Anda di halaman 1dari 14

SILSILAH ILMIYYAH 03

MENGENAL RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAYHI WASALLAM


SI.03 - Halaqah 01
Pentingnya Mengenal Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam
Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬


‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
‫الحمدهلل والصالة والسالم على رسول هللا و على آله و صحبه أجمعين‬

Halaqah yang Pertama dari Silsilah Ilmiyyah Mengenal Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi
wa sallam adalah tentang “Pentingnya Mengenal Beliau shallallāhu ‘alayhi wa
sallam”.

Pertanyaan yang ke-2, yang setiap kita akan ditanya di alam kubur adalah tentang
“Siapa Nabimu?”.

📝 Wajib atas setiap Muslim dan Muslimah untuk mengenal Nabi Muhammad
shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Beliau adalah;
 Muhammad Ibnu ‘Abdillāh Ibnu ‘Abdil Muththalib.
 Termasuk keturunan Nabi Ismā’īl bin Ibrāhīm ‘alayhimāssalām.
 Beliau Lahir di Mekkah.
 Dan diutus menjadi Nabi yang terakhir ketika berumur 40 tahun,
 Kemudian menyampaikan risalah Allāh Subhānahu wa Ta’āla selama 23 tahun.
 Meninggal di kota Madīnah
 Setelah Allāh Subhānahu wa Ta’āla menyempurnakan agama ini bagi Beliau dan
juga umatnya.

📝 Mengenal Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam tidaklah cukup hanya


mengenal nama dan nasab Beliau, atau menghapal keluarga dan shahābat Beliau.

https://materihsi.wordpress.com/silsilah-ilmiyyah-3-mengenal-rasulullah/ 1
Mengenal Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam adalah :
1. Mengenal tugas Beliau sebagai seorang utusan Allāh Subhānahu wa Ta’āla
kepada kita.
2. Dan mengetahui apa kewajiban kita terhadap Beliau.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah mengutus Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam


kepada kita dengan membawa 4 perkara:
1. Membawa perintah dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla supaya kita jalankan.
2. Membawa larangan dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla supaya kita jauhi.
3. Membawa berita dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla supaya kita benarkan.
4. Membawa tatacara ibadah dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla supaya kita
beribadah kepada Allāh dengan cara tersebut.

Kalau kita mena’ati Beliau di dalam 4 perkara ini, berarti kita pada hakekatnya telah
menaati Allāh.
Karena perintah, larangan, berita dan cara ibadah adalah dari Allāh Subhānahu wa
Ta’āla.
Sedangkan tugas Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam hanyalah sekedar
menyampaikan kepada kita.

‫سو َل فَقَ ْد أَطَا َع هللا‬


ُ ‫َمنْ يُ ِط ِع ال َّر‬
“Barangsiapa yang menta’ati Rasul, maka sungguh dia telah mentaati Allāh.”
(QS An Nisā: 80)

Dan pada halaqah-halaqah selanjutnya, in syā Allāh akan kita bahas satu per satu
dari perkara di atas.

‫ق َو ا ْل ِهدَايَ ِة‬ َّ ِ‫ب‬


ِ ‫اهللِ التَّ ْوفِ ْي‬
َ ِ‫سالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ هللا‬
ُ‫ووبَ َر َكاتُه‬ َّ ‫َوال‬

Saudaramu,
Abdullāh Roy

https://materihsi.wordpress.com/silsilah-ilmiyyah-3-mengenal-rasulullah/ 2
SI.03 - Halaqah 02
Rasūlullāh shallallāhu ’alayhi wa sallam Membawa Perintah Dari Allāh
Halaqah yang ke-2 dari Silsilah Mengenal Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam
adalah “Mengenal Beliau Sebagai Seorang Rasul Yang Diantara Tugasnya Adalah
Membawa Perintah Dari Allah Subhanahu wa Ta’ala”.

Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam sebagai seorang utusan, membawa


perintah-perintah dari Allah. Beliau sampaikan perintah-perintah tersebut kepada
kita supaya kita jalankan sesuai kemampuan kita.

