Anda di halaman 1dari 36

Hari/Tanggal :

Waktu :
Tempat :

EFEKTIVITAS METODE IRENE’S DONUTS DALAM


MENURUNKAN RISIKO KARIES PADA ANAK TK PUTRA
TUOY KABUPATEN KONAWE

Usulan Penelitian untuk Karya Tulis Ilmiah

Diajukan Oleh:

ANDINI OKTAVIANA

KG.19006

PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KESEHATAN GIGI


POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI
KENDARI
2023
HALAMAN PERSETUJUAN
USULAN PENELITIAN

EFEKTIVITAS METODE IRENE’S DONUTS DALAM


MENURUNKAN RISIKO KARIES PADA ANAK TK PUTRA
TUOY KABUPATEN KONAWE

Oleh:

Andini Oktaviana
KG.19006

Untuk dipertahankan di hadapan dosen penguji seminar usulan penelitian


Program Studi D-III kesehatan gigi
Politeknik Bina Husada Kendari

Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II

ANGRIANI FUSVITA SARI, S.Si.,M MERY EFRIANI, S.Tr.KesGi.,M.KM


NIDN : 0928078701 NIDN : 0928078701

2
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL ...……………………………………………… I
HALAMAN PENGESAHAN ...........…………………………………. Ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………….. iii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………….
BAB I. PENDAHULUAN…………...……………………………….. 1
A. Latar Belakang Penelitian ...…………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ……………………….………….…………. 3
C. Tujuan Penelitian …………………………………………….... 3
D. Manfaat Penelitian …………………………………………….. 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA…..………………………………....
A. Rujukan Penelitian…………………………………………… 5
B. Landasan Teori ………………………………………………... 6
1. Irene’s Donuts ……………………………………………… 6
2. UKGS ………………………………………………………. 7
3. Karies ………………………………………………………. 10
C. Kerangka Konsep………………………………………………
BAB III. METODE ………………………………………………….. 18
A. Jenis Penelitian………………………………………………… 18
B. Desain Penelitian………………………………………………. 18
C. Waktu dan tempat penelitian…………………………………... 18
D. Populasi dan sampel penelitian…………………………………
1. Populasi……………………………………………………. 18
2. Sampel …………………………………………………….. 19
E. Variabel Penelitian…………………………………………….. 19
F. Definisi Operasional…………………………………………… 19
G. Hipotesis……………………………………………………….. 20

3
H. Prosedur penelitian……………………………………………..
1. Alat, Bahan dan Subjek Penelitian………………………… 21
2. Cara Kerja………………………………………………….. 21
3. Analisis data……………………………………………….. 22
1. Data…………………………………………………….. 22
2. Sumber data……………………………………………. 22
3. Tehnik pengumpulan data……………………………... 23
4. Penyajian data………………………………………….. 23
5. Pengolahan data………………………………………... 23
6. Skema jalannya penelitian……………………………... 23
DAFAR PUSTAKA…………………………………………………… 24

4
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
Gambar 1 Daun Kedondong Hutan ……….…………………………….. 11
Gambar 2 Bakteri Streptococcus mutans ………….…………………….. 15
Gambar 3 Diagram Zona Hambat ……….…………..…………………... 22
Gambar 4 Kerangka Konsep Penelitian …...……..……………………… 23
Gambar 5 Skema Penelitian ………….…………………………….......... 34

5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan segala upaya yang direncanakan untuk

mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok maupun masyarakat

sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.

Pendidikan kesehatan mempunyai peran yang penting dalam mewujudkan

manusia yang sehat. Kesehatan merupakan dambaan setiap manusia. Manusia

yang sehat dapat melakukan aktivitasnya dengan optimal. Pendidikan

kesehatan dapat diberikan melalui pendidikan formal maupun non formal.

Secara operasional pendidikan kesehatan adalah semua kegiatan untuk

memberikan/meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek masyaarakat

dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Notoatmojo, 2003).

Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu komponen dari

kesehatan secara umum dan juga merupakan faktor yang penting dalam

pertumbuhan normal dari anak. Masalah kesehatan mulut dapat

mempengaruhi perkembangan umum anak-anak, kesehatan tubuh secara

umum dan juga dapat berdampak negatif terhadap kualitas hidup.

Permasalahan karies gigi pada anak usia dini menjadi penting karena karies

gigi menjadi indikator keberhasilan upaya pemeliharaan kesehatan gigi anak.

Gigi bagi seorang anak adalah hal yang sangat penting dalam proses tumbuh

kembang. Fungsi gigi sangat diperlukan dalam masa anak-anak, yaitu sebagai

6
alat pengunyah, penunjang estetika wajah anak dan khusunya gigi sulung

berguna sebagai panduan pertumbuhan gigi permanen (Budiharto, 2010).

Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang dapat menyerang

semua jenis golongan usia. Riskesdas (2018) mencatat data secara nasional

untuk proporsi masalah kesehatan gigi dan mulut sebesar 45,3%.

Permasalahan penyakit gigi dan mulut tertinggi adalah yang dialami oleh

penduduk pada suatu kelompok umur 5-9 tahun yaitu sebesar 65,3%. (Ednuni

Tarigan dkk). Pembelajaran pada anak dapat dilakukan dengan cara bermain.

