BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kematian Bayi (AKB) di dunia 34 per 1.000 kelahiran hidup, AKB di negara
berkembang 37 per 1.000 kelahiran hidup dan AKB di negara maju 5 per 1.000
kelahiran hidup. AKB di Asia Timur 11 per 1.000 kelahiran hidup, Asia Selatan 43 per
1.000 kelahiran hidup, Asia Tenggara 24 per 1.000 kelahiran hidup, Asia Barat 21 per
1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2013 AKB di Indonesia mencapai 25 per 1.000
kelahiran hidup. Bila dibandingkan dengan negara lain (Malaysia, Filipina, dan
Singapura) angka tersebut lebih besar dibandingkan dengan angka dari negara-negara
tersebut dimana AKB pada Malaysia 7 per 1.000 kelahiran hidup, Filipina 24 per
1.000 kelahiran hidup, dan Singapura 2 per 1.000 kelahiran hidup (WHO, 2014)
sebesar 22.23 per 1.000 kelahiran hidup. Yang mana artinya sudah mencapai target
MDGs 2015 sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup. Namun demikian, AKB di
Malaysia dan Singapura yang angkanya sudah dibawah 10 kematian per 1.000
Desember 2017 mencapai 637 kasus, menurun jika dibandingkan dengan tahun 2016
yaitu sebanyak 643 kasus. Kasus kematian bayi tertinggi berada di kabupaten Musi
Banyuasin sebanyak 68 kasus, dan Muara Enim sebanyak 65 kasus. Sedangkan kasus
terendah berada pada Kabupaten Pali sebanyak 8 kasus, di ikuti kota Pagaralam 10
Penelitian menunjukan banyak cara terbaik untuk merawat tali pusat. Sudah
dilaksanakan beberapa ujian coba klinis untuk membandingkan cara penanganan tali
pusat berbeda-beda dan semua menunjukan hasil yang serupa. Oleh sebab itu, tidak
jelas cara mana yang paling efektif untuk mencegah infeksi dan mendorong cepar
Berbagai upaya yang aman dan efektif untuk mencegah dan mengatasi
penyebab utama kematian bayi baru lahir (BBL) adalah pelayanan antenatal yang
berkualitas asuhan persalinan normal atau dasar pelayanan kesehatan yang memiliki
Kemampuan dan keterampilan ini digunakan setiap kali menolong persalinan (Depkes
RI, 2013)
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi lama lepas tali pusat, salah satunya
yakni timbulnya infeksi tali pusat karena tindakan atau perawatan yang tidak
memenuhi syarat kebersihan. Hal ini disebabkan oleh faktor ketidaktahuan karena
rendahnya pendidikan dan kurangnya informasi yang diterima oleh masyarakat tentang
menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi waktu pelepasan tali pusat, pengetahuan
merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderan terhadap
Dari data diatas saya sebagai penulis tertarik untuk mengambil kasus
perawatan tali pusat pada bayi baru lahir yang harus mendapatkan perhatian dan
penanganan yang baik, karena saat melihat kondisi lingkungan dan kesadaran
masyarakat sangat rendah mengenai pentingnya kesehatan dan berbagai upaya untuk
Kebidanan pada bayi Ny.”G” pelepasan tali pusat dengan pendarahan di BPM Habiba
B. Rumusan Masalah
yaitu “Bagaimana Asuhan Kebidanan pada bayi Ny.”G” pelepasan tali pusat dengan
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Lubuklinggau
Lubuklinggau
4
Lubuklinggau
Lubuklinggau
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bayi baru lahir (neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses
eksrauteri) dan toleransi bagi BBL untuk dapat hidup dengan baik (Marni dan
Rahardjo, 2015)
Pengertian pendarahan tali pusat adalah pendarahan yang terjadi pada tali
pusat. Bisa timbul sebagai akibat dari trauma, pengikatan tali pusat yang
pusatlah yang bertugas untuk menyalurkan darah, nutrisi dan oksigen yang
juga dibutuhkan oleh bayi. Setelah masa kehamilan berakhir. Tali pusat
janin, tali pusat berbentuk seperti tali yang memanjang saat berada dalam
sekitar 1-2cm. Jika tali pusat terlalu panjang, akan berresiko terjadi lilitan
tali pusat di sekitar leher ataupun bagian tubuh janin yang lainnya.
kehidupan bagi janin selama dalam kandungan. Tali pusat hanya berperan
selama proses kehamilan, ketika bayi sudah dilahirkan maka tali pusat
sudah tidak di butuhkan lagi. Itu sebabnya, tindakan yang paling sering di
7
beberapa hari setelah itu tali pusat hingga beberapa hari setelah tali pusat
spiral (Baety,2020).
