Anda di halaman 1dari 10

Laporan

Projek Pembuatan Makanan Berbentuk


KOLOID

Nama : Ai Prahmawati
Kelas : XI MIPA 2
Pembimbing : “Dra. Iis Dewi Kurnia. Mm

SMA Pesantren Cintawana


2022
Kata Pengantar

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan rahmat dan karunianya kepada kita semua dan telah
memberikan nikmat sehat rohani serta sehat jasmani kepada kita
sehingga kita bisa menyelesaikan tugas proyektor kimia yang
berjudul “pembuatan susu kedelai”. Sholawat beserta salam selalu
tercurah limpahkan kepada nabi kita Muhammad SAW. Beserta
keluarga-Nya, sahabat-sahabat-Nya dan kita selaku umatnya hingga
akhir zaman.
Laporan ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan
dan wawasan bagi para pembaca. Laporan ini mengambil dari hasil
proyek pembuatan makanan koloid: susu kedelai yang telah saya
buat. Saya menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna,
maka dari itu kemampuan dan pengalaman saya yang masih ada
dalam keterbatasan. Untuk itu, saya mengharapkan saran dan kritik
yang sifatnya membangun demi perbaikan dalam tugas ini yang akan
datang.
Pembuatan makanan berbentuk koloid
(Susu Kedelai)

I. Tujuan Percobaan
Membuat makanan/minuman berbentuk koloid.

II. Dasar Teori


A. Koloid
Koloid merupakan campuran yang keadaannya berada
diantara larutan sejati dan suspensi. Sistem koloid terdiri
dari dua fase yaitu fase terdispersi dan fase pendispersi. Fase
terdispersi adalah komponen pada koloid yang memiliki
jumlah sedikit. Adapun fase pendispersi adalah komponen
pada koloid yang memiliki jumlah yang lebih banyak. Berikut
ciri-ciri dari larutan, koloid, dan suspensi beserta contohnya
yang dapat kalian gunakan untuk menentukan perbedaan
dari ketiganya.

Ciri-ciri sistem larutan:


1) Dispersi molekuler.
2) Sifat campuran homogen.
3) Dimensi partikel kurang dari 1 nm.
4) Sistem satu fase dan relatif stabil.
5) Tidak dapat disaring.
Contoh: larutan gula, larutan garam, alkohol, cuka, spirtus,
air laut, bensin, udara bersih.

Ciri-ciri sistem koloid:


1) Dispersi koloid.
2) Sifat campuran homogen secara makro-skopis, namun
heterogen secara mikroskopis.
3) Dimensi partikel antara 1 – 100 nm.
4) Sistem dua fase dan relatif stabil.
5) Tidak dapat disaring, kecuali menggunakan penyaring
ultra.
Contoh: tinta, cat, darah, sabun, asap, jelly, susu, santan,
awan, kabut, busa, krim kocok, sitoplasma.

Ciri-ciri sistem suspensi:


1) Dispersi kasar.
2) Sifat campuran heterogen.
3) Dimensi partikel lebih dari 100 nm.
4) Sistem dua fase dan tidak stabil.
5) Dapat disaring.
Contoh: air keruh, air berpasir, kopi, air + minyak.

Berikut jenis-jenis koloid, yaitu:


1) Emulsi cair
Emulsi cair adalah koloid yang fase zat terdispersinya dan
fase zat pendispersinya sama-sama cair. Contoh dari emulsi
cair adalah susu, minyak dalam air, dan mayonnaise.
2) Emulsi padat
Emulsi pada adalah koloid yang fase zat terdispersinya
adalah cair, sedangkan fase zat pendispersinya adalah padat.
Contoh emulsi padat adalah keju dan mentega.
3) Sol
Sol memiliki fase terdispersi padat dalam medium
pendispersi cair yang tidak mudah berubah sifatnya.
Contoh sol adalah jeli, gelatin, dan darah. Minyak ikan bukan
merupakan koloid jenis sol.

B. Susu Kedelai dan Koloid


1) Kedelai
Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang
tumbuh tegak. Dalam bentuk protein kedelai dapat
digunakan sebagai bahan industri makanan yang diolah
menjadi: susu, vetsin, kue-kue, permen dan daging nabati
serta sebagai bahan industri bukan makanan seperti : kertas,
cat cair, tinta cetak dan tekstil BPPT 2002. Tabel 2 Komposisi
kedelai per 100 garam bahan Komponen Kadar 100 Protein
35-45 Lemak 18-32 Karbohidrat 12-30 Air 7 Sumber: BBPT
2002 Salah satu produk olahan kedelai adalah susu kedelai.
Susu kedelai dapat digunakan sebagai alternatif pengganti
susu sapi karena mengandung gizi yang hampir sama dengan
harga yang lebih murah. Protein susu kedelai memiliki
susunan asam amino yang hampir sama dengan susu sapi.
Kandungan protein susu kedelai mencapai 1,5 kali protein
susu sapi. Selain itu, susu kedelai juga mengandung lemak,
karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin B1
vitamin B2, dan isoflavon. Kandungan asam lemak tak jenuh
pada susu kedelai lebih besar serta tidak mengandung
kolesterol. Kandungan asam lemak tak jenuh diantaranya
seperti asam linoleat, asam linolenat dan asam oleat . Susu
kedelai memiliki manfaat lain yaitu untuk mengatasi keluhan
menopause pada wanita. Kandungan protein dalam susu
kedelai dipengaruhi oleh varietas kedelai. Susu kedelai dapat
digunakan untuk meningkatkan nilai gizi protein pada nasi
dan makanan serealia lainnya BPPT 2002.

