Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Program bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari
keseluruhan program pendidikan di sekolah yang bertujuan untuk membantu peserta
didik dalam upaya mengembangkan potensi dirinya secara optimal.
Beberapa hal yang menjadi landasan pemikiran sebagai dasar hukum dalam
penyusunan program bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Weru adalah
sebagai berikut.
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pasal 1 butir 6 yang mengemukakan bahwa konselor adalah pendidik, Pasal 3
bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik, dan Pasal 4 ayat (4) bahwa pendidikan diselenggarakan dengan
memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas
peserta didik dalam proses pembelajaran, dan Pasal 12 Ayat (1b) yang
menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak
mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, Pasal 5 s.d Pasal 18 tentang standar isi untuk satuan pendidikan
dasar dan menengah.
3. Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling
Pada Pendidikan Dasar dan Menengah
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, yang memuat
pengembangan diri peserta didik dalam struktur kurikulum setiap satuan
pendidikan difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga
kependidikan.
5. Permen Diknas No. 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik
dan Kompetensi Konselor
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013
tentang Kerangka dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah

1
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013
tentang Implementasi Kurikulum
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2014
tentang Peminatan pada Pendidikan Menengah
9. SKB Mendikbud dan Kepala BAKN No.0433/P/1993 dan No.25 Tahun 1993
tentang Petunjuk pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
10. SK Mendikbud No.025/O/1995 Tentang Petunjuk Teknis Ketentuan
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
11. Pedoman Layanan Akademik (ABKIN)
12. Rambu-Rambu Analisis Potensi Siswa (ABKIN)
13. Rambu - Rambu Program Pengembangan Diri dalam Konteks Bimbingan
Konseling (ABKIN)
14. Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur
Pendidikan Formal Ditjen PMTK Depdiknas.
15. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah.
16. Dasar Standarisasi Profesi Konseling yang dikeluarkan oleh Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2004 untuk memberi arah pengembangan
profesi konseling di sekolah dan di luar sekolah.
17. Program Kerja SMA Negeri 1 Weru

Proses pengembangan potensi siswa dapat dicapai melalui proses


pembelajaran secara efektif yang disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan
siswa yang salah satunya adalah melalui pelayanan bimbingan dan konseling
dengan berbagai jenis layanan serta kegiatan pendukung lainnya. Oleh karena itu
pihak sekolah berkewajiban memberikan pelayanan dan menciptakan lingkungan
yang kondusif dalam penyelenggaraan pendidikannya, salah satunya adalah
layanan bimbingan dan konseling yang terprogram secara profesional dalam
upaya memfasilitasi siswa untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
dengan memperhatikan kondisi lingkungan sekolah.

B. Hasil Analisis Kebutuhan Siswa


Sebagai dasar dalam memberikan layanan kepada siswa SMA Negeri 1
Weru mengetahui terlebih dahulu merumuskan kebutuhan dan tujuan layanan
siswa berdasarkan tugas-tugas perkembangan siswa SMA sebagai berikut:

2
RUMUSAN KEBUTUHAN DAN TUJUAN LAYANAN
SISWA SMA N 1 WERU
BIDANG
RUMUSAN KEBUTUHAN TUJUAN LAYANAN
LAYANAN
PRIBADI Kesadaran untuk beriman dan Peserta didik/konseli mampu
bertakwa pada Tuhan YME memahami pentingnya iman dan
taqwa pada Tuhan YME serta dapat
hidup rukun, damai dan saling
menghormati antar umat beragama
Kebiasaan bersikap jujur Peserta didik/konseli dapat menjadi
individu yang memiliki integritas diri
serta dapat memancarkan kepercayaan
diri dan sikap yang tidak
mementingkan diri sendiri
Kemampuan memiliki kebiasaan Peserta didik/konseli dapat menjadi
jujur dan tidak mencontek saat tes individu yang memiliki sikap jujur
dan tidak mencontek
Kemampuan mengelola emosi Peserta didik/konseli dapat menjadi
dengan baik individu yang mampu mengendalikan
emosi
Komunikasi yang jujur dan tetap Peserta didik/konseli mampu
menjaga perasaan membedakan perilaku agresif dan
asertif, menerapkan prilaku asertif
dengan teman-temannya serta
mengembangkan sikap asertif untuk
menunjang prestasi
Melakukan pengenalan/pemahaman Peserta didik/konseli dapat
diri memahami dan menemukan unsur-
unsur konsep diri serta memahami dan
menerima kelebihan dan kekurangan
secara wajar dan penuh rasa syukur
Memahami potensi diri Peserta didik/konseli dapat mengenal
dan menggali potensi diri serta
berusaha mengoptimalkannya untuk
meraih sukses masa depan
Masa perkembangan remaja dan Peserta didik/konseli mampu
permasalahannya mengenal ciri-ciri perkembangan
remaja, dapat memahami tugas
perkembangan, mengatasi masalah
yang dihadapi dalam perkembangan
Mengenal kepribadian yang dimiliki Peserta didik/konseli mampu
manusia mengenal tipe-tipe kepribadian
manusia, mengenal kepribadian yang
dimiliki serta dapat tumbuh menjadi
pribadi yang matang
Memiliki kepercayaan diri Peserta didik/konseli dapat
memahami ciri-ciri pribadi yang
memiliki rasa percaya diri serta dapat
meningkatkan percaya diri dengan

3
baik untuk mencapai tujuan hidupnya
Kemampuan menjaga kesehatan Peserta didik/konseli mampu
dengan baik memahami pentingnya polah hidup
bersih dan sehat serta dapat
melakukan kebiasaan hidup bersih dan
sehat sehari-hari yang dapat
mempengaruhi kesehatan
Memiliki ciri-ciri/sifat pribadi yang Peserta didik/konseli mampu
berkarakter memiliki perasaan positif untuk
membangun pribadi yang berkarakter
yang akan berkontribusi pada
peningkatan mutu karakter bangsa
Memiliki rasa tanggung jawab Peserta didik/konseli mampu memiliki
rasa tanggung jawab pada diri sendiri
dan orang lain
Mengatur jadwal kegiatan sehari- Peserta didik/konseli mampu
hari mengatur jadwal kegiatan sehari-hari
dengan baik
Memiliki keluarga yang harmonis Peserta didik/konseli memiliki
keluarga yang harmonis
Merasa nyaman,aman tinggal di Peserta didik/konseli merasa
rumah sendiri nyaman,aman tinggal di rumah sendiri
Mampu menyelesaikan masalah Peserta didik/konseli dapat
dengan kekeluargaan menyelesaikan masalah dengan
kekeluargaan
Menjadi pribadi yang mandiri Peserta didik/konseli mampu menjadi
pribadi yang mandiri
Mampu menyelesaikan konflik Peserta didik/konseli mampu
pribadi menyelesaikan konflik pribadi
Memiliki pengetahuan tentang Peserta didik/konseli memiliki
norma berkeluarga pengetahuan tentang norma
berkeluarga
SOSIAL Mengenal lingkungan baru Peserta didik/konseli dapat mengenal
aspek-aspek penyesuaian diri serta
dapat menerapkan sikap dan
kebiasaan dengan lingkungannya
Memiliki pemahaman tentang Peserta didik/konseli dapat
kenakalan remaja mengetahui bentuk atau jenis
kenakalan remaja, dampak terhadap
pribadi dan lingkungan serta berusaha
untuk menghindarinya
Memiliki pemahaman tentang Peserta didik/konseli memiliki
bahaya rokok pemahaman tentang bahaya dan
dampak rokok bagi kesehatan tubuh
dan lingkungan serta cara untuk
menolak ajakan untuk merokok dalam
bentuk apapun
Memiliki perilaku sosial yang Peserta didik/konseli mampu
bertanggung jawab memahami pentingnya berprilaku
sosial yang baik, serta memiliki sikap
untuk hidup bersosial yang
bertanggung jawab dalam sebuah

4
masyarakat
Memahami tentang bullying Peserta didik/konseli mampu
memahami tentang bullying, bahaya
prilaku bullying, sebab dan dampak
bullying, serta berani cara melawan
tindakan bullying
Memiliki etika bergaul dengan Peserta didik/konseli mampu
teman sebaya memahami norma-norma dalam
masyarakat serta dapat
bersosialisasidan bergaul dengan
teman sebaya sesuai dengan etika
yang baik
Memiliki sikap sopan santun pada Peserta didik/konseli mampu
orang lain memahami nilai-nilai dan cara
bertingkah laku sopan santun dalam
kehidupan di luar kelompok teman
sebaya
Memiliki pemahaman tentang Peserta didik/konseli dapat memahami
dampak dari media social dampak positif dan negatif bermain
handphone atau media sosial
Kesadaran sebagai makhluk sosial Peserta didik/konseli memiliki
yang harus berinteraksi Kesadaran sebagai makhluk sosial
yang harus berinteraksi
Kemudahan mencari dan disenangi Peserta didik/konseli mudah mencari
teman dan disenangi teman
Memiliki pemahaman tentang Peserta didik/konseli memiliki
hubungan komunikasi dengan pemahaman tentang norma hubungan
lawan jenis komunikasi dengan lawan jenis
BELAJAR Memahami belajar yang benar di Peserta didik/konseli dapat mengenal
SMA/MA sikap dalam belajar serta menerapkan
sikap dan kebiasaan dalam belajar
yang baik di SMA-MA hingga
mencapai prestasi yang lebih luas
Memiliki motivasi untuk berprestasi Peserta didik/konseli mampu
memahami pengertian motivasi
berprestasi, mengetahui dan
menerapkan cara untuk meningkatkan
motivasi berprestasi
Menemukan cara belajar yang Peserta didik/konseli dapat
sesuai dengan gaya belajar memahami dan mengetahui tentang
gaya belajar serta strategi belajarnya
untuk masing-masing gaya belajar
tersebut
Kepedulian orang tua pada kegiatan Peserta didik/konseli selalu mendapat
belajar perhatian orang tua dalam belajarnya
Melaksanakan Tugas Sekolah / PR Peserta didik/konseli memiliki
tepat waktu kedisiplinan dalam belajar
Mudah memahami pelajaran Peserta didik/konseli dapat
memahami teknik memahami
pelajaran