Tali pusat membungkus dua buah pembuluh darah yang sudah di ambil
memilik rentah panjang antara 30-100 cm. lipatan dan kelokan pembuluh-
a. Cairan ketuban
b. Pembuluh darah
janin.
tali pusat yang disebut dengan simpul palsu atau false knot. Tetapi
bisa juga terjadi simpul asli atau true knot, yang diakbibatkan oleh
c. Jeli Wharton
Jeli wharton merupakan zat yang terasa lengket dan terbuat dari
Tali pusat selain sebuah tali yang memanjang, ada dua fungsi yang sangat
antibodi dari ibu yang sebelumnya di terima terlebih dahulu oleh plasenta
pertukaran bahan sisa seperti urea dan gas karbon dioksida yang akan
Menurut standart asuhan persalinan normal (APN) pada saat segera bayi
membungkus kepala serta badan kecuali tali pusat. Menjepit tali pusat
harus mengunakan klem disinfeksi tingat tinggi atau steril dengan jarak
10
pengurutan tali pusat bayi kearah ibu dengan memasang klem kedua
dengan jarak 2cm dari klem pertama. Gunakan tangan kiri diantara selah
jari tengah tali pusat di potong diantara kedua klem (Depkes R, 2010).
Sisa potongan tali pusat pada bayi inilah yang harus di rawat, karena jika
secara dini infeksi tali pusat sangat penting unruk mencegah sepsis. Tali
pangkal tali pusat, obati sebagai infeksi tali pusat liokal atau terbatas. Bila
di sekitar tali pusat merah dan mengeras atau bayi mengalami distensi
abdomen, maka hal ini itu menandakan infeksi tali pusat berat atau meluas
Pada saat tali pusat terpotong maka suplai darah dari ibu terhenti.Tali
pusat yang masih menempel pada pusat bayi lama kelamaan akan kering
oleh jelly Wharton atau aliran udara yang mengenainnya jaringan pada
sisa tali pusat dapat di jadikan tempat koloni oleh bakteri terutama jika
Sisa potongan tali pusat inilah yang menjadi sebab utama terjadinya
infeksi pada bayi baru lahir. Kondisi ini dapat di cegah dengan
koloni bakteri yang berasal dari lingkungan sekitar. Penyakit tetanus ini di
derita oleh bayi baruh lahir di sebabkan basil clostridium tetani yang dapat
11
Kristiyanasari, 2010).
Yaitu adanya trauma atau lilitan tali pusat imbilikus pendek, sehingga
Hal ini sangat berbahya bagi karna dapat menimbilkan kematian pada
pecah.
baru lahir dan lakukan pemeriksaan hemoglobin seara berkala pada bayi
Untuk mencegah agar tidak terjadi pendarahan pada tali pusat kita dapat
melakukan :
pada pengikat tali pusat. Jika pendarahan tidak berhenti setelah 15-2 menit
tersebut.
pendarahan. Penjepit tali pusat ini dibuang ketika tali pusat sudah kering,
biasanya sebelum keluar dari rumah sakit atau dalam waktu dua puluh
empat jam hingga empat puluh delapan jam setelah lahiran. Sisa tali pusat
biasanya akan terlepas sendiri dalam satu minggu setelah lahir dan luka
memegang atau bahkan menariknya. Bila tali pusat belum juga puput
Bayi yang meiliki tanda-tanda infeksi, seperti: pangkal tali pusat dan
daerah sekitarnya berwarnah merah, keluar cairan yang berbau, ada darah
yang keluar terus menerus, bayi demam tanpa sebab yang jelas maka
Tujuan dari perawatan tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya infeksi
pada bayi baru lahir karena masuknya spora kuman tetanus kedalam tubuh
melalui tali pusat, baik dari alat steril, pemakaian obat-obatan, bubuk atau
infeksi (Sodikin,2018)
fungsi hati (kolestasis), tingkat asupan vitamin K dapat terjadi pada bayi
vitamin K yang rendah yaitu <20 ug\L dibandingkan susu sapi yang
( Djoko, 2011).