Kegiatan bermain juga dapat diterapkan sebagai media Pendidikan non

formal, seperti Pendidikan kesehatan (Riskesdas, 2018).

Karies gigi jika tidak diketahui sejak dini dan dibiarkan berlanjut

dapat menjadi parah, sehingga anak-anak perlu mendapat perhatian khusus

dari orang tua, terutama umur 6 sampai 9 tahun. Diumur 6 tahun gigi molar

permanen sudah mulai tumbuh sehingga lebih rentan dan terlebih dahulu

terkena karies. Umur 9 tahun merupakan periode gigi bercampur dimana

jumlah gigi permanen dan gigi sulung dalam rongga mulut hampir sama yaitu

14 gigi permanen dan 10 gigi sulung. Salah satu penyebab timbulnya penyakit

gigi dan mulut yaitu faktor perilaku dan sikap mengabaikan kebersihan gigi

dan mulut. Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan masyarakat

akan pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut. Pemeliharaan kesehatan gigi

anak masih sangat tergantung pada orang dewasa terutama ibu (Notoatmojo,

2007).

7
Faktor risiko penyebab karies dipengaruhi oleh beberapa faktor

antara lain dari dalam, misalnya morfologi gigi, susunan gigi dalam rongga

mulut, struktur gigi dan saliva. Sedangkan faktor luar yaitu perilaku anak

yang buruk, gaya hidup, pola makan, kebiasaan ngemil, kebersihan mulut

yang buruk, frekuensi dan kebiasaan menggosok gigi, pemakaian pasta gigi,

gizi kurang baik, letak geografi, kandungan air yang diminum, pelayanan

kesehatan gigi serta pemberian susu botol menjeleng tidur (Siahaan, 2002).

Mengingat risiko yang terjadi pada karies berpengaruh terhadap

proses tumbuh kembang anak, maka cara pencegahan yang lebih awal penting

untuk dilakukan yaitu melalui pemahaman dan peran serta orang tua. Peran

ibu sangat menentukan perilaku anak, sehingga seorang ibu membutuhkan

informasi dan panduan untuk mendorong kebiasaan anak dalam menjaga

kebersihan gigi dan mulutnya sedini mungkin. Salah satunya melalui program

UKGS Inovatif dengan metode Irene's Donut. Simulator risiko karies (Irene's

Donuts) adalah suatu program interaktif. (Houwink, 1993).

Metode Irene’s Donuts adalah sebuah media penyuluhan dalam

proses perubahan perilaku melalui kegiatan pendidikan nonformal.

Penggunaan media penyuluhan kesehatan akan membantu memperjelas

informasi yang disampaikan, karena dapat lebih menarik, interaktif, mengatasi

batas ruang, waktu dan indra manusia. Penyuluhan dapat memberikan

perubahan konsep sehat pada aspek pengetahuan, sikap dan perilaku individu.

Penggunaan metode yang menarik untuk menyampaikan informasi tentang

kesehatan gigi sangat penting dalam tercapainya tujuan penyuluhan dan akan

8
lebih meningkatkan pengetahuan yang diterima. Efektivitas penyuluhan

dipengaruhi oleh faktor penyuluh yang menggunakan metode penyuluhan

sesuai dengan kelompok sasaran, serta faktor audiens. Aspek penginderaan

sasaran dalam menerima materi penyuluhan akan mempengaruhi pemahaman

dan peningkatan pengetahuan sasaran, sehingga sasaran mampu mengubah

pola perilaku dan kebiasaannya ke arah yang lebih baik (Kuswareni, et al.,

2016).

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penulis tertarik

untuk meneliti penerapan metode Irene’s Donuts terhadap penurunan skor

risiko karies pada anak. Penelitian ini dilaksanakan di TK PUTRA TUOY

Kabupaten Konawe. Peneliti mengambil objek penelitian ini karena

tempatnya strategis dan mudah untuk dijangkau oleh peneliti. Selain dari itu

juga siswa disana sangat rentan dengan masalah kerusakan gigi sehingga

adanya promosi kesehatan tentang kesehatan gigi yang perlu untuk dilakukan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka perumusan masalah

adalah: “Bagaimana efektivitas Irene’s Donuts dalam mengukur risiko karies

pada anak TK Putra Tuoy Kabupaten Konawe?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum, penelitian ini dilakukan bertujuan untuk

mengetahui efektifitas Irene’s Donuts dalam mengukur risiko karies pada

anak TK Putra Tuoy Kabupaten konawe.

9
2. Tujuan Khusus

Secara khusus, penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui tingkat kebersihan gigi dan mulut dan kejadian

karies pada gigi anak TK Putra Tuoy Kabupaten konawe.

b. Untuk mengetahui faktor penyebab utama resiko terjadinya risiko

karies pada anak TK Putra Tuoy Kabupaten konawe.

c. Untuk mengetahui efektifitas Irene donut dalam mengukur terjadinya

risiko karies anak TK Putra Tuoy Kabupaten konawe.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoriti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dalam bidang

kesehatan gigi terutama kesehatan gigi dan mulut yang dapat dijadikan

bekal ketika terjun di masyarakat. Penelitian ini juga menuangkan ide

berdasarkan teori.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan bagi

instansi kesehatan masyarakat dalam memberikan edukasi untuk

peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan pencegahan terjadinya karies.