5
Mampu memanfaatkan sumber Peserta didik/konseli dapat
belajar memanfaatkan sumber belajar dalam
kegiatan belajarnya
Kesadaran belajar sesuai jadwal Peserta didik/konseli dapat mengatur
waktu belajarnya
Memahami struktru kurikulum Peserta didik/konseli dapat
sekolah memahami tentang struktur kurikulum
sekolah
Memiliki semangat belajar Peserta didik/konseli memiliki
motivasi dalam belajar
Membentuk belajar kelompok Peserta didik/konseli dapat belajar
kelompok dengan temannya
Mengetahui cara memilih lembaga Peserta didik/konseli dapat memilih
bimbil yang baik lembaga bimbingan belajar yang tepat
Pemanfaatan perkembangan Peserta didik/konseli dapat
teknologi informasi memanfaatkan teknologi informasi
untuk belajar
KARIR Memperoleh informasi Peserta didik/konseli dapat
bantuan/beasiswa memanfaatkan peluang beasiswa yang
ada
Memperoleh penghasilan untuk Peserta didik/ konseli mampu
biaya hidup mengatur kegiatan antara belajar
sambil bekerja
Memiliki kemampuan untuk Peserta didik/konseli mampu memilih
memilih kegiatan ekstra kurikuler kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai
dengan bakat, minat dan
kemampuannya
Memiliki kemantapan pada pilihan Peserta didik/konseli mantap pada
peminatan yang diambil pilihan peminatan yang telah diambil
Memahami hubungan hobi, bakat, Peserta didik/konseli mampu
minat, kemampuan dan karir memahami peranan hobi, bakat, minat
dalam karir masa depannya
Memiliki perencanaan karir yang Peserta didik/konseli mampu
baik memahami pentingnya perencanaan
karir, langkah-langkah dalam
merencanakan karir serta mililiki
sikap positif dalam meraih kesuksesan
masa depan

Berdasarkan hasil need assessment menggunakan AKPD (Analisis


Kebutuhan Peserta Didik) yang telah dilaksanakan pada siswa SMA N 1 Weru
dengan menggunakan metode sampling pada siswa kelas X, XI, XII maka
diperoleh hasil sebagai berikut:

6
Hasil Pengolahan Angket Analisis Kebutuhan Peserta Didik (AKPD)
Profil Siswa SMA N 1 Weru
KELAS X
NO. PERNYATAAN JUMLAH PROSENTASE PRIORITAS
ITEM
Saya terpaksa harus bekerja untuk
46 6 0.15% RENDAH
mencukupi kebutuhan hidup
Saya mempunyai masalah dengan
17 12 0.30% RENDAH
anggota keluarga di rumah
Kondisi orang tua saya sedang tidak
15 14 0.35% RENDAH
harmonis
Orang tua saya tidak peduli dengan
35 19 0.47% RENDAH
kegiatan belajar saya
Saya sedang memiliki konflik
19 24 0.60% RENDAH
pribadi
Saya merasa tidak betah tinggal di
16 26 0.65% RENDAH
rumah sendiri
Saya merasa belum mantap pada
48 31 0.77% RENDAH
pilihan peminatan yang diambil
Saya belum dapat memanfaatkan
44 35 0.87% RENDAH
teknologi informasi untuk belajar
Sering saya dianggap tidak sopan
27 41 1.02% SEDANG
pada orang lain
Saya belajarnya jika akan ada tes
39 atau ujian saja 47 1.17% SEDANG
Saya belum memahami tentang
22 50 1.25% SEDANG
kenakalan remaja
Saya belum tahu tentang bullying
25 51 1.27% SEDANG
dan cara mensikapinya
Saya kurang memahami dampak dari
28 51 1.27% SEDANG
media sosial
Saya belum terbiasa belajar bersama
42 61 1.52% SEDANG
atau belajar kelompok
Saya belum banyak teman atau
30 63 1.57% SEDANG
sahabat
Saya belum tahu perubahan dan
8 permasalahan yang terjadi pada masa 65 1.62% SEDANG
remaja
Saya jarang bermain/berteman di
29 67 1.67% SEDANG
lingkungan tempat saya tinggal
Saya belum tahu cara memanfaatkan
38 sumber belajar 68 1.70% SEDANG
Saya belum mengenal tentang
9 70 1.75% SEDANG
macam-macam kepribadian
Saya belum tahu ciri-ciri/sifat/prilaku
12 70 1.75% SEDANG
pribadi yang berkarakter
Saya belum banyak mengenal
24 tentang perilaku sosial yang 73 1.82% SEDANG
bertanggung jawab
Saya merasa malas belajar dan kalau
41 73 1.82% SEDANG
belajar sering ngantuk
6 Saya belum tahu cara mengenal dan 76 1.89% SEDANG

7
memahami diri sendiri
Saya belum memiliki perencanaan
50 81 2.02% SEDANG
karir masa depan
Saya sukar bergaul dengan teman-
26 86 2.14% TINGGI
teman di sekolah
Saya kurang suka berkomunikasi
31 86 2.14% TINGGI
dengan teman lawan jenis
Saya belum tahu cara meraih prestasi
33 88 2.19% TINGGI
di sekolah
Saya belum bisa menjadi pribadi
18 90 2.24% TINGGI
yang mandiri
Saya merasa belum paham hubungan
49 antara hobi, bakat, minat, 91 2.27% TINGGI
kemampuan dan karir
Saya masih sering menunda-nunda
36 92 2.29% TINGGI
tugas sekolah/pekerjaan rumah (PR)
Saya kesulitan mengatur waktu
14 94 2.34% TINGGI
belajar dan bermain
Saya merasa belum disiplin dalam
1 95 2.37% TINGGI
beribadah pada Tuhan YME
Saya merasa kurang memilki
13 95 2.37% TINGGI
tanggung jawab pada diri sendiri
Saya belum tahu cara belajar yang
32 96 2.39% TINGGI
baik dan benar di SMA/MA
Saya masih sedikit mengetahui
23 99 2.47% TINGGI
tentang dampak atau bahaya rokok
Saya kadang-kadang masih suka
3 102 2.54% TINGGI
menyontek pada waktu tes
Saya merasa bingung memilih
47 kegiatan esktrakurikuler di sekolah 105 2.62% TINGGI

Saya kadang-kadang berperilaku dan


2 107 2.67% TINGGI
bertutur kata tidak jujur
Saya belum tahu tentang struktur
40 109 2.72% TINGGI
kurikulum yang ada di sekolah
Saya belum paham cara memilih
43 lembaga bimbingan belajar yang 109 2.72% TINGGI
baik
7 Saya belum memahami potensi diri 114 2.84% TINGGI
Saya belum paham tentang gaya
34 belajar dan strategi yang sesuai 114 2.84% TINGGI
dengannya
Saya belum memahami tentang
20 115 2.87% TINGGI
norma/cara membangun berkeluarga
Saya belum paham tentang sikap dan
5 119 2.97% TINGGI
perilaku asertif
Saya merasa belum bisa
4 120 2.99% TINGGI
mengendalikan emosi dengan baik
Saya kadang kurang menjaga
11 124 3.09% TINGGI
kesehatan diri
Saya kurang memiliki rasa percaya
10 129 3.22% TINGGI
diri

8
Saya belum tahu cara memperoleh
45 138 3.44% TINGGI
bantuan pendidikan (beasiswa)
Saya merasa kesulitan dalam
37 156 3.89% TINGGI
memahami pelajaran tertentu
Saya belum banyak mengenal
21 164 4.09% TINGGI
lingkungan sekolah baru

Hasil Pengolahan Angket AKPD


Pengembangan Tema berdasarkan data Terendah & Tertinggi
Siswa SMA N 1 Weru
KELAS X
NO Terendah Tertinggi
Memperoleh penghasilan untuk biaya
1 Mengenal lingkungan sekolah baru
hidup
Mampu menyelesaikan masalah dengan
2 Mudah memahami pelajaran
kekeluargaan
Memperoleh informasi
3 Memiliki keluarga yang harmonis
bantuan/beasiswa
Kepedulian orang tua pada kegiatan
4 Memiliki kepercayaan diri
belajar
Kemampuan menjaga kesehatan
5 Mampu menyelesaikan konflik pribadi
dengan baik
Merasa nyaman,aman tinggal di rumah Kemampuan mengelola emosi dengan
6
sendiri baik
Memiliki kemantapan pada pilihan Komunikasi yang jujur dan tetap
7
peminatan yang diambil menjaga perasaan
Pemanfaatan perkembangan teknologi Memiliki pengetahuan tentang norma
8
informasi berkeluarga
Memiliki sikap sopan santun pada orang Menemukan cara belajar yang sesuai
9
lain dengan gaya belajar
10 Kesadaran belajar sesuai jadwal Memahami potensi diri
Memiliki pemahaman tentang Mengetahui cara memilih lembaga
11
kenakalan remaja bimbel yang baik

Hasil Pengolahan Angket Analisis Kebutuhan Peserta Didik (AKPD)


Profil Siswa SMA N 1 Weru
KELAS XI
NO. JUMLA
PERNYATAAN PROSENTASE PRIORITAS
ITEM H
Saya terpaksa harus bekerja
46 untuk mencukupi kebutuhan 5 0.20% RENDAH
hidup
Saya mempunyai masalah
17 dengan anggota keluarga di 10 0.39% RENDAH
rumah
Orang tua saya tidak peduli
35 10 0.39% RENDAH
dengan kegiatan belajar saya
Kondisi orang tua saya sedang
15 11 0.43% RENDAH
tidak harmonis
22 Saya belum memahami 18 0.71% RENDAH