Beliau shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:

ْ ‫َو َما أَ َم ْرتُ ُك ْم بِ ِه فَأْتُ ْوا ِم ْنهُ َما ا‬


‫ستَطَ ْعتُ ْم‬
“Dan apa saja yang aku perintahkan kepada kalian maka kerjakan sesuai
kemampuan kalian”. (HR Muslim)

Dan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala ada 2 macam:


1. Wajib
2. Sunnah (dianjurkan)

WAJIB
Amalan yang wajib apabila kita tinggalkan maka berdosa, seperti:
 Shalat 5 waktu
 Berpuasa Ramadhan
 Haji bagi yang wajib
 Memakai hijab bagi wanita
 Dan lain-lain.
Maka ini adalah amalan-amalan yang wajib.

https://materihsi.wordpress.com/silsilah-ilmiyyah-3-mengenal-rasulullah/ 3
SUNAH
Adapun amalan yang sunnah apabila tidak dikerjakan seseorang tidak berdosa,
seperti:
 Shalat rawatib
 Shalat dhuha
 Puasa Senin dan Kamis
 Puasa Nabi Dawud
 Dan juga amalan-amalan sunnah yang lain.

Kita kerjakan perintah-perintah tersebut sesuai dengan kemampuan kita, misal :


 Bila kita tidak mampu shalat wajib dengan berdiri, maka kita duduk.
 Apabila seseorang tidak mampu melaksanakan sholat berjama’ah di masjid
karena sakit, maka silahkan dia melaksanakan shalat tersebut dirumahnya.
 Apabila seseorang tidak mampu berpuasa Ramadhan karena sakit atau
bepergian, maka bisa dia ganti pada hari-hari yang lain.
 Orang yang tidak mampu shalat malam 11 raka’at, maka dia bisa shalat malam
lebih sedikit dari itu.
 Demikian pula orang yang tidak mampu berpuasa Dawud ‘alayhissalam, maka
bisa berpuasa dengan puasa yang lebih ringan dari itu.

Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah memerintah kita dengan sebuah perintah
kecuali di dalam perintah tersebut ada hikmah dan juga kebaikan bagi kita semua.

https://materihsi.wordpress.com/silsilah-ilmiyyah-3-mengenal-rasulullah/ 4
SI.03 - Halaqah 03
Rasūlullāh shallallāhu ’alayhi wa sallam Membawa Larangan Dari Allāh
Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Ilmiyyah Mengenal Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa
sallam adalah “Mengenal Beliau Sebagai Seorang Rasūl Yang Diantara Tugasnya
Adalah Membawa Larangan-larangan Dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla”.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam sebagai seorang utusan membawa


larangan-larangan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala Beliau sampaikan larangan-
larangan tersebut kepada kita semua, supaya kita menjauhi.

Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

ْ َ‫َما نَ َه ْيتُ ُك ْم َع ْنهُ ف‬


ُ‫اجتَنِبُ ْوه‬
“Apa yang aku larang maka hendaklah kalian jauhi.” (HR Muslim)

Dan larangan Allāh Subhānahu Wa Ta’āla ada 2 macam :


1. Haram
2. Makruh, yaitu dibenci

HARAM
Larangan yang haram apabila dikerjakan maka berdosa, seperti

⛔ Berzina

⛔ Membunuh tanpa haq

⛔ Riba

⛔ Berdusta

⛔ Ghībah (membicarakan orang lain)

⛔ Sihir

⛔ Perdukunan

⛔ Minum minuman keras

⛔ Dan lain-lain.

https://materihsi.wordpress.com/silsilah-ilmiyyah-3-mengenal-rasulullah/ 5
MAKRUH
Adapun larangan yang makruh, maka apabila dikerjakan perbuatan tersebut
dibenci akan tetapi tidak sampai kepada dosa, seperti misalnya :

🔴 Memakan bawang merah & bawang putih dalam keadaan masih mentah

🔴 Makan minum dengan bersandar

🔴 Tidur sebelum shalat ‘Isya

🔴 Dan lain-lain.

