Dosen Pengampu :
Thrisia Febrianti, M.Pd
Disusun untuk memenuhi tugas perkuliahan
Disusun Oleh :
Ika Puji Rahayu (1520200017)
Siti Nurjanah (1520200003)
Zhikra S (1520200010)
Muhammad Shiddiq (1520200025)
Maulana Aftah Billah (1520200020)
Lisa Diana Putri ( 1520200033)
Dengan menyebut nama Allah SWT, Puji syukur Alhamdulillah penyusun mengucapkan
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, karunia dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Teori Konseling Gestalt”
Penyusunan makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teori- teori
Konseling dengan Dosen Pengampu Ibu Thrisia Febrianti, M.Pd. dan Ibu Kenny Sulistiani,
S.Pd. Kami berharap dengan adanya makalah ini kami bisa termotivasi untuk lebih teliti dalam
mempelajari Teori-teori Konseling Remaja.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Thrisia Febrianti, M.Pd
dan Ibu Kenny Sulistiani, S.Pd. selaku Dosen Pengampu yang telah memberikan tugas ini agar
dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni Tim penulis, dan juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah
ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok V
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konseling merupakan bagian dari bimbingan baik sebagai pelayanan maupun sebagai
teknik. Konseling menurut Rolbert merupakan hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap
muka antara dua orang yaitu konselor dan konseli melalui hubungan itu dengan kemampuan-
kemampuan khusus yang dimilikinya, enyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu
untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaanya masa depan
yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan
pribadi maupun masyarakat.
Hubungan personal dalam proses konseling yang terjadi antara konselor dengan konseli
merupakan inti yang perlu diciptakan dan dikembangkan. Dalam kaitan itu, teknik-teknik yang
dilaksanakan selama proses konseling berlangsung adalah merupakan alat yang paling penting
untuk membantu konseli memperoleh kesadara secara penuh. Salah satu teknik yang digunakan
dalam konseling adalah teknik atau pendekatan konseling Gestalt.
Pendekatan Gestalt adalah terapi humanistic eksistensial yang berlandasan premis, bahwa
individu harus menemukan caranya sendiri dalam hidup dan menerima tanggung jawab pribadi
jika individu ingin mencapai kedewasaan. Asumsi ini didasarkan pada bahwa manusia dalam
kehidupanya selalu aktif sebagai suatu keseluruhan. Setiap individu bukan semata-mata
merupakan penjumlahan dari bagian-bagian organ-organ seperti hati, jantung, otak, dan
sebagainya, melainkan merupakan suatu koordinasi semua bagian tersebut.
Gestalt memandang bahwa pendekatan eksistensial juga dipengaruhi oleh suatu pijakan
bahwa konseli yang datang kepada konselor sedang dalam kondisi kritis eksistensial dan perlu
belajar bertanggung jawab atas eksistensinya sebagai manusia. Maka sebagai seorang calon
konselor atau guru BK, sangat penting untuk memahami teori Gestalt sebagai acuan dalam
membantu konseli/siswa, karena pendekatan ini mengajarkan pada konseli bagaimana mencapai
kesadaran tentang apa yang mereka rasakan dan lakukan serta belajar bertanggung jawab atas
perasaan, pikiran dan tindakan sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah tentang Teori Konseling Gestalt?
2. Siapa tokoh Teori Konseling Gestalt?
3. Bagaimana konsep dasar Teori Konseling Gestalt?
4. Apa tujuan konseling?
5. Bagaimana peran dan fungsi konselor?
6. Bagaimana teknik-teknik pada Teori Konseling Gestalt?
7. Apa kelebihan dan kelemahan Teori Konseling Gestalts?
8. Bagaimana cara menganalisis kasus dan cara penyelesainnya?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami sejarah tentang Teori Konseling Gestals.
2. Mengetahui dan memahami tokoh Teori Konseling Gestalt.
3. Mengetahui dan memahami konsep dasar Teori Konseling Gestals.
4. Mengetahui dan memahami tujuan konseling
5. Mengetahui dan memahami peran dan fungsi terapis
6. Mengetahui dan memahami teknik-teknik pada Teori Konseling Gestalt.
7. Mengetahui dan memahami kelebihan dan kelemahan Teori Konseling
Gestalt.
8. Mengetahui dan memahami cara menganalisis kasus dan caranya
BAB II
PEMBAHASAN
D. Tujuan Konseling
Tujuan pendekatan konseling Gestalt adalah membantu konseli agar dapat menemukan
pusat dirinya, pencampaian kesadaran dan membantu konseli agar berani menghadapi berbagai
macam tantangan dalam menghadapi kenyataan agar konseli dapat meningkatkan pertumbuhan
kenyataan dan mengembangkan potensi manusiawi. Secara lebih spesifik tujuan konseling
Gestalt adalah sebagai berikut :
1) Membantu konseli agar dapat memperoleh kesadaran pribadi, memahami kenyataan atau
realitas, serta mendapatkan insight secara penuh.
2) Membantu konseli menuju pencapaian integritas kepribadiannya.
3) Mengetaskan konseli dari kondisinya yang tergantung pada pertimbangan orang lain ke
mengatur diri sendiri (to be true to himself).
4) Meningkatkan kesadaran individual agar konseli dapat bertingkah laku menurut prinsip-
prinsip Gestalt, semua situasi bermasalah (unfisihed bussines) yang muncul dapat diatasu dengan
baik.
Kelebihan :
a. Teori ini lebih melihat manusia sebagai seorang individu yang memiliki keunikan,
dimana mereka harus berhubungan dengan lingkungan yang ada disekitar mereka. Dengan teori
Gestalt yang lebih menekankan akan pentingnya pengertian dalam mempelajari sesuatu, maka
akan lebih berhasil dalam mencapai kematangan dalam proses belajar.
b. Inti pembelajaran adalah mendapatkan “insight” artinya: dimengertinya persoalan,
dimengertinya hubungan tertentu, antara berbagai unsur dalam situasi tertentu, hingga hubungan
tersebut jelas dan akhirnya didapatkan kemampuan memecahkan masalah.
Kekurangan :
a. Karena menurut Gestalt sesuatu yang dipelajari dimulai dari keseluruhan, maka
dikawatirkan akan menimbulkan kesulitan dalam proses belajar, sebab beban yang harus
ditanggung sangatlah banyak.
b. Pemecahan masalah sangat tergantung kepada pengamatan, apabila dapat melihat
situasi dengan tepat maka masalah dapat dipecahkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Corey, Gerald, Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, (Bandung : Refika
Aditama, 2013)
Jones, Nelson, Richard, Teori dan Praktik Konseling dan Terapi (Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 2011)
Safira, Triantono, Terapi dan konseling Gestalt, (Yogyaakarta: Graha Ilmu, 2005)
https://anwar-math.blogspot.com/2014/10/kelebihan-dan-kekurangan-teorigestalt.
html?m=1