9
tentang kenakalan remaja
Saya belum dapat
44 memanfaatkan teknologi 19 0.75% RENDAH
informasi untuk belajar
Saya merasa tidak betah
16 21 0.83% RENDAH
tinggal di rumah sendiri
Saya belum tahu tentang
25 bullying dan cara 22 0.87% RENDAH
mensikapinya
Sering saya dianggap tidak
27 22 0.87% RENDAH
sopan pada orang lain
Saya sedang memiliki konflik
19 23 0.91% RENDAH
pribadi
Saya kurang memahami
28 24 0.95% RENDAH
dampak dari media sosial
Saya belajarnya jika akan ada
39 34 1.34% SEDANG
tes atau ujian saja
Saya belum terbiasa belajar
42 34 1.34% SEDANG
bersama atau belajar kelompok
Saya merasa belum mantap
48 pada pilihan peminatan yang 35 1.38% SEDANG
diambil
Saya belum tahu cara
38 36 1.42% SEDANG
memanfaatkan sumber belajar
Saya belum tahu perubahan
8 dan permasalahan yang terjadi 37 1.46% SEDANG
pada masa remaja
Saya belum banyak teman atau
30 38 1.50% SEDANG
sahabat
Saya sukar bergaul dengan
26 39 1.54% SEDANG
teman-teman di sekolah
Saya belum tahu cara
6 mengenal dan memahami diri 42 1.66% SEDANG
sendiri
Saya jarang bermain/berteman
29 di lingkungan tempat saya 45 1.77% SEDANG
tinggal
Saya belum memiliki
50 47 1.85% SEDANG
perencanaan karir masa depan
Saya belum tahu
12 ciri-ciri/sifat/prilaku pribadi 49 1.93% SEDANG
yang berkarakter
Saya belum tahu cara meraih
33 49 1.93% SEDANG
prestasi di sekolah
Saya merasa bingung memilih
47 kegiatan esktrakurikuler di 50 1.97% SEDANG
sekolah
Saya belum mengenal tentang
9 51 2.01% TINGGI
macam-macam kepribadian
Saya belum tahu cara belajar
32 yang baik dan benar di 51 2.01% TINGGI
SMA/MA

10
Saya belum banyak mengenal
24 tentang perilaku sosial yang 52 2.05% TINGGI
bertanggung jawab
Saya kesulitan mengatur waktu
14 55 2.17% TINGGI
belajar dan bermain
Saya masih sedikit mengetahui
23 tentang dampak atau bahaya 56 2.21% TINGGI
rokok
Saya belum bisa menjadi
18 60 2.36% TINGGI
pribadi yang mandiri
Saya kurang suka
31 berkomunikasi dengan teman 60 2.36% TINGGI
lawan jenis
Saya merasa malas belajar dan
41 61 2.40% TINGGI
kalau belajar sering ngantuk
Saya masih sering menunda-
36 nunda tugas sekolah/pekerjaan 62 2.44% TINGGI
rumah (PR)
Saya belum paham cara
43 memilih lembaga bimbingan 62 2.44% TINGGI
belajar yang baik
Saya kadang-kadang masih
3 suka menyontek pada waktu 64 2.52% TINGGI
tes
Saya merasa belum paham
49 hubungan antara hobi, bakat, 65 2.56% TINGGI
minat, kemampuan dan karir
Saya belum memahami potensi
7 66 2.60% TINGGI
diri
Saya belum tahu tentang
40 struktur kurikulum yang ada di 66 2.60% TINGGI
sekolah
Saya merasa kurang memilki
13 tanggung jawab pada diri 67 2.64% TINGGI
sendiri
Saya merasa belum disiplin
1 dalam beribadah pada Tuhan 70 2.76% TINGGI
YME
Saya belum paham tentang
5 73 2.88% TINGGI
sikap dan perilaku asertif
Saya belum paham tentang
34 gaya belajar dan strategi yang 74 2.92% TINGGI
sesuai dengannya
Saya kadang-kadang
2 berperilaku dan bertutur kata 75 2.96% TINGGI
tidak jujur
Saya belum memahami
20 tentang norma/cara 77 3.04% TINGGI
membangun berkeluarga
Saya kurang memiliki rasa
10 83 3.27% TINGGI
percaya diri
45 Saya belum tahu cara 83 3.27% TINGGI

11
memperoleh bantuan
pendidikan (beasiswa)
Saya kadang kurang menjaga
11 86 3.39% TINGGI
kesehatan diri
Saya merasa belum bisa
4 mengendalikan emosi dengan 95 3.74% TINGGI
baik
Saya belum banyak mengenal
21 100 3.94% TINGGI
lingkungan sekolah baru
Saya merasa kesulitan dalam
37 103 4.06% TINGGI
memahami pelajaran tertentu

Hasil Pengolahan Angket AKPD


Pengembangan Tema berdasarkan data Terendah & Tertinggi
Siswa SMA N 1 Weru
KELAS XI
NO Terendah Tertinggi
Memperoleh penghasilan untuk biaya
1 Mudah memahami pelajaran
hidup
Mampu menyelesaikan masalah dengan Mengenal lingkungan sekolah/ kelas
2
kekeluargaan baru
Kepedulian orang tua pada kegiatan Kemampuan mengelola emosi dengan
3
belajar baik
Kemampuan menjaga kesehatan
4 Memiliki keluarga yang harmonis
dengan baik
Memiliki pemahaman tentang
5 Memiliki kepercayaan diri
kenakalan remaja
Pemanfaatan perkembangan teknologi Memperoleh informasi
6
informasi bantuan/beasiswa
Merasa nyaman,aman tinggal di rumah Memiliki pengetahuan tentang norma
7
sendiri berkeluarga
8 Memahami tentang bullying Kebiasaan bersikap jujur
Memiliki sikap sopan santun pada orang Menemukan cara belajar yang sesuai
9
lain dengan gaya belajar
Komunikasi yang jujur dan tetap
10 Mampu menyelesaikan konflik pribadi
menjaga perasaan
Memiliki pemahaman tentang dampak Kesadaran untuk beriman dan
11
dari media sosial bertakwa pada Tuhan YME

Hasil Pengolahan Angket Analisis Kebutuhan Peserta Didik (AKPD)


Profil Siswa SMA N 1 Weru
Kelas XII
NO. PERNYATAAN JUMLAH PROSENTASE PRIORITAS
ITEM
Saya terpaksa harus bekerja
46 untuk mencukupi kebutuhan 5 0.23% RENDAH
hidup
Saya mempunyai masalah
17 dengan anggota keluarga di 6 0.28% RENDAH
rumah

12
Kondisi orang tua saya sedang
15 10 0.47% RENDAH
tidak harmonis
Orang tua saya tidak peduli
35 11 0.51% RENDAH
dengan kegiatan belajar saya
Saya belum memahami tentang
22 12 0.56% RENDAH
kenakalan remaja
Saya belum tahu tentang
25 17 0.79% RENDAH
bullying dan cara mensikapinya
Saya merasa tidak betah tinggal
16 19 0.88% RENDAH
di rumah sendiri
Sering saya dianggap tidak sopan
27 21 0.98% RENDAH
pada orang lain
Saya kurang memahami dampak
28 21 0.98% RENDAH
dari media sosial
Saya belum terbiasa belajar
42 21 0.98% RENDAH
bersama atau belajar kelompok
Saya belum dapat memanfaatkan
44 23 1.07% SEDANG
teknologi informasi untuk belajar
Saya sedang memiliki konflik
19 26 1.21% SEDANG
pribadi
Saya belum tahu perubahan dan
8 permasalahan yang terjadi pada 28 1.30% SEDANG
masa remaja
Saya belum banyak mengenal
21 29 1.35% SEDANG
lingkungan sekolah baru
Saya belum tahu cara belajar
32 yang baik dan benar di 29 1.35% SEDANG
SMA/MA
Saya masih sedikit mengetahui
23 tentang dampak atau bahaya 30 1.40% SEDANG
rokok
Saya belum tahu cara meraih
33 31 1.44% SEDANG
prestasi di sekolah

Saya merasa bingung memilih


47 kegiatan esktrakurikuler di 31 1.44% SEDANG
sekolah
Saya merasa belum mantap pada
48 33 1.53% SEDANG
pilihan peminatan yang diambil
Saya belajarnya jika akan ada tes
39 34 1.58% SEDANG
atau ujian saja
Saya belum memiliki
50 34 1.58% SEDANG
perencanaan karir masa depan
Saya belum banyak teman atau
30 35 1.63% SEDANG
sahabat
Saya sukar bergaul dengan
26 37 1.72% SEDANG
teman-teman di sekolah
Saya belum tahu cara mengenal
6 38 1.77% SEDANG
dan memahami diri sendiri
12 Saya belum tahu 38 1.77% SEDANG

13
ciri-ciri/sifat/prilaku pribadi yang
berkarakter
Saya jarang bermain/berteman di
29 38 1.77% SEDANG
lingkungan tempat saya tinggal
Saya belum banyak mengenal
24 tentang perilaku sosial yang 40 1.86% SEDANG
bertanggung jawab
Saya kesulitan mengatur waktu
14 42 1.95% SEDANG
belajar dan bermain
Saya belum tahu cara
38 44 2.05% TINGGI
memanfaatkan sumber belajar
Saya belum mengenal tentang
9 47 2.19% TINGGI
macam-macam kepribadian
Saya belum tahu tentang struktur
40 50 2.33% TINGGI
kurikulum yang ada di sekolah
Saya kurang suka
31 berkomunikasi dengan teman 51 2.37% TINGGI
lawan jenis
Saya belum paham cara memilih
43 lembaga bimbingan belajar yang 53 2.47% TINGGI
baik
Saya merasa belum paham
49 hubungan antara hobi, bakat, 54 2.51% TINGGI
minat, kemampuan dan karir
Saya belum memahami tentang
20 norma/cara membangun 56 2.60% TINGGI
berkeluarga
Saya belum paham tentang gaya
34 belajar dan strategi yang sesuai 57 2.65% TINGGI
dengannya
Saya belum memahami potensi
7 59 2.74% TINGGI
diri
Saya merasa malas belajar dan
41 60 2.79% TINGGI
kalau belajar sering ngantuk
Saya merasa belum disiplin
1 dalam beribadah pada Tuhan 61 2.84% TINGGI
YME
Saya belum bisa menjadi pribadi
18 62 2.88% TINGGI
yang mandiri
Saya masih sering menunda-
36 nunda tugas sekolah/pekerjaan 62 2.88% TINGGI
rumah (PR)
Saya merasa kurang memilki
13 65 3.02% TINGGI
tanggung jawab pada diri sendiri
Saya belum paham tentang sikap
5 67 3.12% TINGGI
dan perilaku asertif
Saya kadang-kadang masih suka
3 71 3.30% TINGGI
menyontek pada waktu tes
Saya merasa belum bisa
4 mengendalikan emosi dengan 76 3.53% TINGGI
baik
45 Saya belum tahu cara 76 3.53% TINGGI