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Rujukan Penelitian

1. Menurut Reca 2016, seiring adanya peningkatan pengetahuan sikap dan

tindakan ibu dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak dengan

penerapan metode irene’s donuts terjadi penurunan skor risiko karies, sesaat

setelah intervensi (post test 1) dan 2 minggu setelah intervensi (post test 2).

2. Menurut Salikun. Yodong, Hermien Rimbyastuti 2011. Hasil penelitian

menunjukan ada perubahan pengetahuan, sikap, dan praktik ke arah baik

sesudah penyuluhan.

3. Nur Adiba Hanum, Abu Hamid Ismalayani, 2019. Tingkat risiko karies gigi

tetap lebih tinggi pada anak dengan faktor pengalaman karies pada gigi

susu, faktor pH asam dan plak, faktor pengetahuan ibu yang buruk, faktor

perilaku anak yang buruk, dan faktor perilaku ibu yang buruk.

4. Reca, Henry Setyawan S, Ratnawati Hendari 2014. Penerapan Irene’s

Donuts efektif meningkatkan pengetahuan, sikap, praktik ibu dalam

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak dan dapat menurunlan skor

risiko karies pada anak.

5. Yuven Widodo, Abu Hamid 2020. Penyuluhan berbasis aplikasi Irene’s

Donuts versi android sangat efektif menurunkan akumulasi plak pada anak.

11
B. Landasan Teori

1. Irene’s Donuts

a. Pengertian Irene’s Donuts

Irene’s Donuts merupakan sebuah program yang dibuat

berdasarkan penelitian disertai S3 Dr. drg. Irene adyatmaka yang

melibatkan 2.568 murid TK dan orang tuanya Irene’s Donuts

merupakan program simulator risiko karies yang berguna sebagai alat

untuk memudahkan petugas kesehatan memberikan pendidikan

kesehatan gigi yang lebih menarik baik kepada murid maupun orang

tuanya (Adyatmaka, I. 2012).

Irene’s Donuts merupakan metode untuk mengukur skor

risiko karies yang didalamnya berupa simulator yang berisi pertanyaan-

pertanyaan untuk orang tua yang bertujuan untuk mengetahui

pengetahuan, sikap, dan praktik orang tua, serta kebiasaan anak dalam

memelihara kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut (Adyatmaka, I.

2012).

b. Klasifikasi Irene’s Donuts

Irene’s Donuts merupakan program interaktif dalam bentuk

program komputer atau versi manual yang memberikan pemahaman

tentang faktor resiko karies sejak dini sehingga pencegahan lebih awal

penting dilakukan melalui peran serta orang tua. Dengan mengisi

faktor-faktor risiko terkait perilaku anak, kondisi kesehatan gigi anak,

kondisi/lingkungan ibu dan anak, pengetahuan, sikap dan perilaku ibu

12
(orang tua anak), maka program akan menampilkan gambaran besar

resiko anak terhadap kemungkinan karies gigi (Adyatmaka, I. 2012).

Program ini juga akan menawarkan “menu” apa yang dapat

dilakukan orang tua anak/anak untuk mengurangi resiko karies, dan

dapat dibawah sebagai pegangan untuk tindak lanjut dirumah.

Responden yang diberikan intervensi dalam penelitian ini terbagi dalam

2 kelompok yaitu kelompok I menggunakan media aplikasi simulator

risiko karies irene’s donut versi android dan kelompok II menggunakan

media flip chart simulator risiko karies irene’s donut versi manual

(Adyatmaka, I. 2012).

Data dianalisis menggunakan uji T dengan interval

kepercayaan 95%. Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari

responden dalam bentuk informed consent. Penelitian ini dinyatakan

laik etik oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan Poltekkes Kemenkes

Palembang melalui surat keterangan nomor 001/DIR-

KOMITEETIK/11/2020 (Adyatmaka, I. 2012).

Gambar 1. Media Flipchart Simulator Risiko Karies Irene’s Donut

Versi Manual 1.3 (Tandilangi, M., Mintjelungan, C., &

Wowor, V. N. S. 2016)

13
Gambar 2. Media Aplikasi Simulator Risiko Karies Irene’s Donut

Versi Android (Tandilangi, M., Mintjelungan, C., & Wowor,

V. N. S. 2016)

c. Tujuan Irene’s Donuts

1.) Memberikan pemahaman tentang faktor-faktor risiko karies sejak

dini.

2.) Memberikan pemahaman tentang cara mencegah karies gigi dan

motivasi perubahan perilaku untuk mencegah karies (Adyatmaka, I.

2012).

2. UKGS

a. Pengertian UKGS

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) adalah upaya

kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk memelihara, meningkatkan

kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik di sekolah binaan yang

ditunjang dengan upaya kesehatan perorangan berupa upaya kuratif

bagi individu peserta didik yang memerlukan perawatan kesehatan gigi

dan mulut Kementerian Kesehatan (Reca, dkk, 2014).