Kita sebagai seorang Muslim dan juga Muslimah hendaklah meninggalkan


larangan-larangan tersebut.
Dan yakin bahwasanya Allāh Subhānahu Wa Ta’āla tidaklah melarang sesuatu
kecuali di sana ada hikmahnya dan ada kebaikan bagi diri kita.
Terkadang kita mengetahui hikmah tersebut dan terkadang kita tidak
mengetahuinya.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah yang ke-3 ini dan sampai bertemu
kembali pada halaqah selanjutnya.

https://materihsi.wordpress.com/silsilah-ilmiyyah-3-mengenal-rasulullah/ 6
SI.03 - Halaqah 04
Rasūlullāh shallallāhu ’alayhi wa sallam Membawa Berita Dari Allāh
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam sebagai seorang utusan, diantara tugasnya
adalah membawa berita-berita dari Allāh.
 Baik berita di masa lalu, seperti: kisah-kisah para Nabi & umat-umat terdahulu.
 Maupun berita di masa yang akan datang, seperti: kejadian setelah mati dan
kejadian-kejadian di hari akhir.
Kewajiban kita sebagai seorang yang beriman adalah membenarkan berita-berita
tersebut, bila memang dalilnya shahīh.

Allāh berfirman:

َ ُ‫) إِنْ ه َُو إِ ََّّل َو ْحي ي‬٣( ‫ق َع ِن ا ْل َه َوى‬


٤( ‫وحى‬ ُ ‫) َو َما يَ ْن ِط‬
“Dan tidaklah Beliau berbicara dari hawa nafsunya. Tidaklah ucapan Beliau kecuali
wahyu yang diwahyukan kepada Beliau.” (QS An-Najm: 3-4)

 Kalau kita benarkan Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam, maka sebenarnya kita
telah membenarkan Allāh.
 Dan kalau kita dustakan Beliau, maka sebenarnya kita telah mendustakan Allāh
Subhānahu wa Ta’āla .
 Akal yang sehat tidak akan bertentangan dengan dalil yang shahīh.
 Apabila dalil yang shahīh sepertinya tidak masuk akal, maka ketahuilah
bahwasanya kekurangan ada di dalam akal kita yang memang sangat terbatas,
bukan pada dalil.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam dikenal oleh kaumnya sebagai orang yang
jujur semenjak sebelum Beliau diutus menjadi nabi. Tidak pernah Beliau sekalipun
berdusta :

➡ Baik kepada anak kecil, sebaya maupun kepada orang tua.

➡ Baik ketika bercanda maupun dalam keadaan sungguh-sungguh.

Apabila Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam tidak berani untuk berdusta atas nama
Beliau dan juga atas nama manusia, maka bagaimana Beliau shallallāhu ‘alayhi wa
sallam berani berdusta atas nama Allāh Subhānahu wa Ta’āla Rabbul ‘ālamīn ?

https://materihsi.wordpress.com/silsilah-ilmiyyah-3-mengenal-rasulullah/ 7
SI.03 - Halaqah 05
Rasūlullāh shallallāhu ’alayhi wa sallam Membawa Tata Cara Beribadah Dari Allāh
Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Mengenal Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam
adalah “Mengenal Beliau Sebagai Utusan Yang Membawa Tata Cara Beribadah
Dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla”

Allāh Subhānahu wa Ta’āla ketika mengutus seorang Rasūl untuk menyampaikan


perintah beribadah, juga mengutus Rasūl tersebut untuk menyampaikan tata cara
ibadah tersebut.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam :


 Membawa perintah shalat dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan juga
membawa tata caranya.
 Membawa perintah puasa dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan juga
membawa tata caranya.
 Cara ibadah tidak diserahkan kepada akal kita masing-masing atau kepada
budaya atau kepada guru kita.
 Akan tetapi tata cara ibadah adalah dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla melalui
lisan Rasul-Nya shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
 Dan Allāh tidak menerima amal ibadah kecuali yang dilakukan sesuai
dengan cara yang telah diajarkan oleh Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa
sallam.
Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

