Disusun oleh :
NADYA MENTARI AYU PUTRI
P1337425117065
Pembimbing I
Pembimbing II
Tim Penguji
Mengetahui
HALAMAN JUDUL…………………………………………… i
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………. ii
DAFTAR ISI…………………………………………………… iv
DAFTAR TABEL…………………………………………….... v
DAFTAR GAMBAR…………………………………………… vi
INTISARI..................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN……………………………… 1
A. Latar Belakang………………….………….. 1
B. Rumusan Masalah…………….………….… 2
C. Tujuan Penelitian………..……………..…… 3
D. Manfaat Penelitian…………………….…..... 3
E. Keaslian Penelitian………...……….……….. 4
A. Pengetahuan …………………………..……. 5
B. Karies………………….……………..…....... 10
C. Kerangka Konsep……………………..……. 17
D. Pertanyaan Penelitian……….………….…... 18
A. Jenis Penelitian……………………………… 20
B. Sumber Penelitian…………………………… 20
C. Instrumen penelitian...................……………. 21
D. Prosedur pelaksanaan penelitian...................... 21
E. Pengumpulan data……………..…………….. 22
F. Tujuan penelitian.............................................. 23
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengetahuan Orangtua...................................... 24
B. Karies Gigi........................................................ 26
BAB V PENUTUP
KESIMPULAN..................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Anak usia prasekolah yaitu 3-5 tahun memiliki persentase karies yang tinggi
yaitu 40%-75%. Faktor penyebab karies pada anak usia prasekolah yaitu
frekuensi menyikat gigi anak, suplai air yang kurang mengandung fluor,
jauhnya jarak untuk akses pelayanan kesehatan gigi, diet dan yang paling
penting adalah Pengetahuan orang tua mengenai kesehatan gigi dan mulut serta
kesadaran untuk membimbing anak.
Penelitian yang dilakukan oleh (Yulianti dan Abi, 2011) diketahui terdapat
hubungan yang bermakna antara Pengetahuan Orangtua dengan kejadian karies
gigi pada anak. Penelitian ini jika dihubungkan dalam hasil penelitian (S
Rahayu, 2016) dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berada pada
tingkat pendidikan rendah yaitu 34 orang (68%) sedangkan 16 orang (32%)
berada pada tingkat pendidikan tinggi. Hasil di atas diperkuat dengan hasil uji
statistik bivariat dengan menggunakan chi square dengan α = 5% (0,05)
diperoleh p sebesar 0,001 sehingga p < 0,05, dimana ada hubungan tingkat
pendidikan dengan kejadian karies gigi pada anak balita di Desa Mancasan
Puji syukir atas berkat dan karunia Tuhan YME sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah berjudul “ Pengaruh Pengetahuan Orangtua
tentang Karies Gigi pada Anak”. Karya tulis ini disusun unyuk memenuhi
persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan
Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan
secara keseluruhan yang dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang
(Notohartojo & Ghani, 2015). Gigi merupakan satu kesatuan dengan
anggota tubuh yang lain. Kerusakan pada gigi dapat mempengaruhi
kesehatan anggota tubuh lainya, sehingga akan mengganggu aktivitas
sehari-hari (Rakhmatto,2017)
Upaya kesehatan gigi dinilai dari beberapa aspek, salah satunya
pengetahuan, pengetahuan adalah hasil ranah tahu dan ini terjadi karena
seseorang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu, melalui
pancaindra pendengaran(telinga) dan indra pengelihatan(mata)
(Notoatmodjo,2010). Pengetahuan dapat diperoleh secara alami maupun
secara terencana, yaitu melalui proses pendidikan(Rakhmatto,2017)
Peran serta orangtua sangat diperlukan untuk membimbing memberi
pengertian , mengingatkan, menyediakan fasilitas kepada anak agar
anak dapat memelihara kesehatan gigi dan mulutnya. Selain itu orangtua
juga mempunyai peran yang cukup besar di dalam mencegah terjadinya
akumulasi plak dan terjadinya karies pada anak. Pengetahuan orangtua
sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung
atau tidak mendukung kebersihan gigi dan mulut anak. Pengetahuan
tersebut dapat diperoleh baik secara alami maupun secara terencana
yaitu melalui proses pendidikan. Orangtua dengan pengetahuan rendah
mengenai kesehatan gigi dan mulut merupakan faktor predisposisi dari
perilaku yang tidak mendukung kesehatan gigi dan mulut anak
(Widayati, Nur, 2014)
Karies gigi terdapat diseluruh dunia, tanpa memandang umur,
bangsa, ataupun keadaaan ekonomi. Menurut penelitian di Negara-
negara eropa, amerika dan asia. Termasuk indonesia ternyata 80-95%
anak di bawah 18 tahun terserang karies(Tarigan, Rasinta. 2013). Karies
gigi merupakan email dan dentin yang hancur, serta lubang pada gigi.
