Oleh,
UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS ILMU BUDAYA
‘MAPASTRA’
TAHUN 2021/2022
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa atas segala limpahan rahmat-Nya, sehingga
saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan dengan judul “ Rock Climbing/Panjat Tebing“ ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana, guna memenuhi proses keberlanjutan
siswa menengah di ‘MAPASTRA’. Semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam acara pemanjatan tebing(Rock
Climbing).
Harapan saya semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi laporan ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Penyusunan laporan ini sudah saya lakukan dengan semaksimal mungkin, dan saya
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dan mengambil sumber dari berbagai literatur
sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu, saya menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah. Saya
menyadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu saya sangat mengharapkan masukan berupa kritikan, nasehat,dan saran yanag
membangun dari para pembaca untuk perbaikan dalam pembuatan makalah selanjutnya. Akhir
kata saya berharap mudah-mudahan tujuan penulisan laporan ini dapat tercapai dan
bermanfaat bagi kita semua.
Joko Prastio
Daftar isi
Kata Pengantar..............................................................................................................i
Daftar isi........................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan........................................................................................................1
A.Latar Belakang .......................................................................................................1
B.Rumusan Masalah.................................................................................................1
C.Tujuan.....................................................................................................................1
D.Manfaat..................................................................................................................2
E.Waktu dan Tempat.................................................................................................2
Bab II Pembahasan......................................................................................................3
A. Pengertian Rock Climbing....................................................................... ..............3
B. Hal yang Diperlukan Dalam Rock Climbing...........................................................3
C. Simpul yang dibutuhkan dalam Rock Climbing......................................................9
D.Bagian-bagian Tebing..............................................................................................10
E. Pelaku Dalam Climbing...........................................................................................10
G.Teknik Climbing.......................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Olahraga Rock climbing atau dikenal biasa panjat tebing ini menjadi olahraga yang sangat
populer karena yang melakukan olahraga ini pada kalangan remaja laki-laki dan perempuan
bahkan olahraga ini sering di gunakan untuk melatih para prajurit tentara dan polisi. Olahraga
ini sering disebut sebagai panjat tebing atau dengan kata Rock climbing pada lingkungan yang
harus memperhatikan kondisi alam sekitar sekaligus cuaca. Kegiatan panjat tebing mulai
dikenal pertama kali di kawasan Eropa, tepatnya di pegunungan Alpen pada tahun 1910,
sebelum Perang dunia I di Austria. Teknik pemanjatan tebing dengan menggunakan tali baru
dikenal pada tahun 1920. Tahun 1930 adalah tahun keemasan pemanjatan di kawasan Alpen.
Mulai dari tebing kecil, menengah hingga puncak -puncak tertinggi. Perang dunia
menyebabkan frekuensi pemanjatan menurun, akan tetapi setelah Perang Dunia berakhir
membawa pengaruh pesat pada penciptaan dan pengadaan peralatan panjat tebing yang
semakin mudah didapatkan.
Pada tahun 1980 perkembangan panjat tebing semakin meluas mulai dari Eropa, Amerika
hingga Asia. Sehingga membuatnya terlepas dari induknya (mendaki gunung)
dan membentuk wujudnya sendiri yaitu olah raga panjat tebing.Di Indonesia panjat tebing
dikenal sejak tahun 60`an dimana berdiri beberapa perkumpulan/kelompok Pecinta Alam
Universitas Indonesia dan Wanadri yang mempunyai akar kegiatan mendaki gunung.– 1975
kegiatan panjat tebing secara utuh dan tersendiri .Waktu itu beberapa orang yang sekarang
dikenal sebagai tonggak kebangkitan Panjat Tebing Indonesia antara lain Harry Suliztiarto, Agus
Resmonohadi, Heri Hermanu dan Deddy Hikmat mulai latihan di tebing Citatah, Jawa Barat.
kantor Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga bekerjasama dengan Pusat Kebudayaan
Perancis (CCF) mengundang 3pemanjat profesional Perancis yaitu; Patrick Bernhault, Jean
Baptise Tribout dan Corrine Lebrune serta seorang instruktur Teknis Panjat Tebing Jean Harau
yang kemudian memunculkan inspirasi untuk mendirikan FEDERASI PANJAT TEBING GUNUNG
INDONESIA (FPTGI) dan melalui ikrar yang dikeluarkan oleh sekitar40`an orang dari
perkumpulan PA yang ada di Jakarta, Bandung, Padang, Medan, Semarang, Yogyakarta,
Surabaya dan Ujung Pandang di Tugu Monas tanggal 21 April 1988.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Rock Climbing?
b. Apa saja hal yang perlu dipersiapkan untuk Rock Climbing?
c. Simpul apa yang dibutuhkan dalam Rock Climbing?
d. Apa saja bentuk Bagian-bagian Tebing?
e. Siapa saja Pelaku Dalam Rock Climbing?
f. Apa saja bentuk kode-kode yang digunakan dalam rock climbing?
g. Apa saja Teknik Rock Climbing?
h. Siapa saja Peserta kegiatan Rock Climbing?
i. Bagaimana Laporan kegiatan Rock Climbing?
