.756.792.026 65.460.440.000
Piutang BLUD 41.854.871.409 - -
Bagian Lancar Tagihan Penjualan 563.677.395 504.897.595 446.607.995 437.937.145 404.635.369 -7,88%
Angsuran
Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi 3.168.398.993 3.690.500.531 3.698.031.989 25.070.700.886 18.647.662.551 142,25%
Bagian Lancar Piutang Sewa 768.541.821 1.395.534.560 820.635.471 629.423.452 593.826.915 2,86%
Bagian Lancar Piutang Kerjasama - 5.330.997.000 4.630.075.000 4.645.226.000 4.660.452.000
Piutang Lainnya 6.189.134.585 - - 1.821.451.714 4.641.583.735
Penyisihan Piutang (118.835.119.335) (129.115.859.784) (16.494.060.183) (38.207.338.451) (18.204.712.271) 0,18%
Penyisihan Piutang BLUD (16.246.552.322) - - - 1.463.906.123
Beban Dibayar Dimuka 2.246.774.962 8.509.512.481 7.421.881.280 6.048.339.977 7.704.641.825 68,71%
Persediaan 119.210.109.468 217.188.565.589 235.735.480.747 260.228.798.542 232.043.778.941 22,57%
Persediaan BLUD 5.427.649.485 11.966.613.798 23.591.516.524 31.659.097.307 31.067.736.562 62,49%
Piutang Dana Bagi Hasil Pajak 1.934.995.945
Piutang Transfer Pemerintah Pusat– 257.799.774.614
Dana Perimbangan
Rata-Rata
Uraian 2015 2016 2017 2018 2019 Pertunbuhan
(%)
JUMLAH ASET LANCAR 5.518.384.833.007 4.658.849.995.084 3.048.399.844.954 3.698.028.268.029 4.204.118.582.687 -3,79%
ASET TETAP
Tanah 8.220.334.492.471 8.865.243.125.716 11.458.684.421.322 11.755.360.838.224 12.029.703.019.503 10,51%
Peralatan dan Mesin 2.288.227.089.078 2.816.907.751.955 4.523.831.967.246 5.097.590.400.898 5.912.399.795.185 28,09%
Gedung dan Bangunan 2.319.146.011.948 2.778.442.415.043 6.422.981.747.622 7.182.916.038.810 8.291.802.529.752 44,56%
Jalan, Jaringan dan Instalasi 7.145.536.334.038 7.134.806.709.143 7.678.593.819.862 8.478.755.549.176 9.065.518.230.664 6,20%
Aset Tetap Lainnya 45.648.970.080 80.245.207.457 482.803.913.007 682.825.734.417 874.523.864.956 161,74%
Konstruksi Dalam Pengerjaan 696.785.048.687 1.085.315.941.948 1.045.971.403.432 1.432.169.457.044 1.581.810.135.362 24,88%
Akumulasi Penyusutan (7.133.000.193.744) (7.264.174.288.881) (9.766.444.558.447) (10.866.545.619.576) (13.115.949.140.151) 17,06%
JUMLAH ASET TETAP 13.582.677.752.558 15.496.786.862.381 21.846.422.714.044 23.763.072.398.992 24.639.808.435.271 16,88%
Rata-Rata
Uraian 2015 2016 2017 2018 2019 Pertunbuhan
(%)
ASET LAINNYA
Bagian Jangka Panjang Piutang 12.125.000 36.081.458 - -
Tuntutan Ganti Rugi
Bagian Jangka Panjang Piutang Sewa - 939.000.867 398.504.367 1.151.447.915 629.996.000
Bagian Jangka Panjang Piutang - 166.759.570.655 162.129.495.655 157.484.269.655 152.823.817.655
Kerjasama
Kemitraan Dengan Pihak Ketiga 493.045.596.000 1.080.898.492.938 1.080.898.492.938 514.917.649.916 514.917.649.916 16,72%
Aset Tak Berwujud 116.833.277.765 146.318.803.358 194.400.566.850 145.500.000 145.500.000 -10,46%
Aset Lain - Lain 800.290.212.785 1.555.978.842.946 2.581.188.965.521 1.550.935.324.950 1.858.083.037.126 35,05%
Akumulasi Amortisasi (27.333.214.225) (30.860.083.853) (39.806.528.292) (91.625.000) (118.875.000) -7,03%
Akumulasi Penyusutan Aset Lain-lain (109.413.329.230) (915.717.666.096) (819.270.558.285) (828.275.489.302) (902.378.989.705) 184,11%
Akumulasi Penyusutan Kemitraan (23.617.558.587) (24.179.243.558)
dengan Pihak Ketiga
JUMLAH ASET LAINNYA 1.273.434.668.095 2.004.353.042.273 3.159.938.938.754 1.372.649.519.547 1.624.102.135.991 19,20%
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) 21.859.854 - 1.906.612.730 113.494.896 -
Pendapatan Diterima Dimuka 4.720.061.878 5.625.378.264 6.403.208.704 5.130.207.112 5.168.426.025 3,47%
Utang belanja 312.288.201.728 473.156.258.351 436.417.579.331 407.152.016.363 440.333.819.394 11,30%
Utang Jangka Pendek Lainnya - -
Utang Bagi Hasil Pajak-Retri-busi - -
kepada Pemkab/Pemkot
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA 317.030.123.460 478.781.636.615 444.727.400.765 412.395.718.371 445.502.245.419 11,17%
PENDEK
Rata-Rata
Uraian 2015 2016 2017 2018 2019 Pertunbuhan
(%)
Kewajiban Imbalan Pasca Kerja - - - -
BLUD
Kewajiban Jangka Panjang Lainnya 932.493.254 - - -
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA 932.493.254 - - - -
PANJANG
EKUITAS
EKUITAS 25.256.531.572.561 27.807.759.884.746 36.929.723.169.107 38.922.107.321.267 40.278.938.466.319 12,95%
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 25.574.494.189.275 8.286.541.521.361 37.374.450.569.872 39.334.503.039.639 40.724.440.711.738 73,05%
Sumber: Neraca Provinsi Jawa Barat Tahun 2015–2019
a) Aset
Aset Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat selama periode Tahun
2015-2019 mengalami kenaikan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar
12,89 persen. Rata-rata pertumbuhan untuk masing-masing jenis aset
antara lain investasi jangka panjang rata-rata tumbuh sebesar 20,13 persen,
aset tetap memiliki rata-rata pertumbuhan sebesar 16,88 persen, sedangkan
aset lancar mengalami penurunan rata-rata 3,79 persen.
b) Kewajiban
Kewajiban Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat selama periode
tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 mengalami fluktuasi antar waktu,
dengan rata-rata pertumbuhan selama periode tersebut sebesar 11,06
persen. Kewajiban ini berasal dari kewajiban jangka pendek dan tidak ada
kewajiban jangka panjang. Kewajiban jangka pendek bertumbuh dengan
rata-rata sebesar 11,17 persen.
c) Ekuitas Dana
Ekuitas Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat selama Tahun
2015-2019 mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berdasarkan dari
neraca daerah periode tahun 2015 sampai dengan tahun 2019, diperoleh
informasi bahwa jumlah ekuitas yang diperoleh sebesar 12,95 persen.
Berdasarkan data yang dijelaskan di atas, maka dilakukan
perhitungan rasio likuiditas dan rasio solvabilitas. Adapun rasio likuiditas
dan rasio solvabilitas dari tahun ke tahun pada periode 2015 sampai 2019
disajikan sebagaimana Tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.6
Analisis Rasio Keuangan Provinsi Jawa Barat
Tahun 2015–2019
A. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas yang digunakan dalam analisis kondisi keuangan
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat yaitu:
1. Rasio lancar (current ratio)
Rasio lancar menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi
kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dan
kewajiban lancar semakin tinggi kemampuan menutupi kewajiban jangka
pendeknya. Berdasarkan tabel di atas, rasio lancar pada tahun 2015 adalah
sebesar 17,41 dan cenderung turun pada tahun-tahun berikutnya hingga
tahun 2019 mencapai 9,44.
B. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan
daerah untuk memenuhi kewajiban finansialnya baik jangka pendek maupun
jangka panjang. Solvable berarti mempunyai aktiva atau kekayaan yang
cukup untuk membayar semua utangnya, jadi rasio solvabilitas adalah rasio
untuk mengukur kemampuan Pemerintah Daerah dalam memenuhi
kewajiban jangka panjang. Rasio solvabilitas terdiri atas:
Tabel 3.7
Perkembangan Pendanaan APBN (Dana Dekonsentrasi,
Urusan Bersama dan Tugas Pembantuan)
Provinsi Jawa Barat Tahun 2015–2019
TUGAS URUSAN
DEKONSENTRASI
NO. TAHUN PEMBANTUAN BERSAMA JUMLAH
(Rp.000)
(Rp. 000) (Rp. 000)
1 2015 480.151.693 214.300.159 584.660.182 1.279.112.034
2 2016 1.899.599.157 55.570.806 750.881.473 2.706.051.436
3 2017 814.031.093 19.947.452 435.453.571 1.269.432.116
4 2018 679.993.649 4.337.355 398.086.484 1.082.417.488
5 2019 471.895.517 - 402.673.419 874.568.936
Sumber: Bappeda Provinsi Jawa Barat, 2020, diolah
Gambar 3.5
Proporsi Mitra PKBL dan TJSL di Jawa Barat
49
170
Gambar 3.6
Jumlah Pendanaan dari Program PKBL dan TJSL di Jawa Barat
300.000,0
255.277
242.838
250.000,0
200.000,0
122.373
Miliar Rupaih
150.000,0
100.000,0 78.896
104.105
50.000,0
-
2015 2016 2017 2018 2019
Tabel 3.8
Perkembangan Pendanaan Kegiatan TJSL/PKBL
Provinsi Jawa Barat Tahun 2015–2019
Gambar 3.7
Perkembangan Pendanaan TJSLP/PKBL BUMD di Provinsi Jawa Barat
Tahun 2015–2019
25
Miliar Rupiah
22,34
20
15
14,09 13,79
10
9,09
- 0,52
2015 2016 2017 2018 2019
Gambar 3.8
Perkembangan Pendanaan TJSLP/PKBL Perusahaan Swasta di
Provinsi Jawa Barat Tahun 2015–2019
100,00
Miliar Rupiah
90,00
88,28
80,00
70,00
60,00
62,50
50,00
42,47 44,19
40,00
37,22
30,00
20,00
2015 2016 2017 2018 2019
Gambar 3.9
Perkembangan Pendanaan TJSLP/PKBL Berdasarkan Jenis
Perusahaan di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015–2019
180,00
Miliar Rupiah
166,55
160,00
140,00 144,66
120,00
100,00
80,00 77,67
88,28
60,00
47,54 62,50
40,00
42,47 44,19 32,58
20,00 37,22
22,34 0,52 9,09
- 14,09 13,79
2015 2016 2017 2018 2019
Tabel 3.9
Proyek Strategis dengan Skema KPBU
No. Proyek Strategis
1 Greater Bandung LRT Construction
2 PLTSa Legok Nangka
3 SPAM Metro Bandung (Sinumbra)
4 PLTSa Ciayumajakuning
5 Kawasan Pariwisata Geopark Ciletuh – Pelabuhan Ratu
6 Kawasan Sains Technopark Jatinangor
7 Kertajati Aerocity Railway Access Construction
8 Shortcut Cibungur-Tanjung Rasa
9 Nusawiru Airport Development (Pangandaran)
10 Pengembangan Kawasan Wisata dan MICE
11 Patimban Seaport Access, Subang Railway Construction
12 Cirebon Ring Road Construction
13 Puncak II Road Construction
14 Kolam Retensi di Kabupaten Bandung
15 Pengembangan Penerangan Jalan Umum di Jalan Provinsi
16 Pengembangan Rumah Sakit Provinsi
Sumber: Tim KPBU Provinsi Jawa Barat, Tahun 2020
Tabel 3.10
Prospek Proyek KPBU
Dinas yang Nilai
No. Nama Proyek Bertanggung Area Layanan Investasi
Jawab (dalam Rp)
1 Pengembangan Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi 200 M
Pariwisata dan Kebudayaan Untuk
Geopark Ciletuh aksesibilitas
2 SPALD Bandung Dinas Permukiman Kota Bandung, 115,3 M
Raya dan Perumahan Kabupaten Bandung
3 SPAM Bandung Dinas Permukiman Kabupaten Bandung, 2,9 T
Raya dan Perumahan Kabupaten Bandung
Barat, Kota Cimahi,
Kota Bandung
4 Pengembangan Dinas Bina Marga Kabupaten Bogor, 1,2 T
Jalur Puncak II Kabupaten Cianjur
5 Pengembangan Dinas Bina Marga Kota Cirebon, 1,2 T
Jalur Lingkar Kabupaten Cirebon
Cirebon
6 Pengembangan Dinas Kabupaten Subang 1,5 T
akses KA ke Perhubungan
Patimban
7 Pengembangan Dinas Kabupaten Sumedang, 2,7 T
akses KA ke Perhubungan Kabupaten Majalengka
Kertajati
8 Shortcut Dinas Kabupaten 1,8 T
Cibungur - Perhubungan Purwakarta,
Tanjung Rasa Kabupaten Subang
9 Bandara Dinas Kabupaten 568 M
Nusawiru Perhubungan Pangandaran
10 Kolam Retensi Dinas Sumber Kabupaten Bandung 95 M
Andir Daya Air
11 SPALD Cirebon Dinas Permukiman Kota Bandung, Kota 116,5 M
Raya dan Perumahan Cimahi, Kabupaten
Bandung
12 LRT Bandung Dinas Kabupaten Bandung 4,8 T
Raya Perhubungan
13 Bandara Dinas Kabupaten Sukabumi 395 M
Sukabumi Perhubungan
14 Bendungan Dinas Sumber Kabupaten Subang 1,943 T
Sadawarna Daya Air
15 Pengembangan Dinas Kabupaten Cirebon 975 M
Pelabuhan Perhubungan
Cirebon
16 Pelabuhan Dinas Kabupaten 40 M
Bojongsalawe Perhubungan Pangandaran
17 SPAM Kertasari Dinas Permukiman Kabupaten Bandung 367 M
dan Perumahan
18 SPAM Cigondok Dinas Permukiman Kabupaten Bandung 2,1 T
dan Perumahan
19 SPAM Cikalong Dinas Permukiman Kabupaten Bandung 42 M
dan Perumahan
20 SPAM Dinas Permukiman Kabupaten 155 M
Pangandaran dan Perumahan Pangandaran
21 Hutan Bakau Dinas Pariwisata Kabupaten Cianjur 36,5 M
Sinar Laut dan Kebudayaan
22 Pengembangan Dinas Pariwisata Kabupaten 185 M
Hotel di Batu dan Kebudayaan Pangandaran
Karas
23 Pengembangan Dinas Pariwisata Kabupaten Cirebon 226 M
Pantai Gebang dan Kebudayaan
b. Kebijakan Belanja
Belanja daerah dikelompokan menjadi Belanja Tidak Langsung (BTL)
dan Belanja Langsung (BL). Belanja langsung adalah belanja yang
dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program-
program penjabaran kebijakan perangkat daerah untuk mencapai hasil
yang terukur sesuai dengan tujuan dan sasaran perangkat daerah yang
mendukung pencapaian visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur.
Adapun Belanja Tidak Langsung yang terdiri dari beberapa komponen yaitu
belanja pegawai, belanja subsidi, belanja bagi hasil, belanja hibah, belanja
bantuan sosial belanja bantuan keuangan dan belanja tidak terduga.
Kebijakan belanja daerah, sebagai berikut:
1. Memprioritaskan belanja untuk penyelenggaraan urusan
pemerintahan wajib dan pilihan;
2. Memprioritaskan pemenuhan rencana pembangunan RPJMD Tahun
2013-2018;
3. Sinkronisasi prioritas pembangunan RPJMN Tahun 2010-2014 dan
RPJMN Tahun 2015-2019;
4. Pendukungan terhadap pencapian Millenium Development Goals
(MDG`s) dan Sustainable Development Goals (SDG’s);
5. Pemenuhan anggaran fungsi pendidikan sekurang-kurangnya 20
persen dari Belanja Daerah;
6. Pemenuhan anggaran fungsi kesehatan sekurang-kurangnya 10
persen dari total belanja APBD diluar gaji;
7. Pemenuhan anggaran fungsi infrastruktur sekurang-kurangnya 10
persen dari penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) termasuk
yang dibagihasilkan kepada kabupaten/kota, dialokasikan untuk
mendanai pembangunan dan/atau pemeliharaan jalan serta
peningkatan moda dan sarana transportasi umum sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009;
c. Kebijakan Pembiayaan
Pembiayaan daerah meliputi penerimaan pembiayaan daerah dan
pengeluaran pembiayaan daerah. Kebijakan penerimaan pembiayaan
daerah timbul karena jumlah pengeluaran lebih besar dari pada
penerimaan sehingga terdapat defisit. Sumber penerimaan pembiayaan
daerah berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA), transfer dari
dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan,
penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman,
penerimaan piutang daerah. Kebijakan pengeluaran pembiayaan daerah
timbul karena ada surplus/kelebihan anggaran. Kebijakan pengeluaran
pembiayaan daerah direncanakan penyertaaan modal dan pendukungan
penyaluran Kredit Cinta Rakyat (KCR). Khusus untuk investasi pembelian
surat berharga (pembelian saham) sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 1
Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah dan ditindaklanjuti dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2012 menyatakan bahwa
investasi pemerintah daerah dapat dilaksanakan apabila APBD
Tabel 3.11
Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja
Provinsi Jawa Barat Tahun 2015–2019
Tabel 3.12
Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Provinsi Jawa Barat
Tahun 2015–2019
Tabel 3.13
Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Provinsi
Jawa Barat Tahun 2015–2019
Tabel 3.14
Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Provinsi Jawa Barat Tahun 2015–2019
Rata-Rata
No Uraian 2015 2016 2017 2018 2019 Pertumbuhan
(%)
A Belanja Tidak Langsung 8.079.296.780.359 8.230.543.439.314 10.990.886.096.284 11.956.835.874.977 13.530.021.850.418 14,34%
1 Belanja Gaji dan Tunjangan 731.450.717.945 774.052.942.382 2.567.003.671.898 2.517.071.384.469 3.641.345.847.077 70,04%
2 Belanja Tambahan Penghasilan PNS 632.816.883.316 722.775.955.703 1.161.360.854.267 1.520.516.796.249 1.472.412.473.875 25,66%
3 Biaya Pemungutan Pajak 583.204.313 - - -
4 Insentif Pemungutan Pajak 242.999.229.400 264.639.927.050 273.404.127.200 329.710.321.825 360.119.904.625 10,51%
5 Insentif Pemungutan Retribusi 1.008.803.595 1.257.832.788 1.190.895.476 1.124.146.698 1.156.913.258 4,17%
Belanja Penerimaan Lainnya
6 10.692.000.000 10.719.000.000 14.241.000.000 24.948.000.000 26.859.000.000 28,99%
Pimpinan dan Anggota DPRD
7 Gaji dan Tunjangan DPRD 28.335.365.207 36.970.404.579 43.418.766.132 62.515.492.417 69.567.758.517 25,79%
Gaji dan Tunjangan Gubernur/Wakil
8 220.228.151 223.129.747 214.653.410 181.338.787 232.024.866 2,49%
Gubernur
Belanja Penerimaan Lainnya
9 23.122.711.000 24.395.300.000 25.681.538.000 25.088.113.000 31.400.715.000 8,41%
Gubernur/Wakil Gubernur
Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah
10 6.405.426.901.111 6.392.971.712.365 6.902.132.882.595 7.450.622.081.732 7.901.869.013.400 5,44%
Kepada Kabupaten/Kota
Belanja Bagi Hasil Retribusi Daerah
11 765.756.833 - - - - -
Kepada kepada Kabupaten/Kota
Belanja Bagi Hasil Kepada Pihak
12 - 299.527.394 - - - -
Ketiga
Belanja Bantuan Kepada Partai
13 1.874.979.488 2.237.707.306 2.237.707.306 25.058.199.800 25.058.199.800 259,79%
Politik
B Pengeluaran Pembiayaan Daerah 660.000.000.000 378.575.000.000 311.875.000.000 88.199.998.800 386.442.976.038 51,54%
Penyertaan Modal Pemerintah
1 660.000.000.000 378.575.000.000 311.875.000.000 88.199.998.800 386.442.976.038 51,54%
Daerah
TOTAL A+B 8.739.296.780.359 8.609.118.439.314 11.302.761.096.284 12.045.035.873.777 13.916.464.826.456 12,98%
Sumber: Laporan Keuangan Provinsi Jawa Barat 2015–2019, diolah
Tabel 3.15
Penutup Defisit Rill Anggaran Provinsi Jawa Barat
Tahun 2015–2019
Tabel 3.16
Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
Provinsi Jawa Barat Tahun 2015–2019
Rata–Rata
No Uraian 2015 2016 2017 2018 2019 Pertumbu
han (%)
Jumlah Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran 4.549.073 3.485.029 3.345.697 2.493.457 3.060.677
1 -7,53%
Daerah Tahun .508.028 .560.541 .892.227 .111.838 .232.835
Sebelumnya
Kewajiban kepada
pihak ketiga sampai
2
dengan akhir tahun
- - - - - -
belum terselesaikan
3 Kegiatan lanjutan - - - - - -
Sisa Lebih Perhitungan
4.549.073 3.485.029 3.345.697 2.493.457 3.060.677
Anggaran Daerah Tahun -7,53%
.508.028 .560.541 .892.227 .111.838 .232.835
Sebelumnya
Sumber: Laporan Keuangan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015–2019, diolah
Tabel 3.17
Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
Provinsi Jawa Barat Tahun 2015–2019
Gambar 3.10
Beberapa Peraturan yang diterbitkan sebagai Penjabaran dari
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Gambar 3.11
Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sesuai
Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019
Tabel 3.18
Realisasi dan Proyeksi Pendapatan dan Belanja Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018–2020
Lain-Lain Pendapatan
4.3 68.106.180.000 78.256.117.794 103.418.334.722
Daerah Yang Sah
Tabel 3.19
Realisasi dan Proyeksi Pendapatan dan Belanja Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2021–2023
Proyeksi Rata-rata
Kode Akun Uraian pertumbuhan
2021 2022 2023 (%)
Lain-lain pendapatan sesuai dengan
4.3.03 ketentuan peraturan perundang-
undangan
Tahun
Pengembalian PEN
2022 2023 2024 2025 2026 2027
Tabel 3.21
Realisasi dan Proyeksi Pembiayaan Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2020
Tabel 3.22
Realisasi dan Proyeksi Pembiayaan Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2021-2023
Tabel 3.23
Proyeksi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018–2023
Realisasi Proyeksi
Uraian
2018 2019 2020 2021 2022 2023
2.493.457.111.838
3.060.677.232.835
4.512.108.362.430
1.905.369.338.924
1.791.047.178.589
647.452.112.801
Sisa Lebih
Perhitungan
Anggaran
Daerah Tahun
sebelumnya
(SiLPA)
Tabel 3.24
Realisasi dan Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang
Wajib dan Mengikat Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2020
Realisasi Proyeksi
No Uraian
2018 2019 2020
A Belanja Tidak 13.018.445.910.518 13.532.364.106.418 15.630.356.411.271
Langsung
1 Belanja Gaji dan 2.517.071.384.469 3.641.345.853.077 3.700.983.328.578
Tunjangan
2 Tambahan 1.520.516.796.249 1.472.412.473.875 2.672.703.955.746
Penghasilan PNS
3 Insentif 329.710.321.825 360.119.904.625 289.701.300.000
Pemungutan Pajak
Daerah
4 Insentif 1.124.146.698 1.156.913.258 1.975.994.400
Pemungutan
Retribusi Daerah
5 Gaji dan Tunjangan 62.515.492.417 69.567.758.517 97.103.755.400
DPRD
6 Belanja Penerimaan 24.948.000.000 26.859.000.000 30.240.000.000
Lainnya Pimpinan
dan Anggota DPRD
7 Gaji dan Tunjangan 181.338.787 232.024.866 263.900.633
Gubernur/Wakil
Gubernur
8 Belanja Penerimaan 25.088.113.000 31.400.715.000 37.834.831.005
Lainnya Gubernur/
Wakil Gubernur
9 Tunjangan dan 1.062.301.186.541 2.342.250.000 2.216.888.000
Tambahan
Penghasilan Guru
10 Belanja Bagi Hasil 7.450.622.081.732 7.901.869.013.400 8.770.891.955.109
Pajak Daerah
Kepada
Kabupaten/Kota
11 Belanja Bantuan 24.367.048.800 25.058.199.800 26.440.502.400
Keuangan Kepada
Partai Politik
B Pengeluaran 88.199.998.800 76.799.998.800 53.018.000.000
Pembiayaan
1 Penyertaan Modal 88.199.998.800 76.799.998.800 53.018.000.000
Total belanja wajib 13.106.645.909.318 13.609.164.105.218 15.683.374.411.271
dan pengeluaran
yang wajib
mengikat (a+b)
Sumber: Hasil proyeksi, 2020
Tabel 3.25
Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiyaan yang Wajib dan Mengikat
Provinsi Jawa Barat Tahun 2021-2023
Proyeksi
No Uraian
2021 % 2022 % 2023 %
A Belanja Mengikat 7.245.073.632.225 7.933.891.113.461 8.132.238.391.298
1 Belanja Pegawai 7.245.073.632.225 16,4 7.933.891.113.461 18,28 8.132.238.391.298 18,41
2 Belanja Bungan
Tabel 3.26
Realisasi dan Proyeksi Kapasitas Rill Kemampuan Keuangan Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018–2020
Realisasi Proyeksi
Uraian
2018 2019 2020
Pendapatan 33.919.022.032.348 36.037.894.762.461 38.206.464.722.794
Pencairan Dana Cadangan - - -
Sisa Lebih (Riil)
2.493.457.111.838 3.060.677.232.835 3.289.300.908.323
Perhitungan Anggaran
Penerimaan Kembali Dana
Bergulir
Total penerimaan 36.412.479.144.186 39.098.571.995.296 41.495.765.631.117
Dikurangi:
Pengeluaran pembiayaan 88.199.998.800 76.799.998.800 53.018.000.000
Belanja Tidak Langsung 25.838.208.359.468 28.148.428.550.758 29.059.357.221.425
Kapasitas riil kemampuan
10.486.070.785.918 10.873.343.445.738 12.383.390.409.692
keuangan daerah
Sumber: Hasil proyeksi, 2020
Tabel 3.27
Proyeksi Kapasitas Kemampuan Keuangan Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2021-2023
Kode Proyeksi
Uraian Akun
Akun 2021 2022 2023
5 BELANJA 44.168.933.846.626 43.397.122.716.746 44.174.814.809.054
5.1 Belanja operasi 25.318.489.561.016 26.145.909.749.157 26.495.238.157.203
5.1.01 Belanja pegawai 7.245.073.632.225 7.933.891.113.461 8.132.238.391.298
5.1.02 Belanja barang dan jasa 7.225.604.410.144 8.299.641.971.102 8.450.623.101.312
5.1.03 Belanja bunga - - -
5.1.04 Belanja subsidi - 20.000.000.000 20.000.000.000
5.1.05 Belanja hibah 10.287.589.768.647 9.694.224.664.594 9.694.224.664.594
5.1.06 Belanja bantuan sosial 560.221.750.000 198.152.000.000 198.152.000.000
5.2 Belanja modal 2.560.855.823.976 3.010.953.205.736 3.172.690.782.912
5.2.1 Belanja Modal 2.560.855.823.976 3.010.953.205.736 3.172.690.782.912
5.3 Belanja tidak terduga 100.000.000.000 60.000.000.000 60.000.000.000
5.3.1 Belanja tidak terduga 100.000.000.000 60.000.000.000 60.000.000.000
5.4 Belanja transfer 16.189.588.461.634 14.180.259.761.853 14.446.885.868.938
5.4.01 Belanja bagi Hasil 9.289.252.830.800 9.420.872.902.982 9.565.164.965.468
Belanja bantuan
5.4.02 6.900.335.630.834 4.759.386.858.871 4.881.720.903.470
Keuangan
Pengeluaran
6.2 100.000.000.000 700.000.000.000 1.000.000.000.000
pembiayaan
Pembayaran cicilan
6.2.01 pokok Utang yang jatuh -
tempo
6.2.02 Penyertaan modal daerah 100.000.000.000 100.000.000.000 100.000.000.000
Pembentukan Dana
6.2.03 - 600.000.000.000 900.000.000.000
Cadangan
Pemberian Pinjaman
6.2.04 - - -
Daerah
Pengeluaran Pembiayaan
lainnya sesuai dengan
6.2.05 - - -
ketentuan peraturan
perundang-undangan
Total 44.268.933.846.626 44.097.122.716.746 45.174.814.809.054
Sumber: Hasil proyeksi, 2020
Tabel 3.28
Realisasi dan Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Keuangan Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2019–2020
Realisasi Proyeksi
Uraian
2019 2020
Kapasitas riil keuangan daerah: 10.873.343.445.738 12.383.390.409.692
Prioritas I 3.013.343.621.855 3.442.108.234.986
Prioritas II 5.315.613.412.759 8.597.049.501.329
Prioritas III 2.544.386.411.124 344.232.673.377
Sumber: Hasil Analisis, 2020
Tabel 3.29
Rencana Penggunaan Kapasitas Kemampuan Keuangan Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2021–2023
Proyeksi
Uraian
2021 2022 2023
Kapasitas Keuangan 44.268.933.846.626 44.097.122.716.746 45.174.814.809.054
Daerah:
Prioritas I 20.228.884.724.225 21.799.857.668.376 22.586.539.613.765
Prioritas II 21.826.602.430.069 20.092.408.912.533 20.329.534.454.836
Prioritas III 2.213.446.692.331 2.204.856.135.837 2.258.740.740.453
Sumber: Hasil proyeksi, 2020
ekonomi Jawa Barat pada tahun 2019 terutama dipengaruhi oleh faktor
eksternal dengan adanya ketidakpastian ekonomi global akibat perang
dagang AS-China yang menahan kinerja ekspor dan industri pengolahan
akibat perlambatan ekonomi dan volume perdagangan dunia.
Pada Tahun 2019 LPE Jawa Barat menempati peringkat ke-21 dari
34 provinsi. Hal ini menunjukan penurunan dibandingkan pada tahun
2018 (peringkat ke-17) dan Tahun 2017 (peringkat ke-18). Selain
menurunnya peringkat LPE Jawa Barat, masih ada 9 (sembilan)
kabupaten/kota dengan LPE yang lebih rendah dari LPE Jawa Barat, yaitu:
(1) Kabupaten Indramayu, (2) Kabupaten Karawang, (3) Kabupaten Bekasi,
(4) Kabupaten Subang, (5) Kabupaten Purwakarta, (6) Kabupaten Cirebon,
(7) Kabupaten Garut, (8) Kabupaten Bandung Barat dan (9) Kota Banjar.
Guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang memberdayakan rakyat,
perlu adanya kebijakan yang terpadu.
Kinerja perekonomian Jawa Barat selama periode Tahun 2019-2020
(triwulan III) dapat dilihat dari pertumbuhan PDRB atau laju pertumbuhan
ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat Triwulan III-2020 terhadap
Triwulan III-2019 mengalami kontraksi sebesar 4,08 persen (y-on-y),
sedangkan jika dibandingkan per triwulan, capaian Triwulan III-2020
tumbuh 3,37 persen dibanding capaian Triwulan II-2020 (q-to-q).
Terkontraksinya pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan ini (y-
on-y) menyebabkan penurunan aktivitas produksi pada sebagian besar
lapangan usaha sebagai dampak pandemi COVID-19, namun mulai
membaik dibandingkan dengan Triwulan II-2020.
Secara umum dengan adanya pandemi COVID-19 berdampak pada
perekonomian, baik pada lapangan usaha maupun pengeluaran.
Perekonomian Jawa Barat berdasarkan besaran Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Triwulan II-2020 mencapai
Rp507,99 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp352,84
triliun. Pertumbuhan ekonomi Triwulan II-2020 terhadap Triwulan II-2019
(y-o-y) berdasarkan harga berlaku mengalami penurunan Rp27,12 triliun,
dimana pada tahun 2019 sebesar Rp535,11 triliun sedangkan tahun 2020
sebesar Rp507,99 triliun. Lapangan usaha yang memberikan kontribusi
terbesar adalah sektor industri pengolahan tahun 2020 sebesar 146,05
triliun rupiah. Kontribusi terbesar kedua disumbang oleh sektor
perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar
Rp52,41 triliun pada tahun 2020, diikuti sektor kontruksi sebesar Rp28,65
triliun pada tahun 2020.
Perkembangan ekonomi sisi pengeluaran atas dasar harga konstan
(ADHK) pada Triwulan II-2020 mengalami kontraksi pada seluruh
komponen. Kontraksi tertinggi terjadi pada Komponen Pembentukan Modal
Tetap Bruto sebesar 11,07 persen; diikuti Ekspor Barang dan Jasa sebesar
9,74 persen; Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 5,45 persen;
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga
sebesar 4,73 persen; Perubahan Inventori sebesar 1,57 persen dan
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 0,87 persen. Komponen Impor
Barang dan Jasa yang berlaku sebagai pengurang pertumbuhan ekonomi
mengalami kontraksi 2 (dua) digit yaitu sebesar 12,10 persen.
sedang karena berada pada kisaran 0,3 sampai 0,5. Pada tahun 2015,
indeks gini Jawa Barat sebesar 0,426 dan terus mengalami penurunan
hingga tahun 2017 menjadi 0,393. Selanjutnya meskipun mengalami
peningkatan di tahun 2018 menjadi 0,405, namun pada tahun 2019
mengalami penurunan kembali menjadi 0,398.
Pandemi COVID-19 mengakibatkan aktivitas perekonomian di
seluruh dunia mengalami penurunan, sehingga pertumbuhan ekonomi
global melambat serta menyebabkan penurunan pendapatan dan
konsumsi rumah tangga. Dampaknya lebih besar pada aktivitas ekonomi
masyarakat kelas bawah daripada kelas menengah dan atas, sehingga
ketimpangan meningkat dan mempengaruhi kinerja pembangunan di
tingkat nasional maupun daerah, baik pada pada sektor sosial, ekonomi,
maupun penyediaan sarana prasarana infrastruktur.
Indeks gini Jawa Barat mengalami fluktuasi Pada tahun 2019
sampai Maret 2020. Pada Maret 2019 indeks gini sebesar 0,402 dan
menurun pada bulan September 2019 menjadi 0,398 lalu naik kembali
menjadi 0,403 pada bulan Maret 2020. Sementara itu berdasarkan daerah
tempat tinggal, indeks gini di daerah perkotaan Jawa Barat pada Maret
2020 tercatat sebesar 0,412. Angka ini mengalami peningkatan jika
dibandingkan dengan kondisi September 2019. Untuk daerah perdesaan,
indeks gini Maret 2020 tercatat sebesar 0,325. Angka ini juga mengalami
peningkatan sebesar 0,007 poin dibandingkan pada kondisi September
2019 yang mencapai 0,318.
2. Bidang Kesehatan
Permasalahan kesehatan yang masih ditemui di Provinsi Jawa Barat
meliputi:
a. Masih banyaknya Jumlah kematian ibu dan bayi;
b. Masih tingginya penyakit menular dan tidak menular;
c. Masih rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat;
d. Masalah gizi masyarakat;
e. Rendahnya kualitas, pemerataan dan keterjangkauan kesehatan;
f. Menurunnya persentase RSUD terisi dokter spesialis penunjang
sesuai standar;
g. Menurunnya persentase desa/kelurahan yang mencapai UCI >90%;
dan
h. Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata.
6. Bidang Sosial
Permasalahan bidang sosial, yaitu kecenderungan meningkatnya
jumlah Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS). Hal ini disebabkan
oleh: (1) Masih tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran; (2) Belum
optimalnya penanganan bencana sosial; (3) Masih rendahnya penanganan
kasus-kasus kekerasaan anak, perempuan dan human trafficking; (4)
Belum optimalnya penanganan PPKS melalui rehabilitasi sosial,
pemberdayaan sosial, penanganan fakir miskin serta perlindungan dan
jaminan sosial; (5) Masih rentan terhadap konflik sosial; (6) Kurangnya
pemanfaatan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS); dan (7)
Meningkatnya PPKS akibat adanya Pandemi COVID-19
Bila ditelaah lebih lanjut, selain permasalahan cenderung
meningkatnya jumlah PPKS terdapat masalah lain yaitu:
a. Cenderung menurunnya jumlah sarana sosial seperti panti asuhan,
panti jompo dan panti rehabilitasi;
b. Menurunnya persentase PSKS kelembagaan yang berperan aktif
dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial;
c. Menurunnya persentase pihak yang berperan aktif dalam pelestarian
nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan, kesetiakawanan dan
restorasi sosial, dari yang semula 6,3 persen di tahun 2018 menjadi
hanya 0,59 persen di tahun 2019.
3. Bidang Pangan
Permasalahan di bidang pangan yang masih dihadapi Jawa Barat
adalah masih rendahnya keaneka ragaman pangan yang ditunjukkan
dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH) pada tahun 2018 sebesar 81,6
poin (berdasarkan WNPG 2012) dan capaian skor PPH di tahun 2019
adalah 84,8 poin, skor PPH Jawa Barat masih berada di bawah angka
nasional pada tahun 2019 yaitu 90,50. Permasalahan lain dalam bidang
pangan adalah akses dan ketidakstabilan harga pangan.
Akar permasalahan di bidang pangan, antara lain:
a. Logistik pangan belum optimal, ini menyebabkan harga pangan
menjadi tidak stabil, terlebih di masa pandemi saat ini, dengan adanya
pembatasan sosial menyebabkan arus distribusi pangan Jawa Barat
juga terganggu;
b. Jawa Barat belum memiliki pusat distribusi pangan yang dapat
mengontrol ketersediaan dan stabilitas harga pangan bagi masyarakat
Jawa Barat;
c. Kesadaran masyarakat terhadap pemanfaatan pangan belum optimal,
ditunjukkan dengan pola konsumsi pangan yang Beragam, Bergizi,
Seimbang dan Aman (B2SA) masih rendah, hal ini berpengaruh
terhadap prevalensi stunting di Jawa Barat;
d. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap keamanan pangan; dan
e. Masih terdapat daerah rentan rawan pangan di Jawa Barat.
4. Bidang Pertanahan
Dalam 2 (dua) tahun terakhir, luas lahan bersertifikat di Jawa Barat
tidak banyak menunjukkan peningkatan dan persentasenya hanya
mencapai 40,75 persen di tahun 2016, sehingga masih menjadi
permasalahan yang membutuhkan penanganan lebih baik. Permasalahan
pertanahan adalah terkait surat atau bukti kepemilikan atas tanah.
Penanganan masalah pertanahan ini membutuhkan peningkatan
koordinasi dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional (ATR/BPN).
9. Bidang Perhubungan
Permasalahan utama bidang perhubungan di Jawa Barat yaitu:
a. Masih rendahnya tingkat ketersediaan fasilitas perlengkapan jalan di
ruas jalan provinsi yang hanya 33,85 persen di tahun 2019 dari target
38,00 persen;
b. Belum berkembangnya penyediaan sistem angkutan umum massal
perkotaan berbasis jalan dan rel yang terintegrasi antar moda
angkutan;
c. Masih rendahnya ketersediaan aksesibilitas dan mobilitastransportasi
menuju pusat-pusat perekonomian;
d. Masih belum optimalnya tingkat pelayanan terminal tipe B yang
merupakan kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat;
e. Masih rendahnya tingkat keselamatan lalu lintas jalan;
f. Belum optimalnya pemanfaatan IPTEK pada penyelenggaraan
transportasi;
g. Belum optimalnya fasilitas prasarana transportasi udara di Jawa
Barat;
h. Belum terwujudnya pembangunan pelabuhan laut internasional di
Jawa Barat untuk mendukung pergerakan barang dan jasa;
i. Belum terwujudnya pengembangan dan pembangunan prasarana dan
fasilitas pelabuhan laut pengumpan regional;
2018. Hal ini juga terjadi pada akses pembiayaan bagi KUKM
khususnya terhadap dunia perbankan;
d. Masih rendahnya informasi akses permodalan bagi usaha mikro dan
kecil terutama di perdesaan.
e. Pemanfaatan serta pengembangan akses pemasaran dan promosi bagi
produk koperasi, serta usaha mikro dan kecil belum optimal.
f. Belum meratanya penerapan standar produk koperasi, serta usaha
mikro dan kecil.
g. Belum semua pelaku usaha kecil dan menengah memiliki kapasitas
digital literacy, sehingga mampu memasarkan produk secara online di
masa Pandemi COVID-19.
h. Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat belum memiliki fasilitas
pelatihan dan pendampingan berbasis digital.
ketersediaan fasilitas dan sumber daya kearsipan yang belum layak sesuai
standar kearsipan, serta keterbatasan sumber informasi arsip kesejarahan.
2. Bidang Pariwisata
Permasalahan pada bidang Pariwisata dapat dilihat dari: (1)
Penurunan Jumlah Wisatawan Mancanegara dari yang semula berjumlah
4.984.035 orang pada tahun 2017 menjadi hanya 3.645.433 orang di tahun
2019, dan (2) Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB Jawa Barat
masih kecil yaitu sekitar 6,48 persen pada tahun 2019. Beberapa kondisi
3. Bidang Pertanian
Permasalahan pokok terkait pertanian di Jawa Barat adalah (1)
rendahnya kontribusi Pertanian terhadap PDRB Tahun 2019 sebesar 8,77
persen; (2) tingkat kesejahteraan petani yang masih rendah, terutama di
masa pandemi saat ini, hal ini disebabkan adanya pembatasan social dan
penurunan daya beli masyarakat terhadap produk pertanian.
Secara umum, akar permasalahan di bidang pertanian, yaitu:
a. Belum ada mapping lokasi sentra pertanian Jawa Barat;
b. Kepemilikan luas/ lahan tanam petani masih skala kecil;
c. Petani kesulitan dalam akses pasar;
d. Petani kesulitan dalam akses modal untuk biaya produksi;
e. SDM petani terbatas, regenerasi petani masih rendah dan usia petani
Jawa Barat berada di atas usia produktif;
f. Teknologi digital belum banyak digunakan di sektor pertanian Jawa
Barat;
4. Bidang Kehutanan
Permasalahan pembangunan bidang kehutanan di Provinsi Jawa
Barat, yaitu:
a. Tingginya luasan lahan kritis yaitu 907.683,63 Ha;
b. Menurunnya rehabilitasi hutan dan lahan kritis dari yang semula 100
persen di tahun 2015 turun menjadi 4,16 persen di tahun 2019;
c. Tingkat degradasi hutan dan lahan pada Daerah Aliran Sungai (DAS)
masih tinggi, yang disebabkan oleh alih fungsi lahan;
d. Pengelolaan hutan di Jawa Barat belum optimal; dan
e. Rendahnya produksi hasil hutan kayu dan non kayu.
Secara umum akar permasalahan bidang kehutanan, antara lain:
a. Tingginya aktivitas ekonomi secara berlebihan di kawasan hulu DAS;
b. Rendahnya pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan hutan; dan
c. Rendahnya teknologi pemanfaatan sumberdaya hutan.
instalasi tenaga listrik; (4) Basis data terpadu yang menjadi dasar
pemberian bantuan sambungan instalasi listrik rumah tangga miskin
belum sinkron antara TNP2K, PT PLN (Persero) dan Pemerintah Daerah;
dan (5) Keterbatasan peran pemda dalam mengembangkan Energi Baru
dan Terbarukan (EBT) dan inefisiensi penggunaan energi.
6. Bidang Perdagangan
Permasalahan perdagangan di Jawa Barat, yaitu cenderung
menurunnya kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB. Selain itu,
terjadi penurunan laju pertumbuhan ekspor dari 15,05 persen di tahun
2015 menjadi 13,42 persen di tahun 2017. Kedua permasalahan ini antara
lain disebabkan oleh:
a. Dominasi barang impor;
b. Kerentanan fluktuasi harga barang konsumsi terutama bahan pokok;
c. Promosi produk industri lokal (asal Jawa Barat) masih dirasa kurang;
d. Persaingan antara UMKM/pasar tradisional dengan pasar modern;
e. Kualitas dan kuantitas infrastruktur pasar tradisional belum
memadai;
f. Belum meratanya penerapan strandar produk dan teknologi informasi
dalam perdagangan; dan
g. Menurunnya indeks keberdayaan konsumen yang menunjukkan
tingkat keberanian masyarakat suatu negara sebagai konsumen
apabila tidak puas dengan produk dan layanan atau merasa dirugikan
dalam suatu aktivitas perdagangan.
7. Bidang Perindustrian
Permasalahan bidang perindustrian yang terjadi beberapa tahun
terakhir di Jawa Barat, yaitu:
a. Menurunnya kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB,
dari yang semula 43,07 persen di tahun 2015, terus mengalami
penurunan menjadi 41,60 persen di tahun 2019;
b. Cenderung menurunnya pertumbuhan industri di Provinsi Jawa Barat
pada tahun 2019, walaupun pada Tahun 2016 sampai 2018
mengalami peningkatan namun turun di tahun 2019 menjadi 4,04
persen;
8. Bidang Transmigrasi
Kompleksitas dalam masalah kepadatan penduduk di Jawa Barat
salah satunya pada bidang transmigrasi yang kurang mendapatkan
perhatian. Sebagai contoh, pada Tahun 2017-2018 alokasi transmigran
Jawa Barat yang diberikan oleh Pusat mengalami penurunan. Belum lagi
masalah terkait kompetensi transmigran Jawa Barat yang tidak jarang
kalah bersaing dengan daerah lainnya. Secara umum permasalahan pada
bidang transmigrasi, sebagai berikut:
a. Masih rendahnya persentase transmigrasi swakarsa;
b. Menurunnya jumlah keluarga calon transmigran yang telah dilatih;
c. Kurangnya kompetensi transmigran Jawa Barat;
d. Kurangnya pengawasan dan pendataan transmigrasi lokal; dan
e. Lemahnya sistem dan pengelolaan transmigrasi.
yang meliputi Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Indikator Kinerja Kunci
(IKK) belum dirumuskan dan ditata jenjang kinerjanya dengan baik.
2. Bidang Keuangan
Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan keuangan
daerah, yaitu:
a. Kapasitas fiskal kabupaten/kota masih banyak yang di bawah 15
persen dari APBD-nya, sehingga rasio anggaran belanja publiknya
masih banyak yang dibawah 50 persen;
b. Metode penerapa SPI perlu terus disesuaikan dengan kebutuhan; dan
c. Belum ada ukuran penetapan belanja operasional per pendapatan
sebagai hasil kinerja operasional terhadap kebutuhan belanja unit
penghasil sehingga standarisasi sarana prasarana tidak terjamin,
terutama terkait waktu penuntasanya secara keseluruhan.
5. Fungsi Lainnya
Permasalahan dalam fungsi lain penunjang urusan pemerintahan
daerah, antara lain:
a. Masuknya perilaku sosial dan budaya asing yang negatif yang
mengaburkan nilai budaya lokal dan kearifan lokal;
Tabel 4.1
Target dan Indikator TPB/SDGs Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Pilar Pembangunan
No. Pilar/Indikator Jumlah Indikator
PILAR SOSIAL
1 Tanpa Kemiskinan 16
2 Tanpa Kelaparan 13
3 Kehidupan Sehat Dan Sejahtera 18
4 Pendidikan Berkualitas 11
5 Kesetaraan Gender 7
Jumlah Pilar Sosial 65
PILAR EKONOMI
7 Energi Bersih Dan Terjangkau 6
8 Pekerjaan Layak Dan Pertumbuhan Ekonomi 13
9 Industri, Inovasi, Dan Infrastruktur 7
10 Berkurangnya Kesenjangan 8
17 Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan 2
Jumlah Pilar Ekonomi 36
PILAR LINGKUNGAN
6 Air Bersih Dan Sanitasi Layak 4
11 Kota Dan Permukiman Yang Berkelanjutan 5
12 Kosumsi Dan Produksi Yang Bertanggung Jawab 5
13 Penanganan Perubahan Iklim 4
14 Ekosistem Lautan 7
15 Ekosistem Daratan 10
Jumlah Pilar Lingkungan 35
PILAR HUKUM
Perdamaian Keadilan Dan Kelembagaan Yang
16 12
Tangguh
Jumlah 4 pilar 147
Sumber: Studi Baseline Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Provinsi Jawa
Barat, 2018
Gambar 4.1
Misi dan Agenda Pembangunan Nasional
Tahun 2020-2024
Tabel 4.2
Target Pembangunan Provinsi Jawa Barat dalam RPJMN
Tabel 4.3
Daftar Proyek Prioritas Strategis (Major Project) di Jawa Barat
dalam RPJMN Tahun 2020-2024
Nama Proyek
No Indikasi
Prioritas Manfaat Lokasi Pelaksana
Pendanaan
Strategis
1 Pembangunan 1. Peningkatan 2 Provinsi Rp 0,8 Kementerian
Science Techno kapabilitas (Jawa Barat: Triliun Ristek/BRIN,
Park penciptaan inovasi ITB, UI, IPB; (APBN) Kementerian
(Optimalisasi 2. Peningkatan dan DIY: UGM) Pendidikan
Triple Helix di kapasitas STP dan
4 Major sebagai simpul Kebudayaan,
Universitas) triple-helix dalam Perguruan
rangka transformasi Tinggi Negeri
hasil riset menjadi (ITB, IPB, UI
produk inovasi yang dan UGM),
komersial Kementerian
3. Peningkatan produk Perindustrian,
inovasi nasional Swasta
2 Pemulihan 4 1. Pengembangan Rp 30,9 KemenPUPR
Daerah Aliran sistem pemantauan Triliun dan
Sungai Kritis kualitas air yang (APBN) Pemerintah
terintegrasi 566 Daerah
telemetri.
2. Peningkatan
kualitas air menjadi
kelas II.
3. Penurunan erosi di
wilayah DAS Kritis
dengan penghijauan
lahan kritis sebesar
150.000 Ha.
4. Reduksi dampak
bencana banjir di
Provinsi Banten,
DKI Jakarta, Jawa
Nama Proyek
No Indikasi
Prioritas Manfaat Lokasi Pelaksana
Pendanaan
Strategis
Barat, dan
Sumatera Utar
3 KA Kecepatan Berkurangnya waktu Rp 63,6 a.l Kemenhub,
Tinggi Pulau tempuh: Triliun KemenPUPR,
Jawa (Jakarta - Jakarta – Semarang - APBN: BPPT Badan
– Semarang dari 5 jam menjadi 21,6 Usaha
dan Jakarta – 3,5 jam - KPBU: (BUMN/
Bandung) - Jakarta – Bandung 42,0 Swasta)
dari 3 jam menjadi
40 menit
4 Sistem Mengurangi potensi Rp 118,8 a.l Kemenhub,
Angkutan kerugian ekonomi Triliun KemenPUPR,
Umum Massal akibat kemacetan di (APBN, Pemda, Badan
Perkotaan di 6 wilayah metropolitan APBD, Usaha
Wilayah Badan (BUMN/
Metropolitan: Usaha) Swasta)
Jakarta,
Surabaya,
Bandung,
Medan,
Semarang,
dan Makassar
5 Rumah Susun 1. Meningkatnya akses 6 Kawasan Rp. 397,9 Kementerian
Perkotaan (1 masyarakat Metropolitan Triliun PUPR,
Juta) terhadap (Mebidangro, APBN: Rp 18 Pemerintah
perumahan layak Maminasata, Triliun Daerah,
dan aman yang Bandung Raya, APBD: Rp BUMN,
terjangkau untuk Gerbangkertosu 109,2 Swasta, &
sejuta rumah silo, Triliun Masyarakat
tangga perkotaan Jabodetabek, BUMN: Rp
dan menangani Kedungsepur) 28 Triliun
permukiman SWASTA: Rp
kumuh 237,5
2. Terbentuknya Triliun
sistem perumahan Masyarakat:
publik yang Rp 5 Triliun
profesional di
metropolitan (lintas
kab/kota)
6 Pembangunan 1. Meningkatnya Balongan, 637,0 a.l Pertamina,
dan kapasitas produksi Cilacap; dan (Badan Badan Usaha,
Pengembanga minyak menjadi 1,9 Pembangunan Usaha) Kementerian
n Kilang Juta Barrel Per Hari Kilang Baru ESDM,
Minyak di tahun 2026 Tuban Kemenkeu,
2. Perbaikan neraca BUMN
perdagangan di
sektor migas
7 Revitalisasi 1. Meningkatnya Pantai Utara Rp 25 KemenKP,
Tambak di produksi perikanan Jawa, Triliun KemenPUPR,
Kawasan budidaya menjadi Lampung, − APBN: Rp Kemendag,
Sentra 10,32 Juta ton pada Sulawesi 3,3 Triliun KemenATR/BP
Produksi tahun 2024 atau Selatan, dan − KPBU dan N,
Udang dan tumbuh 8,5 persen NTB Swasta: Rp KemenESDM,
Bandeng per tahun. 21,7 Kemenristek/
2. Meningkatnya Triliun BRIN,
pertumbuhan KemenLHK,
ekspor udang 8 LIPI, BPPT,
persen per tahun Pemda, Badan
Usaha
(BUMN/Swast
a)
8 Pengaman 1. Mengatasi bencana Rp 54,9 KemenPUPR,
Pesisir 5 banjir rob di Triliun KemenESDM,
Perkotaan Jakarta Utara, − APBN: Rp Pemda, &
Pantura Jawa Semarang, 31,4 Badan Usaha
Pekalongan, Demak, Triliun
Cirebon
Nama Proyek
No Indikasi
Prioritas Manfaat Lokasi Pelaksana
Pendanaan
Strategis
2. Meningkatkan − KPBU: Rp
kualitas air sungai 18,7
tercemar menjadi Triliun
kualitas kelas II − APBD: Rp
3. Menurunkan waktu 4,8 Triliun
tempuh Semarang -
Demak (dari 1 jam
menjadi 25 menit)
4. Meningkatkan
konektivitas
Kawasan Industri
Jatengland
Industrial Park
Sayung (JIPS)
Demak dengan
Simpul Pelabuhan
Tanjung Emas
Sumber: RPJMN Tahun 2020-2024
Tabel 4.4
Koridor Pertumbuhan dan Koridor Pemerataan di Wilayah Jawa Barat
dalam RPJMN Tahun 2020-2024
No Kabupaten/Kota No Kabupaten/Kota
Koridor Pertumbuhan Koridor Pemerataan
1 Kota Depok 1 Kabupaten Bandung
2 Kabupaten Bogor 2 Kabupaten Garut
3 Kota Bogor 3 Kabupaten Tasikmalaya
4 Kota Bekasi 4 Kota Tasikmalaya
5 Kabupaten Bekasi 5 Kabupaten Ciamis
6 Kabupaten Karawang 6 Kota Banjar
7 Kabupaten Purwakarta 7 Kabupaten Kuningan
8 Kabupaten Bandung Barat 8 Kabupaten Sukabumi
9 Kota Cimahi 9 Kota Sukabumi*
10 Kota Bandung 10 Kabupaten Pangandaran
11 Kabupaten Sumedang
12 Kabupaten Majalengka
13 Kabupaten Cirebon
14 Kota Cirebon*
Sumber: RPJMN Tahun 2020-2024
Berdasarkan kondisi sampai dengan saat ini dan tantangan yang akan
dihadapi dalam 20 tahun mendatang serta dengan mempertimbangkan
modal dasar yang dimiliki, maka visi pembangunan Provinsi Jawa Barat
Tahun 2005 - 2025 adalah:
itu dilakukan pula pembangunan jalan tol antar kota pada ruas Cileunyi-
Nagreg-Ciamis.
Dalam hal pembangunan sumber daya air dan irigasi, guna
meningkatkan konservasi dan pendayagunaan sumber daya air serta
pengendalian daya rusak air dilakukan melalui upaya–upaya penyelesaian
pembangunan Waduk Cipanas di Kabupaten Sumedang, Waduk
Sadawarna di Kabupaten Subang, Waduk Sukahurip, Waduk Cikembang,
dan Waduk Leuwikeris di Kabupaten Ciamis, Waduk Citepus di Kabupaten
Sukabumi, Waduk Santosa di Kabupaten Bandung, Waduk Cibatarua di
Kabupaten Garut, serta waduk-waduk strategis lainnya; serta penyelesaian
pembangunan DI strategis lainnya.
Prioritas pembangunan bidang tata ruang diarahkan pada
pembangunan wilayah di seluruh pelosok Jawa Barat semakin merata
karena telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana sesuai dengan
kebutuhannya, sehingga kegiatan perekonomian akan semakin tumbuh
dan berkembang sesuai dengan potensi wilayahnya. Melalui upaya-upaya
koordinasi penataan ruang pelaksanaan kegiatan pembangunan di Jawa
Barat telah sesuai dengan rencana tata ruang dan keseimbangan
lingkungan dapat terjaga bahkan dapat meningkatkan daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup, sehingga keberlanjutan pembangunan
dapat terwujud. Hal ini ditandai dengan terpeliharanya alokasi ruang
kawasan lindung, dan terjaminnya lahan untuk sawah, serta optimalnya
alokasi ruang di kawasan perkotaan untuk tumbuh dan berkembangnya
aktivitas perkotaan tanpa mengganggu kelestarian lingkungan hidup.
Infrastruktur data spasial telah dapat digunakan dengan mantap dalam
mendukung pelaksanaan penataan ruang.
Bidang Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman. Prioritas
pembangunan bidang perumahan rakyat dan kawasan permukiman
diarahkan pada percepatan pembangunan rumah susun sederhana di
perkotaan serta peningkatan ketersediaan air bersih, kualitas sanitasi
lingkungan melalui upaya peningkatan ketersediaan dan kualitas
perumahan; Peningkatan ketersediaan rumah layak huni untuk rakyat
miskin dan buruh (Masyarakat Berpenghasilan Rendah/MBR);
peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap hunian.
Dari aspek teknis perlu dikaji tingkat pelayanan sarana dan prasaran
seperti ketersediaan pelayanan air minum yang layak, ketersediaan
pelayanan prasaran jalan masing-masing wilayah dan tingkat kerawanan
bencana yaitu indeks kebencanaan dilihat dari luas dan tingkat
kebencanaan.
Konsep pengembangan Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Jawa
Barat diharapkan sebagai berikut:
1. Fungsi Pusat Pemerintahan Provinsi Jawa Barat yang dipindah ke luar
Kota Bandung.
2. Disertai penyediaan permukiman dan prasarana lainnya untuk
mendukung keberadaan pusat pemerintahan.
3. Lokasi pusat pemerintahan menjadi landmark suatu kawasan dan
wilayah serta mampu memberikan dampak positif yang luas bagis
perkembangan fisik wilayah maupun sosial ekonomi.
4. Rentang kendali dan pelayanan birokrasi jauh lebih meningkat.
Tabel 4.5
Identifikasi RPJMD Daerah Lain
Periode
No Daerah Lain Kebijakan Terkait Keterangan
RPJMD
1 Provinsi DKI 2017-2022 Visi: Jakarta kota maju, lestari Perda DKI Jakarta
Jakarta dan berbudaya yang warganya No. 1 Tahun 2018
terlibat dalam mewujudkan tentang Rencana
keberadaban, keadilan dan Pembangunan
kesejahteraan bagi semua. Jangka Menengah
Misi: Daerah Tahun 2017-
1. Menjadikan Jakarta kota 2022
yang aman, sehat, cerdas,
berbudaya, dengan
memperkuat nilai-nilai
kekeluarga dan memberikan
ruang kreativitas melalui
kepemimpinan yang
melibatkan, menggerakkan
dan memanusiakan.
Periode
No Daerah Lain Kebijakan Terkait Keterangan
RPJMD
2. Menjadikan Jakarta kota
yang memajukan
kesejahteraan umum melalui
terciptanga lapangan kerja,
kestabilan dan
keterjangkauan kebutuhan
pokok, meningkatkan
keadilan sosial, percepatan
pembangunan infrastruktur,
kemudahan investasi dan
berbisnis, serta perbaikan
pengelolaan tata ruang.
3. Menjadikan Jakarta tempat
wahana aparatur negara
yang berkarya, mengabdi,
melayani, serta
menyelesaikan berbagai
permasalahan kota dan
warga, secara efektif,
meritokratis dan
berintegritas.
4. Menjadikan Jakarta kota
yang lestari, dengan
pembangunan dan tata
kehidupan yang memperkuat
daya dukung lingkungan dan
sosial.
5. Menjadikan Jakarta ibukota
yang dinamis sebagai simpul
kemajuan Indonesia yang
bercirikan keadilan,
kebangsanaan dan
kebhinekaan.
2 Provinsi Jawa 2018-2023 Visi: “Menuju Jawa Tengah Perda Provinsi Jawa
Tengah Sejahtera dan Berdikari” Tetep Tengah N0. 5 Tahun
Mboten Korupsi, Mboten 2019 tentang
Ngapusi Rencana
Misi: Pembangunan
1. Membangun masyarakat Jangka Menengah
Jawa Tengah yang religius, Daerah Provinsi Jawa
toleran dan guyub untuk Tengah Tahun 2018-
menjaga Negara Kesatuan 2023
Republik Indonesia.