Karies gigi pada anak akan membawa dampak pada pertumbuhan dan
perkembangan gigi. Karies gigi yang tidak mendapatkan penanganan
cepat dapat menyebabkan pembengkakan pada wilayah gigi
(Gunadi,2011).
Prevalensi masalah gigi dan mulut di Indonesia masih sangat besar,
berdasarkan RISKESDAS(Riset Kesehatan Dasar)2018. Sebanyak
57,6% orang Indonesia memiliki masalah gigi dan mulut. Gawatnya,
angka anak-anak yang mengalami masalah gigi menurut RISKESDAS
2018 mencapai 93%. Salah satu penyebab tingginya prevalensi karies
gigi anak Indonesia adalah karena karies ini bisa terjadi pada siapa saja.
Anak usia prasekolah yaitu 3-5 tahun memiliki persentase karies
yang tinggi yaitu 40%-75%. Faktor penyebab karies pada anak usia
prasekolah yaitu frekuensi menyikat gigi anak, suplai air yang kurang
mengandung fluor, jauhnya jarak untuk akses pelayanan kesehatan gigi,
diet dan yang paling penting adalah pengetahuan orang tua mengenai
kesehatan gigi dan mulut serta kesadaran untuk membimbing
anak(Purwaka, 2014)
Berdasarkan studi literatur purwaka, 2014 yang mengatakat bahwa.
Pengetahuan orangtua sangat penting dalam mendasari terbentuknya
perilaku yang mendukung atau tidak mendukung kebersihan gigi dan
mulut anak serta tingginya prevalensi karies gigi pada anak menurut
RISKESDAS 2018. Keadaan tersebut menarik perhatian penulis untuk
melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Pengetahuan Orangtua
tentang Karies Gigi pada Anak ”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
Bagaimana review litetarur tentang Pengaruh Pengetahuan orangtua
tentang karies gigi pada Anak ?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mereview literatur “pengaruh
pengetahuan orangtua tentang karies gigi pada anak” dengan cara
mengkaji hasil-hasil dari penelitian terdahulu menggunakan jurnal
atau buku yang ada kaitannya dengan judul penelitian
2. Tujuan khusus
a. Mereview literatur pengaruh pengetahuan orangtua tentang
karies gigi pada anak
b. Mereview literatur karies gigi pada anak
c. Mereview tentang keadaan ekonomi dan status pendidikan
d. Mereview dampak yang di akibatkan oleh karies gigi
D. Manfaat
1. Bagi penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan dalam penelitian kesehatan
khususnya mengenai Pengaruh Pengetahuan Orangtua tentang
Karies Gigi pada Anak
2. Bagi Responden
Dapat mengetahui Pengaruh Pengetahuan Orangtua tentang Karies
Gigi pada Anak, serta diharapkan dapat melaksanakan upaya-upaya
pencegahan dan perawatan kesehatan gigi dan mulut
E. Keaslian penelitian
Beberapa penelitian serupa yang pernah dilakukan antara lain :
Tabel 1.1 Keaslian penelitian
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Pengetahuan
a. Pengertian pengetahuan
Pengetahuan adalah ranah hasil yang terjadi karena
seseorang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu,
melalui panca indra manusia. Penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia. yaitu penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa,
dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia melalui mata dan
telinga (Rompis, dkk. 2016)
Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan seseorang
terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkatan yang berbeda-
beda. Secara garis besar dibagi dalam enam tingkatan pengetahuan,
yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang
diperlajari sebelumnya. Untuk mengetahui atau mengukur
bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-
pertanyaan.