14
memperoleh bantuan pendidikan
(beasiswa)
Saya kadang-kadang berperilaku
2 78 3.63% TINGGI
dan bertutur kata tidak jujur
Saya kurang memiliki rasa
10 78 3.63% TINGGI
percaya diri
Saya kadang kurang menjaga
11 82 3.81% TINGGI
kesehatan diri
Saya merasa kesulitan dalam
37 102 4.74% TINGGI
memahami pelajaran tertentu

Hasil Pengolahan Angket AKPD


Pengembangan Tema berdasarkan data Terendah & Tertinggi
Siswa SMA N 1 Weru
KELAS XII
NO Terendah Tertinggi

Memperoleh penghasilan untuk biaya Mudah memahami pelajaran


1
hidup
Mampu menyelesaikan masalah dengan Kemampuan menjaga kesehatan
2
kekeluargaan dengan baik
3 Memiliki keluarga yang harmonis Kebiasaan bersikap jujur
Kepedulian orang tua pada kegiatan Memiliki kepercayaan diri
4
belajar
Memiliki pemahaman tentang Kemampuan mengelola emosi dengan
5
kenakalan remaja baik
Memahami tentang bullying Memperoleh informasi
6
bantuan/beasiswa
Merasa nyaman,aman tinggal di rumah Kemampuan memiliki kebiasaan jujur
7
sendiri dan tidak mencontek saat tes
Memiliki sikap sopan santun pada orang Komunikasi yang jujur dan tetap
8
lain menjaga perasaan
Memiliki pemahaman tentang dampak Memiliki rasa tanggung jawab
9
dari media sosial
Membentuk belajar kelompok Melaksanakan Tugas Sekolah / PR
10
tepat waktu
Pemanfaatan perkembangan teknologi Menjadi pribadi yang mandiri
11
informasi

C. Visi dan Misi:


Paradigma konseling memberikan pelayanan bantuan psiko-
pendidikan dalam bingkai budaya yang diwarnai oleh budaya lingkungan
peserta didik di SMA Negeri 1 Weru. Visi dan misi pelayanan bimbingan
dan konseling mengacu kepada visi misi sekolah sebagaimana disebutkan,
yaitu:
1. Visi dan Misi Sekolah

15
Visi : “Terwujudnya insan pembelajar yang beritegritas, berprestasi,
berdaya saing di era Global dalam semangat kerja sama dan
berwawasan lingkungan”.
Misi :
1. Melaksanakan kegiatan keagamaan untuk meningkatkan
iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Melaksanakan pembelajaran yang efektif untuk
menghasilkan lulusan yang berprestasi dan berkepribadian
kreatif, kritis, komunikatif, kolaboratif dengan
memberdayakan Iptek dan muatan lokal.
3. Menumbuhkembangkan bakat dan potensi peserta didik
secara optimal dengan melaksanakan kegiatan
ekstrakurikuler di bidang seni, olah raga dan kewirausahaan
4. Menumbuhkembangkan pribadi berjiwa pemimpin yang
religius, nasionalis, gotong royang , mandiri berintegritas
dengan kegiatan ekstrakurikuler.
5. Mengupayakan pelestarian fungsi lingkungan dan mencegah
pencemaran lingkungan.
6. Meningkatkan kualitas sumber daya lingkungan dengan
melaksanakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup secara arif dan bijaksana.
7. Mengembangkan lingkungan sekolah yang sehat, bersih,
rapi, tertib, aman dan nyaman
8. Meningkatkan kepedulian seluruh warga sekolah terhadap
lingkungan agar memiliki sikap “Rumongso melu
handarbeni wajib melu hangrungkebi”
9. Meningkatkan profesionalisme pendidik dan tenaga
kependidikan yang mampu bersaing di era global dengan
mengikutsertakan pelatihan sesuai bidangnya. 
10. Menyelenggarakan sistem administrasi sekolah berbasis
Teknologi Informasi menuju pelayanan prima.
11. Menerapkan manajemen partisipatif yang transparan dan
akuntabel dengan melibatkan stake holder sekolah.
12. Menerapkan budaya senyum, sapa, salam, sopan santun
untuk menciptakan atmosfer dan iklim kerja yang tertib,
disiplin, serta saling menghormati antarwarga sekolah.

2. Visi dan Misi Bimbingan dan Konseling


Visi : mengembangkan secara optimal seluruh aspek kepribadian siswa
dengan melalui upaya-upaya : memahami perkembangan siswa,
mencegah timbulnya masalah yang dapat menghambat
perkembangannya, membantu mengatasi masalah yang timbul, dan
memelihara kondisi perkembangan yang telah dicapainya.

16
Misi : ikut serta meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah maupun
pendidikan nasional dengan menempatkan kepedulian utamanya
pengembangan diri siswa kearah pencapaian tujuan pendidikannya.

Tujuan:Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi insan yang


beriman dan bertaqwa kepada ALLAH SWT, berakhlak mulia,
memiliki IPTEK yang luas, sehat jasmani dan rohani, terampil dan
mandiri, siap untuk terjun langsung mengaplikasikan profesinya bagi
masyarakat dan dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya
yang lebih baik.

D. Tujuan
Tujuan dari program bimbingan dan konseling tahun pelajaran
2022/2023 adalah memfasilitasi para peserta didik dalam mencapai tugas-
tugas perkembangannya yaitu terutama dalam bidang akademik, pribadi-
sosial, dan karir agar dapat berkembang secara optimal.Secara umum, tujuan
pelaksanaan bimbingan dan konseling adalah agar individu dapat:
a. Memahami dan menerima diri secara obyektif dan konstruktif, baik yang
terkait dengan keunggulan maupun kelemahan, baik fisik maupun psikis;
b. Memahami tentang kondisi, tuntutan dan irama kehidupan lingkungan
yang pluktuatif antara yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan,
serta mampu meresponnya secara positif sesuai dengan norma pribadi,
sosial, dan ajaran agama yang dianut;
c. Merencanakan aktivitas penyelesaian studi, perencanaan karir, serta
kehidupannya di masa yang akan datang;
d. Mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya serta memanfaatkan
kekuatan lingkungan secara optimal;
e. Menyesuaikan diri, baik dengan tuntutan lingkungan pendidikan,
masyarakat, pekerjaan, serta agama yang dianutnya;
f. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapinya dalam studi,
penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, pekerjaan,
maupun dalam melakukan penghambaan kepada Tuhan-Nya
Sedangkan tujuan program layanan bimbingan dan konseling secara
khusus adalah untuk membantu siswa agar mencapai tujuan-tujuan
perkembangan yang meliputi aspek-aspekpribadi-sosial, belajar, dan karir.

17
Adapun dalam aspek perkembangan pribadi-sosial, program layanan
bimbingan dan konseling membantu siswa agar:
a. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan
konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan,
baik fisik maupun psikis
b. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain
c. Memiliki kemampuan untuk membuat pilihan secara sehat
d. Bersikap respek terhadap orang lain dengan cara menghormati atau
menghargai orang lain, dan tidak melecehkan martabat atau harga dirinya
e. Memiliki rasa tanggung jawab
f. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial
g. Memiliki rasa percaya diri
h. Dapat membuat keputusan secara efektif

Dalam aspek tugas perkembangan belajar, layanan bimbingan dan


konseling membantu siswa agar:
a. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif
b. Dapat melaksanakan keterampilan atau teknik belajar secara efektif
c. Dapat menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan
d. Memiliki keterampilan dan kemampuan dalam menghadapi evaluasi atau
ujian
e. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian

Dalam aspek tugas perkembangan karir program layanan bimbingan dan


konseling membuat siswa agar:
a. Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang
menunjang kematangan kompetensi karir
b. Mampu membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri
pekerjaan di dalam lingkungan kerja
c. Mampu merencanakan masa depan
d. Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir
e. Mengenal keterampilan, kemampuan, dan minat
f. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan karir
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, para siswa harus mendapatkan
kesempatan untuk :

18
1) Mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas
perkembangannya,
2) Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di
lingkungannya,
3) Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana
pencapaian tujuan tersebut,
4) Memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri,
5) Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya dan
masyarakat,
6) Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya,
7) Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara
optimal.
E. Tugas Pokok dan Fungsi Guru BK
1. Menguasai spektrum pelayanan pada umumnya, khususnya pelayanan
profesional, yaitu:

a. Menguasai spektrum pelayanan pada umumnya yang mengacu kepada


pelayanan bimbingan konseling komprehensif dengan 4 komponen
layanan, yaitu pelayanan dasar, pelayanan responsive, pelayanan
perencanaan individual, dan dukungan sistem

b. Menguasai spektrum pelayanan profesional konseling, meliputi:

1) Wawasan keilmuan, keterampilan keahlian, kode etik, dan organisasi


profesi konseling.

2) Paradigma, visi dan misi pelayanan konseling

3) Bidang pelayanan konseling

4) Fungsi, prinsip, dan asas konseling

5) Jenis layanan, kegiatan pendukung, dan format pelayanan konseling

6) Operasionalisasi kegiatan konseling terhadap berbagai sasaran


pelayanan.