14
UKGS berupa kegiatan yang terencana, terarah dan

berkesinambungan, meliputi: Intervensi perilaku Penggerakan guru,

dokter kecil, orangtua murid melalui lokakarya atau pelatihan.

Pendidikan kesehatan gigi oleh guru, sikat gigi bersama dengan

menggunakan pasta gigi berflour, penilaian kebersihan mulut oleh

gurudokter kecil. Pembinaan oleh tenaga kesehatan serta intervensi

lingkungan Pembinaan kerjasama lintas programlintas sektor melalui

Tim Pembina UKS Usaha Kesehatan Sekolah (Reca, dkk, 2014).

UKGS Usaha Kesehatan Gigi Sekolah adalah bagian integral

dari Usaha kesehatan Sekolah UKS yang melaksanakan pelayanan

kesehatan gigi dan mulut secara terencana pada siswa terutama siswa

Sekolah Tingkat Dasar dalam satu kurun waktu tertentu,

diselenggarakan secara berkesinambungan melalui UKS dengan paket

pelayanan (Reca, dkk, 2014).

b. Tujuan UKGS

Tujuan UKGS menurut Depkes RI :

1.) Tujuan umum: Tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut siswa

yang optimal. Indikator derajat kesehatan gigi dan mulut yang

optimal berdasarkan Indonesia sehat 2010 adalah 100% murid pra-

sekolah telah mendapat pemeriksaan gigi dan mulut. Indikator lain

sesuai dengan ketentuan WHO adalah anak umur 12 tahun

mempunyai tingkat keparahan kerusakan gigi (indeks DEF-T)

sebesar 1 (satu) gigi (Kemenkes RI,2012).

15
2.) Tujuan khusus: Siswa mempunyai pengetahuan tentang kesehatan

gigi dan mulut. Siswa juga mempunyai sikap/kebiasaan pelihara

diri terhadap kesehatan gigi dan mulut. Siswa binaan UKS paket

standar, paket optimal mendapat pelayanan medik gigi dasar atas

permintaan. Siswa sekolah binaan UKS paket optimal pada jenjang

kelas terpilih telah mendapat pelayanan medik gigi dasar yang

diperlukan (Kemenkes RI,2012).

c. Manfaat UKGS

Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan UKGS adalah:

1.) Meningkatnya derajat kesehatan gigi dan mulut siswa.

2.) Meningkatnya pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

siswa.

3.) Meningkatnya sikap/kebiasaan pelihara diri terhadap kesehatan gigi

dan mulut siswa.

4.) Siswa mendapatkan pelayanan medik gigi dasar atas permintaan.

(Kemenkes RI,2012).

d. Kegiatan UKGS

1.) Kegiatan promotif

Upaya promotif dilakukan dengan pelatihan guru dan

petugas kesehatan dalam bidang kesehatan gigi serta

pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi dan mulutyang dilakukan

oleh guru sesuai kurikulum Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan. (Kemenkes RI,2012)

16
2.) Kegiatan preventif 

Upaya preventif meliputi sikat gigi masal minimal untuk

kelas I, II dan kelas III dengan memakai pasta gigi yang

mengandung fluor minimal 1 kali/ bulan dan penjaringan kesehatan

gigi dan mulut. (Kemenkes RI,2012)

3.) Kegiatan kuratif 

Upaya kuratif yang dilaksanakan di UKGS adalah

pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit, pelayanan

medik dasar baik berdasarkan permintaan maupun sesuai

kebutuhan, dan rujukan bagi siswa yang memerlukan perawatan

(Kemenkes RI,2012).

3. Karies

a. Pengertian karies

Karies gigi adalah proses penghancuran atau pelunakan dari

email ataupun dentin. Proses penghancuran tersebut lebih cepat pada

bagian dentin daripada email. Proses tersebut berlangsung terus sampai

jaringan dibawahnya, dan ini adalah awal pembentukan lubang pada

gigi (Tarigan, 2014).

Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu

email, dentin dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas jasad renik

dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya adalah adanya

demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh

kerusakan bahan organiknya. Akibatnya terjadi invasi bakteri dan

17
kematian pulpa serta penyebaran infeksinya ke jaringan periapeks yang

dapat menyebabkan nyeri. Walaupun demikian remineralisasi terjadi,

pada stadium yang sangat dini penyakit ini dapat dihentikan (Tarigan,

2014).

Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang dan dapat timbul

pada satu permukaan gigi atau lebih dan dapat meluas kebagian yang

lebih dalam dari gigi, misalnya : Dari email ke dentin atau pulpa. Karies

gigi dapat disebabkan oleh, diantarnya :

1.) Karbohidrat

2.) Mikroorganisme dan saliva

3.) Permukaan dan bentuk gigi

b. Etilogi karies

Banyak faktor yang dapat menimbulkan karies gigi

diantaranya adalah faktor didalam mulut yang berhubungan langsung

dengan proses terjadinya karies gigi. Faktor utama yang menyebabkan

terjadinya karies gigi adalah host (gigi dan saliva), substrat (makanan),

miroorganisme penyebab karies dan waktu. (Pintauli, 2014)

karies gigi hanya dapat terbentuk apabila terjadi interaksi

antara keempat faktor berikut :

1.) (Gigi) Host

Variasi morfologi gigi juga mempengaruhi resistensi gigi

terhadap karies. Diketahui adanya pit dan fissure pada gigi yang

merupakan daerah gigi yang sangat rentan terhadap karies oleh

18
karena sisa-sia makanan maupun bakteri akan mudah tertumpuk di

sini.