2) Memahami (comprehension)
memahami diartikan sebagai suatu kemampuan seseorang
untu menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui
dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (application)
aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek
yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan
prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.
4) Analisis (analysis)
analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan
dan atau memisahkan. Kemudian mencari hubungan antara
bagian-bagian yang terdapat dalam suatu masalah atau objek
yang diketahui.
5) Sintesis (synthesis)
sintesis menunjukan suatu kemampuan seseorang untuk
merangkum atau menghubungkan bagian-bagian di dalam
suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6) Evaluasi (evaluation)
evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadapa suatu objek
tertentu.
Pengetahuan orangtua sangat penting dalam
mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung atau tidak
mendukung terhadap kesehatan gigi dan mulut anak.
Pengetahuan tersebut dapat diperoleh secara alamiah maupun
terencana, yaitu melalui proses pendidikan. Orangtua dengan
pengetahuan kesehatan gigi dan mulut yang rendah
merupakan factor predisposisi dari perilaku yang tidak
mendukung kesehatan gigi dan mulut anak (Yulianti &
Muhlisin. 2017)
2. Karies
a. Pengertian karies
Karies adalah hasil interaksi dari bakteri di permukaan
gigi, plak atau biofilm, dan diet, khususnya komponen
karbohidrat yang difermentasikan oleh bakteri plak menjadi
asam, terutama asam laktat dan asetat sehingga terjadi
demineralisasi jaringan keras gigi dan memerlukan cukup waktu
untuk kejadiaannya(putri, dkk, 2015). Menurut Tarigan (2013),
karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan
kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (ceruk, fissure,
dan daerah interproksimal) dan meluas ke arah pulpa.
Gambar 2.1. Karies gigi
Sumber .Selwitz,.dkk.2007
Karies terjadi bukan disebabkan karna satu kejadian saja
tetapi disebabkan serangkaian proses yang terjadi selama
beberapa kurun waktu. Terjadinya proses karies disebabkan
oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Host atau
tuan rumah, mikroorganisme, substrat, dan waktu merupakan
faktor internal, sedangkan usia, jenis kelamin, perilaku,
pengetahuan dan sosial ekonomi merupakan faktor eksternal.
(Pintauli, 2010)
1) Faktor internal
a. Host atau tuan rumah
ada beberapa faktor yang dihubungkan dengan gigi
sebagai tuan rumah terhadap karies yaitu faktor
morfologi gigi(ukuran dan bentuk gigi), struktur
email, faktor kimia dan kristolografis pit dan fissure
pada gigi posterior sangat rentan terhadap karies
karena sisa-sisa makanan mudah menumpuk di
daerah tersebut terutama pit dan fissure yang dalam.
Selain itu, permukaan gigi yang kasar juga dapat
menyebabkan plak mudah melekat dan membantu
perkembangan karies.
b. Agen atau mikroorganisme
Plak gigi memegang peran penting dalam
menyebabkan terjadinya karies. Plak adalah suatu
lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan
mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu
matriks yang terbentuk dan melekat erat pada
permukaan gigi yang tidak dibersihkan, jika plak
tersebut dibiarkan semakin tebal maka hal ini akan
menghambat fungsi saliva dalam menetralkan plak
tersebut sehingga proses karies pun dimulai
c. Substrat atau diet
Faktor substrat dapat mempengaruhi pembentukan
plak karena membantu kembang biak dan kolonisasi
mikroorganisme yang ada pada perrmukaan enamel.