2. Merumuskan dan menjelaskan peran profesional konselor kepada pihak-


pihak terkait, terutama peserta didik, pimpinan sekolah, sejawat pendidik,
dan orang tua.

a. Merumuskan secara konkrit dan jelas tugas dan kewajiban


profesionalnya dalam pelayanan konseling, meliputi:

19
1) Struktur pelayanan konseling

2) Program pelayanan konseling

3) Pengelolaan program pelayanan konseling

4) Evaluasi hasil dan proses pelayanan konseling

5) Tugas dan kewajiban pokok konselor.

b. Memberikan informasi tentang butir a secara profesional dan


proporsional kepada: (1) peserta didik di awal tahun pelajaran; (2)
pimpinan, dan sejawat pendidik di sekolah pada kegiatan rapat dinas,
briefing, pertemuan rutin, dan lain-lain; (3) orang tua pada kegiatan
musyawarah orang tua di awal tahun pelajaran, kegiatan konsultasi, dan
(4) pelayanan beasiswa baik dari dalam maupun luar instansi.
3. Melaksanakan tugas pelayanan profesional konseling yang setiap kali
dipertanggungjawabkan kepada pimpinan sekolah.
a. Unsur-unsur pokok dalam tugas pelayanan konseling:
1) jumlah peserta didik yang diasuh seorang konselor 150 orang.
Konselor wajib memberikan pelayanan konseling kepada seluruh
peserta didik yang diasuhnya sesuai kebutuhan dan masalah masing-
masing.

2) program tahunan, semesteran, bulanan, mingguan, dan kegiatan


harian pelayanan konseling. Program-program ini disusun secara
proporsional dan berkesinambungan antar kelas dan antar jenjang
kelas di SMA Negeri 1 Weru.

3) Seluruh program kegiatan direncanakan, dilaksanakan, dilaporkan


secara tertulis dan didokumentasikan.

4) pelayanan terhadap masing-masing peserta didik yang diasuh


sebanyak minimal 10 (sepuluh) kali kegiatan pelayanan konseling
setiap semester melalui strategi pelayanan konseling tanpa kecuali.

5) jumlah jam pembelajaran wajib pelayanan konseling seminggu


ekuivalen dengan jam pembelajaran wajib guru.

b. Tugas unsur-unsur pokok sebagaimana tersebut di atas merupakan


“perjanjian kerja” yang wajib dilaksanakan oleh guru BK/konselor dan
secara berkala dipertanggungjawabkan kepada pimpinan sekolah.
4. Mewaspadai hal-hal negatif

20
a. Hal-hal yang perlu dicegah untuk tidak terjadi atau tidak dilakukan oleh
konselor:

1) Tercerderainya asas kerahasiaan, karena konselor secara langsung


ataupun tidak langsung mengemukakan hal-hal berkenaan dengan diri
peserta didik yang tidak boleh atau tidak layak diketahui orang lain;

2) Memberikan label kepada peserta didik, baik perorangan maupun


kelompok, dengan cara apapun, yang berkonotasi negatif terhadap
peserta didik yang bersangkutan;

3) Bertindak laksana “polisi sekolah” yang memata-matai ataupun


mencari-cari kesalahan peserta didik, seperti bertindak sebagai piket
keamanan, perazzia, pencari pencuri. Dalam hal ini, konselor dapat
menerima peserta didik yang terjaring dalam kegiatan “kepolisian
sekolah” yang dilakukan oleh pihak lain, untuk mendapatkan
pelayanan konseling;

4) Membuat ataupun menyetujui dibuatnya “surat perjanjian” dengan


peserta didik yang berkonotasi atau berakhir pada sanksi ataupun
hukuman tertentu. Dalam hal ini, konselor dapat menerima peserta
didik yang telah membuat perjanjian dengan pihak lain, untuk
mendapatkan pelayanan konseling agar terhindar dari sanksi ataupun
hukuman sebagaimana dinyatakan dalam “surat perjanjian”;

5) Kondisi tempat ataupun ruang kerja konselor yang dapat


mengganggu kesukarelaan, ketenangan, dan terjaminnnya
kerahasiaan peserta didik yang datang kepada konselor untuk
mendapatkan pelayanan konseling.

b. Hal-hal sebagaimana tersebut pada butir (a) sejak awal disampaikan oleh
guru BK/konselor kepada pihak-pihak terkait, terutama peserta didik,
sejawat pendidik/rekan guru dan wali kelas, serta pimpinan sekolah
untuk mendapatkan dukungan dan fasilitas dalam mewujudkannya
melalui kegiatan-kegiatan professional di sekolah.

5. Mengembangkan kemampuan profesional konseling secara berkelanjutan

a. Pengembangan kemampuan profesional melalui:

21
1) Pengawasan kegiatan pelayanan konseling di sekolah, baik yang
dilaksanakan secara interen oleh pimpinan sekolah, maupun oleh
pengawas sekolah bidang konseling;

2) Diskusi profesional dengan teman sejawat di SMA Negeri 1 Weru dan


antar sekolah melalui MGBK untuk membahas kasus-kasus peserta
didik;

3) Partisipasi dalam kegiatan keorganisasian profesi konseling (ABKIN);

4) Pendidikan dalam-jabatan (seperti penataran, seminar, lokakarya,


pendidikan dan pelatihan, dan lain-lain) dan pendidikan lanjutan
dalam bidang konseling;

5) Kegiatan dalam rangka kredensialisasi untuk sertifikasi, akreditasi, dan


atau lisensi dalam bidang konseling.
b. Untuk terlaksananya hal-hal sebagaimana tersebut pada butir a konselor
membicarakannya dengan pimpinan sekolah dan pihak-pihak lain
berkenaan dengan perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan
pelaporannya.

F. Struktur Pelayanan Bimbingan dan Konseling


1. Pendekatan
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan
usaha membantu peserta didik dalam pengembangan kehidupan
pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan
pengembangan karir. Program bimbingan dan konseling di SMA
Negeri 1 Weru menggunakan pendekatan yang berorientasi
perkembangan dan preventif yaitu pendekatan bimbingan dan
konseling perkembangan (Developmental Guidance and Counseling),
atau bimbingan dan konseling komprehensif (Comprehensive
Guidance and Counseling). Pelayanan bimbingan dan konseling
komprehensif didasarkan kepada upaya pencapaian tugas
perkembangan, pengembangan potensi, dan pengentasan masalah-
masalah peserta didik. Tugas-tugas perkembangan dirumuskan
sebagai standar kompetensi yang harus dicapai peserta didik, sehingga
pendekatan ini disebut juga bimbingan dan konseling berbasis standar

22
(standard based guidance and counseling). Standar dimaksud adalah
standar kompetensi kemandirian siswa (lihat lampiran).
Tugas-tugas perkembangan siswa SMA yang dimaksud yaitu:
(1) mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan YME; (2) mempersiapkan diri, menerima dan
bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis
yang terjadi pada diri sendiri; (3) mencapai pola hubungan yang baik
dengan teman; (4) mengarahkan diri pada peranan sosial sebagai pria
dan wanita; (5) memantapkan cara-cara bertingkah laku yang dapat
diterima dalam kehidupan sosial; (6) mengenal kemampuan, bakat
dan minat, serta arah kecenderungan karir; (7) mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk
melanjutkan pendidikan dan atau berperanserta dalam kehidupan
masyarakat; (8) mengenal gambaran dan mengembangkan sikap
tentang kehidupan mandiri, baik secara emosional maupun sosial
ekonomis; (9) mengenal seperangkat sistem etika dan nilai-nilai bagi
pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara
dan anggota umat manusia.
Oleh karena itu, maka implementasi bimbingan dan konseling
di SMA Negeri 1 Weru diorientasikan kepada upaya memfasilitasi
perkembangan potensi peserta didik, yang meliputi aspek pribadi,
sosial, belajar, dan karir; atau terkait dengan pengembangan pribadi
peserta didik sebagai makhluk yang berdimensi biopsikososiospiritual
(biologis, psikis, sosial, dan spiritual).

2. Ruang Lingkup Bidang Pelayanan Bimbingan dan Konseling


a. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik dalam memahami, menilai, dan
mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta
kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan
dirinya secara realistik.
b. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta
mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif

23
dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial
yang lebih luas.
c. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam
rangka mengikuti pendidikan sekolah dan belajar secara mandiri.
d. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan
mengambil keputusan karir.

3. Fungsi Bimbingan dan Konseling


a. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan yang membantu peserta
didik (peserta didik) agar memiliki pemahaman terhadap dirinya
(potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma
agama).
b. Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor
untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin
terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh
peserta didik.
c. Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan yang sifatnya lebih
proaktif dari fungsi-fungsi lainnya.
d. Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif.
Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada
peserta didik yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek
pribadi, sosial, belajar, maupun karir.
e. Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu peserta
didik memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi,
dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan
minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
f. Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan,
kepala Sekolah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan
program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat,
kemampuan, dan kebutuhan peserta didik (peserta didik).
g. Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu peserta
didik agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya
secara dinamis dan konstruktif.

24
h. Fungsi Advokasi, yaitu fungsi bimbingan dalam memberikan
perlindungan perserta didik tentang haknya sebagai siswa

4. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling


a. Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua peserta didik.
Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua peserta
didik, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah.
b. Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi. Setiap peserta
didik bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui
bimbingan peserta didik dibantu untuk memaksimalkan perkembangan
keunikannya tersebut.
c. Bimbingan menekankan hal yang positif. Menghilangkan persepsi
yang negatif terhadap bimbingan, karena bimbingan dipandang
sebagai satu cara yang menekan aspirasi. Bimbingan merupakan
proses bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan serta
memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang.
d. Bimbingan dan konseling merupakan usaha bersama dengan semua
unsur personil sekolah. Mereka bekerja sebagai teamwork.
e. Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial dalam
Bimbingan dan
konseling. Bimbingan diarahkan untuk membantu peserta didik agar
dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan.