2. Mempercepat reformasi
birokrasi yang dinamis serta
memperluas sasaran ke
pemerintahan
Kabupaten/Kota.
3. Memperkuat kapasitas
ekonomi rakyat dan
membuka lapangan kerja
baru untuk mengurangi
kemiskinan dan
pengangguran.
4. Menjadikan rakyat Jawa
Tengah lebih sehat, lebih
pintar, lebih berbudaya dan
mencintai lingkungan.
Kebijakan Provinsi Jawa Tengah
yang terkait dengan Provinsi
Jawa Barat, yaitu terkait Arahan
Pembangunan Wilayah
Periode
No Daerah Lain Kebijakan Terkait Keterangan
RPJMD
Perbatasan Antar Provinsi.
Dalam rangka mendorong
pembangunan di wilayah
perbatasan, Pemerintah Provinsi
Jawa Tengah aktif melakukan
sinergitas pembangunan dengan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat,
Jawa Timur, dan D.I.
Yogyakarta. Ada 5 (lima) konsep
pengembangan pembangunan
wilayah perbatasan, yaitu: 1)
Pengembangan Wilayah, adalah
upaya mewujudkan keterpaduan
penggunaan sumber daya untuk
merekatkan dan
menyeimbangkan pembangunan
wilayah; 2) Keselarasan, adalah
keberlanjutan pembangunan 3)
Penanganan konflik/ potensi
konflik, 4) Pemanfaatan
bersama, adalah pemanfaatan
fasilitas/sarana prasarana pada
wilayah perbatasan 5)
Pengawasan dan penanganan
bersama, adalah upaya
pelaksanaan/ implementasi
peraturan.
3 Provinsi 2017-2022 Visi: Banten Yang Maju, Mandiri, Perda Provinsi Banten
Banten Berdaya Saing, Sejahtera Dan No. 7 Tahun 2017
Berakhlaqul Karimah tentang Rencana
Misi: Pembangunan
1. Menciptakan tata kelola Jangka Menengah
pemerintahan yang baik Daerah Provinsi
(Good Governance) Banten Tahun 2017-
2. Membangun dan 2022
meningkatkan kualitas
infrastruktur.
3. Meningkatkan akses dan
pemerataan pelayanan
Pendidikan berkualitas.
4. Meningkatkan akses dan
pemerataan pelayanan
Kesehatan berkualitas.
5. Meningkatkan kualitas
pertumbuhan dan
pemerataan ekonomi
Kebijakan Provinsi Banten yang
terkait dengan Provinsi Jawa
Barat, yaitu:
Rencana pengembangan sistem
transportasi darat di provinsi
Banten: Rencana Pengembangan
jalan nasional Bayah –
Cibarenok – Batas Provinsi Jawa
Barat, Teluknaga – Bandara
Soekarno Hatta, Serang –
Pandeglang, Pangarangan –
Bayah – batas Provinsi Jawa
Barat, Simpang 3 (tiga) Cilegon,
Simpang 3 (tiga) Labuan,
Simpang 3 (tiga) Tarogong;;
Merak – Suralaya – Pulo Ampel
Periode
No Daerah Lain Kebijakan Terkait Keterangan
RPJMD
Bojonegara – Cilegon, Tangerang
– Bandara Soekarno Hatta,
Labuan – Saketi – Pandeglang –
Rangkasbitung – Cipanas – batas
Provinsi Jawa Barat.
Sumber:
- Perda Provinsi DKI Jakarta No. 1 Tahun 2018 tentang RPJMD Provinsi DKI Jakarta
- Perda Provinsi Jawa Tengah N0. 5 Tahun 2019 tentang RPJMD Provinsi Jawa Tengah
- Perda Provinsi Banten No 7 Tahun 2017 tentang RPJMD Provinsi Banten
Tabel 4.6
Arahan Kebijakan Dan Program Dalam Mewujudkan TPB 6 Tentang
Air Bersih Dan Sanitasi Layak
Arahan Program
(Nomenklatur
Outcomes Para Pihak Arahan Kebijakan
Permendagri
90/2019)
1. Pemerataan a. Dinas Sumber Daya a. Pengembangan Program Pengelolaan
akses air minum Air infrastruktur untuk dan Pengembangan
yang aman dan b. Dinas Kesehatan penyediaan air Sistem Penyediaan
terjangkau c. Dinas Perumahan minum, terutama di Air Minum
dan Permukiman kawasan Program
d. Dinas Energi dan permukiman. Peningkatan
Sumber Daya Mineral Prasarana, Sarana,
e. Dinas Perindustrian dan Utilitas Umum
dan Perdagangan (PSU)
f. Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa b. Perencanaan, Program
g. Perusahaan Daerah koordinasi, dan Perekonomian dan
Air Minum evaluasi antar Pembangunan
h. Pemerintah kab/kota badan usaha dan Program
dan masyarakat institusi dalam Perencanaan
i. LSM Bidang pengelolaan air Infrastruktur dan
minum. Kewilayahan
Arahan Program
(Nomenklatur
Outcomes Para Pihak Arahan Kebijakan
Permendagri
90/2019)
Kesehatan Program
j. LSM Bidang Pemberdayaan
Lingkungan Hidup Lembaga
(WALHI Jawa Barat, Kemasyarakatan,
Dewan Pemerhati Lembaga Adat, dan
Kehutanan dan Masyarakat Hukum
Lingkungan Tatar Adat
Sunda/DPKLTS, dll) c. Penyediaan Program
k. Mitra pembangunan fasilitas dan SDM Standardisasi dan
(IUWASH, water.org, dll) untuk uji Perlindungan
laboratorium Konsumen
kualitas air minum
sebelum
dimanfaatkan oleh
masyarakat.
2. Pemerataan a. Dinas Kesehatan a. Sosialisasi dan Program
akses terhadap b. Dinas Pendidikan edukasi perilaku Pemberdayaan
sanitasi layak dan c. Dinas Perumahan hidup bersih sehat Masyarakat Bidang
peningkatan PHBS dan Permukiman bagi masyarakat. Kesehatan
d. Dinas Bina Marga
dan Penataan Ruang
e. Dinas Sosial
f. Dinas Lingkungan
Hidup
g. Dinas Komunikasi
dan Informatika
h. Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa
i. Pemerintah kab/kota
dan masyarakat
j. LSM Bidang
Kesehatan Program
k. LSM Bidang Pemberdayaan dan
Lingkungan Hidup Peningkatan
(WALHI Jawa Barat, Keluarga Sejahtera
Dewan Pemerhati (PPKS)
Kehutanan dan Program
Lingkungan Tatar Pengembangan Daya
Sunda/DPKLTS, Saing Keolahragaan
Asosiasi Pengendalian b. Pengembangan Program Pengelolaan
Pencemaran sarana prasarana dan Pengembangan
Lingkungan Indonesia, sanitasi dan Sistem Air Limbah
dll) pengelolaan air
l. LSM Bidang Sosial Program Pengelolaan
limbah dan Pengembangan
(Aisyiyah Jawa Barat, domestik/rumah
dll) Sistem Drainase
tangga.
m. LSM Bidang Program
Pendidikan Peningkatan
n. Industri penyedia Prasarana, Sarana,
sarana dan Utilitas Umum
prasarana/teknologi (PSU)
sanitasi & pengelolaan c. Koordinasi, Program
limbah sinkronisasi, dan Perekonomian dan
o. Mitra pembangunan evaluasi antar Pembangunan
(IUWASH, SNV, badan usaha dan
water.org, dll) institusi dalam
pengelolaan air
limbah dan sanitasi.
Arahan Program
(Nomenklatur
Outcomes Para Pihak Arahan Kebijakan
Permendagri
90/2019)
3. Peningkatan a. Dinas Sumber Daya a. Peningkatan daya Program Pengelolaan
kuantitas dan Air dukung penyediaan Sumber Daya Air
kualitas air serta b. Dinas Lingkungan air dengan (SDA)
efisiensi dalam Hidup meningkatkan Program Pengelolaan
pemanfaatannya c. Dinas Bina Marga dan ketersediaan air dan dan Pengembangan
Penataan Ruang mengefisiensikan Sistem Penyediaan
d. Dinas Perumahan pemanfaatannya. Air Minum
dan Permukiman
e. Dinas Kelautan dan Program Pengelolaan
Perikanan dan Pengembangan
f. Dinas Tanaman Sistem Drainase
Pangan dan Program Penyediaan
Hortikultura dan Pengembangan
g. Dinas Perkebunan Prasarana Pertanian
h. Dinas Kehutanan Program Pengelolaan
i. Dinas Energi dan Hutan
Sumber Daya Mineral
j. Dinas Perindustrian Program Konservasi
dan Perdagangan Sumber Daya Alam
k. Dinas Pemberdayaan Hayati dan
Masyarakat dan Desa Ekosistemnya
l. Badan Penelitian dan Program Pengelolaan
Pengembangan Daerah Daerah Aliran
m. Balai Besar Wilayah Sungai (DAS)
Sungai (BBWS) Program Pengelolaan
n. Balai Konservasi Aspek Kegeologian
Sumber Daya Alam
Program Pengakuan
(BKSDA)
Keberadaan
o. Pemerintah kab/kota
Masyarakat Hukum
dan masyarakat
Adat (MHA),
p. Pelaku usaha
Kearifan Lokal, dan
q. LSM Bidang
Hak MHA yang
Lingkungan Hidup
Terkait dengan PPLH
(WALHI Jawa Barat,
Dewan Pemerhati Program
Kehutanan dan Penyelenggaraan
Lingkungan Tatar Penataan Ruang
Sunda/DPKLTS, b. Pengelolaan dan Program Pengelolaan
Asosiasi Pengendalian pengendalian dan Pengembangan
Pencemaran pencemar air dari Sistem Air Limbah
Lingkungan Indonesia, sumbernya. Program Pengelolaan
dll)
dan Pengembangan
r. Mitra pembangunan
Sistem Drainase
(IUWASH, SNV,
water.org, dll) Program
Pengendalian
Pencemaran
dan/atau Kerusakan
Lingkungan Hidup
Program
Pengendalian Bahan
Berbahaya dan
Beracun (B3) dan
Limbah Bahan
Berbahaya dan
Beracun (Limbah
B3)
Arahan Program
(Nomenklatur
Outcomes Para Pihak Arahan Kebijakan
Permendagri
90/2019)
Program Pengelolaan
Sumber Daya Air
(SDA)
Program Penyediaan
dan Pengembangan
Sarana Pertanian
c. Perencanaan dan Program
pengembangan Perencanaan
teknologi untuk Infrastruktur dan
upaya menjaga Kewilayahan
kualitas dan Program Penelitian
kuantitas air. dan Pengembangan
Daerah
Sumber: Rancangan KLHS Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
Tabel 4.7
Arahan Kebijakan Dan Program Dalam Mewujudkan TPB 15 Tentang
Ekosistem Darat
Tabel 4.8
Arahan Kebijakan Dan Program Dalam Mewujudkan TPB 2 Tentang
Tanpa Kelaparan
Arahan
Outcomes Para Pihak Arahan Program
Kebijakan
a. Terwujudnya a. Dinas Ketahanan Pemantapan Program pengelolaan
ketahanan Pangan dan ketahanan sumber daya
pangan Peternakan pangan, yang ekonomi untuk
b. Dinas Tanaman meliputi aspek kedaulatan dan
. Pangan dan ketersediaan kemandirian
Holtikultura pangan, pangan.
c. Dinas Perkebunan keterjangkauan Program
d. Dinas Sumber pangan dan peningkatan
Daya Air pemanfaatan diversifikasi dan
e. Dinas pangan ketahanan pangan
Pemberdayaan . masyarakat.
Masyarakat dan Program
Desa penanganan
f. Dinas Kelautan kerawanan pangan
dan Perikanan Program
g. Badan pengawasan
Perencanaan keamanan pangan
Pembangunan
Daerah
h. LSM Bidang
Pertanian,
Peternakan dan
Perikanan
b. Meningkatnya a. Dinas Kesehatan Pelayanan Program pemenuhan
kesehatan b. Dinas kesehatan upaya kesehatan
masyarakat Kependudukan masyarakat perorangan dan
dan Pencatatan dalam upaya kesehatan
Sipil penanggulangan masyarakat
c. Dinas Sosial gizi buruk Program
d. Badan peningkatan
Perencanaan kapasitas sumber
Pembangunan daya manusia
Daerah kesehatan
e. LSM Bidang Program
Kesehatan pemberdayaan
masyarakat bidang
Kesehatan
Program pemberian
asupan tambahan
Sumber: Rancangan KLHS Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
Tabel 4.9
Arahan Kebijakan Dan Program Dalam Mewujudkan TPB 8 Tentang
Pekerjaan Layak Dan Pertumbuhan Ekonomi
Arahan
Outcomes Para Pihak Arahan Program
Kebijakan
1. a. Asisten Perekonomian a. Perencanaan, Program Pengelolaan
Meningkatnya dan Pembangunan pengelolaan, dan Keuangan Daerah
PDRB per b. Biro Badan Usaha pengawasan Program Pengelolaan
kapita Milik Daerah dan keuangan Pendapatan Daerah
Provinsi Jawa Investasi daerah yang Program
Barat c. Biro Perekonomian lebih strategis Penyelenggaraan
d. Inspektorat dan transparan Pengawasan
e. Dinas Pemberdayaan Program Penelitian
Masyarakat dan Desa dan Pengembangan
f. Dinas Komunikasi dan Daerah
Informatika b. Peningkatan Program
g. Dinas Koperasi dan iklim investasi Pengembangan Iklim
Usaha Kecil Penanaman Modal
h. Dinas Penanaman Program Promosi
Modal dan Pelayanan Penanaman Modal
Terpadu Satu Pintu Program Pelayanan
i. Dinas Tenaga Kerja Penanaman Modal
dan Transmigrasi. Program Pengendalian
j. Dinas Pariwisata dan Pelaksanaan
Kebudayaan Penanaman Modal
k. Dinas Perindustrian Program Pengelolaan
dan Perdagangan Data dan Sistem
l. Badan Perencanaan Informasi Penanaman
Pembangunan Daerah Modal
m. Badan Program Pemerintahan
Pengembangan Sumber dan Kesejahteraan
Daya Manusia Rakyat
n. Badan Penelitian dan c. Program Perencanaan
Pengembangan Daerah Pengembangan dan Pembangunan
o. Badan Pengelolaan industri, Industri
Keuangan dan Aset kemitraan, dan Program Pengendalian
Daerah
pemanfaatan izin Usaha Industri
p. Badan Pendapatan
teknologi
Daerah Program Pengelolaan
r. Badan Amil Zakat Sistem Informasi
Nasional (Baznas) Industri nasional
Provinsi Jawa Barat d. Program
Pengembangan Pengembangan
sumber daya Kapasitas Daya Saing
manusia, Kepemudaan
peningkatan Program Pengelolaan
kewirausahaan, Kota Administrasi
Arahan
Outcomes Para Pihak Arahan Program
Kebijakan
dan peningkatan Program Peningkatan
kualitas, daya Penyelenggaraan
saing, dan Pemerintahan,
jaminan sosial Kesejahteraan Rakyat,
tenaga kerja dan Pengembangan
Program Perencanaan
Tenaga Kerja
Program Pelatihan
Kerja dan
Produktivitas Tenaga
Kerja
Program Penempatan
Tenaga Kerja
Program Hubungan
Industrial
Program Pengawasan
Ketenagakerjaan
e. Peningkatan Program Peningkatan
ekonomi Kerjasama Desa
masyarakat desa Program Penataan
Desa
Program Administrasi
Pemerintahan Desa
Program Pembinaan
dan Pengawasan
Pemerintahan Desa
2. a. Dinas Pemberdayaan a. Peningkatan Program Pelayanan
Terpenuhinya Perempuan, kualitas, Izin Usaha Simpan
kebutuhan Perlindungan Anak, dan pemasaran, Pinjam
akses Keluarga Berencana dukungan, Program
Koperasi dan b. Dinas Pemberdayaan pembiayaan Pemberdayaan Usaha
UMKM (Usaha Masyarakat dan Desa usaha, dan Menengah, Usaha
Mikro, Kecil, c. Dinas Komunikasi dan akses modal bagi Kecil, dan Usaha
dan Informatika UMKM Mikro (UMKM)
Menengah) ke d. Dinas Koperasi dan Program
layanan Usaha Kecil Pengembangan UMKM
keuangan di e. Dinas Penanaman Program
Provinsi Jawa Modal dan Pelayanan Pemberdayaan dan
Barat Terpadu Satu Pintu Perlindungan Koperasi
f. Dinas Pemuda dan Program Pelayanan
Olahraga Penghubung
g. Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi
h. Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan
i. Dinas Perindustrian
dan Perdagangan
k. Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia
l. Badan Penelitian dan
Pengembangan Daerah
m. Badan Penghubung
n. Badan Amil Zakat
Nasional (Baznas)
Provinsi Jawa Barat
3. a. Dinas Pemberdayaan a. Program Peningkatan
Meningkatnya Masyarakat dan Desa Pengembangan Daya Tarik Destinasi
jumlah b. Dinas Komunikasi destinasi Pariwisata
Arahan
Outcomes Para Pihak Arahan Program
Kebijakan
wisatawan di dan Informatika pariwisata, Program
Provinsi Jawa c. Dinas Tenaga Kerja produk wisata, Pengembangan
Barat dan Transmigrasi dan ekonomi Sumber Daya
d. Dinas Pariwisata dan kreatif, serta Pariwisata dan
Kebudayaan infrastruktur Ekonomi Kreatif
e. Badan Pengembangan pendukung
Sumber Daya Manusia kawasan
f. Badan Penelitian dan pariwisata
Pengembangan Daerah b. Peningkatan Program Pemasaran
g. Badan Penghubung promosi Pariwisata
pariwisata Program Pelayanan
berbasis digital Penghubung
ke dalam dan
luar negeri
Sumber: Rancangan KLHS Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
Tabel 4.10
Arahan Kebijakan Dan Program Dalam Mewujudkan TPB 3 Tentang
Kehidupan Sehat Dan Sejahtera
Arahan Program
Outcomes Para Pihak Arahan Kebijakan (Nomenklatur
Permendagri 90/2019)
1. Mengurangi a. Dinas a. Peningkatan Program pemenuhan
angka Kesehatan pelayanan upaya kesehatan
kematian b. Dinas kesehatan untuk perorangan dan upaya
Pemberdayaan ibu dan anak. kesehatan masyarakat.
Arahan Program
Outcomes Para Pihak Arahan Kebijakan (Nomenklatur
Permendagri 90/2019)
ibu. Perempuan, Program sediaan farmasi,
Perlindungan alat kesehatan dan
2. Menurunkan Anak, dan makanan minuman.
angka Keluarga b. Peningkatan Program peningkatan
kematian Berencana kapasitas tenaga kapasitas sumber daya
bayi dan c. Dinas kesehatan. manusia kesehatan.
balita. Ketahanan c. Peningkatan Program pemberdayaan
Pangan dan pemberdayaan masyarakat bidang
Peternakan masyarakat melalui kesehatan.
d. Dinas peran posyandu
Pemberdayaan dan penyuluhan
Masyarakat dan imunisasi.
Desa d. Peningkatan Program pemenuhan
e. Dinas mutu gizi, upaya kesehatan
Perumahan dan ketahanan dan perorangan dan upaya
Permukiman keamanan pangan kesehatan masyarakat.
f. BPJS Kesehatan bagi ibu hamil, bayi Program Pengelolaan
g. Rumah Sakit dan balita. Sumber Daya Ekonomi
h. Puskesmas Untuk Kedaulatan dan
i. Pemberdayaan Kemandirian Pangan
Kesehatan Program Pemberdayaan
Keluarga (PKK) dan Peningkatan
j. Perangkat Keluarga Sejahtera (KS)
daerah dan
Program Rehabilitasi
masyarakat
Sosial
k. LSM Bidang
Kesehatan Program Penanganan
l. LSM Bidang Kerawanan Pangan
Sosial Program Pengawasan
Keamanan Pangan
3. Mengakhiri a. Dinas a. Peningkatan Program pemenuhan
epidemi danKesehatan pengelolaan upaya kesehatan
penyakit b. Dinas pelayanan perorangan dan upaya
menular. Pemberdayaan kesehatan, kesehatan masyarakat.
Masyarakat dan pencegahan, dan Program sediaan farmasi,
4. Desa pengendalian alat kesehatan dan
Mengurangi c. Dinas penyakit menular, makanan minuman.
angka Lingkungan Hidup tidak menular, dan
kematian d. Dinas epidemi.
dini akibat Pendidikan b. Peningkatan Program peningkatan
penyakit e. Dinas kapasitas tenaga kapasitas sumber daya
tidak Perumahan dan kesehatan. manusia kesehatan.
menular. Permukiman c. Peningkatan Program penelitian dan
f. Badan penelitian dan pengembangan daerah.
Penelitian dan pengembangan
Pengembangan terkait epidemi,
Daerah penyakit menular
g. Badan dan tidak menular.
Penanggulangan d. Peningkatan Program peningkatan
Bencana Daerah kapasitas tenaga kapasitas sumber daya
h. Pertahanan dan kesehatan. manusia kesehatan.
Keamanan f. Pembinaan dan Program pemberdayaan
i. BPJS Kesehatan pemantauan masyarakat bidang
j. Rumah Sakit masyarakat terkait kesehatan.
k. Puskesmas pencegahan Program Peningkatan
l. Pemberdayaan epidemi dan Pendidikan, Pelatihan
Kesehatan penyakit menular dan Penyuluhan
Keluarga (PKK)
Lingkungan Hidup Untuk
m. Perangkat Masyarakat.
Arahan Program
Outcomes Para Pihak Arahan Kebijakan (Nomenklatur
Permendagri 90/2019)
daerah dan Program peningkatan
masyarakat ketentraman dan
n. LSM Bidang ketertiban umum.
Kesehatan g. Peningkatan Program pemberdayaan
o. LSM Bidang budaya hidup masyarakat bidang
Sosial bersih dan sehat. kesehatan.
5. Akses a. Dinas a. Peningkatan Program pemenuhan
universal Kesehatan pelayanan upaya kesehatan
terhadap b. Dinas Sosial kesehatan. perorangan dan upaya
pelayanan c. Dinas kesehatan masyarakat.
kesehatan Pendidikan Program sediaan farmasi,
seksual dan d. Dinas alat kesehatan dan
reproduksi. Pemberdayaan makanan minuman.
Perempuan, b. Peningkatan Program peningkatan
6. Akses Perlindungan kapasitas tenaga kapasitas sumber daya
kesehatan Anak, dan kesehatan. manusia kesehatan.
universal Keluarga c. Peningkatan Program pembinaan
terhadap akses Berencana pembinaan Keluarga Berencana (KB)
pelayanan e. Dinas kesehatan Program peningkatan
kesehatan Pemberdayaan reproduksi dan kualitas keluarga.
dasar. Masyarakat dan keluarga
Desa berencana.
f. Dinas d. Peningkatan Program pemenuhan
Perumahan dan pemberdayaan upaya kesehatan
Permukiman masyarakat melalui perorangan dan upaya
g. BPJS penyuluhan terkait kesehatan masyarakat.
Kesehatan kesehatan dasar Program pemberdayaan
h. Rumah Sakit dan kesehatan masyarakat bidang
i. Puskesmas reproduksi kepada kesehatan.
j.Pembinaan masyarakat. Program pemberdayaan
Kesejahteraan
sosial.
Keluarga (PKK)
k. Pemberdayaan
Kesehatan
Keluarga
l. Perangkat
daerah dan
masyarakat
m. LSM Bidang
Kesehatan
n. LSM Bidang
Sosial
Sumber: Rancangan KLHS Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
dibanding tahun lalu pada periode yang sama yaitu 7,99 persen.
Dibandingkan dengan TPT nasional sebesar 7,07 persen, TPT Jawa Barat
masih lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena adanya pandemi COVID 19
serta keterbatasan kesempatan kerja baru serta tidak adanya link and
macth antara kompetensi yang dimiliki tenaga kerja dengan pasar kerja.
Ketersediaan lapangan pekerjaan yang terbatas, banyak PHK, kurangnya
minat pencari kerja untuk usaha mandiri menjadi faktor-faktor pemicu
angka pengangguran tinggi di Jawa Barat.
Permasalahan sosial muncul diakibatkan karena perbedaan yang
mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Sumber
permasalahan sosial bisa terjadi dari proses sosial kemasyarakatan dan
bencana alam. Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) di Jawa
Barat mengalami peningkatan. Hal tersebut disebabkan karena masih
tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran, belum optimalnya
penanganan bencana sosial, masih rendahnya penanganan kasus-kasus
kekerasaan anak, perempuan dan human trafficking, belum optimalnya
penanganan PPKS melalui rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial,
penanganan Fakir Miskin serta Perlindungan dan Jaminan Sosial, dan
masih rentan terhadap konflik sosial dan kurangnya pemanfaatan Potensi
Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS).
Lebih lanjut, permasalahan sosial lainnya yang potensial dapat
terjadi yaitu Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan (ATHG)
terhadap stabilitas politik dan keamanan, pemahaman idiologi serta
kerukunan beragama. Untuk itu, perlu langkah-langkah preventif dan
advokasi yang intens demi terciptanya kerukunan umat beragama.
Salah satu hal penting dalam isu ini adalah penataan ruang yang
meliputi perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, pengendalian dan
pengawasan pemanfaatan ruang di Jawa Barat masih belum sepenuhnya
memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
Upaya konkret mewujudkan pemerataan pembangunan di Jawa
Barat adalah melalui pengembangan Kawasan Segitiga Emas Cirebon-
Patimban-Kertajati (REBANA). Secara makro ekonomi, Produk Domestik
Regional Bruto Jawa Barat tahun 2019 adalah yang terbesar ke-3 dengan
PMA dan PMDN tertinggi di Indonesia. PMA Jawa Barat mencapai $5.9
Miliar dan PMDN Jawa Barat pada tahun 2019 mencapai Rp49,3 Triliun.
Selama ini pusat pertumbuhan ekonomi wilayah Jawa Barat bertumpu di
bagian barat dan tengah, sedangkan bagian timur dan utara belum
dioptimalkan. Upaya untuk mengakselerasi pembangunan di Utara dan
Timur Jawa Barat diwujudkan melalui pengembangan Kawasan Segitiga
Emas REBANA yang meliputi Kabupaten Subang, Kabupaten Indramayu,
Kabupaten Majalengka, Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Sumedang.
Isu strategis lain dalam pengembangan Kawasan Segitiga Emas
REBANA, yakni melambatnya kontribusi PDB atas dasar harga konstan
sektor industri terhadap PDB Nasional. Pada tahun 2014 Kontribusi PDB
Industri mencapai 21,65 persen, namun mengalami penurunan sebesar
0,11 persen sehingga hanya mencapai 21,04 persen pada tahun 2018.
Kemudian kebijakan Pemerintah mengembangkan industri 4.0 berdampak
pada revitalisasi industri manufaktur dan mempercepat implementasi 4IR.
Inisiatif Making Indonesia 4.0 ini memberikan potensi besar untuk
melipatgandakan produktivitas tenaga kerja, sehingga dapat
meningkatkan daya saing global dan mengangkat pangsa pasar ekspor
global. Ekspor yang lebih tinggi akan membuka lebih banyak kesempatan
kerja, sehingga konsumsi domestik menjadi lebih kuat dan Indonesia dapat
menjadi salah satu dari 10 besar ekonomi dunia. Peluang ini yang akan
ditangkap oleh Kawasan Segitiga Emas REBANA sehingga kawasan
tersebut menjadi engine of economic growth baru di Jawa Barat.
Pengembangan Kawasan Segitiga Emas REBANA juga direncanakan
untuk dapat mengatasi permasalahan tingginya kepadatan industri di
Kabupaten Bekasi dan Karawang. Berdasarkan Sensus Ekonomi di
Provinsi Jawa Barat tahun 2016, terdapat 2.952 Usaha Menengah Besar
(UMB) di Kabupaten Karawang, 5.198 UMB di Kabupaten Bekasi, dan
5. Reformasi Birokrasi
Dalam pelaksanaan reformasi birokrasi di Jawa Barat masih terjadi
permasalahan yang perlu mendapat perhatian, yaitu masih kurangnya
sosialisasi dan kualitas serta jangkauan layanan informasi bagi publik atas
hasil pembangunan daerah yang dilaksanakan, masih rendahnya
profesionalisme aparatur, belum optimalnya pengelolaan kekayaan/aset
pemerintah daerah, dan kolaborasi pembangunan dengan pemerintah
pusat dan kabupaten/kota.
BAB V
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
Gambar 5.1
Konsep Pembangunan Provinsi Jawa Barat
Tabel 5.1
Proyeksi Indikator Makro Provinsi Jawa Barat
Tahun 2018–2023
Tabel 5.2
Perbadingan Indikator Makro Provinsi Jawa Barat Berdasarkan
RPJMN Tahun 2020-2024 dan Hasil Prediksi Perubahan RPJMD
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
Target Pembangunan dalam
Target Pembangunan dari
Indikator Perubahan RPJMD Prov. Jabar
RPJMN 2020-2024
Pembangunan 2018-2023
2020 2021 2022 2023 2020 2021 2022 2023
Laju Pertumbuhan 5,40 5,50 5,70 5,90 -2,77- 3,33- 5,20 – 5,50 -
Ekonomi (%) -1,61 4,49 5,20 5,50
Tingkat Kemiskinan (%) 6,31 6,07 5,70 5,24 7,25- 6,96- 6,39- 5,77-
7,09 6,63 6,06 5,42
Tingkat Pengangguran 7,70 7,50 7,40 7,00 10,30- 10,40- 9,46- 8,03-
Terbuka (%) 12,01 9,30 7,81 6,21
Sumber: RPJMN 2020 – 2024 dan Hasil Proyeksi Bappeda Jabar 2020
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa ada perbedaan target yang
ditetapkan dalam RPJMN Tahun 2020-2024 dengan target perubahan
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023. Adanya perbedaan ini bukan
berarti program pembangunan Provinsi Jawa Barat tidak mendukung target
nasional. Penyebab utama terjadinya perbedaan target adalah waktu
penetapan target. Indikator makro secara nasional ditetapkan sebelum masa
pandemi COVID-19, semenatara perubahan RPJMD Tahun 2018-2023
dilakukan di masa-masa yang belum memperlihatkan pola berakhirnya
pandemi COVID-19. Jika target nasional untuk Provinsi Jawa Barat
dibandingkan dengan target RPJMD sebelum perubahan, beberapa
memperlihatkan indikator yang lebih tinggi dari target nasionl.
Setiap tujuan dan sasaran pembangunan diukur dengan indikator
kinerja dan target per tahun. Indikator kinerja tujuan dan sasaran pada
Perubahan RPJMD mengalami penyesuaian berupa penggunaan beberapa
indikator makro sebagai indikator tujuan dan/atau sasaran. Hal ini
dilakukan dengan pertimbangan indikator makro tersebut tepat digunakan
untuk mengukur kinerja tujuan dan/atau sasaran. Selain itu, dilakukan
juga penambahan indikator Indeks Williamson sebagai indikator kinerja
tujuan terwujudnya percepatan pertumbuhan dan pemerataan
Tabel 5.3
Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Indikator Pembangunan Jangka Menengah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018–2023
INDIKATOR KONDISI AWAL 2019 TARGET SEBELUM PERUBAHAN TARGET SETELAH PERUBAHAN KONDISI
TUJUAN/SASARAN KINERJA
2017 2018 Target Realisasi 2020 2021 2022 2023 2020 2021 2022 2023 AKHIR
TUJUAN/SASARAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
VISI: TERWUJUDNYA JAWA BARAT JUARA LAHIR BATIN DENGAN INOVASI DAN KOLABORASI
Misi 1: Membentuk Manusia Pancasila Yang Bertaqwa Melalui Peningkatan Peran Masjid dan Tempat Ibadah Sebagai Pusat Peradaban
1.1. Terwujudnya Indeks 68,78 73,91 68,79 - 65,50 70,79 - 71, 79 - 72,79 - 73,79 - 70,70- 71,79 - 72,70 - 73,70 73,70 -
manusia yang Demokrasi 70,78 (2018) 71,78 72,78 73,78 74,78 71,78 72,78 73,78 - 74,78
berketuhanan, (poin) 74,78
berdemokrasi,
berkebangsaan
dan
berkeadilan
sosial
1.1.1. Meningkatnya a. Indeks 68,5 68,7 68,6 - 69 68,5 69,1 - 69,6 - 70 70,1 - 70,6 - 71 68,10- 68,60- 69,10- 69,60- 69,60-
keimanan dan Kerukunan 69,5 70,5 68,50 69,00 69,50 70,00 70,00
kerukunan Umat Beragama
umat beragama (persen)
dalam kerangka
demokrasi
b. Indeks 68,78 65,50 68,79 - 65,50 70,79 - 71, 79 - 72,79 - 73,79 - 70,70 - 71,79 - 72,70 - 73,70 73,70 -
Demokrasi 70,78 (2018) 71,78 72,78 73,78 74,78 71,78 72,78 73,78 - 74,78
(poin) 74,78
Misi 2: Melahirkan Manusia yang Berbudaya, Berkualitas, Bahagia dan Produktif Melalui Peningkatan Pelayanan Publik yang Inovatif
2.1. Meningkatnya a. Indeks 70,69 71,30 71,42- 72,03 71,91 – 72,52- 73,13- 73,74- 71,35- 71,71- 72,38- 73,14 73,14-
kebahagiaan Pembangunan 71,91 72,52 73,13 73,74 74,35 71,55 72,10 72,79 - 73,56
dan Manusia (IPM) 73,56
kesejahteraan (poin)
Masyarakat
b Indeks 69,58 69,58 70-71 69,58 70-71 71-73,5 71-73,5 73,6-76 68,50- 69,00- 69,30- 69,58- 69,58-
Kebahagiaan (2017) (2017) 69,58 69,58 69,58 70,00 70,00
(poin)
2.1.1. Meningkatnya a Persentase 7,83 7,25 6,66-6,90 6,82 6,07- 5,48- 4,89- 4,30-4,54 7,25-7,09 6,96- 6,39- 5,77- 5,77-5,42
kualitas dan Penduduk 6,31 5,72 5,13 6,63 6,06 5,42
taraf hidup Miskin (persen)
masyarakat
INDIKATOR KONDISI AWAL 2019 TARGET SEBELUM PERUBAHAN TARGET SETELAH PERUBAHAN KONDISI
TUJUAN/SASARAN KINERJA
2017 2018 Target Realisasi 2020 2021 2022 2023 2020 2021 2022 2023 AKHIR
TUJUAN/SASARAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
b Tingkat 8,22 8,17 8,0-7,9 7,99 7,9-7,7 7,7-7,5 7,5-7,3 7,3-7,1 10,30- 10,40- 9,46- 8,03- 8,03-6,21
Pengangguran 12,01 9,30 7,81 6,21
Terbuka (TPT)
(persen)
2.1.2. Meningkatnya a Angka Harapan 72,47 72,76 73,67 – 72,85 74,87 – 76,07– 77,27 – 78,47 – 72,80- 72,90- 73,00- 73,10- 73,10-
Kualitas Hidup (tahun) 74,87 76,07 77,27 78,47 79,67 73,04 73,23 73,42 73,62 73,62
Kesehatan
Masyarakat dan
Jangkauan
Pelayanan
Kesehatan
2.1.3. Meningkatnya a. Indeks 70,04 70,20 70,34 69,48 71 72 72,3 73,25 69,28- 69,30- 70,40- 70,50- 70,50-
Pengarusutama Pemberdayaan 70,28 70,36 70,74 70,82 70,82
an Gender dan Gender (IDG)
Perlindungan (poin)
Anak b. Indeks 89,18 89,19 89,32 89,26 89,82 90,5 91 92 88,50- 88,54- 89,30- 89,40- 89,40-
Pembangunan 89,30 89,34 89,88 90,42 90,42
Gender (IPG)
(poin)
2.1.4. Meningkatnya a. Rata–Rata lama 8,14 8,18 8.28 8,37 8.39 8.49 8.60 8.70 8,33-8,39 8,42- 8,52- 8,62- 8,62-8,70
Aksesibilitas sekolah (tahun) 8,49 8,60 8,70
dan Mutu b Harapan Lama 12,42 12,88 13.15 12,48 13.39 13.64 13.89 14.14 12,51- 12,54- 12,57- 12,60- 12,60-
Pendidikan Sekolah (tahun) 12,94 13,15 13,36 13,56 13,56
2.1.5. Meningkatnya a. Indeks 46,33 49 53,63 49 (2018) 56,31 59,13 62,09 65,19 49,00- 50,10- 52,10- 54,10- 54,10-
Peran Pemuda Pembangunan 50,00 52,00 54,00 56,50 56,50
dalam Pemuda (poin)
Pembangunan,
Masyarakat
Berolahraga dan
Prestasi
Olahraga Jawa
Barat di Tingkat
Nasional
2.2. Terwujudnya a. Persentase N/A N/A 16,63 17,43 18,65 20,72 21,83 22,16 6,54-8,07 17,97- 23,30- 22,62- 22,62-
kehidupan Pemajuan 19,56 24,89 24,21 24,21
masyarakat Kebudayaan
yang tertib dan
INDIKATOR KONDISI AWAL 2019 TARGET SEBELUM PERUBAHAN TARGET SETELAH PERUBAHAN KONDISI
TUJUAN/SASARAN KINERJA
2017 2018 Target Realisasi 2020 2021 2022 2023 2020 2021 2022 2023 AKHIR
TUJUAN/SASARAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
tentram Jawa Barat
berbasiskan (persen)
kearifan lokal
dan seni
budaya daerah
2.2.1. Meningkatnya a. Persentase N/A N/A 16,63 17,43 18,65 20,72 21,83 22,16 6,54-8,07 17,97- 23,30- 22,62- 22,62-
pelestarian dan Pemajuan 19,56 24,89 24,21 24,21
Pengembangan Kebudayaan
kebudayaan Jawa Barat
lokal (persen)
2.2.2. Terwujudnya a. Indeks 69,58 69,61 70-71 77,50 70-71 71-73,5 71-73,5 73,6-76 70-72 72-74 74-75 75-80 75-80
Ketertiban dan Ketentraman
Ketentraman dan Ketertiban
Masyarakat dan (poin)
Kenyamanan
Lingkungan
Sosial
Misi 3: Mempercepat Pertumbuhan dan Pemerataan Pembangunan Berbasis Lingkungan dan Tata Ruang yang Berkelanjutan Melalui Peningkatan Konektivitas Wilayah dan Penataan Daerah
3.1. Terwujudnya Indeks 0,70 0,673 - 0,665 - - - - 0,672- 0,666- 0,662- 0,659- 0,659-
percepatan Williamson 0,665 0,659 0,656 0,656 0,656
pertumbuhan (poin)
dan
pemerataan
pembangunan
yang
berkelanjutan
3.1.1. Meningkatnya a. Konsumsi 1.155 1.231 1.300 1320 1.340 1.386 1.447 1.503 950-1.000 1.000- 1.050- 1.100- 1.100-
infrastruktur listrik per 1.050 1.100 1.150 1.150
energi listrik kapita
yang (Kwh/kapita)
mendukung
pertumbuhan
ekonomi dan
akses listrik
terhadap rumah
tangga hingga
ke pelosok
INDIKATOR KONDISI AWAL 2019 TARGET SEBELUM PERUBAHAN TARGET SETELAH PERUBAHAN KONDISI
TUJUAN/SASARAN KINERJA
2017 2018 Target Realisasi 2020 2021 2022 2023 2020 2021 2022 2023 AKHIR
TUJUAN/SASARAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
3.1.2. Meningkatnya a. Tingkat 40,9 40,90- 41 - 43 46,13 44 - 46 47 - 49 50 - 52 53 - 55 38-40 42-44 46-48 50-52 50-52
Aksesibilitas Konektivitas 41,00
dan Mobilitas Antar Wilayah
Transportasi (persen)
menuju pusat-
pusat
perekonomian
3.1.3. Meningkatnya a. Indeks Desa 0,64 0,64 0,65 0,67 0,66 0,67 0,68 0,69 0,68-0,69 0,69- 0,70- 0,71- 0,71-0,72
pembangunan Membangun 0,70 0,71 0,72
dan (poin)
pemberdayaan
masyarakat
desa
3.1.4. Terbentuknya a. Usulan 0 0 0 0 1 1 2 2 0-1 0-1 1-2 1-2 1-2
Daerah Otonomi pembentukan
Baru untuk Daerah
Pemerataan persiapan
Pembangunan otonomi baru
(usulan)
3.2. Meningkatnya a. Indeks 51,85 49,54 49,76 52,12 49,98 50,2 50,42 50,64 60-60,06 60,17- 60,38- 60,60- 60,60-
daya dukung Kualitas (metode (metode 60,23 60,44 60,66 60,66
dan daya Lingkungan lama) baru)
tampung Hidup (IKLH)
lingkungan (Indeks)
3.2.1. Meningkatnya a. Indeks Kualitas 51,85 49,54 49,76 52,12 49,98 50,2 50,42 50,64 60-60,06 60,17- 60,38- 60,60- 60,60-
kualitas Lingkungan (metode (metode 60,23 60,44 60,66 60,66
lingkungan Hidup (IKLH) lama) baru)
hidup dan (poin)
pengendalian b. Tingkat 2,02 2,38 2,8 3,85 3,92 5,87 7,11 7,72 3,92-4,22 5,57- 6,81- 7,42- 7,42-7,72
dampak Penurunan 5,87 7,11 7,72
perubahan iklim Emisi Gas
untuk Rumah Kaca
kesejahteraan (persen)
masyarakat
3.2.2. Meningkatkan a. Indeks N/A N/A 1,1923 1,1920 1,191 1,1834 1,1822 1,1811 1,1927- 1,1922 1,1912 1,1902 1,1902-
ketersedian air Penggunaan Air 1,1925 - - - 1,1900
untuk (poin) 1,1920 1,1910 1,1900
menunjang
INDIKATOR KONDISI AWAL 2019 TARGET SEBELUM PERUBAHAN TARGET SETELAH PERUBAHAN KONDISI
TUJUAN/SASARAN KINERJA
2017 2018 Target Realisasi 2020 2021 2022 2023 2020 2021 2022 2023 AKHIR
TUJUAN/SASARAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
produktifitas
ekonomi dan
domestik
3.2.3. Meningkatnya a. Indeks Risiko 166 166 165 152,13 164 163 162 161 150,45- 149,46 149,00 147,00 147,00-
ketangguhan Bencana (IRB) 149,45 - - - 144,00
terhadap (poin) 149,00 147,00 144,00
bencana
Misi 4: Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Usaha Ekonomi Umat yang Sejahtera Dan Adil Melalui Pemanfaatan Teknologi Digital dan Kolaborasi dengan Pusat-Pusat Inovasi Serta Pelaku
Pembangunan.
4.1. Terwujudnya a. Laju 5,33 5,66 5,4-5,8 5,07 5,5-5,9 5,6-6,0 5,7-6,1 5,8-6,2 -2,77- 3,33- 5,20 – 5,50 - 5,50-5,50
pertumbuhan Pertumbuhan -1,61 4,49 5,20 5,50
ekonomi yang Ekonomi (LPE)
berkualitas dan (persen)
berdaya saing b. Produk 1.788,3 1.962,23 2.288,75 2.125,16 2.471,85 2.669,6 2.883,1 3.113,82 2.185,85- 2.386, 2.612, 2.859, 2.859,92-
serta Domestik 8 0 6 2.212,37 95- 76- 92- 2.977,98
mengurangi Regional Bruto 2,438, 2.695, 2.977,
disparitas (ADHB) (triliun 92 01 98
ekonomi rupiah)
4.1.1. Jawa Barat a. Skor Pola 85,2 81,6 82,4 89,00 83,2 84 84,8 85,6 82,70- 83,20- 83,80- 84,40- 84,40-
sebagai daerah Pangan 83,20 84 84,80 85,60 85,60
pertanian, Harapan (SPPH)
Kehutanan, (poin)
Kelautan dan b. Nilai Tukar 108,39 110,9 113,11 112,36 115,36 117,65 120 122,38 100- 101- 102- 103- 103-
perikanan yang Petani (NTP) 100,50 102 104,40 106,14 106,14
mandiri (poin)
4.1.2. Tercapainya a. Kontribusi 2,71 2,85 2,30-3,00 6,84 3,01- 3,16- 3,31- 3,46-3,50 1,61-1,75 1,76- 1,91- 2,06- 2,06-2,10
pariwisata Pariwisata 3,15 3,30 3,45 1,90 2,05 2,10
sebagai sumber terhadap PDRB
pertumbuhan (persen)
ekonomi
inklusif
4.1.3. Meningkatnya a. Laju 5,35 6,49 2,63 4,04 2,7 2,77 2,85 2,94 0,30-0,50 0,76- 1,85- 2,33- 2,33-4,25
peran industri pertumbuhan 1,42 2,84 4,25
dan Sektor Industri
perdagangan (persen)
dalam stabilitas b. Laju 4,55 4,19 3 7,51 3 4 4 5 1-2 0,72- 2,83- 3,13- 3,13-4,33
pertumbuhan 1,44 2,88 4,33
INDIKATOR KONDISI AWAL 2019 TARGET SEBELUM PERUBAHAN TARGET SETELAH PERUBAHAN KONDISI
TUJUAN/SASARAN KINERJA
2017 2018 Target Realisasi 2020 2021 2022 2023 2020 2021 2022 2023 AKHIR
TUJUAN/SASARAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
perekonomian Sektor
Jawa Barat Perdagangan
(persen)
4.1.4. Meningkatnya a. Pembentukan 449,37 473 495,4 535,72 520,17 546,18 573,48 602,15 411,54- 431,81 451,85 471,88 471,88-
kualitas iklim Modal Tetap 442,54 - - - 502,65
usaha dan Bruto (PMTB) 462,58 482,62 502,65
investasi ADHB (triliun
rupiah)
b. Proporsi kredit 18,06 20,1 21 21,10 22 23 24 25 19-20,50 20- 21- 22,00- 22,00-
UMKM terhadap 21,50 22,10 23,00 23,00
total kredit
(persen)
Misi 5: Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Inovatif dan Kepemimpinan yang Kolaboratif Antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota
5.1. Terwujudnya a. Indeks BB BB BB BB A A A A BB BB A A A
good Reformasi (76,01-78) (78,01- (80,01- (82,01 (82,01-84)
governance Birokrasi 80) 82) -84)
dan whole of (kategori)
government
5.1.1. Terwujudnya b. Indeks BB BB BB BB A A A A BB BB A A A
inovasi tata Reformasi (76,01-78) (78,01- (80,01- (82,01 (82,01-84)
kelola Birokrasi 80) 82) -84)
pemerintahan (kategori)
yang smart,
bersih dan
akuntabel
5.1.2. Terwujudnya a. Tingkat N/A N/A 50 61,22 60 70 80 90 54-56 56-58 58-62 62-68 62-68
kolaborasi efektivitas
antara kerjasama
pemerintah Daerah (persen)
pusat, provinsi,
kabupaten/kota
dan pihak
lainnya dalam
pembangunan
yang sinergis
dan integratif.
Sumber: Hasil proyeksi, diolah Bappeda Provinsi Jawa Barat Tahun 2020
Tabel 5.4
Persandingan Sasaran RPJMD dengan Sasaran RPJMD
Provinsi Jawa Barat
Sasaran RPJMN Sasaran RPJMD Provinsi Jawa Barat
S1 Meningkatnya daya dukung dan S17 Tercapainya pariwisata sebagai
kualitas sumber daya ekonomi sumber pertumbuhan ekonomi
sebagai modalitas bagi inklusif
pembangunan ekonomi yang S18 Meningkatnya peran industri dan
berkelanjutan perdagangan dalam stabilitas
perekonomian Jawa Barat
Tabel 5.5
Persandingan Prioritas Nasional dengan
Prioritas Provinsi Jawa Barat
BAB VI
STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN, DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN DAERAH
Gambar 6.1
Posisi RPJMD Tahun 2018-2023 dalam RPJPD Tahun 2005-2025
dan Penjabarannya ke RKPD
2023 –
MENCAPAI
KEUNGGULAN
2018 – 2023 MASYARAKAT JAWA
BARAT DISEGALA
BIDANG
2013 – 2018
faktor internal dan faktor eksternal yang dianggap penting dalam mencapai
tujuan, yaitu dengan mengidentifikasikan kekuatan (strength), kelemahan
(weakness), kesempatan (opportunity), dan ancaman (threat). Analisis ini
didasarkan pada logika berpikir bahwa dalam menentukan strategi
kebijakan yang akan diimplementasikan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa
Barat harus memaksimalkan kekuatan dan peluang, dan sekaligus dapat
meminimalkan kelemahan dan ancaman yang ada, sehingga dapat dicapai
keseimbangan antara kondisi internal dengan kondisi eksternal.
Berdasarkan perhitungan, yang menghasilkan alternatif strategi
yang mendapat bobot paling tinggi adalah weakness – opportunity (WO)
yaitu Strategi Mengurangi Kelemahan dengan Memanfaatkan Peluang. Hal
ini dapat diartikan bahwa Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat
menghadapi peluang pasar yang sangat besar tetapi di sisi lain menghadapi
berbagai kelemahan internal. Fokus strategi meminimalkan masalah-
masalah internal sehingga dapat merebut peluang yang lebih baik.
Meskipun strategi WO merupakan alternatif strategi terbaik yang memiliki
nilai pembobotan yang paling tinggi, namun belum tentu semua strategi-
strategi tersebut dapat dilaksanakan secara simultan, sehingga perlu
dilakukan prioritas apabila dalam pelaksanaannya secara bersama-sama
menemui kendala sumber daya (resources constraints).
Adapun pilihan strategi dan arah kebijakan untuk pencapaian
tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Barat
disajikan pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1
Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Menengah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018–2023
2.2. Terwujudnya 2.2.1. Meningkatnya pelestarian 2.2.1.1. Melestarikan kearifan a. Meningkatkan pelestarian,
kehidupan kebudayaan lokal lokal dan kebudayaan dan pengakuan atas seni dan budaya lokal
masyarakat yang Jawa Barat b. Memperluas tingkat partisipasi dan
tertib dan tentram kolaborasi masyarakat dalam
berbasiskan meningkatkan jumlah objek pemajuan
kearifan lokal dan kebudayaan
seni budaya daerah
2.2.2 Terwujudnya Ketertiban dan 2.2.2.1 Meningkatkan rasa aman a. Meningkatkan penanganan pelanggaran
Ketentraman Masyarakat dan dan nyaman masyarakat Perda
Kenyamanan Lingkungan
Sosial
Gambar 6.2
Tema Pembangunan Lima Tahunan Provinsi Jawa Barat
Mencapai
Mencapai
Kemandirian
Kemandirian
Masyarakat
MasyarakatJawa
Jawa
Pemantapan Daya Barat
Pemantapan Barat
Saing Daerah Daya
Saing Daerah
Menuju
Peningkatan Daya Menuju
Kemandirian
Peningkatan Daya Kemandirian
Saing Daerah
Saing Daerah
Melalui Percepatan
Melalui Percepatan
Pemulihan
Pemantapan
Pemantapan
Kesejahteraan Pemulihan
Ekonomi dan
Kesejahteraan Ekonomi dan
Masyarakat dan Penguatan Sistem
Masyarakat dan PenguatanDaerah
Kesehatan Sistem
Peningkatan
Peningkatan Pelayanan Publik
Pelayanan
melalui Publik
percepatan Kesehatan Daerah
Kesejahteraan
Kesejahteraan
Masyarakat melalui
penanganan
Masyarakatdan
dan Percepatan
Pelayanan Publik pandemi Covid-19
Pelayanan Publik Penangan
Pandemi Covid-19
Gambar 6.3
Peta Wilayah Pengembangan Provinsi Jawa Barat
Gambar 6.4
Peta Keterkaitan Fungsional Antar WP
Gambar 6.5
Kerangka Pikir Perumusan Arahan Kebijakan Kewilayahan
Acuan kebijakan
teknis perencanaan
pembangunan bagi
Indikasi perangkat daerah
Program RTRW dan pemerintah
kabupaten/kota
WP/Tema/ untuk
Arahan
Sektor Program mewujudkan
Pengembanga
Unggulan/ n WP dan Prioritas/ pemerataan
Fokus kebijakan Program pembangunan,
Pengemban pembanguna Pembangunan minimalisasi
gan WP Daerah kesenjangan, dan
n perbatasan
efektivitas
pengelolaan
Program juara pembangunan di
Jawa Barat
Tabel 6.2
Arah Kebijakan Kewilayahan Provinsi Jawa Barat
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
1 Bodebekpunjur Kabupaten Sektor unggulan: Agroforestri, 1. Melengkapi Sarana Prasarana Minimal di PKN: Prioritas Pembangunan - Sekolah Juara
Tema: Bogor, Kota pariwisata, industri fasilitas - Pembangunan Pusat Kesatu: Akses Pendidikan - Masjid Juara
Mengendalikan Bogor, manufaktur, perikanan, pendukung PKN, Kebudayaan Untuk Semua - Kelola Sampah
perkembangan fisik Kabupaten perdagangan, jasa, PKL - Pembangunan Rumah Sakit - Program Penelitian dan Juara
wilayah Bekasi, Kota pertambangan, agribisnis dan Tipe A Pengembangan Daerah - Budaya Juara
Bekasi, Kota agrowisata - Pembangunan Pusat Budaya, - Program Pengelolaan - Kesehatan
Depok, Fokus pengembangan: PKN: Kawasan - Pembangunan Gedung Creative Pendidikan Juara
Kabupaten - Kota Bogor, Kota Depok dan Perkotaan Bodebek Centre - Ekonomi
Cianjur (Puncak) Kota Bekasi, diarahkan PKL: - Pembangunan TPPAS Regional Prioritas Pembangunan Kreatif Juara
sebagai kota terdepan, - Kab.Bekasi: - Pengembangan Kawasan Kedua: Desentralisasi - Industri Juara
berbatasan dengan ibukota Cikarang-Cibitung, Pendidikan Tinggi Pelayanan Kesehatan - Kota Juara
negara yang merupakan Tarumajaya, - Pengembangan Kawasan Sain - Program Pemenuhan - Pariwisata
bagian dari pengembangan Cibarusah, Setu, Teknologi Upaya Kesehatan Juara
KSN Jabodetabekpunjur - Pembangunan Pelabuhan Perorangan Dan Upaya
untuk mendorong - Kab.Bogor: Khusus Industri Kesehatan Masyarakat
pengembangan PKN Cibinong, - Peningkatan cakupan sistem
kawasan perkotaan Cileungsi, Parung, pelayanan air bersih dan air Prioritas Pembangunan
Jabodetabek, menjadi Cigudeg, Caringin, limbah Keempat: Pengembangan
simpul pelayanan dan jasa Parungpanjang - Pengembangan sistem angkutan Destinasi dan Infrastruktur
perkotaan, serta umum massal Pariwisata
mengembangkan sektor - Pembangunan Kawasan - Program Peningkatan
perdagangan, jasa dan Olahraga Terpadu Daya Tarik Destinasi
industri padat tenaga kerja; - Pengembangan hunian vertikal Pariwisata
- Kabupaten Bogor, dan (penyediaan lahan, - Program Pengembangan
Bekasi, diarahkan menjadi pembangunan rusun, dan Sumber Daya Pariwisata
kawasan penyangga dalam penyediaan PSU) dan Ekonomi Kreatif
sistem PKN kawasan - Pengembangan Kasiba-Lisiba - Program Pengembangan
perkotaan Jabodetabek, Kebudayaan
serta untuk Sarana Prasarana Minimal di PKL:
mengembangkan sektor (1) Peningkatan cakupan Prioritas Pembangunan
industri ramah lingkungan pelayanan sarana prasarana Keenam: Infrastruktur
dan hemat penggunaan air pendidikan: Konektivitas Wilayah
tanah, tidak mengakibatkan a. Pembangunan Unit - Program Penyelenggaraan
alih fungsi lahan di (KP2B), Sekolah Baru untuk Lalu Lintas dan Angkutan
serta kegiatan pertambangan Jalan (LLAJ)
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
mineral logam dan non jenjang SD, SMP, - Program Pengembangan
logam untuk mendukung SMA/SMK Perumahan
pembangunan di b. Pembangunan Ruang - Program Pengelolaan Dan
Bodebekpunjur; dan Kelas untuk jenjang SD, Pengembangan Sistem
- Kawasan Puncak di SMP, SMA/SMK Penyediaan Air Minum
Kabupaten Bogor dan (2) Peningkatan cakupan - Program Pengembangan
Kabupaten Cianjur, pelayanan sarana prasarana Sistem Dan Pengelolaan
diarahkan pada kegiatan kesehatan: Persampahan Regional
rehabilitasi dan revitalisasi a. Pembangunan Rumah - Program Pengelolaan Dan
Kawasan Lindung di KSN Sakit Tipe C Pengembangan Sistem Air
Jabodetabekpunjur b. Pembangunan Puskesmas Limbah
Poned - Program Pengelolaan
(3) Peningkatan cakupan Persampahan
pelayanan sarana prasarana
ekonomi dan budaya:
a. Terminal agribisnis
b. Pasar
c. Jasa keuangan
d. IPAL industri komunal
e. Masjid
f. Lapangan olahraga/ ruang
publik
g. Tempat atraksi budaya
(4) Peningkatan infrastruktur
dasar permukiman:
a. Drainase
b. Jalan Lingkungan
c. TPA Lokal
d. Fasilitas TPST
e. SPAM IKK
f. SPALD komunal
(5) Peningkatan sarana dan
prasarana transportasi:
a. Peningkatan akses jalan
dari PKL ke kecamatan
sekitarnya
Penyediaan Terminal Tipe C dan
sarana angkutan umum
2. Mengembangkan JALAN Prioritas Pembangunan - Transportasi
infrastruktur Keenam: Infrastruktur Juara
strategis Konektivitas Wilayah
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
- Pembangunan/ persiapan - Program Penyelenggaraan - Lingkungan
pembangunan Jalan Bebas Jalan Juara
Hambatan - Program Pengelolaan Tanggap Bencana
- Pembangunan Simpang Susun Perkeretaapian Juara
Tidak Sebidang - Program Penyelenggaraan
- Standardisasi jalan provinsi Lalu Lintas dan Angkutan
- Pembangunan jalan kolektor Jalan (LLAJ)
primer - Program Pengelolaan
- Peningkatan kapasitas dan ruas Pelayaran
jalan strategis - Program Pengelolaan
Energi Terbarukan
KERETA API - Program Pengelolaan
- Pembangunan/ pengembangan Sumber Daya Air (SDA)
jaringan dan layanan KA antar - Program Pengelolaan DAS
kota/ KA perkotaan - Program Pengembangan
- Peningkatan kapasitas jaringan Perumahan
KA melalui pembangunan jalur - Program Pengelolaan dan
ganda dan elektrifikasi Pengembangan Sistem Air
- Reaktivasi dan peningkatan Limbah
(revitalisasi) jalur KA - Program Pengelolaan Dan
- Pembangunan sarana dan Pengembangan Sistem
prasarana pendukung Penyediaan Air Minum
operasionalisasi dan - Program Pengembangan
keselamatan perkeretaapian Sistem Dan Pengelolaan
(prasarana sarana kuning, Persampahan Regional
Operasionalisasi hijau - Program Pengelolaan
(persinyalan) Persampahan
- Penanganan perlintasan - Program terkait Urusan
sebidang kereta api di ruas jalan Pertanahan
provinsi
PELABUHAN
- Pembangunan/ Pengembangan
Transportasi laut
- Pembangunan Pelabuhan
Sungai Danau dan
Penyeberangan/ ASDP
TRANSPORTASI DARAT
- Pengembangan Transportasi
massal perkotaan berbasis jalan
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
- Peningkatan Fasilitas
Perlengkapan di ruas jalan
provinsi
- Pembangunan dan
Pengembangan Terminal Barang
- Pembangunan/ Rehabilitasi
Terminal Tipe A di PKN
- Pembangunan Terminal Tipe C
di PKL
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
- Peningkatan Jaringan Daerah
Irigasi
- Pembangunan Jaringan Daerah
Irigasi Baru
- Rehabilitasi Tuntas dan
Pemeliharaan Jaringan Daerah
Irigasi
- Peningkatan fungsi sawah
beririgasi teknis
- Revitalisasi Sungai, Waduk, Situ
- Penataan DAS dan bantaran
sungai lintas wilayah
PERUMAHAN , PERMUKIMAN
- Penyediaan hunian sementara
dan relokasi
- Penyediaan dan rehabilitasi
rumah korban bencana
- Fasilitasi penyediaan rumah
bagi masyarakat yang terkena
relokasi
- Pembangunan rumah khusus
- Perbaikan rumah tidak layak
huni
- Pengembangan hunian vertikal
- Peningkatan teknologi
perumahan
- Pengembangan sistem
pengelolaan air limbah Domestik
Sistem Setempat
- Pengembangan Sistem
Pengelolaan Limbah Domestik
Sistem Terpusat Regional
- Peningkatan Pengelolaan
Persampahan
- Penataan jaringan drainase
utama perkotaan dan drainase
permukiman
- Pembangunan Tempat
Pengolahan Sampah Reuse,
Reduce, Recycle
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
- Pengembangan hunian vertikal
(penyediaan lahan,
pembangunan rusun, dan
penyediaan PSU)
- Pengembangan Kasiba-Lisiba
- Peningkatan cakupan sistem
pelayanan air bersih dan air
limbah
- Peningkatan infrastruktur dasar
permukiman: drainase, jalan
lingkungan, TPA lokal, fasilitas
TPST, SPAM IKK, SPALD
komunal
- Pembangunan drainase
perkotaan
- Pemenuhan layanan kebutuhan
air bersih dan logistik
- Pengembangan Prasarana dan
Sarana Utilitas Umum (PSU)
Perumahan dan Permukiman
- Pemulihan sarana prasarana
permukiman
- Peningkatan kualitas
permukiman di kawasan
perbatasan
- Penataan Permukiman Kumuh
- Pengendalian pengembangan
permukiman di kawasan
Puncak untuk mendukung
fungsi konservasi kawasan
PERTANAHAN
- Penyediaan tanah untuk
perumahan dan kawasan
permukiman melalui
optimalisasi aset tanah milik
Pemerintah Provinsi, Tanah
Negara yang dimohonkan dan
pengadaan tanah
- Pencadangan tanah untuk
kebutuhan pembangunan
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
perumahan dan kawasan
permukiman
PARIWISATA
- Pengembangan Destinasi
pariwisata Provinsi (DPP)
- Pengembangan Kawasan
Strategis Pariwisata Provinsi
(KSPP)
- Pengembangan Kawasan
Pariwisata Provinsi
- Peningkatan Infrastruktur
Pendukung Pariwisata
Berstandar Internasional
- Pengembangan Desa Wisata
- Pengembangan Pengelolaan
Pariwisata
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
- Pengembangan Geopark Jawa
Barat
- Pembangunan Amenitas
Pariwisata (Heliport)
- Pengembangan Aksesibilitas
Menuju Daya Tarik Wisata dan
Destinasi Pariwisata
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
- Evaluasi Perizinan di kawasan
pertambangan
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
Pengembangan kerja Program pembangunan di - Program penanggulangan - Kota Juara
sama wilayah Jabodetabekpunjur meliputi: bencana Lingkungan
perbatasan - pengendalian banjir dan SDEW, - Program Pengelolaan Juara
air bersih Sumber Daya Air (SDA)
- sanitasi dan persampahan - Program Pengelolaan DAS
- transportasi - Program Pengelolaan Dan
- pesisir dan reklamasi Pengembangan Sistem
- insentif dan disinsentif
Penyediaan Air Minum
- pengendalian pemanfaatan ruang
- Program Pengembangan
pertanahan
Sistem Dan Pengelolaan
Persampahan Regional
- Program Pengelolaan
Persampahan
- Program Pengelolaan Dan
Pengembangan Sistem Air
Limbah
- Program Penyelenggaraan
Jalan
- Program Pengelolaan
Perkeretaapian
- Program Penyelenggaraan
Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan (LLAJ)
- Program Pengelolaan
kelautan, pesisir dan
pulau-pulau kecil
- Program Pengelolaan dan
Pengembangan Sistem Air
Limbah
- Program pengelolaan
hutan
- Program pengendalian
pencemaran dan
kerusakan lingkungan
hidup
- Program penanggulangan
bencana
- Program Penyelenggaraan
Penataan Ruang
- Program terkait urusan
pertanahan
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
2. Purwasuka Kabupaten Sektor Unggulan: tanaman 1. Melengkapi Pemenuhan sarana prasarana Prioritas Pembangunan - Sekolah Juara
Tema: Purwakarta, pangan dan hortikultura, fasilitas minimal di PKW: Kesatu: Akses Pendidikan - Pantura Juara
Mendorong Kabupaten perkebunan, kehutanan, pendukung PKW a. Pembangunan Rumah Sakit Untuk Semua - Kesehatan
pengembangan Subang dan peternakan, perikanan, bisnis dan PKL Tipe B - Program Pengelolaan Juara
kawasan dengan Kabupaten kelautan, industri pengolahan, b. Pengembangan hunian Pendidikan - Pasar Juara
tetap Karawang pariwisata dan pertambangan. PKW: PKW vertikal (penyediaan lahan, - Masjid Juara
mengendalikan Cikampek-Cikopo pembangunan rusun, dan Prioritas Pembangunan Budaya Juara
sawah di Pantura Fokus Pengembangan: penyediaan PSU) Kedua: Desentralisasi
- PKW Cikampek-Cikopo, c. Pembangunan pusat Pelayanan Kesehatan
diarahkan untuk memenuhi PKL: distribusi provinsi - Program Pemenuhan
fungsinya sebagai PKW - Kab.Purwakarta: Upaya Kesehatan
dengan melengkapi sarana Purwakarta Pemenuhan sarana prasarana Perorangan Dan Upaya
dan prasarana yang - Kab. Karawang: minimal di PKL: Kesehatan Masyarakat
terintegrasi dengan Wilayah Karawang, (1) Peningkatan cakupan
pengaruhnya; Cilamaya, pelayanan sarana prasarana Prioritas Pembangunan
- Kabupaten Purwakarta, Rengasdengklok, pendidikan: Keenam: Infrastruktur
diarahkan untuk kegiatan Teluk Jambe Barat a. Pembangunan Unit Konektivitas Wilayah
industri nonpolutif dan - Kab.Subang: Sekolah Baru untuk - Program Penyelenggaraan
nonekstraktif atau tidak Pamanukan, jenjang SD, SMP, Lalu Lintas Dan Angkutan
mengganggu irigasi dan Subang, Jalan SMA/SMK Jalan (LLAJ)
cadangan air, serta tidak Cagak, b. Pembangunan Ruang - Program Pengembangan
mengakibatkan alih fungsi Pusakanagara Kelas untuk jenjang SD, Perumahan
lahan pada KP2B, tanaman SMP, SMA/SMK
pangan dan hortikultura, (2) Peningkatan cakupan
agroforestri, industri kreatif, pelayanan sarana prasarana
pariwisata dan agroindustri, kesehatan:
serta kegiatan a. Pembangunan Rumah
Sakit Tipe C
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
pertambangan mineral b. Pembangunan
logam dan nonlogam; Puskesmas Poned
- Kabupaten Subang, (3) Peningkatan cakupan
diarahkan menjadi simpul pelayanan sarana prasarana
pendukung pengembangan ekonomi dan budaya:
PKN Kawasan Perkotaan a. Terminal agribisnis
Bandung Raya, untuk b. Pasar
kegiatan pertanian tanaman c. Jasa keuangan
pangan dan hortikultura, d. IPAL industri komunal
agroforestri, industri e. Masjid
nonpolutif dan f. Lapangan
nonekstraktif yang tidak olahraga/ruang publik
mengganggu irigasi dan g. Tempat atraksi budaya
cadangan air serta tidak (4) Peningkatan infrastruktur
mengakibatkan alih fungsi dasar permukiman:
lahan pada KP2B, kegiatan a. Drainase
bisnis kelautan, serta b. Jalan Lingkungan
kegiatan pertambangan c. TPA Lokal
mineral nonlogam; dan d. Fasilitas TPST
- Kabupaten Karawang, e. SPAM IKK
diarahkan menjadi simpul f. SPALD komunal
pendukung pengembangan (5) Peningkatan sarana dan
PKN Kawasan Perkotaan prasarana transportasi:
Bodebek, untuk kegiatan a. Peningkatan akses jalan
pertanian tanaman pangan dari PKL ke kecamatan
dan hortikultura, bisnis sekitarnya
kelautan, kegiatan Penyediaan Terminal Tipe C dan
agroindustri, industri sarana angkutan umum
nonpolutif dan
nonekstraktif yang tidak
mengganggu irigasi dan
cadangan air, dan tidak
mengakibatkan alih fungsi
lahan pada KP2B.