Selain itu, dapat mempengaruhi metabolism bakteri
dalam plak, dengan menyediakan bahan-bahan yang
diperlukan untuk memproduksi asam serta bahan lain
yang aktif yang menyebabkan timbulnya karies.
Hasil penelitian menunjukan bahwa orang yang
banyak mengkonsumsi karbohidrat terutama sukrosa
cenderung mengalami kerusakan pada gigi,
sebaiknya pada orang diet yang banyak mengandung
lemak dan protein hanya sedikit atau sama sekali
tidak mempunyai karies gigi. Hal ini penting
menunjukan bahwa karbohidrat memegang peranan
penting dalam terjadinya karies
d. Waktu
Secara umum karies dianggap sebagai penyakit
kronis pada manusia yang berkembang dalam waktu
beberapa bulan atau tahun. Lamanya waktu yang
dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu
kavita cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan.
2) Faktor eksternal
a. Usia
Penelitian epdemiologi menunjukan terjadinya
peningkatan prevalensi karies sejalan dengan
bertambahnya umur, gigi yang paling terakhir erupsi
lebih rentan terkena karies,kerentanan ini meningkat
karena sulitnya membersihkan gigi yang sedang
erupsi sampai mempunyai resiko karies yang paling
tinggi ketika gigi mereka baru erupsi sedangkan
orangtua lebih beresiko terhadap karies akar.
b. Jenis kelamin
Dari hasil penelitian oleh milhahn-turkeheim pada
gigi terlihat bahwa persentase karies gigi pada
wanita lebih tinggi dibanding dengan
pria(Tarigan,2013), selama masa anak-anak dan
remaja wanita menunjukan nilai DMF yang tinggi
dari pada pria. Walaupun demikian oral hygiene
wanita lebih baik sehingga komponen gigi yang
hilang lebih sedikit dibandingkan dengan pria.
c. Sosial ekonomi
Karies dijumpai lebih sedikit pada kelompok sosial
ekonomi tinggi dan sebaliknya. Hal ini dikaitkan
dengan lebih besarnya minat hidup sehat pada
kelompok sosial ekonomi tinggi. Pendidikan adalah
faktor kedua terbesar dari faktor sosial ekonomi yang
mempengaruhi status kesehatan, seseorang yang
mempunyai tingkat pendidikan tinggi akan memiliki
pengetahuan dan sikap yang baik tentang kesehatan
sehingga akan mempengaruhi perilakunya untuk
hidup sehat. Sebaliknya mereka yang kurang
pengetahuan tentang pentingnya akan hidup sehat
dapat mempengaruhi dalam menjaga kesehatan.
Sehingga hal inilah yang memicu status kesehatan
masyarakat golongan tersebut menjadi
rendah(Pintauli. 2010)
a b
sumber : natureworldreport.com
2) Kurang terampil menyikat gigi, ada orang-orang yang
memiliki keterbatasan motorik dalam menyikat gigi. Orang-
orang seperti ini biasanya rentan terkena karies gigi apabila
tidak dibantu untuk memelihara kesehatan gigi dan
mulutnya. Dianjurkan bagi orang-orang seperti ini untuk
melakukan perwatan dengan fluoride. Selain itu, anak-anak
yang agak sulit untuk menyikat gigi dengan bersih juga
dianjurkan untuk melakukan perawatan fluoride juga.
Gambar 2.4. Teknik menyikat gigi yang baik
Sumber : pakargigi.com
C. Pertanyaan penelitian
Bagaimana Pengaruh pengetahuan orangtua tentang
karies gigi pada anak.
