Pariwisata sebagai fenomena global, telah menjadi suatu kebutuhan dasar yang melibatkan ratusan juta manusia.sebagai kebutuhan dasar, sudah sepantasnya berwisata menjadi bagian dari hak asasi manusia, yang harus dihormati serta dilindungi. Hal inilah yang akhirnya membuat berbagai organisasi internasionanl seperti PBB, Bank Dunia dan World Tourism Organization ( WTO ), mengakui bahwa pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan socail dan ekonomi ( Wibowo, Lili Adi, 2008 ). Pariwisata adalah perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan-tujuan dimana mereka biasa hidup dan bekerja dan juga kegiatan- kegiatan mereka selama tinggal di suatu tempat tujuan (Burkat A.J 2006 ) Kemeneterian pariwisata dan ekonomi kreatif ( Kemenparefkaf ) menargetkan 1,8 – 3,6 juta kunjungan wisatawan mancanegara ( wisman ) ke Indonesia pada 2022 dengan mengunsup konsep pariwisata berkualitas dan berlanjutan ditengah situasi pandemi Covid-19. Pada 2020 jumlah wisman ke Indonesia mencapai angka 4,05 juta orang dan menurun pada 2021 menjadi 1,5 orang (Jurnal Kompas 28/12/21), maka dari itu Indonesai perlu memperbaiki faktor pendukung pariwisata. Dengan kekayaan alam dan kebudayaan Indonesia yang berlimpah maka dapat menjadikan pariwisata di Indonesia menjadi lebih maju dari sekarang ini. Keanekaragam kekayaan budaya di Indonesia merupakan potensi utama yang menjadikan modal utama dalam memajukan kepariwisataan yang ada. Selain untuk menggerakan perekonomian Indonesia pariwisata menjadi alat untuk memperkenalkan kebudayaan dan keindahan indonesia kepada seluruh masyarakat indonesia. Semua unsur-unsur tersebut dapat membantu para investor, baik dari dalam negeri maupun luar negeri tertarik untuk menanamkan modalnya mengelolah dan mengembangkan usaha-usaha di indonesia. Salah satu usaha yang menarik para investor untuk menanamkan modalnya memperoleh dan mengembangkan usaha-usaha di indonesia. Salah satu usaha yang menarik para investor untuk menanamkan modalnya di indonesia adalah pada usaha di bidang pariwisata yang berpotensi pada pemberian pelayananatau jasa dengan tujuan untuk memperkenalkan secara luas pariwisata. Undang-Undang No.10 tahun 2019 menyebutkan pariwisata adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat pengusaha. Untuk menunjang terciptanya kepariwisataan yang dapat dijadikan sebagai salah satu sektoe penghasil devisa maka perlu ditunjang dengan usaha pariwisata. Usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggara pariwisata. Usaha pariwisata mencakup daya tarik wisata, jasa makan dan minum, penyedia akomodasi, peyeleggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi, konferensi, serta pemeran Berdasrkan undang-undang tersebut di atas, salah satu usaha pariwisata adalah akomodasi, dan salah satu jenis akomodasi adalah hotel. Saat seseorang berkunjung atau berwisata ke suatu daerah atau suatu negara hal pertama yang dicari yaitu tempat penginapan atau hotel. Hotel Merupakan salah satu pendukung pariwisata yang penting, karena banyak orang melakukan perjalanan wisata lebih dari satu hari maka mereka membutuhkan sarana akomodasi untuk melengkapi perjalanan wisata mereka. Seperti penjelasan mengenai akomodasi sebagai faktor pendukung pariwisata seperti yang ditegaskan oleh undang-undang Nomor 10 usaha pariwisata ini terdiri dari kawasan wisata, daya tarik wisata jasa transportasi, makanan, minuman dan penyediaan akomodasi yang bertujuan untuk kegiatan berreakreasi, hiburan, insentif, konferens dan pameran. Hotel adalah sebuah akomodasi yang menjual kamar serta menyediakan pelayanan makanan dan minuman. Hotel adalah segala macam bentuk usaha yang berhubungan dengan penyedian akomodasi penginapan, makanan, minuman dan berbagai jenis jasa pendukung lainnya yang saling berhubungan yang bentuk pelayanannya diajukan untuk tamu (Orbani, 2017:5). Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa hotel ialah usaha yang menyediakan akomodasi penginapan serta menyediakan pelayanan makanan dan minuman yang menginap dihotel tersebut. Oleh karena itu setiap hotel membutuhkan pelayanan yang baik dalam memberikan pelayanan mengenai fasilitas yang tersedia di hotel tersebut agar tamu dapat merasakan kenyamanan selama mereka menginap di hotel. Salah satu departement yang berkaitan dengan pelayanan hotel ialah Houseekeping Departement. Tata Graha (Housekeeping) adalah bagian yang bertugas menjaga, merawat dan mengatur kerapian, kebersihan kamar tamu, ruangan umum, restoran, bar dan outlet lainnya (Darsono, 2011:2). Berdasarkan hal tersebut, seorang petugas tata graha harus memiliki kemampuan dan menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Housekeeping departemen merupakan salah satu bagian yang peranannya sengat penting dalam suatu hotel. Kerena bertanggung jawab untuhk menjaga kebersihan, kerapihan, keindahan, dan kenyamanan di seluruh area hotel, baik di luar gedung hotel maupun di dalam gedung hotel termaksuk kamar-kamar maupun ruangan- ruangan yang disewa oleh