2. Mengembangkan JALAN: Prioritas Pembangunan - Pantura Juara
infrastruktur - Pembangunan Jalan Bebas Keenam: Infrastruktur - Lingkungan
strategis Hambatan Konektivitas Wilayah Juara
- Persiapan pembangunan jalan - Program Penyelenggaraan - Energi Juara
bebas hambatan Jalan - Kelola Sampah
- Pembangunan jalan kolektor - Program Pengelolaan Juara
primer lintas utara Jawa Barat Perkeretaapian
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
- Pembangunan/ Peningkatan - Program Penyelenggaraan - Transportasi
kapasitas dan ruas jalan Lalu Lintas Dan Angkutan Juara
strategis Jalan (LLAJ) - Tanggap
- Standardisasi jalan provinsi - Program Pengelolaan Bencana Juara
KERETA API Pelayaran
- Peningkatan kapasitas jaringan - Program Penataan dan
KA melalui pembangunan jalur Peningkatan Kualitas
ganda dan elektrifikasi Kawasan Permukiman
- Pembangunan sarana dan Kumuh
prasarana pendukung - Program Pengembangan
operasionalisasi dan Perumahan
keselamatan perkeretaapian - Program Pengelolaan dan
(prasarana sarana kuning, Pengembangan Sistem Air
Operasionalisasi hijau Limbah
(persinyalan) - Program terkait urusan
- Penanganan perlintasan Pertanahan
sebidang kereta api di ruas - Program Pengelolaan
jalan provinsi Sumber Daya Air (SDA)
- Pembangunan Simpang Susun - Program Pengelolaan DAS
Tidak Sebidang - Program Pengelolaan
- Pengembangan jaringan dan Energi Terbarukan
layanan kereta api perkotaan
- Peningkatan kapasitas jaringan
KA melalui pembangunan jalur
ganda dan elektrifikasi
- Pembangunan/ Pengembangan
jaringan dan layanan kereta api
menuju simpul-simpul
transportasi (bandara dan
pelabuhan)
TRANSPORTASI DARAT
- Pengembangan Transportasi
masal perkotaan berbasis jalan
PELABUHAN
- Pembangunan/ Pengembangan
Transportasi laut
- Pembangunan Pelabuhan
Sungai Danau dan
Penyeberangan/ ASDP
BANDARA
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
- Pembangunan Transportasi
Udara
PERUMAHAN, PERMUKIMAN
- Penyediaan hunian sementara
dan relokasi
- Penyediaan dan rehabilitasi
rumah korban bencana
- Fasilitasi penyediaan rumah
bagi masyarakat yang terkena
relokasi
- Pembangunan rumah khusus
- Perbaikan rumah tidak layak
huni
- Pengembangan hunian vertikal
- Peningkatan teknologi
perumahan
- Pengembangan sistem
pengelolaan air limbah
Domestik Sistem Setempat
- Pengembangan Sistem
Pengelolaan Limbah Domestik
Sistem Terpusat Regional
- Peningkatan Pengelolaan
Persampahan
- Penataan jaringan drainase
utama perkotaan dan drainase
permukiman
- Pembangunan Tempat
Pengolahan Sampah Reuse,
Reduce, Recycle
- Pengembangan hunian vertikal
(penyediaan lahan,
pembangunan rusun, dan
penyediaan PSU)
- Peningkatan infrastruktur
dasar permukiman: drainase,
jalan lingkungan, TPA lokal,
fasilitas TPST, SPAM IKK,
SPALD komunal
- Pembangunan drainase
perkotaan
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
- Pemenuhan layanan
kebutuhan air bersih dan
logistik
- Pengembangan Prasarana dan
Sarana Utilitas Umum (PSU)
Perumahan dan Permukiman
- Pemulihan sarana prasarana
permukiman
- Peningkatan kualitas
permukiman di kawasan
perbatasan berupa kegiatan
rancang bangun permukiman
- Penataan Permukiman Kumuh
PERTANAHAN
- Penyediaan tanah untuk
perumahan dan kawasan
permukiman melalui
optimalisasi aset tanah milik
Pemerintah Provinsi, Tanah
Negara yang dimohonkan dan
pengadaan tanah
- Pencadangan tanah untuk
kebutuhan pembangunan
perumahan dan kawasan
permukiman
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
- Penataan, perlindungan, dan
Pengelolaan Mata Air
- Peningkatan kapasitas dan
revitalisasi situ
- Normalisasi sungai
- Pembuatan floodway
- Pembuatan kolam
retensi/detensi, dan Embung
- Pembuatan long storage
- Pembangunan sistem polder
dan pompanisasi
- Pengelolaan dan
Pengembangan Sistem
Drainase yang terhubung
dengan sungai
- Penyusunan Data dan Peta
Jaringan Daerah Irigasi
- Pembangunan Jaringan Daerah
Irigasi (D.I) dan D.I Tambak
- Peningkatan Jaringan Daerah
Irigasi
- Pembangunan Jaringan Daerah
Irigasi Baru
- Rehabilitasi Tuntas dan
Pemeliharaan Jaringan Daerah
Irigasi
- Peningkatan fungsi sawah
beririgasi teknis
- Revitalisasi Sungai, Waduk,
Situ
- Penataan DAS dan bantaran
sungai lintas wilayah
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
multimedia, bisnis kacang-ubi) unggulan Jawa - Program Peningkatan - Pariwisata
kelautan yang Barat Sarana Distribusi Juara
berdaya saing tinggi - Pengembangan Kawasan Perdagangan
dan berorientasi komoditas serealia unggulan - Program Pelayanan
ekspor Jawa Barat Penanaman Modal
- Pengembangan Desa Mandiri - Program Pengendalian
benih padi dan jagung Pelaksanaan Penanaman
- Pengembangan inovasi Modal
teknologi konservasi lahan - Program Pengelolaan
berbasis tanaman hortikultura Kelautan, Pesisir dan
- Penerapan teknologi budidaya Pulau-Pulau Kecil
tanaman hortikultura - Program Pengolahan dan
berkelanjutan Pemasaran Hasil
- Pengembangan dan penataan Perikanan
kawasan peternakan unggulan - Program Pengendalian dan
- Penerapan teknologi budidaya Penanggulangan Bencana
tanaman hortikultura Pertanian
berkelanjutan - Program Penyediaan dan
- Pengembangan inovasi Pengembangan Sarana
teknologi konservasi lahan Pertanian
berbasis tanaman hortikultura - Program Penyediaan dan
- Pengembangan kawasan Pengembangan Prasarana
perkebunan berbasis korporasi Pertanian
- Pengembangan benih kopi
- Pengendalian Eksplosif OPT Prioritas Pembangunan
(Optimalisasi Brigade Proteksi Keempat: Pengembangan
Tanaman) Perkebunan Destinasi dan Infrastruktur
- Pengembangan Sistem Pariwisata
Informasi Peta Peruntukan - Program Peningkatan
Lahan Perkebunan Daya Tarik Destinasi
Pariwisata
PERIKANAN - Program Pengembangan
- Pengembangan fasilitas bisnis Kebudayaan
perikanan laut - Program Pengembangan
- Peningkatan dan Sumber Daya Pariwisata
Pengembangan Pengolahan dan Ekonomi Kreatif
Hasil Perikanan
- Pembangunan sarana
prasarana perlindungan ikan
endemik
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
PERINDUSTRIAN
- Penguatan Sinergi Antar
Industri
- Optimalisasi Perbaikan Aspek
Lingkungan Hidup untuk
Industri yang berkelanjutan
- Pembangunan Infrastruktur
Penunjang Industri
- Pengembangan Industri
pengolahan ramah lingkungan
untuk mendukung komoditas
unggulan Jabar Selatan
- Optimalisasi Perbaikan Aspek
Lingkungan Hidup untuk
Industri yang berkelanjutan
PERDAGANGAN
- Pembangunan sarana
distribusi perdagangan
- Peningkatan cakupan
pelayanan sarana prasarana
ekonomi dan budaya (Pasar,
Jasa keuangan
- Pembangunan pusat distribusi
provinsi
PARIWISATA
- Pengembangan Destinasi
pariwisata Provinsi (DPP)
- Pengembangan Kawasan
Strategis Pariwisata Provinsi
(KSPP)
- Kawasan Pengembangan
Pariwisata Provinsi
- Peningkatan Infrastruktur
Pendukung Pariwisata
Berstandar Internasional
- Pengembangan Desa Wisata
- Pembangunan Amenitas
Pariwisata (Heliport)
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
- Pengembangan Aksesibilitas
Menuju Daya Tarik Wisata dan
Destinasi Pariwisata
- Pembangunan Tempat Atraksi
Budaya di PKL
- Pembangunan Pusat Budaya
- Pembangunan Gedung Creative
Centre
3. Ciayumajakuning Kabupaten Sektor Unggulan: tanaman - Melengkapi Pemenuhan sarana prasarana Prioritas Pembangunan - Sekolah Juara
Tema: Cirebon, Kota pangan dan hortikultura, fasilitas minimal di PKN: Kesatu: Akses Pendidikan - Kelola Sampah
Mendorong Cirebon, agroforestri, agribisnis, pendukung PKN, a. Pengembangan Rumah Sakit Untuk Semua Juara
pengembangan Kabupaten agroindustri, perikanan, PKW dan PKL Tipe A - Program Penelitian dan - Kesehatan
wilayah gerbang Indramayu, pertambangan dan pariwisata b. Pembangunan Pusat Distribusi Pengembangan Daerah Juara
timur Jawa Barat Kabupaten PKN: Cirebon Regional - Program Pengelolaan - Pantura Juara
Majalengka, Fokus Pengembangan: c. Pembangunan Kawasan Pendidikan - Pasar Juara
Kabupaten - Kota Cirebon, diarahkan PKW: Olahraga Terpadu - Budaya Juara
Kuningan, dan sebagai kawasan perkotaan - Indramayu d. Pengembangan Kawasan Prioritas Pembangunan - Lingkungan
sebagian wilayah inti dari PKN dengan sarana - Kadipaten Pendidikan Tinggi Kedua: Desentralisasi Juara
di Kabupaten dan prasarana yang e. Pembangunan Pusat Pelayanan Kesehatan
Sumedang terintegrasi dengan wilayah Kebudayaan - Program Pemenuhan
pengaruhnya, serta menjadi PKL: f. Pengembangan hunian vertikal Upaya Kesehatan
simpul utama pelayanan jasa - Kab.Cirebon: (penyediaan lahan, Perorangan dan Upaya
dan perdagangan, di Daerah Sumber, pembangunan rusun, dan Kesehatan Masyarakat
bagian timur, serta untuk Arjawinangun, penyediaan PSU)
kegiatan wisata budaya dan Lemahabang, g. Pengembangan Kasiba-Lisiba Prioritas Pembangunan
religi; Ciledug, h. Peningkatan cakupan sistem Keenam: Infrastruktur
- Kabupaten Cirebon, Palimanan pelayanan air bersih dan air Konektivitas Wilayah
diarahkan sebagai bagian dari limbah
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
PKN dengan sarana dan - Kab.Indramayu: i. Pembangunan Terminal Tipe A - Program Penyelenggaraan
prasarana yang terintegrasi, Jatibarang, j. Peningkatan kapasitas dan Lalu Lintas Dan Angkutan
dan mengarahkan kegiatan Losarang, fungsi pelabuhan Jalan (LLAJ)
utama pada sektor bisnis Gantar-Terisi, k. Pengembangan sistem - Program Pengembangan
kelautan, tanaman pangan Tukdana, angkutan umum massal Perumahan
dan hortikultura, pariwisata Karangampel, l. Pembangunan TPPAS Regional
dan kegiatan pertambangan Haurgeulis
mineral; Pemenuhan sarana prasarana
- Kabupaten Indramayu, - Kab.Majalengka: minimal di PKW:
diarahkan menjadi PKW Majalengka, a. Pembangunan Rumah Sakit
dengan sarana dan prasarana Kertajati, Talaga, Tipe B
yang terintegrasi, serta Rajagaluh b. Pengembangan hunian vertikal
diarahkan untuk kegiatan (penyediaan lahan,
utama tanaman pangan dan - Kab.Kuningan: pembangunan rusun, dan
hortikultura, bisnis perikanan Kuningan, penyediaan PSU)
dan kelautan, industri yang Cilimus,
tidak mengganggu irigasi dan Luragung, Pemenuhan sarana prasarana
cadangan air serta tidak Ciawigebang, minimal di PKL:
mengakibatkan alih fungsi Mandirancan (1) Peningkatan cakupan
lahan pada KP2B, pelayanan sarana prasarana
pertambangan terutama - Kab.Sumedang: pendidikan:
minyak, gas, agribisnis dan Sumedang, a. Pembangunan Unit
agroindustri; Conggeang- Sekolah Baru untuk
- Kabupaten Majalengka, Tomo,Wado jenjang SD, SMP,
diarahkan menjadi lokasi SMA/SMK
Bandara Internasional Jawa b. Pembangunan Ruang
Barat dan Aerocity di Kertajati, Kelas untuk jenjang SD,
daerah konservasi utama SMP, SMA/SMK
Taman Nasional Gunung (2) Peningkatan cakupan
Ciremai, serta untuk kegiatan pelayanan sarana prasarana
tanaman pangan dan kesehatan:
hortikultura, agroindustri, a. Pembangunan Rumah
dan industri yang berteknologi Sakit Tipe C
tinggi, ramah lingkungan, dan b. Pembangunan
membangkitkan kegiatan Puskesmas Poned
ekonomi, pertambangan (3) Peningkatan cakupan
mineral serta pengembangan pelayanan sarana prasarana
sarana dan prasarana yang ekonomi dan budaya:
terintegrasi di PKW Kadipaten; a. Terminal agribisnis
- Kabupaten Kuningan, b. Pasar
diarahkan sebagai PKL, c. Jasa keuangan
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
dengan sarana dan prasarana d. IPAL industri komunal
pendukung, serta diarahkan e. Masjid
untuk menampung kegiatan f. Lapangan
sektor tanaman pangan dan olahraga/ruang publik
hortikultura, wisata alam, g. Tempat atraksi budaya
agroindustri, dan daerah (4) Peningkatan infrastruktur
konservasi utama Taman dasar permukiman:
Nasional Gunung Ciremai, a. Drainase
termasuk perlindungan b. Jalan Lingkungan
sumber air; dan c. TPA Lokal
Kabupaten Sumedang, d. Fasilitas TPST
diarahkan sebagai PKL, dengan e. SPAM IKK
sarana dan prasarana, untuk f. SPALD komunal
kegiatan utama tanaman (5) Peningkatan sarana dan
pangan dan hortikultura, prasarana transportasi:
industri, pariwisata, a. Peningkatan akses jalan
pendidikan dan ilmu dari PKL ke kecamatan
pengetahuan, serta kegiatan sekitarnya
pertambangan mineral. b. Penyediaan Terminal Tipe
C dan sarana angkutan
umum
Mengembangkan JALAN Prioritas Pembangunan - Lingkungan
infrastruktur 1. Pembangunan Jalan Bebas Keenam: Infrastruktur Juara
strategis Hambatan Konektivitas Wilayah - Tanggap
2. Persiapan pembangunan jalan - Program Penyelenggaraan Bencana Juara
bebas hambatan Jalan Transportasi
3. Standardisasi jalan provinsi - Program Penyelenggaraan Juara
4. Pembangunan/ Peningkatan Lalu Lintas dan Angkutan
jalur jalan poros Jalan (LLAJ)
5. Pembangunan jalan kolektor - Program Pengelolaan
primer lintas utara Jawa Barat Pelayaran
- Program Pengembangan
PERHUBUNGAN Perumahan
1. Pembangunan/Pengembangan - Program Pengelolaan dan
jaringan dan layanan kereta Pengembangan Sistem Air
api menuju simpul-simpul Limbah
transportasi (bandara dan - Program terkait urusan
pelabuhan) Pertanahan
2. Peningkatan kapasitas - Program Pengelolaan
jaringan KA melalui Sumber Daya Air (SDA)
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
pembangunan jalur ganda dan - Program Pengelolaan DAS
elektrifikasi - Program Pengelolaan
3. Penanganan perlintasan Energi Terbarukan
sebidang kereta api di ruas - Program Pengelolaan
jalan provinsi Ketenagalistrikan
4. Pembangunan Simpang Susun
Tidak Sebidang
5. Peningkatan kapasitas
jaringan KA melalui
pembangunan jalur ganda dan
elektrifikasi
6. Pembangunan/
Pengembangan jaringan dan
layanan kereta api menuju
simpulsimpul transportasi
(bandara dan pelabuhan)
7. Reaktivasi dan peningkatan
(revitalisasi) jalur KA
8. Pembangunan/ Rehabilitasi
Terminal Tipe B
9. Pengembangan Transportasi
masal perkotaan berbasis
jalan Pembangunan
Transportasi Udara
10. Pembangunan/
Pengembangan jaringan dan
layanan kereta api menuju
simpul-simpul transportasi
(bandara dan pelabuhan)
Pembangunan/
Pengembangan Transportasi
laut
PERUMAHAN, PERMUKIMAN
- Penyediaan hunian sementara
dan relokasi
- Penyediaan dan rehabilitasi
rumah korban bencana
- Fasilitasi penyediaan rumah
bagi masyarakat yang terkena
relokasi
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
- Pembangunan rumah khusus
- Perbaikan rumah tidak layak
huni
- Pengembangan hunian vertikal
- Peningkatan teknologi
perumahan Pengembangan
sistem pengelolaan air limbah
Domestik Sistem Setempat
- Pengembangan Sistem
Pengelolaan Limbah Domestik
Sistem Terpusat Regional
- Peningkatan Pengelolaan
Persampahan
- Penataan jaringan drainase
utama perkotaan dan drainase
permukiman
- Pembangunan Tempat
Pengolahan Sampah Reuse,
Reduce, Recycle
- Pengembangan hunian vertikal
(penyediaan lahan,
pembangunan rusun, dan
penyediaan PSU)
- Pengembangan Kasiba-Lisiba
- Peningkatan cakupan sistem
pelayanan air bersih dan air
limbah
- Peningkatan infrastruktur dasar
permukiman: drainase, jalan
lingkungan, TPA lokal, fasilitas
TPST, SPAM IKK, SPALD
komunal
- Pembangunan drainase
perkotaan
- Pemenuhan layanan kebutuhan
air bersih dan logistik
- Pengembangan Prasarana dan
Sarana Utilitas Umum (PSU)
Perumahan dan Permukiman
Pemulihan sarana prasarana
permukiman
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
- Peningkatan kualitas
permukiman di kawasan
perbatasan
- Penataan Permukiman Kumuh
Penyediaan tanah untuk
perumahan dan kawasan
permukiman melalui
optimalisasi aset tanah milik
Pemerintah Provinsi, Tanah
Negara yang dimohonkan dan
pengadaan tanah
- Pencadangan tanah untuk
kebutuhan pembangunan
perumahan dan kawasan
permukiman
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
- Pengelolaan dan Pengembangan
Sistem Drainase yang
terhubung dengan sungai
- Pengembangan sistem drainase
kawasan
- Penyusunan Data dan Peta
Jaringan Daerah Irigasi
- Pembangunan Jaringan Daerah
Irigasi (D.I) dan D.I Tambak
- Peningkatan Jaringan Daerah
Irigasi
- Pembangunan Jaringan Daerah
Irigasi Baru
- Rehabilitasi Tuntas dan
Pemeliharaan Jaringan Daerah
Irigasi
- Peningkatan fungsi sawah
beririgasi teknis Revitalisasi
Sungai, Waduk, Situ
- Penataan DAS dan bantaran
sungai lintas wilayah
ENERGI
- Evaluasi perizinan kawasan
pertambangan
- Pembangunan utilitas dan
fasilitas produksi minyak dan
gas on shore pada blok Migas
PHE ONWJ
- Pembangunan utilitas dan
fasilitas produksi minyak dan
gas on shore pada blok Migas
JBB
- Pembangunan pipanisasi gas
alam
- Pembangunan fasilitas
penyimpanan dan pengolahan
minyak dan gas bumi (Kilang,
Storage/Depot, LNG Terminal,
LNG Plant, LPG Plant, SPBBE,
SPBG, SPBU, SPBE, SPBN)
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
- Pembangunan jaringan gas
perkotaan dan rumah tangga
- Pembangunan Pipanisasi Bahan
Bakar minyak
- Pembangunan Koneksi Jaringan
Pipa PGN Ringline 1 (Muara
Bekasi- IP Priuk) dengan
Pertagas Muara Tawar-Muara
Karang
- Pembangunan Energi Lainnya
(Energi Baru Terbarukan)
- Pembangunan Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi
(PLTP)
- Pola ruang PKN - Pembangunan Infrastruktur Prioritas Pembangunan Industri Juara
dalam bentuk Penunjang Industri Ketiga: Pertumbuhan
ring (Ring 1: Jasa - Optimalisasi Perbaikan Aspek Ekonomi Umat Berbasis
perdagangan dan Lingkungan Hidup untuk Inovasi
transportasi, Industri yang berkelanjutan - Program Perencanaan dan
Ring 2: Industri - Pengembangan Pengelolaan Pembangunan Industri
berbasis lokal, Industri - Program Peningkatan
Ring 3: Penyedia - Penguatan Sinergi Antar Sarana Distribusi
bahan baku) Industri Perdagangan
- Optimalisasi Perbaikan Aspek - Program Pelayanan
Lingkungan Hidup untuk Penanaman Modal
Industri yang berkelanjutan - Program Pengendalian
- Pengembangan kawasan Pelaksanaan Penanaman
ekonomi garam Pembangunan Modal
sarana distribusi perdagangan
- Peningkatan cakupan pelayanan
sarana prasarana ekonomi dan
budaya (Pasar, Jasa keuangan
- Pembangunan pusat distribusi
provinsi
Mengembangkan - Pengembangan Destinasi Prioritas Pembangunan - Desa Wisata
wisata budaya, religi pariwisata Provinsi (DPP) Keempat: Pengembangan - Ekonomi
dan alam - Pengembangan Kawasan Destinasi dan Infrastruktur Kreatif Juara
Strategis Pariwisata Provinsi Pariwisata - Budaya Juara
(KSPP) - Program Peningkatan
- Pengembangan Kawasan Daya Tarik Destinasi
Pariwisata Provinsi Pariwisata
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
- Peningkatan Infrastruktur - Program Pengembangan
Pendukung Pariwisata Kebudayaan
Berstandar Internasional - Program Pengembangan
- Pengembangan Desa Wisata Sumber Daya Pariwisata
- Pengembangan Pengelolaan dan Ekonomi Kreatif
Pariwisata
- Pembangunan Amenitas
Pariwisata (Heliport)
- Pengembangan Aksesibilitas
Menuju Daya Tarik Wisata dan
Destinasi Pariwisata
- Pembangunan Pusat
Kebudayaan di PKN
- Pembangunan Tempat Atraksi
Budaya di PKL
- Pembangunan Pusat Budaya
- Pembangunan Gedung Creative
Centre
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
- Penerapan teknologi budidaya
tanaman hortikultura
berkelanjutan
- Pengembangan inovasi teknologi
konservasi lahan berbasis
tanaman hortikultura
- Pengembangan kawasan
perkebunan berbasis korporasi
- Rehabilitasi lahan di kawasan
rawan bencana
- Optimalisasi Pengelolaan Hutan
Rakyat
Mendorong - Pengembangan dan penataan - Program Pengelolaan Nelayan Juara
pengembangan kawasan tambak Perikanan Tangkap
hutan mangrove, - Pembangunan sarana prasarana - Program Pengelolaan
rumput laut dan perlindungan ikan endemik Kelautan, Pesisir dan
perikanan tambak - Pengembangan Minapoliltan Pulau-Pulau Kecil
- Pengembangan fasilitas bisnis - Program Pengolahan dan
perikanan laut Pemasaran Hasil
- Peningkatan dan Pengembangan Perikanan
Pengolahan Hasil Perikanan Program Pengelolaan Hutan
- Rehabilitasi Hutan dan Lahan di
dalam dan luar kawasan hutan
- Reboisasi, Rehabilitasi lahan
kritis, mangrove dan tanaman
pantai
Pengendalian - Pengembangan fasilitas bisnis - Program Pengelolaan
perikanan tangkap perikanan laut Perikanan Tangkap
di kawasan pesisir - Peningkatan dan Pengembangan - Program Pengelolaan
Pengolahan Hasil Perikanan kelautan, pesisir dan
pulau-pulau kecil
- Program Pengolahan dan
Pemasaran Hasil
Perikanan
Pengembangan kerja Kebijakan pembangunan wilayah Prioritas Pembangunan
sama wilayah perbatasan Jawa Barat – Jawa Kesatu: Akses Pendidikan
Tengah berfokus pada aspek: Untuk Semua
- Kesejahteraan Masyarakat dan - Program Penelitian dan
Aspek Pelayanan Umum meliputi Pengembangan Daerah
urusan pendidikan, kesehatan, - Program Pengelolaan
pekerjaan umum dan penataan Pendidikan
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
ruang, perumahan rakyat dan
kawasan permukiman,
ketentraman dan ketertiban Program terkait sosial,
umum serta perlindungan tibumtranslinmas,
masyarakat, sosial, pemerintahan
penanggulangan bencana,
pemerintahan (batas wilayah), dan Prioritas Pembangunan
lain-lainnya sesuai kesepakatan
Kedua: Desentralisasi
kerja sama.
- Daya Saing meliputi pariwisata,
Pelayanan Kesehatan
Koperasi dan Usaha Kecil (KUK), - Program Pemenuhan
perdagangan, pertanian, kelautan Upaya Kesehatan
dan perikanan, penataan ruang, Perorangan Dan Upaya
lingkungan hidup, Sumber Daya Kesehatan Masyarakat
Air (SDA), perhubungan,
pekerjaan umum, dan lain- Prioritas Pembangunan
lainnya sesuai kesepakatan kerja Ketiga: Pertumbuhan
sama. Ekonomi Umat Berbasis
Inovasi
- Program terkait KUK
- Program Pengelolaan
Kelautan, Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil
- Program Pengolahan dan
Pemasaran Hasil
Perikanan
- Program Penyediaan dan
Pengembangan Sarana
Pertanian
- Program Penyediaan dan
Pengembangan Prasarana
Pertanian
Prioritas Pembangunan
Keempat: Pengembangan
Destinasi dan Infrastruktur
Pariwisata
- Program Peningkatan
Daya Tarik Destinasi
Pariwisata
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
- Program Pengembangan
Sumber Daya Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif
- Program Pengembangan
Kebudayaan
Prioritas Pembangunan
Keenam: Infrastruktur
Konektivitas Wilayah dan
Pengelolaan Lingkungan
Hidup
- Program Penyelenggaraan
Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan (LLAJ)
- Program Penyelenggaraan
Jalan
- Program Pengembangan
Perumahan
- Program Pengelolaan Dan
Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum
- Program Pengelolaan Dan
Pengembangan Sistem Air
Limbah
- Program Pengelolaan
Persampahan
- Program pengendalian
pencemaran dan
kerusakan lingkungan
hidup
- Program Pengelolaan
Sumber Daya Air (SDA)
- Program Penyelenggaraan
Penataan Ruang
- Program penanggulangan
bencana
Peningkatan - Penerapan kaidah mitigasi - Program Penyelenggaraan Tanggap Bencana
kesiapsiagaan bencana dalam penataan ruang Penataan Ruang Juara
bencana dan izin pembangunan fisik - Program Penanggulangan
kawasan Bencana
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
- Rehabilitasi lahan di kawasan - Program Pengelolaan
rawan bencana Hutan
- Evaluasi Perizinan di kawasan - Program pengendalian
pertambangan pencemaran dan
kerusakan lingkungan
hidup
4. Priangan Timur dan Kabupaten Sektor Unggulan: kehutanan, 1. Melengkapi Pemenuhan sarana prasarana Prioritas Pembangunan - Sekolah Juara
Pangandaran Garut, tanaman pangan dan fasilitas minimal di PKW: Kesatu: Akses Pendidikan - Kesehatan
Tema: Kabupaten hortikultura, perkebunan, pendukung PKW a. Pembangunan Rumah Sakit Untuk Semua Juara
Mendorong Tasikmalaya, perikanan tangkap, pariwisata, dan PKL Tipe B - Program Pengelolaan - Transportasi
perkembangan Kota industri pengolahan, industri b. Pengembangan hunian Pendidikan Juara
PKW Tasikmalaya Tasikmalaya, kerajinan dan pertambangan vertikal (penyediaan lahan, - Lingkungan
dan PKW Kabupaten mineral PKW: pembangunan rusun, dan Prioritas Pembangunan Juara
Pangandaran, serta Ciamis, Kota Fokus Pengembangan: - Tasikmalaya penyediaan PSU) Kedua: Desentralisasi - Masjid Juara
pengembangan Banjar dan - Kota Tasikmalaya, - Pangandaran c. Pengembangan Pelabuhan Pelayanan Kesehatan Logistik Juara
secara terbatas Kabupaten diarahkan sebagai bagian d. Optimalisasi fungsi Bandar - Program Pemenuhan
kawasan Daerah Pangandaran dari PKW dengan sarana Udara Upaya Kesehatan
bagian Selatan dan prasarana yang PKL: e. Pengembangan fasilitas bisnis Perorangan Dan Upaya
terintegrasi, serta pusat - Kab.Garut: Garut, pariwisata berskala Kesehatan Masyarakat
pengembangan industri Cikajang, internasional
kerajinan, perdagangan Pameungpeuk, f. Pengembangan fasilitas bisnis Prioritas Pembangunan
dan jasa; Rancabuaya perikanan Keenam: Infrastruktur
- Kabupaten Tasikmalaya, (Caringin- Pemenuhan sarana prasarana Konektivitas Wilayah
diarahkan untuk kegiatan Mekarmukti- minimal di PKL: - Program Penyelenggaraan
tanaman pangan dan Bungbulang) (1) Peningkatan cakupan Lalu Lintas Dan Angkutan
hortikultura, perkebunan, pelayanan sarana prasarana Jalan (LLAJ)
kehutanan, peternakan, - Kab.Tasikmalaya: pendidikan: - Program Pengembangan
agroindustri, perikanan Singaparna, a. Pembangunan Unit Perumahan
dan industri pengolahan Cikatomas, Ciawi, Sekolah Baru untuk
perikanan, pusat Karangnunggal jenjang SD, SMP,
pengembangan industri SMA/SMK
kerajinan, wisata alam, - Kab.Ciamis: b. Pembangunan Ruang
serta kegiatan Ciamis, Banjarsari, Kelas untuk jenjang SD,
pertambangan mineral Kawali, Rancah, SMP, SMA/SMK
logam dan nonlogam; Panjalu, Cisaga (2) Peningkatan cakupan
- Kabupaten Garut, pelayanan sarana prasarana
diarahkan untuk kegiatan - Kota Banjar: kesehatan:
tanaman pangan dan Banjar a. Pembangunan Rumah
hortikultura dan Sakit Tipe C
agroindustri, perkebunan, - Kab.Pangandaran: b. Pembangunan
kehutanan, peternakan, Parigi Puskesmas Poned
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
perikanan, wisata alam dan (3) Peningkatan cakupan
minat khusus, serta pelayanan sarana prasarana
kegiatan pertambangan ekonomi dan budaya:
mineral logam dan a. Terminal agribisnis
nonlogam serta b. Pasar
pengembangan sarana dan c. Jasa keuangan
prasarana yang d. IPAL industri komunal
terintegrasi, serta kegiatan e. Masjid
wisata minat khusus di PKL f. Lapangan
Rancabuaya; olahraga/ruang publik
- Kabupaten Ciamis, g. Tempat atraksi budaya
diarahkan untuk kegiatan (4) Peningkatan infrastruktur
tanaman pangan dan dasar permukiman:
hortikultura, agroindustri, a. Drainase
perkebunan, kehutanan, b. Jalan Lingkungan
peternakan, perikanan, c. TPA Lokal
serta kegiatan d. Fasilitas TPST
pertambangan mineral e. SPAM IKK
nonlogam; f. SPALD komunal
- Kota Banjar, diarahkan (5) Peningkatan sarana dan
sebagai PKL dengan sarana prasarana transportasi:
dan prasarana perkotaan a. Peningkatan akses jalan
yang terintegrasi, kegiatan dari PKL ke kecamatan
tanaman pangan, sekitarnya
perdagangan, jasa, dan b. Penyediaan Terminal
sebagai pintu gerbang Tipe C dan sarana
Daerah berbatasan dengan angkutan umum
Provinsi Jawa Tengah; dan
Kabupaten Pangandaran,
diarahkan sebagai bagian dari
PKW dengan sarana dan
prasarana yang terintegrasi,
kegiatan tanaman pangan dan
hortikultura serta sebagai
daerah tujuan wisata nasional
dan internasional.
Mengembangkan JALAN Prioritas Pembangunan - Pansela Juara
infrastruktur - Pembangunan Jalan Bebas Keenam: Infrastruktur - Transportasi
strategis Hambatan Konektivitas Wilayah Juara
- Persiapan pembangunan jalan - Program Penyelenggaraan
bebas hambatan Jalan
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
- Standardisasi jalan provinsi - Program Penyelenggaraan
- Pembangunan/ Peningkatan Lalu Lintas dan Angkutan
jalur jalan poros Jalan (LLAJ)
- Pembangunan trase jalur tengah - Program Pengelolaan
selatan Jawa Barat terpilih Pelayaran
- Kajian alternatif pengembangan - Program Penataan dan
jalur tengah selatan Jawa Barat Peningkatan Kualitas
- Peningkatan jalan lintas selatan Kawasan Permukiman
Jawa Barat menjadi jalan Kumuh
nasional - Program Pengembangan
- Persiapan pembangunan jalan Perumahan
bebas hambatan - Program Pengelolaan dan
- Pembangunan/ Peningkatan Pengembangan Sistem Air
kapasitas dan ruas jalan Limbah
strategis - Program terkait urusan
pertanahan
PERHUBUNGAN - Program Pengelolaan
- Pembangunan/Pengembangan Sumber Daya Air (SDA)
jaringan dan layanan kereta api - Program Pengelolaan DA
menuju simpul-simpul - Program Pengelolaan
transportasi (bandara dan Energi Terbarukan
pelabuhan) - Program Pengelolaan
- Penanganan perlintasan Ketenagalistrikan
sebidang kereta api di ruas jalan
provinsi
- Pembangunan Simpang Susun
Tidak Sebidang
- Peningkatan kapasitas jaringan
KA melalui pembangunan jalur
ganda dan elektrifikasi
- Reaktivasi dan peningkatan
(revitalisasi) jalur KA
- Pembangunan/ Rehabilitasi
Terminal Tipe B
- Pembangunan jaringan dan
layanan kereta api antar kota
Pembangunan Transportasi
Udara
- Pembangunan/ Pengembangan
jaringan dan layanan kereta api
menuju simpul-simpul
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
transportasi (bandara dan
pelabuhan) Pembangunan/
Pengembangan Transportasi
laut
- Pembangunan Pelabuhan
Sungai Danau dan
Penyeberangan/ ASDP
PERUMAHAN, PERMUKIMAN
- Penyediaan hunian sementara
dan relokasi
- Penyediaan dan rehabilitasi
rumah korban bencana
- Fasilitasi penyediaan rumah
bagi masyarakat yang terkena
relokasi
- Pembangunan rumah khusus
- Perbaikan rumah tidak layak
huni
- Pengembangan hunian vertikal
- Peningkatan teknologi
perumahan Pengembangan
sistem pengelolaan air limbah
Domestik Sistem Setempat
- Pengembangan Sistem
Pengelolaan Limbah Domestik
Sistem Terpusat Regional
- Peningkatan Pengelolaan
Persampahan
- Penataan jaringan drainase
utama perkotaan dan drainase
permukiman
- Pembangunan Tempat
Pengolahan Sampah Reuse,
Reduce, Recycle
- Pengembangan hunian vertikal
(penyediaan lahan,
pembangunan rusun, dan
penyediaan PSU)
- Peningkatan infrastruktur dasar
permukiman: drainase, jalan
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
lingkungan, TPA lokal, fasilitas
TPST, SPAM IKK, SPALD
komunal
- Pembangunan drainase
perkotaan
- Pemenuhan layanan kebutuhan
air bersih dan logistik
- Pengembangan Prasarana dan
Sarana Utilitas Umum (PSU)
Perumahan dan Permukiman
Pemulihan sarana prasarana
permukiman
- Peningkatan kualitas
permukiman di kawasan
perbatasan berupa kegiatan
rancang bangun permukiman
- Penataan Permukiman Kumuh
Penyediaan tanah untuk
perumahan dan kawasan
permukiman melalui
optimalisasi aset tanah milik
Pemerintah Provinsi, Tanah
Negara yang dimohonkan dan
pengadaan tanah
- Pencadangan tanah untuk
kebutuhan pembangunan
perumahan dan kawasan
permukiman
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
- Pengelolaan sungai
- Penataan, perlindungan, dan
Pengelolaan Mata Air
- Peningkatan kapasitas dan
revitalisasi situ
- Normalisasi sungai
- Pembuatan floodway
- Pembuatan kolam
retensi/detensi, dan Embung
- Pembuatan long storage
- Pembangunan sistem polder dan
pompanisasi
- Pengelolaan dan Pengembangan
Sistem Drainase yang
terhubung dengan sungai
- Penyusunan Data dan Peta
Jaringan Daerah Irigasi
- Pembangunan Jaringan Daerah
Irigasi (D.I) dan D.I Tambak
- Peningkatan Jaringan Daerah
Irigasi
- Pembangunan Jaringan Daerah
Irigasi Baru
- Rehabilitasi Tuntas dan
Pemeliharaan Jaringan Daerah
Irigasi
- Peningkatan fungsi sawah
beririgasi teknis Revitalisasi
Sungai, Waduk, Situ Penataan
DAS dan bantaran sungai lintas
wilayah
LISTRIK
Pembangunan Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi (PLTP)
2. Mengembangkan - Pengembangan Destinasi Prioritas Pembangunan - Desa Wisata
pariwisata Pariwisata Provinsi (DPP) Keempat: Pengembangan - Ekonomi
Pangandaran dsk - Pengembangan Kawasan Destinasi dan Infrastruktur Kreatif Juara
Strategis Pariwisata Provinsi Pariwisata - Pariwisata
(KSPP) Juara
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
- Pengembangan Kawasan - Program Peningkatan
Pariwisata Provinsi Daya Tarik Destinasi
- Peningkatan Infrastruktur Pariwisata
Pendukung Pariwisata - Program Pengembangan
Berstandar Internasional Kebudayaan
- Pengembangan Desa Wisata - Program Pengembangan
- Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Pariwisata
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
- Pengembangan Geopark Jawa
Barat
- Pembangunan Amenitas
Pariwisata (Heliport)
- Pengembangan Aksesibilitas
Menuju Daya Tarik Wisata dan
Destinasi Pariwisata
- Pembangunan Tempat Atraksi
Budaya di PKL
- Pembangunan Pusat Budaya
- Pembangunan Gedung Creative
Centre
- Pengembangan fasilitas bisnis
pariwisata berskala
internasional
3. Mengembangkan PERTANIAN Prioritas Pembangunan - Petani Juara
sektor dan - Pengembangan desa kopi Ketiga: Pertumbuhan - Nelayan Juara
komoditas organik Ekonomi Umat Berbasis Industri Juara
unggulan dengan - Pembangunan subterminal Inovasi
meningkatkan agribisnis kelapa, kopi dan teh - Program Perencanaan dan
akses sentra- - Pengembangan Kawasan Pembangunan Industri
sentra produksi komoditas Akabi (Aneka kacang- - Program Peningkatan
ubi) unggulan Jawa Barat Sarana Distribusi
- Pengembangan Kawasan Perdagangan
komoditas serealia unggulan - Program Pelayanan
Jawa Barat Penanaman Modal
- Pengembangan Desa Mandiri - Program Pengendalian
benih padi dan jagung Pelaksanaan Penanaman
- Penerapan teknologi budidaya Modal
tanaman hortikultura - Program Pengelolaan
berkelanjutan Perikanan Tangkap
- Pengembangan dan penataan
kawasan peternakan unggulan
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
- Penerapan teknologi budidaya - Program Pengelolaan
tanaman hortikultura Kelautan, Pesisir dan
berkelanjutan Pulau-Pulau Kecil
- Pengembangan inovasi teknologi - Program Pengolahan dan
konservasi lahan berbasis Pemasaran Hasil
tanaman hortikultura Perikanan,:
- Pengembangan kawasan - Program Pengendalian dan
perkebunan berbasis korporasi Penanggulangan Bencana
- Pengembangan benih kopi Pertanian
- Pengembangan Sistem Informasi - Program Penyediaan dan
Peta Peruntukan Lahan Pengembangan Sarana
Perkebunan Pertanian
- Program Penyediaan dan
PERIKANAN Pengembangan Prasarana
- Pengembangan Minapolitan Pertanian
- Pengembangan fasilitas bisnis
perikanan laut
- Peningkatan dan Pengembangan
Pengolahan Hasil Perikanan
- Pembangunan sarana prasarana
perlindungan ikan endemik
- Pengembangan dan penataan
kawasan tambak
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
- Peningkatan cakupan pelayanan
sarana prasarana ekonomi dan
budaya (Pasar, Jasa keuangan)
4. Pengembangan Kebijakan pembangunan wilayah Prioritas Pembangunan
kerja sama perbatasan Jawa Barat – Jawa Kesatu: Akses Pendidikan
wilayah Tengah berfokus pada aspek: Untuk Semua
perbatasan - Kesejahteraan Masyarakat dan - Program Penelitian dan
Aspek Pelayanan Umum meliputi Pengembangan Daerah
urusan pendidikan, kesehatan, - Program Pengelolaan
pekerjaan umum dan penataan Pendidikan
ruang, perumahan rakyat dan
- Program terkait sosial,
kawasan permukiman,
ketentraman dan ketertiban
tibumtranslinmas,
umum serta perlindungan pemerintahan
masyarakat, sosial,
penanggulangan bencana, Prioritas Pembangunan
pemerintahan (batas wilayah), dan Kedua: Desentralisasi
lain-lainnya sesuai kesepakatan Pelayanan Kesehatan
kerja sama. - Program Pemenuhan
- Daya Saing meliputi pariwisata, Upaya Kesehatan
Koperasi dan Usaha Kecil (KUK), Perorangan Dan Upaya
perdagangan, pertanian, kelautan Kesehatan Masyarakat
dan perikanan, penataan ruang,
lingkungan hidup, Sumber Daya Prioritas Pembangunan
Air (SDA), perhubungan, Ketiga: Pertumbuhan
pekerjaan umum, dan lain- Ekonomi Umat Berbasis
lainnya sesuai kesepakatan kerja
Inovasi
sama.