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Pengertian rock climbing sendiri adalah suatu olah raga yang mengutamakan kelenturan,
kekuatan / daya tahan tubuh, kecerdikan, kerja sama team serta ketrampilan dan pengalaman
setiap individu untuk menyiasati tebing itu sendiri. Dalam menambah ketinggian dengan
memanfaatkan cacat batuan maupun rekahan / celah yang terdapat ditebing tersebut serta
pemanfaatan peralatan yang efektif dan efisien untuk mencapai puncak pemanjatan. Panjat
Tebing adalah Seni olahraga atau Hobi yang dilakukan dengan mengandalkan kelenturan dan
kekuatan otot serta tekhnik tersendiri untuk memanjat mencapai Puncak Tertinggi. climbing
merupakan salah satu bagian dari kegiatan Mountaineering yang paling penting, yang sangat
memerlukan kecakapan mendaki tebing batu yang terjal, kemampuan dalam menganalisa yang
tinggi, mental baja , serta ketahanan fisik yang besar.
Secara etimologis Rock Climbing terdiri dari dua kata yaitu Rock dan climbing. Rock berarti
batuan dan Climbing berarti pemanjatan. Jadi Rock climbing yaitu teknik memanjat tebing batu
dengan memanfaatkan cacat batuan, baik tonjolan maupun rekahan yang mempunyai
kemiringan tebing lebih dari 70o
a. Tali Karmantel
Biasanya yang digunakan adalah tali yang memiliki tingkat kelenturan atau biasa disebut
dynamic rope. Secara umun tali di bagi menjadi dua macam yaitu :
– Static adalah tali yang mempunyai daya lentur 6% – 9%, digunakan untuk tali fixed rope yang
digunakan untuk ascending atau descending. Standart yang digunakan adalah 10,5 mm.
– Dynamic adalah tali yang mempunyai daya lentur hingga 25%, digunakan sebagai tali utama
yang menghubungkan pemanjat dengan pengaman pada titik tertinggi.
b.Carabiner
Adalah cincin kait yg terbuat dari alumunium alloy sebagai pengait dan dikaitkan dgn alat
lainnya.
c. Sepatu Panjat
sebagai pelindung kaki dan mempunyai daya friksi yg tinggi sehingga dpt melekat di tebing.
Jenisnya sendiri yang sering digunakan adalah soft (lentur/fleksibel) dan hard (keras).
d.Chock bag/Calk bag
sebagai tempat MgCo3 (Magnesium Carbonat) yg berfungsi agar tangan tdk licin karena
berkeringat sehingga akan membantu dalam pemanjatan.
e. Harnest
Harnest adalah alat pengikat di tubuh sebagai pengaman yg nantinya dihubungkan dengan
tali.
f. Hanger
g. Runner
Merupakan gabungan antara prusik dan dua buah carabiner. Biasanya digunakan untuk
menjadi bagian penyambung antara chocks, friends, tricams, bolts ataupun pitons terhadap tali
carnmantel.
h. Helm
Helm panjat adalah bagian dari peralatan keselamatan yang berguna melindungi kepala dari
puing-puing yang jatuh (seperti batu atau potongan pelindung yang jatuh) dan kekuatan
tumbukan selama jatuh. Selain itu, helm panjat juga digunakan di lingkungan dinding buatan
seperti dinding panjat dalam ruangan.
Untuk pengaman utama dalam penambatan dan pengaman utama yang dihubungkan dengan
tubuh atau harnest apabila carabiner tidak ada Toleransi 55% – 59%.
3. Simpul Pangkal
Untuk mengikat tali pada penambat yg fungsinya sebagai pengaman utama (fixed rope) pada
anchor natural dsb. Toleransi terhadap kekuatan tali akan berkurang sebesar 45%.
4. Simpul Jangkar
Untuk mengikat tali pada penambat yg fungsinya sebagai pengaman utama (fixed rope) pada
anchor natural dsb. Toleransi terhadap kekuatan tali akan berkurang sebesar 45%.
4. Bagian-bagian Tebing
-Poin : Bagian Pada Tebing yang bias dijadikan tempat Pegangan dan Pijakan
Dalam pemanjatan tebing, orang yang manjat disebut “climber”, sedangkan orang kedua
yang melakukan pengamanan terhadap pemanjat disebut “Belayer"
pemanjat
pemanjat
h. Rock : Pemanjat Memberitahukan kepada orang yang berada dibawah bahwa ada
lagi pengamanan
lagi
1.Lay back adalah – salah satu gerakan yang memanjang dari bawah ke atas dalam
kondisi tebing seperti ini dapat meletakkan kaki sambil mendorong tangan ke atas celah.
2.Cerobong asap adalah – salah satu gerakan pada saat menemukan dua tebing yang
berlawanan dan membentuk celah yang cukup besar untuk menembus tubuh.
3.Gulungan – dalah salah satu gerakan yang sedang berlangsung di celah yang tidak
terlalu lebar sehingga melakukan gerakan ini hanya cukup untuk tubuh saja.
4. Traversing adalah tenik dengan kekuatan pada saat pendakian yang diberikan saat
jalur pendakian dengan dipindahkan ke kiri atau kanan dengan gerakan yang mendatar.
5. Undercling – adalah teknik pegangan dan posisi tubuh didorong keluar dengan kaki ke
atas secara berlawanan menuju arah yang memungkinkan pda gerakan ke atas.
6. Cheval – adalah gerakan yang di lakukan pada saat pendaki dengan mengangkat atau
menggerakkan posisi tubuh ke atas atau ke depan dengan gerakan yang sama.
7. Slab climbing adalah pendakian di tebing yang licin dengan kondisi yang tidak terlalu
curam dan tidak membahayakan pendaki.
8. Mantleshelf – adalah gerakan dengan tonjolan yang datar sehingga bisa terjadi dalam
bidang untuk berdiri.
Dalam kegiatan panjat tebing di Gunung Padang pada hari sabtu diikuti oleh peserta siswa
menengah 'MAPASTRA' yang terdiri dari :
Pada hari Sabtu tepat nya tanggal 14 November 2001, di pukul 07.40 WIB saya
berangkat dari kos saya menuju sekre , pada jam 08.00 kami semua berkumpul di Sekretariat
‘MAPASTRA’ untuk mempersiapkan segala peralatan dan kebutuhan untuk melakukan Rock
Climbing di Gunung Padang ya g berada di tepi pantai. Pada jam 09.00 WIB 7 orang Siswa
Menengah akhirnya telah datang dan kami berangkat menuju TKP menggunakan angkot yang
telah di pesan bang Abi ke Gunung Padang. Sementara kak Desy , Bang Ujik, Bang momon,
Sekitar jam 09.30 WIB kami sampai di pintu masuk Gunung Padang. Setelah menunggu
beberapa waktu akhirnya instruktur yang lainnya sampai. Setelah membayar uang masuk ke
dalam objek wisata Gunung Padang Guna menuju tebing Climbing yang ingin di panjat. Saya
dengan saudara laki-laki lainya bergantian membawa air galon dari bawah sampai keatas,
sungguh sangat melelahkan. Sesekali kami berhenti untuk melepaskan penat ,karna perjalanan
yang cukup mendaki dan juga naik tangga. Setelah berjalan beberap menit akhirnya kami sampai
Sebelum mulai memanjat tebing, kami beristirahat sebentar sambil mengelurakan ala-alat
yang akan digunakan untuk Climbing .Mulai dari Runner, Carabiner, Terpal, matras , tali
cramantel, atas chalback hingga harnest dan alat bantu climbing lainnya. Kami memulai kegiatan
Climbing sekitar pukul 11.00 WIB kurang, yang pertama kali memulai pemanjatan adalah siswa
klew SM/111/MPS atau dengan nama Wahidushshamad, saya sendiri sebagai belayer nya.
Siswa klew sampai ke hanger 3 sebagai pembukaan dan awal pemasangan runner pada hanger.
Lalu setelah klew berhasil sampai dilanjutkan ke hanger 3, saya sendiiri melanjutkan pemanjatan
kedua dengan SM/112/MPS dan hanya mampu sampai pada hanger 1, belayer saya adalah
siswa Nike. Itu sangat memalukan tapi mau bagaimana lagi memang sulit untuk di praktekkan
kegiatan karena sudah masuk waktu Dzuhur dan kami juga akan mengisi perut yang sudah
kelaparan dari pagi hari. Saudara-saudara perempuan lainnya pun menyiapkan makan siang
yang telah mereka i bawa dari Sekre. Setelah makan, sambil menenangkan perut yang baru saja
diisi kami duduk sebentar diselingi dengan canda tawa bersama saudara dan instruktur.
Setelah sehabis makan, kami melanjutkan kegiatan climbing yang akan dilakukan oleh
SM/114/MPS Rendi Mahendra, yang mana diantara semua Siswa Menengah hanya Rendi
seorang lah yang mampu mencapai TOP dengan menggunakan chit pada hanger 1, 2, 3.