BAB III
METODE PENELI TIAN
A. Jenis penelitian
Menurut peneliti, penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
kualitiatif, dan jenis penelitian yang digunakan dalam kepustakaan
(library research), yaitu mengumpulkan data atau karya tulis ilmiah
yang berkaitan dengan obyek penelitian atau pengumpulan data yang
bersifat kepustakaan. Atau telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan
suatu masalah yang pada dasarnya tertumpu pada penelaahan kritis dan
pendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan
Menurut M Nazir studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan
data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku, literatur,
catatan dan laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang
dipecahkan, selanjutnya M Nazir juga menambahkan bahwa studi
kepustakaan merupakan langkah yang penting, dimana setelah seorang
peneliti menetapkan topik penelitian, langkah selanjutnya adalah
melakukan kajian yang berkaitan dengan teori topik penelitian. Dalam
pencarian teori peneliti akan mengumpulkan informasi sebanyak-
banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan. Sumber-sumber
kepustakaan dapat di peroleh dari buku, jurnal, majalah, hasil penelitian,
dan sumber lain yang sesuai. Bila telah memperoleh kepustakaan yang
relevan, maka segera disusun secara teratur untuk di pergunakan dalam
penelitian. Oleh karena itu studi kepustakaan meliputi proses umum
seperti mengidentifikasi teori secara sistematis, penemuan pustaka dan
analisis dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan topik
penelitian
B. Sumber data penelitian
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai
literatur yang berhubungan dengan topik penelitian berupa jurnal dan
buku (text book).
C. Instrument
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, penelitian ini
penulis berperan sebagai instrumen utama dalam menjaring data dan
informasi yang diperlukan memilih sumber, data, melakukan
pengumpulan data, menafsirkan data, membandingkan data dari
berbagai literatur, dan membuat kesimpulan.
E. Pengumpulan data
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan, oleh karena itu
teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah pengumpulan
data literer yaitu bahan-bahan yang koherem dengan objek-objek
pembahasan yang dimaksud (Arikunto, S 1990 : 4). Data yang ada
dalam kepustakaan tersebut di kumpulkan dan diolah dengan cara :
1. Editing, yaitu pemeriksaan kembali data yang diperoleh
terutama dari segi kelengkapan, kejelasan makna dan
keselaran makna antara yang satu dengan yang lain
2. Organizing, yaitu mengorganisir data yang diperoleh dengan
kerangka yang sudah diperlukan
3. Penemuan hasil penelitian, yaitu melakukan analisis lanjutan
terhadap hasil pengorganisasian data dengan menggunakan
kaidah-kaidah, teori dan metode yang telah di tentukan
sehingga diperoleh kesimpulan tertentu yang merupakan
hasil jawaban dari rumusan masalah.
F. Tujuan studi kepustakaan
Peneliti melakukan studi kepustakaan, baik sebelum maupun selama
dia melakukan penelitian. Studi kepustakaan memuat uraian sistematis
tentang kajian literatur dan hasil penelitian sebelumnya yang ada
hubungannya dengan penelitian yang dilakukan dan diusahakan
menunjukan kondisi dari bidang ilmu tersebut. Studi kepustakaan yang
dilakukan sebelum penelitian bertujan untuk:
1. Menemukan suatu masalah untuk diteliti
2. Mencari informasi yang relevan dengan masalah yang diteliti
3. Mengkaji beberapa teori dasar yang relevan dengan masalah
yang akan diteliti
4. Untuk membuat uraian teoritik dan emperik yang berkaitan
dengan faktor, indikator, variabel dan parameter penelitian yang
tercermin di dalam masalah-masalah yang ingin dipecahkan
5. Memperdalam pengetahuan peneliti tentang masalah dan bidang
yang akan diteliti