‫س َعلَ ْي ِه أَ ْم ُرنَا فَ ُه َو َرد‬


َ ‫َمنْ َع ِم َل َع َم اال لَ ْي‬
“Barang siapa yang mengamalkan sebuah amalan yang tidak ada dalilnya dari
kami maka amalan tersebut tertolak.”
(Hadits shahih diriwayatkan oleh Imām Muslim rahimahullāh)

✅ Barang siapa yang mengaku sebagai pengikut Nabi Muhammad shallallāhu


‘alayhi wa sallam, maka hendaklah dia mencukupkan diri dengan ibadah yang
sudah Beliau ajarkan.

✅ Tidak boleh dia membuat ibadah yang baru yang tidak diajarkan oleh
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

✅ Dan tidak boleh dia beribadah, kecuali setelah yakin bahwa dalilnya shahīh.

https://materihsi.wordpress.com/silsilah-ilmiyyah-3-mengenal-rasulullah/ 8
✅ Alhamdulillāh, semua ibadah yang mendekatkan diri kita kepada surga telah
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam ajarkan.

Beliau pernah mengatakan:

‫ب ِم َن ا ْل َجنَّ ِة َويُبَا ِع ُد ِم َن النَّا ِر إَِّلَّ َو قَ ْد بُيِّ َن لَ ُك ْم‬


ُ ‫َيء يُقَ ِّر‬
ْ ‫َما بَقِ َي ش‬
“Tidaklah tersisa sesuatupun yang mendekatkan diri kepada surga dan
menjauhkan dari neraka kecuali sudah diterangkan kepada kalian.”
(Hadits shahih diriwayatkan oleh Thabrāni di dalam Al Mu’jāmil Kabīr)

✅ Lebih baik seseorang beribadah sedikit tetapi berdasarkan dalil yang shahih,
dari pada dia beribadah yang banyak akan tetapi tidak berdasarkan dalil yang
shahih.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah yang ke-5 ini. Dengan demikian, kita
sudah menyelesaikan Silsilah Mengenal Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Dan in syā Allāh kita bertemu kembali pada Silsilah Ilmiyyah berikutnya yang
berjudul “Mengenal Agama Islam”.

https://materihsi.wordpress.com/silsilah-ilmiyyah-3-mengenal-rasulullah/ 9
SI.03 - Halaqah 06
Inti Dakwah Rasūlullāh shallallāhu ’alayhi wa sallam
Halaqah yang ke-6 dari Silsilah Mengenal Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam
adalah tentang “Mengenal Inti Dakwah Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam”.

Inti dakwah Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam adalah sama dengan inti dakwah
Nabi-nabi sebelum Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam, Yaitu mengajak manusia
untuk meng-Esa-kan Allāh di dalam ibadah dan meninggalkan kesyirikan.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :


َٰ
ِ ‫وحي إِلَ ْي ِه أَنَّهُ ََّل إِلَهَ إِ ََّّل أَنَا فَا ْعبُد‬
‫ُون‬ ِ ُ‫ول إِ ََّّل ن‬
ٍ ‫س‬ َ ‫َو َما أَ ْر‬
ُ ‫س ْلنَا ِمنْ قَ ْبلِكَ ِمنْ َر‬
“Dan tidaklah Kami mengutus sebelummu seorang Rasul kecuali Kami wahyukan
kepadanya bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Aku, maka
hendaklah kalian menyembah-Ku.” (QS Al Anbiya: 25)

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman tentang Nabi Nūh, Rasul yang pertama:

ُ‫هللاَ َما لَ ُك ْم ِمنْ إِ َٰلَ ٍه َغ ْي ُره‬


َّ ‫وحا إِلَ َٰى قَ ْو ِم ِه فَقَا َل يَا قَ ْو ِم ا ْعبُدُوا‬ َ ‫لَقَ ْد أَ ْر‬
‫س ْلنَا نُ ا‬
“Sungguh Kami telah mengutus Nūh kepada kaumnya maka dia berkata, ‘Wahai
kaumku sembahlah Allāh, kalian tidak memiliki sesembahan selain Dia’.”
(QS Al A’rāf: 59)

Ucapan yang semakna juga diucapkan oleh Nabi-nabi setelah Beliau.

📚 Lihat Surat Al Araf: 65, 73 & 85.

 Demikian pula Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam, selama 10 tahun pertama,


Beliau berdakwah kepada tauhid dan mengingatkan manusia dari kesyirikan.
 Kemudian turunlah kewajiban shalat 5 waktu pada tahun ke-10 kenabian dan
tidak disyariatkan kebanyakan syariat kecuali di kota Madinah.
 Ketika manusia sudah memiliki aqidah yang kuat (tauhid yang benar), seperti
puasa Ramadhān, zakat, haji, adzan dan lain-lain.
 Yang demikian karena amal ibadah tidak diterima oleh Allāh kecuali bila
dalam diri seseorang ada tauhid.

https://materihsi.wordpress.com/silsilah-ilmiyyah-3-mengenal-rasulullah/ 10
 Oleh karena itu, wasiat Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam kepada
Mu’ādz bin Jabal ketika mengutusnya ke Yaman untuk berdakwah adalah :

“Hendaknya engkau mengajak kepada syahādat “‫ ”ال إله إال هللا‬dan syahādat “ ‫محمد‬
‫رسول هللا‬.” (HR Bukhāri dan Muslim)

💟 Dan sampai akhir hayat Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam, Beliau berusaha
menjaga tauhid dan membentengi umat dari kesyirikan.

💟 Lima hari sebelum Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam meninggal dunia, Beliau
mengingatkan umat Islam bahwa orang-orang sebelum mereka dahulu menjadikan
kuburan Nabi-nabi mereka sebagai tempat ibadah atau masjid.

⛔ Maka Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam melarang menjadikan kuburan sebagai


masjid. (HR Muslim)

⛔ Yang demikian karena membangun masjid di atas kuburan adalah pintu menuju
kesyirikan. Semua ini menunjukkan bahwasanya inti dakwah Rasūlullāh shallallāhu
‘alayhi wa sallam adalah TAUHID.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini dan sampai bertemu
kembali pada halaqah berikutnya.

https://materihsi.wordpress.com/silsilah-ilmiyyah-3-mengenal-rasulullah/ 11
SI.03 - Halaqah 07
Rasūlullāh shallallāhu ’alayhi wa sallam Adalah Rasul Terakhir
Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Ilmiyyah Mengenal Rasūlullāh Shallallāhu ‘alayhi wa
sallam adalah tentang “Mengenal Beliau sebagai Rasul Terakhir”.

📚 Rasūlullāh Shallallāhu ‘alayhi wa sallam meninggal pada tahun ke-11 Hijriah


setelah menyempurnakan tugas menyampaikan risalah dari Allāh.

🔖 Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam meninggal dunia sebagaimana manusia yang


lain yang juga meninggal dunia.

➡ Allãh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ٍ ٍ۬ ‫ُك ُّل نَ ۡف‬


ِ ‫س َذا ِٮقَةُ ۡٱل َم ۡو‬
‫ت‬
“Setiap jiwa akan merasakan kematian.” (QS Āli ‘Imrān: 185)

➡ Dan Allãh Subhānahu wa Ta’āla juga berfirman:

َ ُ‫إِنَّكَ َميِّ ٍ۬ت َوإِنَّہُم َّميِّت‬


‫ون‬
“Sesungguhnya engkau akan meninggal dunia dan mereka akan meninggal dunia”
(QS Az Zumār: 30 )

📌 Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam adalah Rasul terakhir, tidak ada Rasul
sepeninggal Beliau.