Menurut wawan (2012) pelepasan tali pusat pada bayi di pengaruhi oleh
Hal ini sebabkan karana tindakan atau perawatan yang tidak memenuhi
gunting yang tidak steril, atau setelah di potong tali pusat dibubuhi abu,
Tali pusat juga tidak boleh di tutup rapat dengan apa pun, karena akan
Daerah sekitar neonatus, spora C. tetani yang masuk melalui lika talipusat,
mengurangi angka kejadian infeksi akibat tali pusat. Perawatan tali pusat
namun perawatan tali pusat dengan cara modern sekarang lebih sering di
lakukan karena mudah dan nyaman bagi bayi. Perawatan tali pusat pada
bayi baru lahir dapat menggunakan kassa steril. Penggunaan kassa steril
pada perawatan tali pusat dengan tujuan agar tali pusat tetap kering dan
(Wijaya, 2013).
sodikin (2013).
15
Jangan menggunakan plester dalam membalut tali pusat bayi karena dapat
menyebabkan iritasi sekitar daera tali pusat. Daerah tali pusat dan
mengoleskan bahan atau ramuan apapun ke puting tali pusat. bila terdapat
f. Hal-hal yang akan terjadi jika perawatan tali pusat kurang baik
mencegah hal tersebut ibu di tekankan untuk mengetahui tanda dan gejala
adanya infeksi tali pusat pada bayi mereka yang dapat disebabkan karena
Tanda dan gejala infeksi tali pusat pada bayi yaitu bayi tiba-tiba panas dan
tidak mau menetek atau tidak dapat menyusui karena trismus (sebelumnya
bayi menyusu seperti biasa), adanya mulut yang mencucu seperti mulut
BAB III
METODELOGI
Studi kasus merupakan bentuk laporan kasus asuhan kebidanan dilaksanakan dengan
menggunakan metode deskriktif yaitu suatu asuhan yang dilakukan dengan utama untuk
(Notoatmodjo, 2010)
Jenis penelitian ini adalah deskriptif explanation. Jenis penelitian ini adalah deskripif
atau sebab dan akibat yang terkandung didalam obyek yang diteliti (Zumrotun, 2018).
Study kasus dilakukan di BPM Habiba Am. Keb Lubuklinggau pada tanggal 1 Maret
Subjek dalam penelitian ini responden pada bayi usia 3 hari dengan pendarahan tali pusat
3. Jenis Data
a. Data primer merupakan data karakteristik responden, data perawatan tali pusat
b. Data sekunder meliputi data deskriptif lokasi penelitian yaitu data di BPM
Habiba Am. Keb Lubuklinggau, termasuk visi dan misi, dan data yang mendukung
c. Data tertier di peroleh dari berbagai referensi yang sangat valid seperti jurnal
tentang perawatan tali pusat dan pendarahan tali pusat (Nursalam, 2018)
18
Data didapatkan melalui proses wawancara yaitu melalui anamnesa pasien dan
melakukan observasi dan penanganan langsung asuhan neonatus pada perdarahan tali
- Pemeriksaan fisik : melakukan asuhan pada bayi baru lahir sesuai checklist
untuk mendapatkan data objektif dan melakukan pemeriksaan penunjang jika ada indikasi
B. Analisa Data
Menurut Ahmad Rijali (2019) dalam jurnalnya menyatakan analisa data kualitatif
meliputi
1. Reduksi Data
pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan – catatan tertulis di
lapangan. Proses ini berlangsung terus menerus selama penelitian berlangsung, bahkan
sebelum data benar – benar terkumpul sebagaimana terlihat dari kerangka konseptual
19
penelitian, permasalahan studi, dan pendekatan pengumpulan data yang dipilih peneliti.
Pengumpulan data kualitatif meliputi wawancara dan observasi melalui pemeriksaan fisik
Reduksi data meliputi : (1) meringkas data, (2) mengkode, (3) menelusur tema, (4)
Caranya : seleksi ketat atas data, ringkasan atau uraian singkat, dan menggolongkannya
2. Penyajian Data
Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga memberi
penyajian data kualitatif dalam kasus ini yaitu sekumpulan informasi disusun
Penatalaksanaan kasus
20
3. Penarikan Kesimpulan
Upaya penarikan kesimpulan dilakukan peneliti secara terus menerus selama berada di
lapangan. Peneliti melakukan pemeriksaan pada bayi dengan pendarahan tali pusat secara
Pendokumentasian SOAP
BAB IV
TINJAUAN KASUS
A. Tinjauan Kasus
I. PENGUMPULAN DATA
A. Identitas / Biodata
Identitas anak :
b) Umur : 3 hari
d) Anak ke : Pertama
• Kala I : 4 jam
• Kala II : 15 menit
Warna : Jernih
e) Komplikasi Persalinan :
Tanda 0 1 2 Jmlh
nilai
• Suhu : 36,7 ℃
• Pernafasaan : 35 x/menit
• HR : 136 x/menit
jugularis
REFLEKS
ANTROPROMETRI
26
• Lingkar kepala : 35 cm
• Lingkar dada : 33 cm
ELIMINASI
• Miksi : Sudah
• Meconeum : Sudah
Subyektif.