6. Mengkaji hasil-hasil penelitian terdahulu yang ada kaitannya
dengan penelitian yang akan dilakukan. Artinya hasil penelitian
terdahulu mengenai hal yang akan diteliti dan atau mengenai hal
lain yang berkaitan dengan hal yang akan diteliti
7. Mendapat informasi tentang aspek-aspek mana dari suatu
masalah yang sudah pernah diteliti untuk menghidari agar tidak
meneliti hal yang sama
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengetahuan orangtua
B. Karies gigi
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Yulianti dan Abi, 2011) diketahui
terdapat hubungan yang bermakna antara pengaruh Pengetahuan Orangtua
dengan kejadian karies gigi pada anak. Hasil penelitian ini jika dihubungkan
dalam hasil penelitian (S Rahayu, 2016) dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden berada pada tingkat pendidikan rendah yaitu 34 orang (68%)
sedangkan 16 orang (32%) berada pada tingkat pendidikan tinggi. Hasil di atas
diperkuat dengan hasil uji statistik bivariat dengan menggunakan chi square
dengan α = 5% (0,05) diperoleh p sebesar 0,001 sehingga p < 0,05, dimana ada
hubungan tingkat pendidikan dengan kejadian karies gigi pada anak balita di
Desa Mancasan. Sebagaimana yang dikutip oleh Mubarak, et al. (2007), bahwa
pendidikan erat kaitannya dengan pengetahuan. Di mana semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang maka semakin banyak pula pengetahuan yang
diperolehnya. Selain pendidikan ada faktor lain yang mempengaruhi antara lain
pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan, dan informasi. Menurut
Slameto (2003) dan Mubarak (2006) dalam Muhlisin, (2011) mengungkapkan
bahwa selain pendidikan yang berpengaruh pengetahuan seseorang ada pula
intelegensi, perhatian, minat seseorang. Dalam hal ini khususnya bagi para
orangtua dalam mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan dan keinginan
tahuan responden untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan gigi dan
mulut dari tetangga, teman, maupun berbagai media massa seperti surat kabar,
radio, televisi dan juga poster-poster yang dipasang petugas kesehatan.
Sehingga meningkatkan pengetahuan responden tentang kesehatan gigi dan
mulut meskipun pendidikan orang tua masih dalam kategori dasar namun
memiliki pengetahuan yang relatif baik
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan hasli kesimpulan penelitian literatur review yang diperoleh dapat
ditarik kesimpulan yaitu terdapat pengaruh pengetahuan orangtua tentang karies
gigi pada anak. Jika orangtua memiliki pengetahuan tentang kesehatan gigi
mereka cenderung memperhatikan kesehatan gigi anak sedangkan orangtua yang
kurang memiliki pengetahuan terhadap kesehatan gigi lebih acuh akan keadaan
kesehatan gigi anak, status sosial ekonomi juga berpengaruh terhadap upaya
perawatan kesehatan gigi dan nutrisi makanan berserat yang dapat mencegah
karies, oleh karena sebagian besar orangtua yang memiliki status sosial yang baik,
maka hal tersebut juga memiliki pengaruh pengetahuan yang baik dalam merawat
gigi anak.
SARAN
Adapun saran dalam penelitian ini adalah yaitu, meningkatkan pengetahuan
orangtua mengenai gejala umum gigi berlubang tahap awal, anjuran menyikat gigi
yang baik dan melakukan evaluasi yang berkaitan dengan waktu menyikat gigi
anak, pengawasan jumlah pasta gigi yang digunakan serta waktu kunjungan ke
dokter gigi serta mengkonsumsi makanan yang berserat seperti buah-buahan dan
sayuran.
DAFTAR PUSTAKA
Hamadi, D, A., Gunawan, P, N., & Mariati, NN. 2015. Gambaran Pengetahuan
Orang Tua Tentang Pencegahan Karies dan Status Karies Murid SD Kelurahan
Mendino Kecamatan Kintom Kabupaten Banggi. Jurnal e-Gigi (eG),Vol.3
Nomor 1.
Rizka, P, Y., & Muhlisin, A. 2012. Hubungan Antara Pengetahuan Orang Tua
Tentang Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak di
SDN Jateng Keranganyar. Surakarta. Skripsi, FIK UMS.