Saliva merupakan sistem pertahanan utama terhadap

karies. Saliva disekresi oleh tiga kelenjer utama saliva yaitu

glandula parotida, glandula submandibularis, dan glandula

sublingualis, serta beberapa kelenjer saliva kecil. Sekresi saliva

akan membasahi gigi dan mukosa mulut sehingga gigi dan mukosa

tidak menjadi kering. Saliva membersihkan rongga mulut dari

debrisdebris makanan sehingga bakteri tidak dapat tumbuh dan

berkembangbiak (Tarigan, 2014).

2.) Substrat/diet

Substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan

plak karena membantu perkembangbiakan dan kolonisasi

mikroorganisme yang ada pada permukaan email. Selain itu, dapat

mempengaruhi metabolisme bakteri dalam plak dengan

menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi

asam serta bahan yang aktif yang menyebabkan timbulnya karies.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang banyak

mengkonsumsi karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami

kerusakan pada gigi, 7 sebaiknya pada orang dengan diet yang

mengandung lemak dan protein hanya sedikit atau sama sekali

tidak mempunyai karies gigi. Hal ini penting unruk menunjukkan

19
bahwa karbohidrat memegang peranan penting dalam terjadinya

karies (Tarigan, 2014).

3.) Mikroorganisme

Plak gigi memegang penting dalam menyebabkan

terjadinya karies. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas

kumpulan mikroorganisme yang berkembangbiak di atas suatu

matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang

tidak dibersihkan. Komposisi mikrooganisme dalam plak berbeda-

beda. Pada awal pembentukan plak, bakteri yang paling banyak

dijumpai adalah S.mutans, S.sanguis, S. mitis, dan S.salivarius

serta beberapa strain lainya. Selain itu, dijumpai juga Luctobacillus

dan beberapa spesies Actinomyces. Mikroorganisme menempel di

gigi bersama plak sehingga plak terdiri dari mikroorganisme (70%)

dan bahan antara sel (30%). Plak akan terbentuk jika terdapat plak

dan karbohidrat (Tarigan, 2014).

4.) Waktu

Waktu adalah kecepatan terbentuknya karies serta lama

dan frekuensi substrat menempel di permukaan gigi. Secara umum,

lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi

suatu kavita cukup bervariasi, diperkirakan sampai 6-48 bulan

(Tarigan, 2014).

20
a. Patogenesis Karies

Salah satu penyakit yang disebabkan oleh

Streptococcus Mutan sadalah karies gigi. Beberapa hal yang

menyebabkan karies gigi bertambah parah adalah gula, saliva

dan juga bakteri pembusuknya. Setelah mengkonsumsi sesuatu

yang mengandung gula terutama adalah sukrosa, dan bahan

setelah beberapa menit penyikatan gigi dilakukan, glikoprotein

yang lengket (kombinasi molekul protein dan karbohidrat)

bertahan pada gigi untuk mulai pembentukan plak pada gigi.

beberapa faktor resiko terjadinya karies yaitu :

1.Kandungan fluor dalam air minum terhadap kejadian karies

Fluor merupakan faktor penting yang harus

diperhatikan secara serius oleh seluruh sektor terkait

mengingat tingginya prevalensi karies sebesar 100%. Tujuan

penggunaan fluor adalah untuk melindungi gigi dari karies.

Fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri

plak yang dapat memfermentasi karbohidrat melalui

perubahan hidroksil apatit pada enamel menjadi fluor aptit

(Hamad, 2012).

2. Saliva

Saliva pada umumnya adalah cairan rongga mulut

yang dihasilkan oleh tiga pasang kelenjer saliva besar yaitu

parotis submandibularis, dan sublingualis kelenjer saliva

21
minor dan cairan dari sulkus gingiva. Saliva terdiri dari 99%

air, sisanya merupakan komponen yang terdiri dari bahan

anorganik, bahan organik, dan molekul-molekul makro

termasuk bahan-bahan antimikroba. Fungsi saliva adalah

sebagai pelicin, pelindung, buffer, pembersih, anti pelarut dan

antibakteri (Hamad, 2012).

c. Penyebab dan akibat karies gigi

Hal-hal yang mendukung terjadinya karies gigi adalah:

1.) Gigi yang peka, yaitu gigi yang mengandung sedikit flour atau

memiliki lubang, lekukan maupun alur yang menahan plak.

2.) Bakteri, mulut mengandung sejumlah besar bakteri, tetapi hanya

bakteri jenis tertentu menyebabkan pembusukan gigi. Yang paling

sering adalah bakteri Streptococcus mutans.

3.) Sisa-sisa makanan Dalam keadaan normal, di dalam mulut terdapat

bakteri. Bakteri ini mengubah semua makanan (terutama gula dan

karbohidrat) menjadi asam. Bakteri, asam, sisa makanan dan saliva

bergabung membentuk bahan lengket yang disebut plak, yang

menempel pada gigi. Plak paling banyak ditemukan di geraham

belakang. Jika tidak dibersihkan maka plak akan membentuk

mineral yang disebut karang gigi (kalkulus, tartar). Plak dan

kalkulus bisa mengiritasi gusi sehingga timbul gingivitis (Tarigan,

2014).