Obyektif.
2) Suhu : 36,7 ℃
3) Pernafasan : 35x/menit
4) HR : 136x/menit
8) Leher tidak ada pembesaran kel tiroid, limve, dan vena jugularis
keluarga
III.DIAGNOSE POTENSIAL
Tidak ada
IV. ANTISIPASI
Tidak ada
V. RENCANA MANAJEMEN
Masalah Potensial
5. Anjurkan ibu untuk tetap memberi asi tanpa bantuan makanan lain
6. Anjurkan ibu untuk datang ketenaga kesehatan apa bila ada keluhan
VI. PELAKSANAAN/IMPLEMENTASI
suhu : 36,7 ℃
pernafasan : 35 x/menit
HR : 136 x/menit
2. Pukul 10.55 WIB menyiapkan kasa steril atau kain bersih dengan lembut,
3. Pukul 11.00 WIB memberitahu ibu cara mengatasi pendarahan tali pusat,
dengan cara membersihkan bagian dalam dan sekitar pusat dengan kain
perdarahannya. Setelah itu, pastikan bahwa popok bayi atau pakaian tidak
iodine (obat merah), bedak, ramuan, alkohol, atau obat luar apapun pada tali
pusat yang berdarah. Namun, jika perdarahan tidak kunjung berhenti, bisa jadi
kondisi itu disebabkan oleh infeksi. Dalam kondisi tersebut, segera kunjungi
4. Pukul 11.05 WIB menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kesehatan anak,
seperti menjaga pusar bayi tetap kering, cukup menggunakan spons atau
waslap berbahan lembut saat memandikan bayi dalam upaya menjaga tali
5. Pukul 11.10 WIB menganjurkan ibu untuk tetap memberi asi tanpa
bantuan makanan lain, cukupi kebutuhan asi agar bayi tidak dehidrasi
29
ada keluhan.
VII. EVALUASI
4. Ibu bersedia menjaga kesehatan anak dan menjaga tali pusat tetap kering
5. Ibu bersedia memberi asi yang baik dan cukup kepada anak
Data perkembangan
S: Data Subyektif
tali pusat
30
O: Data Obyektif
2. Suhu : 36,7 ℃
3. Pernafasan : 35x/menit
4. HR : 136x/menit
A: Assessment
P : Planning
baik
pusat
pada anak
Evaluasi
BAB V
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Adapun yang dibahas tentang masalah asuhan pada studi kasus yang
1. Pengkajian :
Ny. “G” 23 tahun, datang membawa anaknya An. A umur 3 hari ke BPM
Habiba Am. Keb pada tanggal 20 Maret 2022 pukul 10.45 WIB, mengatakan
jika anaknya pengalami pendarahan pada tali pusat. Ny. “G” mengatakan saat
penyakit kelamin, dan lain-lain. Ny.”G” juga mengatakan jika selama hamil ia
tidak memiliki kebiasaan seperti meminum jamu, obat-obat selain dari resep
2. Interprestasi data :
Subyektif.
Obyektif.