2) Sistem Koloid
Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran yang
keadaannya terletak antara larutan dan suspensi. Koloid
merupakan sistem heterogen, suatu larutan didispersikan ke
dalam suatu media yang homogen. Ukuran zat yang
didispersikan berkisar dari satu nanometer nm hingga satu
micrometer µm. Zat yang didispersikan disebut fase
terdispersi sedangkan medium yang digunakan untuk
mendispersikan zat disebut medium dispersi. Fase
terdispersi bersifat diskontinu terputus-putus sedangkan
medium dispersi bersifat kontinu. Contoh dari sistem koloid
ini adalah sabun, susu, santan, jeli, selai , mentega dan
mayonaise .
Produk Emulsi Emulsi merupakan sistem yang tidak stabil
terdiri atas dua fase cairan yang tidak tercampur tetapi
cairan yang satu terdispersi dengan baik dalam cairan yang
lain dalam bentuk butiran, sistem ini dibuat stabil dengan
adanya suatu zat pengemulsi. Pada suatu emulsi terdapat
tiga bagian utama, yaitu bagian yang terdispersi yang terdiri
dari butir-butir yang biasanya terdiri dari lemak, bagian
kedua disebut media pendispersi yang juga dikenal sebagai
continuous phase, yang biasanya terdiri dari air, dan bagian
ketiga adalah emulsifier yang berfungsi menjaga agar butir
minyak tetap tersuspensi di dalam air. Emulsifier merupakan
bahan pembentuk pasta kental yang dibuat dari bahan
alami. Penambahan bahan pengemulsi bertujuan
menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase
sehingga mempermudah terbentuknya emulsi, sedangkan
penambahan bahan penstabil bertujuan meningkatkan
viskositas fase kontinu agar emulsi yang terbentuk menjadi
stabil. Pengemulsi yang sering digunakan diantaranya adalah
turunan trigliserida, asam lemak dan gliserol, baik dalam
bentuk monogliserida, digliserida dan garam asam lemak.
Bahan pengemulsi ini dapat dijumpai pada produk-produk
pangan yang mengandung campuran minyak atau lemak
dengan air. Contoh produk emulsi yaitu margarin, spread, es
krim, desserts beku, cake, pudding dan lainnya.

III. Alat dan Bahan


A. Alat
- Wadah
- Blender
- Panci
- Sendok
B. Bahan
- Kacang kedelai
- Gula pasir
- Garam
- Daun Pandan
- Air putih

IV. Cara kerja


1. Hal pertama yang harus kamu siapkan adalah merendam
kacang kedelai dengan air.Rendam kacang kedelai
semalaman, lalu kupas kulitnya dengan cara meremas-remas
kacang kedelai. Buang kulit kacang kedelai yang sudah
terpisah.
2. Setelah itu, rebus kacang kedelai selama kurang lebih 20
menit lalu tiriskan.Proses perendaman, pengupasan kulit,
dan perebusan kacang kedelai ini akan membantu untuk
mengurangi bau langu pada susu kedelai.
3. Jika sudah direbus dan ditiriskan, kemudian haluskan
kacang kedelai dengan dua liter air menggunakan blender.
4. Saring larutan kacang dan air tersebut dengan saringan
halus atau bisa juga menggunakan kain halus yang biasa
digunakan untuk menyaring tahu.
5. Jika sudah tersaring, masak sari kedelai hingga mendidih
bersama dengan gula, garam, dan daun pandan.
6. Aduk terus larutan sari kedelai selama perebusan agar
tidak gosong. Susu kedelai pun siap untuk dihidangkan.

V. Pengamatan
1. Ketika kedelai direndam air, kacang kedelai yang semula
kecil terus mengembang.
2. Setelah dipisahkan dari kulit nya, tekstur kacang terlihat
sangat mulus.
3. Setelah direbus di air panas, bau langu pada kacang mulai
memudar atau tidak terlalu tercium.
4. Ketika di blender, warnanya terlihat putih namun tidak
seputih susu sapi.

VI. Kesimpulan
Koloid ialah campuran dua zat yang terdiri dari fase
terdispersi dan medium pendispersi. Memiliki materi yang
mempunyai ukuran partikel antara 1-1000 nm.
· Ukuran partikel koloid lebih kecil daripada ukuran partikel
yang ada dalam suspensi, dengan demikian koloid tidak
dapat menggumpal seperti suspense
· Penggolongan koloid dapat dilihat dari sifat fisik zat
terdispersi, interaksi antara kedua fase, dan tipe partikel fase
terdispersi.
Kedelai merupakan sumber protein dan lemak nabati yang
sangat penting peranannya dalam kehidupan. Kedelai
mengandung 35% protein sedangkan kadar protein pada
varietas unggul dapat mencapai 40 – 43 %. Salah satu produk
olahan kedelai adalah susu kedelai.
Susu kedelai memiliki dua macam bentuk yaitu cair dan
bubuk. Kelemahan susu kedelai cair adalah tidak tahan lama
sehingga gizi dan cita rasa berubah. Susu kedelai cair
menjadi media pertumbuhan bakteri yang sempurna karena
mengandung banyak gizi sehingga menjadi cepat basi.

VII. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai