telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Pemohon juga mendalilkan Undnag-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Pasal 251 ayat (1),
(2),(7) dan (8) bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat (1),
khususnya yang berkaitan dengan persamaan kedudukan dihapadan hukum dan
pemerintahan. Secara tersirat pemohon mendalilkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 Pasal 251 ayat (7) dan (8) yang hanya memberikan kesempatan pada pemerintah
daerah mengajukan keberatan atas pembatalan peraturan daerah kepada gubernur atas
pembatalan peraturan buoati dan walikota atas pembatalan peraturan walikota merupakan
ketentuan yang menutup persamaan hak dan kesempatan (the rights of equal opportunity)
bagi pemohon untuk mengajukan keberatan.
Yang Mulia Ketua dan Anggota Majelis, untuk lebih menjelaskan kedudukan dan fungsi
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Passal 251 ayat (1),(2),(7),dan (8) akan diuraikan
tentang konsep otonomi dan konsep pengawasan atau supervisi pemerintah pusat dalam
penyelenggaraan otonomi dan tugas pembantuan.
Pertama,tentang konsep otonomi dan tugas pembantuan, ada beberapa asas otonomi
antara lain :
1. Otonomi adalah subsistem negara kesatuan. Dengan perkataan lain konsep otonomi
adalah salah satu konsep negara kesatuan yaitu negara kesatuan yang menjalankan
desentralisasi (decentralizet unitary state).
2. Otonomi adalah sistem menjalankan atau mengelola fungsi pemerintah atau fungtion
bestuur. Otonomi adalah tatanan penyelenggaraan kekuasaan administrasi
pemerintahan yang berada alam lingkungan kekuasaan administrasi pemerintahan
yang berada dalam lingkungan kekuasaan eksekutif. Hukum yang mengatur tentang
otonomi dalam lingkungan hukum administratif.
3. Otonomi berisi kemandirian yang berisi kebebasan mengatur dan mengurus sebagian
urusan atau fungsi pemerintahan sebagai urusan rumah tangga otonomi
4. Isi atau substansi otonomi diperoleh dari penyerahan sebagian urusan pemerintahan
otonomi setingkat lebih tinggi
5. Peraturan-peraturan dan penetapan yang dibentuk atau ditetapkan oleh satuan
pemerintahan atau aparat otonomi tidak boleh bertentangan dengan peraturan dan
penetapan yang dibentuk atau ditetapkan oleh satuan pemerintahan atau aparat
otonomi yang tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
bertingkat lebih tinggi.
Kedua, Yang Mulia Ketua dan Anggota Majelis telah mengemukakan ketentuan yang
diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, Pasal 251 ayat (1),(2),(7) dan (8)
memang bukan suatu bentuk judicial review, melainkan suatu bentuk pengawasan
terhadap satuan bestuur yang lebih rendah. Paling tidak, ada dua bentuk utama
pengawasan terhadap suatu satuan bertuur yang lebih rendah oleh satuan bestuur yang
lebih tinggi, yaitu pengawasan administratif (adminstratief toezicht) dan banding
administratif ( administratief beroep). Pengawasan administratif (administratief toezicht )
dan pengawasan represif (repressief toezict).
D. Putusan Hakim
1. Mengabulkan seluruh permohonan pengujian Undang-Undang yang diajukan
pemohon;
2. Menyatakan bahwa Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentan Pemerintahan
daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah terhadap :
a. Pasal 245 ayat (1)
b. Pasal 245 ayat (2)
c. Pasal 251 ayat (1)
d. Pasal 251 ayat (2)
e. Pasal 251 ayat (3)
f. Pasal 251 ayat (4)
g. Pasal 267 ayat (1)
h. Pasal 267 ayat (2)
i. Pasal 268 ayat (1)
j. Pasal 269 ayat (1)
k. Pasal 270 ayat (1)
l. Pasal 271 ayat (1)
m. Pasal 324 ayat (1)
n. Pasal 325 ayat (1)
o. Pasal 325 ayat (2)