22
d. Proses terjadinya karies

Bakteri/kuman-kuman yang ada didalam plak bersama sisa

makanan akan bereaksi menghasilkan asam dan racun, asam yang

dihasilkan kuman akan menyebabkan kerusakan jaringan gigi

sedangkan racunnya akan menyebabkan radang gusi. Skemanya adalah

sebagai berikut:

1.) Karies superficial / karies permukaan

Gambar 3. Karies Superfisialis (Fian, M. 2010).

karies ini menyerang bagian email sampai pada

perbatasan email dan dentin. Karies ini kadang juga tidak terlihat,

tapi bisa diraba dengan menggunakan alat sonde. Keluhan pada

pasien rata-rata bervariasi dari yang tidak dapat merasakan keluhan

apa-apa hingga terasa linu jika ada rangsangan terutama

rangsangan dingin. Pengobatan di dokter gigi biasanya hanya 1 kali

kunjungan karena pasien sudah ditambal karena lubangnya masih

kecil. (Budiharto, 2010)

23
2.) Karies media / karies menengah

Gambar 4. Karies Media (Fian, M. 2010).

Karies ini sudah meliputi dentin dan apabila tidak

tertutup makanan kita dapat melihat lubangnya. Jika tertutup

makanan bisa dibersihkan dulu dengan menggunakan sonde dan

dapat terlihat lubangnya. Pasien sering mengeluh jika terdapat sisa

makanan karena merasakan sakit/linu apalagi dengan rangsangan

dingin/manis. Pengobatannya masih mudah biasanya 2 kali

kunjungan baru bisa ditambal. (Budiharto, 2010)

3.) Karies profunda/ karies dalam

Gambar 5. Karies Profunda (Fian, M. 2010).

24
Karies ini sudah mencapai dentin yang dalam sampai

perbatasan dengan pulpa atau sudah sampai ke pulpa. Lubang gigi

akan terlihat tanpa menggunakan alat. Apabila pulpanya masih

hidup pasien akan mengeluh sakit, dan jika pulpanya sudah mati

pasien tidak akan mengeluh sakit lagi tetapi bila dipakai

mengunyah akan kembali terasa sakit karena biasanya jaringan

disekitar akar gigi sudah terinfeksi tetapi jika tetap di diamkan lama

kelamaan gusi akan menjadi bengkak dan bernanah.

Pengobatan pada gigi dengan profunda ini lebih sulit dan

kunjungannya harus beberapa kali. Apabila sudah bengkak dan

bernanah sudah tidak dapat ditolong lagi sehingga harus dicabut.

(Budiharto, 2010)

e. Pencegahan karies

Pencegahan karies gigi dapat dilakukan dalam tiga tahap

yaitu tahap pencegahan primer, sekunder dan tersier. Pencegahan

primer bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dan

mempertahankan keseimbangan fisiologis. Pencegahan sekunder

bertujuan untuk mendeteksi karies secara intervensi untuk mencegah

berlanjutnya penyakit. Pencegahan tersier ditujukan untuk mencegah

meluasnya penyakit yang akan menyebabkan hilangnya fungsi

pengunyahan dan gigi. (Tarigan, 2014)

25
f. Resiko karies

Resiko karies adalah peluang seseorang untuk mengalami

beberapa lesi karies selama kurun waktu tertentu. (Tarigan, 2014)

C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan

antara konsep lainnya dari masalah yang diteliti atau yang akan diamati

melalui penelitian yang dilakukan. Pada penelitian ini yang menjadi variabel:

Variabel independent Variabel Dependent

Media Irene’s Donuts Peningkatan Pengetahuan

Tentang Karies Gigi

Keterangan :

a. Variabel Independent

Variabel bebas atau independent adalah suatu variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan dari adanya suatu

variabel dependen (terikat).

b. Variabel Dependent

Variabel terikat atau variabel Dependent adalah sebagai variabel

yang dipengaruhi, akibat adanya variabel bebas.

26
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yang

dimana untuk mengetahui penerapan metode Irene’s Donuts dalam

menurunkan resiko karies pada anak TK Putra Tuoy kabupaten konawe.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan pre-test dan post-test group design.

Berikut desainnya :

Pre-test Perlakuan Post-test

01 X 02

Keterangan :

01 : Pengetahuan responden sebelum intervensi

X : Penyuluhan dengan metode Irene’s Donuts

02 : Pengetahuan responden sesudah intervensi

C. Waktu dan tempat penelitian

1. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret-April 2023.

2. Tempat penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di (TK Putra Tuoy) kabupten konawe.

27
D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2011:61) populasi adalah wilayah yang

terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid

TK Putra Tuoy dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2009:63) sampel adalah sebagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi,sedangkan teknik

pengambilan sampel disebut dengan sampling. Teknik pengambilan

sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Total sampling adalah

teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi.