para tamu, restaurant, office, toilet. Serta departemen housekeeping mempunyai tugas dan tanggung jawab mengenai kelengkapan guest supplies di setiap kamar tamu. Guest supplies adalah barang-barang kecil yang diberikan oleh hotel kepada tamunya secara Cuma-Cuma (Agusnawar 2002: 125). Pengadaan guest supplies merupakan salah satu kegiatan penting dalam berjalannya operasional di departemen housekeepping. Salah satu kegiatan penting dalam operasional houesekeeping yaitu kesiapan kamar tamu untuk dijual dimana dalam mnyiapakan kamar tamu perlu diperhatikan ketersediaannya guest supplies di departemen housekeeping. Oleh karena itu diperlukan sebuah usaha dari berbagai pihak untuk melaksanakan sebaik-baiknya. Sebagai pelengkap service kepada tamu. Dalam hal ini kita harus mengetahui prosedur pengadaan guest supplies. pengadaan guest supplies merupakan salah satu fasilitas yang mendukung kelancaran operasional yang dapat membatu memberikan kepuasan selama tamu menginap. Kelengkapan guest supplies pada Kamar yang akan dijual sangat penting untuk diperhatikan, agar tamu yang menginap akan merasa nayaman oleh karena itu prosedur pengadaan guest supplies harus dijalani dengan baik dan benar. Hotel Royal Bay Makassar merupakan salah satu hotel berbintang tiga yang dijalan Sultan Hasanuddin No.24, Baru, Kec. Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selawesi yang berdekatan dengan Pantai Losari, Fort Rotterdam, pusat pembelanjaan dan wisata kuliner Makassar. Hotel Royal Bay Makassar memiliki 186 kamar dan 12 lantai dengan tipe yang beragam mulai dari superior room, duluxe room, executive, family dan premier. Serta fasilitas penunjang lainnya seerti restourant, swimming pool, karaoke, spa dan lain- lain. Hotel Royal Bay Makassar adalah salah satu hotel yang ramai dikunjungi oleh tamu. Tingkat huian pada hotel Royal Bay Makassar pada setiap minggunya cukup tingggi dikarenakan minat tamu yang ingin menginap banyak. Peran seorang order taker sangat penting dalam mengawasi ketersediaannya guest supplies pada departemen tata graha dengan adanya order taker tugas supervisior menjadi lebih ringan dalam menjalankan operasional hotel. Selain mengawasi kebersihan kamar tamu, supervisior memiliki tugas mengawasi penggunaan guest supplies yang dilakukan oleh pramukamar agar guest supplies tersedia di dalam kamar dan tidak di salah gunakan oleh pramukamar. Penyediaan guest supplies masih menjadi suatu masalah di hotel Royal Bay Makassar. Masalah tersebut sebagian besar muncul akibat sering tidak tersedianya stock guest supplies pada departemen tata graha. Akibatnya kamar tamu yang seharusnya bisa dijual harus tertunda diakibatkan tidak tersedianya guest supplies. Masalah tersebut di atas muncul akibat kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh penyelia dalam pengadaan guest supplies yang di lakukan oleh order taker dihotel Royal Bay Makassar. Guest supplies yang dipesan harus sesuai dengan kebutuhan yang akan digunakan. Hal ini dilakukan kerana mengingat permasalahan yang sering timbul akibat ketersediaan guest supplies yang tidak tersedia. Sedangkan untuk menyediakan guest supplies yang memadai harus menjalankan prosedur pengadaan guest supplies yang sesuai dan benar. Berasarkan pokok masalah di atas pada Hotel Royal Bay Makassar, peneliti melihat dan mengamati departemen tata graha dalam pengadaan guest supplies, untuk itu peneliti tertarik untuk mengkaji lebih jauh bagaimana prosedur pengadaan guest supplies pada departemen tata graha, dan faktor apa yang menjadi kendala dalam menyediakan guest supplies Dari uraian diatas penelit tertarik untuk mengangkat permasalahan dengan judul “Pengadaan Guest Supplies Pada Departemen Tata Graha Di Hotel Royal Bay Makassar”. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana prosedur pengadaan guest supplies pada departemen tata graha di hotel Royal Bay Makassar ? 2. Faktor-Faktor apa saja yang menjadi kendala dalam menyediakan guest supplies pada departemen tata graha di hotel Royal Bay Makassar ? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pengadaan guest supplies pada departemen tata graha di hotel Royal Bay Makassar. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi kendala dalam menyediakan guest supplies pada departemen Tata Graha di hotel Royal Bay Makassar. D. Manfaat Hasil Penelitian 1. Secara Formal Untuk mengetahui syarat dan menyelesaikan studi program diploma 3 Manjemen Divisi Kamar pada Poleteknik Pariwisata Makassar. 2. Secara operasional a. Bertindak sebagai media dan menambah pengetahuan serta pengalaman penulis khsusnya mengenai pengadaan guest supplies pada departemen tata graha di hotel Royal Bay Makassar. b. Diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak hotel Royal Bay Makassar sehubungan dengan pengadaan guest supplies pada departemen tata graha di hotel Royal Bay Makassar. c. Sebagai bahan rujukan perpustakaan dan bahan ajar, perpustakaan memberikan kontribusi untuk peneliti selanjutnya bagi mahasiswa lain