- Program terkait KUK
- Program Pengelolaan
Kelautan, Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil
- Program Pengolahan dan
Pemasaran Hasil
Perikanan
- Program Penyediaan dan
Pengembangan Sarana
Pertanian
- Program Penyediaan dan
Pengembangan Prasarana
Pertanian
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
Prioritas Pembangunan
Keempat: Pengembangan
Destinasi dan Infrastruktur
Pariwisata
- Program Peningkatan
Daya Tarik Destinasi
Pariwisata
- Program Pengembangan
Sumber Daya Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif
- Program Pengembangan
Kebudayaan
Prioritas Pembangunan
Keenam: Infrastruktur
Konektivitas Wilayah dan
Pengelolaan Lingkungan
Hidup
- Program Penyelenggaraan
Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan (LLAJ)
- Program Penyelenggaraan
Jalan
- Program Pengembangan
Perumahan
- Program Pengelolaan Dan
Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum
- Program Pengelolaan Dan
Pengembangan Sistem Air
Limbah
- Program Pengelolaan
Persampahan
- Program pengendalian
pencemaran dan
kerusakan lingkungan
hidup
- Program Pengelolaan
Sumber Daya Air (SDA)
- Program Penyelenggaraan
Penataan Ruang
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
- Program penanggulangan
bencana
Peningkatan - Penerapan kaidah mitigasi - Program Penyelenggaraan Tanggap Bencana
kesiapsiagaan bencana dalam penataan ruang Penataan Ruang Juara
bencana dan izin pembangunan fisik - Program Penanggulangan
kawasan Bencana
- Rehabilitasi lahan di kawasan - Program Pengelolaan
rawan bencana Hutan
- Evaluasi Perizinan di kawasan - Program pengendalian
pertambangan pencemaran dan
kerusakan lingkungan
hidup
5. Cekungan Bandung Kota Bandung, Sektor Unggulan: tanaman 1. Melengkapi Pemenuhan sarana prasarana Prioritas Pembangunan - Sekolah Juara
Tema: Kabupaten pangan dan hortikultura, fasilitas minimal di PKN: Kesatu: Akses Pendidikan - Kelola Sampah
Mengendalikan Bandung, perikanan, agroforestri, pendukung PKN, a. Pengembangan Rumah Sakit Untuk Semua Juara
pembangunan Kabupaten industri nonpolutif dan dan PKL Tipe A - Program Penelitian dan - Budaya Juara
dengan Bandung Barat, ekstraktif atau tidak b. Pembangunan Kawasan Pengembangan Daerah - Kesehatan
mengoptimalkan Kota Cimahi dan mengganggu irigasi dan Olahraga Terpadu - Program Pengelolaan Juara
fungsi sebagian wilayah cadangan air serta tidak c. Pengembangan Kawasan Pendidikan - Pasar Juara
pemerintahan di di Kabupaten mengakibatkan alih fungsi PKN: Kawasan Pendidikan Tinggi - Masjid Juara
tingkat pusat dan Sumedang lahan pada KP2B, industri Perkotaan Bandung d. Pembangunan Pusat Prioritas Pembangunan - Logistik Juara
daerah kreatif, perdagangan, jasa, Raya Kebudayaan Kedua: Desentralisasi
pariwisata dan perkebunan, e. Pengembangan hunian Pelayanan Kesehatan
dengan meningkatkan PKL: vertikal (penyediaan lahan, - Program Pemenuhan
manajemen pembangunan - Kab.Bandung: pembangunan rusun, dan Upaya Kesehatan
yang berkarakter lintas Ciwidey, penyediaan PSU) Perorangan Dan Upaya
kabupaten/kota yang secara Pangalengan f. Pengembangan Kasiba-Lisiba Kesehatan Masyarakat
kolektif berbagi peran g. Peningkatan cakupan sistem
membangun dan mempercepat - Kab.Bandung pelayanan air bersih dan air Prioritas Pembangunan
perwujudan PKN Kawasan Barat: Cikalong limbah Keenam: Infrastruktur
Perkotaan Bandung Raya. Wetan, Padalarang h. Pengembangan sistem Konektivitas Wilayah
angkutan umum massal - Program Penyelenggaraan
Fokus Pengembangan: i. Pembangunan TPPAS Regional Lalu Lintas Dan Angkutan
- Kota Bandung, diarahkan j. Peningkatan Pengelolaan Jalan (LLAJ)
sebagai kota inti dari PKN Persampahan - Program Pengembangan
dengan kegiatan utama Pemenuhan sarana prasarana Perumahan
perdagangan dan jasa, minimal di PKW:
industri kreatif dan a. Pembangunan Rumah Sakit
teknologi tinggi, dan Tipe B
pariwisata; b. Pengembangan hunian
vertikal (penyediaan lahan,
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
- Kabupaten Bandung, pembangunan rusun, dan
diarahkan sebagai bagian penyediaan PSU)
dari PKN, dengan kegiatan Pemenuhan sarana prasarana
utama industri nonpolutif, minimal di PKL:
dan nonekstraktif atau tidak (1) Peningkatan cakupan
mengganggu irigasi dan pelayanan sarana prasarana
cadangan air serta tidak pendidikan:
mengakibatkan alih fungsi a. Pembangunan Unit
lahan pada KP2B, Sekolah Baru untuk
agroindustri, wisata alam, jenjang SD, SMP,
tanaman pangan dan SMA/SMK
hortikultura, dan b. Pembangunan Ruang
perkebunan; Kelas untuk jenjang SD,
- Kabupaten Bandung Barat, SMP, SMA/SMK
diarahkan sebagai bagian (2) Peningkatan cakupan
dari PKN dengan kegiatan pelayanan sarana prasarana
utama industri nonpolutif, kesehatan:
dan nonekstraktif atau tidak a. Pembangunan Rumah
mengganggu irigasi dan Sakit Tipe C
cadangan air serta tidak b. Pembangunan
mengakibatkan alih fungsi Puskesmas Poned
lahan pada KP2B, tanaman (3) Peningkatan cakupan
pangan dan hortikultura, pelayanan sarana prasarana
industri kreatif dan ekonomi dan budaya:
teknologi tinggi; a. Terminal agribisnis
- Kota Cimahi, diarahkan b. Pasar
sebagai kota inti dari PKN c. Jasa keuangan
dengan kegiatan utama d. IPAL industri komunal
perdagangan dan jasa, e. Masjid
industri kreatif, teknologi f. Lapangan olahraga/
tinggi dan industri ruang publik
nonpolutif; dan g. Tempat atraksi budaya
- Kabupaten Sumedang, (4) Peningkatan infrastruktur
diarahkan sebagai bagian dasar permukiman:
dari PKN, dilengkapi sarana a. Drainase
dan prasarana pendukung, b. Jalan Lingkungan
serta pusat pendidikan c. TPA Lokal
tinggi di kawasan d. Fasilitas TPST
Jatinangor, kegiatan e. SPAM IKK
tanaman pangan dan f. SPALD komunal
hortikultura, agroindustri,
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
serta industri nonpolutif dan (5) Peningkatan sarana dan
nonekstraktif atau tidak prasarana transportasi:
mengganggu irigasi dan a. Peningkatan akses jalan
cadangan air serta tidak dari PKL ke kecamatan
mengakibatkan alih fungsi sekitarnya
lahan pada KP2B. Penyediaan Terminal Tipe C dan
sarana angkutan umum
Mengendalikan - Pengendalian pengembangan Program Penyelenggaraan Lingkungan
pengembangan permukiman di kawasan Penataan Ruang Juara
kegiatan di kawasan perkotaan untuk mendukung
perkotaan fungsi konservasi kawasan
- Pengendalian pemanfaatan
ruang dan pengawasan tata
ruang
- Penataan DAS dan bantaran
sungai lintas wilayah
- Evaluasi Perizinan di kawasan
pertambangan
Mengembangkan INDUSTRI Prioritas Pembangunan - Ekonomi
kawasan pinggiran - Penguatan Sinergi Antar Ketiga: Pertumbuhan Kreatif Juara
PKN dengan tetap Industri Ekonomi Umat Berbasis - Industri Juara
menjaga fungsi - Optimalisasi Perbaikan Aspek Inovasi - Pertani Juara
lindung kawasan Lingkungan Hidup untuk - Program Perencanaan dan - Budaya Juara
Industri yang berkelanjutan Pembangunan Industri - Desa Wisata
- Pembangunan Infrastruktur - Program Peningkatan - Pariwisata
Penunjang Industri Sarana Distribusi Juara
- Optimalisasi Perbaikan Aspek Perdagangan
Lingkungan Hidup untuk - Program Pelayanan
Industri yang berkelanjutan Penanaman Modal
- Pembangunan sarana distribusi - Program Pengendalian
perdagangan Pelaksanaan Penanaman
- Peningkatan cakupan pelayanan Modal
sarana prasarana ekonomi dan - Program Penyediaan dan
budaya (Pasar, Jasa keuangan Pengembangan Sarana
- Penerapan kaidah mitigasi Pertanian
bencana dalam penataan ruang - Program Pengendalian dan
dan izin pembangunan fisik Penanggulangan Bencana
kawasan Pertanian
- Program Penyediaan dan
PERTANIAN Pengembangan Prasarana
- Pengembangan benih kopi Pertanian
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
- Pengembangan Sistem Informasi
Peta Peruntukan Lahan Prioritas Pembangunan
Perkebunan Keempat: Pengembangan
- Pembangunan subterminal Destinasi dan Infrastruktur
agribisnis kelapa, kopi dan teh Pariwisata
- Pengembangan Kawasan - Program Peningkatan
komoditas Akabi (Aneka kacang- Daya Tarik Destinasi
ubi) unggulan Jawa Barat Pariwisata
- Pengembangan dan penataan - Program Pengembangan
kawasan peternakan unggulan Kebudayaan
- Program Pengembangan
PARIWISATA Sumber Daya Pariwisata
- Pengembangan Destinasi dan Ekonomi Kreatif
pariwisata Provinsi (DPP)
- Pengembangan Kawasan Prioritas Pembangunan
Strategis Pariwisata Provinsi Keenam: Infrastruktur
(KSPP) Konektivitas Wilayah
- Pengembangan Kawasan - Program Penyelenggaraan
Pariwisata Provinsi Jalan
- Peningkatan Infrastruktur - Program Penyelenggaraan
Pendukung Pariwisata Lalu Lintas dan Angkutan
Berstandar Internasional Jalan (LLAJ)
- Pengembangan Desa Wisata - Program Pengelolaan
- Pengembangan Pengelolaan Perkeretaapian
Pariwisata - Program Pengelolaan
- Pengembangan Geopark Jawa Ketenagalistrikan
Barat
- Pembangunan Amenitas
Pariwisata (Heliport)
- Pengembangan Aksesibilitas
Menuju Daya Tarik Wisata dan
Destinasi Pariwisata
- Pembangunan Pusat
Kebudayaan di PKN
- Pembangunan Tempat Atraksi
Budaya di PKL
- Pembangunan Pusat Budaya
- Pembangunan Gedung Creative
Centre
JALAN
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
- Pembangunan Jalan Bebas
Hambatan
- Persiapan pembangunan jalan
bebas hambatan
- Standardisasi jalan provinsi
- Persiapan pembangunan jalan
bebas hambatan
PERHUBUNGAN
- Penanganan perlintasan
sebidang kereta api di ruas jalan
provinsi
- Pembangunan Simpang Susun
Tidak Sebidang
- Peningkatan kapasitas jaringan
KA melalui pembangunan jalur
ganda dan elektrifikasi
- Reaktivasi dan peningkatan
(revitalisasi) jalur KA
- Pengembangan jaringan dan
layanan kereta api perkotaan
- Pembangunan/ Rehabilitasi
Terminal Tipe B
- Pembangunan jaringan dan
layanan kereta cepat dan semi
cepat
- Pembangunan sarana dan
prasarana pendukung
operasionalisasi dan
keselamatan perkeretaapian
(prasarana sarana kuning,
Operasionalisasi hijau
(persinyalan)
- Pengembangan Transportasi
masal perkotaan berbasis jalan
- Pembangunan Transportasi
Udara
LISTRIK
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
- Pembangunan Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi
(PLTP)
Mengembangkan PERUMAHAN, PERMUKIMAN - Program Penataan dan Tanggap Bencana
pembangunan dan - Penyediaan hunian sementara Peningkatan Kualitas Juara
hunian vertikal dan relokasi Kawasan Permukiman
- Penyediaan dan rehabilitasi Kumuh
rumah korban bencana - Program Pengembangan
- Fasilitasi penyediaan rumah Perumahan
bagi masyarakat yang terkena - Program Pengadaan
relokasi Tanah untuk Kepentingan
- Pembangunan rumah khusus Umum
- Perbaikan rumah tidak layak - Program Pengelolaan dan
huni Pengembangan Sistem Air
- Pengembangan hunian vertikal Limbah
- Peningkatan teknologi - Program Pengelolaan
perumahan Sumber Daya Air (SDA)
- Pengembangan sistem - Program Pengelolaan DAS
pengelolaan air limbah Domestik - Program Penyelesaian
Sistem Setempat Sengketa Tanah
- Pengembangan Sistem
Pengelolaan Limbah Domestik
Sistem Terpusat Regional
- Peningkatan Pengelolaan
Persampahan
- Penataan jaringan drainase
utama perkotaan dan drainase
permukiman
- Pembangunan Tempat
Pengolahan Sampah Reuse,
Reduce, Recycle
- Pengembangan hunian vertikal
(penyediaan lahan,
pembangunan rusun, dan
penyediaan PSU)
- Pengembangan Kasiba-Lisiba
- Peningkatan cakupan sistem
pelayanan air bersih dan air
limbah
- Peningkatan infrastruktur dasar
permukiman: drainase, jalan
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
lingkungan, TPA lokal, fasilitas
TPST, SPAM IKK, SPALD
komunal
- Pembangunan drainase
perkotaan
- Pemenuhan layanan kebutuhan
air bersih dan logistik
- Pengembangan Prasarana dan
Sarana Utilitas Umum (PSU)
Perumahan dan Permukiman
- Pemulihan sarana prasarana
permukiman
- Peningkatan kualitas
permukiman di kawasan
perbatasan berupa kegiatan
rancang bangun permukiman
- Penataan Permukiman Kumuh
- Penyediaan tanah untuk
perumahan dan kawasan
permukiman melalui
optimalisasi aset tanah milik
Pemerintah Provinsi, Tanah
Negara yang dimohonkan dan
pengadaan tanah
- Pencadangan tanah untuk
kebutuhan pembangunan
perumahan dan kawasan
permukiman
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
- Peningkatan kapasitas dan
revitalisasi situ
- Normalisasi sungai
- Pembuatan floodway
- Pembuatan kolam
retensi/detensi, dan Embung
- Pembuatan long storage
- Pembangunan sistem polder dan
pompanisasi
- Pengelolaan dan Pengembangan
Sistem Drainase terhubung
langsung dengan sungai
- Penyusunan Data dan Peta
Jaringan Daerah Irigasi
- Rehabilitasi Tuntas dan
Pemeliharaan Jaringan Daerah
Irigasi
- Peningkatan fungsi sawah
beririgasi teknis
- Pembangunan Jaringan Daerah
Irigasi (D.I) dan D.I Tambak
- Peningkatan Jaringan Daerah
Irigasi
- Pembangunan Jaringan Daerah
Irigasi Baru
- Penyusunan Data dan Peta Situ,
waduk, embung
- Penyediaan prasarana sumber
daya air untuk cadangan air
- Revitalisasi Sungai, Waduk, Situ
- Penataan DAS dan bantaran
sungai lintas wilayah
Peningkatan - Penerapan kaidah mitigasi - Program Penyelenggaraan Tanggap Bencana
kesiapsiagaan bencana dalam penataan ruang Penataan Ruang Juara
bencana dan izin pembangunan fisik - Program Penanggulangan
kawasan Bencana
- Rehabilitasi lahan di kawasan - Program Pengelolaan
rawan bencana Hutan
- Evaluasi Perizinan di kawasan - Program pengendalian
pertambangan pencemaran dan
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
kerusakan lingkungan
hidup
6. Sukabumi dan Kota Sukabumi, Sektor unggulan: kehutanan, 1. Melengkapi Pemenuhan sarana prasarana Prioritas Pembangunan - Sekolah Juara
sekitarnya Kabupaten peternakan, tanaman pangan fasilitas minimal di PKW: Kesatu: Akses Pendidikan - Pansela Juara
Tema: Sukabumi, dan dan hortikultura, perkebunan, pendukung PKW a. Pembangunan Terminal Tipe Untuk Semua - Kesehatan
Mendorong sebagian wilayah perikanan tangkap, pariwisata, dan PKL B - Program Penelitian dan Juara
perkembangan di Kabupaten industri pengolahan dan bisnis b. Pembangunan Rumah Sakit Pengembangan Daerah - Logistik Juara
koridor Sukabumi Cianjur kelautan, serta pertambangan Tipe B - Program Pengelolaan Lingkungan
Cianjur dan PKW mineral. PKW: c. Pengembangan hunian Pendidikan Juara
Palabuhanratu, - Palabuhanratu vertikal (penyediaan lahan,
serta membatasi Fokus Pengembangan: - Kota Sukabumi pembangunan rusun, dan Prioritas Pembangunan
perkembangan di - Kota Sukabumi, diarahkan penyediaan PSU) Kedua: Desentralisasi
bagian selatan untuk pengembangan pusat PKL: d. Pembangunan pusat Pelayanan Kesehatan
Kabupaten agroindustri, peternakan, - Kab.Sukabumi: distribusi provinsi - Program Pemenuhan
Sukabumi dan agropolitan, wisata agro, Cibadak, Cicurug, e. Pembangunan Pelabuhan Upaya Kesehatan
Cianjur industri nonpolutif dan tidak Sagaranten, f. Optimalisasi fungsi Bandar Perorangan Dan Upaya
mengganggu resapan air, Jampangkulon Udara Kesehatan Masyarakat
serta perdagangan dan jasa g. Pengembangan fasilitas bisnis
yang mendukung fungsi - Kab.Cianjur: pariwisata berskala Prioritas Pembangunan
PKW Sukabumi; Cianjur, internasional Keenam: Infrastruktur
- Kabupaten Sukabumi, Sindangbarang, h. Pengembangan fasilitas bisnis Konektivitas Wilayah
diarahkan untuk Sukanagara perikanan - Program Penyelenggaraan
pengembangan tanaman i. Pengembangan Kawasan Sains Lalu Lintas Dan Angkutan
pangan dan hortikultura, Teknologi Jalan (LLAJ)
agroforestri, agribisnis, - Program Pengembangan
pengembangan kawasan Pemenuhan sarana prasarana Perumahan
penggembalaan umum minimal di PKL:
ternak ruminansia, wisata a. Peningkatan cakupan
pantai, wisata agro, wisata pelayanan sarana prasarana
minat khusus, industri pendidikan:
nonpolutif dan tidak 1. Pembangunan Unit
mengganggu resapan air Sekolah Baru untuk
serta tidak mengakibatkan jenjang SD, SMP,
alih fungsi lahan sawah, SMA/SMK
perdagangan dan jasa yang 2. Pembangunan Ruang
mendukung fungsi PKW Kelas untuk jenjang SD,
Palabuhanratu dan simpul SMP, SMA/SMK
layanan wilayah sekitarnya, b. Peningkatan cakupan
pengembangan wilayah pelayanan sarana prasarana
pesisir selatan melalui kesehatan:
pengembangan wisata
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
pantai dan minat khusus 1. Pembangunan Rumah
serta perikanan tangkap, Sakit Tipe C
pertambangan mineral 2. Pembangunan
logam dan nonlogam serta Puskesmas Poned
pengembangan sarana dan c. Peningkatan cakupan
prasarana yang terintegrasi pelayanan sarana prasarana
yang diarahkan untuk ekonomi dan budaya:
kegiatan bisnis kelautan 1. Terminal agribisnis
skala nasional dan 2. Pasar
internasional di PKW 3. Jasa keuangan
Palabuhanratu; dan 4. IPAL industri komunal
Kabupaten Cianjur, diarahkan 5. Masjid
untuk pengembangan 6. Lapangan olahraga/
agroindustri, tanaman pangan ruang publik
dan hortikultura, perkebunan, 7. Tempat atraksi budaya
kehutanan, pengembangan d. Peningkatan infrastruktur
kawasan penggembalaan dasar permukiman:
umum ternak ruminansia, 1. Drainase
wisata agro, wisata alam, 2. Jalan Lingkungan
industri kreatif, pengembangan 3. TPA Lokal
wilayah pesisir untuk 4. Fasilitas TPST
perikanan tangkap, wisata 5. SPAM IKK
minat khusus, kawasan 6. SPALD komunal
perdagangan dan jasa yang e. Peningkatan sarana dan
mendukung fungsi PKW prasarana transportasi:
Cidaun, serta pertambangan 1. Peningkatan akses jalan
mineral logam dan nonlogam. dari PKL ke kecamatan
sekitarnya
2. Penyediaan Terminal Tipe
C dan sarana angkutan
umum
Mengembangkan JALAN Prioritas Pembangunan - Transportasi
infrastruktur - Pembangunan dan persiapan Keenam: Infrastruktur Juara
strategis pembangunan Jalan Bebas Konektivitas Wilayah - Lingkungan
Hambatan - Program Penyelenggaraan Juara
- Standardisasi jalan provinsi Jalan - Pansela Juara
- Peningkatan jalan lintas selatan - Program Penyelenggaraan - Tanggap
Jawa Barat menjadi jalan Lalu Lintas dan Angkutan Bencana Juara
nasional Jalan (LLAJ)
- Program Pengelolaan
Perkeretaapian
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
- Pembangunan/ Peningkatan - Program Pengelolaan
kapasitas dan ruas jalan Pelayaran
strategis - Program Penataan dan
Peningkatan Kualitas
KERETA API Kawasan Permukiman
- Pembangunan/Pengembangan Kumuh
jaringan dan layanan kereta api - Program Pengembangan
menuju simpul-simpul Perumahan
transportasi (bandara dan - Program Pengelolaan dan
pelabuhan) Pengembangan Sistem Air
- Pembangunan Simpang Susun Limbah
Tidak Sebidang - Program terkait urusan
- Peningkatan kapasitas jaringan pertanahan
KA melalui pembangunan jalur - Program Pengelolaan
ganda dan elektrifikasi Sumber Daya Air (SDA)
- Pembangunan jaringan dan - Program Pengelolaan DAS
layanan kereta api antar kota
- Pembangunan sarana dan
prasarana pendukung
operasionalisasi dan
keselamatan perkeretaapian
(prasarana sarana kuning,
Operasionalisasi hijau
(persinyalan)
BANDARA
- Pembangunan Transportasi
Udara
PELABUHAN
- Pembangunan/ Pengembangan
Transportasi laut
PERUMAHAN, PERMUKIMAN
- Penyediaan hunian sementara
dan relokasi
- Penyediaan dan rehabilitasi
rumah korban bencana
- Fasilitasi penyediaan rumah
bagi masyarakat yang terkena
relokasi
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
- Pembangunan rumah khusus
- Perbaikan rumah tidak layak
huni
- Pengembangan hunian vertikal
- Peningkatan teknologi
perumahan
- Pengembangan sistem
pengelolaan air limbah Domestik
Sistem Setempat
- Pengembangan Sistem
Pengelolaan Limbah Domestik
Sistem Terpusat Regional
- Peningkatan Pengelolaan
Persampahan
- Penataan jaringan drainase
utama perkotaan dan drainase
permukiman
- Pembangunan Tempat
Pengolahan Sampah Reuse,
Reduce, Recycle
- Pengembangan hunian vertikal
(penyediaan lahan,
pembangunan rusun, dan
penyediaan PSU)
- Peningkatan infrastruktur dasar
permukiman: drainase, jalan
lingkungan, TPA lokal, fasilitas
TPST, SPAM IKK, SPALD
komunal
- Pembangunan drainase
perkotaan
- Pemenuhan layanan kebutuhan
air bersih dan logistik
- Pengembangan Prasarana dan
Sarana Utilitas Umum (PSU)
Perumahan dan Permukiman
- Pemulihan sarana prasarana
permukiman
- Peningkatan kualitas
permukiman di kawasan
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
perbatasan berupa kegiatan
rancang bangun permukiman
- Penataan Permukiman Kumuh
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
- Rehabilitasi Tuntas dan
Pemeliharaan Jaringan Daerah
Irigasi
- Peningkatan fungsi sawah
beririgasi teknis
- Revitalisasi Sungai, Waduk, Situ
- Penataan DAS dan bantaran
sungai lintas wilayah
PERTANAHAN
- Penyediaan tanah untuk
perumahan dan kawasan
permukiman melalui
optimalisasi aset tanah milik
Pemerintah Provinsi, Tanah
Negara yang dimohonkan dan
pengadaan tanah
- Pencadangan tanah untuk
kebutuhan pembangunan
perumahan dan kawasan
permukiman
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
- Peningkatan cakupan pelayanan Destinasi dan Infrastruktur
sarana prasarana ekonomi dan Pariwisata
budaya (pasar, jasa keuangan) - Program Peningkatan
- Pembangunan pusat distribusi Daya Tarik Destinasi
provinsi Pariwisata
- Program Pengembangan
PARIWISATA Kebudayaan,
- Pengembangan Destinasi Program Pengembangan
pariwisata Provinsi (DPP) Sumber Daya Pariwisata dan
- Pengembangan Kawasan Ekonomi Kreatif
Strategis Pariwisata Provinsi
(KSPP)
- Peningkatan Infrastruktur
Pendukung Pariwisata
Berstandar Internasional
- Pengembangan Desa Wisata
- Pengembangan Pengelolaan
Pariwisata
- Pengembangan Geopark Jawa
Barat
- Pembangunan Amenitas
Pariwisata (Heliport)
- Pengembangan Aksesibilitas
Menuju Daya Tarik Wisata dan
Destinasi Pariwisata
- Pembangunan Tempat Atraksi
Budaya di PKL
- Pembangunan Pusat Budaya
- Pembangunan Gedung Creative
Centre
- Pengembangan Fasilitas Bisnis
Pariwisata Berskala
Internasional di PKW
Mengembangkan - Pengembangan Minapolitan Prioritas Pembangunan Nelayan Juara
bisnis kelautan yang - Pengembangan fasilitas bisnis Ketiga: Pertumbuhan
berwawasan perikanan laut Ekonomi Umat Berbasis
lingkungan dengan - Peningkatan dan Pengembangan Inovasi
memanfaatkan Pengolahan Hasil Perikanan - Program Pengelolaan
modal investasi - Pembangunan sarana prasarana Kelautan, Pesisir dan
untuk menghasilkan perlindungan ikan endemik Pulau-Pulau Kecil
daya saing global
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
Pengembangan dan penataan Program Pengolahan dan
kawasan tambak Pemasaran Hasil Perikanan
Peningkatan - Penerapan kaidah mitigasi - Program Penyelenggaraan Tanggap Bencana
kesiapsiagaan bencana dalam penataan ruang Penataan Ruang Juara
bencana dan izin pembangunan fisik - Program Penanggulangan
kawasan Bencana
- Rehabilitasi lahan di kawasan - Program Pengelolaan
rawan bencana Hutan
Evaluasi Perizinan di kawasan - Program pengendalian
pertambangan pencemaran dan
kerusakan lingkungan
hidup
Pengembangan kerja Kebijakan pembangunan wilayah Prioritas Pembangunan
sama wilayah perbatasan Jawa Barat – Banten Kesatu: Akses Pendidikan
perbatasan berfokus pada aspek: Untuk Semua
- Kesejahteraan Masyarakat dan - Program Penelitian dan
Aspek Pelayanan Umum meliputi Pengembangan Daerah
urusan pendidikan, kesehatan, - Program Pengelolaan
pekerjaan umum dan penataan Pendidikan
ruang, perumahan rakyat dan
kawasan permukiman,
ketentraman dan ketertiban
Program terkait sosial,
umum serta perlindungan tibumtranslinmas,
masyarakat, sosial, , pemerintahan
penanggulangan bencana,
pemerintahan (batas wilayah), dan Prioritas Pembangunan
lain-lainnya sesuai kesepakatan Kedua: Desentralisasi
kerja sama. Pelayanan Kesehatan
- Daya Saing meliputi pariwisata, - Program Pemenuhan
Koperasi dan Usaha Kecil (KUK), Upaya Kesehatan
perdagangan, pertanian, kelautan Perorangan Dan Upaya
dan perikanan, penataan ruang, Kesehatan Masyarakat
lingkungan hidup, Sumber Daya
Air (SDA), perhubungan, Prioritas Pembangunan
pekerjaan umum, dan lain- Ketiga: Pertumbuhan
lainnya sesuai kesepakatan kerja Ekonomi Umat Berbasis
sama.
Inovasi
- Program terkait KUK
- Program Pengelolaan
Kelautan, Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
- Program Pengolahan dan
Pemasaran Hasil
Perikanan
- Program Penyediaan dan
Pengembangan Sarana
Pertanian
- Program Penyediaan dan
Pengembangan Prasarana
Pertanian
Prioritas Pembangunan
Keempat: Pengembangan
Destinasi dan Infrastruktur
Pariwisata
- Program Peningkatan
Daya Tarik Destinasi
Pariwisata
- Program Pengembangan
Sumber Daya Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif
- Program Pengembangan
Kebudayaan
Prioritas Pembangunan
Keenam: Infrastruktur
Konektivitas Wilayah dan
Pengelolaan Lingkungan
Hidup
- Program Penyelenggaraan
Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan (LLAJ)
- Program Penyelenggaraan
Jalan
- Program Pengembangan
Perumahan
- Program Pengelolaan Dan
Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum
- Program Pengelolaan Dan
Pengembangan Sistem Air
Limbah
Prioritas
Arah Program
NO WP/Tema WP Kab/Kota Kebijakan WP Indikasi Program RTRW Pembangunan/Program
Pengambangan Jabar Juara
Pembangunan RPJMD
- Program Pengelolaan
Persampahan
- Program pengendalian
pencemaran dan
kerusakan lingkungan
hidup
- Program Pengelolaan
Sumber Daya Air (SDA)
- Program Penyelenggaraan
Penataan Ruang
- Program penanggulangan
bencana
Sumber: Hasil analisis, Bappeda, 2020
Gambar 6.6
Peta Arah Kebijakan Kewilayahan WP Bodebekpunjur
Gambar 6.7
Peta Arah Kebijakan Kewilayahan WP Purwasuka
Gambar 6.8
Peta Arah Kebijakan Kewilayahan WP Ciayumajakuning
Gambar 6.9
Peta Arah Kebijakan Kewilayahan WP Priangan Timur dan Pangandaran
Gambar 6.10
Peta Arah Kebijakan Kewilayahan WP KK Cekungan Bandung
Gambar 6.11
Peta Arah Kebijakan Kewilayahan WP Sukabumi dan sekitarnya
Gambar 6.12
Sebaran Titik Pengembangan Kawasan pada
Kawasan Metropolitan REBANA
Tabel 6.3
Matriks Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Metropolitan REBANA
“Terwujudnya kawasan Metropolitan REBANA sebagai motor pertumbuhan ekonomi wilayah Jawa Barat bagian timur-utara berbasis pada
TUJUAN
pengembangan industri yang terintegrasi, inovatif, kolaboratif, berdaya saing tinggi, dan berkelanjutan”
TARGET Meningkatnya pertumbuhan Peningkatan laju investasi Peningkatan ketersediaan lapangan
CAPAIAN ekonomi kawasan pekerjaan
Peningkatan LPE kawasan hingga Peningkatan laju investasi di kawasan hingga 16%/tahun Penambahan jumlah lapangan
INDIKATOR
10%/tahun pada tahun 2030 pekerjaan di kawasan hingga 5 juta
UTAMA
tenaga kerja
Integrasi pengembangan wilayah Peningkatan daya saing kawasan dengan pembentukan 'Super KEK' Pengembangan sistem vokasi yang
KEBIJAKAN antar KPI dengan SIKM dan dan pengembangan konektivitas tinggi antar kawasan terhubung dengan industri,
UTAMA Kawasan perkotaan-perdesaan kewirausahaan, dan SDM inovatif
Mengembangkan Mengembangkan Promosi dan Mengembangkan kawasan Mengembangkan Mengembangkan Mengembangkan
KPI, SIKM, dan sistem rantai Pengembangan 'super' KEK infrastruktur kurikulum dan kewirausahaan,
sentra produksi logistik Kerja sama pendukung konektivitas sistem vokasi start-up, dan SDM
STRATEGI di kawasan terintegrasi antara Kawasan kawasan yang sesuai inovatif
UTAMA perdesaan industri besar dan dengan
IKM kebutuhan
industri (link and
match)
- Pengembangan - Kajian Master - Kerja sama - Penyiapan badan usaha - Pengembangan - Pengembangan - Pencetakan
Lahan 13 KPI Plan dan Bisnis pengusul, pembangun dan pelabuhan Patimban kurikulum wirausaaha dan
- Revitalisasi Business Plan Pengelolaan pengelola KEK sebagai pintu gerbang sekolah vokasi start-up baru
SIKM dan Pengembangan dan Penyiapan persyaratan ekspor impor SMK dan - Pengembangan
Pengembangan Sistem Kawasan Pengembangan dan perizinan pengusulan - Pengembangan Politeknik creative hub,
SIKM baru Industri Kawasan KEK bandara internasional - Link and match material centre,
PROGRAM
- Pengembangan Terpadu Sistem - Penyiapan studi kelayakan Kertajati sekolah vokasi dan testing lab
UTAMA
Komoditas REBANA Promosi ekonomi dan finansiaal - Pengembangan dan industri - Pengembangan
Unggulan - Pengembangan - Kawasan - Fasilitasi Legalisasi RDTR jaringan jalan, - Pengembangan Talent Pool dan
Kawasan Sistem Logistik berbasis media Kertajati-Jatitujuh dan jembatan, jalan bebas kerja sama pelatihan kerja
Perdesaan Digital daring RDTR Patimban hambatan, dan fly industri dengan berbasis
Terintegrasi -event - Penyusunan dokumen over penghubung BBPLK, BLK kompetensi
business lingkungan antar kawasan Provinsi dan
Industri Besar- meeting dan - Penyusunan perangkat - Reaktivasi dan BLK industri teknlogi
IKM promosi regulasi dan deregulasi pembangunan jalur rel Kabupaten/Kota tinggi
- Pengembangan Kawasan fiskal dan non fiskal kereta api penumpang
kemitraan - Penyiapan insentif untuk dan logistik
kolaboratif antar investasi produk - Pengembangan SAUM
industri besar berorientasi masa depan Ciayumajakuning
dan IKM dan ramah lingkungan
KEBIJAKAN Pengembangan Sistem Pendukung (Infrastruktur, Kelembagaan, R&D, Konservasi Lingkungan)
PENDUKUNG
Pengembangan tata ruang, industri Pengembangan fasilitas kesehatan dan utilitas pendukung Pengembangan kelembagaan, riset dan
STRATEGI ramah lingkungan dan konservasi teknologi
PENDUKUNG lahan pangan berkelanjutan
- Penyusunan RDTR 10 KPI - Pengembangan fasilitas kesehatan dan pengawasan HSE - Pembentukan kelembagaan pengelola
- Regulasi insentif disinsentif industri - Pengembangan jaringan energi-pengembangan jaringan telekomunikasi kawasan
ramah lingkungan dan IT - Peningkatan kapasitas BUMD-
- Pembinaan mekanisme produksi - Pengembangan jaringan sumber daya air-pengembangan jaringan air pengembangan kemitraan dengan
bersih dan simbiosis industri minum, air limbah, drainase, dan persampahan universitas
PROGRAM - Konservasi KP2B dan insentif untuk - Pengembangan kemitraan dengan
PENDUKUNG petani perbankan dan lembaga keuangan
- Pengawasan dan penegakan hukum - Pengembangan lembaga technopark
atau R&D kawasan sebagai think-tank
- Fasilitasi HAKI, modal ventura dan
hibah untuk riset dan pengembangan
teknologi baru
Sumber: Hasil Analisis, 2020
Tabel 6.4
Keterkaitan Kebijakan Kewilayahan
Provinsi Jawa Barat dengan Nasional
Wilayah
Pengembangan Kebijakan Kewilayahan Nasional
Provinsi
WP Bodebekpunjur A. Koridor Pertumbuhan (Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota
Depok, Kota Bekasi)
B. Pengembangan Sektor Unggulan
C. Pengembangan Kawasan Strategis
1) Pengembangan jaringan telekomunikasi dan informasi;
2) Peningkatan kualitas SDM khususnya peningkatan
akses layanan pendidikan dan kesehatan, pendidikan
vokasional pertanian, perikanan, industri dan
pariwisata; dan revitalisasi Balai Latihan Kerja, yang
meliputi:
a. Pengembangan SMK di wilayah Jawa-Bali secara
keseluruhan berjumlah 1.713 SMK yang
mendukung sektor agribisnis dan agroteknologi,
kemaritiman, pariwisata, seni dan industri kreatif,
teknologi dan rekayasa, dan energi dan
pertambangan
b. Pengembangan perguruan tinggi yang memiliki
prodi vokasi dilakukan di perguruan tinggi yang
mendukung sektor industry (ekonomi kreatif,
tekstil, kimia, manufaktur, otomotif, minyak,
tambang, konstruksi, pariwisata dan pertanian)
c. Pengembangan BLK yang tersebar dan mendukung
pemenuhan kebutuhan tenaga kerja di sektor
prioritas yang meliputi: tenaga presisi tekstil, petani
terlatih, buruh konstruksi gedung, manajer umum
perdagangan dan manajer perusahaan (gedung)
d. Penanganan anak tidak sekolah di seluruh provinsi
wilayah Jawa-Bali
D. Pembangunan Desa, Kawasan Perdesaan dan Daerah
Tertinggal
1) Percepatan pembangunan desa secara terpadu untuk
mendorong transformasi sosial, budaya dan ekonomi
desa yang mencakup perbaikan pelayanan dasar
pendidikan dan kesehatan, pelayanan dasar: air
minum, sanitasi, listrik desa dan transportasi, serta
pengembangan desa wisata, desa digital dan produk
unggulan desa dan kawasan perdesaan;
2) peningkatan kapasitas aparatur desa dalam tata kelola
pemerintahan, pemanfaatan dana desa, tata kelola
keuangan dan aset desa; pemberdayaan masyarakat
desa adat dan penguatan pendamping desa khususnya
desa tertinggal dengan pendamping lokal; penataan
ruang dan penetapan batas desa; serta peningkatan
peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes);
Wilayah
Pengembangan Kebijakan Kewilayahan Nasional
Provinsi
3) Penanganan stunting dengan lokasi fokus prioritas
pada tahun 2020 mencakup 20 kabupaten di Jawa
Barat yang selanjutnya secara bertahap akan diperluas
ke seluruh Kabupaten/Kota di wilayah Jawa-Bali pada
tahun 2023
4) Pemberian bantuan sosial dan subsidi tepat sasaran
melalui Program Keluarga Harapan, Kartu Sembako
Murah, dan Kartu Indonesia Sehat untuk mencapai
target kemiskinan tahun 2024 yaitu 4,85 persen di
Jawa Barat
5) Pengarusutamaan penanggulangan bencana dan
adaptasi perubahan iklim yang dilakukan melalui:
a. Peningkatan ketahanan wilayah utara dan selatan
Pulau Jawa-Bali;
b. Peningkatan penanganan abrasi pantai di pesisir
dan daerah kepulauan;
c. Peningkatan konservasi hutan; dan
d. Pemantapaan pemulihan pascabencana di Kawasan
Selat Sunda dan sekitarnya.
E. Penguatan Kelembagaan dan Keuangan Daerah:
1) Percepatan penerapan Standar Pelayanan Minimal
(SPM) di daerah secara penuh dan konsisten;
2) Percepatan kemudahan berusaha, dan reformasi
pelayanan perizinan, terutama investasi.
3) Penataan lembaga dan organisasi pemerintah daerah
yang lebih efisien dan efektif;
4) Optimalisasi pemanfataan Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik (SPBE);
5) Peningkatan riset dan inovasi daerah;
6) Peningkatan kapasitas aparatur daerah dalam
manajemen pemerintahan daerah, manajemen
pertanian dan kelautan, manajemen kawasan
ekonomi, manajemen investasi terutama kerjasama
pemerintah dan swasta, manajemen kawasan
pariwisata dan lainnya
7) Peningkatan kualitas belanja daerah;
8) Pengembangan dan penguatan peran kecamatan;
9) Pengembangan kerjasama antardaerah, dan
10) Penguatan kerjasama, kemitraan dan kolaborasi
multipihak.
11) Perluasan cakupan Nomor Induk Kependudukan (NIK)
dengan target prioritas yang meliputi Kabupaten
Bekasi, dan Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat
12) Perluasan kepemilikan akta kelahiran dengan target
prioritas meliputi Kabupaten Bogor Provinsi Jawa
Barat
13) Penataan Ruang dan Lahan
a. Peningkatan efektivitas instrument pengendalian
pemanfaatan ruang, terutama kelengkapan RDTR;
b. Penyediaan RTR Kawasan Strategis Nasional;
c. Penyediaan peta dasar skala besar (1:5.000)
secara nasional;
d. Penerapan insentif dan disinsentif, serta sanksi
bagi pelanggaran pemanfaatan ruang;
e. Sertifikasi hak atas tanah terutama di wilayah
yang diarahkan sebagai koridor pertumbuhan
ekonomi dan pemerataan serta wilayah sekitarnya
termasuk di kawasan transmigrasi;
f. Penataan dan publikasi batas kawasan hutan dan
nonhutan dalam skala kadastral;
g. Penetapan deliniasi batas wilayah adat;
Wilayah
Pengembangan Kebijakan Kewilayahan Nasional
Provinsi
h. Pembentukan bank tanah;
i. Peningkatan pelayanan pertanahan berbasis
digital; dan
j. Penerimaan PNS petugas ukur pertanahan.
14) Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal kebencanaan
melalui:
a. Peningkatan kapasitas pemerintah daerah,
masyarakat dan logistik kebencanaan;
b. Adaptasi masyarakat terhadap perubahan iklim di
daerah rawan bencana berbasis kearifan lokal
masyarakat; dan
c. Peningkatan investasi mitigasi struktural dan non
struktural untuk pengurangan risiko bencana.
15) Pelaksanaan kaidah pembangunan rendah karbon,
yang meliputi:
a. Pengendalian pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup;
b. Penegakan hukum atas kejahatan di bidang
sumber daya alam dan lingkungan hidup;
c. Pertahanan luasan dan meningkatkan
produktivitas lahan pertanian pangan, terutama
padi;
d. Optimalisasi upaya rehabilitasi hutan dan lahan
untuk mempertahankan luas tutupan hutan dan
mengkonservasi sumber daya air;
e. Konservasi dan perlindungan habitat spesies
kunci;
f. Pengembangan energi baru terbarukan;
g. Optimalisasi pengelolaan sampah dan limbah
bahan berbahaya beracun secara terpadu; dan
h. Pengembangan sarana dan prasarana
transportasi massal.
F. Proyek Prioritas Strategis (Major Project) Wilayah Jawa-Bali
1) Pembangunan KA Cepat Pulau Jawa (Jakarta-
Semarang dan Jakarta-Bandung);
2) Revitalisasi Tambak di Kawasan Sentra Produksi Udang
dan Bandeng;
3) Penangangan Pesisir 5 Perkotaan Pantura Jawa;
Wilayah
Pengembangan Kebijakan Kewilayahan Nasional
Provinsi
c. Pengembangan BLK yang tersebar dan mendukung
pemenuhan kebutuhan tenaga kerja di sektor
prioritas yang meliputi: tenaga presisi tekstil, petani
terlatih, buruh konstruksi gedung, manajer umum
perdagangan dan manajer perusahaan (gedung)
d. Penanganan anak tidak sekolah di seluruh provinsi
wilayah Jawa-Bali
D. Pembangunan Desa, Kawasan Perdesaan dan Daerah
Tertinggal
1) Percepatan pembangunan desa secara terpadu untuk
mendorong transformasi sosial, budaya dan ekonomi
desa yang mencakup perbaikan pelayanan dasar
pendidikan dan kesehatan, pelayanan dasar: air
minum, sanitasi, listrik desa dan transportasi, serta
pengembangan desa wisata, desa digital dan produk
unggulan desa dan kawasan perdesaan;
2) peningkatan kapasitas aparatur desa dalam tata kelola
pemerintahan, pemanfaatan dana desa, tata kelola
keuangan dan aset desa; pemberdayaan masyarakat
desa adat dan penguatan pendamping desa khususnya
desa tertinggal dengan pendamping lokal; penataan
ruang dan penetapan batas desa; serta peningkatan
peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes);
3) Penanganan stunting dengan lokasi fokus prioritas
pada tahun 2020 mencakup 20 kabupaten di Jawa
Barat yang selanjutnya secara bertahap akan diperluas
ke seluruh Kabupaten/Kota di wilayah Jawa-Bali pada
tahun 2023
4) Pemberian bantuan sosial dan subsidi tepat sasaran
melalui Program Keluarga Harapan, Kartu Sembako
Murah, dan Kartu Indonesia Sehat untuk mencapai
target kemiskinan tahun 2024 yaitu 4,85 persen di
Jawa Barat
5) Pengarusutamaan penanggulangan bencana dan
adaptasi perubahan iklim yang dilakukan melalui:
a. Peningkatan ketahanan wilayah utara dan selatan
Pulau Jawa-Bali;
b. Peningkatan penanganan abrasi pantai di pesisir
dan daerah kepulauan;
c. Peningkatan konservasi hutan; dan
d. Pemantapaan pemulihan pascabencana di Kawasan
Selat Sunda dan sekitarnya
G. Penguatan Kelembagaan dan Keuangan Daerah:
1) Percepatan penerapan Standar Pelayanan Minimal
(SPM) di daerah secara penuh dan konsisten;
2) Percepatan kemudahan berusaha, dan reformasi
pelayanan perizinan, terutama investasi.
3) Penataan lembaga dan organisasi pemerintah daerah
yang lebih efisien dan efektif;
4) Optimalisasi pemanfataan Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik (SPBE);
5) Peningkatan riset dan inovasi daerah;
6) Peningkatan kapasitas aparatur daerah dalam
manajemen pemerintahan daerah, manajemen
pertanian dan kelautan, manajemen kawasan
ekonomi, manajemen investasi terutama kerjasama
pemerintah dan swasta, manajemen kawasan
pariwisata dan lainnya
7) Peningkatan kualitas belanja daerah;
8) Pengembangan dan penguatan peran kecamatan;
9) Pengembangan kerjasama antardaerah, dan
Wilayah
Pengembangan Kebijakan Kewilayahan Nasional
Provinsi
10) Penguatan kerjasama, kemitraan dan kolaborasi
multipihak.
11) Perluasan cakupan Nomor Induk Kependudukan (NIK)
dengan target prioritas yang meliputi Kabupaten
Bekasi, dan Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat
12) Penataan Ruang dan Lahan
a. Peningkatan efektivitas instrument pengendalian
pemanfaatan ruang, terutama kelengkapan RDTR;
b. Penyediaan RTR Kawasan Strategis Nasional;
c. Penyediaan peta dasar skala besar (1:5.000)
secara nasional;
d. Penerapan insentif dan disinsentif, serta sanksi
bagi pelanggaran pemanfaatan ruang;
e. Sertifikasi hak atas tanah terutama di wilayah
yang diarahkan sebagai koridor pertumbuhan
ekonomi dan pemerataan serta wilayah sekitarnya
termasuk di kawasan transmigrasi;
f. Penataan dan publikasi batas kawasan hutan dan
nonhutan dalam skala kadastral;
g. Penetapan deliniasi batas wilayah adat;
h. Pembentukan bank tanah;
i. Peningkatan pelayanan pertanahan berbasis
digital; dan
j. Penerimaan PNS petugas ukur pertanahan.
13) Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal kebencanaan
melalui:
a. Peningkatan kapasitas pemerintah daerah,
masyarakat dan logistik kebencanaan;
b. Adaptasi masyarakat terhadap perubahan iklim di
daerah rawan bencana berbasis kearifan lokal
masyarakat; dan
c. Peningkatan investasi mitigasi struktural dan non
struktural untuk pengurangan risiko bencana.
14) Pelaksanaan kaidah pembangunan rendah karbon,
yang meliputi:
a. Pengendalian pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup;
b. Penegakan hukum atas kejahatan di bidang
sumber daya alam dan lingkungan hidup;
c. Pertahanan luasan dan meningkatkan
produktivitas lahan pertanian pangan, terutama
padi;
d. Optimalisasi upaya rehabilitasi hutan dan lahan
untuk mempertahankan luas tutupan hutan dan
mengkonservasi sumber daya air;
e. Konservasi dan perlindungan habitat spesies
kunci;
f. Pengembangan energi baru terbarukan;
g. Optimalisasi pengelolaan sampah dan limbah
bahan berbahaya beracun secara terpadu; dan
h. Pengembangan sarana dan prasarana
transportasi massal.
H. Proyek Prioritas Strategis (Major Project) Wilayah Jawa-Bali
4) Revitalisasi Tambak di Kawasan Sentra Produksi Udang
dan Bandeng;
5) Penangangan Pesisir 5 Perkotaan Pantura Jawa;
Wilayah
Pengembangan Kebijakan Kewilayahan Nasional
Provinsi
C. Pengembangan Sektor Unggulan
D. Pengembangan Kawasan Strategis
1) Pengembangan jaringan telekomunikasi dan informasi;
2) Peningkatan kualitas SDM khususnya peningkatan
akses layanan pendidikan dan kesehatan, pendidikan
vokasional pertanian, perikanan, industri dan
pariwisata; dan revitalisasi Balai Latihan Kerja, yang
meliputi:
a. Pengembangan SMK di wilayah Jawa-Bali secara
keseluruhan berjumlah 1.713 SMK yang
mendukung sektor agribisnis dan agroteknologi,
kemaritiman, pariwisata, seni dan industri kreatif,
teknologi dan rekayasa, dan energi dan
pertambangan
b. Pengembangan perguruan tinggi yang memiliki
prodi vokasi dilakukan di perguruan tinggi yang
mendukung sektor industry (ekonomi kreatif,
tekstil, kimia, manufaktur, otomotif, minyak,
tambang, konstruksi, pariwisata dan pertanian)
c. Pengembangan BLK yang tersebar dan mendukung
pemenuhan kebutuhan tenaga kerja di sektor
prioritas yang meliputi: tenaga presisi tekstil, petani
terlatih, buruh konstruksi gedung, manajer umum
perdagangan dan manajer perusahaan (gedung)
d. Penanganan anak tidak sekolah di seluruh provinsi
wilayah Jawa-Bali
E. Pengembangan Kawasan Perkotaan
1) Pengembangan kawasan perkotaan, melalui
peningkatan kualitas
2) Peningkatan kualitas pelayanan transportasi perkotaan
multimoda di Wilayah Metropolitan Cekungan Bandung
melalui pengembangan Sistem Angkutan Umum Massal
Perkotaan
I. Penguatan Kelembagaan dan Keuangan Daerah:
1) Percepatan penerapan Standar Pelayanan Minimal
(SPM) di daerah secara penuh dan konsisten;
2) Percepatan kemudahan berusaha, dan reformasi
pelayanan perizinan, terutama investasi.
3) Penataan lembaga dan organisasi pemerintah daerah
yang lebih efisien dan efektif;
4) Optimalisasi pemanfataan Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik (SPBE);
5) Peningkatan riset dan inovasi daerah;
6) Peningkatan kapasitas aparatur daerah dalam
manajemen pemerintahan daerah, manajemen
pertanian dan kelautan, manajemen kawasan
ekonomi, manajemen investasi terutama kerjasama
pemerintah dan swasta, manajemen kawasan
pariwisata dan lainnya
7) Peningkatan kualitas belanja daerah;
8) Pengembangan dan penguatan peran kecamatan;
9) Pengembangan kerjasama antardaerah, dan
10) Penguatan kerjasama, kemitraan dan kolaborasi
multipihak.
11) Penataan Ruang dan Lahan
a. Peningkatan efektivitas instrument pengendalian
pemanfaatan ruang, terutama kelengkapan RDTR;
b. Penyediaan RTR Kawasan Strategis Nasional;
c. Penyediaan peta dasar skala besar (1:5.000)
secara nasional;
Wilayah
Pengembangan Kebijakan Kewilayahan Nasional
Provinsi
d. Penerapan insentif dan disinsentif, serta sanksi
bagi pelanggaran pemanfaatan ruang;
e. Sertifikasi hak atas tanah terutama di wilayah
yang diarahkan sebagai koridor pertumbuhan
ekonomi dan pemerataan serta wilayah sekitarnya
termasuk di kawasan transmigrasi;
f. Penataan dan publikasi batas kawasan hutan dan
nonhutan dalam skala kadastral;
g. Penetapan deliniasi batas wilayah adat;
h. Pembentukan bank tanah;
i. Peningkatan pelayanan pertanahan berbasis
digital; dan
j. Penerimaan PNS petugas ukur pertanahan.
12) Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal kebencanaan
melalui:
a. Peningkatan kapasitas pemerintah daerah,
masyarakat dan logistik kebencanaan;
b. Adaptasi masyarakat terhadap perubahan iklim di
daerah rawan bencana berbasis kearifan lokal
masyarakat; dan
c. Peningkatan investasi mitigasi struktural dan non
struktural untuk pengurangan risiko bencana.
13) Pelaksanaan kaidah pembangunan rendah karbon,
yang meliputi:
a. Pengendalian pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup;
b. Penegakan hukum atas kejahatan di bidang
sumber daya alam dan lingkungan hidup;
c. Pertahanan luasan dan meningkatkan
produktivitas lahan pertanian pangan, terutama
padi;
d. Optimalisasi upaya rehabilitasi hutan dan lahan
untuk mempertahankan luas tutupan hutan dan
mengkonservasi sumber daya air;
e. Konservasi dan perlindungan habitat spesies
kunci;
f. Pengembangan energi baru terbarukan;
g. Optimalisasi pengelolaan sampah dan limbah
bahan berbahaya beracun secara terpadu; dan
h. Pengembangan sarana dan prasarana
transportasi massal.
F. Pembangunan Desa, Kawasan Perdesaan dan Daerah
Tertinggal
1) Percepatan pembangunan desa secara terpadu untuk
mendorong transformasi sosial, budaya dan ekonomi
desa yang mencakup perbaikan pelayanan dasar
pendidikan dan kesehatan, pelayanan dasar: air
minum, sanitasi, listrik desa dan transportasi, serta
pengembangan desa wisata, desa digital dan produk
unggulan desa dan kawasan perdesaan;
2) peningkatan kapasitas aparatur desa dalam tata kelola
pemerintahan, pemanfaatan dana desa, tata kelola
keuangan dan aset desa; pemberdayaan masyarakat
desa adat dan penguatan pendamping desa khususnya
desa tertinggal dengan pendamping lokal; penataan
ruang dan penetapan batas desa; serta peningkatan
peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes);
3) Penanganan stunting dengan lokasi fokus prioritas
pada tahun 2020 mencakup 20 kabupaten di Jawa
Barat yang selanjutnya secara bertahap akan diperluas
Wilayah
Pengembangan Kebijakan Kewilayahan Nasional
Provinsi
ke seluruh Kabupaten/Kota di wilayah Jawa-Bali pada
tahun 2023
4) Pemberian bantuan sosial dan subsidi tepat sasaran
melalui Program Keluarga Harapan, Kartu Sembako
Murah, dan Kartu Indonesia Sehat untuk mencapai
target kemiskinan tahun 2024 yaitu 4,85 persen di
Jawa Barat
5) Pengarusutamaan penanggulangan bencana dan
adaptasi perubahan iklim yang dilakukan melalui:
a. Peningkatan ketahanan wilayah utara dan selatan
Pulau Jawa-Bali;
b. Peningkatan penanganan abrasi pantai di pesisir
dan daerah kepulauan;
c. Peningkatan konservasi hutan; dan
d. Pemantapaan pemulihan pascabencana di Kawasan
Selat Sunda dan sekitarnya
G. Proyek Prioritas Strategis (Major Project ):
1) Pembangunan KA Cepat Pulau Jawa (Jakarta-
Semarang dan Jakarta-Bandung);
2) Pembangunan Sistem Angkutan Umum Massal
Perkotaan di Wilayah Metropolitan Metropolitan
(Bandung)
3) Pembangunan Rumah Susun Perkotaan
4) Pemulihan Empat Daerah Aliran Sungai Kritis Citarum;
WP Ciayumajakuning A. Koridor Pertumbuhan (Kab. Majalengka, Kab. Cirebon, Kota
Cirebon, Kab. Kuningan)
B. Pengembangan Sektor Unggulan
C. Pengembangan Kawasan Strategis
1) Pengembangan jaringan telekomunikasi dan informasi;
2) Peningkatan kualitas SDM khususnya peningkatan
akses layanan pendidikan dan kesehatan, pendidikan
vokasional pertanian, perikanan, industri dan
pariwisata; dan revitalisasi Balai Latihan Kerja, yang
meliputi:
a. Pengembangan SMK di wilayah Jawa-Bali secara
keseluruhan berjumlah 1.713 SMK yang
mendukung sektor agribisnis dan agroteknologi,
kemaritiman, pariwisata, seni dan industri kreatif,
teknologi dan rekayasa, dan energi dan
pertambangan
b. Pengembangan perguruan tinggi yang memiliki
prodi vokasi dilakukan di perguruan tinggi yang
mendukung sektor industry (ekonomi kreatif,
tekstil, kimia, manufaktur, otomotif, minyak,
tambang, konstruksi, pariwisata dan pertanian)
c. Pengembangan BLK yang tersebar dan mendukung
pemenuhan kebutuhan tenaga kerja di sektor
prioritas yang meliputi: tenaga presisi tekstil, petani
terlatih, buruh konstruksi gedung, manajer umum
perdagangan dan manajer perusahaan (gedung)
d. Penanganan anak tidak sekolah di seluruh provinsi
wilayah Jawa-Bali
D. Pengembangan Kawasan Perkotaan
1) Pengembangan kawasan perkotaan, melalui
peningkatan kualitas serta pengembangan Cirebon
E. Pembangunan Desa, Kawasan Perdesaan dan Daerah
Tertinggal
1) Percepatan pembangunan desa secara terpadu untuk
mendorong transformasi sosial, budaya dan ekonomi
desa yang mencakup perbaikan pelayanan dasar
pendidikan dan kesehatan, pelayanan dasar: air
Wilayah
Pengembangan Kebijakan Kewilayahan Nasional
Provinsi
minum, sanitasi, listrik desa dan transportasi, serta
pengembangan desa wisata, desa digital dan produk
unggulan desa dan kawasan perdesaan;
2) peningkatan kapasitas aparatur desa dalam tata kelola
pemerintahan, pemanfaatan dana desa, tata kelola
keuangan dan aset desa; pemberdayaan masyarakat
desa adat dan penguatan pendamping desa khususnya
desa tertinggal dengan pendamping lokal; penataan
ruang dan penetapan batas desa; serta peningkatan
peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes);
3) Penanganan stunting dengan lokasi fokus prioritas
pada tahun 2020 mencakup 20 kabupaten di Jawa
Barat yang selanjutnya secara bertahap akan diperluas
ke seluruh Kabupaten/Kota di wilayah Jawa-Bali pada
tahun 2023
4) Pemberian bantuan sosial dan subsidi tepat sasaran
melalui Program Keluarga Harapan, Kartu Sembako
Murah, dan Kartu Indonesia Sehat untuk mencapai
target kemiskinan tahun 2024 yaitu 4,85 persen di
Jawa Barat
5) Pengarusutamaan penanggulangan bencana dan
adaptasi perubahan iklim yang dilakukan melalui:
a. Peningkatan ketahanan wilayah utara dan selatan
Pulau Jawa-Bali;
b. Peningkatan penanganan abrasi pantai di pesisir
dan daerah kepulauan;
c. Peningkatan konservasi hutan; dan
d. Pemantapaan pemulihan pascabencana di Kawasan
Selat Sunda dan sekitarnya
F. Penguatan Kelembagaan dan Keuangan Daerah:
1) Percepatan penerapan Standar Pelayanan Minimal
(SPM) di daerah secara penuh dan konsisten;
2) Percepatan kemudahan berusaha, dan reformasi
pelayanan perizinan, terutama investasi.
3) Penataan lembaga dan organisasi pemerintah daerah
yang lebih efisien dan efektif;
4) Optimalisasi pemanfataan Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik (SPBE);
5) Peningkatan riset dan inovasi daerah;
6) Peningkatan kapasitas aparatur daerah dalam
manajemen pemerintahan daerah, manajemen
pertanian dan kelautan, manajemen kawasan
ekonomi, manajemen investasi terutama kerjasama
pemerintah dan swasta, manajemen kawasan
pariwisata dan lainnya
7) Peningkatan kualitas belanja daerah;
8) Pengembangan dan penguatan peran kecamatan;
9) Pengembangan kerjasama antardaerah, dan
10) Penguatan kerjasama, kemitraan dan kolaborasi
multipihak.
11) Penataan Ruang dan Lahan
a. Peningkatan efektivitas instrument pengendalian
pemanfaatan ruang, terutama kelengkapan RDTR;
b. Penyediaan RTR Kawasan Strategis Nasional;
c. Penyediaan peta dasar skala besar (1:5.000)
secara nasional;
d. Penerapan insentif dan disinsentif, serta sanksi
bagi pelanggaran pemanfaatan ruang;
e. Sertifikasi hak atas tanah terutama di wilayah
yang diarahkan sebagai koridor pertumbuhan
Wilayah
Pengembangan Kebijakan Kewilayahan Nasional
Provinsi
ekonomi dan pemerataan serta wilayah sekitarnya
termasuk di kawasan transmigrasi;
f. Penataan dan publikasi batas kawasan hutan dan
nonhutan dalam skala kadastral;
g. Penetapan deliniasi batas wilayah adat;
h. Pembentukan bank tanah;
i. Peningkatan pelayanan pertanahan berbasis
digital; dan
j. Penerimaan PNS petugas ukur pertanahan
12) Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal kebencanaan
melalui:
k. Peningkatan kapasitas pemerintah daerah,
masyarakat dan logistik kebencanaan;
l. Adaptasi masyarakat terhadap perubahan iklim di
daerah rawan bencana berbasis kearifan lokal
masyarakat; dan
m. Peningkatan investasi mitigasi struktural dan non
struktural untuk pengurangan risiko bencana.
13) Pelaksanaan kaidah pembangunan rendah karbon,
yang meliputi:
a. Pengendalian pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup;
b. Penegakan hukum atas kejahatan di bidang
sumber daya alam dan lingkungan hidup;
c. Pertahanan luasan dan meningkatkan
produktivitas lahan pertanian pangan, terutama
padi;
d. Optimalisasi upaya rehabilitasi hutan dan lahan
untuk mempertahankan luas tutupan hutan dan
mengkonservasi sumber daya air;
e. Konservasi dan perlindungan habitat spesies
kunci;
f. Pengembangan energi baru terbarukan;
g. Optimalisasi pengelolaan sampah dan limbah
bahan berbahaya beracun secara terpadu; dan
h. Pengembangan sarana dan prasarana
transportasi massal.
H. Proyek Prioritas Strategis (Major Project ):
1) Pembangunan Rumah Susun Perkotaan
2) Revitalisasi Kilang Minyak Balongan
Wilayah
Pengembangan Kebijakan Kewilayahan Nasional
Provinsi
tekstil, kimia, manufaktur, otomotif, minyak,
tambang, konstruksi, pariwisata dan pertanian)
c. Pengembangan BLK yang tersebar dan mendukung
pemenuhan kebutuhan tenaga kerja di sektor
prioritas yang meliputi: tenaga presisi tekstil, petani
terlatih, buruh konstruksi gedung, manajer umum
perdagangan dan manajer perusahaan (gedung)
d. Penanganan anak tidak sekolah di seluruh provinsi
wilayah Jawa-Bali
D. Pembangunan Desa, Kawasan Perdesaan dan Daerah
Tertinggal
1) Percepatan pembangunan desa secara terpadu untuk
mendorong transformasi sosial, budaya dan ekonomi
desa yang mencakup perbaikan pelayanan dasar
pendidikan dan kesehatan, pelayanan dasar: air
minum, sanitasi, listrik desa dan transportasi, serta
pengembangan desa wisata, desa digital dan produk
unggulan desa dan kawasan perdesaan;
2) peningkatan kapasitas aparatur desa dalam tata kelola
pemerintahan, pemanfaatan dana desa, tata kelola
keuangan dan aset desa; pemberdayaan masyarakat
desa adat dan penguatan pendamping desa khususnya
desa tertinggal dengan pendamping lokal; penataan
ruang dan penetapan batas desa; serta peningkatan
peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes);
3) Penanganan stunting dengan lokasi fokus prioritas
pada tahun 2020 mencakup 20 kabupaten di Jawa
Barat yang selanjutnya secara bertahap akan diperluas
ke seluruh Kabupaten/Kota di wilayah Jawa-Bali pada
tahun 2023
4) Pemberian bantuan sosial dan subsidi tepat sasaran
melalui Program Keluarga Harapan, Kartu Sembako
Murah, dan Kartu Indonesia Sehat untuk mencapai
target kemiskinan tahun 2024 yaitu 4,85 persen di
Jawa Barat
5) Pengarusutamaan penanggulangan bencana dan
adaptasi perubahan iklim yang dilakukan melalui:
a. Peningkatan ketahanan wilayah utara dan selatan
Pulau Jawa-Bali;
b. Peningkatan penanganan abrasi pantai di pesisir
dan daerah kepulauan;
c. Peningkatan konservasi hutan; dan
d. Pemantapaan pemulihan pascabencana di Kawasan
Selat Sunda dan sekitarnya
E. Penguatan Kelembagaan dan Keuangan Daerah
1) Percepatan penerapan Standar Pelayanan Minimal
(SPM) di daerah secara penuh dan konsisten;
2) Percepatan kemudahan berusaha, dan reformasi
pelayanan perizinan, terutama investasi.
3) Penataan lembaga dan organisasi pemerintah daerah
yang lebih efisien dan efektif;
4) Optimalisasi pemanfataan Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik (SPBE);
5) Peningkatan riset dan inovasi daerah;
6) Peningkatan kapasitas aparatur daerah dalam
manajemen pemerintahan daerah, manajemen
pertanian dan kelautan, manajemen kawasan
ekonomi, manajemen investasi terutama kerjasama
pemerintah dan swasta, manajemen kawasan
pariwisata dan lainnya
7) Peningkatan kualitas belanja daerah;
Wilayah
Pengembangan Kebijakan Kewilayahan Nasional
Provinsi
8) Pengembangan dan penguatan peran kecamatan;
9) Pengembangan kerjasama antardaerah, dan
10) Penguatan kerjasama, kemitraan dan kolaborasi
multipihak.
11) Penataan Ruang dan Lahan
a. Peningkatan efektivitas instrument pengendalian
pemanfaatan ruang, terutama kelengkapan RDTR;
b. Penyediaan RTR Kawasan Strategis Nasional;
c. Penyediaan peta dasar skala besar (1:5.000)
secara nasional;
d. Penerapan insentif dan disinsentif, serta sanksi
bagi pelanggaran pemanfaatan ruang;
e. Sertifikasi hak atas tanah terutama di wilayah
yang diarahkan sebagai koridor pertumbuhan
ekonomi dan pemerataan serta wilayah sekitarnya
termasuk di kawasan transmigrasi;
f. Penataan dan publikasi batas kawasan hutan dan
nonhutan dalam skala kadastral;
g. Penetapan deliniasi batas wilayah adat;
h. Pembentukan bank tanah;
i. Peningkatan pelayanan pertanahan berbasis
digital; dan
j. Penerimaan PNS petugas ukur pertanahan
12) Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal kebencanaan
melalui:
a. Peningkatan kapasitas pemerintah daerah,
masyarakat dan logistik kebencanaan;
b. Adaptasi masyarakat terhadap perubahan iklim di
daerah rawan bencana berbasis kearifan lokal
masyarakat; dan
c. Peningkatan investasi mitigasi struktural dan non
struktural untuk pengurangan risiko bencana.
13) Pelaksanaan kaidah pembangunan rendah karbon,
yang meliputi:
a. Pengendalian pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup;
b. Penegakan hukum atas kejahatan di bidang
sumber daya alam dan lingkungan hidup;
c. Pertahanan luasan dan meningkatkan
produktivitas lahan pertanian pangan, terutama
padi;
d. Optimalisasi upaya rehabilitasi hutan dan lahan
untuk mempertahankan luas tutupan hutan dan
mengkonservasi sumber daya air;
e. Konservasi dan perlindungan habitat spesies
kunci;
f. Pengembangan energi baru terbarukan;
g. Optimalisasi pengelolaan sampah dan limbah
bahan berbahaya beracun secara terpadu; dan
h. Pengembangan sarana dan prasarana
transportasi massal.
F. Proyek Prioritas Strategis (Major Project ):
1) Pembangunan Rumah Susun Perkotaan
2) Revitalisasi Tambak di Kawasan Sentra Produksi Udang
dan Bandeng;
WP Sukabumi dsk. A. Koridor Pemerataan (Kab. Sukabumi)
B. Pengembangan Sektor Unggulan
C. Pengembangan Kawasan Strategis
1) Pengembangan jaringan telekomunikasi dan informasi;
2) Peningkatan kualitas SDM khususnya peningkatan
akses layanan pendidikan dan kesehatan, pendidikan
Wilayah
Pengembangan Kebijakan Kewilayahan Nasional
Provinsi
vokasional pertanian, perikanan, industri dan
pariwisata; dan revitalisasi Balai Latihan Kerja, yang
meliputi:
a. Pengembangan SMK di wilayah Jawa-Bali secara
keseluruhan berjumlah 1.713 SMK yang
mendukung sektor agribisnis dan agroteknologi,
kemaritiman, pariwisata, seni dan industri kreatif,
teknologi dan rekayasa, dan energi dan
pertambangan
b. Pengembangan perguruan tinggi yang memiliki
prodi vokasi dilakukan di perguruan tinggi yang
mendukung sektor industry (ekonomi kreatif,
tekstil, kimia, manufaktur, otomotif, minyak,
tambang, konstruksi, pariwisata dan pertanian)
c. Pengembangan BLK yang tersebar dan mendukung
pemenuhan kebutuhan tenaga kerja di sektor
prioritas yang meliputi: tenaga presisi tekstil, petani
terlatih, buruh konstruksi gedung, manajer umum
perdagangan dan manajer perusahaan (gedung)
d. Penanganan anak tidak sekolah di seluruh provinsi
wilayah Jawa-Bali
D. Pengembangan Kawasan Perkotaan
1) Pengembangan kawasan perkotaan, melalui
peningkatan kualitas serta pengembangan Kota
Sukabumi
E. Pembangunan Desa, Kawasan Perdesaan dan Daerah
Tertinggal
1) Percepatan pembangunan desa secara terpadu untuk
mendorong transformasi sosial, budaya dan ekonomi
desa yang mencakup perbaikan pelayanan dasar
pendidikan dan kesehatan, pelayanan dasar: air
minum, sanitasi, listrik desa dan transportasi, serta
pengembangan desa wisata, desa digital dan produk
unggulan desa dan kawasan perdesaan; peningkatan
kapasitas aparatur desa dalam tata kelola
pemerintahan, pemanfaatan dana desa, tata kelola
keuangan dan aset desa; pemberdayaan masyarakat
desa adat dan penguatan pendamping desa khususnya
desa tertinggal dengan pendamping lokal; penataan
ruang dan penetapan batas desa; serta peningkatan
peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes);
2) Pengembangan Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional
(KPPN) melalui penguatan sinergi antardesa berbasis
komoditas unggulan yang terintegrasi dengan Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes) Bersama di KPPN
Sukabumi
3) Penanganan stunting dengan lokasi fokus prioritas
pada tahun 2020 mencakup 20 kabupaten di Jawa
Barat yang selanjutnya secara bertahap akan diperluas
ke seluruh Kabupaten/Kota di wilayah Jawa-Bali pada
tahun 2023
4) Pemberian bantuan sosial dan subsidi tepat sasaran
melalui Program Keluarga Harapan, Kartu Sembako
Murah, dan Kartu Indonesia Sehat untuk mencapai
target kemiskinan tahun 2024 yaitu 4,85 persen di
Jawa Barat
5) Pengarusutamaan penanggulangan bencana dan
adaptasi perubahan iklim yang dilakukan melalui:
a. Peningkatan ketahanan wilayah utara dan selatan
Pulau Jawa-Bali;
Wilayah
Pengembangan Kebijakan Kewilayahan Nasional
Provinsi
b. Peningkatan penanganan abrasi pantai di pesisir
dan daerah kepulauan;
c. Peningkatan konservasi hutan; dan
d. Pemantapaan pemulihan pascabencana di Kawasan
Selat Sunda dan sekitarnya
F. Penguatan Kelembagaan dan Keuangan Daerah
1) Percepatan penerapan Standar Pelayanan Minimal
(SPM) di daerah secara penuh dan konsisten;
2) Percepatan kemudahan berusaha, dan reformasi
pelayanan perizinan, terutama investasi.