Alasan mengambil total sampling karena jumlah populasi yang kurang dari

50. Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 murid

dalam waktu dua bulan. (Sugiyono 2011:61)

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik dalam pengambilan sampel ini merupakan bagian

terkecil dari populasi. Sampel dalam penelitian ini menggunakan Teknik

Total Sampling. (Sugiyono, 2012). Sehingga dalam penentuan sampel,

peneliti menentukan yang dapat membantu peneliti mendapatkan jawaban

dari permasalahan peneliti dan mencapai tujuan penelitian yang

diinginkan.

28
E. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel

bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan murid tentang Karies Gigi

sebelum penyuluhan dengan media Irene Donut’s.

2. Variabel Terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini

adalah pengetahuan murid tentang Karies Gigi sesudah penyuluhan

dengan media Irene Donut’s. (Sugiyono 2011:61)

F. Definisi operasional variable

Merupakan definisi secara teknis dan spesifik dari variabel-variabel

yang akan diteliti.

1. Penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan

hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang

diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan

tersusun sebelumnya.

2. Metode adalah suatu cara atau proses sistematis yang digunakan untuk

melakukan suatu kegiatan agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai.

Dengan kata lain, metode berfungsi sebagai alat untuk mencapai suatu

tujuan, atau bagaimana cara untuk melakukan/ membuat sesuatu.

3. Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat

sebuah proses yang sedang berlansung atau kejadian yang akan datang.

29
4. Penyuluhan dengan media Irene’s Donuts (15 menit)

Penyuluhan dengan media fire Irene’s Donuts yang memberikan informasi

kesehatan tentang indikator karies gigi, jenis makanan yang dapat

menyebabkan karies gigi, dan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

5. Peningkatan pengetahuan mengenai karies gigi

Dilihat dari tingkat pemahaman sebelum dan sesudah di berikan

penyuluhan mengenai karies gigi, penyebab tanda karies gigi, dan

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

G. Hipotesis

Merupakan pernyataan secara singkat dan jelas yang merupakan jawaban

sementara terhadap permasalahan yang dihadapi, ditegakkan/dibuat

berdasarkan landasan teori atau kerangka konsep atau model penelitian yang

masih harus dibuktikan kebenarannya.

1. Hipotesis nol (Ho) : tidak ada pengaruh penurunan skor risiko karies pada

anak TK Putra Tuoy Kabupaten Konawe

2. Hipotesis alternatif (H1) : Adanya pengaruh pengaruh penurunan skor

risiko karies pada anak TK Putra Tuoy Kabupaten Konawe.

H. Prosedur Penelitian

1. Alat, Bahan dan Subjek Penelitian:

Alat diagnosa, kuesioner,formulir / status pemeriksaan kesehatan

gigi anak dan flipchart simulator resiko karies “irene’s Donuts” versi

manual / versi computer.

30
2. Cara kerja:

a. Mengambil surat izin dari politeknik bina husada kendari.

b. Mengantar surat izin ke kepala TK Putra Tuoy.

c. Pengumpulan responden dilakukan berdasarkan izin yang sudah

dilakukan sebelumnya.

d. Peneliti memperkenalkan diri menerangkan maksud dan tujuan diadakan

penelitian.

e. Peneliti membagikan soal pretest pada responden.

f. Pelaksanaan soal pretest yang diberikan kepada orang tua murid

berisikan soal pengetahuan tentang karies gigi, pengisian soal pretest

diberikan waktu 15 menit. Dalam pengetahuan ini siswa di damping oleh

guru. Dan melakukan pengisian lembar pretest ini masing-masing siswa

berjumlah 5 responden.

g. Peneliti memberikan pendidikan kesehatan dengan menggunakan media

Irene’s Donuts pada maisng-masing responden dengan diberi waktu

selama 15 menit.

h. Peneliti memberikan Postttest pengetahuan setelah diberikan pendidikan

kesehatan dengan menggunakan media Irene’s Donuts.

i. Peneliti mengambil hasil posttest yang sudah diisi oleh responden dan

mengecek kelengkapan posttest tersebut.

31
3. Analisis data:

Memuat tentang data, teknik pengumpulan data, pengolahan data

dan penyajian data. Diuraikan mengenai cara menganalisis hasil penelitian

yang dapat berupa model, statistik, persamaan-persamaan yang sesuai untuk

menjawab tujuan penelitian.

a. Data

Data dari penelitian bersifat kuantitatif dengan jenis data ordinal, data

ordinal yaitu jenis data pengkategorian, tetapi nilai dalam kategori

tersebut tidak bersifat mutlak.

b. Sumber data

1.) Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah hasil dari kegiatan hasil

observasi langsung ke tempat penelitian dengan melihat kondisi

lingkungan disekitarnya dan melakukan wawancara kepada murid

yang akan dijadikan sebagai data hasil riset langsung yang diperoleh

melalui soal test pengetahuan mengenai Karies gigi.

2.) Data Sekunder

Data sekunder yang diperoleh secara tidak langsung, dari suatu

sumber yang mendukung suatu penelitian, berupa data-data lain yang

mendukung penelitian.