5. Asas Bimbingan dan Konseling


a. Asas kerahasiaan: merahasiakan segenap data dan keterangan tentang
peserta didik (konseli).
b. Asas kesukarelaan: menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan
peserta didik (siswa) mengikuti/menjalani pelayanan/kegiatan.
c. Asas keterbukaan: menghendaki agar peserta didik bersifat terbuka
dan tidak berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan tentang
dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan
materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya.
d. Asas kegiatan: menghendaki agar peserta didik berpartisipasi secara
aktif di dalam penyelenggaraan pelayanan/kegiatan bimbingan.
e. Asas kemandirian: menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan

25
konseling.
f. Asas kekinian: menghendaki agar objek sasaran pelayanan ialah
permasalahan peserta didik dalam kondisinya sekarang.
g. Asas kedinamisan: menghendaki agar isi pelayanan terhadap sasaran
selalu bergerak maju dan terus berkembang serta berkelanjutan.
h. Asas keterpaduan: menghendaki agar berbagai pelayanan, baik yang
dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling
menunjang, harmonis, dan terpadu. .
i. Asas keharmonisan: menghendaki agar segenap pelayanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak boleh
bertentangan dengan nilai dan norma yang ada.
j. Asas keahlian: menghendaki agar pelayanan dan kegiatan bimbingan
dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional.
k. Asas alih tangan kasus: menghendaki agar pihak-pihak yang tidak
mampu menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling secara
tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik
mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli.

G. Komponen Program Bimbingan dan Konseling


1. Layanan Dasar
Program ini merupakan layanan dasar diberikan kepada semua siswa
secara klasikal dan kelompok. Strategi implementasi program adalah:
pelayanan orientasi, pelayanan informasi, bimbingan kelompok, bimbingan
klasikal, dan pelayanan pengumpulan data melalui: (1) orientasi dan
informasi sekolah di awal tahun pelajaran untuk kelas X; (2) bimbingan
klasikal di kelas secara terjadwal diberikan kepada siswa kelas X semester 2
(dua) (3) konsultasi psikotes secara kelompok untuk semua jenjang kelas; (4)
informasi memperoleh beasiswa dari berbasgai instansi (5) informasi
pendidikan lanjutan (PMDK, UM, USM, Ujian Bersama, SNMPTN,
SBMPTN, dan lain-lain); (6) informasi dunia kerja, (7) pemberian pelayanan
dasar lainnya yang berkaitan dengan pengembangan diri.
2. Layanan Responsif
Layanan responsif membantu pemecahan masalah dan remediasi saat
ini (sifatnya mendesak). Layanan ini diberikan kepada siswa atau kelompok
siswa tertentu yang memiliki persoalan-persoalan (termasuk rujukan dari
guru, orang tua, teman-teman, dan staf sekolah lainnya) yang membutuhkan
penangan dengan segera. Strategi yang diberikan meliputi konseling
individual, konseling kelompok, reveral (rujukan), kolaborasi dengan guru
mata pelajaran dan wali kelas, kolaborasi dengan orang tua, kolaborasi
dengan pihak lain yang terkait, konsultasi, bimbingan teman sebaya,
konferensi kasus, kunjungan rumah.

26
3. Layanan Perencanaan Individual
Pelayanan diberikan secara perorangan, kelompok kecil, dan klasikal.
Strategi implementasi program adalah membantu peserta didik menganalisis
kekuatan dan kelemahan dirinya berdasarkan data atau informasi yang
diperoleh, yaitu yang menyangkut pencapaian tugas-tugas perkembangan,
atau aspek-aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier. Melalui kegiatan
penilaian diri ini, peserta didik diarahkan untuk memiliki pemahaman,
penerimaan, dan pengarahan dirinya secara positif dan konstruktif. Pelayanan
perencanaan individual ini dilakukan melalui pelayanan
penyaluran/penempatan, penjurusan, studi lanjutan, hari karir, kunjungan
karir yaitu: (1) membantu menempatkan siswa dalam pembagian kelas: (2)
membantu menempatkan siswa dalam kelompok belajar bekerja sama dengan
wali kelas dan guru mata pelajaran; (3) pemilihan progran peminatan, lintas
minat, dan atau pendalaman minat di SMA sesuai bakat, minat, dan
kemampuan; (4) pemilihan jurusan/program studi/fakultas di perguruan
tinggi termasuk pemilihan jenis perguruan tingggi yang dikehendaki serta
jalur masuk yang dipilih sesuai bakat, minat, dan kemampuan; (5) membantu
dan memfasilitasi dalam seleksi perolehan beasiswa; (6) membantu dan
memfasilitasi dalam seleksi pemilihan siswa teladan (berprestasi),
keikutsertaan siswa dalam olimpiade dan berbagai perlombaan; (7) membantu
dan memfasilitasi dalam penentuan pilihan karir di masa depan.

4. Layanan Dukungan Sistem


Segala aktifitas dan manajemen yang mendukung yang bertujuan
untuk memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan program bimbingan
dan konseling sekolah secara keseluruhan termasuk peningkatan
profesionalisme konselor. Upaya yang dilakukan diantaranya dengan
mengembangkan keilmuan mengikuti pendidikan dan pelatihan, workshop,
melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi,melakukan penelitian, aktif di
organisasi asosiasi profesi (MGBK), konsultasi dengan pihak lain,
partnering dengan staf, community outreach, dan sebagainya.

H. Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling

STRUKTUR ORGANISASI
PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
SMA NEGERI 1 WERU

KEPALA SEKOLAH

27
WAKASEK

KEPALA TATA
USAHA

GR MATA PELAJARAN WALI KELAS KOORDINATOR BK


PEMBIMBING
GURU BK

SISWA

KETERANGAN :
(Garis Intruksi/Komando)
(Garis Koordinasi )

Uraian tugas masing-masing personil tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kepala Sekolah
Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan secara menyeluruh di
sekolah yang bersangkutan, tugas Kepala Sekolah adalah :
a. Mengkordinasikan segenap kegiatan yang diprogramkan di sekolah
sehingga kegiatan pengajaran, pelatihan, dan bimbingan merupakan
kesatuan yang terpadu, harmonis dan dinamis
b. Menyediakan prasarana, tenaga, sarana dan berbagai kemudahan bagi
terlaksananya pelayanan bimbingan yang efektif dan efisien
c. Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan
pelaksanaan program, penilaian dan upaya tindak lanjut pelayanan
bimbingan
d. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan di sekolah
kepada Pemkot/Dinas yang menjadi atasannya
2. Wakil Kepala Sekolah
Wakil Kepala Sekolah membantu Kepala Sekolah dalam melaksanakan
tugas-tugas Kepala Sekolah termasuk pelaksanaan bimbingan dan konseling.
3. Koordinator Bimbingan dan Konseling (BK)

28
Koordinator Bimbingan dan Konseling bertugas mengkoordinasikan para
guru pembimbing dalam :
a. Memasyarakatkan pelayanan bimbingan kepada segenap warga sekolah ,
orang tua siswa dan masyarakat
b. Menyusun program bimbingan
c. Melaksanakan program bimbingan
d. Mengadministrasikan pelayanan bimbingan
e. Menilai program dan pelaksanaan bimbingan
f. Memberikan tindak lanjut terhadap hasil penilaian bimbingan
4. Guru pembimbing/ Konselor
Sebagai pelaksana utama, tenaga inti dan ahli, guru pembimbing/ konselor
bertugas :
a. Memasyarakatkan pelayanan bimbingan
b. Merencanakan program bimbingan
c. Melaksanakan segenap layanan bimbingan
d. Melaksanakan kegiatan pendukung bimbingan
e. Menilai proses dan hasil pelayanan dan kegiatan pendukungnya
f. Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian
g. Mengadministrasikan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan yang
dilaksanakannya
h. Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatanya dalam pelayanan
bimbingan kepada koordinator bimbingan
5. Guru Mata Pelajaran dan Pelatih
Sebagai tenaga ahli pengajaran dan atau pelatihan dalam mata pelajaran atau
program latihan tertentu, dan sebagai personal yang sehari-sehari langsung
berhubungan langsung dengan siswa, peranan guru mata pelajaran dan
pelatih dalam pelayanan bimbingan adalah :
a. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan kepada siswa
b. Membantu guru pembimbing/ konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang
memerlukan layanan bimbingan
c. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan kepada
guru pembimbing/ konselor
d. Menerima siswa alih tangan dari pembimbing/ konselor, yaitu siswa
menurut guru pembimbing/ konselor memerlukan pelayanan pengajaran
khusus (seperti pengajaran perbaikan, program pengayaan)

29
e. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa, dan
hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan bimbingan
f. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan
layanan/ kegiatan bimbingan untuk mengikuti/ menjalani layanan kegiatan
yang dimaksudkan itu
g. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti
konferensi kasus
h. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka
penilaian pelayanan bimbingan dan upaya tindak lanjutnya.
6. Wali Kelas
Sebagai pengelola kelas tertentu, dalam pelayanan bimbingan wali kelas
berperan :
a. Membantu guru pembimbing/ konselor melaksanakan tugas-tugas
khususnya di kelas yang menjadi tanggungjawabnya
b. Membantu guru mata pelajaran/ pelatih melaksanakan peranannya dalam
pelayanan bimbingan, khususnya di kelas yang menjadi
tanggungjawabnya
c. Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa,
khususnya di kelas yang menjadi tanggungjawabnya untuk mengikuti/
menjalani layanan dan atau kegiatan bimbingan.
7. Staf Administrasi
Membantu menyediakan format- format yang diperlukan dan memelihara
data serta sarana dan fasilitas Bimbingan dan Konseling yang ada

BAB II
PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN KEGIATAN

A. OPERASIONAL PELAKSANAAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN


KONSELING

30
Proses pelaksanaan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di SMA
Negeri 1 Weru menggunakan langkah-langkah sebagai beikut:
1. Merencanakan penyusunan program BK Umum: menentukan instrument
untuk asesmen (AKPD/Analisis Kebutuhan Peserta Didik, DCM /Daftar
Cek Masalah, IKMS /Identifikasi Kebutuhan dan Masalah Siswa,
AUM /Alat Ungkap Masalah,dll. Menyesuaikan dengan kondisi sekolah)
studi dokumentasi (hasil psikotes, buku pribadi siswa, hasil angket,
wawancara dengan siswa,dll), konsultasi dengan kepala sekolah, personil
sekolah, orang tua siswa, dan pihak lain yang terkait.
2. Identifikasi program peminatan siswa kelas X / menyesuaikan dengan
kondisi sekolah.