3) Penataan lembaga dan organisasi pemerintah daerah
yang lebih efisien dan efektif;
4) Optimalisasi pemanfataan Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik (SPBE);
5) Peningkatan riset dan inovasi daerah;
6) Peningkatan kapasitas aparatur daerah dalam
manajemen pemerintahan daerah, manajemen
pertanian dan kelautan, manajemen kawasan ekonomi,
manajemen investasi terutama kerjasama pemerintah
dan swasta, manajemen kawasan pariwisata dan
lainnya
7) Peningkatan kualitas belanja daerah;
8) Pengembangan dan penguatan peran kecamatan;
9) Pengembangan kerjasama antardaerah, dan
10) Penguatan kerjasama, kemitraan dan kolaborasi
multipihak.
11) Penataan Ruang dan Lahan
k. Peningkatan efektivitas instrument pengendalian
pemanfaatan ruang, terutama kelengkapan RDTR;
l. Penyediaan RTR Kawasan Strategis Nasional;
m. Penyediaan peta dasar skala besar (1:5.000)
secara nasional;
n. Penerapan insentif dan disinsentif, serta sanksi
bagi pelanggaran pemanfaatan ruang;
o. Sertifikasi hak atas tanah terutama di wilayah
yang diarahkan sebagai koridor pertumbuhan
ekonomi dan pemerataan serta wilayah sekitarnya
termasuk di kawasan transmigrasi;
p. Penataan dan publikasi batas kawasan hutan dan
nonhutan dalam skala kadastral;
q. Penetapan deliniasi batas wilayah adat;
r. Pembentukan bank tanah;
s. Peningkatan pelayanan pertanahan berbasis
digital; dan
t. Penerimaan PNS petugas ukur pertanahan
12) Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal kebencanaan
melalui:
d. Peningkatan kapasitas pemerintah daerah,
masyarakat dan logistik kebencanaan;
e. Adaptasi masyarakat terhadap perubahan iklim di
daerah rawan bencana berbasis kearifan lokal
masyarakat; dan
f. Peningkatan investasi mitigasi struktural dan non
struktural untuk pengurangan risiko bencana.
13) Pelaksanaan kaidah pembangunan rendah karbon,
yang meliputi:
i. Pengendalian pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup;
Wilayah
Pengembangan Kebijakan Kewilayahan Nasional
Provinsi
j. Penegakan hukum atas kejahatan di bidang
sumber daya alam dan lingkungan hidup;
k. Pertahanan luasan dan meningkatkan
produktivitas lahan pertanian pangan, terutama
padi;
l. Optimalisasi upaya rehabilitasi hutan dan lahan
untuk mempertahankan luas tutupan hutan dan
mengkonservasi sumber daya air;
m. Konservasi dan perlindungan habitat spesies
kunci;
n. Pengembangan energi baru terbarukan;
o. Optimalisasi pengelolaan sampah dan limbah
bahan berbahaya beracun secara terpadu; dan
p. Pengembangan sarana dan prasarana
transportasi massal.
G. Proyek Prioritas Strategis (Major Project):
1) Pembangunan Rumah Susun Perkotaan
2) Revitalisasi Tambak di Kawasan Sentra Produksi Udang
dan Bandeng;
Tabel 6.5
Keselarasan Program Perangkat Daerah dalam Perubahan RPJMD
dengan Program Prioritas dalam RPJMN
Psrubahan
RPJMN
RPJMD
No.
PP/KP/Proyek
Lokasi Program Program
Prioritas Nasional
1. KP 1: Pengembangan
Kawasan Strategis
Pembangunan DPP
Baru Bandung-
Halimun-Cileteuh
Penyediaan air baku di Kab. Bandung Program Program
kawasan strategis (KI, Pengelolaan Pengelolaan
KEK, DPP) DPP Baru Sumber Daya Air Sumber Daya Air
Bandung-Halimun- (SDA)
Cileteuh Program
Pengelolaan
Daerah Aliran
Sungai (DAS)
Peningkatan Jalur KA Jawa Barat Program Program
di Jawa Barat Pengelolaan dan Penyelenggaraan
(Bandung - Banjar) Penyelenggaraan Lalu Lintas Dan
Transportasi Angkutan Jalan
Perkeretaapian (LLAJ)
Pembangunan Jalur Jawa Barat Program Program
Ganda Jawa Barat Pengelolaan dan Pengelolaan
(Bogor-Sukabumi; Penyelenggaraan Perkeretaapian
Cikampek-Padalarang; Transportasi
Bandung - Banjar) Perkeretaapian
Koordinasi raperda Jawa Barat Program Bina Program
tentang RDTR di Pembangunan Penyelenggaraan
Sekitar Kawasan Daerah Penataan Ruang
Khusus (Kawasan
Industri/Kawasan
Ekonomi Khusus)
2. KP 2: Pengembangan
Sektor Unggulan
Pengembangan
komoditas unggulan
lada, pala, dan
cengkeh
Kawasan Lada, Pala, Provinsi Jawa Program Program
dan Cengkeh Barat, Kab. Garut, Peningkatan Penyediaan dan
Kab. Tasikmalaya, Produksi Pengembangan
Kab. Purwakarta, Komoditas Sarana Pertanian
Kab. Kuningan, Perkebunan Program Penyediaan
Kab. Pangandaran Berkelanjutan dan Pengembangan
Prasarana Pertanian
Pengembangan
komoditas unggulan
Kopi
Kawasan Kopi Provinsi Jawa Program Program
Barat, Kab. Bogor, Peningkatan Penyediaan dan
Kab. Cianjur, Produksi
Psrubahan
RPJMN
RPJMD
No.
PP/KP/Proyek
Lokasi Program Program
Prioritas Nasional
Kab. Bandung, Komoditas Pengembangan
Kab. Garut, Kab. Perkebunan Sarana Pertanian
Ciamis Berkelanjutan
Program Penyediaan
dan Pengembangan
Prasarana Pertanian
Pengembangan
komoditas unggulan
Kelapa
Kawasan Kelapa Provinsi Jawa Program Program
Barat, Kab. Peningkatan Penyediaan dan
Sumedang Produksi Pengembangan
Komoditas Sarana Pertanian
Perkebunan
Berkelanjutan
Program Penyediaan
dan Pengembangan
Prasarana Pertanian
Pengembangan
komoditas unggulan
Tebu
Kawasan Tanaman Provinsi Jawa Program Program
Substitusi Impor (Tebu) Barat, Kab. Peningkatan Penyediaan dan
Cirebon, Kab. Produksi Pengembangan
Majalengka, Kab. Komoditas Sarana Pertanian
Subang Perkebunan Program Penyediaan
Berkelanjutan dan Pengembangan
Prasarana Pertanian
Optimalisasi komoditas
unggulan emas
Optimalisasi produksi Program Program
emas Pembinaan dan Pengelolaan
Pengusahaan Mineral dan
Mineral dan Batubara
Batubara
Pengembangan
komoditas unggulan
perikanan tangkap
Peningkatan produksi Provinsi Jawa Program Program
perikanan tangkap Barat Pengelolaan Pengelolaan
Perikanan Tangkap Perikanan
Tangkap
Program
Pengolahan dan
Pemasaran Hasil
Perikanan
Pengembangan
komoditas unggulan
perikanan budidaya
Peningkatan produksi Provinsi Jawa Program Program
perikanan budidaya Barat, a.l: Kab. Pengelolaan Pengelolaan
(ikan dan rumput laut) Bogor, Kab. Perikanan Perikanan
Cianjur, Kab. Budidaya Budidaya
Garut
Pengembangan
komoditas unggulan
Garam
Peningkatan produksi Jawa Barat Program Program
garam Pengelolaan Ruang Pengelolaan
Laut Kelautan, Pesisir
dan Pulau-Pulau
Kecil
3. KP 3: Pengembangan
Kawasan Perkotaan
Psrubahan
RPJMN
RPJMD
No.
PP/KP/Proyek
Lokasi Program Program
Prioritas Nasional
ProP : Peningkatan Kota Bekasi, Kab.
Kualitas Wilayah Bekasi, Kota
Metropolitan Jakarta Bogor, Kab.
(Jabodetabekpunjur) Bogor, Kota
Depok, Kab.
Cianjur
Infrastruktur Jaringan Provinsi Jawa Program
Gas Bumi untuk Barat Pengelolaan Energi
Rumah Tangga melalui Terbarukan
KPBU
Pembangunan instalasi Kota Bekasi, Program
Pengolah Sampah Provinsi Jawa Pengelolaan Energi
menjadi Energi Listrik Barat Terbarukan
(PSEL)
Pusat Pengembangan Kota Bekasi, Program Program Pelatihan
Keahlian/Skill Provinsi Jawa Peningkatan Kerja dan
Development Center Barat Kompetensi Tenaga Produktivitas
(Fungsi Pendidikan) Kerja dan Tenaga Kerja
Produktivitas
Pengembangan Jawa Barat dan Program Program
Kawasan dengan (DKI, Banten) Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendekatan Transit Penyelenggaraan Lalu Lintas dan
Oriented Developmen Transportasi Angkutan Jalan
t(TOD) di Jabodetabek Jabodetabek (LLAJ)
(Dukungan KPBU)
Pengembangan Jawa Barat dan Program Program
Kawasan dengan (DKI, Banten) Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendekatan Transit Penyelenggaraan Lalu Lintas dan
Oriented Development Transportasi Angkutan Jalan
(TOD) di Jabodetabek Jabodetabek (LLAJ)
(Dukungan APBN)
Pengembangan Jawa Barat dan Program Program
integrasi simpul (DKI, Banten) Pengelolaan dan Penyelenggaraan
transportasi Penyelenggaraan Lalu Lintas dan
Jabodetabek Transportasi Angkutan Jalan
Jabodetabek (LLAJ)
Pembangunan Jalur Kota Bogor, Kab. Program Program
Ganda Jawa Barat Bogor (Provinsi Pengelolaan dan Pengelolaan
(Bogor-Sukabumi; Jawa Barat) Penyelenggaraan Perkeretaapian
Cikampek-Padalarang; Transportasi
Bandung - Banjar) Perkeretaapian
Pembangunan Kota Bekasi, Program Program
Underpass Bulak Kapal Provinsi Jawa Penyelenggaraan Penyelenggaraan
Barat Jalan Jalan
Pelayanan Air Minum Kota Bogor, Program Program
dan Sanitasi Provinsi Jawa Pembinaan Dan Pengelolaan Dan
Terintegrasi Barat Pengembangan Pengembangan
Infrastruktur Sistem Penyediaan
Permukiman Air Minum
Pembangunan dan WM Jakarta di Program Program
Peningkatan SPAM Provinsi Jawa Pembinaan dan Pengelolaan Dan
Barat Pengembangan Pengembangan
Infrastruktur Sistem Penyediaan
Permukiman Air Minum
Peningkatan Kinerja Kota Bogor, Kota Program Program
BUMN/BUMD Depok, Kota Pembinaan Dan Pengelolaan Dan
Penyelenggara SPAM – Bekasi, Bogor, Pengembangan Pengembangan
Zona Air Minum Prima Kab. Bekasi Infrastruktur Sistem Penyediaan
(Provinsi Jawa Permukiman Air Minum
Barat)
Peningkatan Kinerja Kota Bogor, Kota Program Program
BUMN/BUMD Depok, Kota Pembinaan Dan Pengelolaan Dan
Penyelenggara SPAM – Bekasi, Bogor, Pengembangan Pengembangan
Smart Grid Water Kab. Bekasi Infrastruktur Sistem Penyediaan
Management (Provinsi Jawa Permukiman Air Minum
Barat)
Psrubahan
RPJMN
RPJMD
No.
PP/KP/Proyek
Lokasi Program Program
Prioritas Nasional
SPALD-T Skala Kota Bekasi, Kota Program Program
Kota/Regional Depok (Provinsi Pembinaan dan Pengelolaan Dan
Jawa Barat) Pengembangan Pengembangan
Infrastruktur Sistem Air Limbah
Permukiman
SPALD-T Skala Kota Bekasi, Kab. Program Program
Permukiman Bekasi, Kota Pembinaan Dan Pengelolaan Dan
Bogor, Kab. Pengembangan Pengembangan
Bogor, Kota Infrastruktur Sistem Air Limbah
Depok, Kab. Permukiman
Cianjur (Provinsi
Jawa Barat)
SPALD-S Skala Kota Kota Bekasi, Kab. Program Program
(IPLT) Bekasi, Kota Pembinaan Dan Pengelolaan Dan
Bogor, Kab. Pengembangan Pengembangan
Bogor, Kota Infrastruktur Sistem Air Limbah
Depok, Kab. Permukiman
Cianjur (Provinsi
Jawa Barat)
Sistem Pengelolaan Kota Bekasi, Kab. Program Program
Persampahan Skala Bekasi, Kota Pembinaan Dan Pengelolaan
Kota (TPA) Bogor, Kab. Pengembangan Persampahan
Bogor, Kota Infrastruktur
Depok, Kab. Permukiman
Cianjur (Provinsi
Jawa Barat)
Sistem Pengelolaan Kota Bekasi, Kab. Program Program
Persampahan Skala Bekasi, Kota Pembinaan Dan Pengelolaan
Kawasan (TPST) Bogor, Kab. Pengembangan Persampahan
Bogor, Kota Infrastruktur
Depok, Kab. Permukiman
Cianjur (Provinsi
Jawa Barat)
Sistem Pengelolaan Kota Bekasi, Kab. Program Program
Persampahan Berbasis Bekasi, Kota Pembinaan Dan Pengelolaan
Masyarakat (TPS3R) Bogor, Kab. Pengembangan Persampahan
Bogor, Kota Infrastruktur
Depok, Kab. Permukiman
Cianjur (Provinsi
Jawa Barat)
Pembangunan dan WM Jakarta di Program Program
peningkatan tanggul Provinsi Jawa Pengelolaan Pengelolaan
laut dan bangunan Barat Sumber Daya Air Sumber Daya Air
pengamanan pantai (SDA)
Pemasangan alat WM Jakarta di Program
pemantauan Provinsi Jawa Penyelenggaraan
penurunan tanah di Barat Penataan Ruang
Kawasan Pesisir Utara
Pulau Jawa
ProP : Peningkatan Kota Bandung,
Kualitas Wilayah Kab. Bandung,
Metropolitan Bandung Kab. Bandung
(Cekungan Bandung) Barat, Kota
Cimahi, Kab.
Sumedang
Pelaksanaan Perjanjian WM Bandung, Program Bina Program
Kerja Sama dalam Provinsi Jawa Administrasi Pemerintahan Dan
penyelesaian Barat Kewilayahan Otonomi Daerah
permasalahan
pelayanan publik di 10
Wilayah Metropolitan
Pembangunan instalasi Kota Bandung, Program
Pengolah Sampah Provinsi Jawa Pengelolaan Energi
menjadi Energi Listrik Barat Terbarukan
(PSEL)
Psrubahan
RPJMN
RPJMD
No.
PP/KP/Proyek
Lokasi Program Program
Prioritas Nasional
Pengembangan Sistem
Angkutan Umum
Massal Perkotaan di 6
kota metropolitan:
a. Pengembangan WM Bandung, Program Program
Angkutan Umum Provinsi Jawa Pengelolaan dan Pengelolaan
Massal Perkotaaan Barat Penyelenggaraan Perkeretaapian
Bandung Berbasis Rel Transportasi
(APBN) Perkeretaapian
a. Pengembangan WM Bandung, Program Program
Angkutan Umum Provinsi Jawa Pengelolaan dan Pengelolaan
Massal Perkotaaan Barat Penyelenggaraan Perkeretaapian
Bandung Berbasis Rel Transportasi
(KPBU) Perkeretaapian
a. Pengembangan WM Bandung, Program Program
Angkutan Umum Provinsi Jawa Pengelolaan dan Pengelolaan
Massal Perkotaaan Barat Penyelenggaraan Perkeretaapian
Bandung Berbasis Rel Transportasi
(APBD) Perkeretaapian
b. Pengembangan WM Bandung, Program Program
Angkutan Umum Provinsi Jawa Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Massal Perkotaaan Barat Penyelenggaraan Lalu Lintas dan
Bandung Berbasis Transportasi Darat Angkutan Jalan
Jalan (APBN) (LLAJ)
b. Pengembangan WM Bandung, Program Program
Angkutan Umum Provinsi Jawa Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Massal Perkotaaan Barat Penyelenggaraan Lalu Lintas dan
Bandung Berbasis Transportasi Darat Angkutan Jalan
Jalan (KPBU) (LLAJ)
b. Pengembangan WM Bandung, Program Program
Angkutan Umum Provinsi Jawa Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Massal Perkotaaan Barat Penyelenggaraan Lalu Lintas dan
Bandung Berbasis Transportasi Darat Angkutan Jalan
Jalan (APBD) (LLAJ)
c. Pembangunan Jalur WM Bandung, Program Program
Ganda dan elektrifikasi Provinsi Jawa Pengelolaan dan Pengelolaan
KA Kiara Condong - Barat Penyelenggaraan Perkeretaapian
Cicalengka Transportasi
Perkeretaapian
Pembangunan Jalur Kota Bandung, Program Program
Ganda Jawa Barat Kab. Bandung, Pengelolaan dan Pengelolaan
(Bogor-Sukabumi; Kab. Bandung Penyelenggaraan Perkeretaapian
Cikampek-Padalarang; Barat (Provinsi Transportasi
Bandung - Banjar) Jawa Barat) Perkeretaapian
Psrubahan
RPJMN
RPJMD
No.
PP/KP/Proyek
Lokasi Program Program
Prioritas Nasional
Transportasi
Perkeretaapian
Jalan Akses Stasiun Kota Bandung, Program Program
Gede Bage Provinsi Jawa Penyelenggaraan Penyelenggaraan
Barat Jalan Jalan
Pembangunan KA Jakarta, Jawa Program Program
Ekspres Jakarta- Barat, Jawa Pengelolaan dan Pengelolaan
Semarang Tengah Penyelenggaraan Perkeretaapian
Transportasi
Perkeretaapian
Lanjutan Jakarta, Jawa Program Program
Pembangunan KA Barat Pengelolaan dan Pengelolaan
Cepat Jakarta- Penyelenggaraan Perkeretaapian
Bandung (KCIC) Transportasi
(KPBU) Perkeretaapian
Pusat Pengembangan Kab. Bandung, Program Program Pelatihan
Keahlian/ Skill Kab. Bandung Peningkatan Kerja dan
Development Center Barat (Provinsi Kompetensi Tenaga Produktivitas
(Fungsi Pendidikan) Jawa Barat) Kerja dan Tenaga Kerja
Produktivitas
Jalan Tol Non Trans Kota Bandung, Program
Jawa Kab. Bandung Penyelenggaraan
(Provinsi Jawa Jalan
Barat)
Jalan Tol Non Trans Kab. Bandung, Program Program
Jawa Kab. Sumedang Penyelenggaraan Penyelenggaraan
(Provinsi Jawa Jalan Jalan
Barat)
Jalan Tol Non Trans Kab. Bandung, Program Program
Jawa Kab. Sumedang Penyelenggaraan Penyelenggaraan
(Provinsi Jawa Jalan Jalan
Barat)
Pembangunan Fly Over Kota Bandung, Program Program
Kopo Provinsi Jawa Penyelenggaraan Penyelenggaraan
Barat Jalan Jalan
Pembangunan Rumah Provinsi Jawa Program Program Kawasan
Susun termasuk untuk Barat Pengembangan Permukiman
buruh, pekerja dan Perumahan
ASN
Pembangunan Rumah WM Bandung, Program Kawasan
Susun Sewa/Milik Provinsi Jawa Permukiman
Sederhana melalui Barat
KPBU
Pembangunan Rumah WM Bandung, Program Kawasan
Susun Sewa/Milik Provinsi Jawa Permukiman
Sederhana untuk MBR Barat
oleh BUMN
Pembinaan dan Kota Bandung, Program Program Penataan
Pengawasan Kab. Bandung, Pembinaan Dan Bangunan Gedung
Penyelenggaraan Kab. Bandung Pengembangan
Bangunan Gedung dan Barat, Kota Infrastruktur
Penataan Lingkungan Cimahi, Kab. Permukiman
Sumedang
(Provinsi Jawa
Barat)
Pembangunan dan WM Bandung Program Program
Peningkatan SPAM (lingkup Pembinaan Dan Pengelolaan Dan
pelayanan), Pengembangan Pengembangan
Provinsi Jawa Infrastruktur Sistem Penyediaan
Barat Permukiman Air Minum
Psrubahan
RPJMN
RPJMD
No.
PP/KP/Proyek
Lokasi Program Program
Prioritas Nasional
Peningkatan Kinerja Kota Bandung, Penyediaan dan Program
BUMN/BUMD Kab. Bandung, Penyelenggaraan Pengelolaan Dan
Penyelenggara SPAM Kab. Sumedang Air Minum dan Pengembangan
(Provinsi Jawa Sanitasi yang Sistem Penyediaan
Barat) Handal dan Air Minum
Terintegrasi
Peningkatan Kinerja Kota Bandung, Penyediaan dan Program
BUMN/BUMD Provinsi Jawa Penyelenggaraan Pengelolaan Dan
Penyelenggara SPAM Barat Air Minum dan Pengembangan
Sanitasi yang Sistem Penyediaan
Handal dan Air Minum
Terintegrasi
SPALD-T Skala Kota Bandung, Program Program
Kota/Regional Kab. Bandung Pembinaan dan Pengelolaan Dan
(Provinsi Jawa Pengembangan Pengembangan
Barat) Infrastruktur Sistem Air Limbah
Permukiman
SPALD-T Skala Kota Bandung, Program Program
Permukiman Kab. Bandung, Pembinaan Dan Pengelolaan Dan
Kab. Bandung Pengembangan Pengembangan
Barat, Kota Infrastruktur Sistem Air Limbah
Cimahi, Kab. Permukiman
Sumedang
(Provinsi Jawa
Barat)
SPALD-S Skala Kota Kota Bandung, Program Program
(IPLT) Kab. Bandung, Pembinaan Dan Pengelolaan Dan
Kab. Bandung Pengembangan Pengembangan
Barat, Kota Infrastruktur Sistem Air Limbah
Cimahi, Kab. Permukiman
Sumedang
(Provinsi Jawa
Barat)
Sistem Pengelolaan Kota Bandung, Program Program
Persampahan Skala Kab. Bandung Pembinaan Dan Pengelolaan
Kota (TPA) Barat, Kota Pengembangan Persampahan
Cimahi (Provinsi Infrastruktur
Jawa Barat) Permukiman
Psrubahan
RPJMN
RPJMD
No.
PP/KP/Proyek
Lokasi Program Program
Prioritas Nasional
ProP : Pengembangan Kota Sukabumi,
Kota Besar, Kota Kota Cirebon
Sedang, Kota Kecil
(Jawa Barat)
Jalan Tol Non Trans Kota Bogor, Kab. Program
Jawa Bogor (Provinsi Penyelenggaraan
Jawa Barat) Jalan
Pembangunan Jalur Kota Sukabumi, Program Program
Ganda Jawa Barat Provinsi Jawa Pengelolaan dan Pengelolaan
(Bogor-Sukabumi; Barat Penyelenggaraan Perkeretaapian
Cikampek-Padalarang; Transportasi
Bandung - Banjar) Perkeretaapian
4. KP 4: Pengembangan
Daerah Tertinggal,
Kawasan Perbatasan,
Perdesaan, dan
Transmigrasi
Pembangunan Desa Bandung, 1. Pembangunan
Terpadu Bandung Barat, dan Pemberdayaan
Banjar, Bekasi, Masyarakat Desa
Bogor,
Ciamis, Cianjur,
Cirebon, Garut,
Indramayu,
Karawang,
Kuningan,
Majalengka,
Pangandaran,
Purwakarta,
Psrubahan
RPJMN
RPJMD
No.
PP/KP/Proyek
Lokasi Program Program
Prioritas Nasional
Subang, 2. Bina
Sukabumi, Pemerintahan Desa
Sumedang,
Tasikmalaya, DPP
Baru Bandung-
HalimunCiletuh
Desa Wisata (DEWI) DPP Baru Pembangunan dan Program
Bandung- Permberdayaan Peningkatan Daya
Halimun-Ciletuh Masyarakat Desa Tarik Destinasi
Pariwisata
Program
Pemberdayaan
Lembaga
Kemasyarakatan,
Lembaga Adat Dan
Masyarakat
Hukum Adat
Desa Digital (P3PD) Bandung, Pembangunan dan Program
Bandung Barat, Pemberdayaan Pemberdayaan
Banjar, Bekasi, Masyarakat Desa Lembaga
Bogor, Kemasyarakatan,
Ciamis, Cianjur, Lembaga Adat Dan
Cirebon, Garut, Masyarakat
Indramayu, Hukum Adat
Karawang,
Kuningan,
Majalengka,
Pangandaran,
Purwakarta,
Subang,
Sukabumi,
Sumedang,
Tasikmalaya
Penetapan Batas Desa Bandung, Bina Pemerintahan Program
Bandung Barat, Desa Administrasi
Banjar, Bekasi, Pemerintahan
Bogor, Desa
Ciamis, Cianjur,
Cirebon, Garut,
Indramayu,
Karawang,
Kuningan,
Majalengka,
Pangandaran,
Purwakarta,
Subang,
Sukabumi,
Sumedang,
Tasikmalaya
Pengembangan Sumber Bandung, Pembangunan dan Program
Daya Air Minum Bandung Barat, Permberdayaan Pengelolaan dan
Berkelanjutan Berbasis Banjar, Bekasi, Masyarakat Desa Pengembangan
Masyarakat Bogor, Sistem Penyediaan
Ciamis, Cianjur, Air Minum
Cirebon, Garut,
Indramayu,
Karawang,
Kuningan,
Majalengka,
Pangandaran,
Purwakarta,
Subang,
Sukabumi,
Sumedang,
Tasikmalaya
Psrubahan
RPJMN
RPJMD
No.
PP/KP/Proyek
Lokasi Program Program
Prioritas Nasional
BUMDes yang Bandung, Pembangunan dan Program
Dikembangkan untuk Bandung Barat, Permberdayaan Administrasi
Mendukung Produk Banjar, Bekasi, Masyarakat Desa Pemerintahan
Unggulan Desa Bogor, Desa
Ciamis, Cianjur,
Cirebon, Garut,
Indramayu,
Karawang,
Kuningan,
Majalengka,
Pangandaran,
Purwakarta,
Subang,
Sukabumi,
Sumedang,
Tasikmalaya
Pelatihan Aparat Bandung, Bina Pemerintahan Program
Pemerintahan Desa Bandung Barat, Desa Administrasi
dan Pengurus Lembaga Banjar, Bekasi, Pemerintahan
Kemasyarakatan Desa Bogor, Desa
Lingkup Regional Ciamis, Cianjur,
Cirebon, Garut,
Indramayu,
Karawang,
Kuningan,
Majalengka, Program
Pangandaran, Pemberdayaan
Purwakarta, Lembaga
Subang, Kemasyarakatan,
Sukabumi, Lembaga Adat dan
Sumedang, Masyarakat
Tasikmalaya Hukum Adat
Penguatan Bandung, Bina Pemerintahan Program
Kelembagaan Bandung Barat, Desa Pemberdayaan
Pemerintah Desa Banjar, Bekasi, Lembaga
(P3PD) Bogor, Kemasyarakatan,
Ciamis, Cianjur, Lembaga Adat dan
Cirebon, Garut, Masyarakat
Indramayu, Hukum Adat
Karawang,
Kuningan,
Majalengka,
Pangandaran,
Purwakarta,
Subang,
Sukabumi,
Sumedang,
Tasikmalaya
Pendampingan pada Bandung, Pembangunan dan Program
74.957 Desa Bandung Barat, Permberdayaan Administrasi
Banjar, Bekasi, Masyarakat Desa Pemerintahan
Bogor, Desa
Ciamis, Cianjur,
Cirebon, Garut,
Indramayu,
Karawang,
Kuningan,
Majalengka,
Pangandaran,
Purwakarta,
Subang,
Sukabumi,
Sumedang,
Tasikmalaya
Psrubahan
RPJMN
RPJMD
No.
PP/KP/Proyek
Lokasi Program Program
Prioritas Nasional
Daerah yang Desanya Bandung, Bina Pemerintahan Program
Tertib Administrasi Bandung Barat, Desa Administrasi
Pengelolaan Aset Desa Banjar, Bekasi, Pemerintahan
Bogor, Desa
Ciamis, Cianjur,
Cirebon, Garut,
Indramayu,
Karawang,
Kuningan,
Majalengka,
Pangandaran,
Purwakarta,
Subang,
Sukabumi,
Sumedang,
Tasikmalaya
Pengendalian Bandung, Pembangunan dan Program
Penggunaan Dana Bandung Barat, Permberdayaan Administrasi
Desa Banjar, Bekasi, Masyarakat Desa Pemerintahan
Bogor, Desa
Ciamis, Cianjur,
Cirebon, Garut,
Indramayu,
Karawang,
Kuningan,
Majalengka,
Pangandaran,
Purwakarta,
Subang,
Sukabumi,
Sumedang,
Tasikmalaya
Usaha Ekonomi Desa Bandung, Pembangunan dan Program
yang dikembangkan Bandung Barat, Permberdayaan Pemberdayaan
yang terintegrasi Banjar, Bekasi, Masyarakat Desa Lembaga
dengan BUMDes Bogor, Kemasyarakatan,
Ciamis, Cianjur, Lembaga Adat dan
Cirebon, Garut, Masyarakat
Indramayu, Hukum Adat
Karawang,
Kuningan,
Majalengka,
Pangandaran,
Purwakarta,
Subang,
Sukabumi,
Sumedang,
Tasikmalaya
Psrubahan
RPJMN
RPJMD
No.
PP/KP/Proyek
Lokasi Program Program
Prioritas Nasional
Prioritas Nasional 2. Program
Sukabumi Peningkatan
Produksi,
Produktivitas dan
Mutu Hasil
Tanaman Pangan
3. Program
Pembangunan
Kawasan
Perdesaan
4. Program
Ketenagalistrikan
Psrubahan
RPJMN
RPJMD
No.
PP/KP/Proyek
Lokasi Program Program
Prioritas Nasional
Program
Pengelolaan Izin
Lokasi
5. KP 5: Kelembagaan
dan Keuangan Daerah
Peningkatan kapasitas
pemerintahan daerah
dan hubungan pusat-
daerah di provinsi
Jawa Barat
Penerapan PTSP Prima Pusat (alokasi Program Bina Program
berbasis elektronik Kementerian) Administrasi Pelayanan
Kewilayahan Penanaman Modal
Pusat (alokasi Program Program
Kementerian) Penyelenggaraan Pengelolaan Data
Informasi dan Sistem
Geospasial Informasi
Penanaman Modal
Koordinasi review Pusat (alokasi Program Bina Program Fasilitasi
Perda dan Ranperda Kementerian) Otonomi Daerah dan Koordinasi
(administrasi nomor Hukum
registrasi), terutama
terkait investasi Program
daerah, PDRD, Penyelenggaraan
pelayanan dasar, Penataan Ruang
pengelolaan SDA, dan
RDTR
Deregulasi/harmonisas Pusat dan Program Program Fasilitasi
i dan penyesuaian regional (alokasi Pengembangan dan Koordinasi
Perda PDRD dalam Kementerian) Sumber Daya Hukum
rangka memberikan Manusia Aparatur
kemudahan investasi Pemerintahan
Dalam Negeri
Diklat penyusunan Pusat dan Program Program
Perda dan Perkada regional (alokasi Pengembangan Pengembangan
Kementerian) Sumber Daya Sumber Daya
Manusia Aparatur Manusia
Pemerintahan
Dalam Negeri
Mempercepat Pusat (alokasi Program Penataan
pengintegrasian Kementerian) Organisasi
pelayanan daerah dan
pusat dalam satu
lokasi yang dekat
dengan pusat kegiatan
ekonomi masyarakat
dalam bentuk mall
pelayanan publik.
Program optimalisasi Pusat (alokasi Program Bina Program
SIPD: e-database, e- Kementerian) Pembangunan Perencanaan,
planning, e-budgeting, Daerah Pengendalian dan
e-monev, e-reporting, Evaluasi
e-controlling, e-ippd, e- Pembangunan
register Daerah
Program
Pengelolaan
Keuangan Daerah
Peningkatan kapasitas
pemerintahan daerah
dan hubungan pusat-
daerah di provinsi
Jawa Barat
Psrubahan
RPJMN
RPJMD
No.
PP/KP/Proyek
Lokasi Program Program
Prioritas Nasional
Penyusunan Pusat (alokasi Program Bina Program
kesepakatan kerja Kementerian) Administrasi Pemerintahan dan
sama daerah dalam Kewilayahan Otonomi Daerah
mendorong
pertumbuhan ekonomi
dan peningkatan daya
saing sesuai potensi
daerah
Peningkatan kerja Pusat (alokasi Program Bina Program
sama daerah (antar Kementerian) Administrasi Pemerintahan dan
daerah dan dengan Kewilayahan Otonomi Daerah
pihak ketiga)
Percepatan kerjasama Pusat (alokasi Program Bina Program
antar daerah dalam Kementerian) Administrasi Pemerintahan dan
penyelesaian Kewilayahan Otonomi Daerah
permasalahan publik
bersama (terutama
permasalahan
transportasi, air
minum, banjir, sampah
dan limbah)
Pembentukan Pusat (alokasi Program Bina Program
sekretariat bersama Kementerian) Administrasi Pemerintahan dan
kerja sama daerah Kewilayahan Otonomi Daerah
dalam rangka
mendorong
pertumbuhan ekonomi
Penyusunan perjanjian Pusat (alokasi Program Bina Program
kerja sama yang Kementerian) Administrasi Pemerintahan dan
diintegrasikan ke Kewilayahan Otonomi Daerah
dalam dokumen
perencanaan
penganggaran
Monitoring perjanjian Program
kerja sama Pemerintahan dan
Otonomi Daerah
Peningkatan kapasitas
pemerintahan daerah
dan hubungan pusat-
daerah di provinsi
Jawa Barat
Integrasi dan Pusat (alokasi Program Bina Program
penerapan SPM Kementerian) Pembangunan Perencanaan,
Daerah Pengendalian dan
Evaluasi
Pembangunan
Daerah
Penerapan SPM Sub Pusat (alokasi Program Bina Program
bidang Trantibum Kementerian) Pembangunan Peningkatan
Daerah Ketenteraman dan
Ketertiban Umum
Penerapan SPM Sub Program Program
bidang Bencana Pengembangan Penanggulangan
Sumber Daya Bencana
Manusia Aparatur
Pemerintahan
Dalam Negeri
Penerapan SPM Sub Pusat (alokasi Program Bina Program
bidang Pemadam Kementerian) Administrasi Pencegahan,
Kebakaran Kewilayahan Penanggulangan,
Penyelamatan
Kebakaran Dan
Penyelamatan Non
Kebakaran
Psrubahan
RPJMN
RPJMD
No.
PP/KP/Proyek
Lokasi Program Program
Prioritas Nasional
Belanja APBD Pusat (alokasi Program Bina Program
berorientasi pada Kementerian) Administrasi Pengelolaan
pelayanan masyarakat Kewilayahan Keuangan Daerah
yang diwujudkan
dengan pemenuhan
SPM
Diklat Percepatan Pusat (alokasi Program Bina Program
Pelaksanaan SPM di Kementerian) Administrasi Pengembangan
Daerah Kewilayahan Sumber Daya
Manusia
Mereformasi pelayanan Pusat (alokasi Program Bina Program
publik dengan Kementerian) Administrasi Administrasi
menempatkan desa, Kewilayahan Pemerintahan
kelurahan, dan Desa
kecamatan sebagai
ujung tombak
pelayanan publik.
Peningkatan kapasitas
pemerintahan daerah
dan hubungan pusat-
daerah di provinsi
Jawa Barat
Pembinaan inovasi Pusat (alokasi Program Penelitian Program Penelitian
daerah secara lintas Kementerian) dan Pengembangan dan
K/L (Kemendagri, Pengembangan
KemenPAN, Daerah
KemenRistek-Dikti,
LAN, Bappenas,
Kemenkeu)
Penilaian inovasi Pusat (alokasi Program Penelitian Program Penelitian
terpadu oleh lintas K/L Kementerian) dan Pengembangan dan
(Kemendagri, Pengembangan
KemenPAN, Daerah
KemenRistek-Dikti,
LAN) berbasis indeks
inovasi daerah
Penerapan inovasi Pusat (alokasi Program Penelitian Program Penelitian
daerah yang bersifat Kementerian) dan Pengembangan dan
tematik guna Pengembangan
mendukung iklim Daerah
investasi (berbasis
urusan
pemerintahan/potensi
daerah dan fokus pada
daerah 3T)
Penerapan Inovasi Pusat (alokasi Program Penelitian Program
Sistem Pemerintahan Kementerian) dan Pengembangan Pengelolaan
Berbasis Elektronik Aplikasi
(SPBE) dengan Informatika
Platform Sistem
Informasi Layanan
Inovasi Daerah
Peningkatan kapasitas
pemerintahan daerah
dan hubungan pusat-
daerah di provinsi
Jawa Barat
Peningkatan pajak Pusat (alokasi Program Program
daerah dan retribusi Kementerian) Peningkatan Pengelolaan
daerah minimal 5% Kapasitas Pendapatan
dari tahun anggaran Keuangan Daerah
sebelumnya di provinsi Pemerintah Daerah
Peningkatan pajak Pusat (alokasi Program Program
daerah dan retribusi Kementerian) Peningkatan Pengelolaan
daerah Kapasitas Pendapatan
Kabupaten/kota Keuangan Daerah
Pemerintah Daerah
Psrubahan
RPJMN
RPJMD
No.
PP/KP/Proyek
Lokasi Program Program
Prioritas Nasional
minimal 8% dari tahun
anggaran sebelumnya
Psrubahan
RPJMN
RPJMD
No.
PP/KP/Proyek
Lokasi Program Program
Prioritas Nasional
menyinergikan Program
kepentingan antar- Perencanaan,
kabupaten/kota di Pengendalian dan
wilayahnya masing- Evaluasi
masing. Pembangunan
Daerah
Menata kembali Pusat (alokasi Program Bina Program
kebijakan pemekaran Kementerian) Otonomi Daerah Pemerintahan dan
wilayah guna Otonomi Daerah
memperkuat
kedaulatan dan
integritas NKRI serta
meningkatkan
kapasitas daerah
otonom hasil
pemekaran
Membangun sistem Pusat (alokasi Program Bina -
insentif bagi daerah Kementerian) Otonomi Daerah
otonom yang berkinerja
baik.
Diklat Camat Pusat (alokasi Program -
Kementerian) Pengembangan
Sumber Daya
Manusia Aparatur
Pemerintahan
Dalam Negeri
Diklat bagi JF Auditor Pusat (alokasi Program Program
dan JF Pengawas Kementerian) Pengembangan Pengembangan
Penyelenggaraan Sumber Daya Sumber Daya
Manusia
Urusan Pemda (P2 Manusia Aparatur
UPD) Pemerintahan
Dalam Negeri
Orientasi Pusat (alokasi Program -
kepemimpinan Kementerian) Pengembangan
pemerintahan Sumber Daya
dalam negeri bagi Manusia
KDH/WKDH Aparatur
Pemerintahan
Dalam Negeri
Peningkatan Pelayanan
Pertanahan
Sertifikat Hak Atas Jawa Barat Program Program Pengelolaan
Tanah Pengelolaan Izin Lokasi
Pertanahan Daerah
Peta Dasar Pertanahan Jawa Barat Program Program
Pengelolaan Penyelenggaraan
Pertanahan Daerah Penataan Ruang
Layanan Pertanahan Jawa Barat Program Program Pengelolaan
Pengelolaan Izin Lokasi
Pertanahan Daerah
Penyelenggaraan
Penataan Ruang
Peninjauan Kembali/ Jawa Barat Program Program
Penyusunan Rencana Perencanaan Tata Penyelenggaraan
Tata Ruang Ruang dan Penataan Ruang
Prov/Kab/Kota Pemanfaatan
Ruang
Peninjauan Kembali/ Jawa Barat Program Program
Penyusunan Perencanaan Tata Penyelenggaraan
Rencana Tata Ruang Ruang dan Penataan Ruang
Prov/Kab/Kota Pemanfaatan
Ruang
Peninjauan Kembali/ Jawa Barat Program Program
Penyusunan Perencanaan Tata Penyelenggaraan
Rencana Tata Ruang Ruang dan Penataan Ruang
Prov/Kab/Kota
Psrubahan
RPJMN
RPJMD
No.
PP/KP/Proyek
Lokasi Program Program
Prioritas Nasional
Pemanfaatan
Ruang
g. Olahraga Juara
Olahraga juara diselenggarakan melalui pendirian pusat-pusat
olahraga di Kabupaten/Kota meliputi pembangunan atau revitalisasi
pusat olahraga dalam rangka meningkatkan prestasi olahraga di Jawa
Barat untuk mempertahankan juara umum Pekan Olahraga Nasiona
(PON) XX Tahun 2020, dan memberikan layanan/bantuan untuk atlet
Jawa Barat.
h. Milenial Juara
Milenial juara sebagai upaya mencetak generasi muda yang cerdas dan
kreatif untuk menjawab berbagai tantangan serta persaingan global.
Program Milenial juara meliputi career expo dan career days untuk
fresh graduate di setiap kabupaten/kota, start-up/creative hub di
kabupaten/kota dengan fasilitas pengembangan ide dan bisnis,
pogram ekspedisi untuk pemuda Jawa Barat dengan disertai
pengembangan ide untuk perbaikan, dan penyaluran beasiswa khusus
putera-puteri daerah Jawa Barat untuk kuliah di dalam negeri maupun
luar negeri.
i. Migran Juara
Program Migran Juara adalah program perluasan kesempatan kerja ke
luar negeri bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Jawa Barat.
Program ini memuat antara lain akselerasi peningkatan kesempatan
kerja ke luar negeri melalui peningkatan kompetensi PMI, Sertifikasi
Profesi PMI dan peningkatan layanan PMI melalui Migrant Centre yang
menyediakan layananan Pusat pelatihan bagi Calon PMI, PMI dan
Purna PMI; Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) Keimigrasian bagi Calon
PMI; dan layanan call centre bagi Calon PMI dan PMI.
j. Tanggap Bencana Juara
Tanggap Bencana Juara merupakan salah satu upaya Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa Barat untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat dalam menghadapi bencana, baik sebelum, pada saat, dan
setelah bencana terjadi. Hal ini menjadi penting mengingat Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa Barat berada pada daerah rawan bencana (ring
of fire). Program Tanggap Bencana Juara meliputi fasilitasi dukungan
perencanaan model sistem bangunan tahan gempa serta perencanaan
kawasan perumahan dan permukiman yang ramah terhadap bencana,
pembangunan dan Pengembangan perumahan dampak bencana,
e. Logistik Juara
Logistik juara diarahkan untuk mengefektifkan distribusi produk
bahan pokok (konsumsi) sekaligus menjamin ketersediaan bahan
pokok dan barang penting di Jawa Barat melalui:
1. Keterkaitan antar sistem logistik melalui perwujudan Pusat
Distribusi Regional Jawa Barat;
2. Ketersediaan infrastruktur perdagangan berupa Pasar, Gudang,
Toko Modern dan sarana prasarana perdagangan lainnya;
3. Dukungan ketersediaan jaringan prasarana angkutan barang
berbasis KA, dry port, dan kantung parkir angkutan barang;
4. Ketersediaan infrastruktur jaringan informasi logistik; serta
5. Ketersediaan infrastruktur keuangan antara lain sistem resi
gudang, keterlibatan perbankan atau lembaga keuangan lainnya
dalam sistem logistik.
Hasil implementasi langkah-langkah di atas pada tahun 2023
ditunjukkan dengan terwujudnya target berupa operasionalisasi 1
(satu) “Command Centre Logistik Juara” yaitu sistem logistik terpadu
yang dapat memantau, mengevaluasi serta sebagai sistem deteksi dini
bagi ketersediaan bahan pokok dan barang penting di Jawa Barat.
f. UMKM Juara
UMKM juara diarahkan untuk meningkatkan kelas dari Usaha Mikro
menjadi usaha kecil, dari usaha kecil ke usaha menengah dan dari
usaha menengah ke usaha besar, dengan mengefektifkan peran serta
pemangku kepentingan yaitu Inkubator Bisnis, E-commers, Fintech,
Usaha besar, off taker, Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak di
bidang UKMM, Lembaga penjaminan, universitas serta media dalam
melakukan:
1. Pembinaan dan pendampingan manajemen usaha;
2. Peningkatan kemitraan antara usaha besar dengan UMKM untuk
mengakselerasi pencapaian UMKM naik kelas;
3. Peningkatan kualitas maupun kuantitas produk untuk dapat
bersaing di pasar ekspor;
4. Bisnis matching dan fasilitasi untuk bertemu dengan investor
dalam dan luar negeri.
g. Wirausaha Juara
Wirausaha juara diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan
kapasitas pelaku usaha, terutama start-up, dengan mengefektifkan
peran serta pemangku kepentingan yaitu Inkubator Bisnis, E-commers,
Fintech, off taker, Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak di
bidang UMKM, Lembaga penjaminan, universitas serta media dalam
melakukan:
1. Pembinaan dan pendampingan manajemen usaha;
2. Fasilitasi akses pemasaran;
3. Fasilitasi akses pembiayaan bagi wirausaha; dan
4. Pemanfaatan teknologi digital untuk memperluas akses pasar.
h. Investasi Juara
Investasi juara diarahkan untuk meningkatkan daya saing Jawa Barat
sebagai destinasi investasi terbaik nasional yang bersinergi dengan
UMKM lokal dan menjadi solusi dalam penyerapan tenaga kerja, serta
berkontribusi positif terhadap keuangan daerah dan pemerataan
pembangunan daerah yang berkelanjutan di Jawa Barat melalui:
1. Peningkatan kualitas pelayanan perizinan.
2. Peningkatan potensi investasi padat karya.
3. Optimalisasi promosi investasi untuk komoditas unggulan Jawa
Barat.
4. Implementasi pola kemitraan antara investor dengan UMKM lokal.
5. Peningkatan peran investasi terhadap pajak, retribusi, dan CSR.
6. Pemerataan pertumbuhan investasi antar wilayah.
Selain pendekatan yang dilakukan di atas untuk mewujudkan
prioritas pembangunan Pertumbuhan Ekonomi Umat Berbasis Inovasi,
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat juga mulai mengembangkan
ekonomi halal. Dalam mendukung pelaksanaan pengembangan ekonomi
halal di Jawa Barat, maka telah disusun rancangan Peraturan Gubernur
Provinsi Jawa Barat tentang pengembangan ekonomi halal.
Pengembangan ekonomi halal yaitu pengembangan semua sektor
inti perekonomian beserta ekosistemnya yang secara struktural
dipengaruhi oleh gaya hidup islami dan praktik bisnis sesuai dengan nilai-
nilai Islam. Ekonomi halal terdiri atas 6 (enam) sektor yaitu makanan halal
pariwisata halal, mode fashion, keuangan islam, media halal, serta obat
dan kosmetik halal. Ruang lingkup pengembangan ekonomi halal terdiri
i. Pantura Juara
Peningkatan pembangunan di Pantura Jawa Barat dilaksanakan
melalui 1) Mendorong pertumbuhan kawasan industri dengan
menyiapkan pranata, meningkatkan promosi dan fasilitasi penanaman
j. Pansela Juara
Peningkatan pembangunan di Pansela Jawa Barat dilaksanakan
melalui 1) Pengembangan destinasi wisata di Jabar Selatan; 2)
Peningkatan aksesibilitas di Jabar Selatan meliputi akses bandar
udara, jalur kereta api dan pelabuhan, serta pembangunan jalan tol
(Bandung-Garut-Tasikmalaya-Ciamis-Banjar-Pangandaran) maupun
non tol (jalur tengah-selatan, dan jalur vertikal); 3) Pemekaran
kabupaten di Jabar Selatan sebagai daerah otonom baru dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan 4) Peningkatan
konektivitas yang baik melalui optimalisasi fungsi dan penyediaan
sarana-prasarana minimal di Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan Pusat
Kegiatan Lokal (PKL), yang didukung dengan aksesibilitas yang
menghubungkan antar pusat kegiatan tersebut (jalan, terminal, kereta
api) sebagai pendukung pertumbuhan sektor ekonomi potensial di
Pansela.
Tabel 6.6
Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dalam RPJMD
Provinsi Jawa Barat Tahun 2020
TARGET PERANGKAT
NO JENIS PELAYANAN DASAR PROGRAM INDIKATOR PROGRAM SATUAN
2020 DAERAH
SPM BIDANG PENDIDIKAN
1 Pendidikan menengah Program Pengelolaan Sekolah 1 Rasio Siswa Per-Sekolah SMA Rasio 429 Dinas Pendidikan
Menengah Atas 2 Rasio Siswa Per-Kelas SMA Rasio 28
3 Persentase SMA dengan Persen 63,27
Akreditasi B
4 Angka Kelulusan SMA Persen 100
Program Pengelolaan Sekolah 1 Rasio Siswa Per-Sekolah SMK Rasio 395 Dinas Pendidikan
Menengah Kejuruan 2 Rasio Siswa Per-Kelas SMK Rasio 27
3 Persentase Sekolah SMK yang Persen 56,71
menjadi Sekolah dengan
Akreditasi B
4 Angka Kelulusan SMK Persen 100
5 Persentase lulusan tersertifikasi Persen 30
Program Pelayanan dan 1 Rasio siswa per Sekolah Rasio 429 Dinas Pendidikan
Pengawasan Satuan Pendidikan Menengah Sederajat di Cabang
SMA/SMK/SLB Cabang Dinas Dinas Pendidikan Wilayah I
Pendidikan Wilayah I 2 Rasio siswa per kelas Sekolah Rasio 28
Menengah Sederajat di Cabang
Dinas Pendidikan Wilayah I
3 Persentase Sekolah Menengah Persen 63,27
Sederajat terakreditasi minimal
B di Cabang Dinas Pendidikan
Wilayah I
4 Angka Kelulusan Sekolah Persen 100
Menengah Sederajat di Cabang
Dinas Pendidikan Wilayah I
TARGET PERANGKAT
NO JENIS PELAYANAN DASAR PROGRAM INDIKATOR PROGRAM SATUAN
2020 DAERAH
Program Pelayanan dan 1 Rasio siswa per Sekolah Rasio 429 Dinas Pendidikan
Pengawasan Satuan Pendidikan Menengah Sederajat di Cabang
SMA/SMK/SLB Cabang Dinas Dinas Pendidikan Wilayah II
Pendidikan Wilayah II
2 Rasio siswa per kelas Sekolah Rasio 28
Menengah Sederajat di Cabang
Dinas Pendidikan Wilayah II
3 Persentase Sekolah Menengah Persen 63,27
Sederajat terakreditasi minimal
B di Cabang Dinas Pendidikan
Wilayah II
4 Angka Kelulusan Sekolah Persen 100
Menengah Sederajat di Cabang
Dinas Pendidikan Wilayah II
Program Pelayanan dan 1 Rasio siswa per Sekolah Rasio 429 Dinas Pendidikan
Pengawasan Satuan Pendidikan Menengah Sederajat di Cabang
SMA/SMK/SLB Cabang Dinas Dinas Pendidikan Wilayah III
Pendidikan Wilayah III 2 Rasio siswa per kelas Sekolah Rasio 28
Menengah Sederajat di Cabang
Dinas Pendidikan Wilayah III
3 Persentase Sekolah Menengah Persen 63,27
Sederajat terakreditasi minimal
B di Cabang Dinas Pendidikan
Wilayah III
4 Angka Kelulusan Sekolah Persen 100
Menengah Sederajat di Cabang
Dinas Pendidikan Wilayah III
Program Pelayanan dan 1 Rasio siswa per Sekolah Rasio 429 Dinas Pendidikan
Pengawasan Satuan Pendidikan Menengah Sederajat di Cabang
SMA/SMK/SLB Cabang Dinas Dinas Pendidikan Wilayah IV
Pendidikan Wilayah IV
2 Rasio siswa per kelas Sekolah Rasio 28
Menengah Sederajat di Cabang
Dinas Pendidikan Wilayah IV
TARGET PERANGKAT
NO JENIS PELAYANAN DASAR PROGRAM INDIKATOR PROGRAM SATUAN
2020 DAERAH
3 Persentase Sekolah Menengah Persen 63,27
Sederajat terakreditasi minimal
B di Cabang Dinas Pendidikan
Wilayah IV
4 Angka Kelulusan Sekolah Persen 100
Menengah Sederajat di Cabang
Dinas Pendidikan Wilayah IV
Program Pelayanan dan 1 Rasio siswa per Sekolah Rasio 429 Dinas Pendidikan
Pengawasan Satuan Pendidikan Menengah Sederajat di Cabang
SMA/SMK/SLB Cabang Dinas Dinas Pendidikan Wilayah V
Pendidikan Wilayah V 2 Rasio siswa per kelas Sekolah Rasio 28
Menengah Sederajat di Cabang
Dinas Pendidikan Wilayah V
3 Persentase Sekolah Menengah Persen 63,27
Sederajat terakreditasi minimal
B di Cabang Dinas Pendidikan
Wilayah V
4 Angka Kelulusan Sekolah Persen 100
Menengah Sederajat di Cabang
Dinas Pendidikan Wilayah V
Program Pelayanan dan 1 Rasio siswa per Sekolah Rasio 429 Dinas Pendidikan
Pengawasan Satuan Pendidikan Menengah Sederajat di Cabang
SMA/SMK/SLB Cabang Dinas Dinas Pendidikan Wilayah VI
Pendidikan Wilayah VI 2 Rasio siswa per kelas Sekolah Rasio 28
Menengah Sederajat di Cabang
Dinas Pendidikan Wilayah VI
3 Persentase Sekolah Menengah Persen 63,27
Sederajat terakreditasi minimal
B di Cabang Dinas Pendidikan
Wilayah VI
4 Angka Kelulusan Sekolah Persen 100
Menengah Sederajat di Cabang
Dinas Pendidikan Wilayah VI
TARGET PERANGKAT
NO JENIS PELAYANAN DASAR PROGRAM INDIKATOR PROGRAM SATUAN
2020 DAERAH
Program Pelayanan dan 1 Rasio siswa per Sekolah Rasio 429 Dinas Pendidikan
Pengawasan Satuan Pendidikan Menengah Sederajat di Cabang
SMA/SMK/SLB Cabang Dinas Dinas Pendidikan Wilayah VII
Pendidikan Wilayah VII 2 Rasio siswa per kelas Sekolah Rasio 28
Menengah Sederajat di Cabang
Dinas Pendidikan Wilayah VII
3 Persentase Sekolah Menengah Persen 63,27
Sederajat terakreditasi minimal
B di Cabang Dinas Pendidikan
Wilayah VII
4 Angka Kelulusan Sekolah Persen 100
Menengah Sederajat di Cabang
Dinas Pendidikan Wilayah VII
Program Pelayanan dan 1 Rasio siswa per Sekolah Rasio 429 Dinas Pendidikan
Pengawasan Satuan Pendidikan Menengah Sederajat di Cabang
SMA/SMK/SLB Cabang Dinas Dinas Pendidikan Wilayah VIII
Pendidikan Wilayah VIII 2 Rasio siswa per kelas Sekolah Rasio 28
Menengah Sederajat di Cabang
Dinas Pendidikan Wilayah VIII
3 Persentase Sekolah Menengah Persen 63,27
Sederajat terakreditasi minimal
B di Cabang Dinas Pendidikan
Wilayah VIII
4 Angka Kelulusan Sekolah Persen 100
Menengah Sederajat di Cabang
Dinas Pendidikan Wilayah VIII
Program Pelayanan dan 1 Rasio siswa per Sekolah Rasio 429 Dinas Pendidikan
Pengawasan Satuan Pendidikan Menengah Sederajat di Cabang
SMA/SMK/SLB Cabang Dinas Dinas Pendidikan Wilayah IX
Pendidikan Wilayah IX
2 Rasio siswa per kelas Sekolah Rasio 28
Menengah Sederajat di Cabang
Dinas Pendidikan Wilayah IX
TARGET PERANGKAT
NO JENIS PELAYANAN DASAR PROGRAM INDIKATOR PROGRAM SATUAN
2020 DAERAH
3 Persentase Sekolah Menengah Persen 63,27
Sederajat terakreditasi minimal
B di Cabang Dinas Pendidikan
Wilayah IX
4 Angka Kelulusan Sekolah Persen 100
Menengah Sederajat di Cabang
Dinas Pendidikan Wilayah IX
Program Pelayanan dan 1 Rasio siswa per Sekolah Rasio 429 Dinas Pendidikan
Pengawasan Satuan Pendidikan Menengah Sederajat di Cabang
SMA/SMK/SLB Cabang Dinas Dinas Pendidikan Wilayah X
Pendidikan Wilayah X 2 Rasio siswa per kelas Sekolah Rasio 28
Menengah Sederajat di Cabang
Dinas Pendidikan Wilayah X
3 Persentase Sekolah Menengah Persen 63,27
Sederajat terakreditasi minimal
B di Cabang Dinas Pendidikan
Wilayah X
4 Angka Kelulusan Sekolah Persen 100
Menengah Sederajat di Cabang
Dinas Pendidikan Wilayah X
Program Pelayanan dan 1 Rasio siswa per Sekolah Rasio 429 Dinas Pendidikan
Pengawasan Satuan Pendidikan Menengah Sederajat di Cabang
SMA/SMK/SLB Cabang Dinas Dinas Pendidikan Wilayah XI
Pendidikan Wilayah XI 2 Rasio siswa per kelas Sekolah Rasio 28
Menengah Sederajat di Cabang
Dinas Pendidikan Wilayah XI
3 Persentase Sekolah Menengah Persen 63,27
Sederajat terakreditasi minimal
B di Cabang Dinas Pendidikan
Wilayah XI
4 Angka Kelulusan Sekolah Persen 100
Menengah Sederajat di Cabang
Dinas Pendidikan Wilayah XI
TARGET PERANGKAT
NO JENIS PELAYANAN DASAR PROGRAM INDIKATOR PROGRAM SATUAN
2020 DAERAH
Program Pelayanan dan 1 Rasio siswa per Sekolah Rasio 429 Dinas Pendidikan
Pengawasan Satuan Pendidikan Menengah Sederajat di Cabang
SMA/SMK/SLB Cabang Dinas Dinas Pendidikan Wilayah XII
Pendidikan Wilayah XII 2 Rasio siswa per kelas Sekolah Rasio 28
Menengah Sederajat di Cabang
Dinas Pendidikan Wilayah XII
3 Persentase Sekolah Menengah Persen 63,27
Sederajat terakreditasi minimal
B di Cabang Dinas Pendidikan
Wilayah XII
4 Angka Kelulusan Sekolah Persen 100
Menengah Sederajat di Cabang
Dinas Pendidikan Wilayah XII
Program Pelayanan dan 1 Rasio siswa per Sekolah Rasio 429 Dinas Pendidikan
Pengawasan Satuan Pendidikan Menengah Sederajat di Cabang
SMA/SMK/SLB Cabang Dinas Dinas Pendidikan Wilayah XIII
Pendidikan Wilayah XIII 2 Rasio siswa per kelas Sekolah Rasio 28
Menengah Sederajat di Cabang
Dinas Pendidikan Wilayah XIII
3 Persentase Sekolah Menengah Persen 63,27
Sederajat terakreditasi minimal
B di Cabang Dinas Pendidikan
Wilayah XIII
4 Angka Kelulusan Sekolah Persen 100
Menengah Sederajat di Cabang
Dinas Pendidikan Wilayah XIII
2 Pendidikan khusus Program Pengelolaan Pendidikan 1 Rasio siswa per sekolah SLB Rasio 63
Khusus dan Layanan Khusus
(Sekolah Inklusi)
2 Rasio siswa per kelas SLB Rasio 7,69
3 Persentase SLB terakreditasi Persen 30,52
minimal B
4 Angka Kelulusan SLB Persen 100
TARGET PERANGKAT
NO JENIS PELAYANAN DASAR PROGRAM INDIKATOR PROGRAM SATUAN
2020 DAERAH
5 Jumlah Sekolah yang Persen 25
menyelenggarakan Pendidikan
Jarak Jauh
SPM BIDANG KESEHATAN
1 Pelayanan kesehatan bagi Program Kesehatan Akibat 1 Persentase Kegiatan Rapid Persen 100 Dinas Kesehatan
penduduk terdampak krisis Bencana Dan Kesehatan Akibat Health Assesment
kesehatan akibat bencana KLB Provinsi
dan/atau berpotensi
bencana provinsi
2 Pelayanan kesehatan bagi 2 Persentase Masyarakat Yang Persen 100
penduduk pada kondisi Dilayani Di Lokasi Bencana
kejadian luar biasa provinsi
TARGET PERANGKAT
NO JENIS PELAYANAN DASAR PROGRAM INDIKATOR PROGRAM SATUAN
2020 DAERAH
SPM BIDANG TRANTIBUMLINMAS
1 Pelayanan ketenteraman Program penegakan Peraturan 1 Persentase Penegakan Perda dan Persen 42,5 Satuan Polisi
dan ketertiban umum Daerah dan Peraturan Kepala Perkada Pamong Praja
provinsi. Daerah
TARGET PERANGKAT
NO JENIS PELAYANAN DASAR PROGRAM INDIKATOR PROGRAM SATUAN
2020 DAERAH
2 Persentase PMKS Yang Persen 100
Mendapatkan Perlindungan
Sosial
Sumber: Hasil analisis, 2020
Tabel 6.7
Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dalam RPJMD
Provinsi Jawa Barat Tahun 2021-2023
TARGET PERANGKAT
NO JENIS PELAYANAN DASAR PROGRAM INDIKATOR PROGRAM SATUAN
2021 2022 2023 DAERAH
SPM BIDANG PENDIDIKAN
1 Pendidikan menengah Program 1 Tingkat Partisipasi Warga Negara persen 72,56 75,51 78,46 Dinas
Pengelolaan Usia 16 - 18 Tahun yang Pendidikan
Pendidikan Berpartisipasi Dalam Pendidikan
Menengah
2 Pendidikan khusus 2 Tingkat Partisipasi Warga Negara persen 42,27 46,43 47,59
Usia 4-18 Tahun Penyandang
Disabilitas yang Berpartisipasi
Dalam Pendidikan Khusus
TARGET PERANGKAT
NO JENIS PELAYANAN DASAR PROGRAM INDIKATOR PROGRAM SATUAN
2021 2022 2023 DAERAH
yang memerlukan pelayanan air
minum curah lintas kab/kota
2 Penyediaan pelayanan Program 1 Rasio Pelayanan Pengolahan Persen 0 0 0 Dinas
pengolahan Air Limbah Pengelolaan dan Limbah Domestik oleh SPAL Perumahan
Domestik regional lintas Pengembangan Regional dan
kabupaten/kota Sistem Air Limbah Permukiman
TARGET PERANGKAT
NO JENIS PELAYANAN DASAR PROGRAM INDIKATOR PROGRAM SATUAN
2021 2022 2023 DAERAH
3 Rehabilitasi sosial dasar
lanjut usia telantar di
dalam panti
4 Rehabilitasi sosial dasar
tuna sosial khususnya
gelandangan dan pengemis
di dalam panti
5 Perlindungan dan jaminan Program 1 Persentase korban bencana alam Persen 100 100 100 Dinas Sosial
sosial pada saat dan setelah Penanganan dan sosial yang terpenuhi
tanggap darurat bencana Bencana kebutuhan dasarnya pada saat
bagi korban bencana dan setelah tanggap darurat
provinsi bencana provinsi
Sumber: Hasil analisis, 2020
Tabel 6.8
Rencana Proyek Strategis Provinsi
Tahun 2018–2023
SUMBER ANGGARAN
NO KEGIATAN TARGET
APBN APBD KPBU SWASTA
I Proyek Strategis Nasional
1.1 Jalan Tol
1 Jalan Tol Cileunyi - Sumedang – √ 2023
Dawuan;(59 km);
2 Jalan Tol Ciawi - √ √ 2021
Sukabumi(54km)
3 Jalan Tol Sukabumi-Ciranjang √ √ √ 2023
(28 km)
4 Jalan Tol Ciranjang-Padalarang √ √ 2023
(33 km)
5 Jalan Tol Serpong - Cinere √ 2021
(10,1km);
6 Jalan Tol Cinere - Jagorawi √ 2021
(14,64km);
7 Jalan Tol Cimanggis - Cibitung √ 2021
(25,4km);
8 Jalan Tol Cibitung - Cilincing √ 2021
(34km);
9 Jalan Tol Depok - Antasari √ 2022
(21,54km);
10 Jalan Tol Bekasi - Cawang - Kp. √ 2021
Melayu (21,04km);
11 Jalan Tol Bogor Ring Road (11km) √ √ √ 2021
12 Jalan Tol Jakarta-Cikampek II √ √ 2021
Sisi Selatan (64km)
13 Jalan Tol Gedebage – √ √ 2023
Tasikmalaya-Cilacap
14. Jalan Tol Akses Pelabuhan √ √ 2021
Patimban
1.2 Kereta Api
1 Double Track Jawa Selatan √ 2023
2 High Speed Railway Jakarta – √ √ 2022
Bandung.