32
c. Tehnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

wawancara dan observasi. Wawancara berupa kuesioner yang diberikan

kepada orang tua murid TK Putra Tuoy dan observasi atau pemeriksaan

yang berkaitan dengan karies gigi.

d. Penyajian Data

Merupakan proses penyiapan data yang diperoleh sebagai hasil

dari pengamatan yang berupa media Irene’s Donuts, lembar pemeriksaan

dan kuesioner.

e. Pengelolahan Data

Menginterpretasikan data hasil pengolahan.

4. Skema jalannya penelitian :

Pre test Intervensi Post test

Kebiasaan siswa Kebiasaan siswa

sebelum diberi Penyuluhan sesudah diberi

penyuluhan dengan dengan metode penyuluhan dengan

metode Irene’s Irene’s Donuts metode Irene’s

Donuts tentang Donuts tentang

karies karies

33
H. Definisi Operasional Variabel

Efektivitas menggunakan metode Irene’s Donuts yaitu suatu

rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengubah pola pikir

kembang anak dan orang tua dalam Peningkatan Pengetahuan Karies gigi.

1. Anak pra-sekolah berusia 5 sampai 6 tahun, pada periode ini

perkembangan psikososial serta kongnitif mengalami peningkatan. Untuk

mengukur tingkat pengetahuan anak saat menjawab kuisioner.

2. Kebiasaan menggosok gigi merupakan tindakan seseorang dalam

membersihkan gigi dari sisa-sisa makanan yang dilakukan 2 kali sehari

yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.

34
DAFTAR PUSTAKA

Adyatmaka I. Donut Irene versi manual 1.3. “Simulator Resiko Karies”. Jakarta:
Kementerian Pendidikan Nasional. CHAMPS-FKM-Universitas Indonesia,
2012; p. 1-16.

Adyatmaka, I. (2012). Simulator Risiko Karies Donut Irene Versi Manual 1,3.
Jakarta: CHAMPS_FKM-Universitas Indonesia.

Asfria, I. Early Childhood Caries (ECC). 2009 Available from:


https://www.google.com/#psj=1&q=asfria+I.+Early+Childhood+Caries+
(ECC)

Budiharto, 2010, Ilmu Perilaku Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan Gigi, EGC,
Jakarta.

D.Jayanti, "Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Karies Gigi Dengan


Kejadian Karies Gigi Pada Anak TK Aisyiyah Kateguhanan Sawit
Boyolali," Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, 2012.

Fian, M. 2010. Gambar Karies.http://kariesgigidanpencegahan.com diakses pada


15 Januari 2018.

Kementerian Kesehatan RI. Pedoman usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS).


Jakarta: Kemenkes RI, 2012; p. 11-46.

Karmawati, I.A., S.N.Tauchid dan N.N.Harahap. Perbedaan Risiko Terjadinya


Karies Baru pada Anak Usia 12 Tahun Murid SD UKGS dan SD Non
UKGS di Wilayah Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan Tahun 2011. Jurnal
Health Quality. 2012; 2(4): 223-233.

35
Notoatmojo, 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta, Jakarta
Maulani, C. dan Jubilee E. Kiat Merawat Gigi Anak. Gramedia.

Reca, (2016). Penerapan metode Irene’s donuts(UKGS Inovatif) dalam


menurunkan skor resiko karies pada anak kelas 1 SDN 3 Kota Banda Aceh.
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussale [serial on the internet].
2018. [cited 2020 Mar 11]. Available from: https://ojs.unimal.ac.id/
index.php/averrous/article/download/40 5/329

Reca, dkk, (2014). Efektivitas penerapan merode Irene’s donut (UKGS


INOVATIF) terhadap pengetahuan, sikap, praktik ibu dan skor risiko karies.
Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes. 2014;7(1):112-24.

Sariningsih, Teori dan Pencegahan Karies Gigi Pada Anak, Yogyakarta: Nuha
Medika, 2014.

Salikun, dkk, (2011). Metode Irene’s donut meningkatkan pengetahuan, sikap


dan praktik orang tua terhadap tingkat kebersihan gigi dan mulut. Semarang.
2010;111-8. Available from: https://media.neliti.com/media/
publications/131600-EN-irenes-donutis-an-effective-method-toJakarta.
2005;19-65

Siahaan, R.A. Masalah Rampan Karies pada Anak: Pencegahandan


Perawatannya.2002.Availablefrom:http://repository.usu.ac.id/handle/
12345678 9/8059.

Saptiwi, B., Sukini, Salikun, & Supriyana. (2015). Aplikasi Program UKGS
Inovatif Irene’s Donuts Terhadap Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi
Dan Mulut Serta OHI-S Pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Di SLB
Negeri Semarang. Jurnal Kesehatan Gigi, 2(2), 115-119.
https://doi.org/10.31983/jkg.v2i02.525

Tandilangi, M., Mintjelungan, C., & Wowor, V.N. S. (2016). Efektivitas dental
health education dengan media animasi kartun terhadap perubahan perilaku
kesehatan gigi dan mulut Siswa SD Advent 02 Sario Manado.E-GIGI,4(2).
https://doi.org/10.35790/eg.4.2.2016.13503

Tarigan S, 2015, Karies Gigi, Hipocrates, Jakarta

Houwink, B. et al. Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan. (terj.) Sutatmi Suryo.


Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. 1993; 180-187

36

Anda mungkin juga menyukai