B. JENIS KEGIATAN/STRATEGI PELAYANAN


1. Pelayanan Dasar

a. Bimbingan Klasikal
Program dirancang untuk melakukan kontak langsung dengan para peserta
didik di kelas. Secara terjadwal, konselor memberikan pelayanan bimbingan
kepada para peserta didik. Kegiatan bimbingan kelas ini bisa berupa diskusi
kelas atau brain storming (curah pendapat).
b. Pelayanan Orientasi:
Pelayanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan baru,
terutama lingkungan sekolah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk
menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran peserta
didik di lingkungan yang baru.
c. Pelayanan Informasi:
Pelayanan yang membantu peserta didik menerima dan memahami berbagai
informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan.
d. Bimbingan Kelompok:
Yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi,
kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan
pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika
kelompok.
e. Himpunan Data,:

yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan pengembangan peserta

didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematis, komprehensif,

31
terpadu, dan bersifat rahasia.

2. Pelayanan Responsif
a. Konseling Individual: Yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
mengentaskan masalah pribadinya. Prosedur Pelaksanaan Konseling
Individu Secara umum, proses konseling terdiri dari tiga tahapan yaitu: (1)
tahap awal (tahap mendefinisikan masalah); (2) tahap inti (tahap kerja); dan
(3) tahap akhir (tahap perubahan dan tindakan).

1. Tahap Awal. Tahap ini terjadi dimulai sejak klien menemui konselor
hingga berjalan sampai konselor dan klien menemukan masalah klien.
Pada tahap ini beberapa hal yang perlu dilakukan, diantaranya:

a) Membangun hubungan konseling yang melibatkan


klien (rapport). Kunci keberhasilan membangun hubungan terletak
pada terpenuhinya asas-asas bimbingan dan konseling terutama azas
kesukarelaan, keterbukaan, kerahasiaan dan kegiatan.
b) Memperjelas dan mendefinisikan masalah. Jika hubungan konseling
sudah terjalin dengan baik dan klien telah melibatkan diri, maka
konselor harus dapat membantu memperjelas masalah klien.
c) Membuat penaksiran dan perjajagan. Konselor berusaha menjajagi
atau menaksir kemungkinan masalah dan merancang bantuan yang
mungkin dilakukan, yaitu dengan membangkitkan semua potensi
klien, dan menentukan berbagai alternatif yang sesuai bagi antisipasi
masalah.
d) Menegosiasikan kontrak. Membangun perjanjian antara konselor
dengan klien, berisi:

1) Kontrak waktu, yaitu berapa lama waktu pertemuan yang


diinginkan oleh klien dan konselor tidak berkebaratan.
2) Kontrak tugas, yaitu berbagi tugas antara konselor dan klien.
3) Kontrak kerjasama dalam proses konseling, yaitu terbinanya peran
dan tanggung jawab bersama antara konselor dan konseling dalam
seluruh rangkaian kegiatan konseling.

2. Inti (Tahap Kerja). Setelah tahap Awal dilaksanakan dengan baik,


proses konseling selanjutnya adalah memasuki tahap inti atau tahap
kerja. Pada tahap ini terdapat beberapa hal yang harus dilakukan,
diantaranya:

a) Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah klien lebih dalam.


Penjelajahan masalah dimaksudkan agar klien mempunyai perspektif
dan alternatif baru terhadap masalah yang sedang dialaminya.
b) Konselor melakukan reassessment (penilaian kembali), bersama-sama
klien meninjau kembali permasalahan yang dihadapi klien.
c) Menjaga agar hubungan konseling tetap terpelihara. Hal ini bisa
terjadi jika:

32
1) Klien merasa senang terlibat dalam pembicaraan atau
waancara konseling, serta menampakkan kebutuhan untuk
mengembangkan diri dan memecahkan masalah yang
dihadapinya.
2) Konselor berupaya kreatif mengembangkan teknik-teknik
konseling yang bervariasi dan dapat menunjukkan pribadi
yang jujur, ikhlas dan benar-benar peduli terhadap klien.
3) Proses konseling agar berjalan sesuai kontrak.
Kesepakatan yang telah dibangun pada saat kontrak tetap
dijaga, baik oleh pihak konselor maupun klien.

3. Akhir (Tahap Tindakan). Pada tahap akhir ini terdapat beberapa hal
yang perlu dilakukan, yaitu:

a) Konselor bersama klien membuat kesimpulan mengenai hasil proses


konseling.
b) Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan
kesepakatan yang telah terbangun dari proses konseling sebelumnya.
c) Mengevaluasi jalannya proses dan hasil konseling (penilaian segera).
d) Membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya.

Pada tahap akhir ditandai beberapa hal, yaitu:

a) Menurunnya kecemasan klien


b) Perubahan perilaku klien ke arah yang lebih positif, sehat dan dinamis
c) Pemahaman baru dari klien tentang masalah yang dihadapinya
d) Adanya rencana hidup masa yang akan datang dengan program yang
jelas.
e) Skenario Studi Kasus Konseling Individu

b. Konseling Kelompok : Yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam


pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok.

Langkah- langkah Konseling Kelompok :

1) .Tahap Pembentukan

a) Menerima secara terbuka dan mengucapkan terima kasih; Kalimat


yang diucapkan konselor: “Bapak sangat berterima kasih anda
mau mengikuti kegiatan konselng kelompok.”
b) Berdoa.
Konselor mengajak anggota kelompok untuk bedoa; “Sebelum
memulai kegiatan alangkah baiknya kita menundukkan kepala
seraya bedoa kepada Allah SWT agar kegiatan konseling
kelompok ini dapat berlangsung dengan lancar dan diperoleh hasil
yang memuaskan dan menyenangkan.”

c) Konselor menjelaskan pengertian konseling kelompok.


Konselor menjelaskan secara singkat apa yang dimaksud dengan
kegiatan konseling kelompok kepada anggota kelompok agar
termotivasi untuk sungguh-sungguh mengikuti kegiatan sampai
selesai.

33
d) Konselor menjelaskan tujuan konseling.
Konselor menjelaskan tujuan konseling kepada anggota kelompok
agar kegiatan terfokus membantu memecahkan kesulitan yang
dialami anggota dengan baik.
e) Konselor menjelaskan azas-azas konseling.
Konselor menjelaskan azas-azas yang digunakan dalam kegiatan
konseling kelompok agar anggota kelompok termotivasi untuk
terbuka mengemukakan kesulitan yang dihadapi sekalipun yang
bersifat pribadi dan rahasia. Setelah dijelaskan konselor
menanyakan kepada semua anggota agar membuat satu
kesepakatan dan komitmen untuk saling menghargai dan berjanji
tidak akan memberitahukan apa yang dibahas di kegiatan
konseling kelompok.
f) Konselor melaksanakan perkenalan yang dilanjutkan dengan
rangkaian nama-nama anggota kelompok.

2) Tahap Peralihan
1. Menjelaskan kembali kegiatan konseling kelompok.
a) Masing-masing anggota kelompok berdiri.

b) Memperkenalkan diri semua nama anggota kelompok.


2. Tanya jawab tentang kesiapan anggota untuk kegiatan lebih lanjut.
3. Mengenali dan mengatasi suasana anggota kelompok untuk
memasuki tahap berikutnya.
4. Memberi contoh kesulitan yang menghambat tugas–tugas
perkembangan yang dapat dibahas dalam kelompok

3). Tahap Kegiatan


a.Menjelaskan kesulitan yang hendaknya dikemukakan oleh anggota
Kebutuhan atau kesulitan yang sangat mengganggu dalam kehidupan
sehari-hari.
b.Mempersilahkan anggota kelompok untuk mengemukakan kesulitan
masing-masing secara bergantian mendengar dan bersikap positif.
c. Memilih atau menetapkan kesulitan yang akan dibahas Memahami
secara positif, mendengar secara baik dan merespon dengan tepat.
d. Membahas kesulitan sescara tuntas bertanya tentang apa, bagaimana,
dan mengapa.
e. Selingan. Permainan sederhana agar lebih dinamis dan bergairah.
f. Menegaskan komitmen anggota terhadap kesulitan anggota
Mengemukakan ide-ide rasional, menanggapi pengalaman secara
rasional, dan pemberian saran atau nasehat jika diperlukan.

34
4) Tahap Pengakhiran
a) Menjelaskan bahwa kegiatan konseling kelompok akan diakhiri
Kalimat yang biasa dikemukakan; ”Anak-anak, waktu jualah yang akan
memisahkan kita pada pertemuan ini, Bapak persilahkan untuk
mengemukakan kesan-kesan.”
b) Anggota kelompok memberikan kesan dan menilai kemajuan yang
dicapai masing-masing. Kalimat yang biasanya diucapkan konselor; ”
Silahkan kemajuan apa yang anda dapatkan?”
c) Pembahasan kegiatan lanjutan. Kalimat yang biasanya dikemukakan
konselor; ” Untuk kegiatan pembahasan selanjutnya, kapan kita
rencanakan lagi pertemuan ini?”
d). Pesan serta tanggapan anggota kelompok
e). Ucapan terima kasih
f). Berdoa
g). Perpisahan

c. Rujukan/Alih Tangan Kasus : Yaitu kegiatan untuk memindahkan


penanganan masalah peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan
kewenangannya.
d. Kolaborasi Yaitu berkolaborasi dengan wali kelas, guru mata pelajaran,
personil sekolah lainnya, orang tua siswa dan pihak lain yang terkait di
luar sekolah
e. Konsultasi: Yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain
dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu
dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.

f. Bimbingan Teman Sebaya Yaitu bimbingan yang dilakukan oleh peserta


didik terhadap peserta didik yang lainnya. Peserta didik yang menjadi
pembimbing sebelumnya diberikan latihan atau pembinaan oleh konselor.

g. Konferensi Kasus : yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik


dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat
memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah
peserta didik, yang bersifat terbatas dan tertutup.

h. Kunjungan Rumah: yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan


komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan
dengan orang tua dan atau keluarganya melalui kunjungan rumah.