3 Kereta Api Jakarta-Surabaya √ √ √ 2021-
2023
1.3 Prasarana dan Sarana Kereta
Api dalam kota
1 Penyelenggaraan Kereta Api √ 2021-
Ringan/ Light Rail 2022
Transit- (LRT) Terintegrasi di
Wilayah Jakarta,
Bogor, Depok dan Bekasi
1.4 Bandar Udara
1 Bandara Kertajati √ √ √ √ 2023
1.5 Pelabuhan
1 Inland Waterways/CBL Cikarang √ 2022
– Bekasi Laut Jawa; (konstru
ksi)
2023-
2024
(operasi)
2 Pelabuhan Patimban √ 2020
(Fase I)
1.6 Penyediaan Air Minum
1 SPAM Regional Cirebon Raya √ √ √ 2023
(Jatigede)
2 SPAM Regional Jatiluhur √ √ 2023
1.7 Bendungan dan Jaringan Irigasi
1 Bendungan Kuningan √ √ 2021
2 Bendungan Ciawi √ √ 2022
3 Bendungan Sukamahi √ √ 2022
4 Bendungan Leuwikeris √ √ 2022
SUMBER ANGGARAN
NO KEGIATAN TARGET
APBN APBD KPBU SWASTA
5 Bendungan Cipanas √ √ 2022
6 Bendungan Sadawarna √ √ 2023
7 Bendungan Matenggeng √ 2023
1.8 Infrastruktur Pendidikan
1 Kampus Universitas Islam √ 2023
Internasional Indonesia
1.9 Infrastruktur Ketenagalistrikan
1 Pembangkit, Transmisi, Gardu √ √ 2023
Induk, dan Distribusi Nasional
II INFRASTRUKTUR STRATEGIS
DAERAH
2.1 Jalan Tol
1 Bandung Intra Urban Toll Road √ 2023
(BIUTR) (27,3km)
2 Akses Tol BIJB (1,8km) √ √ 2023
3 Jl. Tol Soreang-Pasirkoja dan √ 2023
pengembangan Jalan Tol dalam
kota Soreang-Pasirkoja (Tol NS-
Link Kota Bandung) (14,3km)
2.2 Jalan Strategis
1 Jalan Puncak II (67,65km) √ √ √ 2021-
2023
2 Jalan Lingkar Soreang - Ciwidey √ 2023
(11,69 km)
3 Jalan Lingkar Kuningan (13,7km) √ √ 2023
4 Jalan Lingkar Cirebon (22.3 km) √ √ 2023
5 Jalan Lingkar Sukabumi √ 2023
6 Jalan Lingkar Gentong √ 2023
7 Jalan Sukasari-Lembang (18,3 √ 2021-
km) 2023
8 Jalan khusus Tambang Parung √ 2023
(15 km)
9 Jalan Alternatif Bts. √ 2022
Bandung/Subang - Subang
(Tanjakan Emen)
Pembangunan Fly Over:
10 - Kopo, Kota Bandung (1,3 km) √ √ 2023
11 - Buah Batu- Kiaracondong Kota √ √ 2022
Bandung (1,96 km)
12 - Dewi Sartika Kota Depok √ 2023
(bantuan hibah)
13 - Fly Over Pelangi (Laswi dan √ 2023
Jalan Jakarta) di Kota Bandung
14 -Fly over Lembang di Kab √ 2023
Bandung
15 -Flyover Kadungora di Kab. Garut √ 2023
16 -Flyover Simpang Kadipaten di √ 2023
Kab. Majalengka
2.3 Kereta Api
1 Reaktivasi Jalur KA Rancaekek- √ √ 2022
Jatinangor-Tanjungsari
2 Reaktivasi Jalur KA Banjar- √ √ 2023
Pangandaran-Cijulang
3 Reaktivasi Jalur KA Bandung- √ √ 2023
Ciwidey
4 Reaktivasi Jalur KA Cibatu- √ √ 2022
Garut-Cikajang
5 Double Track Bogor-Sukabumi √ 2022
6 Double Track lintas Padalarang- √ 2023
Bandung-Cicalengka
7 Reaktivasi Jalur KA. Cianjur- √ √ 2022
Padalarang
8 Shortcut Cibungur-Tanjungrasa √ √ √ 2023
9 Reaktivasi Jalur KA. Cirebon- √ √ 2023
Kadipaten
SUMBER ANGGARAN
NO KEGIATAN TARGET
APBN APBD KPBU SWASTA
2.4 Prasarana dan Sarana Kereta
Api dalam kota
1 LRT Bandung Raya √ √ √ 2022-
2023
2.5 Bandara Udara
1 Pembangunan Bandara di √ √ 2023
Sukabumi
2 Pengembangan Bandara √ √ 2022
Nusawiru Kab. Pangandaran
2.6 Pelabuhan
1 Pengembangan Pelabuhan √ √ 2021
Cirebon (Kota Cirebon)
2 Pembangunan Pelabuhan √ √ 2021
Pengumpan Regional
Palabuhanratu (Kabupaten
Sukabumi)
3 Pembangunan Pelabuhan √ 2021
Pengumpan Regional
Bojongsalawe di Pangandaran
4 Pengembangan Pelabuhan √ 2022
Penyebrangan Majingklak
(Kabupaten Pangandaran)
5 Pembangunan Pelabuhan √ 2022
Pengumpan Lokal Penyebrangan
Muara Gembong di Kabupaten
Bekasi
6 Pembangunan Pelabuhan √ 2022
Tarumajaya (Kabupaten Bekasi)
7 Pembangunan Dermaga Kapal √ √ √ 2023
Wisata Palangpang di Kabupaten
Sukabumi
2.7 Infrastruktur Perumahan dan
Permukiman
Penyediaan Perumahan bagi MBR
(buruh industri) dan ASN:
1 Cipeuyeum Kab. Cianjur √ √ √ 2021-
2023
2 Purwakarta √ √ √ 2021-
2023
3 Gedebage √ √ √ 2023
4 Sumedang √ √ √ 2023
5 Bandung √ √ √ 2023
6 Kota Bogor √ √ √ 2023
7 Bekasi √ √ √ 2023
Pembangunan Bantuan Rumah √ √ 2021-
Swadaya 2023
2.8 Sarana dan Prasarana
Perumahan dan Permukiman
1 Pembangunan Alun-Alun √ 2020-
2023
2 Pembangunan Creative Centre √ 2020-
2023
3 Pembangunan Pusat Budaya √ 2020-
2022
4 Pembangunan Mesjid Raya Al √ 2021-
Jabar 2023
5 Pembangunan Mesjid √ 2023
Monumental Jawa Barat
2.9 Persampahan
1 TPPAS Regional Cirebon Raya √ √ √ 2022
2 TPPAS Regional Legok Nangka √ √ √ 2022
3 TPPAS Regional Nambo √ √ √ 2023
2.10 Penyediaan Air Minum
SPAM Regional Bandung Raya
1 Kertasari √ √ √ 2023
2 Cigondoang √ √ √ 2023
3 Sinumbra √ √ √ 2023
SUMBER ANGGARAN
NO KEGIATAN TARGET
APBN APBD KPBU SWASTA
4 Cikalong (Tahap II-Pembangunan √ √ √ 2022
IPA)
5 SPAM Pangandaran (Pusat √ √ √ 2023
Pertumbuhan)
2.11 Sistem Air Limbah
1 SPALD-T (Regional Bojongsoang) √ √ √ 2023
2 SPALD-T (Komunal-DAS Citarum) √ √ 2022
2.12 Bendungan, Waduk, dan
Jaringan Irigasi
1 DI. Caringin √ √ 2021
2 DI. Parigi √ √ 2023
3 DI. Cikalong √ √ 2023
4 DI. Curugdendeng √ √ 2023
5 DI. Candragoyang √ √ 2023
6 DI. Rengrang √ √ 2020
2.13 Pariwisata
1 KEK Cikidang, Kabupaten √ √ √ 1
Sukabumi
5 KEK Aerotropolis, Kabupaten √ √ √ 5
Majalengka
6 KEK Lido, Kabupaten Bogor √ √ √ 6
7 KEK Sumedang (Jatigede) √ √ √ 7
8 KEK Agrowisata Purwakarta √ √ √ 8
9 KEK Subang √ √ √ 9
2.14 Kelautan
1 PPI Gebangmekar √ √ √ 2021
2 PPI Bondet √ √ √ 2021
3 PPI Karangsong √ √ √ 2021
4 PPI Dadap √ √ √ 2021
5 PPI Rancabuaya √ √ √ 2021
6 PPI Cilauteureun √ √ √ 2021
7 PPI Pamayangsari √ √ √ 2021
8 PPI Nusamanuk √ √ √ 2021
9 PPI Batukaras √ √ √ 2021
10 PPI Cisolok √ √ √ 2021
2.15 Pertanian
1 Food Hubs, Kota Cirebon √ √ 2022
2 Food Hubs, Kabupaten Bandung √ √ 2022
2.16 Kawasan Sains dan Teknologi
1 Kawasan Sains dan Teknologi √ 2022
Pusat Jawa Barat di Jatinangor
Kabupaten Sumedang
2 Kawasan Sains dan Teknologi √ 2023
Kopi Jawa Barat di Pangalengan
Kabupaten Bandung
3 Kawasan Sains dan Teknologi √ 2022
Pertanian Terpadu dan Indigopera
Jawa Barat di Cikadu Kabupaten
Cianjur
4 Kawasan Sains dan Teknologi √ 2023
Industri Kreatif Jawa Barat di
Kota Cirebon
Sumber: Bappeda Provinsi Jawa Barat, 2020
BAB VII
KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN
PROGRAM PERANGKAT DAERAH
Tabel 7.1
Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat
Tahun 2019 dan 2020
Kode Realisasi Target
Uraian
Akun 2019 2020
5. BELANJA 35.833.086.126.517 43.255.142.408.503
5.1 Belanja Tidak Langsung 28.033.579.142.382 35.917.466.765.293
5.1.1 Belnaja Pegawai 5.605.436.893.218 6.541.789.929.607
5.1.2 Belanja Bunga - 18.123.947.774
5.1.3 Belanja Subsidi 19.384.264.000 -
5.1.4 Belanja Hibah 8.736.051.702.117 10.220.343.587.059
5.1.5 Belanja Bantuan Sosial 277.421.000.000 213.750.000.000
5.1.6 Belanja bagi hasil kepada 7.901.869.013.400 8.770.891.955.109
Provinsi/ Kabupaten/ kota dan
Pemerintah Desa
5.1.7 Belanja Bantuan Keuangan 5.493.416.269.647 5.493.111.261.504
5.1.8 Belanja Tidak Terduga - 4.659.456.084.240
5.2 Belanja Langsung 7.799.506.984.135 7.337.675.643.210
5.2.1 Belanja Pegawai 283.317.579.553
5.2.2 Belanja Barang dan Jasa 4.985.841.862.221
5.2.3 Belanja Modal 2.530.347.542.361
Tabel 7.2
Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2021-2023
Proyeksi
Kode Akun Uraian
2021 2022 2023
5 BELANJA 44.168.933.846.626 43.397.122.716.746 44.174.814.809.054
5.1 Belanja operasi 25.318.489.561.016 26.145.909.749.157 26.495.238.157.203
5.1.01 Belanja pegawai 7.245.073.632.225 7.933.891.113.461 8.132.238.391.298
5.1.02 Belanja barang dan jasa 7.225.604.410.144 8.299.641.971.102 8.450.623.101.312
5.1.03 Belanja bunga - - -
5.1.04 Belanja subsidi - 20.000.000.000 20.000.000.000
5.1.05 Belanja hibah 10.287.589.768.647 9.694.224.664.594 9.694.224.664.594
5.1.06 Belanja bantuan sosial 560.221.750.000 198.152.000.000 198.152.000.000
5.2 Belanja modal 2.560.855.823.976 3.010.953.205.736 3.172.690.782.912
5.2.1 Belanja Modal 2.560.855.823.976 3.010.953.205.736 3.172.690.782.912
5.3 Belanja tidak terduga 100.000.000.000 60.000.000.000 60.000.000.000
5.3.1 Belanja tidak terduga 100.000.000.000 60.000.000.000 60.000.000.000
5.4 Belanja transfer 16.189.588.461.634 14.180.259.761.853 14.446.885.868.938
5.4.01 Belanja bagi Hasil 9.289.252.830.800 9.420.872.902.982 9.565.164.965.468
5.4.02 Belanja bantuan Keuangan 6.900.335.630.834 4.759.386.858.871 4.881.720.903.470
Sumber: Bappeda, 2020
* Hasil proyeksi masih sangat sementara
BAB VIII
KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
DAERAH
Tabel 8.1
Proyeksi Indikator Makro
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018–2023
2023. Arsitektur kinerja ini dapat juga disebut cascading yang merupakan
penjabaran dan penyelarasan indikator kinerja mulai dari tingkat yang
paling tinggi (impact) sampai paling rendah (output).
Menyikapi perkembangan keadaan khususnya setelah pandemi
COVID-19 dan beberapa kebijakan nasional terkait percepatan
penangannya serta kebijakan di bidang penyelenggaraan pemerintahan
daerah, perencanaan pembangunan dan pengelolaan keuangan daerah,
maka perlu dilakukan penyesuaian target indikator kinerja pembangunan
dalam Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Barat. Penyesuaian ini menyusul
penyesuaian target pembangunan RKPD Tahun 2021 dan Perubahan
RKPD Tahun 2020 yang terlebih dahulu telah dilakukan masing-masing
berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 59 Tahun 2020 dan Peraturan
Gubernur Nomor 61 Tahun 2020.
Dalam Perubahan RPJMD ini dilakukan penataan ulang indikator
kinerja beserta target-targetnya meliputi indikator makro daerah, IKU
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dan Indikator Kinerja Kunci (IKK)
yang dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu IKK tingkat dampak (impact)
dan IKK tingkat hasil (outcome). Realisasi dan proyeksi indikator kinerja
disajikan pada tabel-tabel di bawah.
Tabel 8.2
Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018–2023
INDIKATOR KINERJA KONDISI AWAL 2019 TARGET SEBELUM PERUBAHAN TARGET SETELAH PERUBAHAN KONDISI PERANGKAT
UTAMA 2017 2018 Target Realisasi 2020 2021 2022 2023 2020 2021 2022 2023 AKHIR DAERAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Indeks Kerukunan 68,5 68,7 68,6 - 69 68,5 69,1 - 69,6 - 70,1 - 70,6 - 68,10- 68,60- 69,10- 69,60- 69,60- Biro Pelayanan dan
Umat Beragama 69,5 70 70,5 71 68,50 69,00 69,50 70,00 70,00 Pengembangan
(persen) Sosial, Sekretariat
Daerah, Kesbangpol
2 Indeks Demokrasi 68,78 65,50 68,79 - 65,50 (2018) 70,79 71, 79 - 72,79 - 73,79 - 70,70 - 71,79 - 72,70 - 73,70 - 73,70 - Kesbangpol,
(poin) 70,78 - 72,78 73,78 74,78 71,78 72,78 73,78 74,78 74,78 Sekretariat DPRD,
71,78 Biro Pelayanan dan
Pengembangan
Sosial, Sekretariat
Daerah, Satpol PP
3 Persentase Penduduk 7,83 7,25 6,91 7,29-7,09 6,96- 6,39- 5,77- 5,77- 7,25- 6,69- 6,39- 5,77- 5,77-5,42 Perangkat daerah
Miskin (persen) 6,63 6,06 5,42 5,42 7,09 6,63 6,06 5,42 yang masuk Tim
Koordinasi
Penanggulangan
Kemiskinan Daerah
Provinsi Jawa Barat
4 Tingkat Pengangguran 8,22 8,17 8,0-7,9 7,99 7,9- 7,7-7,5 7,5-7,3 7,3-7,1 10,30- 10,40- 9,46- 8,03- 8,03-6,21 Perangkat daerah
Terbuka (TPT) (persen) 7,7 12,01 9,30 7,81 6,21 yang masuk Tim
Koordinasi
Penanggulangan
Kemiskinan Daerah
Provinsi Jawa Barat
5 Angka Harapan Hidup 72,47 72,76 73,67 – 72,85 74,87 76,07– 77,27 – 78,47 – 72,80- 72,90- 73,00- 73,10- 73,10- Dinas Kesehatan,
(tahun) 74,87 – 77,27 78,47 79,67 73,04 73,23 73,42 73,62 73,62 Dinas P3AKB, Dinas
76,07 Perumahan dan
Permukiman
6 Indeks Pemberdayaan 70,04 70,20 70,34 69,48 71 72 72,3 73,25 69,28- 69,30- 70,40- 70,50- 70,50- DP3AKB,
Gender (IDG) (poin) 70,28 70,36 70,74 70,82 70,82 Kesbangpol, Dinas
Dukcapil
7 Indeks Pembangunan 89,18 89,19 89,32 89,26 89,82 90,5 91 92 88,50- 88,54- 89,30- 89,40- 89,40- DP3AKB, Dinas
Gender (IPG) (poin) 89,30 89,34 89,88 90,42 90,42 Dukcapil, Dinas
Pendidikan, Dinas
Kesehatan, Dinas
Dukcapil
INDIKATOR KINERJA KONDISI AWAL 2019 TARGET SEBELUM PERUBAHAN TARGET SETELAH PERUBAHAN KONDISI PERANGKAT
UTAMA 2017 2018 Target Realisasi 2020 2021 2022 2023 2020 2021 2022 2023 AKHIR DAERAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
8 Rata–Rata lama 8,14 8,18 8.28 8,37 8.39 8.49 8.60 8.70 8,33- 8,42- 8,52- 8,62- 8,62-8,70 Dinas Pendidikan,
sekolah (tahun) 8,39 8,49 8,60 8,70 DP3AKB, Dinas
Perumahan dan
Permukiman, Dinas
Bina Marga dan
Penataan Ruang
9 Harapan Lama 12,42 12,88 13.15 12,48 13.39 13.64 13.89 14.14 12,51- 12,54- 12,57- 12,60- 12,60- Dinas Pendidikan,
Sekolah (tahun) 12,94 13,15 13,36 13,56 13,56 DP3AKB, Dinas
Perumahan dan
Permukiman, Dinas
Bina Marga dan
Penataan Ruang
10 Indeks Pembangunan 46,33 49 53,63 49 (2018) 56,31 59,13 62,09 65,19 49,00- 50,10- 52,10- 54,10- 54,10- Dinas Pemuda dan
Pemuda (poin) 50,00 52,00 54,00 56,50 56,50 Olahraga, Dinas
P3AKB, Dinas
Pendidikan, Dinas
Kesehatan, Dinas
Nakertrans
11 Persentase Pemajuan N/A N/A 16,63 17,43 18,65 20,72 21,83 22,16 6,54- 17,97- 23,30- 22,62- 22,62- Dinas Parbud, Dinas
Kebudayaan Jawa 8,07 19,56 24,89 24,21 24,21 Pendidikan, Dinas
Barat (persen) Pemuda dan
Olahraga
12 Indeks Ketentraman 69,58 69,61 70-71 77,50 70-71 71-73,5 71-73,5 73,6-76 70-72 72-74 74-75 75-80 75-80 Satpol PP, BPBD,
dan Ketertiban (poin) Kesbangpol
13 Konsumsi listrik per 1.155 1.231 1.300 1320 1.340 1.386 1.447 1.503 950- 1.000- 1.050- 1.100- 1.100- Dinas ESDM, Dinas
kapita (Kwh/kapita) 1.000 1.050 1.100 1.150 1.150 PMD
14 Tingkat Konektivitas 40,9 40,90- 41 - 43 46,13 44 – 47 - 49 50 - 52 53 - 55 38-40 42-44 46-48 50-52 50-52 Dinas Bina Marga,
Antar Wilayah (Persen) 41,00 46 Dinas Perhubungan
15 Indeks Desa 0,64 0,64 0,65 0,67 0,66 0,67 0,68 0,69 0,68- 0,69- 0,70- 0,71- 0,71-0,72 Dinas PMD, Dinas
Membangun (poin) 0,69 0,70 0,71 0,72 Bina Marga, Dinas
ESDM, Dinas SDA,
Dinas Perkim,
Bappeda
16 Usulan pembentukan 0 0 0 0 1 1 2 2 0-1 0-1 1-2 1-2 1-2 Biro Badan Usaha
Daerah persiapan Milik Daerah dan
otonomi baru (usulan) Investasi, Sekretariat
Daerah, Bappeda,
BP2D
INDIKATOR KINERJA KONDISI AWAL 2019 TARGET SEBELUM PERUBAHAN TARGET SETELAH PERUBAHAN KONDISI PERANGKAT
UTAMA 2017 2018 Target Realisasi 2020 2021 2022 2023 2020 2021 2022 2023 AKHIR DAERAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
17 Indeks Kualitas 51,85 49,54 49,76 52,12 49,98 50,2 50,42 50,64 60- 60,17- 60,38- 60,60- 60,60- Dinas LH, Dinas
Lingkungan Hidup (metode (metode 60,06 60,23 60,44 60,66 60,66 Kehutanan, DKP,
(IKLH) (poin) lama) baru) Dinas Bina Marga,
Dinas SDA, Dinas
Perkim, Dinas
Perindag
18 Tingkat Penurunan 2,02 2,38 2,8 3,85 3,92 5,87 7,11 7,72 3,92- 5,57- 6,81- 7,42- 7,42-7,72 Dinas LH, Dinas
Emisi Gas Rumah 4,22 5,87 7,11 7,72 Perindag, Dinas
Kaca (persen) Kehutanan, Dinas
Perkim
19 Indeks Penggunaan N/A N/A 1,1923 1,1920 1,191 1,1834 1,1822 1,1811 1,1927- 1,1922- 1,1912- 1,1902- 1,1902- Dinas SDA, Dinas
Air (poin) 1,1925 1,1920 1,1910 1,1900 1,1900 Perkim
20 Indeks Risiko Bencana 166 166 165 152,13 164 163 162 161 150,45- 149,46- 149,00- 147,00- 147,00- BPBD, Dinas
(IRB) (poin) 149,45 149,00 147,00 144,00 144,00 Perkim, Dinas
Kesehatan, Dinas
Bina Marga
21 Skor Pola Pangan 85,2 81,6 82,4 89,00 83,2 84 84,8 85,6 82,70- 83,20- 83,80- 84,40- 84,40- DKPP, Dinas TPH,
Harapan (SPPH) (poin) 83,20 84 84,80 85,60 85,60 Dinas Perkebunan,
DKP
22 Nilai Tukar Petani 108,39 110,9 113,11 112,36 115,3 117,65 120 122,38 100- 101- 102- 103- 103- DKPP, Dinas TPH,
(NTP) (poin) 6 100,50 102 104,40 106,14 106,14 Dinas Perkebunan,
DKP
23 Kontribusi Pariwisata 2,71 2,85 2,30- 6,84 3,01- 3,16- 3,31- 3,46- 1,61- 1,76- 1,91- 2,06- 2,06-2,10 Dinas Parbud, Dinas
terhadap PDRB 3,00 3,15 3,30 3,45 3,50 1,75 1,90 2,05 2,10 KUK, Dinas Bina
(persen) Marga, Dinas
Perhubungan, Dinas
Perindag
24 Laju pertumbuhan 5,35 6,49 2,63 4,04 2,7 2,77 2,85 2,94 0,30- 0,76- 1,85- 2,33- 2,33-4,25 Dinas Perindag,
Sektor Industri 0,50 1,42 2,84 4,25 Dinas KUK, Dinas
(persen) PMPTSP
25 Laju pertumbuhan 4,55 4,19 3 7,51 3 4 4 5 1-2 0,72- 2,83- 3,13- 3,13-4,33 Dinas Perindag,
Sektor Perdagangan 1,44 2,88 4,33 Dinas KUK, Dinas
(persen) PMPTSP
26 Pembentukan Modal 449,37 473 495,4 535,72 520,1 546,18 573,48 602,15 411,54- 431,81- 451,85- 471,88- 471,88- Dinas PMPTSP, Biro
Tetap Bruto (PMTB) 7 442,54 462,58 482,62 502,65 502,65 Badan Usaha Milik
ADHB (triliun rupiah) Daerah dan
Investasi, Sekretariat
Daerah
INDIKATOR KINERJA KONDISI AWAL 2019 TARGET SEBELUM PERUBAHAN TARGET SETELAH PERUBAHAN KONDISI PERANGKAT
UTAMA 2017 2018 Target Realisasi 2020 2021 2022 2023 2020 2021 2022 2023 AKHIR DAERAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
27 Proporsi kredit UMKM 18,06 20,1 21 21,10 22 23 24 25 19- 20- 21- 22,00- 22,00- Dinas KUK, Dinas
terhadap total kredit 20,50 21,50 21,10 23,00 23,00 Perindag
(persen)
28 Indeks Reformasi BB BB BB BB A A A A BB BB A A A Semua perangkat
Birokrasi (kategori) (76,01- (78,01- (80,01- (82,01- (82,01- daerah
78) 80) 82) 84) 84)
29 Tingkat efektivitas N/A N/A 50 61,22 60 70 80 90 54-56 56-58 58-62 62-68 62-68 Biro Pemerintahan
kerjasama Daerah dan Kerjasama,
(persen) Sekretariat Daerah,
Bappeda, BP2D
Sumber: Hasil proyeksi, diolah Bappeda Provinsi Jawa Barat, Tahun 2020
Tabel 8.3
Penetapan Indikator Kinerja Daerah
Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Tingkat Dampak/Impact
Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2020
Tabel 8.4
Penetapan Indikator Kinerja Daerah
Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Tingkat Dampak/Impact
Provinsi Jawa Barat Tahun 2020
Target Kondisi
Aspek/Indikator Kinerja Pembangunan Kinerja pada
No. Satuan Keterangan
Daerah 2021 2022 2023 akhir periode
RPJMD
1 2 3 8 9 10 11 12
I. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
1 Indeks Pembangunan Manusia Poin 71,71-72,10 72,38-72,79 73,14-73,56 73,14-73,56 Indikator Makro
2 Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Persen 1,47-1,48 1,45-1,46 1,43-1,44 1,43-1,44 Indikator Makro
3 Persentase Penduduk Miskin Persen 6,69-6,63 6,39-6,06 5,77-5,42 5,77-5,42 Indikator Makro/IKU
Pemerintah Daerah
4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Persen 10,40-9,30 9,46-7,81 8,03-6,21 8,03-6,21 Indikator Makro/IKU
Pemerintah Daerah
5 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Persen 3,33-4,49 5,20-5,20 5,50-5,50 5,50-5,50 Indikator Makro
6 Indeks Gini Poin 0,39-0,40 0,39-0,40 0,38-0,39 0,38-0,39 Indikator Makro
7 Pendapatan Per Kapita Juta Rupiah 44,73-45,77 48,10-49,22 52,09-53,50 52,09-53,50 Indikator Makro
8 Angka Harapan Hidup (tahun) Tahun 72,90-73,23 73,00-73,42 73,10-73,62 73,10-73,62 IKU Pemerintah Daerah
9 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Indeks 69,30-70,36 70,40-70,74 70,50-70,82 70,50-70,82 IKU Pemerintah Daerah
10 Indeks Pembangunan Gender (IPG) Indeks 88,54-89,34 89,38-89,88 89,42-90,42 89,42-90,42 IKU Pemerintah Daerah
11 Rata–Rata lama sekolah Tahun 8,42-8,49 8,52-8,60 8,62-8,70 8,62-8,70 IKU Pemerintah Daerah
12 Harapan Lama Sekolah Tahun 12,54-13,15 12,57-13,36 12,60-13,56 12,60-13,56 IKU Pemerintah Daerah
13 Skor Pola Pangan Harapan (SPPH) Poin 83,20-84 83,80-84,80 84,40-85,60 84,40-85,60 IKU Pemerintah Daerah
14 Kontribusi Pariwisata terhadap PDRB Persen 1,76-1,90 1,91-2,05 2,06-2,10 2,06-2,10 IKU Pemerintah Daerah
15 Indeks Kepuasan Pelayanan Pendidikan Indeks 3,51-4 4.01-4,5 4.01-4,5 2,33-4,25 IKU Pemerintah Daerah
Menengah dan Pendidikan Khusus dan (Baik) (Sangat Baik) (Sangat
Layanan Khusus (PKLK) Baik)
16 APM SMA/SMK/SMLB Persen 72.56 75.51 78.46 3,13-4,33 IKU Pemerintah Daerah
17 Rata-Rata Nilai ujian Nasional SMA/SMK Nilai N/A N/A N/A 471,88-502,65 IKU Pemerintah Daerah
18 Nilai Assesment Kompetensi SMA dan SMK : Nilai 350 / 350 / 360 / 360 / 370 / 370 / 22-23 IKU Pemerintah Daerah
- Nilai literasi 350 360 370
- Numerasi
- Survey Karakter
Target Kondisi
Aspek/Indikator Kinerja Pembangunan Kinerja pada
No. Satuan Keterangan
Daerah 2021 2022 2023 akhir periode
RPJMD
1 2 3 8 9 10 11 12
pandemi Covid -19 dan belum ada juknis dari
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.)
19 Indeks Kepuasan Pelayanan Pendidikan Indeks 3,51-4 4.01-4,5 4.01-4,5 4.01-4,5 IKU Dinas Pendidikan
Menengah dan Pendidikan Khusus dan (Baik) (Sangat Baik) (Sangat (Sangat Baik)
Layanan Khusus (PKLK) Baik)
20 APM SMA/SMK/SLB Persen 72.56 75.51 78.46 78.46 IKU Dinas Pendidikan
21 Nilai Assesment Kompetensi SMA dan SMK : Nilai 350 / 350 / 360 / 360 / 370 / 370 / 370 / 370 / IKU Dinas Pendidikan
- Nilai literasi 350 360 370 370
- Numerasi
- Survey Karakter
Target Kondisi
Aspek/Indikator Kinerja Pembangunan Kinerja pada
No. Satuan Keterangan
Daerah 2021 2022 2023 akhir periode
RPJMD
1 2 3 8 9 10 11 12
32 Persentase Luas genangan yang tertangani Persen 36.90 57.00 77.00 77.00 IKU Dinas Perumahan
dan Permukiman
33 Pemenuhan Unsur Penyelenggaraan Bangunan Persen 77.00 83.50 88.50 88.50 IKU Dinas Perumahan
Gedung yang tertib dan Permukiman
34 Tingkat kualitas kawasan permukiman Persen 62.25 67.00 68.75 68.75 IKU Dinas Perumahan
dan Permukiman
35 Tingkat ketersediaan rumah layak Persen 92.09 92.41 92.72 84.00 IKU Dinas Perumahan
dan Permukiman
36 Tingkat tertib tata kelola pertanahan Persen 52.24 72.88 93.22 84.00 IKU Dinas Perumahan
dan Permukiman
37 Tingkat pemenuhan dukungan manajemen Persen 100.00 100.00 100.00 74.60 IKU Dinas Perumahan
perkantoran dan Permukiman
38 Indeks Ketentraman dan Ketertiban Poin 71 - 73,5 71 - 73,5 73,6 - 76 73,6 - 76 IKU Satuan Polisi
Pamong Praja
39 Indeks Partisipasi Sosial point 40.00 45.00 50.00 50.00 IKU Dinas Sosial
40 Indeks Kesejahteraan Sosial Persen 60.00 61.00 62.00 62.00 IKU Dinas Sosial
41 Persentase Tenaga Kerja Bersertifikat Persen 67.49 67.49 67.49 67 IKU Dinas Tenaga Kerja
Kompetensi dan Transmigrasi
42 Persentase pencari kerja terdaftar yang Bekerja Persen 63.66 64.55 65.43 65 IKU Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi
43 Persentase kasus hubungan industrial yang Persen 63.39 69.73 76.70 77 IKU Dinas Tenaga Kerja
diselesaikan dan Transmigrasi
44 Persentase jumlah perusahaan yang diawasi Persen 20 20 20 20 IKU Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi
45 Persentase transmigran yang ditempatkan Persen 0 85 85 85 IKU Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi
46 Persentase kabupaten/ kota yang Persen 51,85 59,26 70,37 70,37 IKU Dinas
melaksanakan 7 prasyarat Pengarusutamaan Pemberdayaan
Gender Perempuan,
Perlindungan Anak, dan
Keluarga Berencana
47 Persentase Perempuan di Parlemen provinsi. Persen 20 20 20 20 IKU Dinas
Pemberdayaan
Perempuan,
Target Kondisi
Aspek/Indikator Kinerja Pembangunan Kinerja pada
No. Satuan Keterangan
Daerah 2021 2022 2023 akhir periode
RPJMD
1 2 3 8 9 10 11 12
Perlindungan Anak, dan
Keluarga Berencana
48 Tingkat keberhasilan pencegahan kekerasan, persen 74.07407407 85.18518519 100 100 IKU Dinas
eksploitasi dan diskriminasi (KED) terhadap Pemberdayaan
perempuan Perempuan,
Perlindungan Anak, dan
Keluarga Berencana
49 Tingkat Keberhasilan penanganan kasus persen 100 100 100 100 IKU Dinas
kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi (KED) Pemberdayaan
terhadap perempuan Perempuan,
Perlindungan Anak, dan
Keluarga Berencana
50 Persentase Kab/ Kota yang memperoleh Persen 88,88 96,29 100 100 IKU Dinas
predikat menuju kab/ Kota layak anak (KLA) Pemberdayaan
Perempuan,
Perlindungan Anak, dan
Keluarga Berencana
51 Tingkat penanganan kasus KED terhadap persen 100 100 100 100 IKU Dinas
anak Pemberdayaan
Perempuan,
Perlindungan Anak, dan
Keluarga Berencana
52 Angka Fertilitas Total (Total Fertility Rate) 2.12 2.1 2.07 2 IKU Dinas
Pemberdayaan
Perempuan,
Perlindungan Anak, dan
Keluarga Berencana
53 Indeks Kualitas Air (IKA) Poin 42.87 43.07 43.27 43.27 IKU Dinas Lingkungan
Hidup
54 Indeks Kualitas Air Laut (IKAL) Poin 64.1 64.65 65.19 65.19 IKU Dinas Lingkungan
Hidup
55 Indeks Kualitas Udara Poin 79.71 79.91 80.11 80.11 IKU Dinas Lingkungan
Hidup
56 Tingkat Upaya Penurunan Emisi Gas Rumah Persen 12.21 12.23 15.8 15.8 IKU Dinas Lingkungan
Kaca Limbah Domestik Hidup
Target Kondisi
Aspek/Indikator Kinerja Pembangunan Kinerja pada
No. Satuan Keterangan
Daerah 2021 2022 2023 akhir periode
RPJMD
1 2 3 8 9 10 11 12
57 Tingkat Penyelenggaraan Administrasi Persen 82,63 83,47 84,28 84,28 IKU Dinas
Kependudukan Kab/Kota di Jawa Barat Kependudukan dan
Pencatatan Sipil
58 Persentase Perkembangan Strata Desa Mandiri Persen 6,34 8,22 10,11 10,11 IKU Dinas
Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa
59 Tingkat ketersediaan Sarana, Prasarana Persen 56.19 58.2 61.34 61.34 IKU Dinas Perhubungan
Perhubungan Darat dan Fasilitas
Perlengkapan jalan
60 Tingkat ketersediaan prasarana dan fasilitas Persen 58.97 86.82 97.13 97.13 IKU Dinas Perhubungan
keselamatan Perhubungan Laut dan ASDP
61 Tingkat ketersediaan Jaringan Transportasi Persen 34.24 41.14 89.14 89.14 IKU Dinas Perhubungan
Massal berbasis Rel
62 Indeks Keterbukaan Informasi Publik Persen 90.45 90.50 90.55 90.55 IKU Dinas Komunikasi
dan Informatika
63 Indeks Sistem Pemerintahan Berbasis Poin 3.30 3.50 3.70 3.70 IKU Dinas Komunikasi
Elektronik (SPBE) dan Informatika
64 Persentase pemanfaatan data statistik sektoral Persen 100 100 100 100 IKU Dinas Komunikasi
untuk perencanaan, pelaksanaan, dan Informatika
pengendalian dan evaluasi Pembangunan
Daerah
65 Indeks Keamanan Informasi (Indeks KAMI) Score 575 600 625 625 IKU Dinas Komunikasi
dan Informatika
66 Persentase Koperasi yang mengakses kredit Persen 23 26 30 30 IKU Dinas Koperasi Dan
Usaha Kecil
67 Persentase UMKM yang Naik Kelas PERSEN 5 6 7 7 IKU Dinas Koperasi Dan
Usaha Kecil
68 Nilai realisasi investasi Triliun Rupiah 101,97 - 105,00 - 109,2 - 109,2 - 118,05 IKU Dinas Penanaman
110,21 113,51 118,05 Modal Dan Pelayanan
69 Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Poin 85.00 87.00 89.00 89.00 IKU Dinas Penanaman
layanan perizinan Modal Dan Pelayanan
70 Angka Partisipasi dan Kepemimpinan Pemuda Poin 46.67 46.67 46.67 46.67 IKU Dinas Pemuda dan
Olahraga
Target Kondisi
Aspek/Indikator Kinerja Pembangunan Kinerja pada
No. Satuan Keterangan
Daerah 2021 2022 2023 akhir periode
RPJMD
1 2 3 8 9 10 11 12
71 Angka Partisipasi Masyarakat Berolahraga Persen 54 56 58 58 IKU Dinas Pemuda dan
(APMO) Olahraga
72 Peringkat Jawa Barat pada Multievent Peringkat IKU Dinas Pemuda dan
Berkebutuhan Khusus Nasional Olahraga
a. PEPARPENAS 3 3 3
73 Peringkat Jawa Barat pada Multievent Peringkat IKU Dinas Pemuda dan
Nasional Olahraga
a. POPNAS 1 1 1
b. POPWILNAS 1 1
74 Nilai Tingkat Kegemaran membaca masyarakat poin 69.00 71.00 72.00 72.00 IKU Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan
75 Persentase Perangkat Daerah yang Mengelola % 0.66 0.73 0.8 0.8 IKU Dinas Perpustakaan
Arsip Secara Tertib dan Kearsipan
76 Persentase Penyelamatan dan Pelestarian arsip Persen 0.48 0.82 1 1 IKU Dinas Perpustakaan
Statis dan Kearsipan
77 Jumlah Produksi Perikanan Ton 1,014,400 1,041,553 1,069,482 1,069,482 IKU Dinas Kelautan dan
Perikanan
78 Persentase Peningkatan Angka Konsumsi Ikan Persen 1.1 1.1 1.1 1.1 IKU Dinas Kelautan dan
Jawa Barat Perikanan
79 Persentase Kawasan konservasi perairan yang Persen 22.27 24.38 25.43 25.43 IKU Dinas Kelautan dan
dikelola Perikanan
80 Persentase Tingkat Kepatuhan Pelaku Usaha Persen 55 60 65 65 IKU Dinas Kelautan dan
Kelautan dan Perikanan Terhadap Peraturan Perikanan
Perundang-undangan
81 Persentase Objek Pemajuan Kebudayaan yang persen 19.56 24.89 24.21 24.21 IKU Dinas Pariwisata
dilindungi, dikembangkan, dibina, dan dan Kebudayaan
dimanfaatkan.