2) Suhu : 36,7 ℃
3) Pernafasan : 35x/menit
4) HR : 136x/menit
33
8) Leher tidak ada pembesaran kel tiroid, limve, dan vena jugularis
pusat
Kebutuhan : Penanganan yang tepat dan dukungan untuk ibu dan keluarga
3. Diagnosa Potensial :
Tidak ada
4. Antisipasi :
Tidak dilakukan
5. Perencanaan :
Pada tanggal 20 Maret 2022 pukul 10.45 WIB bidan merencanakan untuk
5) Anjurkan ibu untuk tetap memberi asi tanpa bantuan makanan lain
6) Anjurkan ibu untuk datang ketenaga kesehatan apa bila ada keluhan
6. Pelaksanaan :
sebagai berikut
suhu : 36,7 ℃
pernafasan : 35 x/menit
HR : 136 x/menit
2) Pukul 10.55 WIB menyiapkan kasa steril atau kain bersih dengan lembut,
3) Pukul 11.00 WIB memberitahu ibu cara mengatasi pendarahan tali pusat,
dengan cara membersihkan bagian dalam dan sekitar pusat dengan kain
perdarahannya. Setelah itu, pastikan bahwa popok bayi atau pakaian tidak
iodine (obat merah), bedak, ramuan, alkohol, atau obat luar apapun pada tali
pusat yang berdarah. Namun, jika perdarahan tidak kunjung berhenti, bisa jadi
kondisi itu disebabkan oleh infeksi. Dalam kondisi tersebut, segera kunjungi
4) Pukul 11.05 WIB menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kesehatan anak,
seperti menjaga pusar bayi tetap kering, cukup menggunakan spons atau
waslap berbahan lembut saat memandikan bayi dalam upaya menjaga tali
5) Pukul 11.10 WIB menganjurkan ibu untuk tetap memberi asi tanpa
bantuan makanan lain, cukupi kebutuhan asi agar bayi tidak dehidrasi
ada keluhan.
35
7. Evaluasi :
Pada tanggal 20 Maret 2022 pukul 11.15 WIB adapun evaluasi dari
4) Ibu bersedia menjaga kesehatan anak dan menjaga tali pusat tetap kering
5) Ibu bersedia memberi asi yang baik dan cukup kepada anak
Pada kasus bayi Ny. “G” umur 3 hari dengan pendarahan tali pusat tidak
didapati kesenjangan antara teori dengan penerapan yang diterapkan dilahan dan
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi Ny. “G” dengan pendarahan
1. Berdasarkan pengkajian data yang diperoleh dari pasien didapatkan data yaitu
bayi Ny.”G” berumur 3 hari mengalami pendarahan tali pusat dan tidak
2. Dalam interpretasi data yang diperoleh diagnosa kebidanan bayi Ny. “G”
umur 3 hari dengan pendarahan tali pusat, tidak ditemukan dan tidak terdapat
3. Diagnosa potensial pada kasus ini tidak muncul, karena pada kasus ini tidak
4. Pada kasus ini tidak terdapat antisipasi, karena tidak adanya diagnosa
potensial
5. Perencanaan yang diberikan pada bayi Ny. “G” umur 3 hari yaitu beritahu
kepada ibu tentang keadaan anaknya, siapkan kasa steril atau kain bersih
dengan lembut, beritahu kepada ibu cara mengatasi pendarahan tali pusat,
anjurkan kepada ibu untuk tetap mejaga kesehatan anak, anjurkan ibu untuk
tetap memberi asi kepada anak tanpa bantuan makanan apapun, anjurkan
6. Pelaksanaan dalam pemberian asuhan pada bayi Ny. “G” umur 3 hari sesuai
maksimal
7. Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada bayi Ny. “G” umur 3 hari dengan
pendarahan tali pusat didapatkan hasil ibu sudah tahu hasil pemeriksaan, ibu
sudah tahu bagaimana mengatasi pendarahan tali pusat, ibu bersedia menjaga
kesehatan anak, ibu bersedia tetap memberi asi yang baik kepada anak tanpa
terdapat keluhan
8. Pada kasus bayi Ny. “G” umur 3 hari dengan pendarahan tali pusat tidak
B. Saran
tetap kering dan tidak diberi apapun. Namun, jika perdarahan tidak
kunjung berhenti, bisa jadi kondisi itu disebabkan oleh infeksi. Dalam
yang tepat.
2. Bagi bidan
3. Untuk Instituti
a. Bagi Mahasiswa
prosedur, karena teori dan prosedur yang mendasari setiap praktek sehingga
menghindari kesalahan
b. Pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Dewi,Vivian N.L., & Sunarsih Tri. 2013. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.
Dinkes NTB. 2019. Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017.
39
40
Riskesdas. 2018. Riset Kesehatan Dasar. Kementerian RI Rukiyah A.Y., & Yulianti, L.
2013.Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita (3th ed). Jakarta: TIM
Saifuddin, AB. 2007. Buku Panduan Praktik Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.Jakarta :YBP-SP
Soetjiningsih, IG. N. Gde Ranuh. 2013. Tumbuh Kembang Anak Edisi 2. Jakarta:
Sudarti, dkk. 2013. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Balita. Yogyakarta