Semuanya pun memberikan semangat dan sorakan kepada Rendi untuk mencapai Puncak tebing,
pada hanger yang ke-9 Rendi kehabisan Runner. Kemudian dia memberanikan diri untuk sampai
ke puncak tebing. setengah jam akhirnya Rendi mampu msncapai puncak Tebing. Akan tetapi
saat turun dari puncak tebing Siswa Rendi mengalami kesuilitan, karena pada hanger ke 9
Runner tidak ada. Sehingga menyebabkan kesulitan saat turun dalam mencari celah pijakan dan
peganagn, dan akhirnya dia terjatuh lumayan jauh dari hanger 8 bahkan sampai hanger 5,
tubuhnya bergetar hebat seperti orang kehilangan nyawa. Setelah Rendi sampai dibawah dengan
susah payah, kegiatan dilanjutkan oleh SM/115/MPS Anjeli Maharani, yang mana Anjel hanya
mampu hingga hanger pertama juga. Kemudian dilanjutkan oleh SM/113/MPS Nike Rahayu
yang juga hanya mampu sampai hanger pertama. Lalu dilanjutkan oleh SM/116/MPS Luthfi
yang mampu sampai hanger ketiga. Luthfi mengalami kesulitan dari perpindahan runner ketiga
ke runner ke empat yang membuat dia susah untuk melanjutkan dan kehabisan tenaga pada tahap
tersebut. Selanjutnya SM/117/MPS Sofia Nofianti yang juga hanya mampu pada hanger pertama.
Lalu yang terakhir SM/119/MPS Husnul Feruza yang juga hanya mampu pada hanger pertama.
Pije tidak sanggup karena dia tidak kuat mengangkat beban badannya dan pegangan tangan
yang memang susah didapat pada hanger pertama sangat jarang di tebing batu tersebut.
Lalu dilanjutkan oleh ketua 'MAPASTRA' yakninya Bang Momon mencoba melakukan
climbing dan ternyata dia juga sampai pada puncak tebing sama dengan keberhasilan Rendi
hingganamun yang berbeda nya bang momon murni sampai puncak tidak memakai chit sepeti
siswa Rendi. Stelah bang momon turun kami berkemas dan memasukan alat-alat kembali kepada
carriel . Pada pukul 16.30 WIB yang mana setelah itu kami bersiap siap untuk turun dan pulang
menuju sekre. Setelah memastikan semuanya siap dan akan turun, tak lupa juga kami para Siswa
Menengah berfoto bersama. Tak lupa bang Abi meminta hotspot kak Dessy guna untuk
memberitahu sopir angkot untuk menjemput kembali kami . Kemudian kami melanjutkan
perjalanan turun ke gerbang masuk Obyek Wisata Gunung Padang. Kami sampai dibawah
sekitar pukul 16.50 WIB dan duduk disana menunggu angkot yang sangat lama datangnya.
Sekitar 1 jam lebih kami menunggu angkot, akhirnya jam 18.00 angkot datang dan langsung
berjalan menuju ke sekretariat ‘MAPASTRA’. Selama perjalan pulang semuanya sudah terlihat
lelah dan kumal, ada yang tidur dan juga ada yang menikmati waktu senja sembari melihat laut
keadaan di sepanjang perjalanan pulang. Sekitar pukul 19.00 WIB kami pun sampai di sekre dan
beristirahat sebentar melepas penat, dan ada juga beberapa Siswa yang langsung pulang ke kos
atau rumahnya.
Bab III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Climbing atau Panjat Tebing atau istilah asing yang dikenal dengan Rock
Climbing merupakan salah satu dari sekian banyak olahraga alam bebas dan merupakan
salah satu bagian dari mendaki gunung yang tidak bisa dilakukan dengan cara berjalan
kaki melainkan harus menggunakan peralatan dan teknik-teknik tertentu untuk bisa
melewatinya. Teknik tersebut dapat berupa : free climbing, bouldering, soloing, dan
artificial climbing. Dalam melakukan climbing kita sangat perlu memperhatikan teknik
dan juga memperhatikan pijakan seta ketepatan pemasangan alat. Serta kode-kode dalam
melakukan climbing yang harus diperhatikan sekali agar keselamatan saat climbing
terjamin.
B.Saran
Sebaiknya dalam melakukan kegiatan climbing harus didampingi oleh yang
profesional atau yang berpengalaman karena climbing adalah olahraga yang ekstrim dan
penuh dengan resiko yang tinggi,jangan sampai lupa akan keselamatan dan juga
perhatikan peralatan yang digunakan saat kegiatan. Apalagi sampai peralatan yang kita
gunakan tidak berfungsi dengan baik dan malah mendatangkan bencana untuk kita sang
pelaku climbing.
LEMBAR PENGESAHAN
JOKO PRASTIO
SD/140 MPS
Mengetahuui,
Pembimbing Keanggotaan
Dessy Ariska
MPS/101/XIX
Menyetujui,
MPS/098/XIX MPS/105/XIX