➡ Allãh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫ٱهللِ َو َخاتَ َم ٱلنَّبِيِّ ۧـ َن‬ ُ ‫ان ُم َح َّمد أَبَا أَ َح ٍ۬ ٍد ِّمن ِّر َجالِ ُكمۡ َولَ َٰـ ِكن َّر‬
َّ ‫سو َل‬ َ ‫َّما َك‬
“Bukanlah Muhammad bapak salah seorang laki-laki di antara kalian, akan tetapi
Beliau adalah Rasūlullāh dan penutup para Nabi.” (QS Al Ahzab: 40)

📗 Dalil-dalil dari hadits Nabi Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bahwasanya Beliau


adalah Nabi terakhir mencapai derajat mutawatir.

https://materihsi.wordpress.com/silsilah-ilmiyyah-3-mengenal-rasulullah/ 12
Dan sebagian ulama mengatakan :
Kalau seseorang tidak mengetahui bahwa Muhammad Shallallāhu ‘alayhi wa sallam
adalah Nabi terakhir maka dia bukan Muslim, karena ini termasuk perkara yang
diketahui secara darurat di dalam agama Islam.

Di antara hadits yang menunjukkan bahwasanya Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa


sallam adalah Nabi yang terakhir adalah sabda Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam:

‫ون ُكلُّ ُه ْم يَ ْز ُع ُم أَنَّهُ نَبِ ُّي َوأَنَا َخاتَ ُم ْالَ ْن ِبيَا ِء‬ َ ُ‫سيَ ُكونُ ِمنْ أُ َّمتِي َك َّذاب‬
َ ُ‫ون ثَ َالث‬ َ ُ‫وإِنَّه‬
‫ََّل نَبِ َّي بَ ْع ِدي‬
“Sesungguhnya akan ada di antara umatku 30 orang pendusta, semuanya mengaku
menjadi Nabi dan aku adalah penutup para Nabi, tidak ada Nabi setelahku”.
(Hadits shahih diriwayatkan oleh Abū Dāwūd)

Dan di dalam sebuah hadits yang Mutaffaqun ’alaih, Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa
sallam bersabda :

‫ليس بع َده نبي‬


َ ‫ب الَّذي‬
ُ ِ‫وأنا العاق‬
“Dan aku adalah Al ‘Āqib (yang terakhir) yang tidak ada setelahnya Nabi.”

Meskipun Rasūlullāh Shallallāhu ‘alayhi wa sallam meninggal dunia Allãh


Subhānahu wa Ta’āla akan menjaga agama ini dengan menjaga sumbernya yaitu Al
Qurān dan juga Al Hadīts dan menyiapkan para ulama yang amanat untuk
menyampaikan keduanya kepada umat.

➡ Allãh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:


ِّ ‫إِنَّا نَ ۡحنُ نَ َّز ۡلنَا‬
َ ُ‫ٱلذ ۡك َر َوإِنَّا لَهُۥ لَ َح َٰـفِظ‬
‫ون‬
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qurān dan sesungguhnya Kami akan
menjaganya” (QS Al Hijr: 9)

https://materihsi.wordpress.com/silsilah-ilmiyyah-3-mengenal-rasulullah/ 13
➡ Dan Rasūlullāh Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

‫َوإِنَّ ا ْل ُعلَ َما َء َو َرثَةُ الَ ْنبِيَا ِء َوإِنَّ الَ ْنبِيَا َء لَ ْم يُ َو ِّرثُوا ِدينَا ارا َوَّلَ ِد ْر َه اما َو َّرثُوا ا ْل ِع ْل َم‬
“Dan sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi dan sesungguhnya para
Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham akan tetapi mereka mewariskan ilmu.”
(HR Abū Dāwūd, Tirmidzi dan Ibnu Mājah dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani
rahimahullāh)

Dan ini adalah halaqah yang terakhir dari Silsilah Mengenal Rasūlullāh Shallallāhu
‘alayhi wa sallam dan sampai bertemu kembali pada silsilah berikutnya yaitu Silsilah
yang ke-4 tentang “Mengenal Agama Islam”.

‫والسالم عليكم ورحمة ه‬


‫هللا وبركاته‬

https://materihsi.wordpress.com/silsilah-ilmiyyah-3-mengenal-rasulullah/ 14

Anda mungkin juga menyukai