82 Mampu meningkatkan kunjungan wisatawan Orang 30,000 33,000 36,300 36,300 IKU Dinas Pariwisata
mancanegara 20% dan Kebudayaan
83 Mampu meningkatkan kunjungan wisatawan Orang 30,000,000 36,000,000 39,600,000 39,600,000 IKU Dinas Pariwisata
nusantara 30% dan Kebudayaan
84 Skor PPH tingkat Ketersediaan Point 91.6 92.5 93.4 93.4 IKU Dinas Ketahanan
Pangan dan Peternakan
Target Kondisi
Aspek/Indikator Kinerja Pembangunan Kinerja pada
No. Satuan Keterangan
Daerah 2021 2022 2023 akhir periode
RPJMD
1 2 3 8 9 10 11 12
85 Persentase peningkatan keamanan pangan Persen 10.27 11.35 12.67 12.67 IKU Dinas Ketahanan
segar asal tumbuhan sesuai standar mutu dan Pangan dan Peternakan
keamanan pangan
86 Produksi tanaman pangan dan hortikultura Ton 12,686,496 12,802,956 12,919,701 12,919,701 IKU Dinas Tanaman
Pangan Dan
Hortikultura
87 Laju peningkatan produktivitas komoditas Persen 5 5 5 5 IKU Dinas Perkebunan
unggulan utama perkebunan
88 Persentase tutupan hutan Persen 40.77 41.02 41.27 41.27 IKU Dinas Kehutanan
89 Tingkat kerusakan hutan persen 0,7 0,6 0,5 0,5 IKU Dinas Kehutanan
90 Persentase peningkatan populasi Tumbuhan persen 30.00 40.00 50.00 50.00 IKU Dinas Kehutanan
dan Satwa liar yang ditangkarkan
91 Jumlah Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Lokasi/kawasan 1 1 1 1 IKU Dinas Kehutanan
yang Dikelola
92 Persentase Peningkatan Produksi Hasil Hutan persen 3 4 5 5 IKU Dinas Kehutanan
93 peningkatan penerimaan dari jasa lingkungan persen 30 40 50 50 IKU Dinas Kehutanan
94 Jumlah konsumsi listrik di Jawa Barat GWh 51,169 54,169 56,869 56,869 IKU Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral
95 Tingkat Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca persen 1.84 2.45 5.13 5.13 IKU Dinas Energi dan
Sektor Energi (thdp BAU 2030) Sumber Daya Mineral
96 Persentase Usaha Pertambangan yang tertib persen 46 47 48 48 IKU Dinas Energi dan
administrasi dan teknis Sumber Daya Mineral
97 Persentase Sumur Bor yang meningkat muka Persen 2 2 2 2 IKU Dinas Energi dan
air tanahnya Sumber Daya Mineral
98 PDRB industri non migas (Rp Triliun) 901.16 926.75 966.14 966.14 IKU Dinas Perindustrian
Dan Perdagangan
99 Laju pertumbuhan ekspor non migas persen 1.44 2.88 4.33 4.33 IKU Dinas Perindustrian
Dan Perdagangan
100 PDRB Sektor Perdagangan Rp. Triliun 334.87 344.51 359.43 359.43 IKU Dinas Perindustrian
Dan Perdagangan
101 Prosentase Bahan Kebijakan umum Persen 80 85 90 90 IKU Sekretariat Daerah
pembinaan, Pemahaman, Pengamalan
keagamaan
102 Jumlah usulan Daerah Otonomi Baru untuk Daerah 2 1 1 1 IKU Sekretariat Daerah
Pemerataan Pembangunan
Target Kondisi
Aspek/Indikator Kinerja Pembangunan Kinerja pada
No. Satuan Keterangan
Daerah 2021 2022 2023 akhir periode
RPJMD
1 2 3 8 9 10 11 12
103 Tingkat efektivitas kerjasama Daerah (%) persen 80 85 85 85 IKU Sekretariat Daerah
104 Skoring LPPD Provinsi di Tingkat Nasional Skore/ nilai 3.809 3.909 4.009 4.009 IKU Sekretariat Daerah
105 Meningkatnya Efektivitas Tata Kelola Jumlah Fasilitasi Administrasi 90 90 90 90 IKU Sekretariat Daerah
Pemerintahan Daerah Bidang Pemerintahan Pemerintahan Umum dibagi
jumlah Permohonan Fasilitasi
Administrasi Pemerintahan
Umum x 100%
106 Persentase Bahan Kebijakan Umum Lingkup Persen 80 85 90 90 IKU Sekretariat Daerah
Kesejahteraan Rakyat yang ditindaklanjuti
107 Presentase penataan peraturan perundang- persen 80 100 100 100 IKU Sekretariat Daerah
undangan dan pemenuhan HAM
108 Persentase penyelenggaraan kebijakan Persen 100 100 100 100 IKU Sekretariat Daerah
perekonomian dan pembangunan
109 Indeks tata kelola pengadaan barang/jasa Nilai Indeks 70 75 80 80 IKU Sekretariat Daerah
pemerintah
110 Nilai Penataan dan Penguatan Organisasi Nilai 3.94 4.06 4.18 4.18 IKU Sekretariat Daerah
111 Nilai Manajemen Perubahan Nilai 3.45 3.55 3.65 3.65 IKU Sekretariat Daerah
112 Kategori akuntabilitas kinerja instansi Kategori A A A A IKU Sekretariat Daerah
Pemerintah (AKIP) Provinsi Jawa Barat
113 Nilai Penataan Tatalaksana Nilai 3.20 3.30 3.40 3.4 IKU Sekretariat Daerah
114 Nilai Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Nilai 4.06 4.18 4.3 4.3 IKU Sekretariat Daerah
115 Persentase penyelenggaraan fungsi Biro Persen 93 94 95 95 IKU Sekretariat Daerah
Organisasi secara efektif
116 Indek Kepuasan Layanan Intenal Setda Kualifikasi Baik Baik Baik Baik IKU Sekretariat Daerah
117 Kualifikasi layanan internal Setda Kualifikasi B B B B IKU Sekretariat Daerah
118 Tingkat dukungan dan fasilitasi Persen 100 100 100 100 IKU Sekretariat DPRD
119 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap Nilai 7 7.5 8 8 IKU Badan Penghubung
pelayanan Banhub
120 Tingkat konsistensi perencanaan Persen 90 95 100 28 IKU Badan Perencanaan
pembangunan Jawa Barat Pembangunan Daerah
121 Nilai komponen Perencanaan Kinerja pada Persen 80 81 82 82 IKU Badan Perencanaan
Penilaian SAKIP Provinsi Pembangunan Daerah
122 Opini BPK terhadap laporan keuangan Opini WTP WTP WTP WTP IKU Badan Pengelolaan
Pemerintah Daerah Keuangan dan Aset
Daerah
Target Kondisi
Aspek/Indikator Kinerja Pembangunan Kinerja pada
No. Satuan Keterangan
Daerah 2021 2022 2023 akhir periode
RPJMD
1 2 3 8 9 10 11 12
123 Indeks Sistem Merit Poin 339 349 359 359 IKU Badan Kepegawaian
Daerah
124 Persentase ASN yang memiliki sertifikat Persen 80 85 90 90 IKU Badan
kompetensi dan STTPL Pengembangan
Sumberdaya Manusia
125 Kualifikasi Layanan Intenal Badan Kualifikasi Baik Baik Baik Baik IKU Badan
Pengembangan Sumberdaya Manusia Pengembangan
Sumberdaya Manusia
126 Persentase hasil kelitbangan yang dapat Persen 70.8 72.0 74.1 74.1 IKU Badan Penelitian
dimanfaatkan dan Pengembangan
Daerah
127 Persentase Pemerintah Daerah Kabupaten/ Persen 100 100 100 100 IKU Inspektorat
Kota yang nilai EPPD masuk kategori Sangat
Tinggi (ST)
128 Jumlah Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Kab/Kota 15 20 25 25 IKU Inspektorat
yang nilai SAKIP-nya adalah ≥ BB
129 Jumlah Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Pemerintah Daerah 27 27 27 27 IKU Inspektorat
dengan opini atas LKPD adalah WTP
130 Tingkat maturitas implementasi Sistem Persen 3 3 4 4 IKU Inspektorat
Pengendalian Intern
131 Tingkat Kapabilitas APIP Persen 3 3 4 4 IKU Inspektorat
132 Indeks Ketahanan Daerah Point 0.55 0.62 0.65 0.65 IKU Badan
Penanggulangan
Bencana Daerah
133 Tingkat Bina Kesatuan Bangsa Persen 100 100 100 100 IKU Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik
134 Tingkat Bina Demokratisasi Persen 100 100 100 100 IKU Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik
Target Kondisi
Aspek/Indikator Kinerja Pembangunan Kinerja pada
No. Satuan Keterangan
Daerah 2021 2022 2023 akhir periode
RPJMD
1 2 3 8 9 10 11 12
5 Indeks Ketentraman dan Ketertiban Indeks 72-74 74-75 75-80 75-80 IKU Pemerintah Daerah
6 Konsumsi listrik per kapita Kwh/kapita 1.000-1.050 1.050-1.100 1.100-1.150 1.100-1.150 IKU Pemerintah Daerah
7 Tingkat Konektivitas Antar Wilayah Persen 42-44 46-48 50-52 50-52 IKU Pemerintah Daerah
8 Indeks Desa Membangun Indeks 0,69-0,70 0,70-0,71 0,71-0,72 0,71-0,72 IKU Pemerintah Daerah
9 Usulan pembentukan Daerah persiapan Usulan 1-2 1-2 1-2 1-2 IKU Pemerintah Daerah
otonomi baru
10 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Indeks 60,17-60,23 60,38-60,44 60,60-60,66 60,60-60,66 IKU Pemerintah Daerah
11 Tingkat Upaya Penurunan Emisi Gas Rumah Persen 5,57-5,87 6,81-7,11 7,42-7,72 7,42-7,72 IKU Pemerintah Daerah
Kaca
12 Indeks Penggunaan Air Indeks 1,1922- 1,1912- 1,1902- 1,1902-1,1900 IKU Pemerintah Daerah
1,1920 1,1910 1,1900
13 Indeks Risiko Bencana (IRB) Indeks 149,46-149 149-147 147-144 147-144 IKU Pemerintah Daerah
14 Nilai Tukar Petani (NTP) Poin 101-102 102-104,4 103-106,14 103-106,14 IKU Pemerintah Daerah
15 Indeks Reformasi Birokrasi Kategori BB A A A IKU Pemerintah Daerah
(78,01-80) (80,01-82) (82,01-84) (82,01-84)
16 Tingkat efektivitas kerjasama Daerah Persen 56-58 58-62 62-68 62-68 IKU Pemerintah Daerah
Sumber: Bappeda Provinsi Jawa Barat, Tahun 2020
Tabel 8.5
Penetapan Indikator Kinerja Daerah
Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Tingkat Hasil/Outcome
Provinsi Jawa Barat Tahun 2019
2019
No. Aspek/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Satuan Perangkat Daerah
Target Realisasi
1 2 3 4 5 6
I. ASPEK PELAYANAN UMUM
Urusan Pemerintahan Wajib terkait Pelayanan Dasar
1 Pendidikan
1 APK SMA/SMK Sederajat Persen 85 78,04 Dinas Pendidikan
2 APM SMA/SMK Sederajat Persen 65 57,42 Dinas Pendidikan
3 SMA/SMK Sederajat Akreditasi A Persen 10 36,55 Dinas Pendidikan
4 Sekolah SLB Terakreditasi A Sekolah 5 16 Dinas Pendidikan
5 SLB yang memenuhi standar sarana dan prasarana Persen 20 16 Dinas Pendidikan
6 Nilai Rerata Uji Kompetensi GTK SMA/MA/SMK/SLB - 75,51 58,97 Dinas Pendidikan
7 Kualifiaksi S2 Guru SMA Persen 10 12,52 Dinas Pendidikan
8 Kualifiaksi S2 Guru SMK Persen 10 6,08 Dinas Pendidikan
9 Kualifikasi S2 Guru SLB Persen 5 4,21 Dinas Pendidikan
10 Siswa Penerima Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SD/SMP/SMA/ SMK/SLB Negeri Swasta Siswa 8.050.838 31.481.356 Dinas Pendidikan
2 Kesehatan
1 Persentase penduduk yang menggunakan air minum yang berkualitas Persen 61,5 77,84 Dinas Kesehatan
2 Persentase penduduk menggunakan jamban sehat Persen 56 72,39 Dinas Kesehatan
3 Ratio kematian ibu Persen 86 78,3 Dinas Kesehatan
4 Ratio kematian bayi Persen 5,9 3,28 Dinas Kesehatan
5 Persentase penduduk dengan jaminan kesehatan Persen 85 84,46 Dinas Kesehatan
6 Persentase Keberhasilan Pengobatan TB (treatment Succes Rate) Persen 89 81,8 Dinas Kesehatan
7 Persentase Desa/Kelurahan yang mencapai UCI >90% Persen 94 89 Dinas Kesehatan
8 Prevalensi Hipertensi Persen 28,55 39,6 Dinas Kesehatan
9 Persentasi penduduk yang mengalami gangguan jiwa berat yang mendapatkan pelayanan kesehatan Persen 44,1 74 Dinas Kesehatan
3 Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Dinas Bina Marga dan
1 Tingkat Kemantapan Jalan Persen 91,48 91,9
Penataan Ruang
Dinas Bina Marga dan
2 Presentase aksesibilitas menuju kawasan potensial dan pusat-pusat kegiatan Persen 2,49 1,35
Penataan Ruang
Dinas Bina Marga dan
3 Penambahan SDM Jasa Konstruksi yang bersertifikat Orang 100 449
Penataan Ruang
2019
No. Aspek/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Satuan Perangkat Daerah
Target Realisasi
1 2 3 4 5 6
Dinas Bina Marga dan
4 Persentase Ketersediaan Rencana Rinci Persen 20 46
Penataan Ruang
Dinas Bina Marga dan
5 Persentase Ketersediaan Rencana Rinci Persen 20 46
Penataan Ruang
Dinas Bina Marga dan
6 Persentase penyelenggaraan pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang Persen 100 72,1
Penataan Ruang
7 Persentase Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Air Persen 0,5 0,5 Dinas Sumber Daya Air
8 Tingkat Pelayanan Rekomendasi Perijinan Sumber Daya Air Persen 60 60 Dinas Sumber Daya Air
9 Indeks kinerja sistem irigasi Persen 52 52,2 Dinas Sumber Daya Air
10 Cakupan layanan D.I. Tambak Ha 0 0 Dinas Sumber Daya Air
11 Tingkat Pengurangan Titik Terdampak Banjir dan Kekeringan Persen 5 5 Dinas Sumber Daya Air
12 Tingkat Implementasi Penerapan Rekomendasi Kebijakan yang Dihasilkan Kelembagaan SDA Persen 60 60 Dinas Sumber Daya Air
13 Tingkat Penyediaan Sistem Informasi SDA yang dapat diakses Masyarakat Persen 45 45 Dinas Sumber Daya Air
4 Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Dinas Permukiman dan
1 Cakupan Pelayanan Air Minum Persen 78 78,78
Perumahan
Dinas Permukiman dan
2 Cakupan Pelayanan Air Limbah Domestik Persen 69 72,44
Perumahan
Dinas Permukiman dan
3 Cakupan Pelayanan Penanganan Persampahan Persen 69,24 69,01
Perumahan
Pengurangan luasan Genangan di Permukiman (Menurunkan jumlah kawasan dengan genangan lebih Dinas Permukiman dan
4 Persen 95 29,2
dari 30 cm selama 2 jam) Perumahan
Dinas Permukiman dan
5 Peningkatan Kualitas Rumah Layak Huni (Cakupan Ketersediaan Rumah Layak Huni) Persen 98,46 98,72
Perumahan
Persentase Luas Kawasan Permukiman Kumuh (Persentase Pengurangan Luas Kawasan Permukiman Dinas Permukiman dan
6 Persen 74,76 48,24
Kumuh) Perumahan
Dinas Permukiman dan
7 Penanganan Hunian Rumah untuk Pendukungan Pelaksanaan Program Pemerintah dan Pasca Bencana Persen 100 100
Perumahan
5 Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Pelindungan Masyarakat
1 Jumlah penanganan kasus pelanggaran Perda dan Perkada Kasus 150 166 Satuan Polisi Pamong Praja
2 Jumlah pemeliharaan dan penanganan gangguan ketentraman dan ketertiban umum Kali 800 509 Satuan Polisi Pamong Praja
3 Jumlah kesiapsiagaan penanganan bencana oleh Satlinmas Kali 100 27 Satuan Polisi Pamong Praja
4 Jumlah peningkatan kapasitas anggota Satlinmas di Jawa Barat Orang 756 216 Satuan Polisi Pamong Praja
5 Jumlah Pol PP dan PPNS yang terdidik dan berkompeten Orang 520 520 Satuan Polisi Pamong Praja
6 Tingkat Kesesuaian Pelaporan Kinerja Dan Keuangan Satuan Polisi Pamong Praja Persen 100 100 Satuan Polisi Pamong Praja
Badan Penanggulangan
7 Tingkat Pengarusutamaan Pengurangan Risiko Bencana di Sektor Pembangunan Persen 80 85
Bencana Daerah
2019
No. Aspek/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Satuan Perangkat Daerah
Target Realisasi
1 2 3 4 5 6
Badan Penanggulangan
8 Tingkat Pengurangan Korban Jiwa Akibat Bencana Alam Persen 75 80
Bencana Daerah
Badan Penanggulangan
9 Tingkat Kesiapsiagaan Terhadap Bencana Kab/Kota 27 27
Bencana Daerah
Badan Penanggulangan
10 Tingkat Penanganan Keadaan Darurat Bencana Persen 90 90
Bencana Daerah
Badan Penanggulangan
11 Tingkat Pemulihan Pasca Bencana Persen 95 80
Bencana Daerah
Badan Penanggulangan
12 Tingkat Ketersediaan Sarana dan Prasarana Penanggulangan Bencana Persen 75 78
Bencana Daerah
6 Sosial
1 Persentase PMKS yang pulih dan berkembang keberfungsian sosialnya Persen 2,61 72,44 Dinas Sosial
Persentase keluarga miskin dan rentan yang meningkat kemandiriannya dalam mengakses layanan
2 Persen 1 53,81 Dinas Sosial
kebutuhan dasar
3 Persentase korban bencana dan kelompok rentan yang meningkat kemampuan bertahan hidupnya Persen 100 6,42 Dinas Sosial
4 Persentase PSKS perorangan yang berperan aktif dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial Persen 8,85 45,49 Dinas Sosial
5 Persentase PSKS kelembagaan yang berperan aktif dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial Persen 7,92 1,96 Dinas Sosial
Persentase sumber dana bantuan social yang dimanfaatkan untuk penyelenggaraan kesejahteraan
6 Persen 44 0,85 Dinas Sosial
sosial
Persentase peningkatan pihak yang berperan aktif dalam pelestarian nilai-nilai kepahlawanan,
7 Persen 1 0,59 Dinas Sosial
keperintisan, kesetiakawanan dan restorasi sosial
8 Persentase warga KAT yang meningkat kualitas hidupnya Persen 45,55 17,28 Dinas Sosial
9 Persentase keluarga miskin dan kelompok rentan yang meningkat produktivitas sosial ekonominya Persen 1 53,81 Dinas Sosial
Urusan Pemerintahan Wajib Tidak Terkait Pelayanan Dasar
1 Tenaga Kerja
Dinas Tenaga Kerja dan
1 Persentase tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi Persen 57 0,11
Transmigrasi
Dinas Tenaga Kerja dan
2 Jumlah Tenaga Kerja yang Tersertifikasi Orang 500 400
Transmigrasi
Dinas Tenaga Kerja dan
3 Jumlah tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan Orang 1000 830
Transmigrasi
Dinas Tenaga Kerja dan
4 Besaran kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB) Persen 50 31,07
Transmigrasi
Dinas Tenaga Kerja dan
5 Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek Persen 12 13,46
Transmigrasi
Dinas Tenaga Kerja dan
6 Besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan Persen 60 35,37
Transmigrasi
2019
No. Aspek/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Satuan Perangkat Daerah
Target Realisasi
1 2 3 4 5 6
Dinas Tenaga Kerja dan
7 Besaran Pemeriksaan Perusahaan Perusahaan 12.000 8.557
Transmigrasi
2 Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak
Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang mendapatkan Penanganan Pengaduan oleh
1 Persen 60 100 DP3AKB
Petugas terlatih di dalam Unit Pelayanan Terpadu
2 Persentase Kab/Kota mendapat Penghargaan KLA Tingkat Nasional Persen 70 85,18 DP3AKB
3 Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang mendapatkan Layanan Bantuan Hukum Persen 80 100 DP3AKB
3 Lingkungan Hidup
1 Indeks Kualitas Air Poin 42,47 42,73 Dinas Lingkungan Hidup
2 Indeks Kualitas Udara Poin 79,31 79,4 Dinas Lingkungan Hidup
3 Tingkat Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Bidang Pengelolaan Limbah Domestik Persen 0,62 0,78 Dinas Lingkungan Hidup
4 Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Dinas Kependudukan dan
1 Akurasi Data Kependudukan Persen 80 80,53
Pencatatan Sipil
Perangkat Dinas Kependudukan dan
2 Tingkat Pemanfaatan Data Kependudukan 12 16
Daerah Pencatatan Sipil
Dinas Kependudukan dan
3 Tertib Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan Persen 90 91,84
Pencatatan Sipil
5 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Dinas Pemberdayaan
1 Persentase Masyarakat Desa/Kelurahan yang Terlibat dalam Kegiatan TMMD, BSMSS, dan BBGRM Persen 80 100
Masyarakat dan Desa
Dinas Pemberdayaan
2 Persentase Lembaga Lembaga Budaya dan Keswadayaan Masyarakat Persen 80 100
Masyarakat dan Desa
Dinas Pemberdayaan
3 Persentase Posyandu Mandiri Persen 100 27,06
Masyarakat dan Desa
Dinas Pemberdayaan
4 Identifikasi potensi kawasan perdesaan di perbatasan Kabupaten 5 6
Masyarakat dan Desa
Dinas Pemberdayaan
5 Jumlah kerjasama pengembangan potensi kawasan perdesaan di perbatasan Kabupaten 5 2 provinsi
Masyarakat dan Desa
Dinas Pemberdayaan
6 Jumlah desa yang sudah menerapkan SISKEUDES Desa 60 90
Masyarakat dan Desa
Dinas Pemberdayaan
7 Prosentase anggaran APB-Desa diatas 30% untuk pembangunan infrastruktur perdesaan Persen 40 100
Masyarakat dan Desa
Dinas Pemberdayaan
8 Jumlah desa yang sudah memiliki rencana tata ruang wilayah desa Dokumen 40 40
Masyarakat dan Desa
Dinas Pemberdayaan
9 Persentase Kader Terlatih dalam Kelembagaan Desa Persen 50 73,26
Masyarakat dan Desa
2019
No. Aspek/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Satuan Perangkat Daerah
Target Realisasi
1 2 3 4 5 6
Dinas Pemberdayaan
10 Jumlah dan jenis Teknologi Tepat Guna (TTG) di Jawa Barat Buah 25 27
Masyarakat dan Desa
Dinas Pemberdayaan
11 Persentase Pelibatan Masyarakat dalam Perencanaan Pembangunan Persen 70 70
Masyarakat dan Desa
Dinas Pemberdayaan
12 Persentase Kerjasama Pengembangan Kapasitas Produksi Desa, dan Akses Pemasaran Potensi Desa Persen 30 30
Masyarakat dan Desa
Dinas Pemberdayaan
13 Persentase Kader Terlatih dalam Kelembagaan Desa Persen 50 79,74
Masyarakat dan Desa
6 Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
1 Menurunnya jumlah keluarga Pra sejahtera Keluarga 1.083.117 1.157.346 DP3AKB
2 Cakupan Peserta KB Aktif Persen 73 100 DP3AKB
3 Cakupan KB Pria Persen 2,5 100 DP3AKB
4 Persentase Pasangan Usia Subur yang Istrinya di Bawah Usia 20 Tahun Persen 75 59,52 DP3AKB
7 Komunikasi dan Informatika
Dinas Komunikasi dan
1 Indeks Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Poin 2,5 3,12
Informatika
Dinas Komunikasi dan
2 Persentase Penyelesaian Sengketa Informasi di Daerah Persen 80 93
Informatika
8 Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah
1 Pertumbuhan Koperasi Berkualitas Persen 20 29,84 Dinas KUK
2 Pertumbuhan Akses Modal KUK Persen 20 24,61 Dinas KUK
3 Pertumbuhan Jumlah Rasio Wirausaha Persen 1,5 1,5 Dinas KUK
9 Penanaman Modal
1 Jumlah Nilai Investasi PMA-PMDN Trilyun Rupiah 108,5 137,5 Dinas PMPTSP
2 Indeks Kepuasan Masyarakat (Pelayanan Perijinan) Poin 79 81,62 Dinas PMPTSP
10 Kepemudaan dan Olah Raga
1 Jumlah pemuda berprestasi Nasional. (Pemuda pelopor, PPAN, Paskibraka, KPN) Orang 17 19 Dinas Pemuda dan Olahraga
2 Persentase Pemuda yang Berwirausaha atas Pembinaan Kewirausahaan Persen 10 10 Dinas Pemuda dan Olahraga
3 Persentase Pembinaan Organisasi Kepemudaan yang Terdata Persen 20 15 Dinas Pemuda dan Olahraga
4 Prestasi Marching Band di Tingkat Nasional Peringkat 1 1 Dinas Pemuda dan Olahraga
5 Jumlah Penerima Penghargaan Kepemudaan dan Kepramukaan Kategori 5 5 Dinas Pemuda dan Olahraga
6 Jumlah Event Kepemudaan Tingkat Jawa Barat Event 2 2 Dinas Pemuda dan Olahraga
7 Jumlah Sarana dan Prasarana Kepemudaan di Kabupaten/Kota yang Tersedia Kab./Kota 5 0 Dinas Pemuda dan Olahraga
8 Jumlah Masyarakat yang Berpartisipasi dalam Olahraga Orang 10.137 39.367 Dinas Pemuda dan Olahraga
9 Persentase Kecamatan Penempatan Sarjana Pendamping, Penggerak, Pembangunan Olahraga (SP3OR) Persen 17,28 17,28 Dinas Pemuda dan Olahraga
10 Persentase Tenaga Olahraga Tradisional, Layanan Khusus dan Rekreasi yang dibina yang bersertifikat Persen 10 8,4 Dinas Pemuda dan Olahraga
11 Jumlah event olahraga Tradisional, Layanan khusus dan Rekreasi yang diselenggarakan dan diikuti Event 9 9 Dinas Pemuda dan Olahraga
2019
No. Aspek/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Satuan Perangkat Daerah
Target Realisasi
1 2 3 4 5 6
12 Jumlah Penerima Penghargaan Insan Olahraga Berprestasi/Berjasa Orang 1.160 342 Dinas Pemuda dan Olahraga
13 Persentase medali emas yang diperoleh dalam Event Nasional:
a. POPNAS Persen 20 17 Dinas Pemuda dan Olahraga
b. POPWILNAS Persen 0 0 Dinas Pemuda dan Olahraga
c. PEPARPENAS Persen 12 7,82 Dinas Pemuda dan Olahraga
14 Persentase Sertifikat Lanjutan bagi Tenaga Olahraga Prestasi yang dibina Persen 10 12,8 Dinas Pemuda dan Olahraga
15 Persentase Pembangunan Kawasan SPOrT Jabar Arcamanik Persen 90 0 Dinas Pemuda dan Olahraga
16 Jumlah Event Olahraga yang Mendukung Prestasi Olahraga Jawa Barat Event 7 7 Dinas Pemuda dan Olahraga
17 Jumlah Sarana dan Prasarana keolahragaan di Kabupaten/Kota yang tersedia Kab./Kota 5 12 Dinas Pemuda dan Olahraga
11 Kebudayaan
Pelestarian Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah (Jumlah Pembinaan Pelestarian Bahasa, Sastra, dan Dinas Pariwisata dan
1 Pembinaan 3 16
Aksara Daerah) Kebudayaan
Pelestarian Cagar Budaya, Nilai Budaya, Sejarah dan Permuseuman (Jumlah Pembinaan Pelestarian Dinas Pariwisata dan
2 Pembinaan 3 30
Cagar Budaya, Nilai Budaya, Sejarah dan Permuseuman) Kebudayaan
Usulan/
Dinas Pariwisata dan
3 Pengusulan HKI Rekomendasi Per 1 1
Kebudayaan
Tahun
Dinas Pariwisata dan
4 Pelestarian Seni Tradisi (Jumlah Pembinaan Pelestarian Seni Tradisi) Pembinaan 3 9
Kebudayaan
Dinas Pariwisata dan
5 Jumlah Event/Festival/Pasanggiri/ Lomba/Sayembara Karya Seni Event Per Tahun 5 7
Kebudayaan
12 Kearsipan
Dinas Perpustakaan dan
1 Persentase arsip statis yang diselamatkan Persen 100 31
Kearsipan
Urusan Pemerintahan Pilihan
1 Kelautan dan Perikanan
Dinas Kelautan dan
1 Produksi Perikanan Tangkap Ton 244.000,00 249.754,40
Perikanan
Dinas Kelautan dan
2 Produksi Perikanan Budidaya Ton 1.200.000,00 1.269.657,38
Perikanan
Peningkatan produksi perikanan yang memenuhi standar jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan Dinas Kelautan dan
3 Persen 91 99
pangan Perikanan
Dinas Kelautan dan
4 Konsumsi Ikan Jawa Barat Kg/Kap/Tahun 29,1 30,54
Perikanan
Dinas Kelautan dan
5 Peningkatan Penanganan pelanggaran kelautan dan perikanan secara akuntabel Persen 75 78,57
Perikanan
Dinas Kelautan dan
6 Jumlah Kawasan Konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil yang dikelola Kawasan 1 2
Perikanan
2019
No. Aspek/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Satuan Perangkat Daerah
Target Realisasi
1 2 3 4 5 6
Dinas Kelautan dan
7 Jumlah Benih Ikan yang ditebar di Perairan Daratan Ekor 60.000.000 29.060.500
Perikanan
Dinas Kelautan dan
8 Jumlah Plasma Nutfah yang dilestarikan Jenis 4 5
Perikanan
Dinas Kelautan dan
9 Produksi garam Ton 245.978,00 445.727,60
Perikanan
2 Pariwisata
Dinas Pariwisata dan
1 Jumlah Event Pariwisata Event Per Tahun 3 3
Kebudayaan
Dinas Pariwisata dan
2 Jumlah Event Promosi Pariwisata Event Per Tahun 5 5
Kebudayaan
Dinas Pariwisata dan
3 Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Jawa Barat Orang Per Tahun 6.030.682 6.030.682
Kebudayaan
Dinas Pariwisata dan
4 Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusatntara ke Jawa Barat Orang Per Tahun 72.169.325 72.169.325
Kebudayaan
3 Pertanian
1 Produksi Komoditas Peternakan:
Dinas Ketahanan Pangan dan
a Daging Ton 1.043.467 1065014**
Peternakan
Dinas Ketahanan Pangan dan
b.Telur Ton 243.517 262989**
Peternakan
Dinas Ketahanan Pangan dan
c.Susu Ton 326.698 351885**
Peternakan
Dinas Ketahanan Pangan dan
2 Jumlah Sertifikasi Jaminan Mutu Pelaku Usaha Produk Peternakan Unit 480 502
Peternakan
3 Peningkatan mutu produk peternakan
Dinas Ketahanan Pangan dan
a. Daging Persen 60 84,79
Peternakan
Dinas Ketahanan Pangan dan
b.Telur Persen 81 41,78
Peternakan
Dinas Ketahanan Pangan dan
c.Susu Persen 81 48,68
Peternakan
Dinas Ketahanan Pangan dan
4 Bobot Kinerja Pengendalian PHMS di Jawa Barat Poin 76 80
Peternakan
Dinas Tanaman Pangan dan
5 Peningkatan Produksi Tanaman Pangan Persen 2,5 -7,13
Hortikultura
Dinas Tanaman Pangan dan
6 Peningkatan Produksi Tanaman Hortikultura Persen 1,5 3,96
Hortikultura
2019
No. Aspek/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Satuan Perangkat Daerah
Target Realisasi
1 2 3 4 5 6
Dinas Tanaman Pangan dan
7 Peningkatan Sumber Daya Manusia dan Kapasitas Kelembagaan Penyuluhan Persen 2,5 1,52
Hortikultura
8 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Rata-rata Komoditas Perkebunan Persen 2,6 4,71 Dinas Perkebunan
9 Peningkatan ketersediaan benih unggul komoditas perkebunan Persen 2,6 2,7 Dinas Perkebunan
10 peningkatan benih tanaman perkebunan tersertifikasi Persen 2,6 2,7 Dinas Perkebunan
11 Peningkatan Kemantapan Kelembagaan Persen 2,6 2,75 Dinas Perkebunan
12 Optimalisasi Lahan Perkebunan Ha ≥484.234 485.529 Dinas Perkebunan
13 Penurunan intensitas serangan OPT Perkebunan Persen -1 -1,2 Dinas Perkebunan
14 Peningkatan Penerapan Jaminan Mutu Persen 10 10,81 Dinas Perkebunan
4 Kehutanan
1 Peningkatan Produksi Hasil Hutan Persen 1 108,15 Dinas Kehutanan
2 Peningkatan Jasa Wisata Alam Persen 8 -5,75 Dinas Kehutanan
3 Bertambahnya Unit Manajemen Hutan Rakyat Persen 20 0 Dinas Kehutanan
4 Persentase Tutupan Hutan Persen 33,06 33,67 Dinas Kehutanan
5 Jumlah Penangkar Tumbuhan dan Satwa Liar yang tidak dilindungi yang memiliki izin Persen 20 418,18 Dinas Kehutanan
6 Penurunan Gangguan Keamanan Hutan Persen 2 2 Dinas Kehutanan
7 Jumlah Kawasan Ekosistem Esensial yang ditetapkan Persen 10 0 Dinas Kehutanan
8 Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Sektor Kehutanan (Jumlah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca) Persen 9,05 2.650.477 Dinas Kehutanan
9 Peningkatan Kompetensi Penyuluh Persen 100 100 Dinas Kehutanan
5 Energi dan Sumber Daya Mineral
1 Persentase Usaha Pertambangan yang Tertib Administrasi dan Teknis Persen 34,53 40,87 Dinas ESDM
2 Persentase Peningkatan Muka Air Tanah Persen 5 5,22 Dinas ESDM
3 Konsumsi Listrik Per Kapita Kwh 1.376 1302 Dinas ESDM
4 Jumlah Instalasi Tenaga Listrik yang Laik Operasi Unit 600 916 Dinas ESDM
5 Tingkat Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Bidang Energi Persen 0,36 3,81 Dinas ESDM
6 Perdagangan
Dinas Perindustrian dan
1 Indeks Keberdayaan Konsumen Poin 37 37
Perdagangan
Jumlah Dinas Perindustrian dan
2 Jumlah Pengujian Mutu Barang 160 408
Pengujian Perdagangan
Dinas Perindustrian dan
3 Pengawasan Barang Beredar dan Jasa SNI Wajib 20 16
Perdagangan
Dinas Perindustrian dan
4 Kontribusi Perdagangan Terhadap PDRB Persen 22 15,23
Perdagangan
Dinas Perindustrian dan
5 IHK (Indeks Harga Konsumen) bahan makanan Poin 150 4,18
Perdagangan
2019
No. Aspek/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Satuan Perangkat Daerah
Target Realisasi
1 2 3 4 5 6
Dinas Perindustrian dan
6 Volume Ekspor Ribu Ton 7.500,00 7.393,30
Perdagangan
Dinas Perindustrian dan
7 Nilai Ekspor Juta USD 30.000,00 29.709,05
Perdagangan
7 Perindustrian
Dinas Perindustrian dan
1 PDRB sektor industri non-migas Rp. Triliun 821,95 884,12
Perdagangan
Dinas Perindustrian dan
2 Jumlah Unit usaha Industri Unit Usaha 211.000 214.287
Perdagangan
Dinas Perindustrian dan
3 PMA sektor Industri Rp. Triliun 16,7 -50,69
Perdagangan
Dinas Perindustrian dan
4 PMDN sektor industri Rp. Triliun 4,8 -54,59
Perdagangan
8 Transmigrasi
Dinas Tenaga Kerja dan
1 Jumlah Perjanjian Kerjasama Perjanjian 15 13
Transmigrasi
Penunjang Urusan Pemerintahan
1 Perencanaan
1 Tingkat Partisipasi Publik dalam proses Perencanaan Pembangunan Daerah Persen 30 35 Bappeda
2 Tingkat Kesesuaian Perencanaan Provinsi, Pusat dan Kabupaten/Kota Persen 80 85 Bappeda
3 Tingkat Kesesuaian Perencanaan Pembangunan Daerah Persen 100 100 Bappeda
4 Tingkat Ketersediaan Data dan Informsi Perencanaan Pembangunan Daerah Persen 100 100 Bappeda
2 Keuangan
1 Jumlah penetapan petunjuk pelaksanaan di bidang pengelolaan keuangan daerah Buah 3 3 BPKAD
2 Tingkat Akuntabilitas Penggunaan Anggaran Persen 100 100 BPKAD
3 Persentase aset yang diamankan secara fisik dan legal Persen 40 40 BPKAD
4 Tingkat pemanfaatan dan pendayagunaan asset daerah. Persen 85 85 BPKAD
5 Pendapatan Asli Daerah (PAD) Persen 56,52 58,95 Bapenda
6 Dana Perimbangan Persen 43,16 40,83 Bapenda
7 Pendapatan lain-lain yang sah Persen 0,31 0,22 Bapenda
8 Indeks Kepuasan Masyarakat (Pelayanan Pendapatan Daerah) Skor 82,3 84,6 Bapenda
3 Kepegawaian
1 Persentase pegawai yang mencapai SKP diatas 76%; Persen 80 87,89 Badan Kepegawaian Daerah
2 Persentase Pelanggaran Disiplin Persen 2 0,05 Badan Kepegawaian Daerah
3 Jumlah PNS yang Melanjutkan Pendidikan Formal Orang 200 237 Badan Kepegawaian Daerah
4 Tingkat Kesejahteraan Pegawai Pemerintah Provinsi Jawa Barat Persen 100 80 Badan Kepegawaian Daerah
4 Pendidikan dan Pelatihan
2019
No. Aspek/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Satuan Perangkat Daerah
Target Realisasi
1 2 3 4 5 6
1 Jumlah ASN yang terfasilitasi uji keahlian (kompetensi) Orang 220 5.122 BPSDM
2 Jumlah ASN/Pejabat Negara yang terfasilitasi pengembangan kompetensi Orang 720 862 BPSDM
5 Penelitian dan Penegmbangan
Badan Penelitian dan
1 Jumlah Rekomendasi Kebijakan Berbasis IPTEK Jumlah 5 4
Pengembangan Daerah
Badan Penelitian dan
2 Jumlah Hasil Penelitian yang Diterapkan dalam Pembangunan Jawa Barat Jumlah 10 10
Pengembangan Daerah
Badan Penelitian dan
3 Jumlah Karya IPTEK yang Didaftarkan untuk mendapat Kekayaan Intelektual (KI) Jumlah 60 20
Pengembangan Daerah
Badan Penelitian dan
4 Jumlah Inovasi yang Ditindaklanjuti menjadi SIDa Jumlah 15 15
Pengembangan Daerah
Fungsi Lainnya
1 Sekretariat Daerah
1 Persentase Fasilitasi Pengangkatan dan Pemberhentian antar waktu DPRD Prov, DPRD Kab/Kota Persen 95 95 Sekretariat Daerah
2 Persentase Fasilitasi pengangkatan Kepala Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota Persen 95 95 Sekretariat Daerah
Persentase Penggunaan Aplikasi Pengadaan Barang dan Jasa Mulai Dari Perencanaan, Proses
3 Persen 100 100 Sekretariat Daerah
Pengadaan sampai dengan Monev/Pelaporan
4 Persentase harmonisasi dan sinkronisasi terhadap rancangan prodak hukum daerah Persen 80 96,56 Sekretariat Daerah
5 Kerja sama antar daerah Buah 10 10 Sekretariat Daerah
6 Kerja sama dengan pihak ketiga Buah 15 15 Sekretariat Daerah
7 Kerja sama luar negeri Buah 3 6 Sekretariat Daerah
8 Persentase Hasil Koordinasi dan Fasilitasi Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Persen 80 80 Sekretariat Daerah
9 Persentase Fasilitasi Pengangkatan dan Pemberhentian antar waktu DPRD Prov, DPRD Kab/Kota Persen 95 95 Sekretariat Daerah
10 Prosentasi Fasilitasi pengangkatan Kepala Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota Persen 95 95 Sekretariat Daerah
Jumlah Keputusan Gubernur tentang Penetapan Lokasi Pengadaan Tanah bagi pembangunan untuk
11 Dokumen 9 9 Sekretariat Daerah
kepentingan umum
12 Jumlah Dokumen fasilitasi administrasi kependudukan dan Pemerintahan Desa Dokumen 15 15 Sekretariat Daerah
13 Jumlah Forum Komunikasi dengan insan pers dan media massa Forum 4 4 Sekretariat Daerah
2 Sekretariat DPRD
1 Tingkat kinerja DPRD Persen 100 71,09 Sekretariat DPRD
2 Tingkat dukungan dan fasilitasi DPRD Persen 100 68,64 Sekretariat DPRD
3 Penghubung
1 Jumlah Promosi Potensi Pembangunan Jawa Barat Event 17 17 Badan Penghubung
2 Persentasi Pelayanan dan Informasi Potensi Pembangunan Daerah Jawa Barat yang Efektif dan Efisien Persen 100 100 Badan Penghubung
4 Pengawasan
2019
No. Aspek/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Satuan Perangkat Daerah
Target Realisasi
1 2 3 4 5 6
1 Nilai Hasil Evaluasi SAKIP Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat Peringkat A A Inspektorat
2 Opini BPK-RI terhadap LKPD Provinsi Jawa Barat Opini WTP WTP Inspektorat
3 Level Maturitas SPIP Pemeintah Daerah Provinsi Jawa Barat Level III III Inspektorat
4 Persentase Penyelasaian tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK-RI Persen 75 94 Inspektorat
5 Persentase Penyelesaian TLHP Hasil Pemeriksaan Inspektorat terhadap PD Provinsi Persen 90 83 Inspektorat
6 Persentase Nilai Indikator RAD-PPK Persen 100 100 Inspektorat
7 Persentase Penanganan Kasus Pengaduan Masyarakat Persen 75 101 Inspektorat
Sumber: Hasil proyeksi, diolah Bappeda Provinsi Jawa Barat Tahun 2020
Tabel 8.6
Penetapan Indikator Kinerja Dearth Terhadap Capaian Kinerja
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Tingkat Hasil/Outcome
Provinsi Jawa Barat Tahun 2020
Aspek/Bidang Urusan/
Perangkat Daerah
No. Indikator Kinerja Satuan Target 2020
Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah
1 2 3 4 5
III. ASPEK PELAYANAN UMUM
1 Pendidikan
1 Rasio Siswa Per-Sekolah SMA Rasio 429 Dinas Pendidikan
2 Rasio Siswa Per-Kelas SMA Rasio 28 Dinas Pendidikan
Persentase SMA dengan
3 Persen 63,27 Dinas Pendidikan
Akreditasi B
4 Angka Kelulusan SMA Persen 100 Dinas Pendidikan
5 Rasio Siswa Per-Sekolah SMK Persen 395 Dinas Pendidikan
6 Rasio Siswa Per-Kelas SMK Rasio 27 Dinas Pendidikan
Persentase SMK dengan
7 Persen 56,71 Dinas Pendidikan
Akreditasi B
8 Angka Kelulusan SMK Persen 100 Dinas Pendidikan
Persentase lulusan SMK
9 Persen 30 Dinas Pendidikan
tersertifikasi
10 Rasio siswa per sekolah SLB Rasio 63 Dinas Pendidikan
11 Rasio siswa per kelas SLB Rasio 7,69 Dinas Pendidikan
Persentase SLB terakreditasi
12 Persen 30,52 Dinas Pendidikan
minimal B
13 Angka Kelulusan SLB Persen 100 Dinas Pendidikan
Jumlah Siswa Pendidikan dan
14 Persen 6 Dinas Pendidikan
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
Persentase Guru yang memiliki
15 Persen 30 Dinas Pendidikan
sertifikat Pendidik
Persentase Kepala Sekolah yang
16 Persen 60 Dinas Pendidikan
Memiliki Sertifikat Kompetensi
Persentase Pengawas yang
17 Persen 100 Dinas Pendidikan
Memiliki Sertifikat Kompetensi
Persentase Siswa Penerima
Bantuan Operasioanl Sekolah
18 (BOS) Persen 100 Dinas Pendidikan
SD/SMP/SMA/SMK/SLB/Negeri
Swasta
Persentase Sekolah dan Siswa
19 SMA/SMK/SLB yang terlayani Persen 100 Dinas Pendidikan
dalam BOS
Persentase sekolah menengah
sederajat yang memanfaatkan
20 Persen 50 Dinas Pendidikan
fasilitasi digital di UPTD
Tikomdik
Rasio siswa per Sekolah
397 / 380 /
21 Menengah Sederajat di Cabang Rasio Dinas Pendidikan
81
Dinas Pendidikan Wilayah I
Rasio siswa per kelas Sekolah
22 Menengah Sederajat di Cabang Rasio 29 / 30 Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan Wilayah I
Persentase Sekolah Menengah
Sederajat terakreditasi minimal
23 Persen 63.74 / 60.14 Dinas Pendidikan
B di Cabang Dinas Pendidikan
Wilayah I
Angka Kelulusan Sekolah
24 Menengah Sederajat di Cabang Persen 100 Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan Wilayah I
Aspek/Bidang Urusan/
Perangkat Daerah
No. Indikator Kinerja Satuan Target 2020
Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah
1 2 3 4 5
Rasio siswa per Sekolah
358 / 338 /
25 Menengah Sederajat di Cabang Rasio Dinas Pendidikan
46
Dinas Pendidikan Wilayah II
Rasio siswa per kelas Sekolah
26 Menengah Sederajat di Cabang Rasio 25 / 25 Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan Wilayah II
Persentase Sekolah Menengah
Sederajat terakreditasi minimal
27 Persen 64.59 / 60.77 Dinas Pendidikan
B di Cabang Dinas Pendidikan
Wilayah II
Angka Kelulusan Sekolah
28 Menengah Sederajat di Cabang Persen 100 Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan Wilayah II
Rasio siswa per Sekolah
390 / 407 /
29 Menengah Sederajat di Cabang Rasio Dinas Pendidikan
72
Dinas Pendidikan Wilayah III
Rasio siswa per kelas Sekolah
30 Menengah Sederajat di Cabang Rasio 27 / 27 Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan Wilayah III
Persentase Sekolah Menengah
Sederajat terakreditasi minimal
31 Persen 62.96 / 55.93 Dinas Pendidikan
B di Cabang Dinas Pendidikan
Wilayah III
Angka Kelulusan Sekolah
32 Menengah Sederajat di Cabang Persen 100 Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan Wilayah III
Rasio siswa per Sekolah
509 / 432 /
33 Menengah Sederajat di Cabang Rasio Dinas Pendidikan
88
Dinas Pendidikan Wilayah IV
Rasio siswa per kelas Sekolah
34 Menengah Sederajat di Cabang Rasio 29 / 30 Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan Wilayah IV
Persentase Sekolah Menengah
Sederajat terakreditasi minimal
35 Persen 61.76 / 55.80 Dinas Pendidikan
B di Cabang Dinas Pendidikan
Wilayah IV
Angka Kelulusan Sekolah
36 Menengah Sederajat di Cabang Persen 100 Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan Wilayah IV
Rasio siswa per Sekolah
405 / 349 /
37 Menengah Sederajat di Cabang Rasio Dinas Pendidikan
57
Dinas Pendidikan Wilayah V
Rasio siswa per kelas Sekolah
38 Menengah Sederajat di Cabang Rasio 28 / 27 Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan Wilayah V
Persentase Sekolah Menengah
Sederajat terakreditasi minimal
39 Persen 62.23 / 56.34 Dinas Pendidikan
B di Cabang Dinas Pendidikan
Wilayah V
Angka Kelulusan Sekolah
40 Menengah Sederajat di Cabang Persen 100 Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan Wilayah V
Rasio siswa per Sekolah
385 / 354 /
41 Menengah Sederajat di Cabang Rasio Dinas Pendidikan
58
Dinas Pendidikan Wilayah VI
Rasio siswa per kelas Sekolah
42 Menengah Sederajat di Cabang Rasio 27 / 28 Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan Wilayah VI
Aspek/Bidang Urusan/
Perangkat Daerah
No. Indikator Kinerja Satuan Target 2020
Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah
1 2 3 4 5
Persentase Sekolah Menengah
Sederajat terakreditasi minimal
43 Persen 53.40 / 52.88 Dinas Pendidikan
B di Cabang Dinas Pendidikan
Wilayah VI
Angka Kelulusan Sekolah
44 Menengah Sederajat di Cabang Persen 100 Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan Wilayah VI
Rasio siswa per Sekolah
478 / 660 /
45 Menengah Sederajat di Cabang Rasio Dinas Pendidikan
55
Dinas Pendidikan Wilayah VII
Rasio siswa per kelas Sekolah
46 Menengah Sederajat di Cabang Rasio 29 / 28 Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan Wilayah VII
Persentase Sekolah Menengah
Sederajat terakreditasi minimal
47 Persen 62.07 / 61.67 Dinas Pendidikan
B di Cabang Dinas Pendidikan
Wilayah VII
Angka Kelulusan Sekolah
48 Menengah Sederajat di Cabang Persen 100 Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan Wilayah VII
Rasio siswa per Sekolah
562 / 381 /
49 Menengah Sederajat di Cabang Rasio Dinas Pendidikan
49
Dinas Pendidikan Wilayah VIII
Rasio siswa per kelas Sekolah
50 Menengah Sederajat di Cabang Rasio 31 / 27 Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan Wilayah VIII
Persentase Sekolah Menengah
Sederajat terakreditasi minimal
51 Persen 66.23 / 58.27 Dinas Pendidikan
B di Cabang Dinas Pendidikan
Wilayah VIII
Angka Kelulusan Sekolah
52 Menengah Sederajat di Cabang Persen 100 Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan Wilayah VIII
Rasio siswa per Sekolah
520 / 421 /
53 Menengah Sederajat di Cabang Rasio Dinas Pendidikan
62
Dinas Pendidikan Wilayah IX
Rasio siswa per kelas Sekolah
54 Menengah Sederajat di Cabang Rasio 28 / 27 Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan Wilayah IX
Persentase Sekolah Menengah
Sederajat terakreditasi minimal
55 Persen 64.10 / 52.14 Dinas Pendidikan
B di Cabang Dinas Pendidikan
Wilayah IX
Angka Kelulusan Sekolah
56 Menengah Sederajat di Cabang Persen 100 Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan Wilayah IX
Rasio siswa per Sekolah
498 / 493 /
57 Menengah Sederajat di Cabang Rasio Dinas Pendidikan
68
Dinas Pendidikan Wilayah X
Rasio siswa per kelas Sekolah
58 Menengah Sederajat di Cabang Rasio 28 / 28 Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan Wilayah X
Persentase Sekolah Menengah
Sederajat terakreditasi minimal
59 Persen 66.32 / 57.82 Dinas Pendidikan
B di Cabang Dinas Pendidikan
Wilayah X
Angka Kelulusan Sekolah
60 Menengah Sederajat di Cabang Persen 100 Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan Wilayah X
Aspek/Bidang Urusan/
Perangkat Daerah
No. Indikator Kinerja Satuan Target 2020
Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah
1 2 3 4 5
Rasio siswa per Sekolah
348 / 340 /
61 Menengah Sederajat di Cabang Rasio Dinas Pendidikan
53
Dinas Pendidikan Wilayah XI
Rasio siswa per kelas Sekolah
62 Menengah Sederajat di Cabang Rasio 30 / 29 Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan Wilayah XI
Persentase Sekolah Menengah
Sederajat terakreditasi minimal
63 Persen 57.97 / 48.46 Dinas Pendidikan
B di Cabang Dinas Pendidikan
Wilayah XI
Angka Kelulusan Sekolah
64 Menengah Sederajat di Cabang Persen 100 Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan Wilayah XI
Rasio siswa per Sekolah
431 / 364 /
65 Menengah Sederajat di Cabang Rasio Dinas Pendidikan
85
Dinas Pendidikan Wilayah XII
Rasio siswa per kelas Sekolah
66 Menengah Sederajat di Cabang Rasio 29 / 27 Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan Wilayah XII
Persentase Sekolah Menengah
Sederajat terakreditasi minimal
67 Persen 63.95 / 58.79 Dinas Pendidikan
B di Cabang Dinas Pendidikan
Wilayah XII
Angka Kelulusan Sekolah
68 Menengah Sederajat di Cabang Persen 100 Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan Wilayah XII
Rasio siswa per Sekolah
555 / 369 /
69 Menengah Sederajat di Cabang Rasio Dinas Pendidikan
61
Dinas Pendidikan Wilayah XIII
Rasio siswa per kelas Sekolah
70 Menengah Sederajat di Cabang Rasio 32 / 28 Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan Wilayah XIII
Persentase Sekolah Menengah
Sederajat terakreditasi minimal
71 Persen 57.17 / 55.80 Dinas Pendidikan
B di Cabang Dinas Pendidikan
Wilayah XIII
Angka Kelulusan Sekolah
72 Menengah Sederajat di Cabang Persen 100 Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan Wilayah XIII
2 Kesehatan
Jumlah Kabupaten/Kota
Dengan Persentase Persalinan Di
1 Jumlah 19 Dinas Kesehatan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Minimal 88%
Jumlah Kabupaten/Kota
Dengan Pemberian Tablet
2 Persen 19 Dinas Kesehatan
Tambah Darah Pada Bumil
Minimal 95%
Persentase Kabupaten/Kota
Dengan Rumah Tangga Yang
3 Persen 85 Dinas Kesehatan
Akses Terhadap Air Minum Yang
Berkualitas
Persentase Kabupaten/Kota
4 Dengan Rumah Tangga Yang Persen 80 Dinas Kesehatan
Akses Terhadap Jamban Sehat
Persentase Kabupaten/Kota
5 Persen 60 Dinas Kesehatan
Yang Puskesmas
Aspek/Bidang Urusan/
Perangkat Daerah
No. Indikator Kinerja Satuan Target 2020
Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah
1 2 3 4 5
Menyelenggarakan Kesehatan
Kerja Dasar
Persentase Kabupaten/Kota
Yang Puskesmas
6 Menyelenggarakan Kesehatan Persen 60 Dinas Kesehatan
Olah Raga Pada Kelompok
Masyarakat Di Wilayah Kerjanya
Jumlah Unsur Masyarakat
Tingkat Provinsi Yang Dilibatkan
7 Jumlah 4 Dinas Kesehatan
Dalam Pemberdayaan
Masyarakat Bidang Kesehatan
Angka Keberhasilan Pengobatan
8 Persen 90 Dinas Kesehatan
Tb (Treatment Succes Rate)
Persentase Pasien HIV Yang Di
9 Persen 65 Dinas Kesehatan
Obati
Persentase Desa/Kelurahan
10 Persen 90,5 Dinas Kesehatan
Yang Mencapai Uci >90%
Persentase Kab/Kota Yg 50 %
Puskesmas Melaksanakan
11 Persen 60 Dinas Kesehatan
Tatalaksana Pnemonia Balita
Sesuai Standar
Persentase Kab/Kota Yang
12 Melakukan Deteksi Dini Persen 80 Dinas Kesehatan
Hepatitis B Pada Ibu Hamil
Persentase Kab/Kota Yang
13 Mencapai Ir Dbd < 49/100.000 Persen 70 Dinas Kesehatan
Pddk
Persentase Kab/Kota Yang
14 Persen 89 Dinas Kesehatan
Sudah Eliminasi Malaria
15 Proporsi Cacat Kusta Tk Ii Persen 10 Dinas Kesehatan
Proporsi Kab/Kota Yang
16 Persen 45 Dinas Kesehatan
Mencapai Eliminasi Filariasis
Persentase Kasus Gigitan Hewan
17 Penular Rabies Ditatalaksana Persen 100 Dinas Kesehatan
Sesuai Standar
18 Prevalensi Hipertensi Persen 60 Dinas Kesehatan
Persentasi Penduduk Yang
Mengalami Gangguan Jiwa Berat
19 Persen 100 Dinas Kesehatan
Yang Mendapatkan Pelayanan
Kesehatan
Persentase Indeks Kepuasan
20 Persen 76 Dinas Kesehatan
Masyarakat (IKM) Di RS Paru
Persentase Kegiatan Rapid
21 Persen 100 Dinas Kesehatan
Health Assesment
Persentase Masyarakat Yang
22 Persen 100 Dinas Kesehatan
Dilayani Dilokasi Bencana
Persentase Puskesmas Siap
23 Persen 100 Dinas Kesehatan
Akreditasi
Persentase Kab/Kota Memiliki
24 Laboratorium Kesehatan Persen 30 Dinas Kesehatan
Terakreditasi
Persentase Kabupaten Kota
25 Persen 86 Dinas Kesehatan
Puskesmas Sesuai Standar
Persentase Kabupaten/Kota
Dengan Minimal 50 %
26 Persen 72 Dinas Kesehatan
Puskesmas Menyelenggarakan
Kesehatan Tradisional
Aspek/Bidang Urusan/
Perangkat Daerah
No. Indikator Kinerja Satuan Target 2020
Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah
1 2 3 4 5
Persentase Kab/Kota yg
27 mempunyai 80% Rumah Sakit Persen 33 Dinas Kesehatan
dengan pencapaian SPM
Persentase Rumah Sakit
28 Persen 50 Dinas Kesehatan
Regional yg memenuhi standar
Persentase Rumah Sakit Siap
29 Persen 70 Dinas Kesehatan
Akreditasi
Persentase Rekomendasi Izin
Rumah Sakit Kelas B Dan
30 Persen 100 Dinas Kesehatan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Provinsi
Jumlah Kab/Kota Yang
Melaksanakan Kerjasama
31 Jumlah 13 Dinas Kesehatan
Dengan Provinsi Terkait Layad
Rawat
Jumlah Penambahan Parameter
32 Jumlah 70 Dinas Kesehatan
Pemeriksaan Yang Diakreditasi
33 Persentase Kepuasan Pelanggan Persen 60 Dinas Kesehatan
Jumlah Penambahan Parameter
34 Jumlah 241 Dinas Kesehatan
Pemeriksaan Baru
Persentase Peningkatan
35 Kompetensi Tenaga Kesehatan Persen 11,64 Dinas Kesehatan
Melalui Pelatihan
Nilai Komponen Yang Sesuai
36 Nilai ≥ 3,5 Dinas Kesehatan
Dengan Pembobotan
Persentase Ketersediaan Obat
37 Persen 91 Dinas Kesehatan
Esensial
Persentase Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Yang Melaksanakan
38 Persen 75 Dinas Kesehatan
Perencanaan Dan Pengelolaan
Mutu Tenaga Kesehatan
Persentase Fasilitas Pelayanan
39 Kesehatan Prioritas Terisi Persen 70 Dinas Kesehatan
Tenaga Kesehatan
Persentase Tenaga Kesehatan
40 Mengikuti Pemilihan Tenaga Persen 75 Dinas Kesehatan
Kesehatan Puskesmas Teladan
Persentase Penduduk Yang
41 Menjadi Peserta Jaminan Persen 90 Dinas Kesehatan
Kesehatan
Persentase Kab/Kota Yang
42 Mendapatkan Pembiayaan Persen 40 Dinas Kesehatan
Kesehatan
Persentase Dokumen Berita
43 Persen 90 Dinas Kesehatan
Acara Yang Dibuat
Indek Kepuasan Masyarakat Di
44 Persen 77,84 Dinas Kesehatan
RS Al Ihsan
Indek Kepuasan Masyarakat Di
45 Persen 80 Dinas Kesehatan
RS Jiwa
Persentase Indeks Kepuasan
46 Persen 76,15 Dinas Kesehatan
Masyarakat (IKM)
Persentase Indeks Kepuasan
47 Persen 76 Dinas Kesehatan
Masyarakat (IKM)
Persentase Indeks Kepuasan
48 Persen 70 Dinas Kesehatan
Masyarakat (IKM)
Persentase Regulasi Bidang
49 Persen 100 Dinas Kesehatan
Kesehatan Yang Diusulkan Oleh
Aspek/Bidang Urusan/
Perangkat Daerah
No. Indikator Kinerja Satuan Target 2020
Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah
1 2 3 4 5
Dinas Kesehatan Prov Jawa
Barat
Jumlah Dinas Kesehatan
Kab/Kota Yang Dilakukan
50 Jumlah 27 Dinas Kesehatan
Pembinaan Oleh Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Aspek/Bidang Urusan/
Perangkat Daerah
No. Indikator Kinerja Satuan Target 2020
Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah
1 2 3 4 5
Persentase monitoring
16 Persen 100 Dinas Bina Marga
pelaksanaan pengelolaan jalan
Persentase kelengkapan
17 Persen 58 Dinas Bina Marga
peralatan pemeliharaan jalan
Persentase sumber daya
18 Persen 24 Dinas Bina Marga
konstruksi yang terlatih
Tingkat capaian pembangunan
19 Persen 62,7 Dinas Bina Marga
sarana ibadah
Persentase ketersediaan rencana
20 Persen Dinas Bina Marga
tata ruang
Persentase rekomendasi
21 pemanfaatan ruang yang Persen 100 Dinas Bina Marga
diberikan
Persentase permohonan
rekomendasi gubernur yang
22 diproses terhadap rancangan Persen 6.851.851.852 Dinas Bina Marga
perda rencana tata ruang
kabupaten/kota.
Persentase pelaksanaan
23 pembinaan dan pengawasan Persen 91,06 Dinas Bina Marga
penataan ruang
Persentase penerapan
24 perencanaan teknis sumber Persen 25 Dinas Sumber Daya Air
daya air
Persentase Hasil Kerja Kontruksi
25 Sumber Daya Air Yang Sesuai Persen 34,17 Dinas Sumber Daya Air
Standar (Alternatif 2)
Persentase sumber air yang
26 Persen 28,69 Dinas Sumber Daya Air
dikelola dengan baik
Tingkat kepatuhan penggunaan
27 dan pemanfaatan sumber daya Persen 74,94 Dinas Sumber Daya Air
air
Kapasitas Tampung Sumber Air
28 m3 17.126.817,80 Dinas Sumber Daya Air
di WS. Ciliwung-Cisadane
Persentase Sungai dan atau
Drainase Utama yang
29 Persen 46 Dinas Sumber Daya Air
Terpelihara pada WS.Ciliwung-
Cisadane
Kapasitas Tampung Sumber Air
30 m3 1.510.128 Dinas Sumber Daya Air
di WS. Cisadea-Cibareno
Persentase Panjang sungai yang
dapat dilakukan pengendalian
31 Persen 0,06 Dinas Sumber Daya Air
dan penataan di WS. Cisadea-
Cibareno
Persentase Titik pantai yang
dapat dilakukan pengamanan
32 Persen 0 Dinas Sumber Daya Air
dan penataan di WS. Cisadea-
Cibareno
Kapasitas Tampung Sumber Air
33 m3 6.598.490 Dinas Sumber Daya Air
di WS. Citarum
Persentase Sungai dan atau
34 Drainase Utama yang Persen 20 Dinas Sumber Daya Air
Terpelihara pada WS.Citarum
Kapasitas Tampung Sumber Air
35 m3 189.865.890 Dinas Sumber Daya Air
di WS. Cimanuk-Cisanggarung
Persentase Sungai dan atau
Drainase Utama yang
36 Persen 1.428.571.429 Dinas Sumber Daya Air
Terpelihara pada WS.Cimanuk-
Cisanggarung
Aspek/Bidang Urusan/
Perangkat Daerah
No. Indikator Kinerja Satuan Target 2020
Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah
1 2 3 4 5
Kapasitas Tampung Sumber Air
37 m3 3.333.000 Dinas Sumber Daya Air
di WS. Citanduy
Persentase Sungai dan atau
38 Drainase Utama yang Persen 11,11 Dinas Sumber Daya Air
Terpelihara pada WS.Citanduy
Kapasitas Tampung Sumber Air
39 m3 1.040.510 Dinas Sumber Daya Air
di WS. Ciwulan-Cilaki
Persentase Panjang sungai yang
dapat dilakukan pengendalian
40 Persen 0,005 Dinas Sumber Daya Air
dan penataan di WS. Ciwulan-
Cilaki
Persentase Titik pantai yang
dapat dilakukan pengamanan
41 Persen 7,69 Dinas Sumber Daya Air
dan penataan di WS. Ciwulan-
Cilaki
Tingkat pelayanan informasi
42 Persen 56,25 Dinas Sumber Daya Air
publik sumber daya air
Persentase rencana
43 pengembangan air baku yang Persen 5 Dinas Sumber Daya Air
diterapkan
Kapasitas tampung air baku di
44 m3 3 Dinas Sumber Daya Air
WS. Ciliwung-Cisadane
Kapasitas tampung air baku di
45 m3 3 Dinas Sumber Daya Air
WS. Cisadea-Cibareno
Kapasitas tampung air baku di
46 m3 3 Dinas Sumber Daya Air
WS. Citarum
Kapasitas tampung air baku di
47 m3 3 Dinas Sumber Daya Air
WS. Cimanuk-Cisanggarung
Kapasitas tampung air baku di
48 m3 3 Dinas Sumber Daya Air
WS. Citanduy
Kapasitas tampung air baku di
49 m3 3 Dinas Sumber Daya Air
WS. Ciwulan-Cilaki
Persentase penerapan
50 Persen 40 Dinas Sumber Daya Air
perencanaan teknis irigasi
Persentase hasil kerja kontruksi
51 Persen 34,17 Dinas Sumber Daya Air
irigasi yang sesuai standar
Persentase daerah irigasi yang
52 Persen 11,26 Dinas Sumber Daya Air
dikelola dengan baik
Persentase daerah irigasi
53 tambak yang dikelola dengan Persen 25 Dinas Sumber Daya Air
baik
Persentase kondisi baik jaringan
54 irigasi pada WS.Ciliwung- Persen 66,06 Dinas Sumber Daya Air
Cisadane
Persentase kondisi baik jaringan
55 Persen 67,86 Dinas Sumber Daya Air
irigasi pada WS. Citarum
Persentase kondisi baik jaringan
56 irigasi pada WS. Cimanuk- Persen 78,96 Dinas Sumber Daya Air
Cisanggarung
Persentase kondisi baik jaringan
57 Persen 77.315 Dinas Sumber Daya Air
irigasi pada WS. Citanduy
Persentase kondisi baik jaringan
58 Persen 74,49 Dinas Sumber Daya Air
irigasi pada WS. Ciwulan - Cilaki
Persentase kondisi baik jaringan
59 irigasi pada WS. Cisadea- Persen 80,11 Dinas Sumber Daya Air
Cibareno
Tingkat kinerja Komisi Irigasi
60 Poin 76 Dinas Sumber Daya Air
provinsi
Aspek/Bidang Urusan/
Perangkat Daerah
No. Indikator Kinerja Satuan Target 2020
Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah
1 2 3 4 5
Persentase rekomendasi
61 kelembagaan sumber daya air Persen 50 Dinas Sumber Daya Air
yang diterapkan
Persentase kejadian daya rusak
62 Persen 6 Dinas Sumber Daya Air
air yang ditangani
Persentase kejadian daya rusak
63 air yang ditangani pada WS. Persen 22,5 Dinas Sumber Daya Air
Cisadea-Cibareno
Persentase kejadian daya rusak
64 air yang ditangani pada WS. Persen 15,38 Dinas Sumber Daya Air
Ciwulan-Cilaki
Cakupan Pelayanan Air Limbah Dinas Perumahan dan
65 Persen 73.105
Domestik Permukiman
Cakupan Pelayanan Penanganan Dinas Perumahan dan
66 Persen 69,6
Persampahan Permukiman
Dinas Perumahan dan
67 Cakupan Pengurangan Sampah Persen 4,08
Permukiman
Dinas Perumahan dan
68 Cakupan Pelayanan Air Minum Persen 79,28
Permukiman
Pengurangan Luasan Genangan Dinas Perumahan dan
69 Persen 67,05
Di Permukiman Permukiman
Persentase Luas Kawasan Dinas Perumahan dan
70 Persen 48,21
Permukiman Kumuh Permukiman
Persentase Prasarana dan
Dinas Perumahan dan
71 Sarana yang dibangun dan Persen 0,63
Permukiman
dikembangkan
Persentase Layanan Pembinaan
Dinas Perumahan dan
72 Teknis Bangunan Gedung dan Persen 63,5
Permukiman
Rumah Negara
Ketenteraman, Ketertiban
5 Umum, dan Perlindungan
Masyarakat
Persentase Penegakan Perda dan Satuan Polisi Pamong
1 Persen 42,5
Perkada Praja
Persentase penanganan
Satuan Polisi Pamong
2 gangguan ketertiban umum dan Persen 100
Praja
ketentraman masyarakat
Tingkat Kesiapsiagaan
Satuan Polisi Pamong
3 penanganan bencana oleh Persen 1,69
Praja
Satlinmas
Persentase Satpol PP dan PPNS Satuan Polisi Pamong
4 Persen 15
yang terdidik dan berkompeten Praja
Aspek/Bidang Urusan/
Perangkat Daerah
No. Indikator Kinerja Satuan Target 2020
Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah
1 2 3 4 5
Pelayanan kedaruratan dan
Badan Penanggulangan
5 logistik untuk Kab/Kota di Jawa Persen 40
Bencana Daerah
Barat
Nilai Indeks Kapasitas Kab/Kota Badan Penanggulangan
6 Persen 40
di Jawa Barat Bencana Daerah
Kapasitas SDM dan perkuatan
Badan Penanggulangan
7 Kelembagaan Penanggulangan Persen 100
Bencana Daerah
Bencana
Persentase pulihnya kehidupan Badan Penanggulangan
8 Persen 40
dan Penghidupan Bencana Daerah
Tingkat Pemahaman Ideologi Badan Kesatuan Bangsa
9 Poin 100
dan Wawasan Kebangsaan dan Politik
Tingkat Ketahanan Lingkungan Badan Kesatuan Bangsa
10 Poin 100
Strategis Daerah dan Politik
Kualitas Pembangunan Politik Badan Kesatuan Bangsa
11 Poin 100
Dalam Negeri dan Politik
Tingkat Kualitas Kewaspadaan Badan Kesatuan Bangsa
12 Poin 100
Daerah dan Politik
6 Sosial
Persentase PMKS yang
1 direhabilitasi (diluar katagori Persen 60 Dinas Sosial
PMKS di UPTD)
Persentase ABH yang di rehab di
2 PSRABH Cileungsi Bogor dan Persen 100 Dinas Sosial
satpel
persentase wanita tuna susila
yang di rehabilitasi sosial di
3 Persen 100 Dinas Sosial
UPTD PSRTS dan satpel - RTM
selama 6 bulan
persentase remaja yang
4 mendapat pemberdayaan sosial Persen 100 Dinas Sosial
di UPTD dan satpel
Persentase penyandang
5 disabilitas yang direhabilitasi di Persen 100 Dinas Sosial
UPTD PSRPD Cibabat Cimahi
Persentase lanjut usia di dalam
6 balai yang mendapat Persen 100 Dinas Sosial
perlindungan sosial
Persentase PMKS yg mendapat
7 rehabilitasi sosial di PRSBK dan Persen 100 Dinas Sosial
satpel - RTM
Persentase anak membutuhkan
perlindungan khusus yang
8 Persen 100 Dinas Sosial
mendapat rehabilitasi sosial di
UPTD
Persentase Keluarga miskin dan
Kelompok Rentan yang
9 Persen 100 Dinas Sosial
Meningkat Produktifitas Sosial
Ekonominya
Persentase Keluarga miskin dan
Kelompok Rentan yang
10 Persen 100 Dinas Sosial
Meningkat Produktifitas Sosial
Ekonominya
Persentase PMKS yang
11 Persen 100 Dinas Sosial
mendapat Jaminan Sosial
Persentase PSKS yang berperan
12 aktif dalam penyelenggaraan Persen 50 Dinas Sosial
kesejahteraan sosial
Aspek/Bidang Urusan/
Perangkat Daerah
No. Indikator Kinerja Satuan Target 2020
Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah
1 2 3 4 5
Persentase PSKS yang
13 Berdaya/Persentase PMKS yang Persen 50 Dinas Sosial
Pulih Fungsi Sosialnya
Persentase pihak yang berperan
aktif dalam pelestarian nilai-nilai
14 Persen 50 Dinas Sosial
kepahlawanan, kesetiakawanan
dan restorasi sosial
Persentase PSKS yang berperan
15 aktif dalam penyelenggaraan Persen 50 Dinas Sosial
kesejahteraan sosial
7 Tenaga Kerja
Persentase Tenaga Kerja yang Dinas Tenaga Kerja dan
1 Persen 0,0853195
Tersertifikasi Transmigrasi
Persentase tenaga kerja yang
Dinas Tenaga Kerja dan
2 mendapatkan pelatihan kerja Persen 0,07920217
Transmigrasi
mandiri
Persentase tenaga kerja yang
Dinas Tenaga Kerja dan
3 mendapatkan pelatihan pekerja Persen 0,026400723
Transmigrasi
migran
Persentase tenaga kerja yang
Dinas Tenaga Kerja dan
4 mendapatkan pelatihan berbasis Persen 0,049799282
Transmigrasi
kompetensi
Persentase pencari kerja Dinas Tenaga Kerja dan
5 Persen 57,13
terdaftar yang Bekerja Transmigrasi
Persentase Penurunan Angka
Perselisihan Hubungan Dinas Tenaga Kerja dan
6 Persen 10
Industrial antara Pekerja dengan Transmigrasi
Perusahaan
Persentase perusahaan yang
Dinas Tenaga Kerja dan
7 diperiksa norma Persen 20
Transmigrasi
ketenagakerjaan
Persentase perusahaan yang
Dinas Tenaga Kerja dan
8 diperiksa norma Persen 1.610.663.705
Transmigrasi
ketenagakerjaan Wilayah I
Persentase perusahaan yang
Dinas Tenaga Kerja dan
9 diperiksa norma Persen 2.820.818.435
Transmigrasi
ketenagakerjaan Wilayah II
Persentase perusahaan yang
Dinas Tenaga Kerja dan
10 diperiksa norma Persen 365.448.505
Transmigrasi
ketenagakerjaan Wilayah III
Persentase perusahaan yang
Dinas Tenaga Kerja dan
11 diperiksa norma Persen 2.113.030.354
Transmigrasi
ketenagakerjaan Wilayah IV
Persentase perusahaan yang
Dinas Tenaga Kerja dan
12 diperiksa norma Persen 2.242.152.466
Transmigrasi
ketenagakerjaan Wilayah V
Aspek/Bidang Urusan/
Perangkat Daerah
No. Indikator Kinerja Satuan Target 2020
Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah
1 2 3 4 5
Perlindungan Anak dan
Keluarga Berencana
Cakupan Perempuan Korban
Kekerasan, Eksploitasi Dan Dinas Pemberdayaan
Diskriminasi (Ked) Yang Perempuan,
3 Persen 100
Mendapat Penanganan Perlindungan Anak dan
Pengaduan Oleh Tenaga Terlatih Keluarga Berencana
Unit Pelayanan Terpadu
Cakupan Anak Korban
Kekerasan, Eksploitasi Dan Dinas Pemberdayaan
Diskriminasi (Ked) Yang Perempuan,
4 Persen 100
Mendapat Penanganan Perlindungan Anak dan
Pengaduan Oleh Tenaga Terlatih Keluarga Berencana
Unit Pelayanan Terpadu
Dinas Pemberdayaan
Cakupan Anak Berhadapan
Perempuan,
5 Dengan Hukum Yang Berhasil Persen 100
Perlindungan Anak dan
Dibina
Keluarga Berencana
Dinas Pemberdayaan
Cakupan Organisasi Perempuan Perempuan,
6 Persen 20
Yang Mendapat Pembinaan Perlindungan Anak dan
Keluarga Berencana
Dinas Pemberdayaan
Cakupan ketersediaan data
Perempuan,
7 terpilah yang up to date pada 27 Persen 44
Perlindungan Anak dan
kabupaten/kota di Jawa Barat
Keluarga Berencana
Dinas Pemberdayaan
Cakupan pembinaan
Perempuan,
8 Pengarusutamaan Gender ke Persen 10
Perlindungan Anak dan
kabupaten kota
Keluarga Berencana
Dinas Pemberdayaan
Cakupan Kelompok Pekka Yang
Perempuan,
9 Mendapat Program Pembinaan Persen 45
Perlindungan Anak dan
Program Pekka
Keluarga Berencana
Dinas Pemberdayaan
Cakupan Kepala Keluarga Yang
Perempuan,
10 Mendapat Pembinaan Program Persen 10
Perlindungan Anak dan
P2Wkss
Keluarga Berencana
9 Pangan
Dinas Ketahanan
1 Penurunan konsumsi Beras Persen 1,5
Pangan Dan Peternakan
Peningkatan konsumsi Pangan Dinas Ketahanan
2 gr/kap/hr 7,5
hewani Pangan Dan Peternakan
Peningkatan konsumsi Sayur Dinas Ketahanan
3 gr/kap/hr 223
dan buah Pangan Dan Peternakan
Peningkatan konsumsi Umbi- Dinas Ketahanan
4 gr/kap/hr 40,5
umbian Pangan Dan Peternakan
Persentase Dewan Ketahanan
Dinas Ketahanan
5 Pangan kab/kota yang dibentuk Persen 17
Pangan Dan Peternakan
dan dibina
Dinas Ketahanan
6 Keamanan pangan segar Persen 10
Pangan Dan Peternakan
Persentase pangan segar asal Dinas Ketahanan
7 Persen 86
tumbuhan yang diawasi Pangan Dan Peternakan
Persentase pangan segar asal Dinas Ketahanan
8 Persen 10
tumbuhan yang diregistrasi Pangan Dan Peternakan
Aspek/Bidang Urusan/
Perangkat Daerah
No. Indikator Kinerja Satuan Target 2020
Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah
1 2 3 4 5
Indeks Kepuasan Masyarakat
Dinas Ketahanan
9 (IKM) terhadap pengawasan Persen 82,4
Pangan Dan Peternakan
mutu dan keamanan pangan
Rasio komposisi PPH
10 ketersediaan terhadap PPH
konsumsi:
- Padi-padian point ≥ 25
- Umbi-Umbian point ≥ 2,5
- Pangan Hewani point 17,5 Dinas Ketahanan
Pangan Dan Peternakan
- Minyak dan Lemak point 4,5
- Buah atau Biji berminyak point 0,6
- Kacang-kacagan point ≥ 10
- Gula point 2
- Sayur dan Buah point ≥ 30
Persentase daerah rawan Dinas Ketahanan
11 Persen 5
pangan yang diintervensi Pangan Dan Peternakan
Rasio Cadangan Pangan
Dinas Ketahanan
12 Pemerintah Daerah (CPPD) dari Persen 5
Pangan Dan Peternakan
angka Ideal
Persentase peningkatan jumlah Dinas Ketahanan
13 Persen 10
lumbung pangan masyarakat Pangan Dan Peternakan
Stabilitasi Harga dan Pasokan
14
Pangan (CV):
- Beras poin ≤ 10 Dinas Ketahanan
- Cabe Merah poin ≤ 25 Pangan Dan Peternakan
- Bawang Merah poin ≤ 25
- Daging Ayam poin ≤ 10
HPP Gabah Kering Panen (GKP) Dinas Ketahanan
15 Rp ≥ HPP
di tingkat petani/produsen Pangan Dan Peternakan
Persentase Penerapan Hasil
Dinas Ketahanan
16 Pelatihan Bidang Peternakan Persen 65
Pangan Dan Peternakan
dan Ketahanan Pangan
10 Pertanahan
Persentase tertib tata kelola
Dinas Perumahan dan
1 pertanahan melalui pemenuhan Persen 23,73
Permukiman
urusan wajib sesuai konkuren
11 Lingkungan Hidup
Persentase peningkatan jumlah
dokumen rencana kebijakan
strategis yang dievaluasi Dinas Lingkungan
1 Persen 25
dampak dan risikonya melalui Hidup
Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
Persentase peningkatan
dokumen lingkungan yang Dinas Lingkungan
2 Persen 55
dinilai dan diawasi Hidup
implementasinya
Persentase penurunan
Dinas Lingkungan
3 konsentrasi Parameter COD Persen 92
Hidup
(mg/L)
Persentase penurunan Dinas Lingkungan
4 Persen 82
konsentrasi parameter SOX Hidup
Tingkat Upaya Penurunan Emisi
Dinas Lingkungan
5 Gas Rumah Kaca dari Persen 6,07
Hidup
operasional bank sampah
Aspek/Bidang Urusan/
Perangkat Daerah
No. Indikator Kinerja Satuan Target 2020
Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah
1 2 3 4 5
Persentase ketersediaan data
Dinas Lingkungan
6 inventarisasi dan mitigasi GRK Persen 40
Hidup
kabupaten/kota
Persentase peningkatan Dinas Lingkungan
7 Persen 78,57
kampung iklim Hidup
Persentase peningkatan jumlah
Dinas Lingkungan
8 parameter yang terakreditasi di Persen 71,87
Hidup
setiap bahan/produk yang diuji
Persentase peningkatan jumlah
Dinas Lingkungan
9 sertifikat kompetensi teknis yang Persen 88,23
Hidup
diperoleh
Jumlah Aparatur dan pelaku usaha Dinas Lingkungan
10 Orang N/A
yang terbina Hidup
Persentase peningkatan desa Dinas Lingkungan
11 Persen 80,77
berbudaya lingkungan Hidup
Persentase peningkatan Dinas Lingkungan
12 Persen 40
kemitraan lingkungan Hidup
Persentase peningkatan luasan
Dinas Lingkungan
13 Taman Keanekaragaman Hayati Persen 96
Hidup
(KEHATI)
Persentase peningkatan
pengawasan, penyelesaian
sengketa dan penegakan hukum
Dinas Lingkungan
14 lingkungan hidup pelaku usaha Persen 75,13
Hidup
dan/kegiatan dalam
pelaksanaan pengelolaan dan
perlindungan lingkungan hidup
Persentase peningkatan sampah
Dinas Lingkungan
15 yang terolah di TPA/TPST Persen 49,27
Hidup
Regional
Kajian Identifikasi Jenis Dan Tipe
Dinas Lingkungan
16 Masyarakat Hukum Adat dan Dokumen N/A
Kearifan Lokal Hidup
Administrasi Kependudukan
12
Dan Pencatatan Sipil
Tingkat Akurasi Data Dinas Kependudukan
1 Persen 81,23
Kependudukan Skala Provinsi Dan Pencatatan Sipil
Tingkat Penyelenggaraan Dinas Kependudukan
2 Persen 81,83
Administrasi Kependudukan Dan Pencatatan Sipil
Tingkat Pemanfaatan Data Dinas Kependudukan
3 Persen 62,5
Kependudukan Skala Provinsi Dan Pencatatan Sipil
Tingkat kepemilikan dokumen
Dinas Kependudukan
4 kependudukan dan pencatatan Persen 80,8
Dan Pencatatan Sipil
sipil
Aspek/Bidang Urusan/
Perangkat Daerah
No. Indikator Kinerja Satuan Target 2020
Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah
1 2 3 4 5
Persentase Kampung Adat Yang Dinas Pemberdayaan
6 Jumlah 100
Dibina Masyarakat Desa
Jumlah Bumdesa Yang
Mendapat Pendampingan Dinas Pemberdayaan
7 BUMDesa 180
Pembangunan Ekonomi Desa Masyarakat Desa
Yang Mandiri
Persentase Inovasi Dan TTG
Dinas Pemberdayaan
8 Yang Dihasilkan Dari 27 Jenis 13
Masyarakat Desa
Kabupaten/Kota.