35
3. Perencanaan Individual
a. Penempatan dan Penyaluran
yaitu layanan yang membantu peserta didik memperoleh penempatan dan
penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program
studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra kurikuler.
b. Kunjungan Karir
yaitu layanan yang membantu peserta didik untuk memperoleh informasi
Program Studi di Perguruan Tinggi Negeri , Perguruan Tinggi Swasta, baik
dalam negeri maupun luar negeri dan informasi dunia kerja melalui
kunjungan ke Perguruan Tinggi Negeri , Perguruan Tinggi Swasta, Instansi
atau perusahaan sesuai dengan yang diminati peserta didik.

4. Dukungan Sistem
a. Pengembangan Profesi
Konselor secara terus menerus berusaha untuk “meng-update” pengetahuan
dan ketrampilannya melalui (1) in-service training, (2) aktif dalam organisasi
profesi, (3) aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti seminardan
workshop (lokakarya), atau (4) melanjutkan studi ke program yang lebih
tinggi (Pascasarjana).
b. Manajemen Program
Program pelayanan Bimbingan dan Konseling tidak mungkin akan tercipta ,
terselenggara, dan tercapai bila tidak memiliki suatu sistem manajemen yang
bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah. Oleh
karena itu, bimbingan dan Konseling harus di tempatkan sebagai bagian
terpadu dari seluruh Program Sekolah dengan dukungan wajar dalam aspek
ketersediaan sumber daya manusia ( Konselor), maupun sarana dan
pembiayaan.
c. Riset dan Pengembangan
Strategi : melakukan penelitian , mengikuti kegiatan Profesi dan mengikuti
aktifitas peningkatan profesi serta kegiatan pada Organisasi Profesi.

C. Format Kegiatan
a. Individual:

36
Format kegiatan konseling untuk melayani peserta didik secara
perorangan.
b. Kelompok:
Format kegiatan konseling yang melayani sejumlah peserta didik melalui
suasana dinamika kelompok.
c. Klasikal:
Format kegiatan konseling yang melayani sejumlah peserta didik dalam
satu kelas.
d. Lapangan:
Yaitu format kegiatan konseling yang melayani seorang atau sejumlah peserta
didik melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan.
e. Pendekatan Khusus:
yaitu format kegiatan konseling yang melayani kepentingan peserta didik
melalui pendekatan kepada pihak-pihak yang dapat memberikan kemudahan.

D. MATRIKS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

1.Program Tahunan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh


kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di sekolah (lihat di
perangkat program)

2. Program Semesteran, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh


kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan (lihat
di perangkat program)

3. Program Bulanan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh


kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran (lihat
diperangkat program)

4. Program Mingguan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh


kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan (lihat
diperangkat program)

5. Program Harian, yaitu program pelayanan konseling yang dilaksanakan pada


hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari
program mingguan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL).

BAB III
EVALUASI

37
Tujuan pelaksanaan evaluasi adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana
tingkat keberhasilan suatu program. Penilaian dilakukan baik terhadap hasil layanan
maupun proses pelaksanaannnya.

A. Pendekatan
Penilaian keberhasilan program layanan bimbingan konseling ini dapat
dilakukan melalui pendekatan sebagai berikut:
1. Penilaian Segera (laiseg): merupakan penilaian tahap awal, yang dilakukan
segera atau setelah menjelang diakhirinya/selesainya layanan yang dimaksud.
2. Penilaian Jangka Pendek (laijapen): penilaian lanjutan yang dilakukan setelah
satu (atau lebih) jenis layanan, dilaksanakan dalam waktu selang beberapa
hari sampai paling lama satu bulan.
3. Penilaian Jangka Panjang (laijapang): penilaian lebih menyeluruh setelah
dilaksanakannya satu atau beberapa layanan dengan selang satu unit waktu
tertentu seperti pertengahan semester sampai satu semester.
Untuk mengungkapkan keberhasilan perolehan dari layanan bimbingan dan
konseling pada tahap laiseg, laijapen, dan laijapang, maupun ketiganya secara
keseluruhan , digunakan instrumen berupa pertanyaan lisan dan secara tertulis
(lihat lampiran penilaian).

B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penilaian mencakup penilaian proses, penilaian hasil, dan
penilaian program. Penilaian proses kegiatan pelayanan konseling dilakukan
melalui analisis terhadap keterlibatan unsur-unsur sebagaimana tercantum di
dalam SATLAN (Satuan Layanan) dan SATKUNG (satuan pendukung), untuk
mengetahui efektifitas dan efesiensi pelaksanaan kegiatan.
Hasil penilaian kegiatan pelayanan konseling dicantumkan dalam
LAPELPROG (Laporan pelaksanaan program).
Hasil kegiatan pelayanan konseling secara keseluruhan dalam satu semester
untuk setiap peserta didik dilaporkan secara kualitatif.

C. Fokus Penilaian

38
Dalam pelaksanaan penilaian ini berfokus kepada tiga aspek perilaku
peserta didik yaitu UCR (Understanding, Comfort, Action).
Ketiga aspek ini diarahkan kepada berkembangnya (1) pemahaman baru
(undenstanding) yaitu siswa memahami hal-hal yang diberikan oleh guru BK
pada saat dan setelah mendapat layanan; (2) perasaan positif (comfort) yaitu
tumbuhnya perasaan positif yang ditunjukan dengan adanya penerimaan
terhadap proses layanan yang diberikan; (3) rencana kegiatan (action) yaitu
adanya rencana tindakan yang akan dilakukan oleh siswa setelah selesai
proses layanan. Ketiga perolehan tersebut dapat diidentifikasi serta akan
dilakukan siswa pascalayanan. Perolehan siswa tersebut diharapkan dapat
lebih menunjang terbinanya perilaku positif siswa, khususnya yang berkenaan
dengan pengembangan diri secara optimal sesuai dengan potensi yang
dimiliki.Selanjutnya perolehan dari penilaian hasil, selain dapat
mengetahui efektivitas layanan, juga dapat digunakan sebagai landasan
pertimbangan bagi perbaikan dan pengembangan program bimbingan dan
konseling yang lebih tepat sasaran.

Lampiran 1
BAGAN MEKANISME KERJA PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

39
Bimbingan dan
Guru Mata Pelajaran Wali Kelas Kepala Sekolah
Konseling

Nilai Siswa : Himpunan nilai Himpunan Data Pengadaan


1. Kognisi 1.Buku Pribadi Sarana
2. Psikomotorik Siswa (Wakasek. Bid.
3. Afeksi 2.Prediksi Sarpras)
keberhasilan
3.Hasil Psikotes
4.Hasil Konseling
Individu
Menemukan
kasus/permasalahan Menerima informasi
siswa: kasus/permasalahan Mengetahui
1).Didalam kelas siswa . dan menyetujui
- kehadiran mengikuti Diinventaris dan Aplikasi Instrumentasi (Wakasek bid.
Pelajaran ditangani/diselesaikan bimbingan : Kesiswaan)
-sikap menolak/tidak . 1. Tes IQ, Bakat,
interest (misalsering Kreativitas,
mengantuk, pasif,keluar Kepribadian
masuk kelas, mengganggu 2. Non Tes/
KBM) Angket.
2).Di Luar Kelas 3. Sosiomap
-Hubungan Teman
Sebaya.,
konflik/berhantam,
dsb. Mengetahui
bersama dengan
Catatan : Wakasek bid.
1.Anekdot /kejadian Kesiswaan
2.Siswa yang memerlukan
remidi *Bersama Guru Catatan :
Pembimbing/Konselor 1.Agenda harian
menemui Orang tua kegiatan (Lay.Kons
Siswa: individu/mengamati
1. Hadir di sekolah afeksi siswa, satuan
untuk keperluan layanan untuk
konsultasi kunjungan rumah ,
2. Kunjungan rumah konferensi kasus, alih
3. Konferensi kasus tangan kasus)
2. Laporan konseling
3. Laporan Bulanan dan
Semester, Rekapitulasi,
Presentasi kehadiran,
konseling, konsultasi
orang tua/layanan
kegiatan pendukung.
4. Laporan Tahunan
(Program Bimbingan
dan Konseling)
Lampiran 2

40
KERANGKA KERJA BIMBINGAN DAN KONSELING

Asesmen Harapan dan KOMPONEN STRATEGI


Lingkungan Kondisi PROGRAM PELAYANAN
Lingkungan

 Bimbingan Klasikal
 Pelayanan Orientasi
 Pelayanan Informasi
 Bimbingan Kelompok
 Perangkat  Pelayanan Pengumpulan
 Pelayanan Dasar
Tugas Data
Bimbingan dan
Perkembangan/ Konseling
(Kompetensi/  Konseling Individual
kecakapan (Untuk seluruh peserta  Konseling kelompok
hidup, nilai dan didik dan Orientasi  Rujukan (referal)
moral peserta Jangka Panjang)  Kolaborasi dengan guru
didik) mata pelajaran dan Wali
 Pelayanan Responsif
 Tataran Tujuan Kelas
Bimbingan dan (Pemecahan Masalah,  Kolaborasi dengan orang
Konseling Remidiasi) Tua
(Penyadaran  Kolaborasi dengan Ahli Lain
Akomodasi, *Pelayanan Perencanaan  Konsultasi
Tindakan) Individual  Bimbingan Teman Sebaya
 Permasalahan (Perencanaan Pendidikan,  Konferensi Kasus
yang perlu karir, personal, sosial)  Kunjungan Rumah
dientaskan
* Dukungan Sistem  Penyaluran/Penempatan
(Aspek Manajemen dan  Penjurusan
Pengembangan)  Studi Lanjutan
 Hari Karir
 Kunjungan Karir

 Pengembangan Profesi
 Manajemen Program
 Riset dan Pengembangan

Asesmen Harapan dan


Perkembangan Kondisi
Konseli Konseling

41

Anda mungkin juga menyukai