Persentase Desa Yang Mendapat Dinas Pemberdayaan
9 Desa 5,312
Bantuan APBD Masyarakat Desa
Persentase Perencanaan dan
Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan yang tepat waktu dan
Dinas Pemberdayaan
10 Sesuai Peraturan Perundang- Persen 100
Masyarakat Desa
Undangan di Dinas
Pemberdayaan Masyarakat Dan
Desa
15 Perhubungan
Jumlah Penumpang AKDP di
1 Penumpang 98.195.328 Dinas Perhubungan
Provinsi Jawa Barat
Tingkat Upaya Penurunan Emisi
2 Persen N/A Dinas Perhubungan
Gas Rumah Kaca Transportasi
Jumlah Penumpang Terminal di
3 Wilayah Kerja UPTD PP Penumpang 887,479 Dinas Perhubungan
Perhubungan LLAJ Wilayah I
Persentase Fasilitas
Perlengkapan Jalan di Ruas
4 Jalan Provinsi di Wilayah Kerja Penumpang 29,8 Dinas Perhubungan
UPTD PP Perhubungan LLAJ
Wilayah I yang terpasang
Jumlah Penumpang Terminal di
5 Wilayah Kerja UPTD PP Penumpang 1.956.148 Dinas Perhubungan
Perhubungan LLAJ Wilayah II
Persentase Fasilitas
Perlengkapan Jalan di Ruas
6 Jalan Provinsi di Wilayah Kerja Persen 46,73 Dinas Perhubungan
UPTD PP Perhubungan LLAJ
Wilayah II yang terpasang
Jumlah Penumpang Terminal di
7 Wilayah Kerja UPTD PP Penumpang 572,868 Dinas Perhubungan
Perhubungan LLAJ Wilayah III
Aspek/Bidang Urusan/
Perangkat Daerah
No. Indikator Kinerja Satuan Target 2020
Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah
1 2 3 4 5
Persentase Fasilitas
Perlengkapan Jalan di Ruas
8 Jalan Provinsi di Wilayah Kerja Persen 35,37 Dinas Perhubungan
UPTD PP Perhubungan LLAJ
Wilayah III yang terpasang
Jumlah Penumpang Terminal di
9 Wilayah Kerja UPTD PP Penumpang 199,613 Dinas Perhubungan
Perhubungan LLAJ Wilayah IV
Persentase Fasilitas
Perlengkapan Jalan di Ruas
10 Jalan Provinsi di Wilayah Kerja Persen 27,33 Dinas Perhubungan
UPTD PP Perhubungan LLAJ
Wilayah IV yang terpasang
Persentase perencanaan
11 prasarana Perhubungan Udara Persen 37,81 Dinas Perhubungan
yang dihasilkan
Jumlah penumpang Pelayanan
12 Jasa Kebandarudaraan Penumpang 1,223 Dinas Perhubungan
Nusawiru
Tingkat ketersediaan prasarana
13 Persen 71,34 Dinas Perhubungan
Bandar Udara
Persentase perencanaan
prasarana dan keselamatan
14 Persen 50,18 Dinas Perhubungan
perhubungan laut dan ASDP
yang dihasilkan
Jumlah barang dan penumpang
15 Dinas Perhubungan
angkutan ASDP di Jawa Barat
a. Barang Ton 100
b. Penumpang orang 600
Tingkat ketersediaan prasarana
16 dan keselamatan perhubungan Persen 58 Dinas Perhubungan
ASDP
Jumlah barang dan penumpang
17
angkutan Laut
a. Barang Ton 23700209 Dinas Perhubungan
Teus 0
b. Penumpang Orang 0
Tingkat ketersediaan prasarana
18 dan keselamatan perhubungan Persen 36,36 Dinas Perhubungan
Laut di Jawa Barat
19 Jumlah Penumpang Kereta Api Penumpang 38.827.305 Dinas Perhubungan
Tingkat ketersediaan prasarana
20 Persen 23,8 Dinas Perhubungan
moda perkeretaapian
Aspek/Bidang Urusan/
Perangkat Daerah
No. Indikator Kinerja Satuan Target 2020
Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah
1 2 3 4 5
Persentase layanan informasi Dinas Komunikasi dan
4 Poin 90,4
dan komunikasi public Informatika
Persentase diseminasi informasi
Dinas Komunikasi dan
5 dan kemitraan komunikasi yang Persen 90
Informatika
dilaksanakan
Persentase media komunikasi Dinas Komunikasi dan
6 Persen 90,8
publik yang dimanfaatkan Informatika
Persentase persidangan Komisi
Dinas Komunikasi dan
7 Informasi melalui mediasi dan Persen 75
Informatika
ajudikasi non litigasi
18 Penanaman Modal
Dinas Penanaman
Laju Minat Investasi di Jawa
1 Persen 3,5 Modal Dan Pelayanan
Barat
Terpadu Satu Pintu
Dinas Penanaman
Peningkatan Laju realisasi
2 Indeks 15 Modal Dan Pelayanan
proyek penanaman modal
Terpadu Satu Pintu
Kemudahan Prosedur dalam Dinas Penanaman
3 Mendapatkan Pelayanan Indeks 77,5 Modal Dan Pelayanan
Perizinan Terpadu Satu Pintu
Dinas Penanaman
Tingkat Penyelesaian Perizinan
4 Indeks 55 Modal Dan Pelayanan
Bidang ESDA Yang Tepat Waktu
Terpadu Satu Pintu
Dinas Penanaman
Tingkat Penyelesaian Perizinan
5 Persen 55 Modal Dan Pelayanan
Bidang INSOS Yang Tepat Waktu
Terpadu Satu Pintu
Dinas Penanaman
Tingkat Kualitas Pelayanan
6 Persen 0 Modal Dan Pelayanan
Perizinan
Terpadu Satu Pintu
Dinas Penanaman
Persentase data dan informasi
7 Persen 80 Modal Dan Pelayanan
yang valid
Terpadu Satu Pintu
Aspek/Bidang Urusan/
Perangkat Daerah
No. Indikator Kinerja Satuan Target 2020
Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah
1 2 3 4 5
Persentase Organisasi Dinas Pemuda dan
3 Persen 3
Kepemudaan yang dibina Olahraga
persentase pemberian
Dinas Pemuda dan
4 penghargaan bagi pemuda yang Persen 0
Olahraga
berprestasi di tingkat nasional
Persentase peningkatan
Dinas Pemuda dan
5 partisipasi masyarakat Persen 10
Olahraga
berolahraga
Persentase tenaga olahraga
Tradisional, Berkebutuhan Dinas Pemuda dan
6 Persen 0
khusus dan Rekreasi binaan Olahraga
yang bersertifikat
Persentase event olahraga
Tradisional, Berkebutuhan Dinas Pemuda dan
7 Persen 25
khusus dan Rekreasi yang Olahraga
diselenggarakan dan diikuti
Persentase medali emas yang
Dinas Pemuda dan
8 diperoleh dalam Event Nasional Persen -
Olahraga
PEPARPENAS
Persentase medali emas yang
diperoleh dalam Event Nasional: Dinas Pemuda dan
9
a. POPNAS Persen - Olahraga
b. POPWILNAS Persen 15
Persentase Tenaga Olahraga
Dinas Pemuda dan
10 Prestasi binaan yang memiliki Persen 0,6
Olahraga
Sertifikat
Persentase event olahraga
Dinas Pemuda dan
11 Prestasi yang diselenggarakan Persen 0
Olahraga
dan diikuti
persentase pemberian
pengahragaan bagi insan Dinas Pemuda dan
12 Persen 100
olahrga yang berprestasi di Olahraga
tingkat nasional
Persentase penyediaan sarana Dinas Pemuda dan
13 Persen 0
olahraga kawasan sport Jabar Olahraga
20 Statistik
Persentase ketersediaan data
Dinas Komunikasi dan
1 statistik sektoral Pemerintah Persen 70
Informatika
Provinsi Jawa Barat
Persentase dokumen hasil
pengolahan dan analisis statistik Dinas Komunikasi dan
2 Persen 70
sektoral spasial dan aspasial Informatika
yang dihasilkan
Indeks Kepuasan Masyarakat
Dinas Komunikasi dan
3 (IKM) terhadap layanan data dan Poin 70
Informatika
Informasi
21 Persandian
Tingkat Kesiapan Keamanan
Dinas Komunikasi dan
1 Informasi Pemerintah Daerah Level III s.d III+
Informatika
Provinsi Jawa Barat
22 Kebudayaan
Persentase usulan Warisan
Budaya Tak Benda (WBTB) Jawa Dinas Pariwisata dan
1 Persen 0,769201923
Barat yang ditetapan sebagai kebudayaan
WBTB Tingkat Nasional
Aspek/Bidang Urusan/
Perangkat Daerah
No. Indikator Kinerja Satuan Target 2020
Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah
1 2 3 4 5
Persentase bahasa, sastra dan Dinas Pariwisata dan
2 Persen 0
aksara daerah yang dilestarikan kebudayaan
Persentase Cagar Budaya yang Dinas Pariwisata dan
3 Persen 1.739.130.435
dilindungi kebudayaan
Persentase Benda Koleksi
Dinas Pariwisata dan
4 Museum Sri Baduga yang Persen 6.953.642.384
kebudayaan
dilindungi
Persentase seni budaya yang Dinas Pariwisata dan
5 Persen 109.375
dilindungi kebudayaan
23 Perpustakaan
Laju Koleksi buku yang tersedia Dinas Perpustakaan dan
1 Persen 2
di Perpustakaan daerah Kearsipan Daerah
Persentase naskah kuno
Dinas Perpustakaan dan
2 berkonten ilmu pengetahuan Persen 1
Kearsipan Daerah
yang dilestarikan
Persentase karya cetak, karya
rekam dan hasil khazanah
Dinas Perpustakaan dan
3 budaya Jawa Barat yang Persen 1,17
Kearsipan Daerah
disimpan sesuai dengan
peraturan
Rasio perpustakaan persatuan Dinas Perpustakaan dan
4 Persen 0,3754
penduduk Kearsipan Daerah
Persentase Lokasi Kawasan
Dinas Perpustakaan dan
5 Konservasi Perairan yang Persen 54.654
Kearsipan Daerah
Dikelola di Wilayah Selatan
Jumlah pengunjung Dinas Perpustakaan dan
6 Orang 536
perpustakaan per tahun Kearsipan Daerah
Persentase Koleksi buku yang Dinas Perpustakaan dan
7 Persen 0,81
dibaca Kearsipan Daerah
Survei Kepuasan (SKM) terhadap Dinas Perpustakaan dan
8 Poin 21,41
Pelayanan Perpustakaan Kearsipan Daerah
24 Kearsipan
Persentase Perangkat Daerah
Dinas Perpustakaan dan
1 yang Mengelola Arsip secara Persen 38
Kearsipan Daerah
baku
Dinas Perpustakaan dan
2 Persentase penyusutan arsip Persen 19
Kearsipan Daerah
Persentase simpul SIKN yang Dinas Perpustakaan dan
3 Persen 20
terintegrasi se-Jawa Barat Kearsipan Daerah
Nilai Indeks Kepuasan
Dinas Perpustakaan dan
4 Masyarakat (IKM) terhadap Poin 20
Kearsipan Daerah
Pelayanan Kearsipan
Tingkat Penyelamatan Arsip Dinas Perpustakaan dan
5 Persen 14
Statis Kearsipan Daerah
Dinas Perpustakaan dan
6 Tingkat Pelestarian Arsip Statis Persen 16
Kearsipan Daerah
Aspek/Bidang Urusan/
Perangkat Daerah
No. Indikator Kinerja Satuan Target 2020
Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah
1 2 3 4 5
Produksi Perikanan Budidaya
Dinas Kelautan dan
5 Air Payau dan Laut Wilayah Ton 295,856
Perikanan
Utara
Produksi Perikanan Budidaya
Dinas Kelautan dan
6 Air Payau dan Laut Wilayah Ton 3.220,63
Perikanan
Selatan
Dinas Kelautan dan
7 Konsumsi Ikan Jawa Barat kg/kap/th 28
Perikanan
Laju Produksi Olahan Yang Dinas Kelautan dan
8 Persen 3
Terstandardisasi Perikanan
Persentase Jumlah Produksi
Perikanan yang Mememnuhi Dinas Kelautan dan
9 Persen 91
Standard Jaminan Mutu dan Perikanan
Keamanana Pangan
Persentase Lokasi Kawasan
Dinas Kelautan dan
10 Konservasi Perairan Yang Persen 38
Perikanan
Dikelola
Dinas Kelautan dan
11 Produksi Garam Ton 245,978
Perikanan
Jumlah Plasma Nutfah yang
Dinas Kelautan dan
12 Dilestarikan di Wilayah Utara Jenis 5
Perikanan
Jawa Barat
Persentase Lokasi Kawasan
Dinas Kelautan dan
13 Konservasi Perairan yang Persen 33,33
Perikanan
Dikelola di Wilayah Utara
Jumlah Plasma Nutfah yang Dinas Kelautan dan
14 Jenis 5
Dilestarikan di Wilayah Selatan Perikanan
Persentase Lokasi Kawasan
Dinas Kelautan dan
15 Konservasi Perairan yang Persen 33,33
Perikanan
Dikelola di Wilayah Selatan
Tingkat penanganan kasus
Dinas Kelautan dan
16 pelanggaran sektor kelautan dan Persen 100
Perikanan
perikanan
Tingkat indikasi pelanggaran
Dinas Kelautan dan
17 sektor kelautan dan perikanan Persen 70
Perikanan
di Wiayah Utara
Tingkat indikasi pelanggaran
Dinas Kelautan dan
18 sektor kelautan dan perikanan Persen 70
Perikanan
di Wiayah Selatan
26 Pariwisata
Persentase Destinasi Wisata Dinas Pariwisata dan
1 Persen 1,47
yang dikembangkan kebudayaan
Persentase Industri Kreatif yang Dinas Pariwisata dan
2 Persen 11,11
dikembangkan kebudayaan
Persentase seni budaya dan
Dinas Pariwisata dan
3 destinasi wisata yang Persen 9,52
kebudayaan
dipromosikan
27 Pertanian
Nilai Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM) terhadap Balai Dinas Ketahanan
1 Persen 81
Pelatihan Peternakan dan Pangan Dan Peternakan
Ketahanan Pangan
Laju pertumbuhan populasi Dinas Ketahanan
2 Persen 1
ternak ruminansia besar Pangan Dan Peternakan
Laju pertumbuhan populasi Dinas Ketahanan
3 Persen 2
ternak ruminansia kecil Pangan Dan Peternakan
Aspek/Bidang Urusan/
Perangkat Daerah
No. Indikator Kinerja Satuan Target 2020
Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah
1 2 3 4 5
Laju pertumbuhan ternak Dinas Ketahanan
4 Persen 2
unggas Pangan Dan Peternakan
Persentase pelaku usaha dengan Dinas Ketahanan
5 Persen 20
produktivitas yang meningkat Pangan Dan Peternakan
Tingkat kinerja pengendalian
Dinas Ketahanan
6 penyakit hewan menular Point 70
Pangan Dan Peternakan
strategis di Jawa Barat (%)
Persentase kenaikan unit usaha
produk peternakan yang Dinas Ketahanan
7 Persen 3
memiliki sertifikasi jaminan Pangan Dan Peternakan
mutu (%)
Peningkatan Pelayanan
Pengujian dan pemeriksaan Dinas Ketahanan
8 Persen 0,5
kesehatan hewan dan produk Pangan Dan Peternakan
hewan
Persentase penambahan ruang
Dinas Ketahanan
9 lingkup akreditasi ISO/IEC Persen 2,56
Pangan Dan Peternakan
17025 : 2017
Nilai Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM) terhadap Balai Dinas Ketahanan
10 Persen 82,1
kesehatan hewan dan kesehatan Pangan Dan Peternakan
masyarakat veteriner
Persentase tingkat kesembuhan Dinas Ketahanan
11 Persen 90
pasien Pangan Dan Peternakan
Nilai Indeks Kepuasan
Dinas Ketahanan
12 Masyarakat (IKM) terhadap Persen 88
Pangan Dan Peternakan
pelayanan Rumah Sakit Hewan
Dinas Ketahanan
13 Cakupan Pelayanan Pengujian Persen 2,5
Pangan Dan Peternakan
Persentase pakan yang Dinas Ketahanan
14 Persen 70
bersertifikat Pangan Dan Peternakan
Persentase penambahan ruang
lingkup parameter uji yang Dinas Ketahanan
15 Persen 72,7
terakrediasi sesuai ISO Pangan Dan Peternakan
17025:2017
Indeks Kepuasan Masyarakat
(IKM) terhadap pengujian mutu Dinas Ketahanan
16 Persen 82,1
dan keamanan pakan/bahan Pangan Dan Peternakan
pakan
Persentase ternak sapi perah
Dinas Ketahanan
17 yang memiliki produksi individu Persen 22
Pangan Dan Peternakan
≥ 5.000 kg/laktasi
Persentase produksi hijauan Dinas Ketahanan
18 Persen 55
pakan ternak yang berkualitas Pangan Dan Peternakan
Persentase produksi susu yang Dinas Ketahanan
19 Persen 2,2
diolah Pangan Dan Peternakan
Indeks Kepuasan Masyarakat
(IKM) terhadap pengembangan Dinas Ketahanan
20 Persen 89
ternak sapi perah dan hijauan Pangan Dan Peternakan
pakan ternak
Persentase bibit ternak betina
Dinas Ketahanan
21 sesuai SNI dari produksi bibit Persen 33
Pangan Dan Peternakan
betina yang dihasilkan
Dinas Ketahanan
22 Laju Produksi Susu liter 300
Pangan Dan Peternakan
Indeks Kepuasan Masyarakat
(IKM) terhadap Balai Perbibitan Dinas Ketahanan
23 Persen 84
dan pengembangan inseminasi Pangan Dan Peternakan
buatan Sapi perah Bunikasih
Aspek/Bidang Urusan/
Perangkat Daerah
No. Indikator Kinerja Satuan Target 2020
Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah
1 2 3 4 5
Persentase bibit domba dan
Dinas Ketahanan
24 kambing sesuai SNI yang Persen 17
Pangan Dan Peternakan
dihasilkan
Indeks Kepuasan Masyarakat
(IKM) terhadap Balai Dinas Ketahanan
25 Persen 84,6
pengembangan perbibitan Pangan Dan Peternakan
ternak domba dan kambing
Persentase bibit ayam sentul Dinas Ketahanan
26 Persen 12
unggul Pangan Dan Peternakan
Persentase bibit itik rambon Dinas Ketahanan
27 Persen 68
galur murni Pangan Dan Peternakan
Indeks Kepuasan Masyarakat
(IKM) terhadap Balai Dinas Ketahanan
28 Persen 82,2
pengembangan perbibitan Pangan Dan Peternakan
ternak unggas
Laju produksi benih semen beku Dinas Ketahanan
29 Persen 15
sapi potong Pangan Dan Peternakan
Persentase induk sapi potong Dinas Ketahanan
30 Persen 7
yang memiliki SKLB Pangan Dan Peternakan
Persentase bibit ternak sapi Dinas Ketahanan
31 Persen 21
potong sesuai SNI Pangan Dan Peternakan
Indeks Kepuasan Masyarakat
(IKM) terhadap Balai Perbibitan Dinas Ketahanan
32 Persen 82,1
dan pengembangan inseminasi Pangan Dan Peternakan
buatan ternak sapi potong
Dinas Tanaman Pangan
33 Produktivitas Tanaman Pangan Kw/Ha 57,76
Dan Hortikultura
Persentase Penerapan Sertifikat Dinas Tanaman Pangan
34 Kw/Ha 20
Mutu Hasil Tanaman Pangan Dan Hortikultura
Produktivitas Tanaman Dinas Tanaman Pangan
35 Kw/Ha 90,19
Hortikultura Dan Hortikultura
Persentase Penerapan Sertifikat
Dinas Tanaman Pangan
36 Mutu Hasil Tanaman Kw/Ha 20
Dan Hortikultura
Hortikultura
Produksi Benih Pokok Tanaman Dinas Tanaman Pangan
37 Kg 365300
Pangan Dan Hortikultura
Dinas Tanaman Pangan
38 Produksi Benih Tanaman Buah pohon 115000
Dan Hortikultura
Produksi Benih Tanaman Dinas Tanaman Pangan
39 Kg 20000
Sayuran Dan Hortikultura
Dinas Tanaman Pangan
40 Produksi Benih Tanaman Hias Pohon 62000
Dan Hortikultura
Dinas Tanaman Pangan
41 Produksi Benih Tanaman Obat Kg 5600
Dan Hortikultura
Dinas Tanaman Pangan
42 Produksi Benih Kentang Knol 300000
Dan Hortikultura
Persentase luas lahan yang Dinas Tanaman Pangan
43 Persen 4,5
terkena serangan OPT/DPI Dan Hortikultura
Persentase benih tanaman
Dinas Tanaman Pangan
44 pangan dan hortikultura yang Persen 71,63
Dan Hortikultura
berserifikat
Nilai Indeks Kepuasan
Dinas Tanaman Pangan
45 Masyarakat (IKM) terhadap Balai Persen 80,59
Dan Hortikultura
Pengawasan Sertifikasi Benih
Persentase Peningkatan Indeks Dinas Tanaman Pangan
46 Persen 1,9
Pertanaman Dan Hortikultura
Persentase Alsintan Yang Dinas Tanaman Pangan
47 Persen 77,77
Dikembangkan Dan Hortikultura
Aspek/Bidang Urusan/
Perangkat Daerah
No. Indikator Kinerja Satuan Target 2020
Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah
1 2 3 4 5
Persentase Kelompok Tani yang Dinas Tanaman Pangan
48 Persen 56,15
dibina oleh penyuluh Dan Hortikultura
Persentase penyuluh yang Dinas Tanaman Pangan
49 Persen 2,13
berprestasi Dan Hortikultura
Persentase SDM TPH yang Dinas Tanaman Pangan
50 Persen 20,41
dilatih Dan Hortikultura
Nilai Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM) terhadap Balai Dinas Tanaman Pangan
51 Persen 88,86
Pelatihan Tanaman Pangan dan Dan Hortikultura
Hortikultura
Laju Peningkatan penerapan
52 teknologi budidaya komoditas Persen 0,75 Dinas Perkebunan
perkebunan yang tepat
Laju peningkatan produksi
53 Persen 0,6 Dinas Perkebunan
benih perkebunan
Persentase peningkatan
54 Persen 3,12 Dinas Perkebunan
penggunaan benih bersertifikat
Persentase peningkatan
55 pemanfaatan sumberdaya lahan Persen 1 Dinas Perkebunan
perkebunan
Persentase peningkatan
56 Persen 1 Dinas Perkebunan
kompetensi sdm perkebunan
Persentase peningkatan kelas
57 Persen 1 Dinas Perkebunan
kelompok tani perkebunan
Laju peningkatan akses
58 Persen 0,5 Dinas Perkebunan
permodalan perkebunan
Penurunan serangan OPT
59 Persen -1 Dinas Perkebunan
perkebunan
Laju Peningkatan jumlah petani
60 Persen 2 Dinas Perkebunan
yang mengolah produk primer
laju peningkatan akses pasar
61 Persen 2 Dinas Perkebunan
bagi petani perkebunan
Laju Peningkatan Kinerja
62 Persen 2 Dinas Perkebunan
Perkebunan Besar
28 Kehutanan
Tingkat Kesesuaian Pengelolaan
1 Persen 5 Dinas Kehutanan
Hutan
Persentase Penanganan Lahan
2 Persen 85 Dinas Kehutanan
Kritis
3 Tingkat Kerusakan Hutan Persen 0,8 Dinas Kehutanan
4 Jumlah Produksi Hasil Hutan Persen 85 Dinas Kehutanan
Persentase Peningkatan
5 Persen 0,5 Dinas Kehutanan
Kapasitas Penyuluh
Persentase Peningkatan Kelas
6 Persen 0,5 Dinas Kehutanan
Kemampuan Kelompok
Aspek/Bidang Urusan/
Perangkat Daerah
No. Indikator Kinerja Satuan Target 2020
Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah
1 2 3 4 5
Persentase Pelaku usaha
ketenagalistrikan yang taat Dinas Energi dan
4 Persen 40
peraturan di Wilayah Kerja Sumber Daya Mineral
Cabang Dinas I Cianjur
Persentase terlayaninya subsidi
Dinas Energi dan
5 listrik tepat sasaran di Wilayah Persen 100
Sumber Daya Mineral
Kerja Cabang Dinas I Cianjur
Persentase Pelaku usaha
ketenagalistrikan yang taat Dinas Energi dan
6 Persen 40
peraturan di Wilayah Kerja Sumber Daya Mineral
Cabang Dinas II Bogor
Persentase terlayaninya subsidi
Dinas Energi dan
7 listrik tepat sasaran di Wilayah Persen 100
Sumber Daya Mineral
Kerja Cabang Dinas II Bogor
Persentase Pelaku usaha
ketenagalistrikan yang taat Dinas Energi dan
8 Persen 40
peraturan di Wilayah Kerja Sumber Daya Mineral
Cabang Dinas III Purwakarta
Persentase terlayaninya subsidi
listrik tepat sasaran di Wilayah Dinas Energi dan
9 Persen 100
Kerja Cabang Dinas III Sumber Daya Mineral
Purwakarta
Persentase Pelaku usaha
ketenagalistrikan yang taat Dinas Energi dan
10 Persen 40
peraturan di Wilayah Kerja Sumber Daya Mineral
Cabang Dinas IV Bandung
Persentase terlayaninya subsidi
Dinas Energi dan
11 listrik tepat sasaran di Wilayah Persen 100
Sumber Daya Mineral
Kerja Cabang Dinas IV Bandung
Persentase Pelaku usaha
ketenagalistrikan yang taat Dinas Energi dan
12 Persen 40
peraturan di Wilayah Kerja Sumber Daya Mineral
Cabang Dinas V Sumedang
Persentase terlayaninya subsidi
listrik tepat sasaran di Wilayah Dinas Energi dan
13 Persen 100
Kerja Cabang Dinas V Sumber Daya Mineral
Sumedang
Persentase Pelaku usaha
ketenagalistrikan yang taat Dinas Energi dan
14 Persen 40
peraturan di Wilayah Kerja Sumber Daya Mineral
Cabang Dinas VI Tasikmalaya
Persentase terlayaninya subsidi
listrik tepat sasaran di Wilayah Dinas Energi dan
15 Persen 100
Kerja Cabang Dinas VI Sumber Daya Mineral
Tasikmalaya
Persentase Pelaku usaha
ketenagalistrikan yang taat Dinas Energi dan
16 Persen 40
peraturan di Wilayah Kerja Sumber Daya Mineral
Cabang Dinas VII Cirebon
Persentase terlayaninya subsidi
Dinas Energi dan
17 listrik tepat sasaran di Wilayah Persen 100
Sumber Daya Mineral
Kerja Cabang Dinas VII Cirebon
Jumlah Reduksi CO2 dari
Dinas Energi dan
18 bidang energi (tidak termasuk Ton Co2eq 21,61
Sumber Daya Mineral
sektor transportasi)
Persentase Energi Baru dan Dinas Energi dan
19 Persen 107,2
Terbarukan yang diterapkan Sumber Daya Mineral
Aspek/Bidang Urusan/
Perangkat Daerah
No. Indikator Kinerja Satuan Target 2020
Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah
1 2 3 4 5
SBM
Jumlah Pemanfaatan EBT di
(Setara Dinas Energi dan
20 Wilayah Kerja Cabang Dinas I -
Barel Sumber Daya Mineral
Cianjur
Minyak)
SBM
Jumlah Pemanfaatan EBT di
(Setara Dinas Energi dan
21 Wilayah Kerja Cabang Dinas II -
Barel Sumber Daya Mineral
Bogor
Minyak)
SBM
Jumlah Pemanfaatan EBT di
(Setara Dinas Energi dan
22 Wilayah Kerja Cabang Dinas III -
Barel Sumber Daya Mineral
Purwakarta
Minyak)
SBM
Jumlah Pemanfaatan EBT di
(Setara Dinas Energi dan
23 Wilayah Kerja Cabang Dinas IV -
Barel Sumber Daya Mineral
Bandung
Minyak)
SBM
Jumlah Pemanfaatan EBT di
(Setara Dinas Energi dan
24 Wilayah Kerja Cabang Dinas V -
Barel Sumber Daya Mineral
Sumedang
Minyak)
SBM
Jumlah Pemanfaatan EBT di
(Setara Dinas Energi dan
25 Wilayah Kerja Cabang Dinas VI -
Barel Sumber Daya Mineral
Tasikmalaya
Minyak)
SBM
Jumlah Pemanfaatan EBT di
(Setara Dinas Energi dan
26 Wilayah Kerja Cabang Dinas VII -
Barel Sumber Daya Mineral
Cirebon
Minyak)
Persentase komoditas EBT yang
diuji unjuk kinerja sebagai Dinas Energi dan
27 Persen 12,5
bahan pengambilan kebijakan Sumber Daya Mineral
bidang energi
Persentase Usaha Pertambangan Dinas Energi dan
28 Persen 45
yang tertib teknis Sumber Daya Mineral
Persentase Usaha Pertambangan Dinas Energi dan
29 Persen 67
yang tertib Administrasi Sumber Daya Mineral
Persentase Usaha Pertambangan
Dinas Energi dan
30 yang tertib administrasi Wilayah Persen 67
Sumber Daya Mineral
Kerja Cabang Dinas I Cianjur
Persentase Usaha Pertambangan
Dinas Energi dan
31 yang tertib administrasi Wilayah Persen 67
Sumber Daya Mineral
Kerja Cabang Dinas II Bogor
Persentase Usaha Pertambangan
yang tertib administrasi Wilayah Dinas Energi dan
32 Persen 67
Kerja Cabang Dinas III Sumber Daya Mineral
Purwakarta
Persentase Usaha Pertambangan
Dinas Energi dan
33 yang tertib administrasi Wilayah Persen 67
Sumber Daya Mineral
Kerja Cabang Dinas IV Bandung
Persentase Usaha Pertambangan
yang tertib administrasi Wilayah Dinas Energi dan
34 Persen 67
Kerja Cabang Dinas V Sumber Daya Mineral
Sumedang
Persentase Usaha Pertambangan
yang tertib administrasi Wilayah Dinas Energi dan
35 Persen 67
Kerja Cabang Dinas VI Sumber Daya Mineral
Tasikmalaya
Aspek/Bidang Urusan/
Perangkat Daerah
No. Indikator Kinerja Satuan Target 2020
Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah
1 2 3 4 5
Persentase Usaha Pertambangan
Dinas Energi dan
36 yang tertib administrasi Wilayah Persen 67
Sumber Daya Mineral
Kerja Cabang Dinas VII Cirebon
Persentase pengujian kualitas Dinas Energi dan
37 Persen 15
bahan tambang di Jawa Barat Sumber Daya Mineral
Persentase Pengambil Air Tanah Dinas Energi dan
38 Persen 4,35
yang taat peraturan Sumber Daya Mineral
Laju Pembangunan Sumur Dinas Energi dan
39 Persen 20,59
Imbuhan Sumber Daya Mineral
Persentase Pengambil Air Tanah
Dinas Energi dan
40 yang taat peraturan di Wilayah Persen 4,61
Sumber Daya Mineral
Kerja Cabang Dinas I Cianjur
Persentase Pengambil Air Tanah
Dinas Energi dan
41 yang taat peraturan di Wilayah Persen 3,31
Sumber Daya Mineral
Kerja Cabang Dinas II Bogor
Persentase Pengambil Air Tanah
yang taat peraturan di Wilayah Dinas Energi dan
42 Persen 5,91
Kerja Cabang Dinas III Sumber Daya Mineral
Purwakarta
Persentase Pengambil Air Tanah
Dinas Energi dan
43 yang taat peraturan di Wilayah Persen 4,68
Sumber Daya Mineral
Kerja Cabang Dinas IV Bandung
Persentase Pengambil Air Tanah
yang taat peraturan di Wilayah Dinas Energi dan
44 Persen 4,85
Kerja Cabang Dinas V Sumber Daya Mineral
Sumedang
Persentase Pengambil Air Tanah
yang taat peraturan di Wilayah Dinas Energi dan
45 Persen 3
Kerja Cabang Dinas VI Sumber Daya Mineral
Tasikmalaya
Persentase Pengambil Air Tanah
Dinas Energi dan
46 yang taat peraturan di Wilayah Persen 3
Sumber Daya Mineral
Kerja Cabang Dinas VII Cirebon
Persentase sample air tanah Dinas Energi dan
47 Persen 0,7
yang diuji kualitasnya Sumber Daya Mineral
30 Perdagangan
Dinas Perindustrian
1 Nilai ekspor non migas USD$ 1.535.754.749
Dan Perdagangan
Indeks Harga Konsumen Bahan Dinas Perindustrian
2 Poin 3,00 - 4,00
Makanan Dan Perdagangan
Dinas Perindustrian
3 Indeks Keberdayaan Konsumen Poin 38
Dan Perdagangan
31 Perindustrian
Persentase pertumbuhan
PMA/PMDN Sektor Industri Dinas Perindustrian
1 Persen 1
Logam, Mesin, Alat Transportasi Dan Perdagangan
dan Elektronika (ILMATE)
Pertumbuhan jumlah Unit
Usaha Industri Logam, Mesin, Dinas Perindustrian
2 Persen 0,1
Alat Transportasi dan Dan Perdagangan
Elektronika
Pertumbuhan PMA/PMDN
Dinas Perindustrian
3 Sektor Industri Agro, Kimia, Persen 1
Dan Perdagangan
Tekstil dan Aneka
Aspek/Bidang Urusan/
Perangkat Daerah
No. Indikator Kinerja Satuan Target 2020
Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah
1 2 3 4 5
Pertumbuhan jumlah Unit
Dinas Perindustrian
4 Usaha Industri Agro, Kimia, Persen 0,1
Dan Perdagangan
Tekstil dan Aneka
Indeks Kepuasan Masyarakat Dinas Perindustrian
5 Kategori A
(IKM) UPTD IPOK Dan Perdagangan
Indeks Kepuasan Masyarakat Dinas Perindustrian
6 Kategori A
(IKM) UPTD Industri Logam Dan Perdagangan
Indeks Kepuasan Masyarakat Dinas Perindustrian
7 Kategori B
(IKM) BPSMB Agro Dan Perdagangan
Indeks Kepuasan Masyarakat
Dinas Perindustrian
8 (IKM) BPSMB Logam dan Kategori B
Dan Perdagangan
Elektronika
Indeks Kepuasan Masyarakat
Dinas Perindustrian
9 (IKM) BPSMB Air Minum Dalam Kategori B
Dan Perdagangan
Kemasan
Indeks Kepuasan Masyarakat
Dinas Perindustrian
10 (IKM) BPSMB Keramik dan Kategori B
Dan Perdagangan
Tabung Gas
32 Transmigrasi
Persentase Perjanjian Kerjasama
Dinas Tenaga Kerja dan
1 bidang ketransmigrasian yang Persen 0
Transmigrasi
direalisasikan
33 Perencanaan
Persentase sasaran, program
dan kegiatan RKPD yang
Badan Perencanaan
1 konsisten dengan RPJMD dan Persen 80
Pembanguna Daerah
Renstra Perangkat Daerah
lingkup Bidang Ekonomi
Tingkat kesesuaian prioritas
pembangunan Kabupaten/Kota Badan Perencanaan
2 Persen 80
dengan Provinsi Jawa Barat Pembanguna Daerah
Lingkup Bidang Ekonomi
Persentase sasaran, program
dan kegiatan RKPD yang
Badan Perencanaan
3 konsisten dengan RPJMD dan Persen 80
Pembanguna Daerah
Renstra Perangkat Daerah
lingkup Bidang Fisik
Tingkat kesesuaian prioritas
pembangunan Kabupaten/Kota Badan Perencanaan
4 Persen 80
dengan Provinsi Jawa Barat Pembanguna Daerah
Lingkup Bidang Fisik
Persentase sasaran, program
dan kegiatan RKPD yang
konsisten dengan RPJMD dan Badan Perencanaan
5 Persen 80
Renstra Perangkat Daerah Pembanguna Daerah
lingkup Bidang Pemerintahan
dan Sosial Budaya
Tingkat kesesuaian prioritas
pembangunan Kabupaten/Kota
Badan Perencanaan
6 dengan Provinsi Jawa Barat Persen 80
Pembanguna Daerah
Lingkup Bidang Pemerintahan
dan Sosial Budaya
Rata-rata capaian kinerja Badan Perencanaan
7 Persen 80
pelaksanaan pembangunan Pembanguna Daerah
Rata-rata capaian kinerja Badan Perencanaan
8 Persen 80
perangkat daerah Pembanguna Daerah
Aspek/Bidang Urusan/
Perangkat Daerah
No. Indikator Kinerja Satuan Target 2020
Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah
1 2 3 4 5
Rata-rata capaian proyek
Badan Perencanaan
9 strategis Jawa Barat yang Persen 100
Pembanguna Daerah
diselesaikan
Rata-rata capaian kegiatan Badan Perencanaan
10 Persen 80
APBN di Jawa Barat Pembanguna Daerah
Rata-rata capaian kinerja Badan Perencanaan
11 Persen 85
pembangunan kab/kota Pembanguna Daerah
Persentase ketersediaan
Badan Perencanaan
12 dokumen perencanaan Persen 100
Pembanguna Daerah
pembangunan daerah
Persentase Partisipasi Publik Badan Perencanaan
13 Persen 60
terhadap Proses Perencanaan Pembanguna Daerah
Persentase Kesesuaian Badan Perencanaan
14 Persen 100
Perencanaan dan Penganggaran Pembanguna Daerah
Persentase Ketersediaan Data
Badan Perencanaan
15 dan Informasi Perencanaan Persen 81
Pembanguna Daerah
Pembangunan Daerah
34 Keuangan
Badan Pengelolaan
Tingkat kepatuhan terhadap
1 Persen 100 Keuangan dan Aset
standar keuangan daerah
Daerah
Tingkat kepatuhan terhadap
Badan Pengelolaan
Pengelolaan
2 Persen 80 Keuangan dan Aset
Pertanggungjawaban Keuangan
Daerah
Daerah
Tingkat kepatuhan terhadap Badan Pengelolaan
3 kebijakan pengelolaan Persen 100 Keuangan dan Aset
perbendaharaan daerah Daerah
Badan Pengelolaan
Tingkat kepatuhan terhadap
4 Persen 80 Keuangan dan Aset
pengelolaan aset daerah
Daerah
Tingkat kepatuhan terhadap Badan Pengelolaan
5 Pengelolaan Pengamanan dan Persen 65 Keuangan dan Aset
Pemanfaatan Aset Daerah Daerah
Rasio Efektivitas PAD Lingkup Badan Pendapatan
6 Persen 100
Pendapatan I Daerah
Laju Pertumbuhan PAD Lingkup Badan Pendapatan
7 Persen 5,71
Pendapatan I Daerah
Rasio Efektivitas PAD Lingkup Badan Pendapatan
8 Persen 100
Pendapatan II Daerah
Rasio Efektivitas Dana Badan Pendapatan
9 Persen 100
Perimbangan Daerah
Rasio Efektivitas Lain-lain Badan Pendapatan
10 Persen 100
Pendapatan Daerah yang Sah Daerah
Laju Pertumbuhan PAD Lingkup Badan Pendapatan
11 Persen 3
Pendapatan II Daerah
Aspek/Bidang Urusan/
Perangkat Daerah
No. Indikator Kinerja Satuan Target 2020
Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah
1 2 3 4 5
Badan Kepegawaian
5 Nilai Kriteria Manajemen Kinerja Nilai (0-60) 60
Daerah
Nilai kriteria penggajian, Badan Kepegawaian
6 Nilai (0-40) 35
penghargaan, dan disiplin Daerah
Nilai kriteria Perlindungan dan Badan Kepegawaian
7 Nilai (0-16) 16
pemberian kemudahan Daerah
Nilai kriteria Sistem pendukung Badan Kepegawaian
8 Nilai (0-24) 20
kepegawaian Daerah
Persentase Pejabat Struktural,
Fungsional Dan Pelaksana Yang
Badan Pengembangan
9 Pernah Mengikuti Persen 9,35
Sumber Daya Manusia
Pengembangan Kompetensi
Teknis Umum
Persentase pejabat struktural,
fungsional dan pelaksana yang
Badan Pengembangan
10 pernah mengikuti Persen 9,35
Sumber Daya Manusia
pengembangan kompetensi
Teknis Substantif
Persentase Pejabat Struktural
Yang Pernah Mengikuti Badan Pengembangan
11 Persen 50
Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia
Manajerial Dan Latsar Cpns
Presentasi Pimpinan Daerah
Badan Pengembangan
12 Yang Lulus Pengembangan Persen 0
Sumber Daya Manusia
Kompetensi Pimpinan Daerah
Presentasi Pimpinan Tinggi Yang
Lulus Pengembangan Badan Pengembangan
13 Persen 0
Kompetensi Jabatan Pimpinan Sumber Daya Manusia
Tinggi
Persentase Dprd/Kepala
Desa/Perangkat Desa Yg Lulus Badan Pengembangan
14 Persen 13
Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia
Khusus
Persentase pejabat struktural,
fungsional dan pelaksana yg Badan Pengembangan
15 Persen 13
lulus Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kompetensi Pemerintahan
Persentase lulusan uji
kompetensi Manajerial, Teknis, Badan Pengembangan
16 Persen 18,7
Sosial Kultural dan Sumber Daya Manusia
Pemerintahan
Persentase Smart ASN Pemprov Badan Pengembangan
17 Persen 100
Jabar Sumber Daya Manusia
Jumlah Akreditasi Manajerial &
Sosial Kultural, Teknis, Badan Pengembangan
18 Sertifikat 5
Pemerintahan, ISO dan Sumber Daya Manusia
akreditasi corpu SI
Persentase Rencana
Badan Pengembangan
19 Pengembangan Kompetensi Yang Persen 100
Sumber Daya Manusia
Sesuai Prioritas Pembangunan
Persentase rekomendasi
perbaikan penyelenggaran Badan Pengembangan
20 Persen 100
pengembangan kompetensi yang Sumber Daya Manusia
ditindaklanjuti
Jumlah rekomendasi perbaikan
Badan Pengembangan
21 untuk implementasi proyek Dokumen 1
Sumber Daya Manusia
perubahan alumni
Aspek/Bidang Urusan/
Perangkat Daerah
No. Indikator Kinerja Satuan Target 2020
Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah
1 2 3 4 5
Jumlah ASN Non Provinsi yang
Badan Pengembangan
22 terfasilitasi pengembangan Persen 100
Sumber Daya Manusia
kompetensi
Persentase ketersediaan data
Badan Pengembangan
23 Kinerja Badan Pengembangan Persen 100
Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia
37 Sekretariat Daerah
Persentase Bahan Kebijakan
1 Pembinaan, Pemahaman Dan Persen 80 Sekretariat Daerah
Pengamalan Keagamaan
Persentase verifikasi dokumen
2 persyaratan dan kelayakan Persen 0 Sekretariat Daerah
pemekaran daerah
Persentase Fasilitasi naskah
3 Persen 80 Sekretariat Daerah
kerja sama daerah
Persentase Bahan Kebijakan
4 Umum Lingkup Pelayanan Sosial Persen 80 Sekretariat Daerah
yang ditindaklanjuti
Persentase Bahan Kebijakan
Umum Lingkup Pendidikan,
5 Persen 80 Sekretariat Daerah
Kebudayaan, Pemuda dan Olah
raga yang ditindaklanjuti
Persentase Bahan Kebijakan
Umum Lingkup Penanggulangan
6 Persen 80 Sekretariat Daerah
Masalah Pemberdayaan Sosial
yang ditindaklanjuti
Persentase capaian kinerja
7 urusan pemerintahan daerah Persen 80 Sekretariat Daerah
provinsi
Persentase rancangan produk
8 hukum pemerintah daerah Persen 80 Sekretariat Daerah
provinsi yang dikaji
Persentase penyelenggaraan
9 bantuan hukum dan HAM yang Persen 80 Sekretariat Daerah
difasilitasi
Persentase desa/Kelurahan
10 Persen 48 Sekretariat Daerah
sadar hukum
Aspek/Bidang Urusan/
Perangkat Daerah
No. Indikator Kinerja Satuan Target 2020
Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah
1 2 3 4 5
Persentase layanan informasi
11 peraturan perundang-undangan Persen 100 Sekretariat Daerah
melalui website dan sosialisasi
Persentase Produk Hukum
12 Kabupaten/Kota yang dievaluasi Persen 80 Sekretariat Daerah
dan di harmonisasi
Persentase paket pekerjaan yang
13 Persen 92 Sekretariat Daerah
selesai ditenderkan
Persentase Perangkat Daerah
14 yang menggunakan aplikasi Persen 87,5 Sekretariat Daerah
pengadaan barang/jasa
Persentase Perangkat Daerah
yang proses pengadaan
15 Persen 100 Sekretariat Daerah
barang/jasa sesuai dengan
peraturan perundang undangan
Persentase
laporan/rekomendasi/bahan
rumusan kebijakan yang akan
16 Persen 90 Sekretariat Daerah
ditindaklanjuti menjadi
kebijakan BUMD Lembaga
Keuangan.
Persentase
laporan/rekomendasi/bahan
rumusan kebijakan yang akan
17 Persen 90 Sekretariat Daerah
ditindaklanjuti menjadi
kebijakan BUMD Non Lembaga
Keuangan.
Persentase bahan
laporan/rekomendasi/bahan
18 rumusan kebijakan yang akan Persen 83 Sekretariat Daerah
ditindaklanjuti menjadi
kebijakan Investasi Daerah
Persentase efektifitas kebijakan
yang diimplementasikan untuk
19 penyelenggaraan pemerintahan Persen 52,5 Sekretariat Daerah
dan pembangunan aspek
sumber daya alam
Persentase efektifitas kebijakan
yang diimplementasikan untuk
penyelenggaraan pemerintahan
20 Persen 61,4 Sekretariat Daerah
dan pembangunan aspek
ketahanan pangan dan
pertanian
Persentase efektifitas kebijakan
yang diimplementasikan untuk
21 penyelenggaraan pemerintahan Persen 55,6 Sekretariat Daerah
dan pembangunan aspek sarana
perekonomian
Persentase penguatan
kelembagaan Perangkat Daerah
22 Persen 75 Sekretariat Daerah
Provinsi Jawa Barat berbasis
kinerja
Persentase penataan
23 Persen 75 Sekretariat Daerah
kelembagaan berbasis kinerja
Persentase tingkat kepatuhan
unit pelaksanaan pelayanan
24 Persen 27 Sekretariat Daerah
publik sesuai peraturan
perundang-undangan
Aspek/Bidang Urusan/
Perangkat Daerah
No. Indikator Kinerja Satuan Target 2020
Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah
1 2 3 4 5
Persentase unit pelayanan
publik bidang pertanian yang
25 Persen 0 Sekretariat Daerah
mengikuti kompetisi
Abdibaktitani tingkat Nasional
Persentase Perangkat Daerah
26 Provinsi dengan ketatalaksanaan Persen - Sekretariat Daerah
baik
Persentase dokumen kinerja
Perangkat Daerah Provinsi Jawa
27 Persen 100 Sekretariat Daerah
Barat yang disusun sesuai
peraturan perundang-undangan
Persentase dokumen kinerja
Pemerintah Daerah
28 Kabupaten/Kota yang disusun Persen 100 Sekretariat Daerah
sesuai peraturan perundang-
undangan
Persentase rencana aksi
29 Reformasi Birokrasi yang Persen 100 Sekretariat Daerah
diimplementasikan
Persentase Kabupaten/Kota
30 dengan Indeks Reformasi Persen 75 Sekretariat Daerah
Birokrasi berkategori 'B'
Persentase Pemberitaan Positif
31 Persen 57 Sekretariat Daerah
di Media
Persentase Hubungan
32 Persen 100 Sekretariat Daerah
Stakeholder Kehumasan
Persentase Pemohon Informasi
33 Persen 100 Sekretariat Daerah
yang Ditindaklanjuti
Persentase Acara Pimpinan yang
34 Persen 100 Sekretariat Daerah
Terdokumentasikan
Persentase Acara Pimpinan yang
35 Persen 100 Sekretariat Daerah
Terpublikasikan
Persentase Layanan
36 Keprotokolan KDH, WKDH, dan Persen 100 Sekretariat Daerah
Sekda yang dilaksanakan
Persentase Unit Kerja Yang
Mendapatkan Pelayanan
37 Persen 100 Sekretariat Daerah
Administrasi Perkantoran Di
Biro Umum
Persentase ASN Yang Memiliki
38 Kesesuaian Kompetensi Di Persen 100 Sekretariat Daerah
Sekretariat Daerah
38 Sekretariat DPRD
Tingkat Fasilitasi Pelaksanaan
1 Peran Dan Fungsi Legislasi Serta Persen 100 Sekretariat DPRD
Pengawasan
Tingkat Fasilitasi Hubungan
kelembagaan DPRD, penjaringan
2 aspirasi serta pelaksanaan Persen 100 Sekretariat DPRD
fungsi pengawasan dan
anggaran DPRD
Persentase Perencanaan dan
Pelaporan Capaian Kinerja dan
3 Keuangan yang tepat waktu dan Persen 100 Sekretariat DPRD
sesuai peraturan Perundang-
undangan di Sekretariat DPRD
Aspek/Bidang Urusan/
Perangkat Daerah
No. Indikator Kinerja Satuan Target 2020
Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah
1 2 3 4 5
Persentase ketersediaan data
4 Kinerja Sekretariat DPRD dan Persen 100 Sekretariat DPRD
DPRD
39 Penghubung
Persentase Koordinasi Jejaring
1 Persen 100 Badan Penghubung
Kerja Dengan Stakeholder
Persentase Fasilitasi
2 Persen 100 Badan Penghubung
Keprotokolan Yang Dilayani
Persentase Informasi
3 Persen 100 Badan Penghubung
Penyelenggaraan Pemerintahan
Persentase Penyelenggaraan
4 Promosi Potensi Pembangunan Persen 50 Badan Penghubung
Jawa Barat
40 Inspektorat
Penurunan jumlah temuan APIP
1 terhadap Perangkat Daerah (PD) Persen 5 Inspektorat
Provinsi
Persentase penyelesaian tindak
2 lanjut hasil pemeriksaan APIP Persen 85 Inspektorat
terhadap PD Provinsi
Persentase penanganan kasus
3 Persen 80 Inspektorat
pengaduan masyarakat
Persentase penyelesaian tindak
4 lanjut hasil pemeriksaan kasus Persen 100 Inspektorat
pengaduan masyarakat
Persentase Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota yang nilai
5 Persen 89 Inspektorat
EPPD masuk kategori Sangat
Tinggi (ST)
Persentase Perangkat Daerah
6 Persen 80 Inspektorat
yang nilai SAKIP-nya adalah ≥ A
Pemenuhan pelaksanaan Reviu
atas Perencanaan dan Pelaporan
7 Persen 100 Inspektorat
Kinerja Instansi Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa Barat
Jumlah Pemerintah Daerah
Pemerintah
8 Kabupaten/Kota yang nilai 10 Inspektorat
Daerah
SAKIP-nya adalah ≥ BB
Pemenuhan Reviu atas Laporan
9 Keuangan Pemerintah Daerah Persen 100 Inspektorat
(LKPD) Provinsi Jawa Barat
Persentase penyelesaian tindak
10 Persen 75 Inspektorat
lanjut hasil pemeriksaan BPK-RI
Jumlah Pemerintah Daerah
Pemerintah
11 Kabupaten/Kota yang opini atas 26 Inspektorat
Daerah
LKPD adalah WTP
Persentase jumlah PD yang
12 Persen 50 Inspektorat
mengimplementasikan SPIP
Nilai evaluasi monitoring dan
13 evaluasi RAD-PPK Pemerintah Persen 94 Inspektorat
Daerah Provinsi/Kab./Kota
Persentase Perangkat Daerah
14 yang dicanangkan menjadi Zona Persen 90 Inspektorat
Integritas (ZI)
Aspek/Bidang Urusan/
Perangkat Daerah
No. Indikator Kinerja Satuan Target 2020
Penanggung Jawab
Pembangunan Daerah
1 2 3 4 5
Jumlah PD Zona Integrasi yang
Perangkat
15 akan ditetapkan menjadi WBK 3 Inspektorat
Daerah
[WBBM]
Persentase pemenuhan
16 Infrastruktur kebijakan Persen 100 Inspektorat
peningkatan kapabilitas APIP
Persentase permohonan
17 Persen 100 Inspektorat
konsultasi yang mampu dilayani
Sumber: Hasil proyeksi, diolah Bappeda Provinsi Jawa Barat, Tahun 2020
Tabel 8.7
Penetapan Indikator Kinerja Daerah
Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Tingkat Hasil/Outcome
Provinsi Jawa Barat Tahun 2021-2023
Tabel 8.8
Penetapan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota
Untuk Mendukung Pencapaian Target Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2023
Tabel 8.9
Penetapan Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten dan Kota
Untuk Mendukung Pencapaian Target Provinsi Jawa Barat Tahun 2019–2023
Provinsi Jawa Barat 8,14 8,18 8,37 8,33-8,39 8,42-8,49 8,52-8,60 8,62-8,70 8,62-8,70
Sumber: Hasil proyeksi, diolah Bappeda Provinsi Jawa Barat, Tahun 2020
Tabel 8.10
Penetapan Angka Harapan Lama Sekolah Kabupaten dan Kota
Untuk Mendukung Pencapaian Target Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2023
Tabel 8.11
Penetapan Angka Harapan Hidup Kabupaten dan Kota
Untuk Mendukung Pencapaian Target Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2023
Tabel 8.12
Penetapan Pengeluaran Per Kapita Kabupaten dan Kota
Untuk Mendukung Pencapaian Target Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2023
Tabel 8.13
Penetapan Persentase Penduduk Miskin Kabupaten dan Kota
Untuk Mendukung Pencapaian Target Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2023
Provinsi Jawa Barat 7,83 7,25 6,82 7,25-7,09 6,96-6,63 6,39-6,06 5,77-5,42 5,77-5,42
Sumber: Hasil proyeksi, diolah Bappeda Provinsi Jawa Barat, Tahun 2020
Tabel 8.14
Penetapan Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten dan Kota
Untuk Mendukung Pencapaian Target Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2023
Tabel 8.15
Penetapan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten dan Kota
Untuk Mendukung Pencapaian Target Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2023
Tabel 8.16
Penetapan Indeks Gini Kabupaten dan Kota
Untuk Mendukung Pencapaian Target Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2023
Provinsi Jawa Barat 0,39 0,405 0,398 0,39-0,41 0,39-0,40 0,39-0,40 0,38-0,39 0,38-0,39
Sumber: Hasil proyeksi, diolah Bappeda Provinsi Jawa Barat, Tahun 2020
BAB IX
PENUTUP
PENUTUP IX-1
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
PENUTUP IX-2
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
PENUTUP IX-3
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
PENUTUP IX-4
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
PENUTUP IX-5
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
PENUTUP IX-6